Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan


politik para bapak penemu ketika negara Indonesia didirikan. Namun dalam
perjalanan panjang kehidupan berbangsa dan bernegara,Pancasila sering
mengalami berbagai deviasi (penambahan, pengurangan, dan penyimpangan dari
makna yang seharusnya) dalam aktualisasi nilai-nilainya. Pancasila bukan
berpaham komunisme dan bukan berpaham kapitalisme. Pancasila tidak berpaham
individualisme dan tidak berpaham kolektivisme. Bahkan bukan berpaham
teokrasi dan bukan perpaham sekuler. Posisi Pancasila inilah yang merepotkan
penerapan nilai-nilainya ke dalam kehidupan praktis berbangsa dan bernegara.
Sedangkan mempelajari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang
nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral
seluruh warga negara Indonesia. Pancasila yang benar dan sah (otentik) adalah
yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Hal ini menegaskan bahwa Pancasila merupakan suatu acuan yang dijadikan dasar
dalam bertindak oleh segenap bangsa Indonesia. Sebagai warga negara
Indonesia, maka kita diwajibkan untuk mengaktualisasi berbagai nilai –nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam perjalanan
sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia
mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan kata lain, pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat
serta pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi
dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa Negara pada saat itu.
Dampak yang paling serius atas manipulasi pancasila adalah terjadinya kasus –
kasus sosial yang terjadi beberapa tahun belakangan. Mulai dari ringan, sedang
hingga sampai yang berat, dalam bentuk tindak pelanggaan, perilaku menyimpang
dan tindak kriminal. Antara lain seks bebas, penggunaan narkoba,
terorisme, dan berbagai aktifitas yang menyimpang lainnya. Kegelisahan pun
muncul di kalangan para orang tua, masyarakat, pemuka agama, apalagi para
pendidik. Namun sayangnya tidak semua pihak yang mengambil sikap, peran
serta kontibusi yang jelas dan nyata untuk mencari jalan keluar mengenai masalah
– masalah sosial yang sedang terjadi saat ini. Yang bisa dilakukan adalah
pengarahan, penyuluhan, dan penyuluhan dan himbauan kepada seluruh
warga masyarakat. Terdapat norma – norma yang tidak berfungsi lagi atau bahkan
hilang akibat era globalisasi, yang semestinya harus diketahui dan dipahami
untuk dimanifestasikan dalam kehidupan sosial. Di dalam realitasnya, kehidupan
mengalami disfungsi nilai –nilai. Pancasila bukan berpaham komunisme dan
bukan berpaham kapitalisme. Pancasila tidak berpaham individualisme dan
tidak berpaham kolektivisme. Bahkan bukan berpaham teokrasi dan bukan
perpaham sekuler. Posisi Pancasila inilah yang merepotkan penerapan nilai-
nilainya ke dalam kehidupan praktis berbangsa dan bernegara. Sedangkan
mempelajari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai
budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral seluruh
warga negara Indonesia.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian revitalisasi pancasila?

2. Apa saja contoh – contoh revitalisasi pancasila

3. Apa yang dimaksud dengan aktualisasi pancasila?

4. Apakah tujuan adanya aktualisasi pancasila?

5. Seberapa penting aktualisasi pancasila dalam era globalisasi?

6. Membumikan sila persatuan indonesia


BAB II PEMBAHASAN

A. REVITALISASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Revitalisasi Pancasila dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan


Pancasila kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara
pemerintahan.

Untuk merevitalisasi, maka Pancasila perlu diajarkan dalam kaitannya dengan


pembuatan atau evaluasi atas kebijakan publik selain dibicarakan sebagai dasar
negara.

Pancasila dapat dihidupkan kembali sebagai nilai-nilai dasar yang memberi


orientasi dalam pembuatan kebijakan publik. Pancasila adalah solusi alternatif
bagi terwujudnya Negara Kesatuan Indonesia, yang telah teruji semenjak masa
kemerdekaan sampai dengan masa reformasi. Meskipun kita juga tidak bisa
memungkiri bahwa dalam perjalanannya ada berbagai macam cobaan dan
tantangan yang senantiasa datang dan mengiringi dalam setiap gerak dan langkah
dinamika bangsa ini. Pancasila adalah ideologi yang tidak ada bandingannya
untuk bangsa Indonesia karena Pancasila adalah alat permersatu bagi seluruh
komponen yang berbeda-beda, sehingga setiap upaya untuk menggantinya selalu
akan berhadapan dengan seluruh kekuatan Indonesia secara menyeluruh.
Merevitalisasi Pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak ketika kondisi bangsa
semakin jauh dari keadilan sosial, kemakmuran, kemajuan dan lain sebagainya.

Membiarkan kondisi bangsa dalam keterpurukan sama halnya kita sengaja


menjadikan Pancasila hanya sebagai alat politisasi untuk melanggengkan
kekuasaan seperti yang pernah terjadi pada masa Orde Baru di bawah
pemerintahan Soeharto. Kita tahu, pada periode ini Pancasila selalu dijadikan alat
legitimasi serta dipolitisir untuk meraih serta mempertahankan kekuasaan. Mereka
yang berseberangan dengan pemerintah akan dengan mudah di beri label anti
Pancasila, maka dengan mudah mereka yang anti Pancasila akan masuk penjara
tanpa proses hukum yang jelas.

Sebenarnya permasalahan yang menyebabkan Indonesia dalam keadaan seperti ini


adalah buruknya komunikasi antara pemerintahan dan rakyat indonesianya dan
juga melemahnya pemersatu bangsa ini yaitu pancasila, ideologi yang kita junjung
tinggi dengan berasaskan pancasila sebenarnya Indonesia bisa menaklukan dunia
dengan mudahnya. Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhurnya menjadi
suatu kesatuan integral-integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu
diletakkan kembali, maka kita akan menemukan landasan berpijak yang sama,
menyelamatkan persatuan dan kesatuan nasional yang kini sedang niengalami
disintegrasi. Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna
bahwa Pancasila harus diletakkan utuh dengan pembukaan, di-eksplorasi-kan
dimensi-dimensi yang melekat padanya.

Bangsa Indonesia dihadapkan pada perubahan, tetapi tetap harus menjaga budaya-
budaya lama. Sekuat-kuatnya tradisi ingin bertahan, setiap bangsa juga selalu
mendambakan kemajuan. Setiap bangsa mempunyai daya preservasi dan di satu
pihak daya progresi di lain pihak. Kita membutuhkan telaah-telaah yang
kontekstual, inspiratif dan evaluatif.

Seperti kita tahu bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya dan luas baik dari
Sumber daya Alam yang mencakup daratan dan lautan mupun dari sumber daya
manusianya yang memiliki potensi-potensi yang luar biasa. Sadar betul akan
potensi yang kita miliki permasalahan yang ada pada bab sebelmunya pun perlu
kita jawab.

Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa Pancasila


harus diletakkan utuh dengan pembukaan, di-eksplorasi-kan dimensi-dimensi
yang melekat padanya, yaitu:

1. Kualitas

Dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikonkretisasikan


sebagal kondisi cerminan kondisi obyektif yang tumbuh dan berkembang diam
masyarakat, suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen.
2. Realitas

Dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya bukanlah


sekedar utopi tanpa makna, melainkan diobjektivasikan sebagai “kata kerja” untuk
membangkitkan gairah dan optimisme para warga masyarakat guna melihat han
depan secara prospektif, menuju hari esok yang lebih baik .

3. Fleksibel

Dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan
berhenti dalam kebekuan oqmatis dan normatif, melainkan terbuka bagi tafsir-
tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang. Dengan
demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap aktual, relevan
serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara
dengan jiwa dan semangat “Bhinneka tunggal Ika”

Revitalisasi Pancasila Pancasila sebagai dasar negara hams diarahkan pada


pembinaan moral, sehingga moralitas Pancasila dapat dijadikan sebagai dasar dan
arah dalam upaya mengatasi krisis dan disintegrasi. Moralitas juga memerlukan
hukum karena keduanya terdapat korelasi. Moralitas yang tidak didukung oleh
hukum kondusif akan terjadi penyimpangan, sebaliknya, ketentuan hukum
disusun tanpa alasan moral akan melahirkan sesuatu yang bertentangan dengan
nilai-nilai luhur Pancasila.

B. Contoh- contoh Pengamalan Revitlisasi Pancasila

1. Revitalisasi Nilai – Nilai Empat Pilar Wawasan Kebangsaan

Semua dampak euphoria reformasi yang kita hadapi saat ini, perlu disikapi oleh
segenap komponen bangsa melalui pemahaman yang benar, utuh dan menyeluruh
dalam konteks semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat tersebut
merupakan kata kunci dari aktualisasi dan implementasi nilai-nilai luhur Pancasila
yang harus terus ditumbuh kembangkan oleh generasi penerus. Seluruh komponen
bangsa harus mampu menyikapi berbagai permasalahan, perbedaan dan
kemajemukan dengan berpedoman pada empat pilar wawasan kebangsaan yang
dibangun oleh para pendiri bangsa. Seluruh anak bangsa harus proaktif untuk
menciptakan, membina, mengembangkan dan memantapkan persatuan dan
kesatuan bangsa yang kerap menghadapi potensi perpecahan. Generasi penerus
harus mampu menghidupkan kembali sikap dan budaya gotong royong,
silahturahmi dan musyawarah untuk mufakat yang hakikinya merupakan ciri
bangsa Indonesia sejak dulu.

2. Bidang Politik

Sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan maupun anggota
partai politik, para politisi sangat berperan dalam perumusan peraturan
perundangan maupun kebijakan publik. Pemahaman yang komprehensif terhadap
nilai – nllai empat pilar wawasan kebangsaan sangat dibutuhkan agar para politisi
dapat memberikan sumbangsih pemikiran konstruktif dalam peraturan
perundangan maupun kebijakan publik yang mengedepankan kepentingan bangsa
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Bidang Media Massa

Di era demokrasi, media massa dapat dipandang sebagai salah satu pilar yang
mengawal terselenggaranya kehidupan demokrasi yang sehat, beretika dan
bermartabat. Disamping itu, di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, peran media massa menjadi sangat penting dan strategis dalam
membentuk watak dan karakter bangsa. Dengan demikian, kalangan media massa
perlu diberi pembekalan dan perluasan cakrawala pandang terkait arti pentingnya
pemahaman nilai – nilai empat pilar wawasan kebangsaan. Hal ini dimaksudkan
agar kapasitas dan kemampuan yang dimiliki dapat mempercepat proses
pembangunan watak dan karakter bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila
sebagai jati diri bangsanya.

4. Bidang Ekonomi

Pengusaha merupakan salah satu motor penggerak perekonomian bangsa. Dalam


menjalankan perannya, para pengusaha senantiasa dihadapkan pada pillhan
dilematis antara kepentingan usaha dan kepentingan bangsa. Di era globalisasi dan
perdagangan bebas, para pengusaha dituntut untuk memiliki kemampuan rnemilih
dan memilah agar perekonomian bangsa dapat memajukan dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara signifikan. Dengan pemahaman terhadap nilai – nilai
empat pilar wawasan kebangsaan, diharapkan para pengusaha mampu
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan rakyat.

C. Definisi Aktualisasi Pancasila

Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara


pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan aktualisasi pancasila, berarti penjabaran
nilai-nilai pancasila dalam bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam
kehidupan berBangsa dan berNegara. Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran
nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, dijumpai dalam bentuk norma
hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. Sedangkan realisasinya dikaitkan
dengan tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berBangsa
dan berNegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.

Aktualisasi Pancasila, dapat dibedakan ke dalam 2 jenis :


1. Aktualisasi Pancasila secara Obyektif

Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-


nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua
bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Obyektif ini terutama berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan Indonesia Contohnya : dalam penyelenggaraan
kenegaraan maupun tertib hukum Indonesia, asas politik dan tujuan negara, serta
pelaksanaan konkretnya didasarkan pada dasar falsafah negara (Pancasila)

2. Aktualisasi Pancasila secara Subyektif


Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila
dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan,
setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap
orang Indonesia. aktualisasi ini berkaitan dengan kesadaran , ketaatan serta
kesiapan individu untuk mengamalkan Pancasila (norma-norma moral).
Aktualisasi Pancasila subyektif ini diharapkan dapat tercapai agar nilai-nilai
pancasila tetap melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan demikian itu
disebut dengan Kepribadian Bangsa Indonesia (Kepribadian Pancasila). Maka
dengan hal inilah bangsa Indonesia memiliki ciri karakteristik yang
menunjukkan perbedaannya dengan bangsa lain. Aktualisasi Subyektif ini lebih
penting dari Aktualisasi Obyektif, karena Aktualisasi Pancasila yang subyektif
merupakan kunci keberhasilan Aktualisasi Pancasila secara Obyektif.

D. Tujuan Aktualisasi Pancasila

Tujuan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara antara lain;

1. Masyarakat memahami secara mendalam konsep, prinsip, dan nilai


Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Masyarakat memiliki keyakinan akan ketangguhan, ketepatan, dan


kebenaran pancasila sebagai ideologi nasional, pandangan, nilai bangsa
dan negara NKRI

3. Masyarakat memiliki pemahaman, kemauan, dan kemampuan


mengimplementasikan pancasila dalam berbagai bidang kehidupan.

Sasaran aktualisasi pancasila :

a) Elite politik,

b) Insan pers,

c) Anggota legislatif, eksekutif, yudikatif pusat dan daerah,

d) Tokoh agama, pendidikan, cendekiawan, pemuda, wanita, adat dan


masyarakat,

e) Pengusaha,

f) Masyarakat luas.
Meskipun kita sebagai bangsa pernah beberapakali “terluka” karena ada pertikaian
antar agama, suku, budaya dan bahasa, namun masih ada harapan di masa
mendatang untuk sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman,
tenteram, adil, makmur dan sejahtera.

E. Pentingnya aktualisasi pancasila dalam era globalisasi

Kehadiran era globalisasi membawa dampak positif maupun negatif.


Globalisasi membuka peluang-peluang baru untuk peningkatan kesejahteraan
manusia melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi
globalisasi juga memberikan tantangan kepada suatu bangsa akan kekuatannya
menghadapi pengaruh global pada semua aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara dapatkah ia menjaga eksistensinya atau justru menjadi korban atas
semua pengaruh global tersebut. Olehkarena itu globalisasi dapat menjadi berkah
apabila suatu bangsa dapat memanfaatkanpeluang dengan tepat, tetapi akan
menjadi musibah atau mendatangkan masalah bagi bangsa yang tidak mempunyai
kesiapan untuk memasukinya. Sebagai bangsa kita tidak mungkin menutup diri
dari pergaulan dengan bangsa asing. Keterbukaan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini tidak mungkin kita abaikan
begitu saja. Proses akulturasi budaya sebagai akibat frekuensi hubungan antar
bangsa yang semakin intensif merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan
lagi. Akibatnya nilai-nilai sosial budaya negara lain yang belum tentu sesuai
dengan kepribadian bangsa kita pun akan masuk dan berkembang di dalam
masyarakat. Oleh karena itu diperlukan sikap yang tepat dalam merespon
masuknya arus globalisasi supaya kita tidak sekedar menjadi obyek dari segala
perubahan tersebut tetapi menjadi subyek yang mampu memilih pengaruh budaya
luar dan tata nilai yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Kehidupan politik
rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai Pancasila. Pancasila
merupakan landasan dan tujuan kehidupan politikbangsa kita. Berkaitan dengan
hal tersebut, proses pembangunan politik yang sedang berlangsung di negara
kita sekarang ini harus diarahkan pada proses implementasi sistem
politik demokrasi Pancasila yang handal, yaitu sistem politik yang tidak hanya
kuat, tetapi juga memiliki kualitas kemandirian tinggi yang memungkinkannya
untuk membangun atau mengembangkan dirinya secara terus-menerus
sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakatnya dan perubahan zaman. Dengan
demikian, sistem politik demokrasi Pancasila akan terus berkembang
bersamaan dengan perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa
mempertahankan, memelihara dan memperkuat relevansinya dalam
kehidupan politik. Nilai-nilanya bukan saja dihayati dan dibudayakan, tetapi
diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus
berkembang. Oleh karena itu, secara langsung Pancasila telah dijadikan etika
politik seluruh seluruh komponen bangsa dan negara Indonesia. Sikap yang harus
ditunjukan dalam pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan Negara
adalah sebagai berikut :

1) Bangsa Indonesia harus mempunyai sikap dan tindakan riil terhadap


bentuk-bentuk kekerasan yang berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia
dan mengecam pihak-pihak yang melakukannya tanpa adanya tekanan
dari berbagai pihak.
2) Pemerintah ikut serta dalam misi perdamaian dunia dibwah komando PBB di
daerah-daerah konflik.

3) Bangsa Indonesia harus bertindak tegas terhadap berbagai bentuk intervensi

dari negara-negara lain atau lembaga Internasional.

4) Bangsa Indonesia harus mempunyai sikap dalam menjaga nilai-nilai luhur


bangsa Indonesia yang bermartabat.Sejalan dengan banyaknya saluran
komunikasi dan informasi yang banyak bertentangan dengan nilai-nilai
kepribadian bangsa Indonesia, seperti aksi kekerasan , pornografi, penistaan
agama, dan lain-lain.

5) Bangsa Indonesia harus meningkatkan perannya dalam pergaulan


Internasional yang menyangkut masalah isu sentral yang berkaitan
dengan demokrasi, HAM, lingkungan hidup, dan keamanan karena Indonesia
sebagai salah satu bangsa yang besar mempunyai kepentingan pula
dalam masalah- masalah tersebut
F. Membumikan Sila Persatuan Indonesia

Persatuan Indonesia merupakan sila ke-3 dalam Pancasila. Sudah kita


ketahui pula bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultural
dimana terdapat banyak sekali kebudayaan, suku, dan ras di dalamnya.
Semua perbedaan tersebut hanya bisa bergabung mengunakan Persatuan.

Persatuan sendiri pengertianya adalah mengabung menjadi satu dan


mutlak tidak dapat dipisahkan. Contohnya sendiri banyak sekali pulau di
Indonesia, apabila berpecah atau memisah membentuk negara baru akan
menimbulkan perpecahan atau disintegrasi di Indonesia, konflik pun akan
terjadi antara kelompok pro dan kontra. Maka sangantlah dibutuhkan
persatuan di Indonesia agar hal tersebut tidak terjadi.

Makna “ Persatuan Indonesia “dibentuk dalam proses sejarah yang cukup


panjang sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan
nasib, satu kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas
kerokhanian Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah,
dan susunan negara.Persatuan adalah hal yang terbentuk tidak secara
instan begitu saja, melainkan dengan proses yang panjang.

Sudah dikatakan di atas bahwa negara Indonesia terdiri dari beragam suku,
budaya, bahasa, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki
wadah untuk bergabung menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu
sangatlah penting sebuah persatuan di dalam Negara agar terwujud
kesatuan dan persamaan.

Negara Indonesia sendiri sangatlah besar dan luas sehingga sangatlah sulit
untuk mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Bahkan sudah di sebutkan
di dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi,

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa


Indonesia.

Sudah sangatlah jelas makna dari sumpah pemuda yang berisi cita-cita
para pendiri negara di atas. Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia maksudnya mau membela bangsa Indonesia yang masuk ke
dalam kategori bela negara.

Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia maksudnya kita hanya


mengakui bahwa kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini
dan berani menjunjung tinggi negara Indonesia ini.

Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia maksudnya kita


memiliki bahasa persatuan untuk memudahkan berkomunikasi antar
banyak ras suku di Indonesia yaitu bahasa nasional bahasa Indonesia.
Maka dari itu kita harus menjunjung tinggi persatuan di Indonesia.

Agar persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dapat terwujud maka


haruslah ada rasa toleransi diantara setiap warga msayarakat di Indonesia.
Sikap dan rasa toleransi inilah yang membawa sebuah negara menjadi
sejahtera dan damai. Dalam kenyataanya sangatlah berbeda dengan
harapan yang diinginkan. Banyak orang malah merasa benar meskipun
belum tentu benar. Jadi kalau begitu semua hal tersebut berasal dari dalam
diri sendiri.
Kita satukan banyak orang yang memiliki latar dan sifat yang beragam
untuk menraih persatuan. Perasaan senasib, serasa, sependeritaan pun
dapat mempererat persatuan. Dengan kesamaan rasa orang akan berfikir
orang lain adalah bagian dari hidupnya dan muncul rasa untuk saling
menolong.

Persatuan juga akan muncul jika kita memiliki rasa saling memiliki,
contohnya saja kita merasa memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apabila negara kita direbut atau diancam pastinya sebagai warga negara
tidak terima dan akan bersatu melawannya.

Apakah bangsa Indonesia sudah bersatu? Jawabanya belum, masih banyak


orang yang belum sadar tentang arti persatuan dan kesatuan. Banyak orang
yang masih berkonflik, tawuran, perang suku, dan sebagainya. Bukti inilah
yang melatarbelakangi Indonesia belum bersatu. Maka dari itu marilah kita
sadar tentang hal tersebut dan bentuk persatuan di bumi Indonesia tercinta
ini.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam kondisi kehidupan berbangsa dan bemegara yang sedang dilanda


oleh arus krisis dan disintegrasi maka Pancasila tidak terhindar dan berbagai
macam gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kredibilitasnya. Namun perlu
kita sadan bahwa tanpa adanya “platform” dalam dasar negara atau ideologi maka
suatu bangsa mustahil akan dapat bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan
dan ancaman.

Melalui revitalisasi inilah Pancasila dikembangkan dalam semangat


demokrasi yang secara konsensual akan dapat mengembangkan nilai praksisnya
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang serba pluralistik. Selain itu
melestarikan dan mengembangkan Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana
telah dirintis dan ditradisikan oleh para pendahulu kita semenjak tahun 1908,
merupakan suatu kewajiban etis dan moral yang perlu diyakinkan kepada para
mahasiswa sekarang.
Dan terakhir Persatuan sangatlah penting bagi sebuah negara yang ingin
hidup sejahtera. Dengan persatuan pula sebuah negara bahkan bisa bersatu dengan
negara lain. Persatuan juga akan mewujudkan kerjasama yang baik diantara orang
di dalamnya.

Ingatlah semboyan negara kita “Bhineka Tunggal Ika” yang megandung arti
meskipun kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu. Satu negara dan satu bahasa
nasional bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai