KELOMPOK 6
Disusun Oleh:
ADRIANUS PURUKUNG
MUHAMMAD ARFAH MAULANA
ATHIRA MAHARANI RAUF
HARRY PHINWA SENTOSA
MUHAMMAD REZKI SANUBARI RANNU
FIRDHA NUR AMALIA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.Adapun judul dari makalah ini adalah ” Kekuasaan Dan Pengaruh”. Makalah
ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas
terhadap penyusun. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun
sebutkan satu persatu.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2
III
i) KekuasaanYang Memiliki Legitimasi.....................................................................7
ii) Kekuasaan Memberi Penghargaan..........................................................................9
iii) Kekuasaan Memaksa...................................................................................................11
iv) Kekuasaan Berdasarkan Referensi dan pengetahuan.....................................12
v) Kekuasaan Berdasarkan Keahlian.........................................................................13
vi) Kekuasaan Terhadap Informasi..............................................................................15
vii) Kekuasaan Terhadap Ekologi.................................................................................17
C. Bagaimana Kekuasaan Dapat Diperoleh Atau Hilang............................................18
i) Teori Pertukaran Sosial..............................................................................................18
ii) Teori Kontingengsi Strategis.....................................................................................20
D. Konsekuensi Posisi Dan Kekuasaan Personal..........................................................22
E. Seberapa Kekuasaan Yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin .........................25
F. Tipe Perilaku Mempengaruhi........................................................................................30
G. Kekuasaan Dan Perilaku Mempengaruhi..................................................................36
H. Jenis Taktik mempengaruhi dalam Organisasi........................................................41
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................44
A. Kesimpulan...........................................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemimpin yang efektif ,dia harus mampu mempengaruhi orang lain agar mau menjalankan
rekan sejawat dan juga pengaruhmya terhadap bawahan .Pengaruh pada satub arah
yang di temukan dalam semua organisasi.Bgian pertama dalam bab ini akan menjelaskan
hilang.Bagaian kedua bab ini menguji bagaimana kekuasan dalam bentuk berbeda dari
BAB II
PEMBAHASAN
( KEKUASAAN DAN PENGARUH )
1. Kekuasaan.
seseorang sebagai satu target , atau terhadap berbagai orang yang menjadi
peristiwa dan juga sikap dan prilaku. Terkadang agen merupakan kelompok
absolut yang berarti batasan dimana agen tersebut mempunyai pengaruh lebih
2. Otoritas
Otoritas melibatkan hak , prerogatif, keewajiban dan tugas yang
berkaitan dengan posisi khusus dalam organisasi atau sistem sosial. Otoritas
hak yang sah untuk memberikan aturan kerja dan memberikan tugas kepada
lainnya.
perlawanan.
pada rasa apatis dari pada rasa antusiaisme dan hanya memberikan
b. Proses mempengaruhi
keyakinditerima.
mengambil sikap yang sama agar disukai oleh agen dan menjadi agen
Konseptualisasi lain dari sumber kekuasaan yang secara luas di rerima adalah
seseorang dalam organisasi ,dan sebagian merupakan bagian dari atribut hubungan
merekapercaya bawha agen memiliki untuk memerintah dan seorang target wajib
mematuhinya.
Kekuasaan berdasarkan keahlian (Expert power) : para target patuh karena mereka
suatu pekerjaan
Kekuasaan berdasarkan referensi (Referent power): para target patuh karena
mereka mengagumi atau mengenal agen dan ingin mendapatkan persetujuan agen.
KEKUASAAN POSISI
Kekuasaan yang memiliki legitimasi
Kekuasaan memberi penghargaan
Kekuasaan memberikan memaksa
Kekuasaan akan informasi
Kekuasaan secara ekologisa
KEKUASAN PERSONAL
terkadang disebut “kekuasaan yang memilikiu legitimasi” (frenc & raven 1959). Proses
kekuasaan yang disetujui seperti pada kepemilikan dan kendali atas hak milik
dari pemimpin agar mendapatkan keuntungan dri keanggotaan mereka (march &
simon, 1958). Namun, biasanya persetujuan ini merupakan pemahaman bersama yang
kepada anggota yang mengakui organisasi dan loyal terhadapnya. Kepatuhan ini juga
akan lebih mungkin terjadi kepada anggota yang mengalami inrenalisasi nilai yang
tepat untuk memenuhi tokoh yang memiliki otoritas , menghormati hokum dan
spesifik untuk memilih pemimpin biasanya didasarkan pada tradisi dan berbagai
dianggap sah oleh para angggota yang melemahkan otoritas pemimpin baru .
weweang yang dimiliki seseorang . manajer pada level yang lebih tinggi biasanya
mempunyai wewenang lebih banyak dibandingkan dengan manajer dengan level yang
lebih rendah, dan wewenang seorang manajer jauh lebih kuat dalam hubungannya
dengan bawahan dari pada hubungannya dengan rekan sejawat, atasan atau pihak luar
organisasi . meskipun demikian, terhadap target yang berada diluar rentang kendali
(seperti rekan sejawat atau orang lain), agen masih mempunyai hal yang memiliki
Hal yang ditolak kebenrannya oleh bawahan dalam melaksanakan perintah atau
melaksanakan permintaan yang tidak biasa atau tidak menyenangkan untuk menguji
diabaikan .
agen mempunyai kendali terhadap sumber daya yang penting dan penghargaan yang
diinginkan oleh target . kekusaan memberi penghargaan itu berasal dari bentuk
dengan posisi lainnya dalam organisasi yang sama . pengendalian yang lebih banyak
level eksekutif tinggi dari pada oleh manajer level rendah. Eksekutif memiliki
daya untuk berbagai subunit dan aktivitas , dan mereka juga memiliki hak untuk
dari manajer atas sumber daya dan penghargaan,tetapi juga oleh persepsi seorang
target bahwa agen memilki kapasitas dan keinginan untuk memenuhi janjinya. Suatu
agen itu kekurangan kredibilitas sebagai sumber dari sumber daya penghargaan .
dan prospek untuk mendpatkan kenaikan gaji atau promosi. Jika bawahan
kebebasan memilih dann bantuan dan kontrak, serta kebebasan penggunaan dana
sebagi dasar untuk mempengaruhi keputusan yang diambil oleh dekan, yang
secara eksplisit atau implisit untuk memberikan sesuatu kepada seorang target yang
sesuatu yang bernilai oleh seorang target,dan agen merasa penghargaan yang
diberikan adalah sumber daya yang kredibel. Jadi, penting untuk menentukan
penghargaan apa yang bernilai bagi orang yang ingin dipengaruhi, dan kredibilitas
agen tidak akan berisiko dengan memberika janiji yangb tidak realistis atau gagal
orang akan merasa hubungan mereka dengan pemimpin benar-benar didasarkan pada
melaksanakn sesuatu yang baru atau bukan hal yang rutin. Akann lebih memuaskan
impersonal dengan cara mekanis, maka mereka harus lebih banyak digunakn
secara pribadi untuk konstribusi khusus atau dukungan yang diharapkan. Digunakan
dengan car ini, kekuasaan memberi penghargaan dapat menjadi8 sumber untuk
Kekusaan memaksa
Pemimpin yang menerapkan kekuasaan memaksa kepada bawahan membuat
dasar pada wewenang memberi hokum, yang memiliki variasi amat banyak pada
berbagai organisasi berada. Kekuasaan memaksa oleh pemimpin militer dan politik
biasanyan lebih besar daripada kekuasaan manajer suatu perusahan. Dalam dua abad
terakhir, secara umum terjadi penurunan penerpan legimitasi yang memaksa pada
hak untuk memecat karyawan karenan berbagi alasan yang mereka pikir benar.
Seorang kapten kapal dapat memukul kelasinya yang tidak patuh atau dianggap tiidak
dsisersi atau tidak mematuhi perintah dalam pertempuran. Sekrang ini, buentuk
Negara.
seseorang yang amat mereka hormati. Bentuk paling kuat dari kekuasaan berdasarkan
bersedia melaksanakan apa yang diminta oleh agen, meniru perilaku agen, dan
mengembangkan sikap yang serupa dengan sikap yang diperlihatkan oleh agen
tersebut.
pengaruh potensi kepada bawahan, rekan sejawat dan atasan. Akan tetapi, keahlian
merupakan sumber kekuasaan hanya jika orang lain tergantung pada agen untuk
memberikan saran. Kekuasaan ini akan semakin besar bila masalah yang dihadapi
dan integritas agen. Dari waktu ke waktu, tindakan akan lebih dari sekedar kata-kata,
terhadap nilai-nilai.
Memperlihatkan
TABEL tanggapan yang
6-6 Cara Memperoleh mendukung
dan dan positif Berdasarkan
Menjaga Kekuasaan
Referensi
Memulai janji.
Pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dengan tugas adalah sumber utama
rekan sejawat dan atasan. Akan tetapi, keahlian merupakan hanya jika orang lain
pengetahuan dan ketrampilan tersebut. Jika masalah diselesaikan dengan tuntas atau
tentang produser kerja seperti kerja seperti panduan tertulis, diagram, cetak biru dan
Proposal atau permintaan harus dibuat dengan cara yang jelas dan meyakinkan,
dalam posisi yang tidak konsisten. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa
argument yan g rasional, beberapa orang melakukannya dengan cara arogan yang
Sumber kekuasaan lain yang juga penting adalah kendali atas informasi. Tipe
kekuasaan ini melibatkan akses terhadap informasi vital dan kendali atas distribusi
informasi kepada orang lain (Pettingrew, 1972). Beberapa akses untuk informasi
informasi yang tidak secara langsung tersedia bagi bawahan atau rekan sejawat
organisasi. Akan tetapi, hal ini tidak hanya masalah kedudukan pada posisi penting dan
memiliki informasi yang seolah muncul begitu saja; seseorang harus secara aktif terlibat
dan mempengaruhi persepsi dan sikap mereka (Kuhn 1963). Najer mengubah. Beberapa
mengedit laporan dan dokumen secara selektif, membiaskan inter prestasi data dan
untuk membantah hak pimpinannya bahwa sebuah keputusan yang tidak populer itu
dibenarkan karena alasan tertentu. Selain itu, kendali atas informasi akan memudahkan
merendahkan citra keahlian yang decara hati-hati telah diperihara. (Pfeffer, 1977a)
Menjelaskan alasan dari permintaan atau proposal dan mengapa hal tersebut
penting.
Memberikan bukti bahwa proposal itu akan berhasil dicapai.
Jangan membuat pernyataan yang gegabah, sembarangan atau tidak konsisten.
Jangan membesar-besarkan atau salah menerjamahkan kata.
Dengarkan dengan serius orang yang memberi perhatian dan menyampaikkan
usulan.
Bertindak yakin dan tegas dalam sebuah krisis.
Kendali atas informasi merupakan sumber pengaruh keatas dan keatas dan
kebawah dan kepada orang yang posisinya sejajar. Jika pemimpin benar-benar
keputusan yang didasarkan pada analisi tersebut (Korda, 1975). Akan tetapi
meskipun tampa partisipasi langsung, seorang bawahan yang memiliki kendali akan
1965). Bentuk pengaruh seperti ini sering disebut “rekayasa situasi” atau “pengendalian
secara ekologis.”
Bentuk lain dari rekayasa situasi adalah kendali atas lingkungan fisik tempat
kerja. Sebagai contoh, pencahayaan atau suara pemberi tanda pada peralatan dapat
melakukan sesuatu karena bila dilanjutkan akan mengakibatkan kecelakaan atau mesin
akan rusak. Rancangan aliran pekerjaan dan susunan fasilitas fisik menentukan
karyawan mana yang saling berinteraksi dan siapa yang mengambil tindakan insiatif
pekerjaan karyawan.
Kekuasaan bukanlah kondisi yang statis, selalu berubah seiring waktu yang
disebabkan oleh kondisi dan tindakan individu dan kelompok. Dua teori yang
bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang saat terjadi proses saling mempengaruhi
seiring waktu antara pemimpin dan bawahan dalam kelompok kecil. Teori
bantuan, yang bukan hanya meliputi manfaat material, tetapi juga manfaat
Orang belajar untuk terlibat dalam pertukaran sosial mulai dari masa kanak-kanak,
dimiliki seseorang dalam kelompok terpengaruh oleh loyalitas orang itu dan
kompetensi yang dipelihatkannya. Besarnya status dan kekuasaan yang sesuai bagi
pengendalian atas sumber daya yang langka, akses kepada informasi vital, atau
status dan pengaruh, seseorang yang telah memperlihatkan penilaian yang baik
telah mengumpulkan “nilai istimewa” dan diberikan ruang gerak yang lebih besar
daripada anggota lain untuk menyimpan dari norma kelompok yang tidak penting.
Para anggota kelompok biasanya akan bersedia menunda penilaiannya dan
mengikuti proposal inovatif orang tersebut untuk mencapai tujuan kelompok itu
terhadap keahlian pemimpinnya akan semakin kuat, sehingga makin besar status
negatifnya akan lebih besar jika kegagalan tersebut terlihat disebabkan karena
penilain yang buruk atau dianggap tidak kompeten dan bukan karena keadaan yang
berada diluar kendali pemimpin itu. Evaluasi yang negatif akan diberikan bila
loyalitas kepada kelompok. Motivasi pribadi dan sikap tidak bertanggung jawab
akan lebih dihungkan dengan pemimpin yang menyimpan dari norma dan tradisi
kelompok. Jadi, inovasi pemimipin akan seperti pedang bermata dua yang
masalah dan penghalang yang serius. Pemimpin yang gagal menunjukan inisiatif
berdasarkan keahlian, dan bentuk lain dari kekuasaan tidak terlalu dibahas. Sebagai
dari pemimpin itu. Bukti yang mendukung dari teori ini dapat dillihat dari penelitian
sosial pada pemimpin dalam organisasi besar untuk mengesahkan bahwa prosesnya
sama.
subunit tergantung pada tiga faktor: (1) keahlian dalam menanggulangi masalah
yang penting, (2) sentralitas dari subunit dalam alur pekerjaan, dan (3) tingkat
dimana keahlian dari subunit tersebut adalah unik, tidak dapat digantikan dengan
yang lainnya.
organisasi dan masalah beradap tasi dengan pristiwa dalam lingkungan yang tidak
darinya lebih besar bagi sebuah subunit yang bertanggung jawab untuk
menyelesaikan masalah yang kritis. Masalah dianggap kritisbika esensinya jelas
masalah dianggap penting bila terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara
subunit, dan subunit lainnya tidak dapat menjalankan fungisinya kecuali masalah
kritis yang dihadapi, maka semakin besar kepuasan yang diperoleh karena memilki
keahlian tersebut.
berharga akan lebih mungkin diangkat atau terpillih menduduki posisi wewenang
dalam organisasi. Subunit yang memiliki keahlian yang penting akan memiliki wakil
dalam organisasi.
Dukungan terhadap teori ini akan dijumpai pada beberapa studi (Brass,
1984, 1985, Hambrick, 1981; Hills dan Mahoney, 1978; Hinings, Hickson, Pennings
dan Schneck, 1974; Peffer & Salancik, 1974). Akan tetapi, teori gagal untuk
yang dapat membuktikan keahlian lebihnya. Proses politik dan implikasi terhadap
kekuasaan dari French dan raven (1959) atau variasinya. Dalam beberapa studi,
kuesioner yang dilakukan terhadap bawahan untuk mengukur bagaimana setiap tipe
Hinkin dan Schriesheim, 1989; Rahim 1989; Schreisheim, Hinkin & Podsakof, 1991).
dan refernsi mempunyai korelasi positif dengan kepuasan dan kinerja bawahan. Untuk
hasilnya tidak konsisten, dan korelasinya dengan kriteria biasanya negatif atau tidak
signifikan dibandinkan hasil positif. Secara keseluruhan, hasil studi itu menyatakan
bahwa pemimpin yang efektif lebih mengandalkan diri pada kekuasaan berdasarkan
peringkat atau penilaian berbagai tipe kekuasaan yang penting sebagai alasan untuk
1985). Dalam sebagian besar studi selanjutnya, responden diminta untuk memberi
nilai pada berbagai posisi atau atribut personal yang menjadi sumber kekuasaan
(Hinkin & Schriesheim, 1989; Rahim, 1989; Yukl & Falbe, 1991). Akan tetapi, hasil dari
sumua studi kekuasaan mungkin bias terhadap atribusi, sifat yang disukai oleh
masyarakat dan streotip. Sebagai contoh, bawahan yang berada di dalam kelompok
keahlian kepada atasan mereka daripada kepada bawahan dari kelompok yang
mempunyai kinerja yang rendah. Karena bias ini, pentingnya bentuk kekuasaan yang
diharapkan. Hanya sedikit studi yang mengaitkan kekuasaan dengan hasil pengaruh
yang segera seperti perubahan dalam sikap dan perilaku bawahan. Warren (1968)
referensi, dan kekuasaan yang memiliki legitimasi memiliki korelasi positif dengan
komitmen secara sifat dari bawahan, sedangkan kekuasaan memberi penghargaan dan
kekuasaaan memaksa memiliki korelasi dengan kepatuhan perilaku. Dari studi yang
dilakukan oleh Thambain dan Gemmil (1974), alasan utama untuk patuh adalah
penghargaan juga menjadi alasan penting untuk patuh, meskipun tipe-tipe ini tidak
berhubungan dengan komitmen. Yukl dan Falbe (1991) menemukan bahwa kekuasaan
yang memiliki legitimasi merupakan alasan yang paling umum untuk memenuhi
permintaan atasan, meskipun hal ini tidak mempunyai korelasi dengan komitmen
tugas. Untuk sebagian besar permintaan atau perintah yang rutin, penggunaan
kekuasaan yang memiliki legitimasi dengan bentuk permintaan atau perintah yang
digunakan dengan cara yang tepat dan didukung oleh penelitian mengenai pemimpin
kinerja yang tinggi bawahan tersebut. Penelitian ini juga berpendapat bahwa hukuman
dan Raven (1959) berpendapat bahwa tipe berbagai kekuasaan saling berkaitan
dengan cara yang kompleks. Sebagai contoh, pemimpin yang memiliki wewenang
cukup besar akan memiliki kekuasaan akan memberi penghargaan dan kekuasaan
memaksa yang juga lebih besar, dan menggunakan bentuk kekuasaan seperti ini
tipe kekuasaan, dan juga tidak menguji interaksi antara berbagai tipe kekuasaan.
Jelas bahwa pemimpin membutuhkan kekuasaan agar dapat efektif, tetapi tidak
berarti bahwa memiliki kekuasaan yang besar selalu lebih baik. Besarnya kekuasaan
keseluruhan yang sangat penting untuk kepemimpinan yang efektif dan campuran dari
berbagai tipe kekuasaan yang menjadi pertanyaan yang mulai dijawab oleh peneliti.
Jelas bahwa besarnya kekuasaan yang diperlukan tergantung pada apa yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan dan ketrampilan pemimpin dalam
secara efektif dan yang mengetahui pentingnya berkosentrasi pada tujuan yang paling
penting. Bauer (1968, hlm 17) menjelaskan cara yang bijaksana dalam menggunakan
daripada dalam situasi lainnya agar seorang pemimpin dapat efektif. Akan lebih
perubahan besar, sementara ada berbagai pihak yang menentang proposal perubahan
yang diajukan oleh pemimpin tersebut. Khususnya amat sulit bagi seorang pemimpin
yang mengetahui bahwa organisasinya akan menghadapi krisis di masa yang akan
datang, krisis yang hanya dilampaui jika persiapannya dilakukan sejak awal, tetapi
bukti-bukti akan terjadi krisis belumlah cukup untuk dapat membujuk para anggota
untuk melakukan tindakan segera. Situasi yang sama adalah kasus di mana pemimpin
pendek dan diimplementasikan dalam jangka waktu yang lama sebelum keuntungan
perspektif jangka pendek. Dalam situasi yang sulit seperti ini, pemimpin membutuhkan
politik dan kekuasaan posisi yang kuat untuk mengatasi orang-orang yang menentang
dan berusaha untuk menunjukan bahwa proposal perubahan yang diajukan tersebut
memang diperlukan dan akan efektif. Kombinasi kekuasaan personal dan posisi
selalu beresiko.
kekuasaan. Perbedaan antara posisi dan kekuasaan personal kadang tampak, tetapi
jangan terlalu dibesar-besarkan. Kekuasaan itu penting, tidak hanya sebagai sumber
untuk mempengaruhi tetapi juga untuk kekuasaan posisi dapat digunakan untuk
terbentuknya hubungan pertukaran yang lebih mendalam dengan bawahan, dan bila
pengaruh untuk menegakkan aturan dan prosedur yang tidak disukai tetapi penting
sumber daya, merugikan anggota lainya dan mengakibatkan pemimpin terlihat lemah
Akan tetapi, posisi kekuasaan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit mungkin
akan merusak. Pemimpin yang memiliki kekuasaan posisi yang terlalu besar mungkin
perubahan. Gagasan bahwa adalah korup khususnya relevan dengan kekuasaan posisi.
Sepanjang sejarah telah banyak pemimpin politik yang memiliki kekuasaa posisi yang
Penggunaan kekuasaan secara etis akan dibahas lebih rinci dalam Bab 14.
eksperimen yang dilakuakan oleh Kipnis (1972). Dia menemukan bahwa pemimpin
yang memiliki kekuasaan yang besar dalam hal memberi penghargaan menganggap
jarak sosial dengan bawahan dan lebih sering menggunakan penghargaan untuk
posisi yang terlalu berlebihan. Secara umum, pemimpin seharusnya hanya memiliki
kekuasaan posisi yang jumlahnya sedang, meskipun jumlah optimalnya bervariasi dan
personal tidak terlalu rentan disalahgunakan, karena dapat lenyap dengan cepat saat
demikian, potensi melakukan korupsi tetap ada. Pemimpin yang memiliki kekuasaan
yang besar berdasarkan keahlian atau daya tarik karismatik yang besar akan tergoda
Studi mengenai jumlah pengaruh yang digunakan pada level yang berbeda dalam
organisasi yang efektif mempunyai tingkat pengaruh timbal balik yang tinggi (Dechan,
Smith dan Selesinger, 1963). Menurut hasil studi tersebut pemimpin dalam organisasi
yang efektif membangun hubungan yang kuat dimasa mereka memiliki pengaruh yang
kuat atas bawahan tetapi mereka juga menerima pengaruh dari bawahannya.
Salah satu cara terbaik untuk yakin bahwa pemimpin dapat merespons
dari pemimpin. Aturan dan kebijakan memainkan peran untuk mengatur penggunaan
oleh para pemimpin. Peraturan kelompok, perjanjian yang telah di tetapkan dan
kebijkan resmi dapat dibuat yang meminta pemimpin untuk berkonsultasi dengan
bawahan dan perusaan untuk mendapatkan persetujuan mereka atas jenis keputusan
tertentu. Survei terhadap sikap umum dapat dilakukakn untuk mengatur keputusan
bawahan terhadap pemimpinnya. Dalam tipe organisasi dimana hal ini sering terjadi,
pemeliharaan secara periodik atau pemungutan suara yang tidak curang dapat
pemimpin yang tidak kompeten dalam cara yang menurut aturan. Akhirnya pemimpin
itu sendiri dapat mempermudah pengaruh timbal balik dengan mendorong bawahan
Pada beberapa tahun terakhir, peneliti mulai menguji tipe spesifik perilaku yang
untuk pekerjaan, dan sesuatu dimana seorang target tahu bagaimana cara untuk
menyenangkan, menyulitkan, tidak relevan, atau sulit untuk dikerjakan, reaksi target
akan berupa perlawanan. Komitmen target akan menjadi hasil yang tidak diinginkan
untuk permintaan yang sederhana, kecuali dalam kondisi yang menguntukan. Uuntuk
proaktif (Kitnis, Schmidt dan Wilkonson, 1980; Mouday, 1978; Porter, Allen & Angel,
1981; Schilit & Locke, 1982; Schreisheim & Hinkim, Yukel & Falbe, 1990) berdasarkan
studi terakhirnya, Yukl dan para kolegannya (seperti Yukl & Falbe, 1990; Yukl,
yang relevan untuk mempengaruhi bawahan, rekan sejawat dan atasan pada
organisasi besar. Taktik tersebut dijelaskan dalam tabel 6-8. Setiap taktik akan
diuraikan.
a) Persuasi Rasional : Agen menggunakan argumen yang logis dan bukti yang faktual
dalam menunjukan proposal atau permintaan itu memungkinkan dan relevan untuk
menunjukan kesediannya untuk saling timbal balik nantinya jika target mau
bantuan jika target mau melaksanakan permintaan atau menerima perubahan yang
diusulkan.
h) Mengambil Hati : Agen memberikan pujian dan bujukan sebelum atau selama
atau memferifikasi wewenang dengan mengacu kepada aturan, kebijakan forml atau
dokumen resmi.
k) Taktik Kualisi : Agen mencari bantuan orang lain untuk mendesak target untuk
melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan dari orang lain sebagai alasan
agar target menyetujuinya.
yang logis dan bukti yang faktual untuk menunjukan bahwa sebuah permintaan atau
lemah dari persuasi rasional bisa meliputi penjelasan singkat tentang alasan
atau proposal akan memberikan keuntungan kepada target secara individual. Salah
satu tipe keuntungan yang di tawarkan adalah karir target, yang membantu
n) Memberi Inspirasi : Taktik ini melibatkan emosi atau nilai yang didasarkan daya
tarik, berbeda dengan argumen logis yang digunakan dalam persuasi rasional.
ideologis pada proposal proyek atau perubahan, hingga menyampaikan pidato yang
berisi tentang apa yang dapat dicapai dalam organisasi atau menjadi sesuatu.
Tingkat kompleksitas yamg tepat tergantung pada besarnya tugas yang dijalani,
besarnya upaya dan resiko yang teerllibat, serta batas dimana orang diminta untuk
menyimpang dari cara yang telah dibuat dan tradisional dalam melaksanakan
sesuatu. Untuk memformulasi pemberian inspirasi yang efektif, agen harus memiliki
wawasan terhadap nilai, harapan, dan ketakutan dari seseorang atau kelompok
q) Pertukaran : Tipe ini merupakan taktik mempengaruhi yang secara eksplisit dan
imbalan bila mau melakukan sebuah permintaan. Taktik ini sangatlah berguna
ketika target tidak tertarik atau enggan memenuhi permintaan karena tidak
diperlukan atau bantuan jika target mau melaksanakan permintaan atau menyetujui
s) Daya Tarik Personal : Daya tarik personal melibatkan meminta kepada seseorang
agar mau melakukan kebaikan demi persahabatan atau kesetiaan terhadap agen.
Taktik mempengaruhi ini tidak dapat melakukan bila target tidak menyukai agen
atau tidak tertarik dengan yang terjadi pada agen. Makin kuat rasa persahabatan
atau loyalitasnya, maka makin banyak yang dapat diminta orang itu dari target.
t) Mengambil Hati : Mengambil hati adalah perilaku yang membuat target merasa
berperilaku amat bersahabat. Ketika tindakan mengmbil hati itu di rasakan tulus
maka hal ini akan cenderung menguatkan pendatangan positif dan membuat target
wewenang atau hak seseorang untuk melakukan suatu tipe permintaan yang
tepat.
Ada beberapa tipe taktik legitimasi yang berbeda, sebagian dari tipe itu cocok satu
a. Tekanan : Taktik dengan tekanan berupa ancaman, peringatan, dan tindakan tagas
dapat berhasil memenuhi permintaan, khususnya bila target malas atau apatis
b. Taktik koalisi : target. Pasangan koalisi bisa saja rekan sejawat, bawahan, atasan
atau orang luar. Ketika bantuan diberikan oleh atasan dari target, taktik seperti ini
biasanya disebut “pendekatan ke atas”. Tipe taktik koalisi lain adalah menggunakan
persetujuan sebelumnya dari orang lain yang akan membantu mempengaruhi target
permintaan atau gagal unyuk mematuhi aturan dan regulasi. Perilaku manajerial
Ansari 1988) atau peristiwa mempengaruhi ( Yukl, Kim & Falbe, 1996 ) menemukan
terdapat 5 tipe efek yang memungkinkan dan kelimanya tidak mempunyai hubungan
imbal balik.
Efek dari Kekuasaan dan Perilaku Mempengaruhi dari Agen pada Hasil
yang khusus agar efektif, dan pemimpin kekuasaan yang relevan akan lebih mungkin
perilaku target, tanpa melihat kekuasaan agen. Akan tetapi, sebagian besar usaha
untuk menungkatkan atau menurunkan efektivitas taktik yang digunakan oleh agen.
Efek penengah kekuasaan ini kebanyakan terjadi pada tipe kekuasaan yang secara
langsung relevan dengan taktik yang digunakan dalam usaha mempengaruhi. Efek
menengahi yang serupa barangkali terjadi pada kekuasaan memberi penghargaan dan
taktik pertukaran. Seorang agen yang memiliki kekuasaan tinggi dalam memberi
pertukaran daripada agen yang memiliki kekuasaan yang rendah dalam memberi
penghargaan itu.
taktik mempengaruhi dimana kekuasaan tidak relevan secara langsung. Agen yang
memiliki kekuasaan yang kuat berdasarkan referensi mungkin akan lebih berhasil
yang memiliki kekuasaan memaksa yang kuat mungkin akan lebih berhasil dalam
agen.
masalah apakah agen itu melakukan upaya mempengaruhi yang jelas. Sebagai contoh,
orang akan lebih bekerja sama dengan agen yang memiliki kekuasaan yang besar
depan.
Hanya ada sedikit penelitian yang menyelidiki hubungan antara kekuasaan dan
pengaruh. Ditemukan hanya ada sedikt bukti tentang usulan bahwa kekuasaan
berpengaruh terhadap cara nenilih taktik mempengaruhi. Tidak ada bukti yang
mempengaruhi yang spesifik. Hanya ada bukti berupa anekdot bahwa kekuasaan akan
menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang dapat digunakan oleh orang yang
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan,
setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka
yang dimilikinya. Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti
taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis
dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik
mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu
yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992).
Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa
menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik. 2.
untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan
merupakan teman atau karena dianggap loyal. 6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika
tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya
meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk atau sebagai
alasan agar orang yang dijadikan target setuju. 8. Tekanan (Pressure), terjadi jika
adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi. Dalam kenyataan, biasanya
2. Contoh Kasus
Suatu studi terkini, yang mempelajari perbedaan perilaku manajer di Cina Daratan,
Taiwan, dan Hong Kong, menemukan bahwa tiga sub-kultur tersebut berbeda dalam
hal taktik mempengaruhi. Walaupun manajer dari ketiga daerah tersebut percaya
bahwa rational persuasions dan exchange adalah taktik mempengaruhi yang paling
ingratiation lebih banyak dibandingkan manajer dari Cina Daratan dan Hong Kong,
dan Manajer dari Hong Kong menilai pressure sebagai sesuatu yang lebih efektif
dalam mempengaruhi orang lain dibandingkan manajer dari Taiwan dan Cina
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
saling mempengaruhi dalam organisasi (Mitzberg, 1983; feffer , 1981, 1992), kekuasaan
Konsep ini lebih fleksibel untuk digunakan dengan berbagai cara . istilah ini sangat
perpewngaruh agen terhadap seseorang sebagai satu target , atau terhadap berbagai
orang yang menjadi target.terkadang istilah ini menunjukan potensi pengaruh atas hal-
hal atau peristiwa dan juga sikap dan prilaku. Terkadang agen merupakan kelompok
berarti batasan dimana agen tersebut mempunyai pengaruh lebih besar terhadap target
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, rekan
setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka
seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang
persuasion, dan consultation dianggap sebagai taktik-taktik yang lebih lembut atau halus
(softer tactics) dan merupakan taktik-taktik yang mendasarkan diri pada personal power.
Sedangkan taktik pressure dan legitimation, yang menekankan pada kekuasaan formal,