Npm : 18051002 Kelas : 7c Fkip Matematika Mata Kuliah : Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
PROBING – PROMPTING
1. Pengertian Model Pembelajaran Probing – Prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Menurut Hamdani (2011, hlm. 23), pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
2. Sintaks Model Pembelajaran Probing – Prompting
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran probing promting adalah sebagai berikut “Mayasari dkk, 2014:57”: 1. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sebelumnya telah dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai. 2. Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut kira-kira 1- 15 detik sehingga siswa dapat merumuskan apa yang ditangkapnya dari pertanyaan tersebut. 3. Setelah itu secara acak, guru memilih seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga semua siswa berkesempatan sama untuk dipilih. 4. Jika jawaban yang diberikan siswa benar, maka pertanyaan yang sama juga dilontarkan kepada siswa lain untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran namun, jika jawaban yang diberikan salah, maka diajukan pertanyaan susulan yang menuntut siswa berpikir ke arah pertanyaan yang awal tadi sehingga siswa bisa menjawab pertanyaan tadi dengan benar. Pertanyaan ini biasanya menuntut siswa untuk berpikir lebih tinggi, sifatnya menggali dan menuntun siswa sehingga semua informasi yang ada pada siswa akan membantunya menjawab pertanyaan awal. 5. Meminta siswa lain untuk memberi contoh atau jawaban lain yang mendukung jawaban sebelumnya sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi kompleks. 6. Guru memberikan penguatan atau tambahan jawaban guna memastikan kepada siswa bahwa kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran tersebut sudah tercapai dan mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut.
3. Proses Penerapan Model Pembelajaran Probing-Prompting Pada Materi Matematika
Pada Materi Relasi dan Fungsi Pada dasarnya penerapan pembelajaran sebagai berikut : 1. Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan menyampaikan KD serta tujuan pembelajaran pada hari senin kepada siswa, setelah itu guru menjelaskan materi sampai pada contoh soal. 2. Kemudian Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan relasi dan fungsi, misalkan siswa diminta menyebutkan pengertian dari relasi dan fungsi serta apa yang membedakan keduanya serta contoh dari relasi dan fungsi tersebut. 3. Lalu Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut kira- kira 2menit sehingga siswa dapat merumuskan apa yang ditangkapnya dari pertanyaan tersebut. 4. Setelah itu secara acak, guru memilih seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga semua siswa berkesempatan sama untuk dipilih. 5. Jika jawaban yang diberikan siswa benar, maka pertanyaan yang sama juga dilontarkan kepada siswa lain untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran namun, jika jawaban yang diberikan salah, maka diajukan pertanyaan susulan yang menuntut siswa berpikir ke arah pertanyaan yang awal tadi sehingga siswa bisa menjawab pertanyaan tadi dengan benar. Pertanyaan ini biasanya menuntut siswa untuk berpikir lebih tinggi, sifatnya menggali dan menuntun siswa sehingga semua informasi yang ada pada siswa akan membantunya menjawab pertanyaan awal. 6. Menunjuk siswa lain untuk memberi contoh atau jawaban lain yang mendukung jawaban sebelumnya sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi kompleks. 7. Guru memberikan penguatan atau tambahan jawaban guna memastikan kepada siswa bahwa kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran tersebut sudah tercapai dan mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut.
4. Termasuk Kedalam Rumpun
Rumpun Model Pemrosesan Informasi Alasan : Karena pada materi relasi dan fungsi rumpun ini sangat cocok digunakan dalam model pembelajaran informasi yaitu pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengelolaan infromasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran.
5. Model Probing-Prompting Berdasarkan Kriteria Model Pembelajaran
1. Valid Karena didalam pembelajaran model probing prompting, siswa mendapatkan informasi ataupun jawaban lain dari temannya dalam memahami konsep matematika secara bulat dan utuh. 2. Praktis Karena didalam pembelajaran model Probing Prompting ,siswa dapat teramati oleh guru disetiap aktivitasnya. 3. Efektif Karena didalam pembelajaran model Probing Prompting, siswa bisa memecahkan suatu masalah pembelajaran dengan cara mengumpulkan informasi dari dari jawaban siswa satu ke yang lainnya hingga jawaban tersebut menjadi efektif serta dapat menumbuhkan motivasi siswa didalam pembelajaran, dan memperkecil peluang siswa untuk tidak aktif didalam pembelajaran.
Guru Menjelaskan Kembali Secara Singkat Konsep Materi Prasyarat Sebelum Di Laksanakan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS