Anda di halaman 1dari 14

Inisiasi 2

Tuton: Pengantar Probabilitas

Analisis KOMBINATORIK

Pengantar
Pada tuton kedua ini kita akan membahas kombinatorik.
Pelajarilah baik-baik contoh-contoh dan usahakan dengan sungguh-sungguh
untuk menyelesaikan banyak persoalan. Dengan latihan Anda akan lebih
memahami teori yang disajikan.

Analisis kombinatorik (disingkat kombinatorik) adalah cabang matematika


yang berhubungan dengan cacah susunan berbeda dari obyek-obyek yang
diberikan dengan berbagai batasan tertentu.
Seorang ahli komunikasi dalam menemukan kode-kode morse yang terdiri
dari titik dan garis harus mengetahui jumlah kombinasi pola dari titik dan
garis yang dapat dibentuk untuk jumlah titik dan garis yang telah ditentukan.

Pada abad ke-16 banyak orang melakukan permainan yang bersifat untung-
untungan seperti permainan mendapatkan skor tertentu bila melemparkan
dua atau tiga dadu, mendapatkan sebuah kartu pada suatu permainan kartu
bridge. Itulah awal perkembangan kombinatorik.
Ada bebrapa yang akan dibahas dalam analisis kombinatorik ini yaitu:
permutasi, kombinasi, dan pencacahan lain.
Ada dua prinsip pencacahan penting yang harus Anda hayati yaitu prinsip
penjumlahan dan prinsip perkalian.

Prinsip penjumlahan :
Jika operasi pertama dapat dilakukan dengan m cara dan operasi
kedua dengan n cara, maka operasi pertama atau operasi kedua
dapat dilakukan dalam m + n cara.

Prinsip perkalian:
Jika suatu operasi dapat dilakukan dengan m cara dan operasi lain
dapat dilakukan dengan n cara, maka kedua operasi itu dapat
dikerjakan bersama-sama dalam m  n cara.
Contoh: Jika dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan 3 macam rute
dan dari B ke C dapat ditempuh dengan 4 rute, maka dari A ke C dapat
ditempuh dengan 3 x 4 =12 rurte.
7

3
6
A C
B
2 5

4
1
Dari A ke B (ada 3 rute): rute 1, rute 2, dan rute 3
Dari B ke C (ada 4 rute): rute 4, rute 5, rute 6, dan rute 7
Dari A ke C: rute 1-4, rute 1-5, rute 1-6, rute 1-7
rute 2-4, rute 2-5, rute 2-6, rute 2-7
rute 3-4, rute 3-5, rute 3-6, rute 3-7
Ada 12 rute.

Dua prinsip di atas dengan mudah dapat kita generalisasi sebagai berikut.
Bila operasi ke i dari k operasi dapat dilakukan dengan mi cara , maka salah
satu dari operasi k tersebut dapat dilakukan dengan m1  m2 ... mk cara.
Sedang generalisasi prinsip perkalian mengatakan bahwa bila operasi
pertama dapat dilakukan dengan m1 cara, operasi kedua m2 cara, ..., dan
operasi ke-k dengan mk cara, maka deretan k operasi dapat dikerjakan
dengan m1  m2  ... mk cara.
Perhatikan bahwa prinsip perkalian berlaku untuk keadaan di mana
seseorang melakukan beberapa operasi secara berturut-turut. Untuk
keadaan di mana kita hanya memilih satu operasi dari k operasi yang ada,
prinsip penjumlahanlah yang digunakan.

Permutasi
Untuk memahami permutasi, kita coba membahas contoh berikut.
Dari tiga huruf a, b, dan c dapat dibentuk susunan huruf:
terdiri dari 1 huruf : a, b, c
terdiri dari 2 huruf : ab, ac, ba, ca, bc, cb
terdiri dari 3 huruf : abc, acb, bac, bca, cab, cba.
Jadi terdapat 3 susunan huruf jika terdiri dari satu huruf, 6 susunan huruf
jika terdiri dari dua huruf, 6 susunan huruf jika terdiri dari tiga huruf.

Misalkan dari tiga orang ini Mega, Budi, dan Andi akan diangkat menjadi
panitia suatu kegiatan yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.
Kemungkinan susunan Ketua, Sekretaris, Bendahara : Mega, Budi, Andi;
Mega, Andi, Budi; Budi, Mega, Andi; Budi, Andi, Mega; Andi, Mega, Budi;
atau Andi, Budi, Mega. Jadi ada 6 formasi yang mungkin.
Sekarang kita formalkan pengertian permutasi.

Definisi: Jumlah permutasi dari r obyek yang dipilih dari n obyek berlainan
adalah n Pr  (n)  (n  1) ... (n  r  1)
n!
Permutasi ditulis dengan notasi faktorial: n Pr  (n)  (n  1) ... (n  r  1) 
(n  r )!
Contoh: Suatu organisasi yang mempunyai 12 anggota yang akan memilih
ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Ada berapa cara
pemilihan pengurus organisasi tersebut.

Penyelesaian
Karena ada 12 cara pemilihan operasi pertama (memilih ketua), kemudian 11
cara memilih wakil ketua (operasi kedua), 10 cara memilih sekretaris
(operasi ketiga), dan 9 cara memilih bendahara (operasi keempat), maka
terdapat 1211109 = 11880 cara untuk melakukan pemilihan pengurus.

Contoh Suatu label identifikasi untuk program komputer terdiri dari satu
huruf yang diikuti tiga angka. Bila diperbolehkan adanya ulangan
angka, ada berapa banyak label identifikasi yang dapat dibuat.

Penyelesaian
Terdapat 26 kemungkinan untuk huruf permulaan dan terdapat 10
kemungkinan untuk setiap tiga angka berikutnya. Jadi, dengan menggunakan
prinsip perkalian umum terdapat 26101010 = 26000 label identifikasi
yang mungkin dapat dibuat.
Cacah sampel berukuran-r
Teorema Cacah sampel-r dari himpunan S dengan n elemen adalah n r
Bukti:
Kita hitung cara membentuk sampel-r dengan menggunakan prinsip
perkalian. Elemen pertama dapat dipilih dengan n cara, elemen kedua
dengan n cara, dan seterusnya sampai sebanyak r kali sehingga terdapat
n n...n  n r cara untuk memilih sampel-r.

Contoh Suatu kesebelasan sepak bola menggunakan kostum dengan


menggunakan pasangan angka. Ada berapa macam kostum yang dapat
dibuat? Disini kita menginginkan sampel yang terdiri dari –2 dari 10
angka (0,1,2,…,9) yang mungkin, sehingga terdapat 102 =100
kostum yang dapat dibuat.

Contoh
Berapa byte komputer yang dapat dibuat dari enam bit biner?
Karena setiap bit biner dapat menjalani pada dua harga yang berbeda, maka
di sini kita mencari sampel-6 dari himpunan dengan 2 anggota. Jadi,
jumlahnya adalah 2  64.
6

Bila n bilangan bulat positif, maka bilangan n! (baca n faktorial) didefinisikan


sebagai
n! = 1  2  ...  (n-1)  (n)

5! = 1  2  3  4  5 = 120 dan 3! = 1  2  3 = 6

Perhatikan bahwa n!= 1  2  ...  (n-1)  (n)


= (n-1)! (n)
n!
atau  n  1! 
n
1!
Kalau untuk n = 1 didapat 0!   1, maka didefinisikan 0! = 1.
1
Teorema Menggunakan notasi faktorial, kita dapat menulis n Pr sebagai

Pr 
 n  n  1 n  2 ... 2 1 untuk r < n
n
 n  r  ... 21
n!
Jadi Pr  dan Pn  n !
n
n  r  ! n

Bila n = r, dari persamaan ini didapat n Pn  n! . Karena Pr adalah cacah


pemilihan terurut r elemen berbeda dari himpunan dengan n anggota, maka
dengan rumus di atas memungkinkan kita untuk menyelesaikan banyak
persoalan dengan usaha minimal.

Contoh Bila tidak diperbolehkan adanya ulangan,


(a) berapa cacah bilangan yang dapat disusun dari tiga angka yang
dapat diambil dari angka-angka 2,3,5,6,7 dan 9?
(b) dan bilangan-bilangan tersebut berapa yang kurang dari 400?
(c) berapa yang genap dan berapa yang ganjil?
(d) berapa yang merupakan kelipatan 5?

Penyelesaian
Dalam setiap kasus, gambarlah tiga kotak untuk
menyajikan sebarang bilangan, dan kemudian tulis dalam setiap
kotak cacah angka yang dapat ditempatkan disana.
(a) Kotak disebelah kiri dapat diisi dengan 6 cara, kotak di tengah
dengan 5 cara, dan kotak di sebelah kanan dengan 4 cara. Bila
digambarkan didapat bentuk

6 cara 5 cara 4 cara


Cacah bilangan yang dapat dibentuk = 654 = 120

(b) Karena bilangan yang dibentuk lebih kecil dari 400 maka
bilangan yang dibentuk harus dimulai dengan angka 2 atau 3.
Ini berarti kotak di sebelah kiri dapat diisi dengan 2 cara; kotak
di tengah dapat diisi dengan 5 cara dan kotak terakhir dengan 4
cara. Pernyataan ini dapat digambarkan sebagai
2 cara 5 cara 4 cara
Jadi dapat dibentuk 254 = 40 bilangan.

(c) Karena bilangannya harus genap, bilangan tersebut harus


berakhir dengan angka 2 atau 6. Ini berarti kotak terakhir dapat
diisi dengan 2 cara, kotak pertama 5 cara dan yang di tengah
dengan 4 cara. Dalam gambar

5 cara 4 cara 2 cara


Jadi ada 542 = 40 bilangan genap.
Untuk kasus bilangan ganjil, bilangan-bilangan tersebut harus
berakhir dengan angka 3,5,7 atau 9. Ini berarti kotak terakhir diisi
dengan 4 cara. Kotak pertama dapat diisi dengan 5 cara, sedang
kotak di tengah dengan 4 cara. Dalam gambar

5 cara 4 cara 4 cara


Jadi ada 544 = 80 bilangan ganjil yang dapat dibentuk.

(d) Kotak paling kanan hanya dapat diisi dengan satu cara, yaitu
dengan angka 5, karena bilangan yang dibentuk harus kelipatan 5.
Kotak paling kiri dengan 5 cara dan yang ditengah dengan 4 cara.
Dalam gambar

5 cara 4 cara 1 cara


Ini berarti ada 541 = 20 bilangan dengan kelipatan 5.

Contoh Diberikan lima huruf A,B,C,D,E . Cacah “kata” yang terdiri dari 4
5!
huruf yang dapat dibuat adalah 5 P4   1 2  3  4  5  120 .
 5  4 !
Ternyata bahwa cacah kata yang terdiri dari 5 huruf yang dapat
dibuat juga 120  5 P5 .
Contoh Diberikan suatu permainan yang terdiri dari 16 kotak yang
tersusun dalam 4 baris dan 4 kolom.
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15

Sebanyak 15 kotak yang ada diisi dengan bilangan 1,2,...,15,


sedangkan satu kotak yang lain tidak diisi bilangan. Mula-mula dari
15 kotak yang ada diisi secara acak (random) oleh 15 angka yang
ada. Persoalannya adalah bagaimana kotak-kotak tersebut digeser
kekiri, kanan, atas, bawah sehingga diperoleh susunan kotak
seperti tersebut di atas. Yang menjadi persoalan sekarang adalah
berapa banyak kedudukan awal dari permainan dapat dibuat? Untuk
menjawab persoalan ini dimisalkan bahwa dari 16 kotak yang ada
disusun terurut dari kiri kekanan dalam kotak kosong harus diisi
bilangan 16. Jadi persoalan pada dasarnya sama dengan mencari
permutasi 16 dari 16 bilangan yang ada, dan cacahnya sama
dengan 16!.

Contoh Dalam berapa cara 7 orang dapat duduk bila


(a) mereka duduk dalam suatu deretan yang memuat 7 kursi
(b) mengelilingi meja bundar

Penyelesaian
(a) 7 orang tersebut dapat duduk dalam 7 P7  7! cara
(b) satu orang dapat duduk di salah satu kursi yang mengelilingi
meja, sedang enam lainnya dapat mengatur tempat duduknya
dalam 6 P6  6! cara mengelilingi meja.
Ini adalah contoh permutasi melingkar. Secara umum, n obyek
dapat disusun mengelilingi lingkaran dalam (n-1)! cara.
Permutasi dengan ulangan
Dalam banyak hal kita ingin mengetahui cara permutasi obyek
dimana beberapa diantaranya ada yang sama. Rumus umumnya
adalah sebagai berikut.

Teorema Cacah permutasi n obyek dimana n1 obyek sama,


n2 obyek lain sama,..., nk obyek lain sama adalah
n!
n1 ! n2 ! ... nk !

Dalil di atas mudah dimengerti dengan ilustrasi di bawah.

Misalkan kita ingin bentuk “kata” menggunakan 5 huruf dari kata


“DADDY”. Terdapat 5 P5  5!  120 permuatasi dari obyek-obyek
D1 , A, D2 , D3 , Y dengan D dibedakan. Perhatikan bahwa enam
permutasi.
D1 D2 D3 AY , D2 D1 D3 AY , D3 D1 D2 AY , D1 D3 D2 AY ,
D2 D3 D1 AY , D3 D2 D1 AY

menghasilkan “kata” yang sama bila indeksnya dihilangkan. 6


permutasi berasal dari kenyataan bahwa terdapat 3! = 3  2  1 =
6 cara berbeda meletakkan 3 D dalam tiga kedudukan pertama
dalam permutasi. Ini benar untuk setiap posisi lain yang mungkin
dimana D muncul. Karena itu terdapat
5! 120
  20
3! 1! 1! 6
“kata” terdiri dari 5 huruf berbeda yang dapat dibentuk dari huruf-
huruf dari “ kata” DADDY.
Tugas 1. Hitung 6 P3 .
2. Berapa cacah bilangan diantara 100 dan 999 yang mempunyai
angka berbeda.
3. Buktikan bahwa n Pn  n Pn1 untuk n  1.
4. Buktikan n Pr nr Pk  n Pr k .
6. Berapa cacah “kata” yang dapat dibentuk dengan
menggunakan empat huruf A dan satu B?
7. Sederhanakan

(a)
n!
(b)
n  2 !
n  1! n!

Kombinasi
Setelah memahami permutasi, sekarang kita bahas yang disebut dengan
kombinasi.
Perhatikan permutasi susunan dari tiga huruf a, b, dan c di atas.
Dalam permutasi, susunan yang terdiri dari dua huruf ab tidak sama dengan
ba, ac tidak sama dengan ca, bc tidak sama dengan cb.
Dalam kombinasi, susunan yang terdiri dari dua huruf ab dianggap sama
dengan ba, ac sama dengan ca, bc sama dengan cb (sehingga kombinasi ab
biasanya dipisahkan dengan koma, yaitu a,b.
Jadi jika kombinasi dua huruf dari tiga huruf a, b, dan c ada sebanyak 3
sementara dalam permutasi ada sebanyak 6.

Notasi Kombinasi:
Definisi: Jumlah kombinasi dari r obyek yang diambil dari n obyek berlainan
n!
adalah n Cr  , dibaca kombinasi r dari n.
r !(n  r )!

Contoh: Sebuah kotak yang terdiri dari 10 bola. Diambil sampel berukuran
4 sekaligus, maka jumlah kombinasi (banyak sampel yang mungkin adalah)
10 ! 10 ! 10  9  8  7
kombinasi 4 dari 10, yaitu 10 C4     210.
4!(10  4)! 4!6! 4  3  2 1
Contoh: Sebuah kotak yang terdiri dari 10 bola yang diberi nomor 0, 1, s/d
9. Sampel berukuran 3, diambil dari populasi berukuran 10 tersebut.
Contoh sampel berukuran 3 yang mungkin: 4, 7, 8. Jika kita tertarik dengan
rata-rata maka 4, 7, 8 ini sama dengan 4, 8, 7 atau sama dengan 8, 7, 4
dsb.
Jadi, jumlah kombinasi (banyak sampel yang mungkin) adalah
10 ! 10 ! 10  9  8
10 C3     120.
3!(10  3)! 3!7! 3  2 1

Sekian pembahasan kombinatorik.


Materi Inisisasi Tuton
Mata kuliah : Pengantar Probabilitas
Tutor : Deddy A. Suhardi

Koefisien Binomial (Segitiga Pascal)


r
n 0 1 2 3 4 5 6 ... r r+1 ...
0 1
1 1 1
2 1 2 1
3 1 3 3 1
4 1 4 6 4 1
5 1 5 10 10 5 1
6 1 6 15 20 15 6 1
. . . . . . . . .
n 𝑛 𝑛 . . . . . 𝑛 𝑛 𝑛
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
0 1 𝑟−1 𝑟 𝑟+1
n+1 𝑛+1 𝑛+1 . . . . . . 𝑛+1 𝑛+1 .
( ) ( ) ( ) ( )
0 1 𝑟 𝑟+1
. .

1) Identitas Pascal

Perhatikan bahwa :
𝑛−1 𝑛−1 𝑛
( )+( ) = ( ) … … … … … … … … … … … … (1𝐴)
𝑟−1 𝑟 𝑟
Atau, bila n digeser turun ke bawah 1 sel
𝑛 𝑛 𝑛+1
( )+( )=( ) … … … … … … … … … … … … (1𝐵)
𝑟−1 𝑟 𝑟
Atau, bila kemudian r digeser ke kanan 1 sel
𝑛 𝑛 𝑛+1
( )+( )=( ) … … … … … … … … … … … … (1𝐶)
𝑟 𝑟+1 𝑟+1

Contoh: Lihat tabel di atas, sel-sel yang diberi warna ! Misalkan untuk suatu posisi ketiga warna
tersebut, sel warna kuning + sel warna biru = sel warna hijau.

(53) + (54) = (64) = 10 + 5 = 15

(54) + (55) = (65) = 5 + 1 = 6

(60) + (61) = (71) = 1 + 6 = 7


Rumus identitas Pascal tersebut dapat diperluas untuk n = m+j, dan r = k +j
𝑚+𝑗−1 𝑚+𝑗−1 𝑚+𝑗
( )+( )=( ) … … … … … … … . (2𝐴)
𝑘+𝑗−1 𝑘+𝑗 𝑘+𝑗
atau
𝑚+𝑗 𝑚+𝑗 𝑚+𝑗+1
( )+( )=( ) … … … … … … … . (2𝐵)
𝑘+𝑗−1 𝑘+𝑗 𝑘+𝑗
atau
𝑚+𝑗 𝑚+𝑗 𝑚+𝑗+1
( )+( )=( ) … … … … … … … . (2𝐶)
𝑘+𝑗 𝑘+𝑗+1 𝑘+𝑗+1

2) Lihat BMP hal. 2.31 Soal latihan nomor 10. Dapat dibuktikan dengan induksi
matematik bahwa :
𝑟
𝑛+𝑟 𝑛+𝑟+1
∑( )=( ) … … … … … … … … … … . [2𝐷]
𝑟 𝑟
𝑟=0

Untuk r = 1
1
𝑛+𝑟 𝑛+0 𝑛+1 𝑛 𝑛+1 𝑛+2
∑( )=( )+( )=( )+( )=1+𝑛+1=𝑛+2=( )
𝑟 0 1 0 1 1
𝑟=0
𝑛+1+1
=( )
1

Untuk r = k
𝑘
𝑛+𝑟 𝑛+0 𝑛+1 𝑛+𝑘 𝑛+𝑘+1
∑( )=( )+( ) + ⋯+( ) =( )
𝑟 0 1 𝑘 𝑘
𝑟=0

Untuk r = k+1
𝑘+1
𝑛+𝑟 𝑛+0 𝑛+1 𝑛+𝑘 𝑛+𝑘+1
∑( )=( )+( ) + ⋯+( )+( )
𝑟 0 1 𝑘 𝑘+1
𝑟=0
𝑘
𝑛+𝑟 𝑛+𝑘+1 𝑛+𝑘+1 𝑛+𝑘+1 𝑛 + (𝑘 + 1) + 1
∑( )+( ) =( )+( )=( )
𝑟 𝑘+1 𝑘 𝑘+1 𝑘+1
𝑟=0

Jadi terbukti :
𝑟
𝑛+𝑟 𝑛+0 𝑛+1 𝑛+𝑟 𝑛+𝑟+1
∑( )=( )+( )+ ⋯+ ( ) =( ).
𝑟 0 1 𝑟 𝑟
𝑟=0
Perhatikan jika r = n
𝑛
𝑛+𝑟 𝑛+0 𝑛+1 𝑛+2 𝑛+𝑛 𝑛+𝑛+1 2𝑛 + 1
∑( ) =( )+( )+( )+ ⋯+ ( )=( )=( )
𝑟 0 1 2 𝑛 𝑛 𝑛
𝑟=0

3) Lihat BMP hal 2.33, soal formatif no. 8. Dapat dibuktikan dengan induksi
matematik bahwa :
Untuk k+n ≤ m
𝑛
𝑛 𝑚 𝑛 𝑚 𝑛 𝑚 𝑛 𝑚 𝑚+𝑛
∑( )( ) = ( )( ) + ( )( ) + ⋯+ ( )( ) =( ) … … . . [𝟑𝑨]
𝑟 𝑘+𝑟 0 𝑘 1 𝑘+1 𝑛 𝑘+𝑛 𝑘+𝑛
𝑟=0

Untuk n=1

1
1 𝑚 1 𝑚 1 𝑚 𝑚 𝑚 𝑚+1
∑( )( ) = ( )( )+ ( )( )=( )+( ) =( )
𝑟 𝑘+𝑟 0 𝑘 1 𝑘+1 𝑘+0 𝑘+1 𝑘+1
𝑟=0
(Lihat Identitas Pascal no. (1C) di atas) !

Untuk n=j

𝑗
𝑗 𝑚 𝑗 𝑚 𝑗 𝑚 𝑗 𝑚 𝑚+𝑗
∑( )( ) = ( )( ) + ( )( ) + ⋯+ ( )( )= ( )
𝑟 𝑘+𝑟 0 𝑘 1 𝑘+1 𝑗 𝑘+𝑗 𝑘+𝑗
𝑟=0

Untuk n=j+1

𝑗+1
𝑗+1 𝑚 𝑗+1 𝑚 𝑗+1 𝑚 𝑗+1 𝑚
∑( )( )=( )( ) + ( )( ) + ⋯+ ( )( )
𝑟 𝑘+𝑟 0 𝑘 1 𝑘+1 𝑗+1 𝑘+𝑗+1
𝑟=0

𝑗
𝑗+1 𝑚 𝑗+1 𝑚 𝑗+1 𝑚
=( )( ) + ∑( )( ) +( )( )
0 𝑘 𝑟 𝑘+𝑟 𝑗+1 𝑘+𝑗+1
𝑟=1

Lihat Identitas Pascal 1B

𝑗
𝑚 𝑗 𝑗 𝑚 𝑚
= ( ) + ∑{ ( ) + ( )} ( ) +( )
𝑘 𝑟 𝑟−1 𝑘+𝑟 𝑘+𝑗+1
𝑟=1
𝑗 𝑗
𝑚 𝑗 𝑚 𝑗 𝑚 𝑚
= ( ) + ∑( ) ( )+ ∑( )( ) +( )
𝑘 𝑟 𝑘+𝑟 𝑟−1 𝑘+𝑟 𝑘+𝑗+1
𝑟=1 𝑟=1

misalkan s = r-1  r = s+1 ; r = 1  s =0, r = j  s = j-1


𝑗 𝑗−1
𝑚 𝑗 𝑚 𝑗 𝑚 𝑚
= ( ) + ∑( ) ( ) + ∑( ) ( ) +( )
𝑘 𝑟 𝑘+𝑟 𝑠 𝑘+𝑠+1 𝑘+𝑗+1
𝑟=1 𝑠=0

𝑗 𝑗−1
𝑗 𝑚 𝑗 𝑚 𝑗 𝑚 𝑗 𝑚
= ( )( ) + ∑( ) ( ) + ∑( ) ( ) + ( )( )
0 𝑘+0 𝑟 𝑘+𝑟 𝑠 𝑘+1+𝑠 𝑗 𝑘+1+𝑗
𝑟=1 𝑠=0
𝑗 𝑗
𝑗 𝑚 𝑗 𝑚
= ∑( ) ( ) + ∑( ) ( )
𝑟 𝑘+𝑟 𝑠 𝑘+1+𝑠
𝑟=0 𝑠=0

𝑚+𝑗 𝑚+𝑗
=( )+( )
𝑘+𝑗 𝑘+1+𝑗

dengan identitas pascal (1C) atau (2C), menjadi


𝑗+1
𝑗+1 𝑚 𝑚+𝑗 𝑚+𝑗 𝑚 + (𝑗 + 1)
∑( )( )=( )+( )=( )
𝑟 𝑘+𝑟 𝑘+𝑗 𝑘+𝑗+1 𝑘 + (𝑗 + 1)
𝑟=0

Jadi terbukti
𝑛
𝑛 𝑚 𝑚+𝑛
∑( )( )=( ).
𝑟 𝑘+𝑟 𝑘+𝑛
𝑟=0

4) Perhatikan [3A] untuk beberapa nilai m dan k, k+n ≤ m


𝑛
𝑛 𝑚 𝑚+𝑛
∑( )( ) =( )
𝑟 𝑘+𝑟 𝑘+𝑛
𝑟=0

Lihat soal BMP hal 2.33, nomor 10. Jika m = n dan k = 0, menjadi

𝑛
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
∑( )( ) = ( )( ) + ( )( ) + ⋯+ ( )( ) =
𝑟 𝑟 0 0 1 1 𝑛 𝑛
𝑟=0
𝑛 2 𝑛 2 𝑛 2 𝑛+𝑛 2𝑛
( ) + ( ) + ⋯+ ( ) = ( ) = ( ).
0 1 𝑛 𝑛 𝑛

***
Selamat belajar !

Anda mungkin juga menyukai