Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENGUASAAN DAN WEWENANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pengantar Ilmu Sosiologi

Dosen Pengampu

Anita Lisdiana M.Pd

Disusun Oleh :

Eva Ariani 2201072004

Zain Kholifatul Ma’rufah 2201070014

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

T.A 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

ASSALAMU’ALAIKUM Wr.Wb

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemampuan kepada kami sehingga dapat
menyusun makalah yang berjudul “pengawasan dan wewenang”.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagai Uswatun Hasanah bagi umat semesta alam.

Makalah ini disusun untuk mengerjakan mata kuliahpengantar ilmu sosiologi. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, tentunya masih banyak kekurangan, baik
dari segi materi yang dipaparkan maupun dalam kesempurnaan sistematika penulisan dan yang
lainnya. Selanjutnya dengan kerendahan hati, kami harap kepada pembaca agar dapat
memberikan saran dan kritik apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki
penulisan makalah di masa yang akan datang.

Metro, 03 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Pengertian Kekuasaan........................................................................................ 2
1. Hakikat dan Sumbernya......................................................................... 3
2. Unsur-insur dan saluran kekuasaan dan dimensinya.......................... 5
B. Pengertian wewenang........................................................................................... 8
1. Hakikat wewenag....................................................................................... 8
2. Definisi Menurut Para Ahli...................................................................... 9
3. Sumber-Sumber Wewenang..................................................................... 10
4. Jenis-jenis wewenang................................................................................ 11
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 13
Kesimpulan......................................................................................................................... 13
Saran................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penguasaan artinya mempunyai hak untuk menggunakan, mengurus,tetapi belum


tentu memiliki. Penguasaan dalam arti yuridis adalah penguasaan yang dilandasi hak
yang dilindungi oleh hukum dan pada umumnya memberi kewenangan kepada pemegang
hak untuk menguasai secara fisik tanah yang dihaki.
Kewenangan daerah yang luas mencakup kewenangan yang utuh da bulat
pengendalian dan evaluasi fungsi manajemen senantiasa berjalan secra simultan dan
prporsional dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi pemerintah daerah merupakan
bagiandari peerintah nasional Negara kesatuan republic indonesia menyelenggarakan
pemerintahan daerah sudah semestinya berjalan sinergis dengan pemerintahan pusat
secara konsisten.
Wewenang merupakan hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk memilih
mengambil sikap atau tindakan tertentu dalam melaksanakn tugas dan mempunyai
peranan sebagai penyeimbang terhadap tanggung jawab guna mndukung berhasilnya
pelaksanaan tugas.
Prinsip wewenang dan tanggungjawab merupakan sesuatu hal yang sangat
penting dalam suatu organisasi karena dalam suatu organisasi setiap pegawai telah
dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiapa wewenang melekat
serat diikuti pertanggumgjawaban wewenang dan tanggung jawab harus seimbang.

B. Rumusan Masalah
A. Apa itu kekuasaan?
B. Hakikat dan sumber kekuasaan?
C. Unsur dan saluran keluasaan?
D. Apa itu wewenang?
E. Hakikat wewenang?
F. Jenis-jenis wewenang?

C. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian kekuasaan
B. Untyk mengetahui pengertian wewenang
C. Untuk mengetahui Unsur dan saluran keluasaan?
D. Untuk mengetahui Apa itu wewenang?
E. Untuk mengetahui Hakikat wewenang?
F. Untuk mengetahui Jenis-jenis wewenang?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan merupakan suatu kemampuan untuk mempengaruhi


pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Pengertian
kekuasaan dirumuskan secara umum sebagai kemampuan seseorang untuk
memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang sehingga sesuai dengan keinginan
pelaku yang memiliki kekuasaan. Menurut Max Webber kekuasaan ialah suatu
kemampuan didalam hubungan sosial untuk melaksanakan kemauan sendiri walaupun
mengalami sebuah perlawanan dan juga apapun dasar dari kemampuan tersebut.
Maksudnya adalah sebuah keegoisan didalam suatu kelompok meski begitu
keegoisan itu mempunyai pertentangan, akan tetapi tidak mampu melawan karena
adanya sebuah kekuasaan tersebut Adanya kekuasaan cenderung tergantung pada
hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh
dengan pihak lain yang menerima pengaruh itu baik secara rela maupun karena
terpaksa. Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, biasanya orang itu
dinamakan pemimpin dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut.

Max Weber dalam bukunya Wirtschaft und Gesellschaft (1992)


mengemukakan bahwa "kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan
sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengaiami periawanan, dan apa pun
dasar kemampuan ini". Perumusan kekuasaan yang dikemukakan Weber dijadikan
dasar perumusan pengertian kekuasaan oleh beberapa pemikir lain misalnya,
StrauszHupe mendefinlsikan kekuasaan sebagai "kemampuan untuk memaksakan
kemauan pada orang lain" Demikian puia pengertian yang dikemukakan oleh C.
Wright Mills, "kekuasaan itu adalah dominasi, yaitu kemampuan untuk melaksanakan
kemauan kendatipun orang lain menentang". Oleh karena itu, Miriam Budiharjo
menylmpulkan, sekalipun ada banyak pandangan yang berbeda-beda mengenai
kekuasaan, akan tetapi agaknya ada satu Inti yang nampak dalam semua perumusan
itu, yaitu bahwa kekuasaan dianggap sebagai kemampuan peiaku untuk
mempengaruhi tingkah laku peiaku Iain sedemikian rupa, sehingga tingkah iaku

2
peiaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari peiaku yang mempunyai
kekuasaan. Di samping pengertian kekuasaan sebagai kemampuan untuk
memaksakan kehendak atau kemauan kepada pihak lain, beberapa pakar mengartikan
kekuasaan sebagai kemampuan untuk membatasi tingkah laku pihak lain. Harold D.
Laswell.® dan Abraham Kaplan mengatakan, "kekuasaan adalah suatu hubungan di
mana seseorang atau keiompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau
keiompok lain agar sesuai tujuan dari pihak pertama. Seiring dengan pandangan
Laswell dan Kaplan, Van Doorn^ mengungkapkan, "kekuasaan adalah kemungklnan
untuk membatasi altematif-altematif bertindak dari seseorang atau suatu keiompok
sesuai dengan tujuan dari pihak pertama". R.J. Mokken merumuskan konsep
"kekuasaan adalah kemampuan dari peiaku (seseorang atau keiompok atau lembaga)
untuk menetapkan secara mutlak atau mengubah (seluruhnya atau sebagiannya)
aiternatif-alternatif bertindak atau altematif-altematif memilih. yang tersedia bagi
pelaku-pelaku lain".1

B. Hakikat dan Sumber Kekuasaan

Kekuasaan terdapat di semua bidang kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan


mencakup kemampuan untuk memerintah dan juga untuk memberi keputusan-
keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan
pihak lainnya. Kekuasaan mempunyai berbagai macam bentuk dan sumber. Sumber
kekuasaan dapat berupa berupa kedudukan, kekayaan atau kepercayaan. Birokrasi
juga merupakan salah satu sumber kekuasaan, disamping kemampuan khusus dalam
bidang ilmu pengetahuan tertentu ataupun atas dasar peraturan hukum. Jadi
kekuasaan terdapat dimana-mana, baik dalam hubungan sosial maupun di dalam
organisasi sosial. Akan tetapi, pada umumnya kekuasaan yang tertinggi berada pada
organisasi yang dinamakan “negara”.

Secara formal negara mempunyai hak untuk melaksanakan kekuasaan


tertinggi, kalua perlu dengan paksaan. Negaralah yang membagikan kekuasaan

1
Salman Luthan, Dialektika Hukum dan Kekuasaan, vol 7,2000

3
menjadi lebih rendah derajatnya. Itulah yang dinamakan kedaulatan. Kedaulatan
biasanya dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat yang dinamakan the ruling
class.

Didalam masyarakat yang baru saja bebas dari penjajahan, biasanya


mengalami kesulitan karena terpadat perbedaan pemikiran antara golongan yang
berkuasa (relatif maju) dengan golongan yang dikuasai yang masih tradisional dan
kurang luas pengetahuannya. Oleh sebab itu, golongan berkuasa harus berusaha
menanamkan kekuasaannya dengan jalan menghubungkannya dengan perasaan
kepercayaan dan perasaan yang kuat didalam masyarakat bersangkutan. Pada
dasarnya terwujud dalam nilai dan norma. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk
mempengaruhi orang - orang lain. Melalui pemahaman tersebut, di manapun juga
manusia berada dan bermasyarakat, fenomena kekuasaan, dalambentukyang
bermacam-macam, pasti dimiliki oleh masyarakat tersebut. Max Weber (1946, dan
Soekanto, 2003:268) mengatakan, kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau
sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan - kemauan sendiri,
dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan - tindakan perlawanan dari
orang-orang atau golongan - golongan tertentu.

Kekuasaan memiliki berbagai macam bentuk dan sumber untuk


mendapatkannya. Sumber – sumber kekuasaan diantaranya adalah hak milik
kebendaan dan kedudukan. Birokrasi pun merupakan salah satu sumber kekuasaan,
disamping kemampuan khusus di bidang-bidang ilmu pengetahuan tertentu, serta atas
dasar peraturan-peraturan hukum. Kekuasaan sesungguhnya terjadi di mana - mana.
Pada umumnya kekuasaan tertinggi berada dalam sebuah organisasi masyarakat yang
sangat besar yang bernama negara. Secara formal negara memiliki hak melaksanakan
kekuasaan tertinggi, dan bilamana perlu, digunakan paksaan dalam melaksanakan
kekuasaan tersebut. Negara pun membagi - bagikan kekuasaan yang lebih rendah
derajatnya, hal demikian dinamakan dengan kedaulatan. Kedaulatan dijalankan oleh
sekelompok kecil masyarakat sebagai ruling class dan setiap ruling class selalu ada
pemimpinnya. Pelaksanaan kekuasaan pada kenyataannya seringkali tidak semulus
yang diharapkan oleh kaum yang berkuasa.

4
Rasa ketidakpuasan dari yang dikuasai dapat saja muncul karena
perbedaan - perbedaanalam pikiran yang menguasai dengan yang dikuasai. Untuk
menjalankan kekuasaan secara lancar, pihak penguasa senantiasa berusaha untuk
mendapatkan dukungan dari yang dikuasai. Hal ini untuk menyatakan bahwa
kekuasaan yang diselenggarakan memiliki legitimasi atau legal dan baik bagi
masyarakat bersangkutan. Untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain, golongan
yang berkuasa harus berupaya menanamkan kekuasaannya melalui jalan
menghubungkan dengan kepercayaan danperasaan-perasaan yang kuat di dalam
masyarakat. Cara ini pada dasarnya terwujud dalam nilai dan norma (Mosca, 1939,
dalam Soekanto, 2003:269). Seseorang yang mempunyai harta benda (kekayaan)
yang lebih banyak, sehingga mempunyai keleluasan untuk bergerak dan
mempengaruhi pihak lain. Dengan status tertentu, seseorang dapat memberikan
pengaruhnya atau memaksa pihak lain supaya melakukan sesuatu sesuai
kehendaknya. Wewenang legal atas dasar peraturan-peraturan formal (hukum) yang
dimiliki seseorang, dapat memberikan kekuasaan pada seseorang untuk
mempengaruhi pihak lain sesuai dengan hak dankewajibannya sesuai dengan
ketetapan dalam peraturan. Kekuasaan dalam pula tumbuh dari adanya kepercayaan.2

C. Unsur-Unsur dan Saluran Kekuasaan

a. Unsur-unsur kekuasaan

1. Rasa Takut
Perasaan takut pada seseorang yang merupakan penguasa menimbulkan suatu
kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan atas penguasa tersebut. Rasa
takut merupakan perasaan negatif karena seseorang tunduk pada orang lain dalam
keadaan terpaksa. Orang yang mempunyai rasa takut akan berbuat segala sesuatu
yang sesuai dengan keinginan orang yang ditakutinya agar terhindar dari
ancaman yang akan menimpa dirinya, seandainya dia tidak patuh.
2. Rasa Cinta

2
Drs, Syarif Moeis, Struktur Sosial : Kekuasaan, wewenang dan Kepemimpinan,2008.

5
Rasa cinta menghasilkan perbuatan yang pada umumnya positif. Dimana orang
lain bertindak sesuai dengan kehendak yang berkuasa untuk menyenangkan
semua pihak. Artinya ada titik pertemuan antara pihak yang bersangkutan. Rasa
cinta yang efisien harusnya dimulai dari pihak penguasa. Apabila ada suatu reaksi
positif dari masyarakat yang dikuasai, kekuasaan akan berjalan dengan baik dan
teratur.
3. Kepercayaan
Kepercayaan dapat timbul karena hasil hubungan langsung antara dua orang atau
lebih yang bersifat asosiatif. Hubungan yang terjadi bersifat pribadi, tetapi
mungkin saja hubungan demikian akan berkembang didalam suatu organisasi atau
masyarakat secara luas. Karena kepercayaan memang sangat penting demi
kelanggengan suatu kekuasaan.
4. Pemujaan
Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh orang-orang lain. Akan
tetapi, didalam sistem pemujaan, seseorang atau sekelompok orang yang
memegang kekuasaan mempunyai dasar pemujaan dari orang lain. Hal ini
menyebabkan segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidaknya dianggap
benar.

b. Saluran Kekuasaan
1. Saluran Militer
Dalam saluran ini penguasa akan lebih banyak menggunakan paksaan serta
kekuatan militer didalam melaksanakan kekuasaannya. Tujuan utamanya untuk
menimbulkan rasa takut pada masyarakat sehingga mereka tunduk pada penguasa.
2. Saluran Ekonomi
Dengan menggunakan saluran di bidang ekonomi, penguasa berusaha untuk
menguasai kehidupan masyarakat. Dengan jalan menguasai ekonomi serta
kehidupan rakyat tersebut.3
3. Saluran Tradisional

3
Stoner, James AF, et all 2015,Management, 6th edition-edisi bahasa Indonesia2000,.buku I dan 2,
Prenhalindo,Jakarta.

6
Saluran tradisional biasanya merupakan saluran yang paling disukai. Dengan cara
menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal dalam
masyarakat, sehingga pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan lebih lancer
4. Saluran politik
Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk membuat
peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat. Caranya dengan meyakinkan atau
memaksa masyarakat untuk menaati peraturan yang telah dibuat oleh badan
berwenang yang sah.
5. Saluran ideologi
Penguasa dalam masyarakat biasanya mengemukakan serangkaian ajaran atau
doktrin yang bertujuan menerangkan dan sekaligus memberi dasar pembenaran
bagi pelaksanaan kekuasaannya.

6. Saluran-saluran Lainnya
Saluran yang lain maksudnya yang dapat dipergunakan oleh penguasa, misalnya alat
komunikasi massa seperti koran, radio, TV, dan lain-lain. Dapat pula dipergunakan
saluran rekreasi seperti sandiwara rakyat.

c. Bentuk Lapisan Kekuasaan

1. Tipe pertama (tipe kasta) adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis
pemisah yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada
masyarakat berkasta, dimana hamper tidak terjadi gerak sosial vertical. Pada
puncak piramida, duduk penguasa tertinggi yaitu raja dengan lingkungannya
didukung oleh kaum bangsawan, tantara, dan para pendeta. Lapisan kedua
terdiri dari buruh tani yang kemudian diikuti dengan lapisan terendah yaitu
budak.
2. Tipe yang kedua (tipe oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas,
akan tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat terutama pada kesempatan yang diberikan warga untuk
memperoleh kekuasaan tertentu. Pada puncak piramida duduk penguasa
tertinggi atau raja, lalu lapisan kedua bangsawan dari berbagai macam

7
tingkatan, lapisan ketiga penguasa tertinggi(sipil dan militer) dan lapisan
terendah yakni buruh, petani dan budak
3. Tipe yang ketiga (tipe demokrasi) menunjukkan kenyataan akan adanya garis
pemisah antara lapisan yang sifatnya mobile sekali. Kelahiran tidak
menentukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang juga
faktor keberuntungan. Pada puncak piramida duduk pemimpin partai politik,
organisasi besar, dan orang-orang kaya, lalu pada lapisan kedua terdapat
pejabat administratif, lapisan ketiga yaitu ahli teknik, petani dan pedagang dan
yang terakhir pekerja rendahan dan petani rendahan.

D. Pengertian Wewenang
Istilah kewenangan atau wewenang tentunya sering kita dengar dalam hukum
Administrasi Negara. Secara umum kewenangan atau wewenang dalam hukum
administrasi Negara merupakan kekuasaan yang memanfaatkan sumberdaya guna
menggapai tujuan organisasi. Kewenangan merupakan ciri khas dari suatu Negara
yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan dalam berupa bentuk hubungan antara satu
pihak yang memberi perintah sedangkan pihak lain yang diberi perintah.4
Secara yuridis pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum.
Sedangkan pengertian wewenang menurut H.D.Stoud adalah “bevoegheid wet
kan worden omscrevenals het geheel van bestuurechttelijke bevoegheden door
publiekrechtelijke rechtssubjecten in het bestuurechttelijke rechtsverkeer” bahwa
wewenang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan
dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintah oleh subjek hukum
publik dalam hukum public.

E. Hakikat Wewenang
Sebagaimana halnya dengan kekuasaan, maka wewenang juga dapat dijumpai di
mana-mana, walaupun tidak selamanya kekuasaan dan wewenang di satu tangan.

4
Yuria, kekuasaan kewenangan, 2019

8
Dengan wewenang, atau dalam istilah umum disebut sebagai authority atau
legalized power, dimaksudkan suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib
sosial untuk menetapkan kebijakan, menentukan keputusan-keputusan mengenai
masalah-masalah penting dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan;
dengan perkataan lain, seseorang yang memiliki wewenang bertindak sebagai
orang yang memimpin atau membimbing orang banyak; apabila orang
membicarakan tentang wewenang maka yang dimaksud adalah hak yang dimiliki
oleh seseorang atau sekelompok orang. Dipandang dari sudut masyarakat, maka
kekuasaan tanpa wewenang, merupakan kekuasaan yang tidak sah. Kekuasaan
harus mendapat pengakuan dan pengesahan dari masyarakat agar menjadi
wewenang. Wewenang hanya mengalami perubahan dalam bentuk, sehingga
dalam kenyataannya wewenang tadi tetap ada. Perkembangan suatu wewenang
terletak pada arah serta tujuannya untuk sebanyak mungkin memenuhi bentuk
yang diidam-idamkan masyarakat.5

Definisi Wewenang Menurut Para Ahli


Pengertian Wewenang Menurut Beberapa ahli
A. Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and
Organization :Wewenang adalah jumlah kekuatan (kekuasaan) dan hak (hak)
yang didelegasikan pada sesuatu jabatan.
B. Menurut Harold Koontz dan Cyril O'Donnel dalam bukunya, The Principles
of Management Authority, berwenang adalah suatu hak untuk
memerintah/bertindak.
C. Menurut GR Terry: Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan
pejabat untuk pihak menyuruh pihak lain untuk bertindak dan taat kepada
pihak yang berwenangitu.
D. Menurut RC Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management :
berwenang adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan sesuatu tugas/kewajiban tertentu.6

5
Drs, Syarif Moeis, Struktur Sosial : Kekuasaan, wewenang dan Kepemimpinan,2008.
6
Rheza Pratama, Pengantar Manajemen,Group penerbitan CV BUDI UTAMA ,2020..

9
F. Sumber Sumber Wewenang
a. Teori wewenang formal (Formal Authority Theory)
Wewenang yang dimiliki seseorang bersumber dari barang-barang yang
dimilikinya, sebagaimana yang diatur oleh undang-undang, hokum, dan
hukum adat dari lembaga tersebut. Contoh : pemilik saham mempunyai
wewenang karena saham yang dimilikinya.
b. Teori penerimaan wewenang (Acceptance Authority Theory)
Wewenang bersumber dari penerimaan, kepatuhan, dan pengakuan para
bawahan terhadap perintah, dan kebijakan-kebijakan atas kuasa yang
dipegangnya. Contoh : Rakyat memilih presiden, sehingga presiden memiliki
wewenang untuk memerintah. Presiden memiliki wewenang selama rakyat
mentaati dan mematuhi perintah-perintahnya. Jika rakyat tidak lagi mematuhi
perintah-perintahnya maka wewenang akan
hilang.

c. Wewenang dari situasi (Authority of the Situation)

Wewenang bersumber dari situasi darurat atau kejadian-kejadian luar biasa.


Pemimpin yang wewenangnya bersumber dari situasi sering disebut pemimpin
sejati dan tanpa pamrih, begitusituasi normal kembali maka wewenangnya
akan hilang. Contoh : sebuah kapal laut terbakar, kemudian seorang
penumpang memerintahkan agar sekoci diturunkan dan perinyahnya ini ditaati
serta dilaksanakan penumpang lainnya. Orang tersebut mempunyai wewenang
hanya karena situasi, serta mengambil alih wewenang kapten kapalnya.

d. Wewenang dari jabatan (Position Authority)

Wewenang bersumber dari posisi yang dijabatnya di dalam organisasi yang


bersangkutan. Contoh : Seorang dosen mempunyai wewenang untuk
meluluskan seorang
mahasiswa, karena ia mempunyai wewenang (kedudukan=posisi) untuk itu.

e. Wewenang dari faktor teknis (Technical Authority)

10
Wewenang bersumber dari computer yang dipakainya untuk memproses data.
Operator berwenangmenginformasikan dan menjelaskan hasil proses data itu,
menjadi suatu keputusan yang diterimaolehorang lain.

f. Wewenang dari hukum (Yuridis Authority)

Wewenang bersumber dari hukum atau undang-undang yang berlaku.


Contoh : Polisi mengatur lalu lintas karena ada hokum yang mengaturnya7

G. Jenis-Jenis Wewenang
Wewenang garis (Line authority)
a. Wewenang garis adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab langsung berada
pada seseorangatastercapainya tujuan. Ia berwewenang mengambil keputusan dan
berkuasa, berhak serta bertanggungjawab langsung untuk merealisasi keputusan
tersebut. Disimbolkan dengan garis (_).
b. Wewenang staff (Staff authority), Wewenang staff adalah kekuasaan dan hak,
hanya untuk memeberikan data, informasi dan saran-saransaja untuk membantu
lini, supaya bekerja efektif dalam mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai
wewenang staf, tidak berhak mengambil keputusan dan merealisasikan keputusan
serta tidak bertanggung jawab langsung atas tercapainya tujuan. Tegasnya
pemegang wewenang staf hanyamerupakan pembantu lini untuk menyediakan
data, informasi, dan saran-saran dipakai tidaknyatergantung manajer lini.
Disimbolkan dengan garis terputus-putus (---------).

c. Wewenang Fungsional (Functional authority)

Wewenang Fungsional kekuasaan seorang manajer adalah karena proses-


proses, praktek-praktek, kebijakan-kebijakan tertentu atau soal-soal lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan- kegiatan oleh pegawai-pegawai
lain dalam bagian-bagian lain pula. Disimbolkan dengan garis terputus- putus
dan titik-titik (-●-●-●-●-●-●-).

7
Ross, Stephen A. Westerfield, Randolph W. Jordan, Fundamentals of Comporate Finance, Asia Global Edition,
New york.Mc Graw Education.

11
c. Wewenang wibawa, kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku,
ketangkasan, dankemampuan, sehingga ia disegani8

8
Wahjono,Sentot imam,Marina, Anna, Wardhan, Andi Darmawan, Akhmad,2019, Penerbit Raja Grafindo, Jakarta,
Indonesia.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kekuasaan merupakan suatu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain
menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Kekuasaan terdapat di
semua bidang kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk
memerintah dan juga untuk memberi keputusan-keputusan yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan pihak lainnya. Kekuasaan
mempunyai berbagai macam bentuk dan sumber. Sumber kekuasaan dapat berupa
berupa kedudukan, kekayaan atau kepercayaan.
Secara yuridis pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum.
Dengan wewenang, atau dalam istilah umum disebut sebagai authority atau
legalized power, dimaksudkan suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib
sosial untuk menetapkan kebijakan, menentukan keputusan-keputusan mengenai
masalah-masalah penting dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan;
dengan perkataan lain, seseorang yang memiliki wewenang bertindak sebagai
orang yang memimpin atau membimbing orang banyak; apabila orang
membicarakan tentang wewenang maka yang dimaksud adalah hak yang dimiliki
oleh seseorang atau sekelompok orang.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, karena hanya sebuah makalah sederhana yang tidak mungkin
memuat segala hal mengenai pembahasan sebagaimna dalam judul. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

13
Daftar Pustaka

Drs, Syarif Moeis, Struktur Sosial : Kekuasaan, wewenang dan Kepemimpinan,2008.


Rheza Pratama, Pengantar Manajemen,Group penerbitan CV BUDI UTAMA ,2020.
Ross, Stephen A. Westerfield, Randolph W. Jordan, Fundamentals of Comporate Finance, Asia
Global Edition, New york.Mc Graw Education.
Salman Luthan, Dialektika Hukum dan Kekuasaan, vol 7,2000
Stoner, James AF, et all 2015,Management, 6th edition-edisi bahasa Indonesia 2000,.buku I dan
2, Prenhalindo,Jakarta.
Yuria, kekuasaan kewenangan, 2019
Wahjono,Sentot imam,Marina, Anna, Wardhan, Andi Darmawan, Akhmad,2019, Penerbit Raja
Grafindo, Jakarta, Indonesia.

C. Wewenang
D. Yang dimaksud dengan
wewenang atau authority
adalah
E. hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah
orang lain untuk
F. melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar
tercapai suatu
14
G. tujuan tertentu dalam
organisasi. Sebagai contoh,
seorang
H. manajer suatu organisasi
mempunyai hak untuk
memberi
I. perintah dan tugas, serta
menilai pelaksanaan kerja
karyawan di
J. bawahnya. Wewenang ini
merupakan hasil delegasi
atau
K. pelimpahan wewenang dari
posisi atasan ke bawahan
dalam
15
L. organisasi. Pemimpin yang
memiliki wewenang langsung
M. terhadap seorang target
mempunyai hak membuat
permintaan
N. yang konsisten dengan
otoritasnya, seseorang yang
menjadi
O. target itu memiliki
kewajiban mematuhinya.
Sebagai contoh,
P. manajer umumnya
mempunyai hak yang sah
untuk

16
Q. memberikan aturan kerja
dan memberikan tugas
kepada
R. bawahan
S. Yang dimaksud dengan
wewenang atau authority
adalah
T. hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah
orang lain untuk
U. melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar
tercapai suatu

17
V. tujuan tertentu dalam
organisasi. Sebagai contoh,
seorang
W. manajer suatu organisasi
mempunyai hak untuk
memberi
X. perintah dan tugas, serta
menilai pelaksanaan kerja
karyawan di
Y. bawahnya. Wewenang ini
merupakan hasil delegasi
atau
Z. pelimpahan wewenang dari
posisi atasan ke bawahan
dalam
18
AA. organisasi. Pemimpin
yang memiliki wewenang
langsung
BB. terhadap seorang target
mempunyai hak membuat
permintaan
CC. yang konsisten dengan
otoritasnya, seseorang yang
menjadi
DD. target itu memiliki
kewajiban mematuhinya.
Sebagai contoh,
EE.manajer umumnya
mempunyai hak yang sah
untuk
19
FF. memberikan aturan kerja
dan memberikan tugas kepad
GG. Yang dimaksud dengan
wewenang atau authority
adalah
HH. hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah
orang lain untuk
II. melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar
tercapai suatu
JJ. tujuan tertentu dalam
organisasi. Sebagai contoh,
seorang

20
KK. manajer suatu organisasi
mempunyai hak untuk
memberi
LL.perintah dan tugas, serta
menilai pelaksanaan kerja
karyawan di
MM. bawahnya. Wewenang
ini merupakan hasil delegasi
atau
NN. pelimpahan wewenang
dari posisi atasan ke bawahan
dalam
OO. organisasi. Pemimpin
yang memiliki wewenang
langsung
21
PP. terhadap seorang target
mempunyai hak membuat
permintaan
QQ. yang konsisten dengan
otoritasnya, seseorang yang
menjadi
RR. target itu memiliki
kewajiban mematuhinya.
Sebagai contoh,
SS. manajer umumnya
mempunyai hak yang sah
untuk
TT.memberikan aturan kerja
dan memberikan tugas kepad

22
UU. Yang dimaksud dengan
wewenang atau authority
adalah
VV. hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah
orang lain untuk
WW. melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar
tercapai suatu
XX. tujuan tertentu dalam
organisasi. Sebagai contoh,
seorang
YY. manajer suatu organisasi
mempunyai hak untuk
memberi
23
ZZ.perintah dan tugas, serta
menilai pelaksanaan kerja
karyawan di
AAA.bawahnya. Wewenang
ini merupakan hasil delegasi
atau
BBB. pelimpahan wewenang
dari posisi atasan ke bawahan
dalam
CCC. organisasi. Pemimpin
yang memiliki wewenang
langsung
DDD.terhadap seorang target
mempunyai hak membuat
permintaan
24
EEE. yang konsisten dengan
otoritasnya, seseorang yang
menjadi
FFF. target itu memiliki
kewajiban mematuhinya.
Sebagai contoh,
GGG.manajer umumnya
mempunyai hak yang sah
untuk
HHH.memberikan aturan kerja
dan memberikan tugas kepad

25

Anda mungkin juga menyukai