Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“SEJARAH MANAJEMEN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas:


Oleh :
ARYA TRI FAHREZA

FAKULTAS : TARBIYAH
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DOSEN PENGAMPUH : ZAINAL ABIDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM


ASAHAN – KISARAN
2022 /2023
2

KATA PENGANTAR

Assaalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak
memberikan nikmat kepada kita, umatnya. Rahmad beserta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin kita akhir zaman yang sangat dipanuti
oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini sengaja dibahas karena
sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin mengenal judul
tentang “Sejarah Manajemen”
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Buya Dosen dan teman-
teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah
ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua pembaca makalah ini.

Wassaalamu’alaikum Wr. Wb.

Kisaran, Februari 2023

Penulis

2
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Kekuatan Yang Mempengaruhi Organisasi...................................................3
B. Pendekatan Manajemen Klasik......................................................................5
C. Perspektif Kemanusiaan.................................................................................10
D. Perspektif Ilmu Manajemen...........................................................................11
E. Teori System...................................................................................................13
F. Teori Kontinjensi............................................................................................14
G. Tren Manajemen Terkini................................................................................15
BAB III PENUTUP..................................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18

3
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun
tata cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan manajer. Oleh karena itu, makalah ini membahas uraian tentang
perkembangan dan teori manajemen dari masa ke masa. Dimana dalam ilmu
manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang
dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen
modern yang merupakan asal mula teori manajemen yang berkembang terus
dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan
produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi
bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seorang manajer
hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang
perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori
manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.
Dengan demikian, seorang manajer ketika menghadapi situasi atau masalah yang
komplek dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, berikut ialah rumusan masalah
yang akan dibahas:
1. Apa saja kekuatan yang mempengaruhi organisasi?
2. Apa itu pendekatan manajemen klasik?
3. Apa pengertian perspektif kemanusiaan?
4. Apa pengertian perspektif ilmu manajemen?
5. Bagaimana teori sistem?
6. Bagaimana teori kontinjensi?
7. Bagaimana tren manajemen terkini?

4
5

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui kekuatan yang mempengaruhi organisasi
2. Untuk mengetahui pendekatan manajemen klasik
3. Untuk mengetahui perspektif kemanusiaan
4. Untuk mengetahui perspektif ilmu manajemen
5. Untuk mengetahui teori sistem
6. Untuk mengetahui teori kontinjensi
7. Untuk mengetahui manajemen terkini

5
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kekuatan Yang Mempengaruhi Organisasi


Perspektif sejarah atas manajemen menunjukkan perspektif atau
lingkungan untuk menginterpretasikan peluang dan masalah yang ada.
Meskipun demikian, mempelajari sejarah tidak berarti hanya menyusun
peristiwa dalam urutan kronologis; tetapi juga mengembangkan pemahaman
mengenai pengaruh kekuatan sosial terhadap organisasi (Daft, 2006: 55).1
Mempelajari sejarah merupakan cara untuk menggapai pemikiran
strategis, melihat gambaran secara besar dan memperbaiki keterampilan
konseptual. Di sepanjang pembahasan ini, kita akan mengamati bagaimana
kekuatan sosial, politik dan ekonomi dapat mempengaruhi organisasi dan
praktik manajemen.

1. Kekuatan Sosial
Kekuatan sosial (social forces) mengacu pada aspek-aspek budaya
yang menuntun dan memengaruhi hubungan antarorang. Apa yang dihargai
oleh orang? Apa yang diperlukan oleh orang? Apa saja standar perilaku
antarorang? Kekuatan orang ini membentuk apa yang dikenal sebagai kontrak
sosial yang merupakan aturan dan persepsi umum tidak tertulis mengenai
hubungan antarorang dan antara karyawan dengan manajemen.
Kekuatan sosial yang signifikan saat ini adalah perubahan sikap, ide
dan nilai antara karyawan Generasi X dan Generasi Y. Para karyawan
Generasi X, yaitu mereka yang saat ini berumur akhir 20-an dan 30-an,
memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap tempat kerja selama dekade
terakhir. Akan tetapi, Generasi Y menjanjikan pengaruh yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan Generasi X.
Orang yang lahir di antara tahun 1980 dan 1995, saat ini merupakan
49 persen dari total populasi, dan mereka kebanyakan telah memasuki

1
Gitosudarmo, Indriyo dan Agus Mulyono. 1999. Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3. BPFE :
Yogyakarta

6
7

angkatan kerja. Pekerja muda ini -- yang merupakan generasi paling


berpendidikan dalam sejarah Indonesia -- tumbuh besar dengan keterampilan
teknologi dan kesadaran global. Beberapa tren yang dipicu oleh pekerja
Generasi X dan Y mengubah bentuk kontrak sosial secara penuh. Siklus hidup
karier menjadi semakin pendek, dengan pekerja yang berganti pekerjaan
setiap beberapa tahun, dan berganti karier beberapa kali selama masa hidup
mereka (Daft, 2006: 56).

Para pekerja muda juga berharap memiliki akses atas teknologi yang
paling mutakhir; kesempatan untuk belajar mengejar karier dan tujuan pribadi
mereka; kekuatan untuk mengambil keputusan mendasar yang penting; serta
perubahan dalam tempat kerja. Akhirnya, muncul fokus terhadap
keseimbangan kerja/hidup yang semakin berkembang yang tercermin pada
tren seperti telekomuting, waktu fleksibel, pekerjaan bersama dan cuti besar
yang didukung oleh organisasi.

2. Kekuatan Politik
Pengaruh yang sangat kental lainnya adalah kekuatan politik (political
forces). Kekuatan yang dimaksud di sini ialah pengaruh institusi politik dan
hukum terhadap orang dan organisasi. Kekuatan politik mencakup asumsi
dasar dari sistem politik, seperti keinginan untuk mendirikan pemerintahan
sendiri, hak milik, kontrak, definisi keadilan dan penentuan bersalah atau
tidak terhadap kejahatan.
Menyebarnya kapitalisme ke seluruh dunia telah mengubah secara
dramatis kondisi lingkungan bisnis. Dominasi sistem pasar bebas dan
meningkatnya ketergantungan antarnegara di dunia menuntut organisasi dan
manajer untuk beroperasi dengan cara serta pola pikir yang berbeda dan baru.
Pada saat yang bersamaan, sentimen anti-NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia) yang semakin tumbuh di berbagai daerah menimbulkan
tantangan tersendiri bagi perusahaan dan manajer. Adapun kekuatan politik
lainnya yang sangat kuat pengaruhnya adalah pemberdayaan warga negara
yang bersangkutan.
Kekuasaan semestinya disebarkan ke segala lini kehidupan
masyarakat, terutama bagi mereka yang belum pernah menikmatinya.
Masyarakat menuntut pemberdayaan, partisipasi dan tanggung jawab di
seluruh bidang kehidupan, termasuk pekerjaan mereka.

7
8

3. Kekuatan Ekonomi
Kemudian adalah pengaruh dari kekuatan ekonomi (economic forces).
Kekuatan ini berhubungan dengan ketersediaan produksi dan distribusi
sumber daya di dalam masyarakat. Pemerintah, unit militer, sekolah dan
organisasi bisnis di setiap kehidupan masyarakat memerlukan sumber daya
untuk mencapai tujuan mereka dan kekuatan ekonomi mempengaruhi alokasi
sumber daya yang langka. Perekonomian Indonesia dan negara berkembang
lainnya berubah secara dramatis, di mana sumber kemakmuran, fundamental
distribusi dan sifat pengambilan keputusan ekonomi mengalami perubahan
yang signifikan.
Perekonomian di era globalisasi yang sekarang ini mengharuskan
setiap negara untuk bersandar pada ide, informasi dan pengetahuan, bukan
sumber daya mentah. Kini, segala rantai pasokan dan distribusi sumber daya
telah mengalami revolusi melalui teknologi digital. Semakin ke mari, tentunya
persediaan semakin menurun jumlahnya atau bahkan menghilang sama sekali.
Tren ekonomi lainnya adalah semakin pentingnya peranan usaha kecil dan
menengah, termasuk perusahaan baru dimulai. "Saya menyebutnya sebagai
'perekonomian tidak terlihat,' namun ini adalah perekonomian," kata David
Birch dari Cognetics Inc., yang merupakan sebuah perusahaan di Cambridge,
Massachusetts, yang melacak pembentukan bisnis. Tentu saja, perubahan
besar dalam perekonomian bukannya tanpa pergolakan seperti yang kita bahas
sejauh ini.
Tahun-tahun dengan pertumbuhan yang kelihatannya tidak dapat
dihentikan, tiba-tiba terhenti karena harga-harga saham menurun, khususnya
untuk perusahaan dot-com dan teknologi. Daft (2006: 57) mengatakan,
"Sejumlah besar perusahaan berbasis internet tutup, serta organisasi di
seluruh Amerika Serikat dan Kanada mulai memberhentikan ratusan ribu
pekerja." Namun demikian, penurunan ekonomi ini mungkin sekaligus
menjadi stimulus untuk inovasi teknologi dan kehidupan usaha tani.

B. Pendekatan Manajemen Klasik


Pendekatan klasik merupakan studi-studi format awal tentang
manajemen, yang berfokus pada rasionalitas dan menjadikan organisasi dan
pekerja berfungsi seefisien mungkin. Jadi pengkajian formal manajemen baru
dimulai pada awal abad ke-20 atau yang disebut pendekatan klasik. Yang
mana kajian pendekatan klasik berfokus pada rasionalitas dan berusaha

8
9

menjadikan organisasi dan para pekerja berfungsi seefisien mungkin. Dalam


pendekatan klasik ini ada dua teori utama yaitu manajemen ilmiah (scientific
management) dan administrasi umum (general administrative).2
Ada beberapa teori manajemen ilmiah dari para ahli, Frederick W.
Taylor dan tim suami istri, Frank dan Lilitan Gilberth sebagai Penyumbang
teori yang terpenting. Dan ada beberapa teori administrasi umum dari para
ahli, Henry Fayol dan Max Weber sebagai penyumbang teori yang terpenting.
Jadi untuk lebih memahami tentang pengkajian pendekatan klasik yang
menuju dua teori utama baik itu manajemen ilmiah dan administrasi umum,
mari kita pemahaman berikutnya.
a. Manajemen Ilmiah
Pada tahun 1911 muncullah manajemen ilmiah atau yang di sebut
manajemen modern, dengan karya Fredrick Winslow Taylor yang berjudul
Principles of Scientific Managemen (Prinsip-Prinsip Manajemen Ilmiah) buku
yang pertama kali diterbitkan. Teori-teori yang dimuat dalam buku tersebut
diterima dan dipakai oleh banyak manajer diseluruh dunia. Buku ini
menerangkan tentang pemahaman teori manajemen ilmiah yaitu penggunaan
metode metode ilmiah (scientific methods) yang mana mendefinisikan satu
cara terbaik dalam melaksanakan sebuah pekerjaan dengan penyelesaian
efisien.
Bermula pemikiran teori ini dikarenakan Taylor telah menyaksikan
dengan tidak efisiennya para pekerja melakukan pekerjaannya. Mereka sering
kali bersantai dan menyepelekan pekerjaannya serta teknik melakukan
pekerjaan yang mereka lakukan tidak efisien dan berbeda beda. Seperti kurang
tanggung jawab bahkan hasil pekerjaan yang mereka hasilkan tidak optimal.
Taylor pada saat itu bekerja di Midvale and Bethlehem Steel Company di
Pennsylvania, AS, sebagai seorang insinyur teknik mesin dengan latar
belakang quaker dan puritan. Maka dengan itu Taylor mencoba memperbaiki
seluruh system’ yang dilakukan pekerja. Dari pengalaman tersebut Taylor
termotivasi menyusun aturan-aturan kerja agar memperbaiki efisiensi
produksi, yang terkenal dengan empat prinsip gagasan Taylor.
Yang di aplikasikan sebagai ilmiah Taylor adalah eksperimen bijih
besi (pig iron), dan telah berhasil. Taylor berkeyakinan bawah dengan
menganalisis secara ilmiah pekerjaan ini dapat ditingkatkan dengan terbaik.
Berkat studi terobosannya mengenai penerapan prinsip-prinsip ilmiah pada
pekerjaan manual ini. Taylor selanjutnya dikenal sebagai bapak manajemen
2
Herujito, Yayat. M. 1992. Dasar-Dasar Manajemen Edisi 7. FP-IPB : Bogor

9
10

ilmiah. Bahkan gagasan-gagasannya menyebar luas dan jadi pedoman studi


lanjutan. Dan menjadi landasan pengembangan metode metode manajemen
ilmiah.
Ada ada beberapa prinsip-prinsip manajemen ilmu Taylor yaitu :3
1. Melakukan pengembangan sebuah pendekatan ilmiah pada setiap unsur
perlakuan pekerjaan untuk merubah metode terdahulu yang didasarkan
pada kebiasaan.
2. Secara ilmiah memilih pekerjaan yang paling tepat, dan kemudian melatih,
mendidik, dan membina pekerjaan tersebut.
3. Bekerjasama secara sungguh-sungguh dengan para pekerja demi memas
astikan bahwa mereka menjalanka semua tugas sesuai dengan aturan-aturan
kerja yang telah dikembangkan secara ilmiah.
4. Membagi beban kerja dan tanggung jawab secara hampir merata di antara
manajemen dan para pekerja. Penyesuaian pekerjaan untuk para pekerja
agar optimal dan tepat.
Di antara para pengikut pemikiran Taylor yang paling terkemuka
adalah Frank dan lilitan Gilbert. Frank Gilberth merupakan seorang kontraktor
konstruksi yang sudah lama berpengalaman, dan memutuskan untuk berhenti
dari seluruh kegiatan kontraktor kontruksinya guna mendalami dan
memahami lebih lanjut tentang manajemen ilmiah, karakter motivasi setelah
mendengar pidato Taylor dalam suatu pertemuan profesional. Sedangkan
Lillian adalah seorang psikolog, dalam kajiannya menganalisa berbagai cara
kerja untuk menghilangkan inefisiensi pada pergerakan tangan dan tubuh
manusia (hand and body motion). Frank Gilberth dan istrinya berperan aktif
dengan desain dan pemakaian alat serta perangkat agar tepat mengoptimalkan
seluruh kinerja pelaksanaan pekerjaan.
Frank Gilberth dan istrinya yang memiliki 12 anak
mengimplementasikan prinsip dan teknik manajemen ilmiah dalam kehidupan
rumah tangga, yang luar biasa nya dua anak pasangan Frank Gilberth dan
istrinya menulis sebuah buku dengan karyanya yang berjudul Cheaper by the
Dosen, yang berisikan tentang ruang lingkup kehidupan kedua orang tuanya
dalam penerapan prinsip dan teknik manajemen ilmiah. Yang terkenal dari
eksperimen Frank adalah dalam hal penyusunan batu bata secara optimal
bahkan sepasang suami istri ini menciptakan sebuah perangkat yang disebut
microchronometer, yang mana alat ini berfungsi untuk merekam gerakan-

3
Purhadi, Gusti. 2003. Perkembangan Ilmu Manajemen. Binaputra : Jakarta

10
11

gerakan seorang pekerja serta mencatat waktu dari setiap gerakan yang
dilakukan pekerja tersebut.
Bahkan Frank Gilberth beserta istrinya membuat suatu skema
klasifikasi untuk 17 gerakan tangan dasar yang disebut Therbligs. Itulah
kesemuanya sumbangsih Frank Gilberth beserta istrinya dalam manajemen
ilmiah. Dalam evaluasi di zaman modern ini gimanakah implementasi
manajemen ilmiah!. Bagaimana para manajer di zaman ini menerapkan
manajemen ilmiah, yaitu : Di zaman modern ini hampir seluruh kegiatan
didalam ruang lingkup produksi maupun kegiatan ekonomi yang laintetap
menggunakan peningkatan efisiensi produksi bahkan untuk mengevaluasi
seluruh kegiatan tersebut sebagai menganalisis tugas tugas yang harus
diselesaikan dalam sebuah pekerjaan tetap menggunakan hasil-hasil kajian
waktu dan gerakan atau yang disebut time and motion. Jadi di zaman modern
ini manajemen ilmiah tetap diimplementasikan.

b. Teori Administrasi Umum


Teori administrasi umum merupakan suatu teori yang memfokuskan
apa apa yang dikerjakan seorang manajer dan praktik-praktik manajemen
yang baik. Seperti halnya yang dikatakan Henri Fayol, orang yang pertama
mencetuskanlima fungsi yang harus dilakukan seorang manajer yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penugasan, koordinasi, pengendalian. Henry
Fayol mencetuskan beberapa gagasan-gagasan yang berfokus pada manajer
lini pertama dan metode metode ilmiah pada Seluruh aktivitas semua manajer
ini ditulis dalam ide-idenya berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai
direktur eksekutif (managing director) sebuah perusahaan penambangan
batubara di Perancis. Henry Fayol mengatakan seluruh kegiatan manajemen
sangat berbeda dengan akuntansi, keuangan, produksi, distribusi dan fungsi-
fungsi ekonomi bisnis pada umumnya. Maka dengan ini Henry
Fayoltermotivasi dalam hal mengembangkan prinsip-prinsip manajemen yang
terkenal dengan 14 prinsip manajemen sebagai aturan-aturan dasar
manajemen yang dapat diterapkan pada seluruh bentuk organisasi si dan dapat
dipaparkan ilmu pengetahuan ini di seluruh bidang pendidikan, yaitu:
1. Pembagian kerja menerangkan spesialisasi bidang kerja akan
meningkatkan output karena memampukan para karyawan bekerja lebih
efisien.

11
12

2. Kewenangan menerangkan para manajer harus mampu memberikan


perintah dan kewenangan merupakan dasar yang memampukan mereka
melakukannya.
3. Disiplin menerangkan para karyawan harus mematuhi dan menghormati
aturan aturan yang berlaku di dalam organisasi.
4. Kesatuan perintah menerangkan setiap pekerja harus menerima perintah
dari hanya satu orang atasan saja.
5. Kesatuan arahan menerangkan organisasi harus memiliki sebuah rencana
kerja yang berlaku seragam dan yang dapat dijadikan panduan bagi para
manajer dan semua pekerja.
6. Penundukan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum merupakan
kepentingan kepentingan seorang karyawan atau sekelompok karyawan
semata tidak boleh mendahului, atau diletakkan di atas, kepentingan
kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Remunerasi (imbalan jasa)merupakan para pekerja harus memperoleh
upah yang adil untuk jasa (kerja) yang telah mereka berikan.
8. Pemusatan (sentralisasi) merupakan istilah ini merujuk pada seberapa
jauh para bawahan dapat terlibat di dalam pengambilan keputusan.
9. Rantai skalar merupakan garis kewenangan dari manajemen puncak
hingga para pekerja di jenjang terbawa organisasi merupakan sebuah
rantai skalar (rantai komando).
10. Keteraturan merupakan orang-orang dan barang-barang harus berada di
tempat yang tepat pada waktu yang tepat pula.
11. Keselayakan (ekuitas)merupakan para manajer harus bersikap secara
pantas dan adil kepada para bawahannya.
12. kestabilan posisi dan jabatan karyawan merupakan manajemen harus
merancang penempatan karyawan yang tertib dan teratur, serta
memastikan tersedianya para pengganti yang layak bila timbul
kekosongan posisi/jabatan.
13. Inisiatif merupakan para karyawan yang diijinkan untuk membuat dan
melaksanakan rencana-rencana kerja harus mencurahkan segala daya
upayanya untuk memastikan keberhasilan rencana rencana tersebut.
14. Esprit de Corpus (semangat korps atau semangat kekeluargaan)
merupakan menumbuh-kembangkan semangat kebersamaan akan
membangun keselarasan dan persatuan dalam organisasi.

12
13

Pada awal periode 1900-an Max Weber yang mana seorang sosiolog
berkebangsaan Jerman yang mendalami bidang organisasi yang mana
gagasan-gagasannya nya yaitu mengembangkan sebuah teori mengenai
struktur otoritas dan hubungan-hubungan berdasarkan sebuah model
organisasi ideal, yang dinamakan Birokrasi. Yang mana birokrasi ini
merupakan suatu bentuk organisasi yang dicirikan oleh adanya pembagian
kerja (Division of Labor) yang jelas, hierarki kepemimpinan yang tegas, aran-
aran dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan antar individu yang tidak
bersifat pribadi (profesional). Model teori ini yang dijabarkan oleh Weber
yang dinamakan birokrasi sangat mirip dengan manajemen ilmiah dalam
ideologinya.
Karena birokrasi antara manajemen ilmiah adanya penekanan
rasionalitas, prediktabilitas (keterukuran dan kepastian hingga tahap tertentu),
impersonalitas (hubungan berdasarkan azas profesionalisme alih-alih
kedekatan pribadi), kecakapan teknis, dan otoritarianisme (kewenangan
mutlak). Bagaimana para manajer masa kini menerapkan teori administrasi
umum, yaitu kita mengetahui di seluruh gagasan-gagasan dan praktek-praktek
manajemen pada masa sekarang ini banyak digunakan langsung teori-teori
administrasi umum seperti halnya pendekatan fungsi dalam memandang
pekerjaan seorang manajer dapat dikatakan bersumber pada pemikiran Henry
Fayol. Serta 14 prinsip manajemen Henry Fayol telah berperan aktif sebagai
kerangka pedoman bagi pengembangan konsep konsep manajemen modern
seperti halnya otoritas manajerial, pengambilan keputusan secara terpusat,
pertanggungjawaban hanya kepada atasan dan lain sebagainya.
Sedangkan ide Weber yang disebut birokrasi merupakan upaya untuk
merumuskan sebuah prototipe ideal organisasi. Walaupun banyak diantara
ciri-ciri birokrasi Weber masih terlihat jelas hingga sampai sekarang ini di
dalam organisasi organisasi besar, karena banyak manajer yang berpendapat
bahwa struktur birokrasi semacam ini menghambat kreativitas individual para
karyawan dan membatasi kemampuan organisasi untuk bereaksi secara cepat
dalam mengikuti berbagai dinamika dunia bisnis di masa sekarang ini.Rara
semuanya membutuhkan mekanisme mekanisme birokrasi secara efisien dan
efektif.

C. Perspektif Kemanusiaan
Perspektif  kemanusiaan adalah suatu pola pikir manajemen yang muncul
sejak akhir abad ke-19 dan lebih menegaskan suatu pemahaman tentang

13
14

kebutuhuan, perilaku dan kebiasaan tiap individu pada ruang lingkup kerja
mereka.4
Adapun hal-hal yang meliputi perspektif manusia, yaitu :
 Gerakan hubungan manusia
Adalah gerakan dalam pemikiran dan praktik manajemen yg
menekankan kepuasan kebutuhan dasar (non materi) para karyawan sebagai
kunci meningkatnya produktivitas pekerja. Diyakini bahwa kontrol yg benar
benar efektif datang dari dalam individu pekerja, bukan dari kontrol ketat
secara otoriter. Kenaikan produktivitas bukan karena uang tetapi adanya
hubungan manusia yang baik.

 Perpektif Sumber Daya Manusia


Perspektif manajemen yang menyatakan bahwa pekerjaan seharusnya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dengan
membolehkan para pekerja untuk menggunakan potensinya secara penuh.

 Pendekatan ilmu perilaku


Perspektif manajemen kemanusian yang menerapkan ilmu sosial di
dalam konteks organisasi, yang diambil dari ekonomi, psikologi, sosiologi,
dan disiplin ilmu lainnya. Pendekatan ini digunakan untuk memahami
perilaku dan interaksi karyawan dalam lingkungan organisasi perusahaan.

D. Perspektif Ilmu Manajemen


Perspektif sistem merupakan salah satu konsep penting dalam ilmu
manajemen kontemporer. Sistem didefinisikan sebagai kesatuan elemen-elemen
dalam organisasi yang memiliki fungsinya masing-masing, terintegrasi satu sama
lain secara menyeluruh dan melalui sebuah proses diarahkan untuk pencapaian
suatu tujuan. Perspektif Sistem dalam manajemen dapat juga diartikan sebagai
memandang proses manajemen sebagai suatu sistem yang terdiri atas proses
bertahap dan komponen-komponen proses tersebut terkait antara satu dengan
yang lain. Sebagaimana digambarkan dalam Gambar perspektif sistem dalam
manajemen pada dasarnya berupaya untuk mewujudkan tujuan organisasi berupa
output yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses transformasi
dari faktor input yang juga diperoleh dari lingkungan. Adapun yang termasuk ke
dalam subsistem-subsistem atau elemen-elemennya adalah dari mulai sumber
daya manusia, bahan baku, informasi, uang (input), dan kemudian sistem
4
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. BPFE : Yogyakarta

14
15

administrasi, sistem operasi, teknologi, dan sistem kontrol (proses transformasi)


dan barang atau jasa, output informasi, maupun perilaku pekerja (output).
Lingkungan akan memberikan umpan balik atau tanggapan apakah apa yang
dihasilkan oleh organisasi sesuai dengan permintaan atau keinginan mereka.5
Dalam pendekatan manajemen system seorang menejer harus mampu
menghadapi tantangan dan permasalahan bisnis dan organisasi untuk dapat
dilakukan penyesuaian atau perbaikan manajerial dan proses bisnis yang ada agar
dapat selalu align dengan tuntunan perubahan dunia modern. Perluasan perspektif
kemanusiaan menjelaskan organisasi sebagai system terbuka, dengan karakter
entropi, sinergi, dan ketergantungan antar subsistem. Entropi kondisi dimana
organisasi mengalami penurunan produktivitas dan kualitasnya disebabkan
ketidakmampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan. Sinergi, pekerjaan yang
dilakukan secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik daripada
hanya dikerjakan hanya seorang saja.

 Konsep-Konsep Yang Terbentuk Dari Perspektif Sistem Dalam Manajemen


Perspektif sistem dalam organisasi dan manajemen memberikan
pandangan lain bagi kita dalam melihat seluruh organisasi. Salah satu pandangan
lain yang bisa diperoleh adalah konsep-konsep seperti sistem terbuka (open
system), bagian atau elemen sistem (subsystem), sinergi (synergy), dan entropi
(entropy). 
1.      Sistem terbuka 
Sistem yang melakukan interaksi dengan lingkungan di mana
kebalikannya, sistem tertutup tidak melakukan interaksi dengan lingkungan.
(perlu dicatat, untuk organisasi mana pun hampir mustahil jika interaksi dengan
lingkungan tidak dilakukan).

2.      Subsistem 
Elemen-elemen dalam sistem organisasi atau manajemen yang satu sama
lainnya saling berkaitan. Apabila misalnya organisasi terdiri dari subsistem
produksi, subsistem pemasaran, subsistem keuangan, dan subsistem sumber daya
manusia, maka hambatan pada salah satu subsistem tersebut, akan berakibat pada
subsistem yang lain, dan juga keseluruhan organisasi. Sebagai contoh, jika dari
sisi subsistem sumber daya manusia, pegawai mengalami ketidakpuasan dalam
kerja mereka, maka ketidakpuasan ini akan berdampak kepadagangguan pada
subsistem produksi di mana produktivitas akan menurun.

5
Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Erlangga : Jakarta

15
16

Penurunan produktivitas ini akan mengakibatkan ketidakberesan yang


lebih parah kepada organisasi jika tidak segera dicarikan jalan penyelesaiannya
a. Elemen-elemen dalam Proses Input : Sumber Daya Manusia, Bahan Baku,
Informasi, Uang.
b. Elemen-elemen dalam Proses Transformasi : Sistem Administrasi, Sistem
Operasi, Teknologi, Sistem Kontrol.
c. Elemen-elemen hasil Output : Barang atau Jasa, Output Informasi, Perilaku
Pekerja.

3.      Sinergi
Konsep yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara
bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik ketimbang jika hanya
dikerjakan oleh seorang saja. Sinergi sangat bermanfaat bagi kegiatan
manajemen karena pada dasarnya kegiatan manajemen melibatkan berbagai
faktor dan orang yang beragam dan berbeda-beda, sehingga diperlukan proses
yang sinergis berupa kerja sama dan saling pengertian antara satu sama lainnya
dalam organisasi. 

4.      Entropi
Kondisi di mana organisasi mengalami penurunan produktivitas dan
kualitasnya disebabkan ketidakmampuan dalam membaca dan beradaptasi
dengan lingkungan. Berbagai organisasi besar misalnya bisa jadi tidak lagi
menjadi populer, bukan disebabkan karena tidak memiliki aset yang berharga,
akan tetapi karena ketidakmampuan dalam membaca situasi lingkungan dan
melakukan adaptasi dengan situasi lingkungan tersebut.

E. Teori Sistem
Sistem teori diusulkan pada tahun 1940-an oleh ahli biologi Ludwig von
Bertalanffy (: Teori Sistem Umum, 1968), dan ditindaklanjuti oleh Ross Ashby
(Pengantar Cybernetics, 1956). von Bertalanffy adalah kedua bereaksi terhadap
reduksionisme dan mencoba untuk menghidupkan kembali kesatuan ilmu
pengetahuan. Dia menekankan bahwa sistem nyata yang terbuka untuk, dan
berinteraksi dengan, lingkungan mereka, dan bahwa mereka dapat memperoleh
kualitatif sifat baru melalui munculnya, menghasilkan evolusi terus-menerus.
Alih-alih mengurangi entitas (misalnya tubuh manusia) terhadap sifat bagian-
bagiannya atau unsur-unsur (misalnya organ atau sel), sistem teori berfokus pada
pengaturan dan hubungan antara bagian yang menghubungkan mereka ke dalam

16
17

keseluruhan (lih. holisme). Ini organisasi tertentu menentukan sebuah sistem,


yang independen dari bahan beton elemen (misalnya partikel, sel, transistor,
orang, dll). Jadi, konsep yang sama dan prinsip-prinsip organisasi mendasari
disiplin ilmu yang berbeda (fisika, biologi, teknologi, sosiologi, dll), memberikan
dasar untuk penyatuan mereka. Konsep Sistem meliputi: batas sistem-lingkungan,
input, output, proses, negara, hirarki, tujuan-directedness, dan informasi.
Perkembangan teori sistem beragam (Klir, Facets Sistem Ilmu, 1991),
termasuk yayasan konseptual dan filsafat (misalnya filsafat Bungo, Bahm dan
Laszlo); model matematika dan teori informasi (misalnya pekerjaan Mesarovic
dan Klir); dan praktis aplikasi. teori sistem Matematika muncul dari
pengembangan isomorphies antara model sirkuit listrik dan sistem lainnya.
Aplikasi termasuk teknik, komputer, ekologi, manajemen, dan psikoterapi
keluarga. Analisis Sistem, dikembangkan secara mandiri teori sistem, menerapkan
prinsip sistem untuk membantu pembuat keputusan dengan mengidentifikasi
masalah, merekonstruksi, mengoptimalkan, dan mengendalikan sistem (bisaanya
sebuah organisasi sosio-teknis), sementara mempertimbangkan beberapa tujuan,
kendala dan sumber daya. Hal ini bertujuan untuk menetapkan program
kemungkinan tindakan, bersama dengan, mereka biaya risiko dan manfaat. Teori
Sistem sangat erat hubungannya dengan cybernetics, dan juga untuk dinamika
sistem, yang model perubahan jaringan variabel digabungkan (misalnya
"dinamika dunia" model Jay Forrester dan Club Roma). ide Terkait digunakan
dalam "ilmu kompleksitas" yang muncul, belajar diri-organisasi dan jaringan
heterogen aktor berinteraksi, dan terkait domain seperti jauh-dari-keseimbangan
termodinamika, dinamika kacau, kehidupan buatan, kecerdasan buatan, jaringan
saraf, dan komputer pemodelan dan simulasi.
Organisasi merupakan sistem terbuka yang selalu terdapat input,
pengolahan, output dan umpan balik. Disamping itu organisasi tidak berada
dalam kekosongan melainkan berada dalam interaksi dengan lingkungan. Antara
organisasi dan lingkungan perlu adanya saling penyesuaian. Organisasi dapat
menyesuaikan dengan lingkungan atau apabila mampu dapat merubah
lingkungan. Organisasi harus sadar akan lingkungannya, bahwa unsur lingkungan
berjumlah banyak, berubah-ubah dan ada yang menentukan berhasil atau
gagalnya organisasi. Organisasi yang yang baik tahu tujuannya, atau unsur
lingkungan apa yang menguntungkan dan unsur lingkungan apa yang merugikan.

F. Teori Kontinjensi

17
18

Menurut I Wayan Suartana (2011) teori kontingensi adalah sistem terbuka


pada suatu perusahaan yang sangat berkaitan dengan interaksi untuk penyesuaian
dan pengendalian terhadap lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan
suatu usaha. Teori Kontijensi adalah teori prilaku yang mengklaim bahwa tidak
ada satu cara terbaik untuk merancang sebuah organisasi. Cara terbaik untuk
mengatur sebuah perushaan adalah bagaimanapun bergantung pada situasi
internal dan eksternal perusahaan. Teori kontijensi mengatakan bahwa desain dan
penggunaan dari sistem pengendalian tergantung pada pengaturan perusahaan
dimana pengendalian tersebut dioperasikan. Padu padan yang sesuai antara sistem
pengendalian dan variabel kontijensi kontekstual diperkirakan akan menghasilkan
kinerja perusahaan atau individual yang semakin meningkat. Teori kontijensi
timbul sebagai respon dari pendekatan universal yang menyatakan bahwa desain
pengendalian yang optimal itu dapat diterima pada semua pengaturan dan
perusahaan. Pendekatan pengendalian universal merupakan pengembangan alami
dari teori manajemen ilmiah6.
Menurut teori kontijensi, sistem pengendalian yang sesuai berbeda-beda
tergantung pada pengaturan perusahaan. Pendekatan teori kontijensi pada sistem
akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi
manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh
organisasi dalam setiap keadaan. Sistem akuntansi manajemen tersebut tergantung
juga pada faktor-faktor situasional yang ada dalam organisasi. Banyak penelitian
yang menerapkan teori kontijensi untuk menganalisis dan merancang sistem
pengendalian (Otley, 1980), khususnya dibidang sistem akuntansi manajemen.
Pendekatan kontijensi banyak menarik minat peneliti untuk mengetahui apakah
tingkat keandalan sistem akuntansi manajemen itu tidak akan selalu berpengaruh
sama terhadap setiap organisasi.
Dengan didasarkan pada pendekatan kontijensi tersebut, ada kemungkinan
terdapat variabel penentu lainnya yang akan saling berinteraksi, selaras dengan
kondisi tertentu yang dihadapi. Informasi manajemen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah informasi yang memiliki karakteristik broadscope,
integration, timeliness, aggregation. Informasi yang memiliki karakteristik
broadscope, timeliness, aggregation, dan integration akan menjadi efektif apabila
sesuai dengan tingkat kebutuhan manajer. Hal ini sejalan dengan pendekatan
kontijensi (Otley, 1980), bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing
karakteristik informasi akuntansi manajemen itu mungkin tidak selalu sama untuk
masing-masing kinerja pada setiap kondisi perusahaan.
6
Stoner, James A.F. 1990. Managemen. Erlangga : Jakarta

18
19

G. Tren Manajemen Terkini


Proses manajemen operasional suatu perusahaan juga dituntut untuk terus
bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Bahkan, bisa jadi setiap tahunnya
terdapat tren baru.7
1. Investasi dalam Employee Experience
“Karyawan yang bekerja dengan bahagia mendatangkan kepuasan bagi
pelanggan” itulah yang sering kali kita dengar. Kepuasan pelanggan tidak dapat
dilepaskan dari kualitas pekerjaan karyawan, mulai dari produksi hingga
pelayanan konsumen. Apabila karyawan bekerja dengan antusias dan akurat,
perusahaan akan memperoleh hasil yang maksimal pula. Namun, menemukan
cukup banyak orang dengan keterampilan dan bakat yang tepat adalah salah satu
tantangan operasional utama untuk sebuah bisnis. Menanggapi rintangan ini,
bisnis perlu lebih banyak berinvestasi dalam pertumbuhan pribadi tenaga kerja
yang sudah dimiliki.
Membiasakan komunikasi internal yang transparan adalah salah satu
metode yang terbukti efektif untuk merekrut dan mempertahankan karyawan,
khususnya karyawan milenial. Karyawan milenial ini akan bekerja dengan baik
jika mereka bisa menyampaikan opininya baik melalui forum diskusi maupun
survei, mendapatkan kejelasan tentang kinerja yang diharapkan dari mereka, dan
mengetahui bahwa pekerjaannya memiliki tujuan yang bermakna.
Komunikasi yang terbangun dengan baik dapat memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan Anda, seperti meningkatkan semangat kerja,
mempercepat proses penyelesaian pekerjaan, serta mendorong karyawan untuk
berkolaborasi. Jika karyawan dapat bekerja sama dengan baik, akan muncul
banyak ide-ide inovasi yang cemerlang dan eksekusi yang efektif. Dengan
demikian, perusahaan Anda akan menjadi semakin kompetitif dibandingkan
dengan perusahaan kompetitor.

2. Bekerja dengan Teknologi


Bekerja dengan teknologi artinya meninggalkan hal-hal yang bersifat
manual. Teknologi akan memungkinkan Anda mengawasi jalannya operasional
perusahaan secara lebih luas, menyeluruh, dan dalam waktu yang lebih singkat.
Jika terdapat mengenai temuan isu di salah satu cabang, Anda dapat langsung
mengetahui masalah tersebut melalui telepon genggam atau laptop Anda.
Informasi tersebut juga dapat langsung dikirimkan ke departemen-departemen
7
Sulistio, Zaelani. 1998. Pengertian Manajemen Dasar. Erlangga : Jakarta.

19
20

terkait. Anda tidak perlu menunggu berhari-hari untuk menerima laporan dan
bertukar pesan dengan tim yang ada di lapangan. Masalah akan lebih cepat
diselesaikan.
Dengan mendedikasikan teknologi untuk tugas-tugas bisnis tertentu,
karyawan Anda akan lebih berfokus untuk berpikir mengembangkan produk dan
pelayanan perusahaan. Misalnya, daripada menugaskan seorang karyawan untuk
mengompilasi seluruh data audit operasional dari seluruh outlet menggunakan
Excel, lebih baik Anda menggunakan software audit operasional yang dapat
membantu Anda mengompilasi data tersebut secara otomatis. Sistem entri data
digital ini juga akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan data. Tentu saja,
sistem entri data digital ini juga akan memangkas biaya cetak, pembelian kertas,
pemeliharaan dokumen, dan pengadaan ruang penyimpanan.

3. Pengukuran Kinerja yang Didukung Data dan Analisis Karyawan


Data kinerja yang solid akan memberikan perusahaan pandangan tentang
apa yang terjadi di setiap cabang perusahaan dan apa tindak lanjut yang harus
dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan performa perusahaan.
Namun, 79% eksekutif bisnis sampai hari ini mengakui tidak memiliki alat yang
tepat untuk menganalisis dan menindaklanjuti data ini. Seperti pada poin
sebelumnya, solusi digitalisasi adalah jawaban yang tepat untuk mendapatkan
pengukuran kinerja yang komprehensif.
Sistem audit digital yang komprehensif memiliki fitur untuk mengolah
dan mem-visualisasikan data yang dikumpulkan dari audit-audit lapangan yang
telah dikerjakan. Data tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk melihat
tren yang terjadi dalam perusahaan, demi pengambilan keputusan bisnis yang
lebih baik. Aksesibilitas yang ditawarkan oleh sistem digital juga memudahkan
Anda memantau kinerja cabang dan karyawan Anda di mana pun dan kapan pun.

4. Hindari Penggunaan Aplikasi Chat Personal untuk Urusan Pekerjaan


Tim operasional perusahaan tentu dituntut untuk menyelesaikan masalah
operasional dengan cepat, tetapi tetap akurat. Salah satu cara untuk
menyelesaikan masalah dengan cepat adalah dengan berkomunikasi melalui
aplikasi pesan instan. Namun, ada beberapa kekurangan dari aplikasi pesan instan
personal yang dapat memengaruhi keakuratan penyelesaian masalah.
Karena formatnya yang dibangun dengan tujuan obrolan personal, diskusi,
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah sangat sulit dilakukan di
aplikasi pesan personal. Percakapan bisa dengan mudah terpotong oleh pesan

20
21

orang lain. Obrolan profesional juga dapat dengan mudah tercampur dengan
obrolan personal. Belum lagi waktu yang Anda habiskan untuk memasukkan
kontak karyawan Anda satu per satu ke dalam grup dan menghapus karyawan
yang mengundurkan diri.
Isu besar lainnya adalah tidak terjaminnya kerahasiaan pesan. Jika
karyawan mengubah nomornya dan lupa mengganti nomornya di pengaturan
aplikasi tersebut, nomor lama orang tersebut akan tetap menerima semua pesan
dari grup perusahaan Anda. Itulah mengapa perusahaan Anda perlu
mempertimbangkan aplikasi yang dibuat khusus untuk melakukan follow up
urusan profesional.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perspektif sejarah atas manajemen menunjukkan perspektif atau lingkungan
untuk menginterpretasikan peluang dan masalah yang ada. Meskipun demikian,
mempelajari sejarah tidak berarti hanya menyusun peristiwa dalam urutan kronologis;

21
22

tetapi juga mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh kekuatan sosial


terhadap organisasi. Mempelajari sejarah merupakan cara untuk menggapai
pemikiran strategis, melihat gambaran secara besar dan memperbaiki keterampilan
konseptual. Di sepanjang pembahasan ini, kita akan mengamati bagaimana kekuatan
sosial, politik dan ekonomi dapat mempengaruhi organisasi dan praktik manajemen.
pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai sebagai bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing),
pengarahan dan kepimimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Adanya
berbagai aliran manajemen di antaranya teori manajemen klasik, manajemen ilmiah,
teori organisasi klasik, aliran hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern.

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, Indriyo dan Agus Mulyono. 1999. Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3.
BPFE : Yogyakarta

22
23

Herujito, Yayat. M. 1992. Dasar-Dasar Manajemen Edisi 7. FP-IPB : Bogor


Purhadi, Gusti. 2003. Perkembangan Ilmu Manajemen. Binaputra : Jakarta
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. BPFE : Yogyakarta
Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Erlangga : Jakarta
Stoner, James A.F. 1990. Managemen. Erlangga : Jakarta
Sulistio, Zaelani. 1998. Pengertian Manajemen Dasar. Erlangga : Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai