A. LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Bangsa Indonesia dihadapkan pada perubahan, tetapi tetap harus menjaga budaya-
budaya lama. Sekuat-kuatnya tradisi ingin bertahan, setiap bangsa juga selalu
mendambakan kemajuan. Setiap bangsa mempunyai daya preservasi dan di satu
pihak daya progresi di lain pihak. Kita membutuhkan telaah-telaah yang
kontekstual, inspiratif dan evaluatif.
Seperti kita tahu bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya dan luas baik dari
Sumber daya Alam yang mencakup daratan dan lautan mupun dari sumber daya
manusianya yang memiliki potensi-potensi yang luar biasa. Sadar betul akan
potensi yang kita miliki permasalahan yang ada pada bab sebelmunya pun perlu
kita jawab.
1. Kualitas
3. Fleksibel
Dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan
berhenti dalam kebekuan oqmatis dan normatif, melainkan terbuka bagi tafsir-
tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang. Dengan
demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap aktual, relevan
serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara
dengan jiwa dan semangat “Bhinneka tunggal Ika”
Semua dampak euphoria reformasi yang kita hadapi saat ini, perlu disikapi oleh
segenap komponen bangsa melalui pemahaman yang benar, utuh dan menyeluruh
dalam konteks semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat tersebut
merupakan kata kunci dari aktualisasi dan implementasi nilai-nilai luhur Pancasila
yang harus terus ditumbuh kembangkan oleh generasi penerus. Seluruh komponen
bangsa harus mampu menyikapi berbagai permasalahan, perbedaan dan
kemajemukan dengan berpedoman pada empat pilar wawasan kebangsaan yang
dibangun oleh para pendiri bangsa. Seluruh anak bangsa harus proaktif untuk
menciptakan, membina, mengembangkan dan memantapkan persatuan dan
kesatuan bangsa yang kerap menghadapi potensi perpecahan. Generasi penerus
harus mampu menghidupkan kembali sikap dan budaya gotong royong,
silahturahmi dan musyawarah untuk mufakat yang hakikinya merupakan ciri
bangsa Indonesia sejak dulu.
2. Bidang Politik
Sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan maupun anggota
partai politik, para politisi sangat berperan dalam perumusan peraturan
perundangan maupun kebijakan publik. Pemahaman yang komprehensif terhadap
nilai – nllai empat pilar wawasan kebangsaan sangat dibutuhkan agar para politisi
dapat memberikan sumbangsih pemikiran konstruktif dalam peraturan
perundangan maupun kebijakan publik yang mengedepankan kepentingan bangsa
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Di era demokrasi, media massa dapat dipandang sebagai salah satu pilar yang
mengawal terselenggaranya kehidupan demokrasi yang sehat, beretika dan
bermartabat. Disamping itu, di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, peran media massa menjadi sangat penting dan strategis dalam
membentuk watak dan karakter bangsa. Dengan demikian, kalangan media massa
perlu diberi pembekalan dan perluasan cakrawala pandang terkait arti pentingnya
pemahaman nilai – nilai empat pilar wawasan kebangsaan. Hal ini dimaksudkan
agar kapasitas dan kemampuan yang dimiliki dapat mempercepat proses
pembangunan watak dan karakter bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila
sebagai jati diri bangsanya.
4. Bidang Ekonomi
a) Elite politik,
b) Insan pers,
e) Pengusaha,
f) Masyarakat luas.
Meskipun kita sebagai bangsa pernah beberapakali “terluka” karena ada pertikaian
antar agama, suku, budaya dan bahasa, namun masih ada harapan di masa
mendatang untuk sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman,
tenteram, adil, makmur dan sejahtera.
Sudah dikatakan di atas bahwa negara Indonesia terdiri dari beragam suku,
budaya, bahasa, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki
wadah untuk bergabung menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu
sangatlah penting sebuah persatuan di dalam Negara agar terwujud
kesatuan dan persamaan.
Negara Indonesia sendiri sangatlah besar dan luas sehingga sangatlah sulit
untuk mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Bahkan sudah di sebutkan
di dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi,
“
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
Sudah sangatlah jelas makna dari sumpah pemuda yang berisi cita-cita
para pendiri negara di atas. Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia maksudnya mau membela bangsa Indonesia yang masuk ke
dalam kategori bela negara.
Persatuan juga akan muncul jika kita memiliki rasa saling memiliki,
contohnya saja kita merasa memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apabila negara kita direbut atau diancam pastinya sebagai warga negara
tidak terima dan akan bersatu melawannya.
Ingatlah semboyan negara kita “Bhineka Tunggal Ika” yang megandung arti
meskipun kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu. Satu negara dan satu bahasa
nasional bahasa Indonesia.