Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

TEKS SEJARAH MERIAM HONISUIT

KELOMPOK :3
KELAS : XII IPS 2
NAMA ANGGOTA : 1. Yohana Sagala
2. Pebri Anggraini
3. M. Raven Al-Hakim
4. Rani Sartika
5. Dea Permata Sari
6. Rasyida Nurya Ulva
7. Yola Marsela
8. Azkia Afiq Wirandi
9. Ilham Rasyid Aldi. S

SMA NEGERI 2 BENGKULU SELATAN


(SEKOLAH RUJUKAN)
TAHUN AJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
dan kesehatan, sehingga kami telah menyelesaikan tugas Makalah tentang Sejarah Meriam
Honisuit. Observasi yang telah kami laksanakan, kami sampaikan dalam bentuk laporan
tertulis, dengan mengharap agar mendapatkan nilai yang semaksimal mungkin dan agar lebih
dapat meningkatkan pengetahuan kami.

Dalam menyusun tugas ini kami sangat mengharapkan adanya kritik dan perbaikan
yang bersifat membangun, serta kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika sekiranya
terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam tugas ini.Pada kesempatan ini, kami ucapkan
terima kasih kepada guru pemimbing Bahasa indonesia, yang telah memberikan tugas ini
kepada kami semoga kami dapat mengingat kembali pelajaran ini dan semoga kami dapat
meningkatkan pengetahuan kami.

Demikianlah tugas ini yang telah kami susun untuk menjadi masukan dalam pembelajaran
dimasa yang akan datang.

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
D. Manfaat..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
BAB III PENUTUP....................................................................................................................4
A. Kesimpulan....................................................................................................................4
B. Saran...............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................5
LAMPIRAN...............................................................................................................................6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman penjajahan yang ada di Indonesia, banyak perlawanan yang
dilakukan oleh penduduk asli yang ada, salah satunya yaitu oleh penduduk Bengkulu
Selatan, banyak pejuang-pejuang asli yang ingin mempertahankan hak mereka dari
penjajahan bangsa asing yang dengan sewenang-wenangnya merebut tanah, bahkan
hasil bumi mereka, sehingga mereka memberanikan diri untuk maju berperang.
Oleh bangsa asing, tidak membiarkan perlawanan itu terjadi begitu saja,
mereka yang berpikir bahwa dengan susah payah mencari rempah-rempah untuk
dibawa kembali ke daerah asal, tak rela diusir dari Bengkulu, maka dari itu mereka
membawa persenjataan yang lengkap dan canggih pada masanya untuk menahan
perlawanan penduduk asli, seperti meriam. Pada masanya, Inggris terkenal sebagai
pembuat persejataan meriam yang terkenal, pada saat itu juga Inggris menjadi
penjajah di daerah Bengkulu, dan mereka membuat berbagai jenis senjata pertahanan,
serta benteng, yang terkenal ialah Benteng Malborough yang menjadi benteng
terbesar di Asia Tenggara. Namun tak disangka, bahwa Jepang yang akhirnya
menguasai daerah Bengkulu dan mengambil alih persenjataan yang ditinggalkan
Inggris termasuk meriam Honisuit.
Honisuit merupakan sebuah meriam besar yang dibuat oleh Inggris. Nama
Honisuit diambil dari bahasa Jepang, Honi yang berarti untuk menjaga, dan Suit yang
berarti sesuai, jika digabungkan berarti sesuai untuk menjaga. Pada zamannya,
meriam ini digunakan untuk menjaga pasukan Jepang dari serangan-serangan musuh.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa yang memindahkan Meriam Honisuit dari Pagar Alam ke Bengkulu
Selatan?
2. Kapan Meriam Honisuit ditemukan pertama kali?
3. Apa fungsi Meriam Honisuit?

C. Tujuan
1. Ingin mengetahui siapa yang memindahan Meriam Honisuit dari Pagar Alam ke
Bengkulu Selatan.
2. Ingin mengetahui kapan Meriam Honisuit ditemukan pertama kali.
3. Ingin mengetahui fungsi Meriam Honisuit pada masa penjajahan Jepang.

D. Manfaat
Memberikan ilmu serta pengetahuan bagi pembaca mengenai Sejarah Meriam
Honisuit, serta memperluas wawasan bagi pembaca untuk lebih mengenal sejarah
peninggalan-peninggalan Inggris di Bengkulu Selatan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Pada 24 Juni 1685 Inggris masuk ke Bengkulu dengan tujuan menguasai hasil alam
yang ada di Bengkulu, dengan niatnya tersebut pada tahun 1962 Inggris mendirikan pos di
Triamang, Lais, Ketahun, Ipuh, Bantal, selanjuttanya pada tahun 1701 mereka memperluas
daerah ke arah Seluma, Manna, Kaur, dan Krui, bahkan sampai ke Pagar Alam, yang di diami
suku Basemah.

Pada tahun 1719 banyak pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat Bengkulu
terhadap Inggris sehingga membuat mereka khawatir dan akhirnya meninggalkan Inggris,
namun tidak lama setelah itu, tepatnya pada 1724 Inggris kembali lagi dengan perjanjian
yang lebih lunak dan memper lengkapi diri dengan persenjataan yang lengkap, seperti
meriam, serta membuat benteng-benteng pertahanan. Tak lama setelah itu, pada 17 Maret
1824 Traktaat London yang berisikan pertukaran daerah koloni antara Inggris dan Belanda,
yaitu Bengkulu dan Singapura. Setelah Inggris meninggalkan daerah Bengkulu, banyak
persenjataan mereka yang masih tertinggal di daerah Bengkulu, salah satunya adalah meriam
Honisuit.

Sejak berkuasanya bala tentara Jepang di Indonesia 8 Maret 1942, pucuk


kepemimpinan pemerintahan Jepang untuk pulau Sumatera berada di kota Bukit Tinggi, pada
tanggal 24 Februari 1942 masuklah Bala tentara Jepang ke Bengkulu. Para pelajar, pemuda,
tokoh adat, dan masyarakat menyambut bala tentara Jepang dengan harapan hari esok yang
lebih baik. Mereka telah jenuh dengan penjajahan Inggris dan Belanda yang telah
beralngsung berabad-abad lamanya. Namun, sesuai dengan pepatah realita tak sesuai
ekspektasi.

Tepat dimana Jepang masuk ke Bengkulu (1942) Jepang menjelajah daerah Bengkulu,
termasuk Bengkulu Selatan, Kaur, sampai Pagar Alam, dan menemukan sebuah meriam
buatan Inggris di wilayah Pagar Alam dan diberi nama Honisuit yang berarti sesuai untuk
menjaga, kemudian membawanya ke Kota Manna. Pasukan Jepang membawa meriam ini ke
Kota Manna, karena Kota Manna merupakan Markas mereka di daerah Bengkulu Selatan,
Meriam Honisuit kemudian ditempatkan di daerah pesisir pantai (saat ini : Taman Remaja)
dengan tujuan menjaga pertahanan garis pantai Bengkulu Selatan dari ancaman musuh.
Bersama Meriam tersebut dibangun bunker-bunker tempat persembunyian mereka.

Beberapa masyarakat mengungkapkan, dahulu meriam ini dilengkapi oleh beberapa


meriam lain yang memeiliki lebih dari tiga laras(multi laras), namun hingga kini tak diketahui
secara pasti di mana senjata meriam multi laras tersebut. Meriam Honisuit merupakan
meriam peninggalan Inggris terbesar di Indonesia, dengan panjang sekitar 3,4 m, kaliber 19
cm, serta berat mencapai 2,2 ton. Dalam cerita tetua Bengkulu Selatan, ketika meriam
Honisuit digunakan untuk bertempur, maka seluruh warga Kota Manna akan mendengar
suara letusan meriam tersebut, karena besarnya meriam tersebut.

2
Setelah Jepang meninggalkan Bengkulu, meriam ini masih berada pada tempatnya
yaitu, di pesisir pantai Pasar Bawah. Oleh karena letak meriam tersebut dianggap rawan
longsor, maka pada tahun 2008, atas izin Balai Pelestarian Purbakala Jambi, dipindahkan
oleh Kodim Bengkulu Selatan ke Bundaran jalana Raya Padang Panjang. Tepatnya di depan
Kantor Bupati Bengkulu Selatan.

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Meriam Honisuit merupakan meriam buatan inggris terbesar di Indonesia, dan pada
masanya digunakan sebagai alat pertahanan bagi penjajah Jepang yang ada di daerah
Bengkulu Selatan, dan saat ini menjadi salah satu bukti sejarah adanya masa
kolonialisme dan imperialism di daerah Bengkulu, terkhusus di daerah Bengkulu
Selatan.

B. Saran
Sebagai pelajar sebaiknya kita menjaga peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di
daerah kita, sebagai bukti bahwa dahulu sangat besar perjuangan nenek moyang kita
untuk memertahankan tanah air kita dari para penjajah.

4
DAFTAR PUSTAKA

email.bppp-jambi@ymail.com;bp3jambi@gmail.com
https://travel.kompas.com/read/2016/05/29/210600927/Sejarah.Panjang.Meriam.
http://pedomanbengkulu.com/2017/04/meriam-honisuit-senjata-raksasa-peninggalan-sejarah-
yang-pantas-jadi-ikon-wisata/
http://pedomanbengkulu.com/2018/03/akhir-penjajahan-kolonial-jepang-di-bengkulu/

5
LAMPIRAN

1. Wawancara dengan narasumber

2. Foto bersama dengan narasumber

6
3. Foto bersama objek sejarah (Meriam Honisuit)

Anda mungkin juga menyukai