2. Bantalan (bearing)
Bantalan pada motor terutama memberikan dukungan ke rotor untuk
mengaktifkan sumbunya. Poros motor mengembang dengan bantuan bantalan ke
beban motor. Karena gaya beban digunakan di luar bantalan, maka beban
tersebut dikenal sebagai overhung.
3. Stator
Stator pada motor adalah bagian yang tidak aktif dari rangkaian
elektromagnetik. Ini termasuk magnet permanen atau belitan. Stator dapat
dibuat dengan lembaran logam tipis yang berbeda yang dikenal sebagai laminasi.
Ini terutama digunakan untuk mengurangi kehilangan energi.
4. Celah udara
Celah udara adalah ruang di antara stator dan rotor. Efek dari celah udara
terutama tergantung pada celah tersebut. Ini adalah sumber utama untuk faktor
daya rendah motor. Setelah celah udara meningkat antara stator & rotor maka
arus magnetisasi juga meningkat. Karena alasan ini, celah udara harus lebih kecil.
5. Gulungan/Kumparan/Belitan/Coil
Gulungan (winding) di motor adalah kabel yang diletakkan di dalam
kumparan, umumnya ditutupi di sekitar inti magnetik besi yang fleksibel sehingga
membuat kutub magnet sementara diberi energi dengan arus.
Untuk belitan motor, tembaga adalah bahan yang paling sering digunakan.
Tembaga adalah bahan yang paling umum untuk gulungan dan aluminium juga
digunakan meskipun itu harus padat untuk membawa beban listrik serupa
dengan aman.
6. Komutator (pembalik)
Komutator adalah setengah cincin di motor yang dibuat dengan tembaga.
Fungsi utama ini adalah untuk menghubungkan sikat ke coil. Cincin komutator
digunakan untuk memastikan aliran arah arus di dalam kumparan membalik
setiap setengah waktu sehingga satu permukaan kumparan sering didorong ke
atas & permukaan kumparan lainnya didorong ke bawah.
Cara & Prinsip
Kerja Motor Listrik
Cara & Prinsip Kerja
2. Pada sisi kawat lain (Sebelah Kanan) arus listrik mengalir dengan arah
yang berlawanan dengan kawat sebelumnya (sebelah kiri), sehingga
menghasilkan Gaya Lorentz yang berlawanan pula yaitu kawat
bergerak ke arah bawah.
Pasangan kedua gaya tersebut menyebabkan tenaga putar/torque untuk
memutar kumparan atau kawat. Hal ini terjadi secara berulang-ulang
sehingga rotor akan berputar terus menerus selama ada aliran listrik.
Gaya putar yang dihasilkan oleh motor listrik ini dipengaruhi oleh kuatnya
arus listrik dan besar medan magnet yang diberikan. Semakin besar nilai
kedua komponen yang mempengaruhi tersebut maka akan semakin besar
pula gaya putarannya.
1. Prinsip Kerja Motor Listrik DC
Sebuah arus listrik melalui kawat penghantar di dalam medan magnet
akan menimbulkan gaya, F di sebelah kiri dekat kutub S gaya akan
mengarah ke atas dan di sebelah kiri dekat kutub N gaya tersebut
mengarah ke kebawah, seperti terlihat pada gambar.
Jika suatu lilitan kawat dibentuk seperti pada gambar diatas dengan jari-
jari kumparan r dan panjang kawat efektif l yang dialiri arus listrik I dengan
arah masuk bidang (di sisi kanan kawat) dan keluar bidang gambar (di sisi
kiri kawat konduktor) ditempatkan di dalam medan magnet homogen
dengan kerapatan fluks B seperti pada gambar dibawah,
maka pada kawat tersebut akan timbul gaya yaitu : di sisi kanan kawat akan
terjadi gaya dalam arah ke bawah, dan di sisi kiri kawat akan terjadi gaya
dalam arah ke atas . Kedua gaya tersebut berlawanan arah dan akan
menimbulkan torsi putar T yang akan menarik atau mendorong kawat
kumparan sehingga berputar pada porosnya searah dengan arah jarum jam.
Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus I dan medan magnet B yang bekerja
pada kumparan kawat dengan panjang efektif l dan panjang lengan sama
dengan jari-jari r itu maka terbentuk gaya Lorentz.
Gaya Lorentz adalah gaya dorong pada kawat angker motor listrik dc
merupakan salah satu bentuk gaya Lorentz. Gaya Lorentz adalah gaya yang
ditimbulkan oleh adanya arus listrik yang berada di dalam sebuah medan
magnet. Perhitungan besar gaya Lorentz adalah sesuai dengan rumus
berikut:
F =BxIxL
Dimana:
T=BxIxLxr
Agar lebih paham, simak animasi prinsip kerja motor listrik DC berikut :
2. Prinsip Kerja Motor Listrik AC
Setelah mengetahui prinsip kerja motor listrik DC lalu bagaimana
dengan prinsip kerja motor AC? Jika berbicara mengenai prinsip kerja maka
tidak ada perbedaan antara mekanisme prinsip kerja motor listrik DC
maupun AC.
Jenis-Jenis
Motor Listrik
Jenis-Jenis
Pada umumnya, Motor Listrik terbagi menjadi 2 jenis yakni motor listrik DC
dan motor listrik AC. Dari kedua jenis tersebut dapat dikelompokkan
manjadi beberapa jenis motor listrik lagi sesuai dengan karakteristik.
Motor Listrik AC
Motor listrik AC merupakan jenis motor listrik yang menggunakan
sumber arus listrik AC (Bolak Balik) untuk dapat bekerja. Salah satu contoh
dari penggunaan motor listrik AC yaitu pompa air dirumah yang digunakan
untuk memindahkan air. Biasanya motor jenis ini memiliki ukuran yang
lebih besar.
Motor listrik AC terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Motor Sinkron dan Motor
Induksi.
1. Motor Sinkron
Motor sinkron merupakan jenis motor AC yang bekerja dengan kecepatan
tetap dan frekuensi tertentu. Motor jenis ini membutuhkan arus DC untuk
pembangkit daya dan juga memiliki torque awal yang rendah sehingga
sangat cocok untuk penggunaan awal dengan beban yang rendah seperti
kompresor.
2. Motor Induksi
Motor induksi merupakan jenis motor AC yang bekerja dengan
memanfaatkan induksi medan magnet di antara Rotor dan Stator dalam
menghasilkan tenaga putar. Motor jenis induksi ini dapat dibagi menjadi 2
jenis lagi yaitu :
Motor listrik DC juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis lagi, antara
lain:
1. Motor Sumber Daya Terpisah (Separately Excited)
Separately Excited merupakan jenis motor DC yang menggunakan
daya yang terpisah dari daya utama dalam menghasilkan medan magnet di
dalam stator ataupun rotornya. Sehingga untuk menjalankan motor jenis
ini dibutuhkan 2 sumber arus listrik.
2. Motor Sumber Daya Sendiri (Self Excited)
Self Excited merupakan jenis motor DC yang menggunakan sumber
daya listrik yang sama dengan kumparan motor listrik untuk menghasilkan
medan magnet di dalam komponen motor. Motor jenis ini dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis lagi, diantaranya adalah :