Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEKUASAAN,WEWENANG,KEPEMIMPINAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Interaksi Sosial Dan Budaya
Dosen Pengampu: Trio Arista,Spd., M. Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Hizamul Fikri 2286206009


Septin Wulan Habsari 2286206048
Nuril Afidah 2286206033
Azizaturrohmah 2286206031
Melodi kurnia hapsari 2286206147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
SEPTEMBER 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya ..................................................... 3

2.2 Unsur-Unsur Saluran kekuasaan dan Dimensinya............................... 5

2.3 Cara- Cara Memperhatikan Kekuasaan ............................................... 6

2.4 Beberapa Bentuk Lapisan Kekuasaan................................................... 6

2.5 Wewenang ............................................................................................ 7

2.6 Kepemimpinan (Leadership) ................................................................ 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11


Kesimpulan ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Interaksi Sosial Dan Budaya, yang
berjudul Kekuasaan,Wewenang,Dan,Kepemimpinan. Sholawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat,
dan umatnya hingga akhir zaman.
Beberapa pihak telah membantu dan mendukung dalam menyusun makalah
ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih
disampaikan pada pihak-pihak berikut ini:
1. Bapak Trio Arista,S,pd,. M. Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Interaksi
Sosial Budaya
2. Teman-teman dari prodi PGSD C22 Kelas C13 angkatan 2022/2023 atas
kerjasamanya.
3. Semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
lancar.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 25 September 2023

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta
manusia. Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang baik atau
yang buruk. Sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat. Karena kekuasaan bersifat netral, maka menilai
baik atau buruknya harus dilihat dari penggunaannya bagi keperluan masyarakat.
Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, maka biasanya orang itu
dinamakan pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah
pengikutnya. Bedanya antara kekuasaan dan wewenang ialah bahwa setiap
kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dapat dinamakan kekuasaan,
sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang pada seseeorang atau sekelompok
orang, yang dapat pengakuan masyarakat.
Konsep kekuasaan, wewenang,dann kepemimpinan sangat penting dalam
organisasi dan pemerintahan karena berkaitan dengan han dan kewajiban
seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Konsep ini penting
juga untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilain nilai
kejuangan,patriotisme,cinta tanah air, dan rela berkorban bagi bangsa dan negara.
Selain itu, juga dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang
tepat dan efektif dalam melaksanakan tugasnya.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya?
2. Apa saja Unsur Unsur Saluran Kekuasaan Dan Dimensinya?
3. Apa saja cara cara Mempertahankan Kekuasaan?
4. Apa saja Bentuk Lapisan Kekuasaan?
5. Apa itu wewenang?
6. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan?

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya
2. Untuk mengetahui cara cara Mempertahankan Kekuasaan
3. Untuk mengidentifikasi Unsur Unsur Saluran Kekuasaan Dan
Dimensinya
4. Untuk mengetahui Bentuk Lapisan Kekuasaan
5. Untuk mengidentifikasi tentang wewenang
6. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT KEKUASAAN DAN SUMBERNYA

Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintah dan juga untuk


memberi keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi tindakan-tindakan. Max Weber mengatakan, kekuasaan adalah
kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat
akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap
tindakan-tindakan perlawanan dari orang orang atau golongan tertentu.
Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat dinamakan pula kedaulatan yang biasanya
dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat. Golongan yang berkuasa tidak
mungkin bertahan terus tanpa didukung oleh masyarakat. Oleh sebab itu,
golongan yang berkuasa harus berusaha untuk menanamkan kekuasaannya dengan
jalan menghubungkannya dengan kepercayaan dan perasaan yang kuat di dalam
masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat hakikat kekuasaan
dapat terwujud dalam hubungan yang simetris dan asimetris. Kekuasaan dapat
bersumber dari beberapa faktor, apabila sumber-sumber kekuasaan tersebut
dikaitkan dengan kegunaanya
Konsep "kekuasaan" sangat penting untuk memahami bagaimana orang
mampu saling memengaruhi dalam organisasi (Mitzberg, 1983, Pfeffer, 1981,
1992). Kekuasaan melibatkan kapasitas satu pihak ("agen") untuk memengaruhi
pihak lain ("target"). Konsep fleksibel ini bisa digunakan dengan berbagai cara.
Istilah ini dapat mengacu pada pengaruh agen terhadap satu atau banyak target.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan kekuasaan, penulis
memberikan beberapa pengertian kekuasaan menurut beberapa ahli
kepemimpinan:
a) "Kekuasaan adalah kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan
dampak atau akibat pada orang lain"(House, 1984).
b) "Kekuasaan adalah potensi untuk mempengaruhi orang lain" (Bass,
1990)

3
c) "Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhiperilaku orang
lain, dan kemampuan untuk mengatasi(bertahan dari) pengaruh orang
lain yang tidakdiinginkan" (Wagner dan Hollenbeck, 2005).
d) "Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, sehingga orang lain tersebut akan berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan oleh orang yang memiliki kekuasaan" (Robbins
dan Judge, 2007).
Upaya untuk memahami kekuasaan biasanya melibatkan pembedaan
berbagai tipe kekuasaan. French dan Raven (1959) membuat taksonomi
kekuasaan untuk mengklasifikasikan berbagai tipe kekuasaan menurut sumbernya.
Taksonomi French dan Raven memberi pengaruh pada penelitian selanjutnya,
tetapi tidak termasuk semua sumber kekuasaan relevan bagi manajer. Berikut
adalah taksonomi kekuasaan French dan Raven:
a) Kekuasaan yang memberi penghargaan (reward power): Para target patuh
agar dapat memeroleh penghargaan yang dikendalikan oleh agen.
b) Kekuasaan yang memaksa (coercive power): para target patuh terhadap
perintah untuk menghindari hukuman yang dikendalikan oleh agen. Pada
suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada atasannya karena takut
dipecat, atau diturunkan dari jabatannya. Kekuasaan ini juga dapat
dimiliki seseorang karena ia mempunyai informasi yang sangat penting
mengenai orang lain, yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
orang tersebut.
c) Kekuasaan yang memiliki legitimasi (legitimate power) Para target patuh
karena mereka percaya bahwa agen memiliki hak untuk mernerintah dan
target berkewajiban mematuhinya. .Kekuasaan ini timbul pada diri
seseorang karena ia memiliki posisi sebagai pejabat pada struktur
organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk
mengendalikan dan menggunakan sumber daya yang ada dalam
organisasi. Kekuasaannya meliputi kekuatan untuk memaksa dan
memberi imbalan. Anggota organisasi biasanya akanmendengarkan dan
melaksanakan apa yang dikatakan oleh pemimpinnya, karena ia memiliki
kekuasaan formal dalam organisasi yang dipimpinnya.

4
d) Kekuasaan yang berdasarkan keahlian (expert power): Para target patuh
karena mereka percaya bahwa agen memiliki pengetahuan khusus
mengenai cara menyelesaikan pekerjaan tertentu. Misalnya seorang ahli
komputer yang bekerja pada sebuah perusahaan, atau seorang karyawan
yang memiliki kemampuan menggunakan 2 atau 3 bahasa internasional,
akan memiliki expert power karena sangat dibutuhkan oleh
perusahaannya.
e) Kekuasaan yang berdasarkan referensi (referent power) Para target patuh
karena mereka mengagumi atau mengenal agen dan ingin mendapatkan
persetujuan agen. Kekuasaan ini dapat menimbulkan kekaguman pada
orang tersebut, dan membuat orang yang mengaguminya ingin menjadi
seperti orang tersebut. Misalnya seorang dengan kepribadian menarik,
sering dijadikan contoh atau model oleh orang lain dalam berperilaku.

2.2 UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA


Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun
antar kelompok mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu:
a) Rasa takut,
b) Rasa cinta,
c) Kepercayaan,
d) Pemujaan
Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di dalam pelaksanaannya di
jalankan melalui saluran-saluran tertentu. Saluran-saluran kekuasaan antara lain:
1. Saluaran Militer,
2. 2. Saluran Ekonomi,
3. 3. Saluran Politik,
4. 4. Saluran Tradisi,
5. 5. Saluran Ideologi, dan lain-lain.
Apabila dimensi kekuasaan ditelaah, maka ada kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut:
a) Kekuasaan yang sah dengan kekerasan.
b) Kekuasaan yang sah tanpa kekerasan.

5
c) Kekuasaan tidak sah dengan kekerasan.
d) Kekuasaan tidak sah tanpa kekerasan.

2.3 CARA-CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN

Cara-cara atau usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan


kekuasaan antara lain:
1. Dengan jalan meninggalkan segenap peraturan-peraturan lama.
2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan.
3. Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik.
4. Mengadakan konsolidasi secara horizontaldan vertikal.
Cara untuk memperkuat kedudukan, penguasa dapat menempuh jalan sebagai
berikut
1. Menguasai bidang-bidang kehidupan tertentu.
2. Penguasaan bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat yang
dilakukan dengan paksa dan kekerasan.

2.4 BEBERAPA BENTUK LAPISAN KEKUASAAN

Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat tertentu di dunia ini beraneka


macam dengan masing-masing polanya. Menurut Mac Iver ada tiga pola umum
sistem lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu:
1. Tipe Kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang
tegas dan kaku.
2. Tipe Oligarkis kekuasaan yang sebenarnya berada di tangan partai politik
yang mempunyai kekuasaan yang menetukan.
3. Tipe demokratis, kekuasaan yang tidak mementingkan kelahiran
seseorang yang terpenting adalah kemampuan dan faktor keberuntungan.

6
2.5 WEWENANG
wewenang atau authority adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar
tercapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi. Sebagai contoh, seorang manajer
suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai
pelaksanaan kerja karyawan di bawahnya. Wewenang ini merupakan hasil
delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan dalam
organisasi. Pemimpin yang memiliki wewenang langsung terhadap seorang target
mempunyai hak membuat permintaan yang konsisten dengan otoritasnya,
seseorang yang menjadi target itu memiliki kewajiban mematuhinya.
Menurut Max Weber, wewenang adalah suatu hak yang telah ditetapkan
dalam suatu tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan
keputusan mengenai persoalan yang penting, dan untuk menyelesaikan
pertentangan. Wewenang ada tiga macam, yaitu:
1. Wewenang kharismatis (charismatic authority),
2. Wewenang tradisional (traditional authority,
3. Wewenang rasional/legal (rational/legal authority).
1. Wewenang Kharismatik, Tradisional dan Rasional (Legal)
Perbedaan antara wewenang kharismatik, tradisional dan rasional
didasarkan pada hubungan antara tindakan dengan dasar hukum yang
berlaku. Wewenang kharismatik merupakan wewenang yang didasarkan
pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus yang ada pada diri
seseorang. Wewenang kharismatik tidak diatur oleh kaidah kaidah, baik
yang tradisional maupun rasional.
Wewenang tradisional dapat dipunyai oleh seseorang maupun
sekelompok orang. Wewenang tersebut dimiliki oleh orang-oranng yang
menjadi anggota kelompok. Ciri ciri utama wewenang tradisional adalah:
a) Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat
penguasa yang mempunyai wewenang, serta orang-orang
lainnya dalam masyarakat.
b) Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan
seseorang yang hadir secara pribadi.

7
c) Selama tak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan
tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas.
Wewenang rasional/legal adalah wewenang yang disandarkan pada
sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum di sini
difahamkan sebagai kaidah kaidah yang telah diikuti serta ditaati
masyarakat, dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara.
2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
a) Wewenang tidak resmi, bersifat spontan, situasional dan
didasarkan pada faktor saling mengenal. Wewenang tidak resmi
biasanya timbul dalam hubungan antar pribadi yang sifatnya
situasional dan sangat ditentukan oleh kepribadian para fihak.
b) Wewenang resmi, sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional.
Wewenang tersebut dapat dijumpai pada kelompok-kelompok
besar yang memerlukan aturan aturan tata tertib yang tegas yang
bersifat tetap.
3. Wewenang Pribadi dan Teritorial
Perbedaan antara wewenang pribadi dengan territorial sebenarnya
ditimbulkan dari sifat dan dasar kelompok-kelompok social tertentu.
a) . Wewenang pribadi, sangat tergantung pada solodaritas antara
anggota-anggota kelompok, dan di sisni unsur kebersamaan
sangat memegang peranan. Para individu dianggap lebih
banyak memiliki kewajiban ketimbang hak
b) Wewenang territorial, wilayah tempat tinggal memegang
peranan yang sangat penting. Pada kelompok territorial unsur
kebersamaan cenderung berkurang, karena desakan faktor-
faktor individualism
4. Wewenang terbatas dan menyeluruh
a) Wewenang terbatas adalah wewenang yang tidak mencakup semua
sektor atau bidang kehidupan. Akan tetapi hanya terbatas pada
salah satu sektor atau bidang saja.
b) Wewenang menyeluruh berarti suatu wewenang yang tidak dibatasi
oleh bidang bidang kehidupan tertentu.

8
2.6 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
1. Umum
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain. Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pimpinan tersebut. Kepemimpinan ada
yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan yang
tersimpul di dalam suatu jabatan. Suatu perbedaan yang mencolok antara
kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal leadership)
adalah kepemimpinan yang resmi di dalam pelaksanaannya selalu harus
berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi.
Kepemimpinan tidak resmi, mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas
resmi, karena kepemimpinan demikian didasarkan pada pengakuan dan
kepercayaan masyarakat.
2. Perkembangan Kepemimpinan dan Sifat-sifat Seseorang Pemimpin
Menurut mitologi Indonesia, kepemimpinan yang baik tersimpul dalam
Asta Brata yang pada pokoknya menggambarkan sifat-sifat dan
kepribadian dari delapan dewa. Menurut Asta Brata tersebut,
kepemimpinan yang akan berhasil, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Indra-brata, yang memberi kesenangan dalam jasmani.
b) Yama-brata, yang menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum.
c) Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak
mereka untuk bekerja persuasion.
d) Caci-brata, yang memberi kesenangan rohaniah.
e) Bayu-brata, yang menunjukan keteguhan pendidikan dan ras tidak
segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikut-
pengikutnya.
f) Dhana-brata, menunjukan pada suatu sikap yang patut dihormati.
g) Paca-brata, yang menunjukan kelebihan di dalam ilmu
pengetahuan, kepandaian dan ketrampilan.
h) Agni-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.

9
3. Kepemimpinan Menurut Ajaran Tradisional Ajaran-ajaran tradisional,
Misalnya di Jawa menggambarkan tugas pemimpin melalui pepatah yang
apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi sebagai
berikut:
Di muka member tauladan
Di tengah-tengah mambangun semangat
Dari belakang member pengaruh
Seorang pemimpin diharapkan dapat menempati ketiga kedudukan
tersebut, yaitu sebagai pemimpin di muka I (front leader), pemimpin di
tengah-tengah (social leader) dan sebagai pemimpin di belakang (rear
leader).
4. Sandaran-sandaran Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Dianggap
Efektif
Kepemimpinan seseorang harus mempunyai sandaran-sandaran
kemasyarakatan atau social basis yaitu kepemimpinan yang erat
hubungannya dengan susunan masyarakat. Kekuatan kepemimpinan juga
ditentukan oleh suatu lapangan kehidupan masyarakat yang pada suatu
saat mandapat perhatian khusus dari masyarakat yang disebut cultural
focus
5. Tugas dan Metode
Secara sosiologi, tugas-tugas pokok pemimpin adalah: Memberikan suatu
kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pemegang bagi para
pengikut-pengikutnya, Mengawasi, mengendalikan serta menyalurkan
perilaku warga masyarakat yang dipimpinnya,Bertindak sebagai wakil
kelompok kepada dunia di luar kelompok yang dipimpin. Suatu pemimpin
(leadership) dapat dilaksanakan atau diterapkan dengan berbagai cara
(metode). Cara-cara tersebut lazimnya dikelompokkan ke dalam
kategori kategori sebagai berikut:
a) Cara otoriter,
b) Cara demokratis,
c) Cara bebas

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintah dan juga untuk memberi
keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
tindakan-tindakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat hakikat
kekuasaan dapat terwujud dalam hubungan yang simetris dan asimetris.
Kekuasaan dapat bersumber dari beberapa faktor, apabila sumber-sumber
kekuasaan tersebut dikaitkan dengan kegunaanya.Kekuasaan yang dapat dijumpai
pada interaksi sosial antara manusia maupun antar kelompok mempunyai
beberapa unsur pokok, yaitu Rasa takut, Rasa cinta, Kepercayaan, Pemujaan
,Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di dalam pelaksanaannya di
jalankan melalui saluran-saluran tertentu. Saluran-saluran kekuasaan antara lain.
Saluaran Militer, Saluran Ekonomi, Saluran Politik,Saluran Tradisi,Saluran
Ideologi, dan lain-lain.
Cara-cara atau usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
kekuasaan antara lain:Dengan jalan meninggalkan segenap peraturan-peraturan
lama. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan.Pelaksanaan administrasi dan
birokrasi yang baik.Mengadakan konsolidasi secara horizontaldan
vertikal.Menurut Mac Iver ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau
piramida kekuasaan, yaitu:1. Tipe Kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan
garis pemisah yang tegas dan kaku. 2. Tipe Oligarkis kekuasaan yang sebenarnya
berada di tangan partai politik yang mempunyai kekuasaan yang menetukan. 3.
Tipe demokratis, kekuasaan yang tidak mementingkan kelahiran seseorang yang
terpenting adalah kemampuan dan faktor keberuntungan.
Wewenang atau authority adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar
tercapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi.Kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga orang lain
tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pimpinan tersebut.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan
yang tersimpul di dalam suatu jabatan.

11
3.2. Saran
Makalah ini tentunya masih terdapat kelemahan ataupun kekurangan
dalam penulisan maupun penyusunannya. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dan membangun dari pihak manapun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kita tentang kekuasaan,wewenang,dan kepemimpinan.

12
DAFTAR PUSTAKA

SOEKANTO, SURYONO, 1982 Sosiologi suatu Pengantar oleh Soerjono


Soekanto Ed. Baru 4, Cet. 30, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2000 xv,
518; 23 cm. ISBN 979-421-009-9

12

Anda mungkin juga menyukai