Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

PENGEMBANGAN SOAL PENALARAN


MODEL TIMSS MATEMATIKA SMP
1)
Amrina Rizta, 2)Zulkardi, 3)Yusuf Hartono
1,2,3)
Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Sriwijaya
1)
rina110389@gmail.com, 2)zulkardi@yahoo.com, 3)y.hartono@unsri.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengembangkan soal penalaran model TIMSS pada mata pelajaran
matematika SMP yang valid dan praktis. Metode penelitian yang digunakan research and develop-
ment. Kevalidan diketahui dari hasil penilaian validator pada lembar validasi yang menyatakan
soal-soal yang dikembangkan telah baik berdasarkan content (sesuai dengan kurikulum dan ma-
teri), construct (sesuai dengan karakteristik/indikator penalaran), dan bahasa (sesuai dengan
kaidah bahasa yang berlaku/EYD) dan kepraktisan diketahui dari hasil uji coba one-to-one dan
small group. Hasil penelitian berupa soal penalaran model TIMSS matematika SMP yang valid
dan praktis. Hasil uji coba diperoleh rata-rata hasil tes penalaran siswa adalah 4 siswa
(14,815%) tergolong mempunyai penalaran yang sangat baik, 4 siswa (14,815%) tergolong
memunyai penalaran yang baik, 8 siswa (29,63%) tergolong mempunyai penalaran yang se-
dang, 6 siswa (22,22%) tergolong mempunyai penalaran yang rendah, dan 5 siswa (18,52%)
tergolong mempunyai penalaran yang sangat rendah. Berdasarkan hasil tersebut maka kemam-
puan penalaran siswa tersebut tergolong sedang.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, soal penalaran, TIMSS, matematika, SMP

DEVELOPING REASONING QUESTION


MODEL OF SMP TIMSS MATH PROBLEMS
1)
Amrina Rizta, 2)Zulkardi, 3)Yusuf Hartono
1,2,3)
Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Sriwijaya
1)
rina110389@gmail.com, 2)zulkardi@yahoo.com, 3)y.hartono@unsri.ac.id
Abstract
This research is aimed to develop valid and practical TIMSS model of questions in junior high
school course. This research used research and development method. The validity is
discovered from validator assessment in validation sheet stating the questions is well based on
content (in accordance with curriculum and subject), construct (in accordance with reasoning
characteristics/indicator) and language (in accordance with Bahasa applied rule) ,and the
Ppracticality is discovered from one-to-one and small group try-out . The research products
are in the form of TIMSS model reasoning questions in junior high school mathematics
course which are valid and practical. The Eexperiment results from the reasoning test show
that there are four students (14,815%) fine, four students (14,815%) good, eight students
(29,63%) fair, six students (22,22%) low, five students (18,52%) poor. Those results showthat
mathematical reasoning of student is good.
Keywords: Research and development, reasioning question, TIMSS, Mathematics, SMP

230 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan satu cara untuk melatih kemampuan pena-


laran siswa adalah melalui pemberian soal-
Kemampuan penalaran matematis
soal penalaran yang didesain khusus. Siswa
merupakan salah satu kemampuan yang
yang terbiasa menyelesaikan soal-soal terse-
penting untuk dilatihkan sejak dini pada
but secara tidak langsung mengembangkan
siswa. Pentingnya kemampuan tersebut ter-
proses berpikir nalarnya. Dalam menyelesai-
lihat di dalam KTSP melalui Permendiknas
kan permasalahan baik itu pada pelajaran
Nomor 22 Tahun 2006 yang menyatakan
matematika maupun permasalahan dalam
bahwa salah satu tujuan pendidikan mate-
kehidupan sehari-hari yang membutuhkan
matika SMP/MTs adalah agar setiap peserta
penalaran siswa dapat mengatasinya dengan
didik memiliki kemampuan menggunakan
baik. Hal tersebut sesuai dengan yang di-
penalaran pada pola dan sifat, melakukan
ungkapkan oleh Permana & Utari (2007,
manipulasi matematika dalam membuat ge-
p.116) bahwa penalaran merupakan kemam-
neralisasi, menyusun bukti, atau menjelas-
puan dasar matematika yang harus dikuasai
kan gagasan dan pernyataan matematika.
siswa, sebab dengan penalaran dapat mem-
Begitupula di dalam Kurikulum 2013, di-
bantu siswa dalam menyelesaikan permasa-
jelaskan bahwa salah satu kompetensi inti
lahan-permasalahan matematika yang dite-
dalam pembelajaran khususnya untuk kelas
mui baik di sekolah maupun di kehidupan
VIII dan IX SMP adalah mengolah, menya-
sehari-hari.
ji, dan menalar dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari Gambaran yang tampak dalam proses
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam pembelajaran matematika selama ini adalah
sudut pandang/teori. soal-soal yang diberikan oleh guru lebih me-
nekankan pada pemahaman konsep, se-
Penalaran secara matematika menca-
dangkan proses pemikiran tinggi termasuk
kup kemampuan logika, dan berpikir siste-
bernalar jarang dilatihkan. Hal ini sesuai de-
matis. Menurut Brodie (2010, p.9), penalar-
ngan hasil penelitian yang dilakukan Iryanti
an matematika merupakan suatu proses pe-
(2010, p.112) yang menunjukkan bahwa
mikiran yang menghubungkan pengetahuan
sebesar 57% persentasi waktu pembelajaran
baru dengan pengetahuan yang telah dimili-
matematika di Indonesia lebih banyak digu-
ki, dan kemudian mengatur kembali penge-
nakan untuk membahas atau mendiskusikan
tahuan yang didapatkan. Sementara itu me-
soal-soal dengan kompleksitas rendah, dan
nurut Keraf (1982, p.5), penalaran merupa-
hanya sekitar 3% waktu yang digunakan un-
kan proses berpikir yang berusaha meng-
tuk membahas soal-soal dengan kompleksi-
hubung-hubungkan fakta-fakta atau eviden-
tas tinggi. Tidaklah heran jika kemampuan
si-evidensi yang diketahui menuju kepada
siswa Indonesia di tingkat internasional
sua-tu kesimpulan. Dapat disimpulkan bah-
masih rendah.
wa penalaran merupakan suatu proses
berpikir dalam menentukan sebuah kesim- Ada beberapa faktor yang menyebab-
pulan dari suatu pengetahuan baru yang di- kan guru jarang melatihkan soal-soal tingkat
terima dengan cara mengaitkannya dengan tinggi terutama yang membutuhkan penalar-
pengetahuan yang telah dimiliki sebelum- an. Di antaranya adalah guru belum mampu
nya. membuat sendiri soal-soal yang sesuai de-
ngan indikator penalaran. Selain itu, belum
Standar kemampuan pembelajaran
banyaknya referensi soal-soal penalaran
matematika di dalam The National Council of
yang dikembangkan yang dapat digunakan
Teachers of Mathematics (NCTM) menyebut-
secara langsung dalam proses pembelajaran.
kan bahwa penalaran matematis dapat dila-
Faktor lain adalah masih ada guru yang eng-
tih/dikembangkan salah satunya dengan ca-
gan untuk memberikan soal-soal yang mem-
ra melatih penalaran dalam menyelesaikan
butuhkan proses berpikir yang setingkat le-
soal (Van den Walle, 2008, p.4). Berdasar-
bih sulit karena akan menghabiskan waktu
kan NCTM tersebut diketahui bahwa salah
lebih banyak pada proses pembelajaran.
Pengembangan Soal Penalaran Model TIMSS Matematika SMP 231
Amrina Rizta, Zulkardi, Yusuf Hartono
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Untuk itu, diperlukan pengembangan TIMSS hampir semuanya terdapat pada


soal-soal yang dapat melatih kemampuan kurikulum di Indonesia. Dari uraian sebe-
bernalar siswa. Walaupun pada penelitian lumnya, maka tujuan dalam penelitian ini
sebelumnya telah dilakukan pengembangan adalah mengembangkan soal penalaran
soal penalaran SMP oleh beberapa peneliti model TIMSS matematika SMP.
di antaranya Emilya (2010) tentang soal pe-
nalaran tipe open ended materi lingkaran, dan Metode Penelitian
Jurnaidi (2012) tentang soal penalaran mo-
del PISA untuk konten change and relationship. Metode penelitian menggunakan mo-
Namun, soal-soal yang dikembangkan beru- del penelitian dan pengembangan (research
pa soal uraian, dan belum ada yang berupa and development). Menurut Zulkardi (2002,
soal objektif yang berbentuk pilihan ganda. p.20), tahapan pengembangan soal terdiri
Walaupun soal pilihan ganda mempunyai dari dua tahapan utama yaitu tahapan pre-
kelemahan untuk siswa berspekulasi. Na- liminary (tahap persiapan) dan tahapan forma-
mun, dapat diminimalisasikan dengan me- tive evaluation. Pada tahapan formative evalua-
ngembangkan soal-soal penalaran yang tion ini langkah yang diambil mengikuti
mengacu pada TIMSS. langkah-langkah yang dikemukakan oleh
Tessmer (1998, p.35) yang meliputi (1) self
TIMSS merupakan studi internasional evaluation, (2) prototyping (expert review, one-to-
yang diselenggarakan untuk mengukur ke- one,dan small group), dan (3) field test.
majuan dalam pembelajaran matematika
dan IPA. Soal-soal TIMSS sebagian besar Pada tahapan preliminary, peneliti me-
berupa soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut lakukan analisis siswa, analisis kurikulum
mempunyai dimensi penilaian kognitif yang SMP, dan analisis soal-soal TIMSS. Selan-
berbeda-beda salah satunya adalah penalar- jutnya, dilakukan pendesainan perangkat
an. Pada domain kognitif penalaran, soal- soal yang meliputi kisi-kisi soal dan soal pe-
soal pilihan ganda tersebut mencakup ke- nalaran model TIMSS. Setelah menghasil-
mampuan mengalisa (analyze), menggenera- kan kisi-kisi soal dan soal-soal penalaran
lisasi (generalize), mengintegrasi (integrate), model TIMSS dilanjutkan pada tahapan
memberikan alasan (justify), dan memecah- formative evaluation.
kan soal non-rutin (solve non-routine problems) Pada tahapan formative evaluation, tahap
(Mullis et al, 2009, p.46). Selain itu, soal-soal pertama dilakukan self evaluation yang Pe-
model TIMSS tidak hanya menggunakan ru- neliti melakukan penilaian sendiri terhadap
mus tetapi juga mengharuskan siswa untuk hasil desain soal-soal yang telah dibuat. Ha-
menggunakan kemampuan bernalarnya da- silnya disebut sebagai prototype I. Selanjutnya,
lam proses penyelesaiannya, sehingga meng- dilakukan tahap prototyping yang terdiri dari
haruskan siswa untuk menuliskan uraian expert review, one-to-one, dan small group. Tahap
jawaban sebelum memilih option yang di- expert review merupakan tahap uji validitas
sediakan. yang dilakukan oleh para pakar (expert) atau
Hal ini sesuai dengan yang dikemuka- tenaga pendidik yang telah berpengalaman.
kan oleh Yunengsih (2008, p.36) bahwa Para pakar tersebut menilai dan menguji
soal-soal ranah kognitif dalam TIMSS ba- prototype I dengan cara dicermati, dinilai, dan
nyak menekankan pada pemecahan masalah dievaluasi menggunakan telaah dari segi
sehingga dapat dijadikan acuan untuk meru- konten, konstruk, dan bahasa. Saran-saran
muskan soal-soal untuk mengukur tingkatan dari pakar ditulis pada lembar validasi dan
ranah kognitif. Oleh sebab itu, TIMSS dija- kartu soal.
dikan acuan untuk mengembangkan soal Secara paralel (bersamaan), juga dila-
penalaran dalam penelitian ini. Selain itu, kukan tahap one-to-one. Pada tahap ini proto-
alasan TIMSS dijadikan acuan dalam pe- type I diujicobakan kepada tiga orang siswa
ngembangan soal pada penelitian ini adalah sebagai tester yang diminta untuk mengerja-
karena materi soal-soal yang ada pada soal kan soal-soal yang telah dikembangkan dan

232 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

juga diminta untuk memberikan komentar/ kualitas, dan ketepatan instrumen yang di-
tanggapan terhadap soal yang telah mereka hasilkan. Perangkat soal yang dikembangkan
kerjakan. Hasil atau temuan yang diperoleh memperhatikan tiga kriteria yang diambil
pada tahap expert review dan one-to-one dijadi- dari kriteria yang dikemukakan oleh Nie-
kan bahan pertimbangan dalam merevisi veen (2007, p.94) yaitu valid, praktis, dan
prototype I. Setelah prototype I direvisi akan efektif. Instrumen dikatakan valid apabila
menghasilkan prototype II. Prototype II ini hasil validasi dari pakar mengatakan bahwa
selanjutnya diujicobakan pada tahap small soal-soal yang dikembangkan sudah valid
group. Pada tahap ini, enam orang siswa di- baik dari segi konten, konstruk, dan bahasa.
minta menyelesaikan soal-soal di prototype II Selain itu, instrumen dikatakan praktis apa-
dan juga komentarnya terhadap soal yang bila soal yang dikembangkan dapat diguna-
telah dikerjakan. Komentar dan temuan kan oleh semua praktisi pendidikan mate-
pada tahap small group ini dijadikan bahan matika dan para pakar yang menjadi valida-
pertimbangan dalam merevisi Prototype II. tor soal menyatakan bahwa soal yang di-
Hasil dari revisi prototype II dinamakan kembangkan dapat diterapkan. Sedangkan
prototype III. Sebelum dilanjutkan ke tahap instrumen dikatakan efektif (Van den
field test, peneliti melakukan uji coba untuk Akker, 1999, p.10) apabila para pakar dan
melihat tingkat kesukaran soal, daya pembe- praktisi berdasarkan pengalamannya menya-
da, dan juga reliabilitas. Hasilnya dianalisis takan bahwa instrument (soal) mempunyai
dan dibahas sehingga menghasilkan saran- efek potensial terhadap kemampuan siswa
saran untuk memperbaiki prototype III se- yang dalam ini adalah kemampuan pena-
hingga menghasilkan prototype akhir. Prototype laran.
akhir inilah yang diujicobakan kepada sub-
jek penelitian yaitu siswa kelas VIII.7 se- Hasil Penelitian dan Pembahasan
banyak 27 siswa dari SMPN 1 Palembang
yang dilakukan pada semester genap 2012/ Hasil Penelitian
2013. Hasil dari field test tersebut akan di-
Tahap Preliminary
lakukan perhitungan terhadap skor dari se-
tiap siswa dan digunakan sebagai dasar peni- Tahap ini dilakukan analisis terhadap
laian terhadap kemampuan penalaran mate- siswa, kurikulum SMP, dan juga soal-soal
matisnya. TIMSS untuk mengetahui materi apa saja
Instrumen pengumpulan data yang di- yang menjadi domain konten yang ada di
gunakan dalam penelitian ini adalah lembar TIMSS. Tahap ini bertujuan untuk meng-
validasi dan tes. Lembar validasi digunakan identifikasi dan memilih materi esensial
untuk mendapatkan informasi dari para ahli yang akan dijadikan domain konten pada
sebagai expert judgement untuk memberikan soal yang dikembangkan. Setelah perangkat
masukan dan saran tentang soal yang diha- soal dikembangkan, tahap selanjutnya ada-
silkan. Tes digunakan untuk mendapatkan lah mengembangkan soal penalaran model
informasi tentang kepraktisan dan keefektif- TIMSS, kisi-kisi soal, dan kartu soal. Salah
an soal yang dikembangkan serta kemampu- satu soal dari produk awal (Prototype I) sebe-
an penalaran siswa. lum divalidasi oleh ahli dapat dilihat pada
Gambar 1.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah dengan menilai tingkat kelayakan,

Pengembangan Soal Penalaran Model TIMSS Matematika SMP 233


Amrina Rizta, Zulkardi, Yusuf Hartono
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Ria diberi tugas oleh guru untuk membuat prakarya yang menyerupai bunga dari enam buah
persegi yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Persegi yang terbesar mempunyai panjang
sisi 8 cm, dan persegi selanjutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik tengah
pada keempat sisinya, begitu seterusnya hingga terdapat enam buah persegi. Agar menarik Ria
memberikan warna pada prakaryanya.

1. Berapakah Luas daerah yang diwarnai oleh Ria!


9
A. 21 16 cm2
B. 33 cm2
C. 56 13
16
cm2
D. 67 cm2

Gambar 1. Salah Satu Soal pada Produk Awal (Prototype I) sebelum Divalidasi

Expert reviews kelas VIII yang berasal dari sekolah yang


berbeda-beda dan memiliki kemampuan
Tahap ini melibatkan beberapa vali-
yang berbeda pula yaitu tinggi, sedang, dan
dator yaitu Dr. Endang Mulyana dari UPI,
rendah. Ketiga siswa tersebut adalah Ica
dan Fadjar Shadiq, M.App.Sc dari PPPPTK.
Kurnia Sari (MTs. Muqimus Sunnah Pa-
Selain itu, beberapa teman sejawat yang ikut
lembang), Oki Rachmalia Rozi (SMPN 1
membantu memvalidasi soal-soal yang di-
Palembang), dan Erika Agustina Putri
kembangkan yaitu Heny Yuliana, S.Si.,
(SMPN 1 Tanjung Raja). Selain diminta un-
M.Pd guru matematika SMPN 3 Gelum-
tuk mengerjakan soal, siswa juga diminta
bang dan Marion, S.Pd guru matematika
untuk mengomentari soal-soal yang telah
SMPN 1 Tanjung Raja.
dikerjakan. Tujuannya adalah untuk melihat
Proses validasi dilakukan melalui email
kepraktisan soal.
dan walktrough. Validasi melalui email yaitu
Ketiga siswa tersebut diminta untuk
dengan Dr. Endang Mulyana, Fadjar Sha-
mengerjakan soal pilihan ganda yang ber-
diq, M.App.Sc dan Marion, S.Pd. sedangkan
jumlah 15 soal selama 120 menit. Selain itu,
validasi melalui walktrough dengan Henny
setiap siswa juga diminta untuk menjawab
Yuliana, S.Si., M.Pd. berdasarkan uji validasi
beberapa pertanyaan tentang soal-soal yang
oleh pakar dan teman sejawat maka dapat
telah dikerjakan. Jawaban siswa tersebut
disimpulkan soal-soal penalaran model
akan digunakan sebagai acuan untuk mem-
TIMSS yang dikembangkan sudah tergo-
perbaiki prototype I.
long baik (valid), walaupun masih diperlu-
Berdasarkan saran/komentar dari pa-
kan perbaikan-perbaikan berdasarkan saran
kar, teman sejawat dan one-to-one yang telah
dan tanggapan validator.
didapatkan, maka soal-soal pada prototype I
One-to-one diperbaiki dan direvisi kembali. Salah satu
soal yang telah direvisi dari prototype I yang
Bersamaan dengan proses validasi disebut prototype II dapat dilihat pada
dari para validator dan teman sejawat, pro- Gambar 2.
totype I juga diujicobakan pada tiga siswa

234 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Ria diberi tugas gurunya untuk membuat prakarya yang menyerupai bunga dari enam buah
persegi yang mempunyai ukuran yang berbeda. Persegi yang paling besar mempunyai panjang
sisi 8 cm, dan persegi selanjutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik tengah
pada keempat sisinya, begitu seterusnya hingga terdapat enam buah persegi. Agar menarik Ria
memberikan warna pada prakaryanya.

14. Luas daerah yang diwarnai oleh Ria adalah


A. 9 cm2
B. 17 cm2
C. 33 cm2
D. 62 cm2

Gambar 2. Revisi dari Prototype I (Prototype II)

Small group berapa pertanyaan pada lembar yang telah


disediakan.
Tahap ini bertujuan untuk melihat
Hasil uji coba small group, diketahui
kepraktisan soal-soal penalaran pada proto-
bahwa dari 15 soal yang diberikan hanya
type II. Uji coba small group terdiri dari enam
ada 2 soal yang perlu direvisi kembali. Hal
siswa kelas VIII.5 SMPN 1 Palembang.
ini menunjukkan bahwa soal-soal yang di-
Siswa-siswa tersebut diminta untuk me-
kembangkan telah praktis. Perubahan sebe-
ngerjakan soal penalaran yang diberikan
lum dan sesudah revisi berdasarkan hasil
oleh peneliti. Setelah mengerjakan soal-soal
uji coba small group dapat dilihat dalam
pilihan ganda tersebut, siswa diminta untuk
Tabel 1.
memberikan komentar tentang soal-soal
yang telah dikerjakan dengan menjawab be-

Tabel 1. Perubahan Sebelum dan Sesudah Revisi

Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi


1. Soal no. 5 menggunakan kali- 1. Kalimat diganti menjadi
1. Revisi kalimat soal nomor
mat luas sisi-sisi suatu dadu luas setiap sisi suatu
5.
adalah 2 cm2 dadu....
2. Soal no. 9 tidak dilengkapi 2. Pokok soal ditambah kali-
2. Revisi pokok kalimat soal
ke-terangan bahwa berat dari mat jika berat dari satu
nomor 9.
satu bata merupakan bilang- bata merupakan bilangan
an asli asli.

Pengembangan Soal Penalaran Model TIMSS Matematika SMP 235


Amrina Rizta, Zulkardi, Yusuf Hartono
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Sebelum masuk pada tahap field test, beda, dan juga reliabilitas dari 15 soal yang
soal prototype II diuji coba ke siswa kelas telah dikembangkan. Tingkat kesukaran bu-
VIII.6 SMPN 1 Palembang yang berjumlah tir soal pada ujicoba menunjukkan hasil
30 siswa. Hasilnya dilakukan analisis untuk seperti pada Tabel 2.
melihat tingkat kesukaran soal, daya pem-

Tabel 2. Tingkat Kesukaran Butir Soal


IK IK
Butir Soal Jumlah benar Butir Soal Jumlah benar
(proporsi) (proporsi)
1 20 0,74 9 18 0,67
2 24 0,89 10 20 0,74
3 10 0,37 11 17 0,63
4 11 0,41 12 8 0,30
5 18 0,67 13 19 0,70
6 23 0,85 14 11 0,41
7 20 0,74 15 8 0,30
8 18 0,67
Keterangan: IK = Indeks Kesukaran
Sumber: Dokumen Peneliti

Tafsiran taraf kesukaran butir soal banyak 33,33%, kategori sedang sebanyak
diklasifikasikan sebagai berikut: soal sukar 53,33%, dan kategori sulit sebanyak
mempunyai indeks 0,000,30, soal sedang 13,33%.
mempunyai indeks 0,310,70, dan soal mu- Analisis daya beda butir soal pada uji
dah mempunyai indeks 0,711,00 (Arikun- coba menghasilkan soal dengan indeks da-
to, 2012, p.225). Tahap uji coba menghasil- ya beda butir soal yang disajikan pada
kan soal yang dikategorikan mudah se- Tabel 3.

Tabel 3. Indeks Pembeda Butir Soal


Butir soal 1 2 3 4 5 6 7 8

Indeks pembeda 0,27 0,40 0,13 0,47 0,53 0,07 0,13 0,40

Lanjutan
Butir soal 9 10 11 12 13 14 15

Indeks pembeda 0,53 0,27 0,60 0,13 0,73 0,20 0,53

Sumber: Dokumen Peneliti

Daya pembeda butir soal diklasifika- soal diperbaiki mempunyai daya beda 0,20
sikan sebagai berikut: daya pembeda butir 0,29, soal diterima tetapi diperbaiki mem-
soal dengan klasifikasi soal tidak dipakai/ punyai daya beda 0,30 0,39, soal diterima
dibuang mempunyai daya beda 0,00 0,19,

236 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

baik sekali (excellent) mempunyai daya beda field test untuk melihat efek potensial terha-
0,40 1,00 (Wahidmurni, 2010, p.136). dap kemampuan penalaran matematis sis-
Tahap uji coba menghasilkan soal wa. Pelaksanaan field test dilakukan pada
dengan klasifikasi sebagai berikut: soal yang tanggal 4 Juni 2013 di kelas VIII.7 SMPN 1
tidak dipakai sebanyak 26,67%, soal de- Palembang dengan jumlah siswa sebanyak
ngan klasifikasi diperbaiki sebanyak 20%, 27 siswa. Sebanyak 15 soal diselesaikan
dan soal yang diterima dengan baik seba- oleh siswa dalam satu kali pertemuan sela-
nyak 53,33%. Dari komentar siswa small ma 120 menit. Siswa menjawab soal de-
group dan analisis butir soal pada tahap uji ngan cara memilih jawaban yang benar pa-
coba, maka soal-soal pada prototype II di- da bagian option dan diminta untuk menu-
perbaiki sehingga menghasilkan prototype liskan alasan/langkah pengerjaan mereka
III. yang mendukung pemilihan jawaban terse-
but. Salah satu soal yang ada pada prototype
Field Test III dapat dilihat pada Gambar 3.
Setelah diperoleh prototype III yang
valid dan praktis, maka dilakukan uji coba

14. Ria diberi tugas gurunya untuk membuat prakarya yang menyerupai bunga dari enam bu-
ah persegi yang mempunyai ukuran yang berbeda. Persegi yang paling besar mempunyai
panjang sisi 8 cm, dan persegi selanjutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua
titik tengah pada keempat sisinya, begitu seterusnya hingga terdapat enam buah persegi.
Agar menarik Ria memberikan warna pada prakaryanya seperti Gambar 10.

Gambar 10.

Luas daerah yang diwarnai oleh Ria adalah ......

A. 9 cm2
B. 17 cm2
C. 33 cm2
D. 62 cm2

Gambar 3. Salah Satu Soal yang Ada pada Prototype III

Hasil penelitian terhadap soal pena- rendah, dan sangat rendah. Pengkategorian
laran model TIMSS dikategorikan menjadi 5 data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4
bagian yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

Pengembangan Soal Penalaran Model TIMSS Matematika SMP 237


Amrina Rizta, Zulkardi, Yusuf Hartono
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Tabel 4. Penentuan Kategori Kemampuan Distribusi frekuensi data kemampuan


Penalaran Matematis matematis siswa berdasarkan pengkategori-
an dapat dilihat pada Tabel 5.
Nilai Siswa Tingkat Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa
84 100 Sangat tinggi
65 84 Tinggi
45 64 Sedang
25 44 Rendah
0 24 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2009, p.245)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tes Siswa Saat Field Test


Non-routine
Interval Generalize Analyze Integrate Justify
problems

Nilai frek % frek % frek % frek % frek %

85 100 3 11,11 8 29,63 1 3,7 1 3,7 5 18,52

65 84 0 0 4 14,82 7 25,93 0 0 9 33,33

45 64 16 59,26 0 0 8 29,63 16 59,26 0 0

25 44 0 0 14 51,85 8 29,63 0 0 10 37,04

0 24 8 29,63 1 3,70 3 11,11 10 37,04 3 11,11


Sumber: Dokumen Peneliti

Tabel 6. Rata-Rata Distribusi Frekuensi Tes kemampuan penalaran generalize yang ter-
Siswa saat Field Test masuk dalam kategori sangat baik berjumlah
3 siswa (11,11%), kategori sedang berjumlah
Interval Rata-rata 16 siswa (59,26%), dan kategori sangat
Kategori rendah berjumlah 8 siswa (29,63%); (2) ber-
Nilai frekuensi %
dasarkan kemampuan penalaran analyze
85 100 Sangat tinggi 4 14,815 yang termasuk kategori sangat baik berjum-
lah 8 siswa (29,63%), kategori tinggi ber-
65 84 Tinggi 4 14,815 jumlah 4 siswa (14,82%), kategori rendah
sebanyak 14 siswa (51,85%), dan kategori
45 64 Sedang 8 29,63
sangat rendah sebanyak 1 siswa (3,70%); (3)
25 44 Rendah 6 22,22 berdasarkan kemampuan penalaran integrate
yang termasuk kategori sangat tinggi se-
Sangat banyak 1 siswa (3,7%), kategori tinggi ber-
0 24 5 18,52
rendah jumlah 4 siswa (14,82%), kategori sedang
Sumber: Dokumen Peneliti dan rendah masing-masing berjumlah 8 sis-
wa (29,63%), dan kategori sangat rendah
Hasil tes soal penalaran siswa saat field berjumlah 3 siswa (11,11%); (4) berdasarkan
test pada 27 siswa, diketahui: (1) berdasarkan kemampuan penalaran justify yang termasuk

238 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

dalam kategori sangat baik berjumlah 1 lasan dengan menggunakan model atau per-
siswa (3,7%), kategori sedang berjumlah 16 nyataan matematika serta masih kesulitan
siswa (59,26%), dan kategori sangat rendah untuk membuat pernyataan yang mendu-
berjumlah 10 siswa (37,04%); (5) berdasar- kung/menyangkal argumen. Selain itu, juga
kan kemampuan penalaran solve non-routine terdapat siswa yang tidak mampu mengerja-
problem yang termasuk dalam kategori sangat kan soal karena tidak memahami soal de-
baik berjumlah 5 siswa (18,52%), kategori ngan baik. Jika dilihat dari domain penalar-
tinggi berjumlah 9 siswa (33,33%), kategori an TIMSS, maka siswa masih kesulitan
rendah berjumlah 10 siswa (37,04%), dan dalam menyelesaikan masalah nonrutin. Hal
kategori sangat rendah berjumlah 3 siswa tersebut terlihat dari kesulitan siswa dalam
(11,11%). memecahkan susunan masalah dengan cara
Rata-rata distribusi frekuensi tes siswa matematika dan menerapkan fakta-fakta,
saat field test pada 27 siswa, diketahui bahwa konsep, dan prosedur-prosedur matematika
4 siswa (14,815%) tergolong mempunyai dalam konteks yang kompleks dan tidak fa-
penalaran yang sangat baik, 4 siswa miliar. Siswa hanya mampu mengerjakan
(14,815%) tergolong mempunyai penalaran masalah nonrutin sampai pada tahap iden-
yang baik, 8 siswa (29,63%) tergolong mem- tifikasi masalah.
punyai penalaran yang sedang, 6 siswa Secara keseluruhan berdasarkan hasil
(22,22%) tergolong mempunyai penalaran analisis jawaban siswa disimpulkan bahwa
yang rendah, dan 5 siswa (18,52%) tergo- soal-soal yang telah dikembangkan dapat
long mempunyai penalaran yang sangat dipahami dengan baik oleh siswa. Hal ter-
rendah. sebut ditunjukkan dengan sebagian siswa
yang dapat menjawab soal dengan tepat dan
Pembahasan munculnya indikator penalaran mate-matis
Penelitian ini menghasilkan soal pena- dari uraian jawaban siswa. Selain itu, dari
laran model TIMSS matematika SMP yang komentar siswa pada kelas field test di-
telah dikembangkan berdasarkan langkah- ketahui bahwa secara umum soal-soal pilih-
langkah yang dikemukakan oleh Tessmer an ganda model TIMSS yang diberikan da-
(1998, p.35). Berdasarkan hasil deskripsi pat memancing siswa untuk berpikir lebih
dari tahap persiapan dan uji validitas isi dari keras dan harus menggunakan nalar dan lo-
ahli menunjukkan soal-soal yang dikem- gikanya dalam menyelesaikan soal. Berda-
bangkan sudah sesuai dengan indikator pe- sarkan uraian yang telah dijelaskan sebe-
nalaran pada TIMSS. Berdasarkan hasil ana- lumnya maka dapat disimpulkan bahwa so-
lisis jawaban siswa saat field test, dari 15 soal al-soal penalaran model TIMSS yang telah
pilihan ganda model TIMSS, sebagian siswa dikembangkan memiliki efek potensial ter-
mempunyai kemampuan penalaran matema- hadap kemampuan penalaran matematis
tis dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat siswa SMP khususnya siswa kelas VIII
dari jawaban dan alasan yang diberikan pada SMPN 1 Palembang.
lembar jawaban. Indikator-indikator pena-
laran seperti menganalisis permasalahan se- Simpulan dan Saran
cara matematis, memberikan penjelasan de- Berdasarkan hasil penelitian, maka
ngan menggunakan model atau pernyataan dapat disimpulkan bahwa soal penalaran
matematika, mengintegrasi fakta dan prose- model TIMSS matematika SMP yang di-
dur matematika untuk mendapatkan solusi kembangkan sudah memenuhi kriteria va-
akhir, membuat generalisasi dari suatu per- lid dan praktis. Valid secara teoretik dapat
masalahan dan menyelesaikan permasalahan dilihat dari hasil penilaian validator, yang
nonrutin telah terlihat. semua validator menyatakan soal telah baik
Walaupun demikian, ada beberapa berdasarkan content, construct dan bahasa.
siswa yang mampu memahami soal namun Secara praktis tergambar dari hasil uji coba
masih kesulitan untuk memberikan penje- one-to-one, dan small group yang semua siswa
Pengembangan Soal Penalaran Model TIMSS Matematika SMP 239
Amrina Rizta, Zulkardi, Yusuf Hartono
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

dapat menggunakan perangkat soal dengan Nieveen, Nienke. (2007). Formative eva-
baik. luation in educational design research
Berdasarkan hasil penelitian dan ke- (Eds). An Introduction to Educational
simpulan, maka disarankan kepada peneliti Design Research. Enschede: SLO.
lain agar dapat mengembangkan soal pena-
laran untuk tingkat SD dan SMA sehingga Permana, Y & Utari, S. (2007). Mengem-
dapat membantu guru untuk memperkaya bangkan kemampuan penalaran dan
variasi pemberian soal matematika dalam koneksi matematik siswa sma melalui
proses pembelajaran. pembelajaran berbasis masalah. Jurnal
Educationist, Vol. 1, No. 2, Juli 2007,
hlm. 116-123.
Daftar Pustaka
Tessmer, Martin. (1998). Planning and
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar
conducting formative evaluations: improving
evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bumi
the quality of education and training.
Bumi Aksara.
London: Kogan Page.
_______. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendi-
Van den Akker, J. (1999). Principles and
dikan edisi 2. Jakarta: PT Bumi Bumi
methods of development research. In
Aksara.
(Eds). Design Approaches and Tools in
Brodie, Keraf. (2010). Teaching Mathematical Education and Training, pp.1-14. Dord-
Reasioning in Secondary School Class- recht: Kluwer Academic Publishers.
rooms. New York: Springer.
Van den Walle, J. (2008). Matematika sekolah
Emilya, D., Darmawijoyo,& Ilma, R. (2010). dasar dan menengah pengembang-an
Pengembangan soal-soal open-end- pengajaran. Jakarta: Erlangga.
ed materi lingkaran untuk meningkat-
Wahidmurni, M. A., & Ridho, A. (2010).
kan penalaran matematika siswa kelas
Evaluasi pembelajaran kompetensi dan
VIII sekolah menengah pertama ne-
praktik. Malang: Nuha Litera.
geri 10 palembang. Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol. 4, No. 2, hlm. 8-18. Yunengsih, Y, Widiatmika, I.M.A, &
Candrasari, A. (2008). Ujian nasional
Iryanti, Puji. (2010). Potret pengajaran
dapatkah menjadi tolak ukur standar na-
matematika SMP kelas 8 di Indo-
sional pendidikan? (hasil kajian ujian
nesia. Jurnal Edukasi Matematika. Vol.
nasional matematika pada sekolah mene-
1, No. 2, hlm. 108-115.
ngah pertama). Jakarta: Departemen
Jurnaidi. (2012). Pengembangan soal model Riset Putera sampoerna Foundation.
PISA pada konten change and rela-
tionship untuk mengetahui kemam- Zulkardi, Z. (2002). Developing a learning
environment on realistic mathematics edu-
puan penalaran matematis siswa SMP.
cation for Indonesian student teachers.
Palembang. Tesis Universitas
Doctoral dissertation. Enschede: Uni-
Sriwijaya: Tidak dipublikasikan.
versity of Twente, Enschede. The
Keraf, Gorys. (1982). Argumen dan narasi. Netherland. (Online). Tersedia: http:
Komposisi Lanjutan III. Jakarta: PT. //doc.utwente.nl/58718/1/ thesis_
Gramedia. Zulkardi.pdf. diakses tanggal 12
oktober 2011.
Mullis, I., et al. (2009). TIMSS 2011 Asses-
ment framework. Chesnut Hills: Boston
College.

240 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013

Anda mungkin juga menyukai