BAB I
PENDAHULUAN
1
Bambang Hudiono, Pendidikan Matematika Masa Depan, dari
http://eviy.wordpress.com/2009/03/06/pendidikan-matematika-masa-depan/ , 12 Desember 2009,
pkl. 21:25.
65
3
Mumun Syaban, Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa, dari
http://www.educare.e-fkipunla.net, 26 Desember 2009, pkl. 14:49.
4
Ibid.
5
Ruspiani, Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika, Tesis
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: PPS UPI, 2000), h. 70, t.d.
67
Tak ubahnya dengan hasil penelitian Drs. Ruspiani tersebut, hal senada
juga diungkapkan oleh Dra. Sri Yuniarti selaku guru matematika di SMA
Negeri 16 Jakarta Barat. Beliau mengungkapkan bahwa kemampuan siswa
dalam mengkoneksikan antar topik matematika masih sangat rendah. Mereka
sering lupa akan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari, apalagi
untuk mengkoneksikannya dengan materi baru, kehidupan sehari-hari dan juga
bidang ilmu lain (lihat lampiran wawancara).
Dari penjabaran di atas, dapat kita lihat bahwa masih kurangnya
kemampuan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran matematika yang
menyangkut daya matematis, terutama dalam hal kemampuan koneksi
matematika. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang sifatnya real
sehingga siswa bisa merasakan bahwa matematika adalah pelajaran yang
menyenangkan, mereka dapat meminimalisir mitos-mitos negatif tentang
matematika yang telah tertanam lama dalam benak bangsa Indonesia. Dengan
demikian maka kemampuan daya matematis siswa terutama dalam hal koneksi
matematika dapat meningkat sehingga mereka mampu menerapkan
matematika pada kehidupan sehari-hari dan pada bidang lain. Hal ini tentu
saja dilakukan dalam rangka menghadapi perkembangan jaman, sehingga pada
akhirnya kualitas pendidikan matematika di Indonesia dapat meningkat.
Pertanyaannya kemudian adalah, langkah-langkah real apa saja yang
dapat dilakukan untuk menuju hal tersebut? Sedangkan jika kita amati, kondisi
pembelajaran matematika yang terjadi selama ini adalah:
1) Pembelajaran matematika yang selama ini dilaksanakan guru adalah
pendekatan konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian
tugas atau mendasarkan pada “behaviorist” atau “strukturalis”; 2)
Pengajaran matematika secara tradisional mengakibatkan siswa hanya
bekerja secara prosedural dan memahami matematika mendalam; 3)
Pembelajaran matematika yang berorientasi pada psikologi perilaku
dan strukturalis yang lebih menekankan pada hafalan dan drill
merupakan penyiapan yang kurang baik untuk kerja profesional bagi
para siswa nantinya; 4) Kebanyakan guru mengajar dengan
menggunakan buku paket sebagai “resep” mereka mengajar
matematika halaman per halaman sesuai dengan apa yang ditulis; dan
5) Strategi pembelajaran lebih banyak didominasi oleh upaya untuk
menyelesaikan materi pembelajaran dan kurang adanya upaya agar
68
terjadi proses dalam diri siswa untuk mencerna materi secara aktif dan
konstruktif.6
6
N. Setyaningsih, Aryanto, dan Rita P Khotimah, “Aplikasi Pendekatan Model
Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika” dari: http://eprints.ums.ac.id/386/011/5. NINING
S.pdf, 1 November 2009, pkl. 14:32, h.35.
7
I Gusti Ngurah Pujawan, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan
Metode PQ4R Berbantuan LKS Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika
SIswa SMP Negeri 4 Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja,
Edisi Khusus TH. XXXVIII, Desember 2005, h.777.
8
Bambang Hudiono, Op.cit.
69
Mathematies and Science Study (TIMSS) dalam tahun 2003 pada 50 negara di
dunia terhadap para siswa kelas II SLTP, menunjukkan prestasi siswa-siswa
Indonesia hanya mampu meraih peringkat ke 34 dalam kemampuan bidang
matematika dengan nilai 411 di bawah nilai rata-rata internasional yang 467.9
Melihat beberapa hasil studi dan laporan United Nations Development
Programme (UNDP), Drs. H. Athaillah Baderi menyimpulkan bahwa
“kekurangmampuan anak-anak kita dalam bidang matematika dan bidang ilmu
pengetahuan, serta tingginya angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate)
di Indonesia adalah akibat membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan
belum menjadi budaya bangsa”.10 Oleh sebab itu membaca harus dijadikan
kebutuhan hidup dan budaya bangsa kita.
Maka bijaksana kiranya ketika seorang guru menggunakan strategi
PQ4R yang memberi kesempatan pada para siswa untuk membaca disalah satu
tahap pembelajarannya. Penulis juga mempertimbangkan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Gst Ayu Mahayukti pada penelitian tindakan
kelas yang menyatakan bahwa “pembelajaran generatif dengan metode PQ4R
di kelas IIB SLTP Lab. IKIP Negeri Singaraja ternyata dapat mereduksi
miskonsepsi siswa serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika”.11 Seiring dengan meningkatnya kualitas pembelajaran
matematika, diharapkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan matematika yang disebut dengan daya matematis yang salah satunya
adalah koneksi matematika juga akan meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka untuk
mengkaji kehandalan strategi PQ4R dalam pembelajaran matematika, penulis
melakukan suatu penelitian yang difokuskan untuk melihat kemampuan
koneksi matematika siswa melalui strategi pembelajaran PQ4R. Untuk itulah,
9
Athaillah Baderi, Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan
Nasional,dari http://www.bit.lipi.go.id, 27 Desember 2009, pkl. 09:09.
10
Ibid
11
Gst Ayu Mahayukti, Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode
PQ4R dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II B SLTP
Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No.2 TH. XXXIV, April 2003, h.9.
71
C. Pembatasan Masalah
Dengan banyaknya permasalahan yang muncul dalam identifikasi
masalah, penulis dalam dalam hal ini membatasi permasalahan yang akan
diteliti pada poin pertama, yaitu bagaimanakah kemampuan koneksi
matematika siswa dan poin ketiga, yaitu apakah kemampuan koneksi
matematika siswa yang memperoleh strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi
daripada siswa yang memperoleh strategi pembelajaran konvensional,
khususnya siswa kelas X di SMA Negeri 16 Jakarta Barat pada pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
72
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan koneksi matematika siswa
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematika siswa yang
diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi
daripada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai input data sekolah yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki proses belajar
mengajar.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan guru mengenai alternatif
strategi pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai input dalam memperbaiki proses
belajar mengajar selanjutnya serta sebagai usaha dalam meningkatkan
kemampuan koneksi matematika khususnya pada pokok bahasan Sistem
Persamaan Linear dan Kuadrat.
3. Bagi siswa
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran
yang dapat digunakan oleh siswa dalam meningkatkan kemampuan
koneksi matematikanya.
4. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan input data dan bahan pertimbangan dalam
73
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Koneksi Matematika
a. Hakekat Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin mathema (pengetahuan
atau ilmu) atau manthanein yang berarti ‘belajar (berpikir) atau hal
yang dipelajari’, sedang dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau
‘ilmu pasti’. Jadi, secara epistimologi istilah matematika berarti “ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.12 Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai “ilmu tentang
bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.13
Selain dari definisi matematika di atas ada beberapa definisi
lain yang dikemukakan oleh para tokoh matematika antara lain:
Menurut Jhonson dan Myklebust, “matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”.
Menurut Lerner, “matematika di samping sebagai bahasa
simbolis juga merupakan bahasa universal yang
memungkinkan manusia memikirkan, mendata, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”.
Kline juga mengemukakan bahwa “matematika merupakan
bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara
berfikir deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar
induktif”. 14
12
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
UPI, 2001), h.18.
13
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3,
h.723.
14
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), Cet.II, h.252.
75
15
Ibid
16
Fadjar Shadiq, Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting, dari
www.fadjarp3g.files.wordpress.com , 6 Januari 2009, h.6.
17
Ibid
76
18
Erman Suherman dkk, Op.cit, h.44.
77
19
Mumun Syaban, Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa, dari
http://www.educare.e-fkipunla.net, 26 Desember 2009, pkl. 14:49.
20
Principles and Standards for School Mathematics, Va.: National Council of Teachers
of Mathematics, 2000 dari http://www.nctm.org/standards/default.aspx?id=58, 24 Agustus 2009,
pkl. 08:06, h.300.
21
Ibid.
79
Gambar 1
Standar Proses Koneksi Matematika
Mathematical Power For All Students K-12
22
Mathematical Power for All Students K-12, dari
http://fcit.usf.edu/math/resource/power.html, 24 Desember 2009, pkl. 09:06.
80
Situasi Masalah
Model Koneksi
Representasi 1 Representasi 1
Misalnya Aljabar Misalnya Grafik
Persamaan Persamaan
Koneksi Matematika
Gambar 2
Dua jenis koneksi umum
Ruspiani (2000, h.11)
23
Ruspiani, Op.cit, h.10.
24
Ibid., h.11.
81
25
Gusni Satriawati dan Lia Kurniawati, Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk Membuat
Koneksi-Koneksi Matematika, dalam Algoritma, Vol. 3, No.1, Juni 2008, h.97.
26
Ibid, h.98.
27
Ibid.
82
28
Erman Suherman dkk, Op.cit, h. 48.
29
Ruspiani, Op.cit, h.13.
83
x 0 79
y 79 0
(0,79) (79,0)
Intersep dari x − y = 11
x 0 11
y -11 0
(0,-11) (11,0)
79 y
x - y = 11
.
(45, 34)
x
0 11 79
x + y = 79
-11
Titik potong kedua garis pada titik (45, 34). Jadi, bilangan-
bilangan tersebut adalah 45 dan 34.
x + y = 79...(1)
\ Metode substitusi
x − y = 11...(2)
x + y = 79
y = 79 − x
Sustitusikan nilai y pada persamaan kedua
x − y = 11
x − (79 − x) = 11
2 x = 90
x = 45
Setelah diperoleh nilai x maka substitusikan kembali pada
persamaan sebelumnya sehingga:
84
y = 79 − x
y = 79 − 45 Atau
y = 34
x + y = 79...(1)
x − y = 11...(2)
x + y = 79
x = 79 − y
Sustitusikan nilai x pada persamaan kedua
x − y = 11
(79 − y ) − y = 11
2 y = 68
y = 34
Setelah diperoleh nilai y maka substitusikan kembali pada
persamaan sebelumnya sehingga
x = 79 − y
x = 79 − 34
x = 45
Jadi, bilangan-bilangan tersebut adalah 35 dan 34.
\ Metode Eliminasi
x + y = 79
x − y = 11 +
2 x = 90
x = 45
x + y = 79
x − y = 11 −
2 y = 68
y = 34
Jadi, bilangan-bilangan tersebut adalah 35 dan 34.
85
Contoh:
3
Jika 2 x + y = 8 dan log ( x + y ) = log 2⋅8 log 36 maka x 2 + 3 y = ...
2
(UMPTN ’98)
Jawab
2 x + y = 8...(*)
3
log ( x + y ) = log 2⋅8 log 36
2
3 log 36
log ( x + y ) = log 2 ⋅
2 3 ⋅ log 2
1
log ( x + y ) = log 36
2
log ( x + y ) = log 6
( x + y) = 6...(**)
Kita selesaikan persamaan (*) dan (**) dengan eleminasi
x+ y =6
2x + y = 8 _
−x = −2
x =2
y =4
x 2 + 3 y = 2 2 + 3(4) = 16
Maka x 2 + 3 y = 2 2 + 3(4) = 16
Topik-topik yang terlibat dalam soal di atas adalah:
] Logaritma
] Sistem persamaan linear
86
Contoh:
Selisih sisi terpanjang dan terpendek sebuah segitiga siku-siku
sama dengan dua kali selisih sisi yang lain dengan yang terpendek.
Jika luas segitiga itu sama dengan 150 cm2, maka kelilingnya sama
dengan...(UMPTN 2001/ IPA)
Jawab
Misal sisi siku-siku adalah a dan b serta sisi miring adalah c.
c – a = 2(b – a)
c = 2b – a...(*)
Berdasarkan prinsip phytagoras:
c2 = a2 + b2...(**)
Substitusikan (*) ke dalam (**)
(2b – a)2 = a2 + b 2
4b 2 – 4ab + a2 = a2 + b2
3b 2 – 4ab =0
b(3b – 4a) =0
b = 0 (tidak memenuhi) atau
4
3b = 4a maka b = a
3
Berdasarkan rumus luas segitiga:
1
Luas = x alas x tinggi
2
1
150 = ab
2
87
1 4
150 = a ( a)
2 3
a2 = 225
a = 15
4
b = (15) = 20
3
c = 2 (20) – 15 = 25
30
Ibid, h.16.
88
Jawab
E − 6I = 0
E + 10 I = 8 −
− 16 I = −8
I = 0,5
E =3
Maka nilai I = 0,5 amper dan E = 3 volt.
Selain itu, matematika juga sangat berguna dalam
menyelesaikan kehidupan sehari-hari, diantaranya dalam
menyelesaikan soal berikut
Contoh:
Diketahui sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Jika
panjangnya adalah tiga kali lebarnya dan luasnya = 7m2. Maka
panjang diagonal bidang tanah tersebut adalah...(UAN 2006)
Jawab
Misalkan p = panjang dan l = lebar, maka
p = 3.l ...(*)
Luas = p.l
72 = (3.l).l
72 = 3 l2
l2 – 24 = 0
(l + 24 )(l − 24 ) = 0
89
l = 24 = 2 6
p = 3l = 3(2 6 ) = 6 6
31
Ibid, h.8
90
32
Ibid, h.9.
33
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung:
Rosdakarya, 2008), Cet ke-14, h. 214.
34
Ibid, h. 214.
35
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), h. 85.
92
Strategi-strategi Belajar
Jenis-jenisnya
Pemotongan
36
Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 126. Akronim
37
Made Wena, Strategi Pembelajar Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.5.
38
Wina Sanjaya, Loc.cit., h. 126.
93
Gambar 3
Varian Strategi-strategi Belajar
Trianto (2007, h.90)
b. Strategi PQ4R
Salah satu jenis strategi belajar yang banyak dikenal adalah
strategi elaborasi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan
perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna.39
Penggunaan teori elaborasi untuk melakukan penataan dan
pengorganisasian isi pembelajaran didasari atas beberapa
pertimbangan, yaitu:
a) Penggunaan teori elaborasi telah terbukti dapat
memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan;
b) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;
c) Teori elaorasi memiliki cara-cara yang sistematis dalam
mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke sulit, dari
sederhana ke kompleks.40
39
Ibid, h.145.
40
Made Wena, Op.cit, h. 24.
94
41
Mohammad Nur, Strategi-Strategi Belajar, (Surabaya: UNS, 2000), Cet.I, h.34.
95
42
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), Cet.I, h.103.
96
Langkah kelima adalah “R” yang berarti recite. Pada tahap ini
siswa diminta untuk merenungkan atau mengingat kembali informasi
yang telah dipelajarinya. Yang terpenting dalam membawakan
kembali apa yang telah dibaca dan dipahami oleh peserta didik adalah
mereka mampu merumuskan konsep-konsep, menjelaskan hubungan
antar konsep tersebut, dan mengartikulasikan pokok-pokok penting
yang telah dibacanya dengan redaksinya sendiri. Akan lebih baik jika
peserta didik tidak hanya menyampaikannya secara lisan, namun juga
dalam bentuk tulisan.
Langkah terakhir adalah “R” atau review. Pada langkah
terakhir ini siswa diminta untuk membuat rangkuman atau
merumuskan intisari bahan yang telah dibacanya. Yang terpenting
pada tahap terakhir ini adalah siswa mampu merumuskan kesimpulan
sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.
Dari langkah-langkah strategi belajar PQ4R yang telah
diuraikan, dapat dilihat bahwa strategi ini dapat membantu siswa
memahami materi pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran
dengan penerapan strategi PQ4R terdapat pada tabel berikut.
43
Ibid, h.104.
44
Trianto, Op.cit., h. 148.
98
Tabel 1
Langkah-langkah pembelajaran PQ4R
45
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2009), Cet. VI, h. 179.
101
Tabel 2
Tabel perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
rendah.46
Penelitian mengenai PQ4R juga telah dilakukan oleh Gst Ayu
Mahayukti, I Gusti Ngurah Pujawan, serta Ahmad Yani dan Zubaidah. Ketiga
penelitian ini menyimpulkan bahwa PQ4R dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika yang meliputi penurunan miskonsepsi siswa,
peningkatan hasil belajar, peningkatan motivasi, dan prestasi belajar
matematika.
C. Kerangka Berpikir
Jika kita lihat langkah keempat pada strategi PQ4R yaitu langkah
reflect, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal saat membaca,
akan tetapi mereka mencoba memahami apa yang sudah dibacanya dengan
cara: “1) Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal yang telah
diketahui sebelumnya; 2) Mengaitkan subtopik di dalam teks dengan konsep-
konsep; dan 3) Mengaitkan hal yang dibacanya dengan kenyataan yang
dihadapinya”.47
Dari langkah-langkah pembelajaran tersebut maka dapat kita ketahui
bahwa ketiga cara yang dilakukan pada langkah ini merupakan suatu koneksi
matematika. Cara pertama dan kedua yang dilakukan merupakan jenis koneksi
antar topik matematika sedangkan cara ketiga merupakan jenis koneksi diluar
topik matematika.
Kemudian pada langkah kelima yaitu recite, siswa diminta untuk
merenungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajarinya.
Yang terpenting dalam membawakan kembali apa yang telah dibaca dan
dipahami oleh peserta didik adalah mereka mampu merumuskan konsep-
konsep, menjelaskan hubungan antar konsep tersebut, dan mengartikulasikan
pokok-pokok penting yang telah dibacanya dengan redaksinya sendiri.
Dilangkah kelima ini terjadi lagi penguatan pada koneksi matematika
sehingga siswa dapat menjelaskan hubungan antar konsep dengan bahasanya
46
Ruspiani, Op.cit, h. ix.
47
Agus Suprijono, Op.cit, h.104
104
STRATEGI PQ4R
Preview
Question
Menghubungkan apa yang sudah
dibaca dengan hal-hal yang telah
diketahui sebelumnya
Read
Koneksi antar
topik matematika
Mengaitkan subtopik di dalam
Reflect teks dengan konsep-konsep
Koneksi
matematika
Recite Mengaitkan hal yang dibacanya
dengan kenyataan yang Koneksi diluar
dihadapinya topik matematika
Review
Gambar 4
Proses Koneksi Matematika yang terdapat pada PQ4R
D. Hipotesis Penelitian
Rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa yansg diajarkan
dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi dari rata-rata kemampuan
koneksi matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran konvensional.
105
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
E X T1
R
K T2
Gambar 5
Desain Penelitian
48
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), Cet.V. h.73.
49
Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
Cet. II, h.100.
106
Keterangan:
R : Random
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
X : Perlakuan
T1 : Hasil post-test kelompok eksperimen
T2 : Hasil post-test kelompok kontrol
Rancangan ini terdiri atas dua kelompok, satu kelompok eksperimen
diberikan perlakuan dan satu kelompok kontrol yang tidak diberikan
perlakuan. Pada keduanya dilakukan pasca-uji dan hasilnya dibandingkan.50
50
Ibid
107
51
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
Cet. VI, h. 72.
108
k ∑σ i
2
r11 = 1 − σ 2
k − 1 t
Keterangan
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pernyataan yang valid
∑σ i
2
: jumlah varians skor tiap-tiap item
σ t2 : varians total
52
Moh. Nazir, Op.cit, h.146.
53
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 109.
54
Subana dan Sudrajat, Op.Cit, h. 133.
55
Ibid, h.134.
109
56
Ibid
110
Ei
Keterangan:
χ2 = harga kai kuadrat (chi square)
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekensi ekspetasi
57
Ibid, h.149-150.
111
58
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. III, h. 249-251.
112
2. Uji hipotesis
Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus Tes ”t” yang
satu sama lain tidak mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan,
yaitu:
a) Untuk sampel yang homogen:59
X1 − X 2 ∑ X1 ∑ X2
t= dengan X 1 = dan X 2 =
1 1 n1 n2
s gab +
n1 n 2
Sedangkan s gab =
(n1 − 1)s12 + (n2 − 1)s2 2
n1 + n2 − 2
n(∑ X 2 ) − (∑ X )
2
Dan st =
n(n − 1)
Keterangan:
t : harga t hitung
X 1 dan X 2 : nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2
2 2
s1 dan s2 : varians data kelompok 1 dan 2
sgab : simpangan baku kedua kelompok
n1 dan n2 : jumlah kelompok 1 dan 2
Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian
kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung
(thitung) dan t tabel (ttabel), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees
of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus:
df atau db = (n1 + n2) – 2
dengan diperolehnya df atau db, maka dapat dicari harga ttabel pada
taraf signifikansi 5%. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak. Tetapi, jika
thitung < ttabel maka H0 diterima; berarti tidak terdapat perbedaan mean
yang signifikan antara kedua variabel.
59
Ibid, h.239.
113
2) Menghitung df:
2
s12 s212
n + n
Rumusnya: df = 1 2
2 2
s12 s2 2
n1 + n2
n1 − 1 n2 − 1
Kriteria pengujian hipotesisnya:
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak. Jika thitung < ttabel maka H0
diterima.
F. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ 2
H1 : µ1 > µ 2
Keterangan:
µ1 : rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok
eksperimen
µ2 : rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok
kontrol
60
Ibid, h.241.
114
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tentang kemampuan koneksi matematika di SMA Negeri 16
ini dilakukan terhadap dua kelompok siswa. Kelompok eksperimen terdiri dari
30 orang siswa pada kelas X-4 yang diajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review),
sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 30 orang siswa kelas X-3 yang
diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah Sistem
Persamaan Linear dan Kuadrat (SPLK). Untuk mengukur kemampuan koneksi
matematika kedua kelompok tersebut, setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol maka kedua kelompok tersebut diberikan
tes berbentuk soal uraian. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu
dilakukan uji coba sebanyak 8 soal, uji coba tersebut dilakukan pada 30 orang
siswa di kelas XII-1A.
Setelah dilakukan uji coba instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas,
uji reliabilitas, uji taraf kesukaran butir soal dan uji daya pembeda soal.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 7 butir soal yang
valid dengan reliabilitas soal sebesar 0,43. Dari perhitungan uji taraf
kesukaran butir soal diperoleh 2 soal dengan kriteria sedang dan 5 butir soal
dengan kriteria sukar. Sedangkan dari perhitungan uji daya pembeda butir soal
diperoleh 1 butir soal dengan kriteria baik, 3 butir soal dengan kriteria cukup,
dan 3 butir soal dengan kriteria jelek. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan
akhir. Data pada penelitian ini ialah data yang terkumpul dari tes yang telah
diberikan kepada siswa SMA Negeri 16 Jakarta Barat, berupa data hasil tes
115
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
Kelompok Eksperimen
Frekuensi
Nilai Absolut Relatif Kumulatif
( fi ) f (%) ( fk )
35 – 45 3 10,00% 3
46 – 56 4 13,33% 7
57 – 67 5 16,67% 12
68 – 78 7 23,33% 19
79 – 89 4 13,33% 23
90 – 100 7 23,33% 30
Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas
interval adalah 6 kelas dengan nilai rata-rata ( x ) 71,53, median (Me) 72,21,
modus (Mo) 71,90 dan 92,80, varians (s2) 331,57, simpangan baku (s) 18,21,
tingkat kemiringan (sk) -0,11 dan ketajaman/ kurtosis (α 4 ) 1,80 (lihat
lampiran 12).
116
Frekuensi
Nilai
34,5 45,5 56,5 67,5 78,5 89,5 100,5
Gambar 6
Histogram Distribusi frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
Kelompok Eksperimen
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
Kelompok Kontrol
Frekuensi
Interval Absolut Relatif Kumulatif
( fi ) f (%) ( fk )
7 – 15 2 6,67% 2
16 – 24 6 20,00% 8
25 – 33 6 20,00% 14
34 – 42 5 16,67% 19
43 – 51 5 16,67% 24
52 – 60 6 20,00% 30
Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas
interval adalah 6 kelas dengan nilai rata-rata ( x ) 35,90, median (Me) 35,30,
modus (Mo) 24,50 dan 52,79, varians (s2) 210,51, simpangan baku (s) 14,51,
tingkat kemiringan (sk) 0,12 dan ketajaman/ kurtosis 1,67 (α 4 ) (lihat lampiran
14). Distribusi frekuensi hasil tes kelompok kontrol tersebut ditunjukkan pada
grafik histogram berikut:
Frekuensi
6
Nilai
6,5 15,5 24,5 33,5 42,5 51,5 60,5
Gambar 7
Histogram Distribusi frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
Kelompok Kontrol
118
Tabel 5
Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Antara
Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil
pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai χ 2 hitung = 6,57
(lihat lampiran 15) dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh
nilai χ 2 tabel untuk n = 30 pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 7,81.
Karena χ 2 hitung kurang dari χ 2 tabel (6,57 < 7,81) maka H0 diterima,
artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
119
Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil
pengujian untuk kelompok kontrol diperoleh nilai χ 2 hitung = 5,18 (lihat
lampiran 15) dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai
χ 2 tabel untuk n = 30 pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 7,81.
Karena χ 2 hitung kurang dari χ 2 tabel (5,18 < 7,81) maka H0 diterima,
artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Tabel 6
Hasil Uji Normalitas
χ 2 hitung χ 2 tabel
Jumlah
Kelompok α = 0,05 α = 0,05 Kesimpulan
Sampel
nilai F hitung = 1,58 (lihat lampiran 16) dan F tabel = 2,10 pada taraf signifikansi
α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 29 dan derajat kebebasan
penyebut 29. Untuk lebih jelasnya hasil dari uji homogenitas dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 7
Hasil Uji Homogenitas
F
Jumlah Varians α = 0,05
Kelompok Kesimpulan
Sampel (s2)
Hitung Tabel
Eksperimen 30 331,57
1,58 2,10 Terima H0
Kontrol 30 210,51
Karena F hitung kurang dari F tabel (1,58 < 2,10) maka H0 diterima, artinya
kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama (homogen).
Tabel 8
Hasil Uji-t
t hitung t tabel
dk α = 0,05 α = 0,05 Kesimpulan
Dari tabel diatas terlihat bahwa t hitung lebih dari atau sama t tabel (8,38 ≥
2,00) maka H0 ditolak, artinya kemampuan koneksi matematika kelompok
siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada
kelompok siswa yang menggunakan strategi ekspositori.
Perbedaan rata-rata kemampuan koneksi matematika antara kedua
kelompok tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
strategi PQ4R lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan strategi
ekspositori. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama
berlangsungnya pembelajaran. Dalam enam tahap pembelajaran pada strategi
PQ4R, siswa diberikan kesempatan untuk lebih meningkatkan kemampuan
koneksi matematika mereka.
Jika kita perhatikan hasil kemampuan koneksi matematika kedua
kelompok (lihat lampiran 11 dan 13) dan kita bandingkan dengan KKM yang
bernilai 60, maka dikelompok eksperimen yang menggunakan strategi
pembelajaran PQ4R hanya terdapat 9 siswa (30%) yang memiliki kemampuan
koneksi matematika rendah sedangkan 21 siswa (70%) memiliki kemampuan
koneksi matematika tinggi. Untuk siswa kelompok kontrol yang menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori, seluruh siswa memiliki kemampuan koneksi
matematika yang rendah atau dibawah KKM. Jika kita lihat dari segi
persentase, maka siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematika tinggi
atau diatas KKM dikelompok eksperimen jumlahnya lebih banyak daripada
dikelompok kontrol. Hal ini juga terlihat dari perolehan nilai rata-rata kedua
kelompok, yaitu 71,53 untuk kelompok eksperimen dan 35,90 untuk
122
D. Keterbatasan Penelitian
1. Pokok bahasan yang diteliti hanya pada bab sistem persamaan linear dan
kuadrat (SPLK) sehingga belum bisa digeneralisir pada pokok bahasan
lain
2. Sulitnya memotivasi siswa untuk melakukan tahap read pada saat proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa melakukannya
pada proses pembelajaran matematika sebelumnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin
mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah bagi:
1. Guru
a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran
PQ4R dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa
sehingga dapat dijadikan strategi alternatif yang dapat diterapkan
dalam kelas.
b. Guru dapat memaksimalkan sarana dan prasarana yang telah
difasilitasi oleh sekolah untuk menanamkan minat baca siswa sehingga
tahap read dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
c. Perlunya motivasi eksternal yang berasal dari guru sehingga para siswa
menyadari betapa pentingnya memahami konsep-konsep yang telah
diajarkan sebelumnya sebagai modal pembelajaran selanjutnya. Hal ini
diharapkan mampu mempermudah siswa dalam meningkatkan
kemampuan koneksi matematika.
2. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya mampu memberikan dukungan dalam hal
memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah agar para guru dapat
menerapkan berbagai jenis strategi pembelajaran, khususnya strategi
PQ4R sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi
matematika siswa.
3. Mahasiswa pendidikan matematika
Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya bagi mahasiswa pendidikan
matematika adalah agar dapat meneliti lebih dalam lagi tentang
kemampuan koneksi matematika siswa. Banyak strategi-strategi atau
metode-metode lain yang mungkin dapat dijadikan alternatif dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. Masih banyak hal-
hal menarik dalam koneksi matematika yang dapat dieksplore lebih lanjut.
126
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Subana dan Sudrajat, Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Lampiran 2
• Menentukan • Mengidentifikasi
penyelesaian langkah-langkah
sistem penyelesaian sistem
persamaan persamaan linear tiga
linear tiga variabel
variabel • Menggunakan sistem
persamaan linear tiga
variabel untuk
menyelesaikan soal
• Menentukan • Mengidentifikasi
129
penyelesaian langkah-langkah
sistem penyelesaian sistem
persamaan persamaan campuran
campuran linear dan kuadrat
linear dan dalam dua variabel
kuadrat • Menggunakan sistem
dalam dua persamaan linear tiga
variabel variabel untuk
menyelesaikan soal
3.2 • Mengidentifi Penerapan sistem • Mengidentifikasi Penilaian:
Merancang model kasi masalah persamaan linear dua masalah sehari-hari • Tugas
matematika dari yang dan tiga variabel yang berhubungan individu
masalah yang berhubungan dengan sistem • Tugas
berkaitan dengan dengan persamaan linear kelompok
sistem persamaan sistem • Merumuskan model Bentuk
linear persamaan matematika dari suatu instrumen:
3.3 linear masalah dalam • Tes tertulis
Menyelesaikan • Membuat matematika, mata uraian
model matematika model pelajaran lain atau
dari masalah yang matematika kehidupan sehari-hari
berkaitan dengan yang yang berhubungan
sistem persamaan berhubungan dengan sistem
linear dan dengan persamaan linear
penafsirannya sistem • Menyelesaikan model
persamaan matematika dari suatu
linear masalah dalam
• Menentukan matematika, mata
penyelesaian pelajaran lain atau
model kehidupan sehari-hari
matematika yang berhubungan
130
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 16 Jakarta
Lampiran 1
WAWANCARA
“Dengan SKM yang hanya 60, hanya sekitar 25% siswa yang tuntas. Dan jika
telah diberikan remedial, maka angka 25% tersebut meningkat menjadi 40%.”
6. Bagaimanakah kemampuan koneksi matematika yang dimiliki oleh siswa?
Jawab:
“Koneksi matematika yang mereka miliki masih sangat rendah. Mereka sangat
sulit mengingat materi yang telah dipelajari, terlebih lagi jika harus
mengkoneksikannya dengan materi baru dan aplikasi dalam bidang diluar
matematika dan dalam kehidupan sehari-hari.”
7. Menurut pendapat ibu, perlukah meningkatkan kemampuan koneksi
matematika siswa?
Jawab:
“Sangat perlu, karena materi matematika berbentuk spiral sehingga untuk
dapat memahami materi selanjutnya, siswa harus memahami konsep
sebelumnya sebagai bahan penunjang.”
8. Hal apakah yang biasa ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan koneksi
matematika siswa?
Jawab:
“Biasanya saya mengingatkan mereka dengan mengulang materi tersebut
sebanyak satu sampai dua kali, setelah itu jika mereka masih belum mengerti
maka saya memberikan tugas untuk membacanya sendiri di rumah.”
Lampiran 3
KELAS EKSPERIMEN
A. Standar Kompetensi:
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan
pertidaksamaan satu variabel
B. Kompetensi Dasar:
1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran
linear dan kuadrat dalam dua variabel
2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear
3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dan penafsirannya
C. Indikator:
1. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel
2. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga
variabel
136
D. Materi Pokok:
Sistem persamaan linear dan kuadrat
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Materi Ajar: Persamaan garis lurus
Waktu Langkah-langkah Kegiatan
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
• Guru memberikan sedikit ilustrasi apa yang akan dipelajari
selanjutnya
137
2. Question
• Guru melakukan apersepsi dengan cara memberi pertanyaan
tentang basic aljabar (mengenai variabel, koefisien, konstanta
dan koordinat) yang menjadi kemampuan prasyarat
berkenaan dengan meteri yang akan dipelajari yaitu tentang
persamaan garis lurus.
• Beberapa siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut secara lisan
60’ Kegiatan inti
3. Read
Siswa diminta untuk membaca (buku atau slide power point
yang telah disediakan) secara sekilas tentang persamaan garis
lurus untuk merecall memory mereka kembali
4. Reflect
Guru membimbing siswa untuk memahami apa yang sudah
dibacanya dengan cara:
• Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal
yang telah diketahui sebelumnya
• Mengaitkan hal yang baru dibacanya dengan berbagai
konsep matematika yang telah dipelajari
5. Recite
• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat
pada LKS-1 dengan mengingat kembali informasi yang
telah dipelajarinya
• Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS-1
10’ Kegiatan akhir
6. Review
• Beberapa siswa diminta untuk mengungkapkan intisari
materi tentang persamaan garis lurus secara lisan
• Guru memberikan evaluasi
138
Evaluasi
No Soal Skor
1 Jika gradien garis yang melalui titik R (-3, 4a) dan S (9, a)
20
adalah 2, maka a = ...
2 Gradien dari garis yang memiliki persamaan
20
3(5 − 2 x) − 4( y + 2) = 0 adalah ...
3 Gradien garis yang melalui titik A (0,-4) dan B (6,5) adalah
20
...
4 Persamaan garis yang melalui titik (1,5) dan sejajar dengan
20
garis y = 3x − 4 adalah ...
5 Persamaan garis yang melalui titik (1,0) dan tegak lurus
20
dengan garis 3x = y − 5 adalah ...
Pertemuan Kedua
Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV) dengan metode grafik
Waktu Langkah-langkah Kegiatan
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi
siswa
• Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang
persamaan garis lurus
• Guru memberikan sedikit ilustrasi apa yang akan dipelajari
selanjutnya
2. Question
• Guru melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan-
pertanyaan awal mengenai kesamaan, persamaan linear dan
sistem persamaan linear
• Beberapa siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan
139
Evaluasi
No Soal Skor
1 Nilai x yang memenuhi persamaan:
5 x + y = 25 30
adalah ... (gunakan metode grafik)
x − y = 6
140
Pertemuan Ketiga
Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV) dengan metode aljabar (eleminasi, substitusi
dan eleminasi-substitusi)
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi
siswa
• Guru memberi contoh masalah kehidupan sehari-hari yang
diselesaikan dengan sistem persamaan linear sebagai
stimulus pada siswa pada awal pembelajaran
2. Question
• Guru melakukan apersepsi dengan cara menanyakan
bagaimana mereka dapat menyelesaikan masalah yang
diberikan pada tahap preview
• Beberapa siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut secara lisan
141
Evaluasi
No Soal Skor
1 Diberikan sistem persamaan:
40
5 3
x − =1
y 6
Nilai = ...
2 + 1
=7
xy
x y
Pertemuan Keempat
Materi Ajar: Sistem persamaan linear tiga variabel
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi
siswa
• Guru melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan
kembali metode-metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV)
2. Question
• Guru memberi contoh sistem persamaan linear tiga variabel
143
Evaluasi
No Soal Skor
1 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
berikut:
y z
x − 2 − 4 = 1
30
x z
− y + = −1
3 2
x y z 4
− 2 + 4 − 3 = 3
2 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
berikut:
4 2 3
x + y + z =1
40
4 4 3
+ + =2
x y z
8 2 6
− + − = 1
x y z
3 Parabola y = ax 2 + bx + c melalui titik (0,0), (2,3) dan
30
(3,6) maka a + b + c = ...
Pertemuan Kelima
Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat (SPLK)
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi
siswa
145
Evaluasi
No Soal Skor
1 Parabola y = 2 x 2 − px − 10 dan y = x 2 + px + 5
berpotongan di titik (x1 , y1 ) dan (x 2 , y 2 ) . Jika 40
x1 − x 2 = 8 , maka nilai p sama dengan...
2 Suatu garis lurus mempunyai gradien -3 dan memotong
parabola y = 2 x 2 + x − 6 di titik (2, 4). Maka titik potong 40
lainnya adalah...
3 Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLK berikut ini:
x + 2 y = 1
a. 2
y = x +1 30
x + y = 3
b. 2
y = x − 4x + 3
Pertemuan Keenam
Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi
siswa
• Guru melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan
kembali bagaimana cara menyelesaikan SPLK
147
2. Question
Guru memberikan contoh SPLK dengan bentuk yang berbeda
dengan pertemuan sebelumnya
60’ Kegiatan inti
3. Read
Seluruh siswa dipersilahkan untuk membaca sekilas mengenai
penyelesaian SPLK dengan bentuk yang lain untuk dijadikan
kemampuan awal dalam menyelesaikan pertanyaan pada LKS-6
4. Reflect
Guru membimbing siswa untuk memahami apa yang sudah
dibacanya dengan cara:
• Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal
yang telah diketahui sebelumnya
• Membandingkan bentuk SPLK yang telah diberikan dengan
yang baru sehingga mereka mengetahui perbedannya
5. Recite
• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat
pada LKS-6 dengan mengingat kembali informasi yang
telah dipelajarinya pada tahap reflect
• Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS-6
10’ Kegiatan akhir
6. Review
• Guru meminta beberapa orang siswa untuk mengungkapkan
perbedaan jenis SPLK sekaligus cara penyelesaiannya
secara lisan
• Guru memberikan evaluasi
148
Evaluasi
No Soal Skor
1 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut
2 xy + y 2 − 5 y − 6 = 0
a.
y = x −1 50
3 x − y − 16 = 0
b. 2 2
x + y − 6 x + 4 y − 12 = 0
2 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut
x + 2 y = 4
a. 2 2
2 x − 3 xy − 2 y = 0 50
x + y + 1 = 0
b. 2 2
x + 6 xy + 9 y = 9
Pertemuan Ketujuh
Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan
sistem persamaan
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi
siswa
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru me-review inti materi yang telah diberikan
2. Question
Siswa dipersilahkan untuk mempertanyakan keseluruhan materi
yang masih dianggap perlu penjelasan ulang
60’ Kegiatan inti
3. Read
Siswa dipersilahkan untuk membaca sekilas tentang
keseluruhan materi yang telah diberikan
149
4. Reflect
• Setiap siswa diberikan contoh soal cerita yang
menggunakan prinsip sistem persamaan
• Guru membimbing siswa untuk merancang model
matematika dari contoh soal tersebut
• Siswa mengidentifikasi model matematika tersebut untuk
kemudian diselesikan bersama-sama
5. Recite
• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat
pada LKS-7
• Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS-7
10’ Kegiatan akhir
6. Review
• Guru memberi kesempatan pada beberapa orang siswa
untuk menjelaskan kembali cara merancang model
matematika dari suatu persoalan
• Guru memberikan evaluasi
Evaluasi
No Soal Skor
1 Siswa-siswi suatu kelas akan mengadakan wisata dengan
menggunakan bus dengan harga sewa Rp. 120.000,00.
Untuk memenuhi tempat duduk, 2 siswa dari kelas lain
50
diajak serta. Dengan demikian ongkos per anak
berkurang Rp.100,00. Berapakah jumlah tempat duduk
semula ?
2 Keliling sebuah segitiga adalah 26 cm. Sisi terbesar lebih
pendek 2 cm dari jumlah keduan sisi lainnya. Apabila sisi
50
terpanjang lebih panjang 4 cm dari sisi tengahnya,
tentukan panjang ketiga sisi segitiga tersebut !
150
Pertemuan Kedelapan
Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan
sistem persamaan
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
1. Preview
• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi
siswa
• Guru dan siswa melakukan preview seluruh materi yang
telah disampaikan. Hal ini dilakukan agar siswa mempunyai
gambaran menyeluruh mengenai isi pelajaran sehingga
dapat melakukan koneksi matematika dengan baik.
2. Question
Guru memberikan waktu untuk bertanya pada siswa mengenai
materi yang kurang mereka pahami. Pengulangan materi ini
dilakukan untuk memperkuat dan memperdalam pemahaman
konsep yang telah diajarkan.
60’ Kegiatan inti
3. Read
Seluruh siswa dipersilahkan untuk membaca kembali catatan
mereka dan menambahkan hal-hal yang dianggap kurang
dengan bahasa mereka sendiri.
4. Reflect
• Untuk penguatan, setiap siswa diberi tugas untuk menjawab
pertanyaan yang terdapat pada LKS-8 sebagai refleksi dari
materi yang telah mereka baca dan terima selama proses
pembelajaran
• Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan LKS-8
151
5. Recite
Guru dan siswa membahas soal pada LKS-8 yang dianggap
sulit dan memerlukan beberapa konsep pada bidang ilmu lain
sehingga mereka bisa mengaitkan konsep-konsep pada pokok
bahasan sistem persamaan linear dan kuadrat dengan konsep-
konsep pada ilmu pengetahuan lain dan dalam kehidupan
sehari-hari
10’ Kegiatan akhir
6. Review
• Guru meminta beberapa orang siswa untuk mengungkapkan
kembali konsep-konsep yang terkait dengan materi SPLK
• Guru memberikan evaluasi
Evaluasi
No Soal Skor
1 Lingkaran x 2 + y 2 + Ax + By + C = 0 melalui titik-titik
(3, -1), (5, 3), dan (6, 2).
a. Tentukan nilai A, B dan C.
30
b. Tuliskan persamaan lingkaran tersebut!
c. Ubahlah persamaan lingkaran tersebut dalam bentuk
kuadrat sempurna!
2 Diketahui tiga bilangan a, b dan c. Rata-rata dari ketiga
bilangan itu adalah 16. Bilangan kedua ditambah 20 sama
dengan jumlah bilangan lainnya. Bilangan ketiga sam 40
dengan jumlah bilangan yang lain dikurangi empat.
Carilah bilangan-bilangan itu!
3 Panjang sisi sebuah persegi panjang lebih 2 cm dari lebar
sisinya. Jika luas persegi panjang itu sama dengan 168
30
cm2.
152
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMA Negeri 16 Jakarta Barat
KELAS KONTROL
A. Standar Kompetensi:
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan
pertidaksamaan satu variabel
B. Kompetensi Dasar:
1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran
linear dan kuadrat dalam dua variabel
2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear
3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dan penafsirannya
C. Indikator:
1. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel
2. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga
variabel
3. Siswa dapat Menentukan penyelesaian sistem persamaan campuran linear
dan kuadrat dalam dua variabel
154
D. Materi Pokok:
Sistem persamaan linear dan kuadrat
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Materi Ajar: Persamaan garis lurus
Waktu Langkah-langkah Kegiatan
20’ Kegiatan awal
• Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai topik
matematika yang merupakan materi prasyarat bagi materi yang
akan
• Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
60’ Kegiatan inti
• Guru menjelaskan tentang persamaan garis lurus
• Guru memberikan contoh soal yang diselesaikan
• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal
155
Evaluasi
No Soal Skor
1 Jika gradien garis yang melalui titik R (-3, 4a) dan S (9, a)
20
adalah 2, maka a = ...
2 Gradien dari garis yang memiliki persamaan
20
3(5 − 2 x) − 4( y + 2) = 0 adalah ...
3 Gradien garis yang melalui titik A (0,-4) dan B (6,5) adalah
20
...
4 Persamaan garis yang melalui titik (1,5) dan sejajar dengan
20
garis y = 3 x − 4 adalah ...
5 Persamaan garis yang melalui titik (1,0) dan tegak lurus
20
dengan garis 3 x = y − 5 adalah ...
Pertemuan Kedua
Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV) dengan metode grafik
Waktu Langkah-langkah Kegiatan
20’ Kegiatan awal
• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
156
Evaluasi
No Soal Skor
1 Nilai x yang memenuhi persamaan:
5 x + y = 25 30
adalah ... (gunakan metode grafik)
x − y = 6
2 Dengan menggunakan metode grafik tentukan himpunan
30
penyelesaian dari sistem persamaan berikut:
157
2x − 3 y − 2 2
3 − 4 = 3
x + 2 − 2y − 3 = 3 1
2 4 4
3 Dengan menggunakan metode grafik tentukan himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan berikut:
1 2 11 40
x + =
y 12
3 − 6
= −1
1
x y 4
Pertemuan Ketiga
Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV) dengan metode aljabar (eleminasi, substitusi
dan eleminasi-substitusi)
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa
60’ Kegiatan inti
• Guru menjelaskan langkah-langkah menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan menggunakan
metode aljabar yaitu: eleminasi, substitusi, dan elemiinasi-
substitusi
• Guru mengingatkan kembali contoh soal-soal yang telah
diselesaikan dengan menggunakan metode grafik
• Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal-soal tersebut
dengan menggunakan metode-metode aljabar sehingga
diperoleh himpunan penyelesaian yang sama
• Siswa mengamati setiap perbedaan langkah-langkah setiap
158
Evaluasi
No Soal Skor
1 Diberikan sistem persamaan:
40
5 3
x − =1
y 6
Nilai = ...
2 + 1
=7
xy
x y
Pertemuan Keempat
Materi Ajar: Sistem persamaan linear tiga variabel
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa
60’ Kegiatan inti
• Guru mengingatkan kembali metode aljabar apa saja yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan SPLDV
• Guru menjelaskan bahwa metode aljabar tersebut juga dapat
digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tiga
variabel
• Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear
tiga variabel dengan menggunakan metode-metode aljabar
tersebut
• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum
jelas
• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal
yang telah diberikan
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru
• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa
kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan
10’ Kegiatan akhir
• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran
• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)
160
Evaluasi
No Soal Skor
1 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
berikut:
y z
x − 2 − 4 = 1
30
x z
− y + = −1
3 2
x y z 4
− 2 + 4 − 3 = 3
2 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
berikut:
4 2 3
x + y + z =1
40
4 4 3
+ + =2
x y z
8 2 6
− + − = 1
x y z
3 Parabola y = ax 2 + bx + c melalui titik (0,0), (2,3) dan
30
(3,6) maka a + b + c = ...
Pertemuan Kelima
Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat (SPLK)
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa
60’ Kegiatan inti
• Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear
dan kuadrat (SPLK)
161
Evaluasi
No Soal Skor
1 Parabola y = 2 x 2 − px − 10 dan y = x 2 + px + 5
berpotongan di titik (x1 , y1 ) dan (x 2 , y 2 ) . Jika 40
x1 − x 2 = 8 , maka nilai p sama dengan...
2 Suatu garis lurus mempunyai gradien -3 dan memotong
parabola y = 2 x 2 + x − 6 di titik (2, 4). Maka titik potong 40
lainnya adalah...
3 Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLK berikut ini:
x + 2 y = 1
a. 2
y = x +1 30
x + y = 3
b. 2
y = x − 4x + 3
Pertemuan Keenam
Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
162
Evaluasi
No Soal Skor
1 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut
2 xy + y 2 − 5 y − 6 = 0
a.
y = x −1 50
3 x − y − 16 = 0
b. 2 2
x + y − 6 x + 4 y − 12 = 0
2 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut
x + 2 y = 4
a. 2 2
2 x − 3 xy − 2 y = 0 50
x + y + 1 = 0
b. 2 2
x + 6 xy + 9 y = 9
163
Pertemuan Ketujuh
Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan
sistem persamaan
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa
60’ Kegiatan inti
• Disertai dengan beberapa contoh, guru menjelaskan cara
menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan sistem persamaan
• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum
jelas
• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal
yang telah diberikan
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru
• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa
kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan
10’ Kegiatan akhir
• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran
• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)
Evaluasi
No Soal Skor
1 Siswa-siswi suatu kelas akan mengadakan wisata dengan
menggunakan bus dengan harga sewa Rp. 120.000,00.
Untuk memenuhi tempat duduk, 2 siswa dari kelas lain 50
diajak serta. Dengan demikian ongkos per anak
berkurang Rp.100,00. Berapakah jumlah tempat duduk
164
semula ?
2 Keliling sebuah segitiga adalah 26 cm. Sisi terbesar lebih
pendek 2 cm dari jumlah keduan sisi lainnya. Apabila sisi
50
terpanjang lebih panjang 4 cm dari sisi tengahnya,
tentukan panjang ketiga sisi segitiga tersebut !
Pertemuan Kedelapan
Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan
sistem persamaan
Waktu Kegiatan Pembelajaran
20’ Kegiatan awal
• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa
60’ Kegiatan inti
• Guru memberikan persoalan menyelesaikan model matematika
yang berkaitan dengan sistem persamaan
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru
sebagai penguatan atas materi yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya
• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa
kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan
10’ Kegiatan akhir
• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran
• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)
Evaluasi
No Soal Skor
1 Lingkaran x 2 + y 2 + Ax + By + C = 0 melalui titik-titik
30
(3, -1), (5, 3), dan (6, 2).
165
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMA Negeri 16 Jakarta Barat
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa-1
(LKS-1)
l
7
0 1 3 5 x
2 x + y = 2
e.
x + 2 y = −5
x + 2
2 − 3 y = 12
f.
2x + 2 y −1 = − 5
3 2 6
Berdasarkan jawaban diatas, maka:
“persamaan linear dua variabel” adalah:
..............................................................................................................................
1 1
x+ x+
170
1
1. Jika 3 x − 2 y = dan 2 x − y − 16 = 0 maka x + y = ...
81
x+
1 1 1
x + y = 6
adalah ...
1 + 1 =0
4 x 2 y
4. Dua buah buku dan tiga batang pensil harganya Rp. 5.250,00. Lima
buah buku dan dua batang pensil harganya Rp. 9.000,00. Harga
5 x + y = 49
adalah ...
x − y = 6
172
1 2 4 1 1 1
x + y + z =1 2 x + 3 y − 5 z = 1
1 4 12 3 1 2
a. − + + =0 b. x − y + z = 4
x y z 2 3 5
2 8 4 1 2 1
+ + = −1 2 x + 3 y − 5 z = 2
x y z
tersebut!
3. Hitunglah kuat arus I1, I2, dan I3 dari rangkaian listrik berikut ini:
I1 Jawab
5Ω I3 I2
3Ω
10 Ω
6v
173
2 x + y + 1 = 0
1. Diketahui SPLK 2
y = x − 4x
himpunan penyelesaiannya
4 x+ y 1
3 =
2. Nilai x yang memenuhi persamaan 243 adalah...
x 2 + 7 y = 25
20 m!
nilai m adalah...
174
1. Carilah nilai m, agar tiap SPLK berikut ini tepat mempunyai satu
x 2 + 4 y 2 − 4 = 0
a.
y = x + m
x 2 + 4 y 2 − 4 = 0
b.
y = x + m
= ...
1. Enam tahun yang lalu jumlah umur ayah dan ibu sama dengan sebelas
kali selisihnya. Sekarang umur ayah adalah tujuh per enam dari
umur ibu. Tentukan masing-masing umur ayah dan ibu lima tahun
dan biaya produksi per hari selama tiga hari pertama diperlihatkan
Misalakan biaya produksi per satuan barang konstan. Pada hari ke-4
Lampiran 5
(2,16) Gambar gr
Misal h adalah su
• 2 x + h = 20 ⇔
X 0
Y 20
• − 4x + h = 8
x 0
Y 8
20 y
16 (2, 16)
-2 0 2
(3):
I1 = I 2 + I 3
I1 = 2I 3 + I 3
I 1 = 3I 3
Substitusikan
(2):
6 I 1 + 10 I 3 =
6(3 I 3 ) + 10 I
28 I 3 = 9
9
I3 = ampere
28
I 2 = 2I 3 = 2
I 1 = 3I 3 = 3
3. Koneksi antar konsep 3. Uang A: uang B = 3:4.
3. A : B =3:4
matematika: koneksi Uang B: uang C = 8:9. Apabila A
A 3
dan B bersama-sama mempunyai =
terikat. B 4
Topik-topik yang Rp. 3.000,00 lebih banyak dari C,
3
A = B …(1)
terkait: maka berapakah modal A, B dan 4
• Perbandingan C? B:C= 8:9
senilai
180
• Aritmatika sosial B 8
=
• Sistem persamaan C 9
linear tiga 9
C= B …(2)
8
variabel
A + B = C + 3.0
Substitusikan
ke persamaan (3):
3 9
B+B=
4 8
5
B = 3000
8
B = 3000
B = 4800
Substitusikan nila
(1) dan (2):
3
A= B …(1)
4
3
A= (4800
4
A = 3600
9
C= B …(2)
8
9
C= B
8
9
C = (4800
8
C = 5400
Jadi:
Uang A = Rp. 3.60
Uang B = Rp. 4.80
Uang A = Rp. 5.40
Menentukan 4. Koneksi antar 4. Selisih sisi terpanjang dan 4. Misal sisi siku
181
penyelesaian konsep matematika: terpendek sebuah segitiga siku- serta sisi miring ad
sistem koneksi terikat. siku sama dengan dua kali selisih c – a = 2(b –
persamaan Topik-topik yang sisi yang lain dengan yang c = 2b – a...(*)
campuran terkait: terpendek. Jika luas segitiga itu Berdasarkan prins
linear dan • Sifat-sifat dalam sama dengan 150 cm2, maka c2 = a2 + b2...(**)
kuadrat dalam segitiga kelilingnya adalah... Substitusikan (*) k
dua variabel • Teorema (2b – a)2 =
pythagoras 4b 2 – 4ab + a
• Luas segitiga 3b 2 – 4ab =0
• Keliling segitiga b(3b – 4a) =0
Jadi HP: (1
183
• Mengidentifi 6. Koneksi di luar topik 6. Andi dan Budi berjarak 12 km. 6. Keterangan:
kasi masalah matematika: koneksi Jika mereka berjalan berlawanan v: kecepatan (km/ja
yang matematika dalam arah (saling mendekat), mereka s: jarak (km)
berhubungan mata pelajaran fisika akan bertemu dalam waktu 1 jam. t: waktu (jam)
dengan Jika mereka berjalan ke arah yang Misalkan:
sistem sama, Andi dapat menyusul Budi Kecepatan Andi =
persamaan dalam waktu 3 jam. Tentukan Kecepatan Budi =
linear kecepatan dari masing-masing
Jika mereka jalan
• Membuat anak tersebut!
saling mendekati m
model sA = vA ⋅ t A =
matematika sB = vB ⋅ t B =
yang
s AB = s A + s B
berhubungan 12 = x + y...(
dengan
Jika mereka berja
sistem
yang sama maka:
persamaan
sA = vA ⋅ t A =
linear sB = vB ⋅ t B =
• Menentukan
s AB = 12 + s B
penyelesaian
s AB = 12 + 3 y
model
Saling menyusul ke
matematika
s A = s AB
dari masalah
3 x = 12 + 3 y
yang x = 4+ y
berhubungan 4 = x − y...(
dengan Kita eliminasi pers
sistem x + y = 12
persamaan x− y =4 +
linear 2 x = 16
• Menafsirkan x =8
hasil Subtitusikan nilai
184
penyelesaian 12 = x + y
masalah 12 = 8 + y
yang y =4
234,25 + l = 409
l = 174
Lampiran 7
VALIDITAS INSTRUMEN TES
25 Y 0 4 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0
26 Z 0 2 1 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0
27 AA 0 3 0 0 0 9 0 0 0 9 0 0 0 81 0 0
28 AB 0 3 0 4 0 0 0 0 0 9 0 16 0 0 0 0
29 AC 0 5 0 8 0 10 0 0 0 25 0 64 0 100 0 0
30 AD 0 6 0 0 10 0 0 0 0 36 0 0 100 0 0 0
S 15 172 21 64 78 144 3 39 125 1202 75 552 572 1236 5 341
rhitung 0,248 0,480 0,376 0,562 0,388 0,655 0,485 0,501
rtabel 0,361
kriteria IV V V V V V V V
187
Lampiran 6
I1
6Ω I2 I3
5Ω 10Ω
9v
188
4. Selisih sisi terpanjang dan terpendek sebuah segitiga siku-siku sama dengan
dua kali selisih sisi yang lain dengan yang terpendek. Jika luas segitiga itu
sama dengan 150 cm2, maka kelilingnya adalah...
6. Andi dan Budi berjarak 12 km. Jika mereka berjalan berlawanan arah (saling
mendekat), mereka akan bertemu dalam waktu 1 jam. Jika mereka berjalan ke
arah yang sama, Andi dapat menyusul Budi dalam waktu 3 jam. Tentukan
kecepatan dari masing-masing anak tersebut!
189
190
Lampiran 9
NOMOR SOAL
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7
10 0 10 8 5 0 10
5 6 0 6 8 2 12
10 2 10 2 10 1 0
6 0 0 7 6 0 0
8 0 10 0 10 0 1
5 1 10 0 10 0 0
8 5 0 0 8 0 0
Kelompok
6 0 0 10 8 0 0
Atas
10 0 2 2 10 0 0
5 0 8 0 10 0 0
6 0 8 0 8 0 0
10 0 0 8 0 0 0
6 0 0 2 10 0 0
3 0 0 0 7 0 8
6 2 0 9 0 0 0
S 104 16 58 54 110 3 31
0 0 0 5 8 0 4
6 0 0 0 10 0 0
6 0 0 10 0 0 0
8 1 0 0 4 0 0
6 0 2 4 0 0 0
3 0 0 0 9 0 0
10 1 0 0 0 0 0
Kelompok
0 1 0 5 0 0 4
Bawah
5 1 0 0 3 0 0
3 0 4 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 0 0 0
∑ 68 5 6 24 34 0 8
DP 0,24 0,073 0,347 0,2 0,507 0,02 0,153
Kriteria
cukup
cukup
cukup
jelek
jelek
jelek
baik
191
Lampiran 10
TARAF KESUKARAN
NOMOR SOAL
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7
1 A 5 1 0 0 3 0 0
2 B 5 1 10 0 10 0 0
3 C 8 5 0 0 8 0 0
4 D 10 0 0 8 0 0 0
5 E 6 0 0 7 6 0 0
6 F 5 6 0 6 8 2 12
7 G 6 0 0 2 10 0 0
8 H 8 1 0 0 4 0 0
9 I 6 0 8 0 8 0 0
10 J 5 0 0 0 0 0 0
11 K 6 2 0 9 0 0 0
12 L 6 0 0 10 8 0 0
13 M 5 0 0 0 0 0 0
14 N 10 2 10 2 10 1 0
15 O 0 1 0 5 0 0 4
16 P 6 0 2 4 0 0 0
17 Q 3 0 0 0 7 0 8
18 R 0 0 0 5 8 0 4
19 S 10 0 10 8 5 0 10
20 T 10 0 2 2 10 0 0
21 U 6 0 0 0 10 0 0
22 V 10 1 0 0 0 0 0
23 W 5 0 0 0 0 0 0
24 X 8 0 10 0 10 0 1
25 Y 4 0 0 0 0 0 0
26 Z 2 1 0 0 0 0 0
27 AA 3 0 0 0 9 0 0
28 AB 3 0 4 0 0 0 0
29 AC 5 0 8 0 10 0 0
30 AD 6 0 0 10 0 0 0
∑ 172 21 64 78 144 3 39
P 0,5733 0,07 0,2133 0,26 0,48 0,005 0,065
K r it e r ia
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
192
Lampiran 11
1) Distribusi frekuensi
36 37 44 46 49 53
55 58 59 61 64 65
69 70 70 71 72 73
74 79 84 84 85 91
92 93 96 96 96 98
2) Banyak data (n) = 30
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 98-36
= 62
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + (3,3 x 1,48)
= 5,874 ≈ 6 (dibulatkan ke atas)
R 62
5) Panjang kelas (i) = = = 10,33 ≈ 11 (dibulatkan ke atas)
K 6
193
Lampiran 12
Titik
Batas Batas Frekuensi
2 2
No Interval Tengah Xi fi X i fi X i
Bawah Atas
( fi ) f (%) (Xi )
Mean ( X ) =
∑f X i i
∑f i
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
Mean ( X ) =
∑f X i i
=
2146
= 71,53
∑f i 30
194
3) Modus (Mo)
δ1
Mo = l + ⋅ i
δ +δ
1 2
Keterangan :
δ1
⋅ i = 67,5 +
2
Mo = l + ⋅ 11 = 71,90
δ +δ
1 2 2+ 3
δ1 3
Mo = l + ⋅ i = 89,5 + ⋅ 11 = 92,80
δ +δ
1 2 3+ 7
195
n ∑ f i X i − (∑ f i X i )
2 2
30(163126) − (2146)
2
2
4) Varians ( s ) = = = 331,57
n (n − 1) 30(30 − 1)
N ∑ f . X i − (∑ f . X i )
2 2
1 1
∑ f ( X i − X )4 (5937509,85)
7) Ketajaman/kurtosis (α 4 ) = n = 30 = 1,80
s4 (18,21) 4
Lampiran 13
1) Distribusi frekuensi
9 14 19 21 22 22
24 24 25 26 31 32
32 33 35 39 41 41
42 44 48 49 50 51
52 55 57 57 58 59
2) Banyak data (n) = 30
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 59 - 9
= 50
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + (3,3 x 1,48)
= 5,874 ≈ 6 (dibulatkan ke atas)
R 50
5) Panjang kelas (i) = = = 8,33 ≈ 9 (dibulatkan ke atas)
K 6
197
Lampiran 14
Titik
Batas Batas Frekuensi
2 2
No Interval Tengah Xi fi X i fi X i
Bawah Atas
( fi ) f (%) (Xi )
Mean ( X ) =
∑f X i i
∑f i
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
Mean ( X ) =
∑f X i i
=
1077
= 35,90
∑f i 30
198
3) Modus (Mo)
δ1
Mo = l + ⋅ i
δ +δ
1 2
Keterangan :
δ1
⋅ i = 15,5 +
4
Mo = l + ⋅ 9 = 24,50
δ +δ
1 2 4+ 0
δ1 0
Mo = l + ⋅ i = 24,5 + ⋅ 9 = 24,50
δ +δ
1 2 0 + 1
199
δ1
⋅ i = 51,5 +
Mo = l + 1
δ +δ ⋅ 9 = 52,79
1 2 1 + 6
n ∑ f i xi − (∑ f i xi )
2 2
30(44769) − (1077)
2
2
4) Varians ( s ) = = = 210,51
n (n − 1) 30(30 − 1)
N ∑ f . X i − (∑ f . X i )
2 2
Karena nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau
miring ke kanan, kurva menceng ke kiri.
1 1
∑ f ( xi − x ) 4 (2221247,69)
8) Ketajaman/kurtosis (α 4 ) = n = 30 = 1,67
s4 (14,51) 4
Lampiran 15
χ2 = ∑
(Oi − E i )2 = 6,56
Ei
Keterangan:
χ2 = harga chi square
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekensi ekspetasi
201
χ 2 tabel 7,81
Kesimpulan: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
χ2 = ∑
(Oi − Ei )2 = 5,18
Ei
Keterangan:
χ2 = harga chi square
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekensi ekspetasi
202
Lampiran 16
2
s1 331,57
Fhitung = 2
= = 1,58
s2 210,51
Keterangan:
2
s1 : Varians terbesar
2
s2 : Varians terkecil
203
Lampiran 17
s gab =
(n1 − 1)s1 2 + (n2 − 1)s2 2 =
(30 − 1)(331,57) + (30 − 1)(210,51)
= 16,46
n1 + n 2 − 2 30 + 30 − 2
X1 − X 2 71,53 − 35,90
t hitung = = = 8,38
1 1 1 1
s gab + 16,46 +
n1 n 2 30 30
Keterangan:
X 1 dan X 2 : nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2
2 2
s1 dan s 2 : varians data kelompok 1 dan 2
sgab : simpangan baku kedua kelompok
n1 dan n2 : jumlah kelompok 1 dan 2
204
Lampiran 18
Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson (Lanjutan)
206
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22