Abstrak
Pemecahan masalah mengacu pada kemampuan untuk menggunakan pengetahuan awal, fakta, dan data untuk
memecahkan masalah secara efektif. Dalam beberapa penelitian mengungkapkan berbagai temuan terutama
pada kesulitan siswa lamam memecahkan masalah matematika. Kemampuan awal siswa sebagai dasar
pengetahuan yang dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan menyelesaikan masalah-masalah
matematika. Siswa sebagian besar mengalami kesulitan pada kemampuan verbal yakni memahami dan
menafsirkan soal dalam bentuk matematika disamping rasa percaya diri siswa terhadap kemampuannya sendiri.
Berberapa solusi yang ditawarkan dengan membangun dialog dalam bentuk refleksi dengan siswa, menguatkan
kemampuan awal siswa, menggunakan beragam metode pengajaran, dan memotivasi siswa untuk yakin
terhadap kemapuannya dalam memecahkan masalah matematika.
dalam menyelesaika satu atau lebih dimaknai dan dijelaskan agar dapat
pernyataan baru, dan informasi mengenai dipahami dengan baik oleh pembaca.
tujuan Data yang digunakan dalam penelitian
Kecemasan yang tinggi yang dialamai ini berupa data sekunder. Data sekunder
oleh sebagian besar peserta didik adalah adalah data yang diperoleh bukan dari hasil
bahwa dia menganggap esensi dari pengamatan langsung. Akan tetapi data
kemampuan matematika adalah kemampuan tersebut merupakan data hasil dari penelitian
untuk menghitung dengan benar. Sudut- terdahulu. Sumber data sekunder yang
sudut pandang ini dapat dikategorikan lebih dimaksud dalam penelitian ini berupa buku
jauh ke dalam sudut pandang prosedural dan dan laporan ilmiah primer atau asli yang
konseptual dimana dalam prosesnya terdapat di dalam artikel atau jurnal (tercetak
membutuhkan strategi pemecahan masalah. dan/atau non-cetak) berkenaan dengan
Menurut Wickelgren (1973: 21) kesulitan dalam memecahkan maslah
terdapat persoalan-persoalan yang matematika.
berkembang muncul dalam pemecahan Metode pengumpulan data dalam
masalah yakni “Problems often evolve from penelitian ini adalah metode dokumentasi.
(a) vaguely formulated to (b) semi precisely Metode dokumentasi adalah salah satu
formulated to (c) precisely but partly metode pengumpulan data dalam penelitian
implicitly formulated to (d) precisely and kajian literature dengan tjuan menggali data
explicitly formulated stages”. Masalah dari literatur yang terkait dari apa yang telah
sering berkembang dari (a) rumusan masalah dimaksudkan dalam fokus kajian. Data-data
yang belum jelas (b) rumusan yang kurang yang sudah didapatkan dan dikumpulkan
tepat (c) rumusan secara tepat tetapi dari berbagai literatur merupakan suatu
sebagian secara tidak langsung (d) tahap- kesatuan dokumen yang digunakan dalam
tahap yang dirumuskan secara tepat dan menjawab permasalahan yang telah
eksplisit. dirumuskan.
Data-data yang sudah diperoleh
METODE selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam metode analisis deskriptif. Metode analisis
penelitian ini adalah penelitan literatur yaitu deskriptif dilakukan dengan
serangkaian penelitian yang berkenaan mendeskripsikan fakta-fakta yang telah
dengan metode pengumpulan data pustaka, ditemukan selanjutnya dengan memberikan
atau penelitian yang obyek penelitiannya penjelasan secukupnya.
digali melalui beragam informasi
kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal HASIL DAN PEMBAHASAN
ilmiah, koran, majalah, dan dokumen) Nana Pemecahan masalah matematika
Syaodih. (2009; 52). Penelitian kepustakaan Pendidikan matematika yang dianggap
atau yang sering disebut dengan kajian berhasil dalam mengubah kebiasaan berpikir
literatur (literature review, literature sehingga siswa menjadi kritis, dengan cara
research) merupakan penelitian yang berpikir yang konstruktif, dari semua yang
mengkaji secara kritis terkait dengan disajikan gambaran intelektual mereka.
pengetahuan, gagasan, atau temuan yang Siswa yang telah berhasil dididik secara
terdapat dalam kajian tersebut yang matematis adalah siswa yang merasa
berorientasi akademik (academic-oriented penasaran, yang mencari bukti, contoh,
literature), serta merumuskan kontribusi menghitung kembali, dan bukan hanya
teoritis dan metodologisnya untuk topik karena permintaan sekolah yang menuntut,
tertentu. Adapun sifat dalam penelitian ini tetapi karena dorongan yang diinternalisasi
yakni analisis deskriptif, dimana data yang untuk mengetahui dan memahami pesoalan
diperoleh diuraikan secara teratur, kemudian yang dihadapi.
Schunk (2012: 299) mengungkapkan pengetahuan adalah konsep yang lebih baik
bahwa “One of the most important types of daripada hasil ataupun produk. Dia percaya
cognitive processing that occurs often bahwa pengetahuan dan hasil keduanya
during learning is problem solving”. Salah penting, tergantung pada tujuan
satu jenis dari pengolahan kognitif yang pembelajaran yang diharapkan.
sering terjadi selama belajar adalah Dari beberapa pendapat di atas dapat
pemecahan masalah. Beberapa ahli teori di simpulkan bahwa dalam pemecahan
menganggap pemecahan masalah menjadi masalah yang lebih dipentingkan adalah
proses kunci dalam pembelajaran, terutama proses dari pada hasil akhir, dengan
dalam pembelajaran sains dan matematika. menggunakan atahapan-tahapan yang di
Terdapat lima strategi yang tawarkan sesuai dengan tujuan dalam
ditawarkan oleh Schwartz (1994: 2) dalam pemedahan masalah tersebut.
menyelesaikan masalah matematika
meliputi: 1). Getting an important new idea, Kesulitan dalam memecahkan masalah
2). Disguising the idea so that it appears matematika
nonthreatening, 3). Making curricular Berdasarkan beberapa kajian
artifacts built around the idea, 4). penelitian ditemukan bahwa masih banyak
Distributing the artifacts and building a siswa yang mengalami kesulitan dalam
social network of users, dan 5). Looking memecahkan masalah matematika
carefully at what, how, what to do diantaranya penelitian Pape & Wang (2003)
differently. dengan judul “Middle school children's
Dari uraian di atas dikatakan bahwa strategic behavior: Classification and
strategi yang dimaksud adalah 1) relation to academic achievement and
Mendapatkan ide baru yang penting, 2) mathematical problem solving” dengan
Menyembunyikan gagasan itu sehingga tujuan meneliti masalah terkait dengan
mengganggu, 3) Membuat gambaran strategi yang digunakan siswa sekolah
pemecahan yang dibangun di sekitar ide menengah dalam menyelesaikan masalah,
tersebut, 4) Mendistribusikan gambaran peneliti mengemukakan bahwa siswa
pemecahan dan membangun cama mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
penyelesaiannya, 5) Perhatikan dengan masalah matematika yakni dalam
saksama apa, bagaimana, dan apa yang harus memahami dan menafsirkan soal
dilakukan. selanjutnya menterjemahkannya dalam
Sejalan dengan pendapat di atas Polya bentuk variabel, selain itu siswa juga
mengemukanan empat tahapan dalam megalami kesulitan dalam mengemukakan
pemecahan masalah yaitu See (memahami tiga pernyataan: banyaknya yang diketahui,
problem yang dihadapi), Plan (menyusun pernyataan hubungan antara banyaknya
rencana penyelesaian masalah), Do yang diketahui dan tidak diketahui. Dengan
(melaksanakan rencana penyelesaian demikian, pendapat saya dari definisi
masalah) dan Check (menguji jawaban atau masalah, solusi, dan metode tidak perlu
melihat kembali jawaban yang sudah membedakan antara praktis (konkret) dan
dibuat). simbolik (abstrak, matematis). Namun,
Elshout, Wolters & Broekk, 1999, ketika berhadapan dengan masalah praktis,
mengemukakan bahwa “Learning is a more tidak perlu berbicara tentang representasi
encompassing concept than acquisition, atau ekspresi, jika masalahnya lebih mudah
including processes rather than only diselesaikan tanpa menggunakan bahasa
products. We believe that learning and yang lebih abstrak.
acquisition are both important, dependent Dengan demikian, metode pemecahan
on the learning goals that are concerned”. masalah umum yang dijelaskan dapat
Penedapat tersebut menjelaskan bahwa dinyatakan sebagai berikut: Menggambar
kesimpulan dari informasi yang disajikan then goes to sleep again and slip down to
secara eksplisit dan implisit yang memenuhi brick. On its last attempt it reacher the tenth
satu atau kedua dari dua kriteria berikut: (a) brick. How many bricks did the snail climb
kesimpulan dibuat dengan mengingat on its last attemp? Dan 2) The ice cream
kemampuan awal dari jenis informasi yang seller where I live sells scoops of trawberry,
sama; (b) kesimpulan berkaitan dengan sifat vanilla, chocolate and pistachio ice cream.
(variabel, istilah, ekspresi, dan sebagainya) He has two types of cone: small and large.
yang muncul pada tujuan, yang memberikan How many different kinds of one scoop ice
kesimpulan dari tujuan. (Wayne A. cream can the seller make?. Studi yang
Wickelgren, 1974: 23) dilakukan pada 146 siswa kelas 4 di
Berikutnya penelitian Zhang, Ding, Luksemburg, menganalisis efek dari dua
Dave E. Barrett, Xin & Liu (2014) yang jenis 'representasi skematik' (diagram vs
berjudul “A comparison of strategic gambar skematik) pada penyelesaian
development for multiplication problem masalah aritmatika. Hasil penelitian
solving in low, average, and high achieving mengungkapkan kesulitan yang signifikan
students”. Menemukan bahwa siswa dalam memecahkan masalah non-rutin,
kemampuan rendah menggunakan lebih ketika masalah terlalu sederhana,
banyak jenis strategi daripada siswa dengan representasi skematik membuat mereka
kemampuan menengah dan siswa kesulitan dan akan meningkatkan beban
kemampuan tinggi dalam memecahkan kognitif tanpa memberikan bantuan
masalah perkalian. Selanjutnya, jumlah (Berends & Van Lieshout, 2009; Elia,
strategi yang berbeda yang digunakan Gagatsis, & Demetriou, 2007). Kesulitan
berkorelasi negatif, meskipun pada skala yang dialami siswa adalah siswa kurang
rendah, dengan akurasi pemecahan masalah memahami soal dan kesulitan dlam
siswa. Siswa dengan kemampuan rendah menafsirkan soal.
mengalami kesulitan dalam memecahkan Penelitan Raymond Bjuland (2004)
masalah perkalian karena penetahuan awal dengan judul Student “Teachers' Reflections
yang kurang sebagai sehingga menggunakan on Their Learning Process through
strategi yang tidak efektif dan berbagai Collaborative Problem Solving in
strategi pemecahan dengan sitem coba-coba Geometry” penelitan ini bertujuan untuk
(trial and error) dan salah karena tidak melihat refleksi guru dan siswa pada proses
memiliki strategi yang pasti dalam pembelajaran dalam konteks pemecahan
memecahkan masalah, sedangkan siswa masalah kolaboratif pada mata pelajaran
dengan kemampuan sedang dan tinggi geometri kelas 8 pada siwa sekolah
menggunakan strategi yang jauh lebih menengah. Penelitian ini dilakukan dengan
sedikit. dua metode 1) tanpa interpensi guru dan 2)
Selanjutnya penelitian Fagnant & dengan interpensi guru. Masalah yang
Vlassis (2013) dengan judul “Schematic dikemkakan terdiri dari tiga kriteria utama
representations in arithmetical problem yaitu 1) Masalahnya harus relevan dengan
solving: Analysis of their impact ongrade 4 tingkat kemampuan siswa dan pengalaman
students”. Penelitian ini melihat kemampuan kelompok kecil; 2) Masalahnya harus
siswa kelas 4 dalam memecahkan masalah menantang para siswa untuk bereksperimen,
aritmtika menggunakan Representasi membuat dugaan, untuk menolak dugaan
skematis. Soal yang diberikan berupa soal dan untuk membuktikannya jika
non rutin contohnya 1) A snail tries to climb memungkinkan; dan 3) Pertanyaan-
a brick wall. First it climbs up the first for pertanyaan harus menantang tetapi dalam
bricks, but is then exhausted, stops and falls kapasitas subyek untuk menyelesaikan
asleep. While it it is asleep it slips down one dengan pengetahuan yang ada. Penelitain ini
brick. When it wakes up climbs up six bricks, dilakukan dengan membangun dialog