MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Politik
Yang Diampu oleh Rina Marlina, M. Pd.
Kelompok 2
Bismillahiarrahmanirahimi
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunianya, kami
mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis berterimakasih kepada
setiap pihak yang terlibat dan membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Ilmu Politik dengan judul “Perebutan Kekuasaan”. Dalam makalah ini menjelaskan
mengenai perebutan kekuasaan, mulai dari pengertian hingga contoh perebutan kekuasaan.
Namun, Penulis sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat berharap kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Harapan
Penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai
pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
I.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
I.3 Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Pengertian Perebutan Kekuasaan........................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Kondisi seperti ini akan berbeda jauh jika yang mengalami itu adalah
seseorang yang sedang memegang jabatan. Meski datang telat, ia tetap akan
disambut secara terhormat, disediakan kursi VIP dibagian paling depan dan diberi
penghormatan memberikan ucapan atau sambutan.
2. Merebut kekuasaan bermotif ekonomi.
Tidak dapat dipungkiri babwa tingkat kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat masih banyak didominasi para elit yang sedang berkuasa. Kebijakan
negara lebih berpihak pada kemakmuran para elit ketimbang kemakmuran untuk
rakyat. Sekali-kali kita bisa membuka dokumen penganggaran publik.Lihat betapa
timpangnya persentase anggaran untuk publik dan anggaran kebutuhan para elit. Itu
baru yang sifatnya resmi. Dugaan persekongkolan dengan pihak lain dalam
perumusan kebijakan baik anggaran, proyek maupun penempatan pejabat makin
memperbanyak pundi-pundi pendapatan. Sebagian tercium KPK, namun tidak bagi
yang lihai dan licin.
3. Motif untuk mendapatkan pelayanan publik yang istimewa.
Masalah berat yang masih dialami bangsa ini adalah buruknya pelayanan
publik terutama di sektor pemerintah. Hampir semua sektor layanan publik belum
mencerminkan pelayanan yang meyenangkan.
Mulai dari transportasi yang macet, kawasan kotor dan tidak nyaman,
pelayanan kantor yang tidak bersahabat seperti sulitnya area parkir dan toilet kotor.
Pejabat dan pegawai kerap tidak berada ditempat ketika ada masyarakat hendak
membutuhkan pelayanan. Disuruh kembali di waktu atau hari lain tentu bermasalah
apalagi kondisi kota sangat macet. Dalam hal pelayanan kesehatan, meski ada
usaha untuk memperlakukan sama untuk semua pasien namun agak berbeda jika
memperlakukan pasien yang kerabatnya memiliki kekuasaan.Dalam keadaan
tertentu ada pasien yang sekarat membutuhkan pelayanan tapi petugas kesehatan
tidak sedang berada di tempat. Mustshil ini akan terjadi jika pasien yang di rawat
itu sedang berkuasa atau memiliki kerabat dekat yang sedang berkuasa.
Jika rakyat biasa, menerobos sulitnya kemacetan adalah konsumsi setiap
hari. Beda dengan yang punya kuasa. Ia memiliki mobil pengawal agar jalannya
dilancarkan, lampu merah bisa terobos dan tidak sulit baginya mendapatkan lokasi
parkir di area publik.
Dalam hal pengurusan adminitrasi di banyak kantor, jika rakyat biasa harus
antrian panjang dan wajib mengikuti prosedur, tapi tidak bagi sebagian pemilik
kuasa. Tidak perlu antrian, tidak perlu berada di front office. Karena kekuasaan
yang melekat, sang pemilik kuasa sering mendapat pelayanan istimewa yakni di
jemput langsung pemimpin kantor dan dilayani secara kusus.Sungguh nikmat jika
seseorang itu mencapai kekuasaan. Tidak sekedar tahta dan harta tapi juga kasta.
4
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa
naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam
pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses
mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, tema, dan bahasa secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Sebagai salah satu genre sastra, cerpen (cerita pendek) adalah cerita atau narasi
(bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat
terjadi di mana saja dan kapan saja), ceritanya pendek, singkat, padu, dan intensif
(brevity, unity, and intensity), mengandung interprestasi pengarang tentang
konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama dan bahasanya bersifat
sugestif dan menarik perhatian.
Cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi atau suatu bentuk
prosa naratif fiktif, mempunyai sifat menarik untuk dinikmati dan diteliti. Hal itu
dikarenakan cerpen senantiasa mengangkat tema tentang kehidupan manusia
dengan beragam problematik yang dialami manusia dalam kehidupan sosialnya.
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, selalu berkaitan dengan berbagai
pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius,
dan sebagainya, sedangkan amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau pendengar melalui karyanya.
5
DAFTAR PUSTAKA