Anda di halaman 1dari 9

PEREBUTAN KEKUASAAN

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Politik
Yang Diampu oleh Rina Marlina, M. Pd.

Kelompok 2

Ujang Muhammad G 23501013


Natan Aknas Sukirman 23501020
Delina Ulan Dina 23501022
Desinta Nur’aini 23501034
Aril Bakti Sukma 23501036

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PASUNDAN
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahiarrahmanirahimi
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunianya, kami
mampu merampungkan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis berterimakasih kepada
setiap pihak yang terlibat dan membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Ilmu Politik dengan judul “Perebutan Kekuasaan”. Dalam makalah ini menjelaskan
mengenai perebutan kekuasaan, mulai dari pengertian hingga contoh perebutan kekuasaan.
Namun, Penulis sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat berharap kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Harapan
Penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai
pihak.

Cimahi, 20 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
I.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1

I.2 Rumusan Masalah...............................................................................1

I.3 Tujuan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Pengertian Perebutan Kekuasaan........................................................2

2.2 Sebab Merebutkan Kekuasaan............................................................2

2.3 Contoh Perebutan Kekuasaan.............................................................4

2.4 Dampak Perebutan Kekuasaan...........................................................4

BAB III SIMPULAN......................................................................................5


DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kekuasaan merupakan salah satu konsep penting yang ada pada Ilmu Politik.
Kekuasaan sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang atau suatu kelompok
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, Sesuai dengan keinginan
para pelaku (Budiardjo 2008 : 18). Kekuasaan merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan bernegara dimana tanpa adanya kekuasaan maka kehidupan
bernegara tidak dapat berjalan dengan baik. Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang
akan sangat berpengaruh bagi kehidupan disekitarnya karena semua orang memiliki
kekuasaan, tapi yang paling penting adalah sebesar apa kekuasaan yang dimiliki oleh
seseorang tersebut sehingga besarnya kekuasaan akan menentukan kehidupannya.
Sehingga tidak heran apabila kekuasaan sering diperebutkan dan menjadi salah satu hal
yang sangat diinginkan oleh orang-orang.
Indonesia merupakan negara demokrasi dimana pembuat keputusan kolektif yang
paling kuat dalam sebuah sistem dipilih melalui sistem pemilihan umum yang adil jujur
dan berkala dimana didalam sistem ini para Calon bebas bersaing untuk memperoleh
suara dari para pemilih. Persaingan Antar calon ini biasanya dilakukan melalui
kampanye dari setiap calon Pemimpin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat


dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian perebutan kekuasaan?
2. Apa sebab merebutkan kekuasaan?
3. Sebutkan contoh dari perebutan kekuasaan?
4. Apa dampak perebutan kekuasaan?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini dan bedasarkan rumusan
masalah di atas, adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian perebutan kekuasaan.
2. Mengetahui sebab merebutkan kekuasaan.
3. Mengetahui contoh dari perebutan kekuasaan.
4. Mengetahui dampak dari perebutan kekuasaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perebutan Kekuasaan


Kekuasaan merupakan salah satu konsep penting yang ada pada Ilmu Politik.
Kekuasaan sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang atau suatu kelompok
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, Sesuai dengan keinginan
para pelaku (Budiardjo 2008 : 18).
Perebutan kekuasaan mengacu pada persaingan yang nyata atau halus dalam suatu
hubungan untuk mendapatkan kendali dan pengaruh. Dinamika kekuasaan bisa menjadi
titik pertumbuhan atau titik puncaknya.
Seperti yang kita ketahui banyak setiap orang berpolitik untuk merebutkan
kekuasaan. Kekuasaan yang mutlak dan absolut untuk mendapatkan keinginan.
Kekuasaan antar bangsa sangat dominan dan berkaitan dengan kekuasaan yang bersifat
monarki. Karena kekuasaan tersebut dapat menimbulkan konflik antar bangsa dan juga
konflik satu sama lain. Perebutan kekuasaan tidak dapat terhindari karena perebutan
tersebut sudah menjamur di Indonesia. Jadi perebutan kekuasaan adalah salah satu
faktor utama dalam sistem ketata negaraan.
Kurangnya rasa nasionalsime membuktikan bahwa kekuasaan yang dipegang secara
rakus akan menimbulkan pertentangan dari bverbagai suku dan etnis. Karena itu
bertentangan dengan kaedan dan ideologi yang dipegang masing-masing suku.
Perbedaan itu harus diatur sedemikian secara sistermatis agar perebutan kekuasaan
tersebut tidak terpecahkan denhan konflik. Melainkan dengan kompromi-kompromi
yang menghasilkan kesatuan dan kesamaan yang bersifat sintesis.

2.2 Sebab Merebutkan Kekuasaan


Terdapat tiga motivasi yang kerap mendorong para politisi untuk merebut
kekuasaan itu:
1. Merebut kekuasaan bermotif status atau kasta sosial.
Menurut teori Maslow bahwa kebutuhan tertinggi seseorang adalah
pengakuan dan penghormatan dari orang lain. Orang yang sedang berkuasa,
cenderung akan lebih di hormati dan di hargai. Semakin tinggi jabatan, maka
semakin besar pula kekuasaanya. Semakin besar kekuasaan maka penghormatan
atas dirinya akan semakin besar pula. Jika ada orang tanpa jabatan yang hadir
dalam pesta nikah atau dalam kegiatan seremonial lainnya, lalu karena keadaan
tertentu dia datang terlambat maka akan ada dua kondis yang bisa terjadi. Bisa dia
pulang karena tidak kebagian kursi, atau tetap bertahan tapi diminta panita untuk
duduk dibagian paling belakang atau di luar gedung.

2
3

Kondisi seperti ini akan berbeda jauh jika yang mengalami itu adalah
seseorang yang sedang memegang jabatan. Meski datang telat, ia tetap akan
disambut secara terhormat, disediakan kursi VIP dibagian paling depan dan diberi
penghormatan memberikan ucapan atau sambutan.
2. Merebut kekuasaan bermotif ekonomi.
Tidak dapat dipungkiri babwa tingkat kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat masih banyak didominasi para elit yang sedang berkuasa. Kebijakan
negara lebih berpihak pada kemakmuran para elit ketimbang kemakmuran untuk
rakyat. Sekali-kali kita bisa membuka dokumen penganggaran publik.Lihat betapa
timpangnya persentase anggaran untuk publik dan anggaran kebutuhan para elit. Itu
baru yang sifatnya resmi. Dugaan persekongkolan dengan pihak lain dalam
perumusan kebijakan baik anggaran, proyek maupun penempatan pejabat makin
memperbanyak pundi-pundi pendapatan. Sebagian tercium KPK, namun tidak bagi
yang lihai dan licin.
3. Motif untuk mendapatkan pelayanan publik yang istimewa.
Masalah berat yang masih dialami bangsa ini adalah buruknya pelayanan
publik terutama di sektor pemerintah. Hampir semua sektor layanan publik belum
mencerminkan pelayanan yang meyenangkan.
Mulai dari transportasi yang macet, kawasan kotor dan tidak nyaman,
pelayanan kantor yang tidak bersahabat seperti sulitnya area parkir dan toilet kotor.
Pejabat dan pegawai kerap tidak berada ditempat ketika ada masyarakat hendak
membutuhkan pelayanan. Disuruh kembali di waktu atau hari lain tentu bermasalah
apalagi kondisi kota sangat macet. Dalam hal pelayanan kesehatan, meski ada
usaha untuk memperlakukan sama untuk semua pasien namun agak berbeda jika
memperlakukan pasien yang kerabatnya memiliki kekuasaan.Dalam keadaan
tertentu ada pasien yang sekarat membutuhkan pelayanan tapi petugas kesehatan
tidak sedang berada di tempat. Mustshil ini akan terjadi jika pasien yang di rawat
itu sedang berkuasa atau memiliki kerabat dekat yang sedang berkuasa.
Jika rakyat biasa, menerobos sulitnya kemacetan adalah konsumsi setiap
hari. Beda dengan yang punya kuasa. Ia memiliki mobil pengawal agar jalannya
dilancarkan, lampu merah bisa terobos dan tidak sulit baginya mendapatkan lokasi
parkir di area publik.
Dalam hal pengurusan adminitrasi di banyak kantor, jika rakyat biasa harus
antrian panjang dan wajib mengikuti prosedur, tapi tidak bagi sebagian pemilik
kuasa. Tidak perlu antrian, tidak perlu berada di front office. Karena kekuasaan
yang melekat, sang pemilik kuasa sering mendapat pelayanan istimewa yakni di
jemput langsung pemimpin kantor dan dilayani secara kusus.Sungguh nikmat jika
seseorang itu mencapai kekuasaan. Tidak sekedar tahta dan harta tapi juga kasta.
4

2.3 Contoh Perebutan Kekuasaan


Menurut Andy Sulistiyanto, dkk dalam buku Tiga Jurus Mudah Menulis (2021),
ciri-ciri cerpen adalah:
1. Dapat dibaca dalam waktu singkat
Cerpen atau cerita pendek dapat dibaca dalam waktu singkat atau dibaca sekali
duduk. Umumnya orang hanya membutuhkan waktu sekitar lima hingga sepuluh
menit untuk membaca satu cerpen.
2. Permasalahannya tunggal
Maksudnya masalah yang disampaikan dalam cerpen hanya satu. Oleh karena
itu, tokoh yang terlibat beserta pemaparan konfliknya tidaklah banyak.
3. Watak tokoh tidak dikembangkan secara utuh
Dalam cerpen, watak tokoh hanya ditampilkan sesuai kebutuhan, yakni
disesuaikan dengan perubahan kejadian yang memengaruhi alur cerita.

2.4 Dampak Perebutan Kekuasaan


Perebutan kekuasaan dapat memiliki dampak kompleks, termasuk instabilitas
politik, konflik sosial, dan perubahan kebijakan. Hal ini bisa memengaruhi
perekonomian, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dampak perebutan kekuasaan juga dapat mencakup pengaruh terhadap hak asasi
manusia, perkembangan demokrasi, serta stabilitas regional. Selain itu, transisi
kekuasaan yang tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian di antara investor dan
pelaku bisnis, berpotensi merugikan pertumbuhan ekonomi.
BAB III
SIMPULAN

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa
naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam
pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses
mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, tema, dan bahasa secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Sebagai salah satu genre sastra, cerpen (cerita pendek) adalah cerita atau narasi
(bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat
terjadi di mana saja dan kapan saja), ceritanya pendek, singkat, padu, dan intensif
(brevity, unity, and intensity), mengandung interprestasi pengarang tentang
konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama dan bahasanya bersifat
sugestif dan menarik perhatian.
Cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi atau suatu bentuk
prosa naratif fiktif, mempunyai sifat menarik untuk dinikmati dan diteliti. Hal itu
dikarenakan cerpen senantiasa mengangkat tema tentang kehidupan manusia
dengan beragam problematik yang dialami manusia dalam kehidupan sosialnya.
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, selalu berkaitan dengan berbagai
pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius,
dan sebagainya, sedangkan amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau pendengar melalui karyanya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Liando, Ferry Daud. 2022. Mengapa Kekuasaan Diperebutkan. [Online]. Tersedia:


https://lensautara.id/mengapa-kekuasaan-diperebutkan/ (27 Desember 2023)

Anda mungkin juga menyukai