230 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
232 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
juga diminta untuk memberikan komentar/ kualitas, dan ketepatan instrumen yang di-
tanggapan terhadap soal yang telah mereka hasilkan. Perangkat soal yang dikembangkan
kerjakan. Hasil atau temuan yang diperoleh memperhatikan tiga kriteria yang diambil
pada tahap expert review dan one-to-one dijadi- dari kriteria yang dikemukakan oleh Nie-
kan bahan pertimbangan dalam merevisi veen (2007, p.94) yaitu valid, praktis, dan
prototype I. Setelah prototype I direvisi akan efektif. Instrumen dikatakan valid apabila
menghasilkan prototype II. Prototype II ini hasil validasi dari pakar mengatakan bahwa
selanjutnya diujicobakan pada tahap small soal-soal yang dikembangkan sudah valid
group. Pada tahap ini, enam orang siswa di- baik dari segi konten, konstruk, dan bahasa.
minta menyelesaikan soal-soal di prototype II Selain itu, instrumen dikatakan praktis apa-
dan juga komentarnya terhadap soal yang bila soal yang dikembangkan dapat diguna-
telah dikerjakan. Komentar dan temuan kan oleh semua praktisi pendidikan mate-
pada tahap small group ini dijadikan bahan matika dan para pakar yang menjadi valida-
pertimbangan dalam merevisi Prototype II. tor soal menyatakan bahwa soal yang di-
Hasil dari revisi prototype II dinamakan kembangkan dapat diterapkan. Sedangkan
prototype III. Sebelum dilanjutkan ke tahap instrumen dikatakan efektif (Van den
field test, peneliti melakukan uji coba untuk Akker, 1999, p.10) apabila para pakar dan
melihat tingkat kesukaran soal, daya pembe- praktisi berdasarkan pengalamannya menya-
da, dan juga reliabilitas. Hasilnya dianalisis takan bahwa instrument (soal) mempunyai
dan dibahas sehingga menghasilkan saran- efek potensial terhadap kemampuan siswa
saran untuk memperbaiki prototype III se- yang dalam ini adalah kemampuan pena-
hingga menghasilkan prototype akhir. Prototype laran.
akhir inilah yang diujicobakan kepada sub-
jek penelitian yaitu siswa kelas VIII.7 se- Hasil Penelitian dan Pembahasan
banyak 27 siswa dari SMPN 1 Palembang
yang dilakukan pada semester genap 2012/ Hasil Penelitian
2013. Hasil dari field test tersebut akan di-
Tahap Preliminary
lakukan perhitungan terhadap skor dari se-
tiap siswa dan digunakan sebagai dasar peni- Tahap ini dilakukan analisis terhadap
laian terhadap kemampuan penalaran mate- siswa, kurikulum SMP, dan juga soal-soal
matisnya. TIMSS untuk mengetahui materi apa saja
Instrumen pengumpulan data yang di- yang menjadi domain konten yang ada di
gunakan dalam penelitian ini adalah lembar TIMSS. Tahap ini bertujuan untuk meng-
validasi dan tes. Lembar validasi digunakan identifikasi dan memilih materi esensial
untuk mendapatkan informasi dari para ahli yang akan dijadikan domain konten pada
sebagai expert judgement untuk memberikan soal yang dikembangkan. Setelah perangkat
masukan dan saran tentang soal yang diha- soal dikembangkan, tahap selanjutnya ada-
silkan. Tes digunakan untuk mendapatkan lah mengembangkan soal penalaran model
informasi tentang kepraktisan dan keefektif- TIMSS, kisi-kisi soal, dan kartu soal. Salah
an soal yang dikembangkan serta kemampu- satu soal dari produk awal (Prototype I) sebe-
an penalaran siswa. lum divalidasi oleh ahli dapat dilihat pada
Gambar 1.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah dengan menilai tingkat kelayakan,
Ria diberi tugas oleh guru untuk membuat prakarya yang menyerupai bunga dari enam buah
persegi yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Persegi yang terbesar mempunyai panjang
sisi 8 cm, dan persegi selanjutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik tengah
pada keempat sisinya, begitu seterusnya hingga terdapat enam buah persegi. Agar menarik Ria
memberikan warna pada prakaryanya.
Gambar 1. Salah Satu Soal pada Produk Awal (Prototype I) sebelum Divalidasi
234 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Ria diberi tugas gurunya untuk membuat prakarya yang menyerupai bunga dari enam buah
persegi yang mempunyai ukuran yang berbeda. Persegi yang paling besar mempunyai panjang
sisi 8 cm, dan persegi selanjutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik tengah
pada keempat sisinya, begitu seterusnya hingga terdapat enam buah persegi. Agar menarik Ria
memberikan warna pada prakaryanya.
Sebelum masuk pada tahap field test, beda, dan juga reliabilitas dari 15 soal yang
soal prototype II diuji coba ke siswa kelas telah dikembangkan. Tingkat kesukaran bu-
VIII.6 SMPN 1 Palembang yang berjumlah tir soal pada ujicoba menunjukkan hasil
30 siswa. Hasilnya dilakukan analisis untuk seperti pada Tabel 2.
melihat tingkat kesukaran soal, daya pem-
Tafsiran taraf kesukaran butir soal banyak 33,33%, kategori sedang sebanyak
diklasifikasikan sebagai berikut: soal sukar 53,33%, dan kategori sulit sebanyak
mempunyai indeks 0,000,30, soal sedang 13,33%.
mempunyai indeks 0,310,70, dan soal mu- Analisis daya beda butir soal pada uji
dah mempunyai indeks 0,711,00 (Arikun- coba menghasilkan soal dengan indeks da-
to, 2012, p.225). Tahap uji coba menghasil- ya beda butir soal yang disajikan pada
kan soal yang dikategorikan mudah se- Tabel 3.
Indeks pembeda 0,27 0,40 0,13 0,47 0,53 0,07 0,13 0,40
Lanjutan
Butir soal 9 10 11 12 13 14 15
Daya pembeda butir soal diklasifika- soal diperbaiki mempunyai daya beda 0,20
sikan sebagai berikut: daya pembeda butir 0,29, soal diterima tetapi diperbaiki mem-
soal dengan klasifikasi soal tidak dipakai/ punyai daya beda 0,30 0,39, soal diterima
dibuang mempunyai daya beda 0,00 0,19,
236 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
baik sekali (excellent) mempunyai daya beda field test untuk melihat efek potensial terha-
0,40 1,00 (Wahidmurni, 2010, p.136). dap kemampuan penalaran matematis sis-
Tahap uji coba menghasilkan soal wa. Pelaksanaan field test dilakukan pada
dengan klasifikasi sebagai berikut: soal yang tanggal 4 Juni 2013 di kelas VIII.7 SMPN 1
tidak dipakai sebanyak 26,67%, soal de- Palembang dengan jumlah siswa sebanyak
ngan klasifikasi diperbaiki sebanyak 20%, 27 siswa. Sebanyak 15 soal diselesaikan
dan soal yang diterima dengan baik seba- oleh siswa dalam satu kali pertemuan sela-
nyak 53,33%. Dari komentar siswa small ma 120 menit. Siswa menjawab soal de-
group dan analisis butir soal pada tahap uji ngan cara memilih jawaban yang benar pa-
coba, maka soal-soal pada prototype II di- da bagian option dan diminta untuk menu-
perbaiki sehingga menghasilkan prototype liskan alasan/langkah pengerjaan mereka
III. yang mendukung pemilihan jawaban terse-
but. Salah satu soal yang ada pada prototype
Field Test III dapat dilihat pada Gambar 3.
Setelah diperoleh prototype III yang
valid dan praktis, maka dilakukan uji coba
14. Ria diberi tugas gurunya untuk membuat prakarya yang menyerupai bunga dari enam bu-
ah persegi yang mempunyai ukuran yang berbeda. Persegi yang paling besar mempunyai
panjang sisi 8 cm, dan persegi selanjutnya diperoleh dengan cara menghubungkan semua
titik tengah pada keempat sisinya, begitu seterusnya hingga terdapat enam buah persegi.
Agar menarik Ria memberikan warna pada prakaryanya seperti Gambar 10.
Gambar 10.
A. 9 cm2
B. 17 cm2
C. 33 cm2
D. 62 cm2
Hasil penelitian terhadap soal pena- rendah, dan sangat rendah. Pengkategorian
laran model TIMSS dikategorikan menjadi 5 data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4
bagian yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
Tabel 6. Rata-Rata Distribusi Frekuensi Tes kemampuan penalaran generalize yang ter-
Siswa saat Field Test masuk dalam kategori sangat baik berjumlah
3 siswa (11,11%), kategori sedang berjumlah
Interval Rata-rata 16 siswa (59,26%), dan kategori sangat
Kategori rendah berjumlah 8 siswa (29,63%); (2) ber-
Nilai frekuensi %
dasarkan kemampuan penalaran analyze
85 100 Sangat tinggi 4 14,815 yang termasuk kategori sangat baik berjum-
lah 8 siswa (29,63%), kategori tinggi ber-
65 84 Tinggi 4 14,815 jumlah 4 siswa (14,82%), kategori rendah
sebanyak 14 siswa (51,85%), dan kategori
45 64 Sedang 8 29,63
sangat rendah sebanyak 1 siswa (3,70%); (3)
25 44 Rendah 6 22,22 berdasarkan kemampuan penalaran integrate
yang termasuk kategori sangat tinggi se-
Sangat banyak 1 siswa (3,7%), kategori tinggi ber-
0 24 5 18,52
rendah jumlah 4 siswa (14,82%), kategori sedang
Sumber: Dokumen Peneliti dan rendah masing-masing berjumlah 8 sis-
wa (29,63%), dan kategori sangat rendah
Hasil tes soal penalaran siswa saat field berjumlah 3 siswa (11,11%); (4) berdasarkan
test pada 27 siswa, diketahui: (1) berdasarkan kemampuan penalaran justify yang termasuk
238 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
dalam kategori sangat baik berjumlah 1 lasan dengan menggunakan model atau per-
siswa (3,7%), kategori sedang berjumlah 16 nyataan matematika serta masih kesulitan
siswa (59,26%), dan kategori sangat rendah untuk membuat pernyataan yang mendu-
berjumlah 10 siswa (37,04%); (5) berdasar- kung/menyangkal argumen. Selain itu, juga
kan kemampuan penalaran solve non-routine terdapat siswa yang tidak mampu mengerja-
problem yang termasuk dalam kategori sangat kan soal karena tidak memahami soal de-
baik berjumlah 5 siswa (18,52%), kategori ngan baik. Jika dilihat dari domain penalar-
tinggi berjumlah 9 siswa (33,33%), kategori an TIMSS, maka siswa masih kesulitan
rendah berjumlah 10 siswa (37,04%), dan dalam menyelesaikan masalah nonrutin. Hal
kategori sangat rendah berjumlah 3 siswa tersebut terlihat dari kesulitan siswa dalam
(11,11%). memecahkan susunan masalah dengan cara
Rata-rata distribusi frekuensi tes siswa matematika dan menerapkan fakta-fakta,
saat field test pada 27 siswa, diketahui bahwa konsep, dan prosedur-prosedur matematika
4 siswa (14,815%) tergolong mempunyai dalam konteks yang kompleks dan tidak fa-
penalaran yang sangat baik, 4 siswa miliar. Siswa hanya mampu mengerjakan
(14,815%) tergolong mempunyai penalaran masalah nonrutin sampai pada tahap iden-
yang baik, 8 siswa (29,63%) tergolong mem- tifikasi masalah.
punyai penalaran yang sedang, 6 siswa Secara keseluruhan berdasarkan hasil
(22,22%) tergolong mempunyai penalaran analisis jawaban siswa disimpulkan bahwa
yang rendah, dan 5 siswa (18,52%) tergo- soal-soal yang telah dikembangkan dapat
long mempunyai penalaran yang sangat dipahami dengan baik oleh siswa. Hal ter-
rendah. sebut ditunjukkan dengan sebagian siswa
yang dapat menjawab soal dengan tepat dan
Pembahasan munculnya indikator penalaran mate-matis
Penelitian ini menghasilkan soal pena- dari uraian jawaban siswa. Selain itu, dari
laran model TIMSS matematika SMP yang komentar siswa pada kelas field test di-
telah dikembangkan berdasarkan langkah- ketahui bahwa secara umum soal-soal pilih-
langkah yang dikemukakan oleh Tessmer an ganda model TIMSS yang diberikan da-
(1998, p.35). Berdasarkan hasil deskripsi pat memancing siswa untuk berpikir lebih
dari tahap persiapan dan uji validitas isi dari keras dan harus menggunakan nalar dan lo-
ahli menunjukkan soal-soal yang dikem- gikanya dalam menyelesaikan soal. Berda-
bangkan sudah sesuai dengan indikator pe- sarkan uraian yang telah dijelaskan sebe-
nalaran pada TIMSS. Berdasarkan hasil ana- lumnya maka dapat disimpulkan bahwa so-
lisis jawaban siswa saat field test, dari 15 soal al-soal penalaran model TIMSS yang telah
pilihan ganda model TIMSS, sebagian siswa dikembangkan memiliki efek potensial ter-
mempunyai kemampuan penalaran matema- hadap kemampuan penalaran matematis
tis dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat siswa SMP khususnya siswa kelas VIII
dari jawaban dan alasan yang diberikan pada SMPN 1 Palembang.
lembar jawaban. Indikator-indikator pena-
laran seperti menganalisis permasalahan se- Simpulan dan Saran
cara matematis, memberikan penjelasan de- Berdasarkan hasil penelitian, maka
ngan menggunakan model atau pernyataan dapat disimpulkan bahwa soal penalaran
matematika, mengintegrasi fakta dan prose- model TIMSS matematika SMP yang di-
dur matematika untuk mendapatkan solusi kembangkan sudah memenuhi kriteria va-
akhir, membuat generalisasi dari suatu per- lid dan praktis. Valid secara teoretik dapat
masalahan dan menyelesaikan permasalahan dilihat dari hasil penilaian validator, yang
nonrutin telah terlihat. semua validator menyatakan soal telah baik
Walaupun demikian, ada beberapa berdasarkan content, construct dan bahasa.
siswa yang mampu memahami soal namun Secara praktis tergambar dari hasil uji coba
masih kesulitan untuk memberikan penje- one-to-one, dan small group yang semua siswa
Pengembangan Soal Penalaran Model TIMSS Matematika SMP 239
Amrina Rizta, Zulkardi, Yusuf Hartono
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
dapat menggunakan perangkat soal dengan Nieveen, Nienke. (2007). Formative eva-
baik. luation in educational design research
Berdasarkan hasil penelitian dan ke- (Eds). An Introduction to Educational
simpulan, maka disarankan kepada peneliti Design Research. Enschede: SLO.
lain agar dapat mengembangkan soal pena-
laran untuk tingkat SD dan SMA sehingga Permana, Y & Utari, S. (2007). Mengem-
dapat membantu guru untuk memperkaya bangkan kemampuan penalaran dan
variasi pemberian soal matematika dalam koneksi matematik siswa sma melalui
proses pembelajaran. pembelajaran berbasis masalah. Jurnal
Educationist, Vol. 1, No. 2, Juli 2007,
hlm. 116-123.
Daftar Pustaka
Tessmer, Martin. (1998). Planning and
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar
conducting formative evaluations: improving
evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bumi
the quality of education and training.
Bumi Aksara.
London: Kogan Page.
_______. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendi-
Van den Akker, J. (1999). Principles and
dikan edisi 2. Jakarta: PT Bumi Bumi
methods of development research. In
Aksara.
(Eds). Design Approaches and Tools in
Brodie, Keraf. (2010). Teaching Mathematical Education and Training, pp.1-14. Dord-
Reasioning in Secondary School Class- recht: Kluwer Academic Publishers.
rooms. New York: Springer.
Van den Walle, J. (2008). Matematika sekolah
Emilya, D., Darmawijoyo,& Ilma, R. (2010). dasar dan menengah pengembang-an
Pengembangan soal-soal open-end- pengajaran. Jakarta: Erlangga.
ed materi lingkaran untuk meningkat-
Wahidmurni, M. A., & Ridho, A. (2010).
kan penalaran matematika siswa kelas
Evaluasi pembelajaran kompetensi dan
VIII sekolah menengah pertama ne-
praktik. Malang: Nuha Litera.
geri 10 palembang. Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol. 4, No. 2, hlm. 8-18. Yunengsih, Y, Widiatmika, I.M.A, &
Candrasari, A. (2008). Ujian nasional
Iryanti, Puji. (2010). Potret pengajaran
dapatkah menjadi tolak ukur standar na-
matematika SMP kelas 8 di Indo-
sional pendidikan? (hasil kajian ujian
nesia. Jurnal Edukasi Matematika. Vol.
nasional matematika pada sekolah mene-
1, No. 2, hlm. 108-115.
ngah pertama). Jakarta: Departemen
Jurnaidi. (2012). Pengembangan soal model Riset Putera sampoerna Foundation.
PISA pada konten change and rela-
tionship untuk mengetahui kemam- Zulkardi, Z. (2002). Developing a learning
environment on realistic mathematics edu-
puan penalaran matematis siswa SMP.
cation for Indonesian student teachers.
Palembang. Tesis Universitas
Doctoral dissertation. Enschede: Uni-
Sriwijaya: Tidak dipublikasikan.
versity of Twente, Enschede. The
Keraf, Gorys. (1982). Argumen dan narasi. Netherland. (Online). Tersedia: http:
Komposisi Lanjutan III. Jakarta: PT. //doc.utwente.nl/58718/1/ thesis_
Gramedia. Zulkardi.pdf. diakses tanggal 12
oktober 2011.
Mullis, I., et al. (2009). TIMSS 2011 Asses-
ment framework. Chesnut Hills: Boston
College.
240 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 17, Nomor 2, 2013