Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP-KONSEP TENTANG KEKUASAN POLITIK


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Politik
Dosen Pengampu: Ibu Yassirly Amrona Rosyada, M.P.I.

Disusun oleh:
1. Nisa Nur Alfiani 53010200035
2. Sefy Lathifah Cahyaningrum 53010200052
3. Muhammad Bahrul Ulum 53010200156

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Bismillhirahmanirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang dapat selesai pada waktunya.Adapun penulisan
makalah ini diajukan untuk memenuhi pada mata kuliah Ilmu politik yang berjudul “Konsep-
konsep tentang kekuasaan politik”.Sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,sehingga diberikan syafaat di
akhir zaman.Amin.

Ucapan terimakasih dan salam Ta’dzim kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah ini.Semoga makalah ini biasa memberkan manfaat
khususnya bagi kami dan berbagai pihak siapa saja yang membacanya.Amin.

Dengan kerendahan hati,kami memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat dan
kesalahan.Meskipun demikian,kami berharab terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian dari
revisi makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Salatiga, 26 Maret 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Kekuasaan Politik ............................................................................................. 5


B. Otoritas dan Wewenang .................................................................................................. 7
C. Pengaruh Kekuasaan Politik ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Politik merupakan suatu proses atau metode pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat menyangkut proses pengambilan keputusan untuk memenuhi tujuan bersama dengan
membuat kebijakan-kebijakan umun. Keberhasilan dalam pembangunan bangsa dengan
melibatkan partisipasi seluruh komponen aktif bangsa untuk memenuhi hak dan kewajiban warga
negara merupakan buah hasil dari pemikiran laki-laki maupun perempuan diberbagai kelas sosial.
Kekuasaan politik dengan demikian adalah kemampuan untuk masyarakat dan negara membut
keputusan yang tanpa menghadirkan kekuasaan tersebut tidak akan dibut oleh mereka. Kekuasaan
Politik adalah “kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) baik
terbentuknya maupun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan sendiri.
Konsep kekuasaan merujuk kepada kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah
laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu
(Budiardjo, 2000: 35). Dengan demikan konsep kekuasaan itu sangat luas, karena setiap manusia
pada hakikatnya merupakan subyek dan sekaligus sebagai obyek kekuasaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Kekuasaan Politik ?
2. Bagaimana Otoritas dan Wewenang dalam kekuasaan politik ?
3. Apa saja Pengaruh Kekuasaan Politik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa konsep kekuasaan politik
2. Mengetahui otoritas dan wewenang kekuasaan politik
3. Mengetahui pengaruh kekuasaan politik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kekuasaan Politik

Konsep politik adalah hal yang tidak dapat dicapai dalam suatu konsensus. Perumusan yang
umumnya dikenal ialah bahwa kekuasaan adalah kemampuan seorang pelaku untuk memengaruhi
perilaku seorang pelaku lain, sehingga perilakunya menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku
yang mempunyai kekuasaan. Biasanya kekuasaan diselenggarakan melalui isyarat yang jelas. Ini
sering dinamakan kekuasaan manifes (manifest power). contoh dari kekuasaan manifes ialah jika
seorang polisi menghentikan seorang pengendara motor karena melanggar peraturan lalu lintas.

Namun terkadang tidak sesuai dengan isyarat yang dicetuskan oleh Carl Friedrich dinamakan
the rule of anticipated reactions.1 Perilaku B ditentukan oleh reaksi yang diantisipasikan jika
keinginan A tidak dilakukan oleh B. Bentuk kekuasaan ini sering dinamakan kekuasaan implisit
(implicit power).2 Contoh dari kekuasaan implisit ialah seorang anak sekolah membatalkan
rencana untuk main bola dan memutuskan untuk membuat pekerjaan rumahnya, karena takut akan
dimarahi bapaknya.

Pada dasarnya kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau kelompok untuk
memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa menunjang sektor kekuasaannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Sumber-sumber tersebut bisa berupa media massa, media umum,
mahasiswa, elit politik, tokoh masyarakat ataupun militer.3
Jenis-jenis kekuasaan yang kita ketahui pada umumnya sekiranya dapat dibagi beberapa jenis
kekuasaan sebagai berikut:
a) kekuasaan eksekutif, yaitu yang dikenal dengan kekuasaan pemerintahan dimana mereka
secara teknis menjalankan roda pemerintahan,

1
Seperti disebut dalam Jack H. Nagel, The Descriptive Analysis of Power (New Haven: Yale University Press, 1975),
hlm.16.

2
Ada beberapa sarjana antara lain Friedrich dan Dahl, yang menamakan gejala the rule of anticipated reactions
sebagai pengaruh. Dahl menamakannya pengaruh implisit; Robert A. Dahl, Modern Political Analysis (New Delhi:
Prentice Hall of India, 1978), hlm30-31.
3
Imam Hidayat, Teori-Teori Politik, (Malang: Setara press, 2009), 31.
b) kekuasaan legislatif, yaitu sesuatu yang berwenang membuat, dan mengesahkan
perundang-undangan sekaligus mengawasi roda pemerintahan,
c) kekuasaan yudikatif, yaitu sesuatu kekuasaan penyelesaian hukum, yang didukung oleh
kekuasaan kepolisian, demi menjamin law enforcement/ pelaksanaan hukum4.

Unsur-unsur kekuasaan, ada tiga komponen dalam rangkaian kekuasaan yang akan
mempengaruhi penguasa atau pemimpin dalam menjalankan kekuasaannya. Komponen ini harus
diikuti dan dipelajari, karena saling terkait didalam roda kehidupan penguasa. Tiga komponen ini
adalah pemimpin (pemilik atau pengendali kekuasaan), pengikut dan situasi. Pemimpin, sebagai
pemilik kekuasaan, bisa mempengaruhi pengikutnya. Bahkan menciptakan pengikut, menggiring
pengikut, menjadi provokator pengikut, sehingga kepengikutan si pengikut akan membabi buta,
tidak rasional lagi. Pengikut sebaliknya juga bisa mempengaruhi pemimpin, bisa memberikan
bisikan kepada pemimpin, bisa menyuruh untuk mempertahankan kekuasaan dan bahkan bisa
menjatuhkan kekuasaannya.

Pemimpin juga bisa menciptakan suatu situasi, merekayasa situasi. Akan tetapi perlu diketahui
bahwa dari situasi itu juga maka sang pemimpin bisa mujur, bisa untung dan karena situasi itu pula
sang pemimpin pada akhirnya akan jatuh dan menghabiskan riwayat kekuasaannya sendiri. Dalam
hal ini dibutuhkan figur pemimpin yang benar-benar cerdas dalam memperhitungkan situasi yang
diciptakannya. Dari gerak tiga komponen diatas, maka kekuasaan juga mempunyai unsur
influence, yakni menyakinkan sambil beragumentasi, sehingga bisa mengubah tingkah laku.

Kekuasaan juga mempunyai unsur persuation, yaitu kemampuan untuk menyakinkan orang
dengan cara sosialisasi atau persuasi (bujukan atau rayuan) baik yang positif maupun negatif,
sehingga bisa timbul unsur manipulasi, dan pada akhirnya bisa berakibat pada unsur coersion, yang
berarti mengambil tindakan desakan, kekuatan, kalau perlu disertai kekuasaan unsur force atau
kekuatan massa, termasuk dengan kekuatan militer.5 Dengan begitu penjelasan tentang kekuasaan
diatas para kandidat bisa menggunakan tiga komponen yaitu diantara influence, persuation, dan
coercion. Dalam kekuasaan ini, menggunakan teori kekuasaan Max Weber dan teori fungsional

4
Ibid, 29.
5
Imam Hidayat, Teori-Teori Politik, 32-33.
struktural talcoot parsons. Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai kemungkinan bagi seseorang
untuk memaksakan orang-orang lain berperilaku sesuai dengan kehendaknya.6

B. Otoritas dan Wewenang

Politik demikian dapat kita simpulkan pada instansi pertama berkenaan dengan pertarungan
untuk kekuasaan.7 Max weber mengemukakan beberapa bentuk wewenang manusia yang
menyangkut juga kepada hubungan kekuasaan. Yang dimaksudkannya dengan wewenang
(authority) adalah kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diterima secara formal
oleh anggota-anggota masyarakat. Jenis authority yang disebutnya dengan rational legal authority
sebagai bentuk hierarki wewenang yang berkembang didalam kehidupan masyarakat modern.

Dalam rangka pembahasan mengenai wewenang perlu disebut pembagian menurut sosiolog
terkenal Max Weber (1864-1922) dalam tiga macam wewenang, yaitu tradisional, kharismatik,
dan rasional-legal. Wewenang tradisional berdasarkan kepercayaan di antara anggota masyarakat
bahwa tradisi lama serta kedudukan kekuasaan yang dilandasi oleh tradisi itu adalah wajar dan
patut dihormati. Wewenang kharismatik berdasarkan kepercayaan anggota masyarakat pada
kesaktian dan kekuatan mistik atau religius seorang pemimpin. Hitler dan Mao Zedong sering
dianggap sebagai pemimpin kharismatik, sekalipun tentu mereka juga memiliki unsur wewenang
rasional-legal. Wewenang rasional-legal berdasarkan kepercayaan pada tatanan hukum rasional
yang melandasi kedudukan seorang pemimpin. Yang ditekankan bukan orangnya akan tetapi
aturan-aturan yang mendasari tingkah lakunya.

Wewenang sedemikian ini dibangun atas dasar legitimasi (keabsahan) yang menurut pihak
yang berkuasa merupakan haknya. Dalam politik kekuasaan diperlukan untuk mendukung dan
menjamin jalannya sebuah keputusan politik dalam kehidupan masyarakat. Keterkaitan logis
antara politik dan kekuasaan menjadikan setiap pembahasan tentang politik, selalu melibatkan
kekuasaannya didalamnya. Itulah sebabnya membahas sekularisasi kekuasaan. Sekularisasi politik

6
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta: Rieneka Cipta, 2001) hal 190.
7
A. Hoogerwerf, Politikologi (Jakarta: Penerbit Erlangga,1985) hal 44.
secara implisit bertujuan untuk mendesakralisasi kekuasaan untuk tidak dilegimitasi sebagai
sesuatu yang bersifat sakral atau suci.

Kekuasaan sebagai aktivitas politik harus dipahami sebagai kegiatan manusiawi yang diraih,
dipertahankan sekaligus direproduksikan secara terus menerus. Kekuasaan (power) digambarkan
dengan berbagai cara kekuasaan diartikan sebagai kemungkinan mempengaruhi tingkah laku
orang–orang lain sesuai dengan tujuan–tujuan sang actor.8 Politik tanpa kegunaan kekuasaan tidak
masuk akal, yaitu selama manusia menganut pendirian politik yang berbeda–beda, apabila hendak
diwujudkan dan dilaksanakan suatu kebijakan pemerintah, maka usaha mempengaruhi tingkah
laku orang lain dengan pertimbangan yang baik.9

Kekuasaan senantiasa ada didalam setiap masyarakat baik masih bersahaja maupun yang
sudah besar dan rumit susunannya. Akan tetapi selalu ada kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada
semua anggota masyarakat. Kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan atau mempengaruhi
sesuatu atau apapun. Kekuasaan dalam konteks ini berhubungan dengan agency, bahwa hal itu
untuk kemampuan seseorang melakukan perubahan/perbedaan di dunia. Kekuasaan adalah
kemampuan yang legal, kapasitas atau kewenangan untuk bertindak, khususnya pada proses
mendelegasikan kewenangan. Kekuasaan dalam pemahaman ini merujuk pada kewenangan atau
hak yang oleh sebahagian orang harus mendapatkan pihak lain untuk melakukan segala yang
mereka anggap sebagai wewenang.

C. Pengaruh Kekuasaan Politik

Pengaruh biasanya sering disamakan dengan kekuasaan itu sendiri. Pengaruh adalah upaya
yang dilakukan penguasa agar rakyatnya terus percaya dan tunduk didalam kekuasaan. Jadi
pengaruh merupakan salah satu faktor untuk keberlangsungan sebuah pemerintahan. Menurut
Robert Dahl pengaruh itu seperti “Ketika penguasa memiliki kekuasaan atas rakyatnya dan
membuat rakyatnya melakukan sesuatu yang ia sebenarnya tidak bisa”. Pengaruh juga ada

8
Op.cit, Politikologi, hal 144.
9
Ibid 145-146
pengertian lain yaitu suatu tipe kekuasaan yang, jika seseorang yang dipenuhi agar bertindak
dengan cara-cara tertentu sesuai keinginan penguasa. Akan tetapi, beberapa tahun kemudian dalam
buku Modern Political Analysis, Dahl membuat sebuah pernyataan bahwa pengaruh itu merupakan
“ Penguasa mempunyai kekuatan atas rakyat sejauh ia dapat melakukan apa yang membuat rakyat
berbuat sesuatu yang sebenarnya rakyat tidak menghendaki”. Pengaruh biasanya tidak merupakan
satu-satunya faktor yang menentukan perilaku seseorang dan sering bersaing dengan faktor lain.
Bagi pelaku yang dipengaruhi masih terbuka alternatif untuk bertindak. Akan tetapi, ia kadang
mengandung unsur psikologis dan menyentuh hati, dan karena itu sering kali cukup berhasil.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau kelompok untuk
memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa menunjang sektor kekuasaannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Sumber-sumber tersebut bisa berupa media massa, media umum,
mahasiswa, elit politik, tokoh masyarakat ataupun militer. Politik demikian dapat kita simpulkan
pada instansi pertama berkenaan dengan pertarungan untuk kekuasaan. Max weber
mengemukakan beberapa bentuk wewenang manusia yang menyangkut juga kepada hubungan
kekuasaan. Politik tanpa kegunaan kekuasaan tidak masuk akal, yaitu selama manusia menganut
pendirian politik yang berbeda–beda, apabila hendak diwujudkan dan dilaksanakan suatu
kebijakan pemerintah, maka usaha mempengaruhi tingkah laku orang lain dengan pertimbangan
yang baik. Pengaruh biasanya sering disamakan dengan kekuasaan itu sendiri. Pengaruh adalah
upaya yang dilakukan penguasa agar rakyatnya terus percaya dan tunduk didalam kekuasaan. Jadi
pengaruh merupakan salah satu faktor untuk keberlangsungan sebuah pemerintahan.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis memeohon maaf atas
segala kekurangan pada makalah ini. Penulis juga menerima segala sara dan kritik dari para
pembaca terhadap makalah ini agar lebih baik lagi. Demikian makalah ini semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.

Nambo, Abdulkadir B., Puluhuluwa, Muhammad R. 2005. Memahami Tentang Beberapa


Konsep Politik (suatu telaah dari sistem politik), Mimbar: Jurnal Sosial dan Pembangunan,
vol.21(2), 262-285.

Basri, Seta. 2011. Pengantar Ilmu Politik, Jogjakarta: Indie Book Corner.

Anda mungkin juga menyukai