Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia

ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)


DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

INTEGRASI “RAHMAT” DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA
I.K.R. Yasa

SMA Negeri 1 Kubu


Karangasem, Indonesia

e-mail: tut_ruma@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peningkatan sikap siswa pada Mata Pelajaran
Matematika setelah mengikuti pembelajaran menggunakan sejarah matematika. Jenis penelitian ini
adalah penelitian best practise yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII MIA.2 SMAN 1 Kubu Semester 1 Tahun
Pelajaran 2019/2020 sebanyak 25 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
Data tentang sikap siswa dikumpulkan melalui kuisioner sikap. Data yang dikumpulkan dianalisis
menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sikap siswa kelas XII MIA.2
SMAN 1 Kubu Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 terhadap Mata Pelajaran Matematika setelah
mengikuti pembelajaran menggunakan sejarah matematika mengalami peningkatan. Sikap siswa
mengalami peningkatan dari sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran menggunakan sejarah
matematika. Rata-rata sikap siswa sebelum pembelajaran hanya 48,21 pada kategori Cukup, sedangkan
setelah pembelajaran rata-rata sikap siswa pada Mata Pelajaran Matematika mengalami peningkatan
menjadi 74,00 pada kategori Baik. Sikap siswa yang meningkat berpengaruh positif terhadap peningkatan
prestasi belajar matematika. Rata-rata nilai ulangan harian siswa meningkat dari 75,48 dengan
ketuntasan belajar 92% pada ulangan harian 1 menjadi 78,72 dengan ketuntasan 100% pada ulangan
harian 2.

Kata kunci: Sejarah Matematika; Sikap Siswa; Pembelajaran Matematika

Abstract
This research aimed at describing the improvement of the students’ attitude towards mathematics
lesson after following the lesson using mathematics history. This was a best practice research
implemented in two phases: preparation and implementation. The subjects of this research were the
students of class XII MIA 2 of SMA N 1 Kubu in the first semester of academic year 2019/2020. There
were 25 students consisting of 10 male students and 15 female students. The data of students’ attitude
were collected through attitude questionnaires. The collected data were then analyzed descriptively. This
research showed that the students’ attitude of class XII MIA 2 of SMA N 1 Kubu in the first semester of
academic year 2019/2020 towards mathematics lesson after following the lesson using mathematics
history improved. The students’ attitude improved from pre-learning to post-learning using mathematics
history. The average of students’ attitude was 48.21 before learning and in the fair category, meanwhile
after learning, the average of students’ attitude towards mathematics lesson improved to 74.00 with good
category. The improving students’ attitude had positive effect towards the improvement of mathematics
learning achievement. The average of students’ daily test improved from 75.48 with learning mastery 92%
at the first daily test to 78.72 with learning mastery 100% at the second daily test.

Keywords : History Of Mathematics; Student Attitude; Mathematics Learning

72
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

PENDAHULUAN dipandang sebelah mata khususnya oleh


Karakteristik pembelajaran guru matematika. Salah satu sebab
matematika yang banyak ditemukan di kelas munculnya sikap negatif siswa terhadap
yaitu fokus pada perhitungan (drill), peran pelajaran matematika adalah cara atau
guru lebih dominan (teacher-centered), strategi guru menyajikan matematika dalam
siswa belum diberikan kesempatan dan kelas.
didorong untuk menyampaikan pendapat Pembelajaran matematika yang lebih
(reasoning), tidak membangun pemahaman mengaktifkan siswa (student-centered),
konsep, belum berorientasi pemecahan menyenangkan dan bermakna merupakan
masalah, dan tidak dikaitkan dengan tuntutan mutlak bagi seorang guru
kehidupan sehari-hari. Ketika siswa kelas 5 matematika. Hal ini sejalan dengan tuntutan
SD diajarkan perkalian pecahan, sebagian kurikulum baik KTSP atau kurikulum 2013
besar guru matematika memulai dengan (K13), bahkan dalam K13 semua pelajaran
menjelaskan langsung bagaimana cara khususnya matematika harus memuat
mengalikan pecahan yang disertai beberapa pendidikan karakter. Pembelajaran harus
contoh sejenis kemudian diakhiri dengan mampu memberikan nilai-nilai positif bagi
soal latihan. Efek lebih lanjut terkait siswa sebagai modal dalam pembentukan
pembelajaran matematika yang bersifat karakter.
transmission of knowledge yaitu kurang Peraturan Menteri Pendidikan dan
bermaknanya pembelajaran dan siswa Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
dianggap pintar matematika jika bisa Standar Isi Pendidikan Dasar dan
mengerjakan soal sesuai dengan contoh Menengah menyebutkan bahwa salah satu
yang dijelaskan. Banyak guru matematika kompetensi Mata Pelajaran Matematika
membuat klasifikasi kemampuan yang harus dimiliki siswa pendidikan
matematika siswa di kelas berdasarkan menengah adalah memiliki rasa ingin tahu,
kriteria tersebut. Siswa yang dianggap pintar percaya diri, semangat belajar yang kontinu,
karena bisa menyelesaikan soal latihan pemikiran reflektif, dan ketertarikan pada
yang lebih menitikberatkan aspek matematika. Kompetensi tersebut
prosedural belum tentu memiliki diperlukan agar siswa semangat sebagai
kemampuan dalam memecahkan masalah pembelajaran sepanjang hayat. Rasa ingin
matematika yang berkaitan dengan tahu, percaya diri dan semangat belajar
kehidupan sehari-hari. yang kontinu akan mendorong siswa untuk
Efek lebih lanjut terkait pembelajaran terus belajar mengembangkan diri.
matematika yang bersifat transmission of Pemikiran reflektif, dan ketertarikan pada
knowledge yaitu kurang bermaknanya matematika akan mendorong siswa untuk
pembelajaran dan siswa dianggap pintar mempelajari matematika dan memanfaatkan
matematika jika bisa mengerjakan soal matematika dalam pemecahan masalah
sesuai dengan contoh yang dijelaskan. kehidupan. Dengan demikian setiap siswa
Pembelajaran matematika yang kurang akan berkembang semangat untuk
bermakna membuat siswa merasakan kemampuan memperoleh, mengelola, dan
belajar matematika hanya sekedar memanfaatkan informasi untuk bertahan
sekumpulan aturan yang harus dihafal dan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
dikerjakan. Beberapa pandangan tersebut tidak pasti, dan kompetitif. Ini menyiratkan
tentunya melahirkan sikap negatif siswa bahwa mata pelajaran matematika di SMA
terhadap pelajaran matematika. Sikap sangat penting untuk menyiapkan siswa
negatif siswa bisa dilihat dari kurangnya untuk menjadi anggota masyarakat setelah
minat dan motivasi siswa untuk belajar lulus SMA maupun untuk bekal melanjutkan
matematika. Akhirnya, matematika hanyalah pendidikan ke perguruan tinggi.
momok dalam kelas. Inilah realitas Namun kenyataan yang terjadi di
pembelajaran matematika yang tidak bisa sekolah tidaklah sesuai dengan harapan
73
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

tersebut. Pembelajaran matematika di dkk (2019) menyatakan bahwa sikap siswa


sekolah masih ada siswa yang beranggapan terhadap matematika adalah
matematika merupakan pelajaran yang sulit, kecenderungan siswa untuk menerima atau
menakutkan, membosankan, dan tidak menolak konsep matematika yang
menarik. Pelaksanaan pembelajaran diperoleh. Sikap menerima dan menolak
matematika sampai saat ini jarang dikaitkan konsep matematika cenderung berbeda,
dengan upaya pembentukan sikap, baik sehingga pemahaman terhadap konsep
terkait dengan sikap sosial maupun sikap tersebut pun berbeda.
terhadap matematika itu sendiri (Parwati, Cabang pengkajian yang dikenal
2013). Keadaan seperti ini akan berdampak sebagai “Rahmat” (sejarah matematika)
pada ketertarikan siswa pada mata adalah penyelidikan terhadap asal mula
pelajaran matematika. Ketertarikan siswa penemuan di dalam matematika dan sedikit
yang rendah akan berdampak pada prestasi perluasannya, penyelidikan terhadap
belajar matematika siswa. Siswa kelas XII metode dan notasi matematika pada masa
MIA.2 SMA Negeri 1 Kubu juga mengalami silam. Sebelum zaman modern dan
hal yang sama. Siswa MIA seharusnya penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh
memiliki ketertarikan yang tinggi pada Mata dunia, contoh-contoh tertulis dari
Pelajaran Matematika tetapi ternyata pengembangan matematika telah
banyak siswa menunjukkan ketertarikan mengalami kemilau hanya di beberapa
yang rendah pada Mata Pelajaran tempat. Temuan-temuan matematika sejak
Matematika. Hal ini tentunya harus dicarikan zaman pra sejarah tentu memberikan
solusi agar prestasi belajar matematika pengaruh dan manfaat yang sangat besar.
siswa dapat ditingkatkan. Sejarah matematika diintegrasikan pada
Menyikapi perubahan paradigma setiap pembelajaran matematika. Integrasi
pengajaran menjadi pembelajaran serta sejarah matematika dalam pembelajaran
menyikapi permasalahan di atas merupakan salah satu alat (history as a tool)
membutuhkan suatu solusi tentang apa atau strategi untuk membangun
yang harus dilakukan agar siswa memiliki pembelajaran yang bermakna dan sarat
ketertarikan dalam belajar matematika. dengan nilai (Wahyu & Mahfudy, 2016).
Dengan fokus pengembangkan sifat, watak, Dalam proses pembelajaran menggunakan
dan akhlak, di era digital yang semua sejarah matematika bukan kita bertindak
pengetahuan tersedia tanpa batas, seperti guru sejarah tetapi sejarah
pendidikan karakter harusnya memang matematika diintegrasikan pada setiap
merupakan fokus dari kegiatan pendidikan, pembelajaran matematika. Sejarah
termasuk pendidikan matematika (As’ari, matematika dijadikan sebagai alat
2018). Karena itu, meskipun banyak penyemangat atau membangun motivasi
tantangan yang akan dihadapi, guru siswa sebelum belajar. Pembelajaran
matematika harus mampu memanfaatkan diawali dengan apersepsi memanfaatkan
pembelajaran matematika untuk sejarah hidup tokoh-tokoh matematika yang
pengembangan karakter. Ketertarikan berjasa dalam pengembangan matematika.
(minat) siswa pada matematika dapat Guru melalui sejarah matematika
ditumbuhkan dengan mengembangkan menunjukkan bahwa matematika
persepsi dan sikap positif terhadap Mata mempunyai manfaat yang sangat penting
Pelajaran Matematika. Guru harus sepanjang kehidupan umat manusia.
merancang pembelajaran matematika yang Integrasi sejarah matematika dalam
mengembangkan sikap positif siswa. Salah matematika sekolah merupakan sarana
satu pembelajaran yang dapat yang sangat baik untuk mengenali banyak
mengembangkan sikap positif siswa koneksi yang ada diantara matematika dan
terhadap Mata Pelajaran Matematika adalah pelajaran lain (Furinghetti & Somaglia,
penggunaan sejarah matematika. Kurnila, 1998). Integrasi sejarah matematika ke
74
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

dalam pembelajaran memiliki manfaat bagi pembelajaran (Sumardyono, 2012). (Fauvel,


motivasi siswa yaitu dapat memberikan 2000) menyatakan terdapat tiga dimensi
perspektif baru dan wawasan mengenai besar pengaruh positif sejarah matematika
matematika (Argaswari, 2018). dalam proses belajar siswa (a)
Pembelajaran diawali dengan understanding (pemahaman), (b)
apersepsi memanfaatkan sejarah hidup Enthusiasm (antusiasme), (c) Skills
tokoh-tokoh matematika yang berjasa dalam (keterampilan). Lebih lanjut (Fauvel, 2000)
pengembangan matematika. Guru melalui menyarankan beberapa cara yang dapat
sejarah matematika menunjukkan bahwa ditempuh dalam menggunakan sejarah
matematika mempunyai manfaat yang dalam pembelajaran matematika di kelas,
sangat penting sepanjang kehidupan umat yaitu: (a) menyebutkan atau menceritakan
manusia. Statistik misalnya, sudah tentang matematikawan pada zaman dahulu
digunakan sejak zaman Romawi untuk secara menyenangkan, (b) menyediakan
menyajikan data. Kemampuan siswa pengantar sejarah untuk konsep-konsep
membaca data yang ditampilkan dalam yang baru bagi siswa, (c) memacu siswa
bentuk tabel dan diagram sangat untuk memahami masalah-masalah sejarah
dibutuhkan dalam kehidupan. Sejarah untuk mana konsep-konsep yang telah
matematika ini dapat menumbuhkan mereka pelajari merupakan jawabannya, (d)
pengetahuan siswa mengenai manfaat dan memberitugas-tugas tentang sejarah
kegunaan matematika. Sejak zaman dahulu, matematika, (e) melengkapi latihan-latihan
matematika mempunyai peranan yang amat di kelas atau di rumah dengan
penting. Contohnya materi statistik menggunakan tulisantulisan matematika
khususnya penyajian data baik dalam dari zaman dahulu, (f) aktivitas drama
bentuk tabel maupun diagram sangat langsung dengan kegiatan refleksi interaksi
banyak digunakan dalam berbagai aspek matematika, (g) memacu kreasi tampilan
kehidupan. Untuk menggambarkan banyak poster atau proyek lain dengan topik-topik
anggota keluarga, banyaknya binatang sejarah, (h) merencanakan proyek tentang
peliharaan atau banyaknya hasil panen aktivitas lokal matematika pada zaman
pada zaman dahulu. Masa kini pun statistik dahulu, (i) menggunakan contoh-contoh
masih banyak digunakan. Pemahaman ini penting dalam sejarah matematika untuk
penting diketahui siswa sehingga menggambarkan teknik-teknik atau metode-
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap metode matematika, (j) mengeksplorasi
pembelajaran matematika. Pada akhirnya miskonsepsi, kesalahan, atau pandangan
sikap positif dan pemahaman pada manfaat lain pada zaman dahulu untuk membantu
matematika dapat meningkatkan minat pemahaman dan penyelesaian kembali
siswa belajar matematika. akan kesulitan-kesulitan yang dijumpai oleh
Ada dua hal penting yang harus siswa pada masa sekarang, (k)
diperhatikan sebelum menerapkan sejarah merencanakan suatu pendekatan
matematika, yaitu: apakah penerapan pedagogik untuk suatu topik tertentu
sejarah matematika bisa mengubah dengan menggunakan perkembangan
persepsi siswa terhadap matematika?; dan sejarahnya, (l) merencanakan urutan dan
apakah penerapan sejarah matematika di struktur topik dalam silabus pembelajaran
kelas bisa membangun dan dengan landasan sejarah.
mengembangkan konsep matematika Penerapan sejarah matematika dalam
siswa? Dua pertanyaan ini berkaitan dengan pembelajaran merupakan salah satu alat
aspek afektif dan kognitif dalam (history as a tool) atau strategi untuk
pembelajaran matematika yang juga membangun pembelajaran yang bermakna
tuntutan kurikulum baik KTSP maupun K13. dan sarat dengan nilai pemanfaatan sejarah
Banyak manfaat yang dapat diambil matematika dalam pembelajaran
dari penggunaan sejarah matematika dalam merupakan suatu inovasi yang
75
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

mengembangkan sikap positif siswa yang didiskusikan. Pembelajaran dilanjutkan


lebih baik pada matematika. Selama ini dengan membimbing kelompok belajar
siswa menganggap Mata Pelajaran siswa menyelesaikan permasalahan yang
Matematika hanya mengenai angka dan disajikan dalam lembar kerja siswa.
simbol-simbol yang rumit berbeda dengan Setelah menyelesaikan lembar kerja,
ilmu sosial (sejarah). Oleh karena itu, perlu perwakilan setiap kelompok melakukan
penelitian terkait dengan aspek tersebut. persentasi atas hasil kerja kelompok.
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian Anggota kelompok yang lain memberikan
ini adalah meningkatkan sikap siswa kelas komentar dan tanggapan. Pembelajaran
XII MIA.2 SMAN 1 Kubu Semester 1 Tahun dilanjutkan dengan memberikan lembar
Pelajaran 2019/2020. evaluasi pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi dan tujuan
METODE pembelajaran. Siswa mengerjakan evaluasi
Jenis penelitian yang dilakukan adalah secara mandiri.
penelitian best practice. Penelitian ini Pembelajaran diakhiri dengan
dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan, melakukan refleksi mengenai proses
yaitu: tahap persiapan dan tahap pembelajaran yang dilaksanakan. Pada
pelaksanaan. Pada tahap persiapan kesempatan ini guru kembali membacakan
dilaksanakan melalui penyiapkan perangkat cerita tokoh matematika yang berperan
pembelajaran yang akan digunakan pada dalam pengembangan statistika. Ini
tahap pelaksanaan pembelajaran. Pada dilakukan untuk memancing ketertarikan
penelitian ini melibatkan 25 orang siswa siswa pada pembelajaran matematika. Guru
kelas XII MIA.2 semester 1 Tahun Pelajaran kemudian membimbing siswa untuk
2019/2020 sebagai subjek penelitian. Untuk menyimpulkan materi pembelajaran dan
mengukur sikap siswa digunakan melalui memberikan tugas untuk mecari tahu
kuisoner siswa yang terdiri dari 30 sejarah tokoh-tokoh matematika di berbagai
pernyataan. Pernyataan tersebut dituangkan media.
pada 4 sub indikator meliputi, (a) sikap Demikian dilaksanakan selanjutnya
terhadap tujuan dan isi mata pelajaran pada setiap proses pembelajaran baik di
matematika, (b) sikap terhadap awal kegiatan, inti pembelajaran dan
pembelajaran matematika, (c) sikap kegiatan penutup selalu dikaitkan dengan
terhadap guru yang mengajar matematika, sejarah matematika dan tokoh matematika
(d) sikap siswa terhadap kegiatan yang berkaitan dengan statistik. Setelah
pembelajaran menggunakan sejarah pelaksanaan pembelajaran sebanyak 5 kali
matematika. Sebelum pembelajaran dimulai pertemuan, dilaksanakan ulangan harian
lebih dulu siswa disuruh mengisi kuisioner untuk mengukur pencapaian prestasi belajar
sikap siswa terhadap Mata Pelajaran siswa. Pada akhir pembelajaran (pertemuan
Matematika. Pelaksanaan pembelajaran ke-10) selain ulangan harian kedua, siswa
selalu diawali dengan menyampaikan juga diminta mengisi kuisioner sikap siswa
kompetensi dasar dan dan indikator hasil pada mata pelajaran matematika.
belajar sesuai RPP. Guru lalu membacakan
sejarah penemuan dan penggunaan statistik HASIL DAN PEMBAHASAN
dan tokoh-tokoh yang terlibat. Untuk Setelah pelaksanaan pembelajaran
memancing minat siswa guru memotivasi matematika dengan menggunakan sejarah
keterlibatan siswa dalam menggali matematika pada kompetensi dasar
pengetahuan siswa mengenai penggunaan menentukan dan menganalisis ukuran
statistika dalam berbagai bidang kehidupan pemusatan dan penyebaran data yang
sehari-hari. Siswa kemudian diarahkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
untuk menuliskan contoh-contoh frekuensi dan histogram di Kelas XII MIA.2
penggunaan statistika yang telah SMAN 1 Kubu Semester I Tahun Pelajaran
76
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

2019/2020 selama 20 JP diperoleh bahwa mengajar matematika dan sikap siswa


siswa mengikuti pembelajaran dengan lebih terhadap kegiatan pembelajaran
antusias. Pada pembelajaran sebelumnya, menggunakan sejarah matematika juga
siswa kurang tertarik belajar matematika pada katagori Cukup. Pada akhir
yang dianggap sebagai pelajaran yang pembelajaran dengan penggunaan sejarah
susah. Dengan menggunakan sejarah matematika semua indikator tersebut
matematika sebagai media pembelajaran, mengalami peningkatan. Rata-rata sikap
siswa menunjukkan ketertarikan (minat) siswa pada indikator sikap terhadap tujuan
yang lebih baik pada Mata Pelajaran dan isi mata pelajaran matematika dan
Matematika. Saat membacakan sejarah sikap terhadap pembelajaran matematika
matematika yang disiapkan guru maupun pada katagori Baik. Bahkan pada indikator
dibawa siswa, tampak antusiasme yang sikap terhadap guru yang mengajar
tinggi. Sikap siswa pada Mata Pelajaran matematika dan sikap siswa terhadap
Matematika juga mengalami peningkatan. kegiatan pembelajaran menggunakan
Hal itu diketahui dari jawaban siswa pada sejarah matematika rata-rata sikap siswa
kuisioner yang diberikan. Sebelum pada katagori Sangat Baik. Demikian juga
penggunaan sejarah matematika pada secara rata-rata sikap siswa pada Mata
pembelajaran sikap siswa kelas XII MIA.2 Pelajaran Matematika mengalami
SMAN 1 Kubu pada rata-rata 48,21 pada peningkatan menjadi rata-rata 74,00 pada
kategori Cukup. Dari seluruh siswa kategori Baik. Sebanyak 8 orang siswa
sebanyak 25 orang hanya 6 orang pada menunjukkan sikap katagori sangat baik,
kategori Baik dan sebanyak 19 orang pada sebanyak 13 orang siswa menunjukkan
katagori Cukup. Kalau dicermati pada sikap baik dan hanya 4 orang siswa
masing-masing indikator, sikap terhadap menunjukkan sikap cukup. Rekapitulasi
tujuan dan isi Mata Pelajaran Matematika perkembangan sikap matematika siswa
pada kategori Cukup. Demikian juga pada kelas XII MIA.2 dari sebelum dan setelah
indikator sikap terhadap pembelajaran pembelajaran dapat dilihat pada Tabel.1
matematika, sikap terhadap guru yang dan Gambar 1 berikut.

Tabel 1. Peningkatan Sikap Siswa Kelas XII MIA.2 SMAN 1 Kubu Semester 1 Tahun Pelajaran
2019/2020 terhadap Mata Pelajaran Matematika Setelah Pembelajaran dengan Sejarah
Matematika
Sebelum Setelah
No Katagori Peningkatan
Pembelajaran Pembelajaran
1 Sangat Baik - 8 8
2 B Baik 6 13 7
3 C Cukup 19 4 (15)
4 K Kurang - - -
5 S Sangat Kurang - - -

77
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

Gambar 1. Peningkatan Sikap Siswa

Sejalan dengan pendapat Michelli 1 pada pertemuan ke-5 dan ulangan harian
(2013) yang menyatakan bahwa sikap siswa 2 pada pertemuan ke-10. Rata-rata nilai
terhadap Mata Pelajaran Matematika ulangan harian 1 siswa 75,48 dengan
berpengaruh signifikan pada peningkatan ketuntasan belajar 92% meningkat menjadi
prestasi belajar matematika siswa. Sikap 78,72 dengan ketuntasan 100% pada
siswa kelas XII MIA.2 SMAN 1 Kubu yang ulangan harian 2. Hal ini berarti
meningkat pada Mata Pelajaran Matematika penggunaan sejarah matematika pada
pada akhirnya meningkatan prestasi belajar pembelajaran juga meningkatkan prestasi
matematikanya. Rata-rata nilai ulangan belajar siswa. Selengkapnya peningkatan
harian siswa meningkat dari ulangan harian hasil ulangan harian siswa dapat diamati
pada Tabel 2 dan Gambar 2 berikut.

Tabel 2. Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XII MIA.2 SMAN 1 Kubu Semester 1 Tahun
Pelajaran 2019/2020 Setelah Pembelajaran dengan Sejarah Matematika
Capaian UH I UH II
Rata-rata Hasil Belajar 75,48 78,72
Ketuntasan Belajar 92,00% 100%

78
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

Gambar 2. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian ini sejalan dengan peningkatan hasil ulangan harian siswa
hasil temuan Yuli Astuti (2017) dapat diamati pada Tabel 2 dan Gambar 2
menunjukkan bahwa ketertarikan siswa berikut.
(minat) pada matematika dapat Pembelajaran matematika dengan
ditumbuhkan dengan mengembangkan menggunakan sejarah matematika
persepsi dan sikap positif terhadap mata difasilitasi oleh guru sepanjang proses
pelajaran matematika. Guru harus pembelajaran. Guru menggunakan sejarah
merancang pembelajaran matematika yang hidup tokoh matematika yang dibaca siswa
mengembangkan sikap positif siswa pada awal pembelajaran. Pada kegiatan inti
terhadap mata pelajaran matematika. Lebih pembelajaran, sejarah matematika terkait
lanjut Yuli Astuti memaparkan salah satu dengan konsep yang dipelajari siswa
pembelajaran yang dapat mengembangkan diselipkan pada lembar kerja siswa. Selain
sikap positif siswa terhadap mata pelajaran itu, materi pembelajaran juga dikaitkan
matematika adalah penggunaan sejarah dengan sejarah matematika yang sesuai.
matematika. Pada kegiatan akhir atau penutup
Penggunaan sejarah matematika pembelajaran, sejarah matematika menjadi
dalam pembelajaran merupakan satu upaya bahan refleksi dan tindak lanjut
untuk meningkatkan sikap siswa Kelas XII pembelajaran. Sejarah matematika maupun
MIA.2 SMAN 1 Kubu Semester I Tahun tokoh matematika juga dipajang di kelas
Pelajaran 2019/2020. Sikap merupakan menjadi bahan bacaan bagi siswa.
kecenderungan untuk memberikan respon Berdasarkan refleksi terhadap proses
terhadap objek tertentu secara positif dan hasil pembelajaran matematika
maupun negatif (Syah, 2008). Sikap siswa menggunakan sejarah matematika di Kelas
terhadap matematika menurut (Michelli, XII MIA.2 SMA N 1 Kubu Semester 1 Tahun
2013) memberikan pengaruh yang signifikan Pelajaran 2019/2020 diperoleh nilai-nilai
pada prestasi belajar siswa.matematika penting dan kebaruan, yaitu (1) sangat
pada pembelajaran juga meningkatkan penting bagi guru dan siswa untuk
prestasi belajar siswa. Selengkapnya melakukan inovasi dalam pelaksanaan

79
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

pembelajaran matematika. Inovasi yang matematika adalah capaian manusia yang


dilakukan seyogyanya memperhatikan dilalui dengan kerja keras.
kebutuhan siswa dan potensi yang dimiliki Selama proses pembelajaran
guru dan sekolah pada umumnya. Dengan matematika menggunakan sejarah
demikian inovasi yang dilakukan akan matematika di Kelas XII MIA.2 SMAN 1
memberikan nilai tambah pada proses dan Kubu juga ada faktor pendukung dan
hasil pembelajaran matematika.; (2) penghambatnya. Faktor pendukungnya
penggunaan sejarah matematika dalam adalah program literasi yang dilaksanakan
pembelajaran matematika memberikan di sekolah. Pada program ini siswa
kesadaran bagi siswa akan pentingnya pola diwajibkan untuk membaca buku
pikir matematika dalam kehidupan. nonpelajaran setiap hari. Buku yang dibaca
Matematika tidak sekadar angka dan rumus siswa dapat diarahkan pada buku-buku
yang harus dihapalkan. Matematika adalah yang memuat sejarah matematika. Selain
latihan bagi pengembangan logika, itu, keaktifan siswa dalam proses
kreativitas dan kemampuan pemecahan pembelajaran juga merupakan faktor
masalah; (3) penggunaan sejarah pendukung yang penting. Siswa yang aktif
matematika pada pembelajaran matematika dan terlibat dalam proses pembelajaran ikut
selain meningkatkan sikap positif siswa menumbuhkan suasana pembelajaran yang
pada matematika juga dapat kondusif.
mengembangkan karakter siswa. Nilai-nilai Selain faktor yang mendukung ada
sejarah matematika dapat dijadikan acuan juga faktor-faktor yang menghambat
untuk mengembangkan karakter siswa. penggunaan sejarah matematika dalam
Banyak sikap dan prilaku tokoh matematika pembelajaran. Faktor penghambat
yang bisa diteladani siswa. Keuletan, diantaranya rendahnya minat baca siswa,
ketekunan, komitmen, disiplin, kerja keras ketersediaan buku-buku bacaan yang
adalah beberapa diantaranya. Karakter- memuat sejarah matematika, pola pikir
karakter di atas sangat penting untuk dimiliki siswa yang sudah menganggap matematika
dan dilaksanakan siswa dalam mengikuti sebagai mata pelajaran yang sulit dan
proses pembelajaran maupun menyiapkan penuh dengan hapalan angka dan rumus,
diri menjadi bagian masyarakat. serta jam pelajaran yang tidak fleksibel.
Penerapan sejarah matematika dalam Waktu belajar yang hanya 2 jam pelajaran
pembelajaran memberikan banyak terkadang terasa sangat kurang untuk
kontribusi positif, yaitu: (a) memunculkan membahas materi matematika yang
antusias; (b) sebagai sumber contoh yang dikaitkan dengan sejarahnya. Untuk
menarik dan menyenangkan dalam mengatasi faktor-faktor pengahambat
pembelajaran serta membuat siswa tersebut guru dan siswa membuat berbagai
memahami bahwa matematika bukan kesepakatan. Minat baca yang rendah
pelajaran tanpa makna; (c) meningkatkan diatasi dengan cara membaca bergilir.
motivasi dan minat siswa; matematika Bahan bacaan yang kurang diatasi dengan
sebagai capaian manusia sehingga siswa mengumpulkan berbagai bahan bacaan dari
tidak dilemahkan oleh kegagalan, berbagai sumber. Bahan itu kemudian
kesalahan, ketidaktentuan, dan dipajang di kelas dan menjadi sumber
kesalahpahaman. Ketiga hal tersebut bisa belajar di kemudian hari.
memberikan kontribusi positif dalam
mengubah pandangan dan sikap siswa PENUTUP
terhadap matematika yang diawali dengan Berdasarkan analisis data yang telah
adanya antusias dalam belajar, peningkatan di paparkan pada bagian-bagian
motivasi dan minat, merasa senang dalam sebelumnya dapat ditemukankan hasil
pembelajaran dan percaya bahwa penelitian yang merupakan jawaban
terhadap rumusan masalah yang diajukan
80
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

dalam penelitian ini. Temuan tersebut DAFTAR PUSTAKA


adalah pelaksanaan pembelajaran dengan Argaswari, D. P. (2018). Integrasi Sejarah
menggunakan sejarah matematika dapat Matematika untuk Meningkatkan
meningkatkan sikap siswa Kelas XII MIA.2 Atensi Siswa. Indonesian Journal of
SMAN 1 Kubu Semester I Tahun Pelajaran
Mathematics Education, 1 No.1.
2019/2020. Hal itu tampak dari analisis
kuisioner siswa dimana sebelum As’ari, A. R. (2018). Pembelajaran
pembelajaran rata-rata sikap siswa hanya Matematika Untuk Pengembangan
48, 21 pada kategori Cukup, sedangkan Karakter Peserta. Seminar Nasional
pada analisis kuisioner setelah
Matematika dan Pendidikan
pembelajaran rata-rata sikap siswa pada
mata pelajaran matematika mengalami Matematika (pp. 1-10). Purworejo:
peningkatan menjadi 74,00 pada kategori Pendidikan Matematika Universitas
Baik. Peningkatan sikap siswa ini juga Muhammadiyah Purworejo.
berpengaruh posotif terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa. Fauvel, J. (2000). The Role of History of
Mencermati hasil penggunaan sejarah Mathematics Within a University
matematika pada pembelajaran matematika Mathematics Curriculum for the 21st
di Kelas XII MIA.2 SMAN 1 Kubu Semester century dalam Teaching and Learning
1 Tahun Pelajaran 2019/2020, maka Undergraduate Mathematics
disarankan: (1) Bagi siswa diharapkan agar (TALUM). Newsletter, No.12.
selalu mengembangkan sikap positif pada
Mata Pelajaran Matematika. Sikap positif Furinghetti, F., & Somaglia, A. (1998).
pada Mata Pelajaran Matematika akan History of mathematics in school
meningkatkan minat dan motivasi belajar across disciplines. Mathematics in
matematika. Sehingga pada akhirnya akan School, 2 No.4, 48-51.
menimbulkan semangat untuk mempelajari
matematika, (2) Bagi guru agar selalu Kurnila, V. S., Danto, Y. S., Jundu, R., &
mengembangkan ide inovasi pembelajaran Jelatu, S. (2019). Hubungan Antara
yang dapat dilaksanakan pada Sikap Pada Matematika dan
pembelajaran matematika di kelasnya
Pemahaman Konsep Matematika
masing-masing. Pembelajaran matematika
yang inovatif akan menimbulkan suasana Siswa SMP di Kecamatan Langke
pembelajaran matematika yang menarik Rembong. EDU-MAT: Jurnal
bagi siswa, (3) Bagi sekolah diharapkan Pendidikan Matematik, 7, Nomor 1, 41
untuk selalu memberikan ruang bagi guru – 50.
dan siswa dalam pengembangan
pembelajaran yang inovatif. Sekolah agar Parwati, N. N. (2013). Model PPM
selalu mengembangkan situasi yang Matematika Berorientasi Kearifan
kondusif bagi guru dan siswa untuk Lokal Bali Untuk Membentuk Sikap
mengembangkan ide-ide pembelajaran Positif Siswa. Seminar Nasional
inovatif, (4) Bagi masyarakat umum FMIPA UNDIKSHA III (pp. 112-118).
diharapkan mengembangkan pemahaman
Singaraja: Undiksha Singaraja.
baru mengenai pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika tidak hanya Sumardyono. (2012). Pemanfaatan Sejarah
berkaitan dengan angka dan rumus-rumus Matematika di Sekolah. Jogjakarta:
yang rumit yang harus dihapalkan siswa. p4tk.
Matematika juga dapat disajikan sebagai
mata pelajaran yang menarik dan
memotivasi siswa untuk mempelajarinya.
81
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797 (Print) | ISSN:2614-2015 (Online)
DOI : 10.23887/jurnal_tp.v11i1.641 Volume 11 Nomor 1 Tahun 2021
Diterima : 15-09-2021 | Disetujui : 28-09-2021 | Diterbitkan : 30-09-2021

Wahyu, K., & Mahfudy, S. (2016). Sejarah


matematika:Alternatif strategi
pembelajaran matematika. Beta,
Jurnal Tadril Matematika, Vol. 9 No. 1.
Yuli Astuti, Made Sri. (2017). Penggunaan
Sejarah Matematika untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Minat
Belajar Siswa Kelas XI PSB SMA
Negeri 1 Rendang Karangasem Bali.
Laporan PTK. Tidak dipublikasikan.

82

Anda mungkin juga menyukai