PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II
“RELAY BELLS”
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan penuh keyakinan dan baik, serta
mudah-mudahan hasil dari pembuatan proposal ini dapat bermanfaat bagi kami, teman-
teman, dan seluruh mahasiswa yang membutuhkan informasi mengenai proposal yang kami
buat.
Tujuan dan pembuatan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas serta melengkapi
proyek pembuatan rangkaian pada praktikum Elektronika 2. Kami ucapkan terima kasih
kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini khususnya
teman-teman kami yang membantu kami atas segala kerja samanya. Kami sadar akan segala
kekurangan dari penulisan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan dari pembaca,
khususnya dosen dan asisten Praktikum Elektronika , dan pihak-pihak yang telah membantu
laporan praktikum ini, demi sempurnanya proposal dan proyek yang akan datang dan untuk
itu kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Relay inilah yang berada di bagian Control Switch untuk mengatur lampu mana yang
harus menyala dan lampu mana yang harus padam. Pada skema di bawah, jika regu A
lebih dulu menekan tombol, maka tombol di regu A akan mengirim sinyal ke Control
Switch untuk segera menonaktifkan semua tombol di regu B, dan regu C sehingga
mereka tidak bisa menyalakan lampu.
LED Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2
buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas
kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru,
kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian
body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light
Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar diatas. Pemasangan LED (Light
Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bias
maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan
negatif ke kaki katoda.
c. Buzzer
Pengertian Piezoelectric Buzzer dan Cara Kerjanya
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal
listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah
perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada
Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan
bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah
Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric
memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih
mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer
yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.
Efek Piezoelectric (Piezoelectric Effect) pertama kali ditemukan oleh dua orang
fisikawan Perancis yang bernama Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun
1880. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan
Jepang menjadi Piezo Electric Buzzer dan mulai populer digunakan sejak 1970-
an.
Jika dibandingkan dengan Speaker, Piezo Buzzer relatif lebih mudah untuk
digerakan. Sebagai contoh, Piezo Buzzer dapat digerakan hanya dengan
menggunakan output langsung dari sebuah IC TTL, hal ini sangat berbeda dengan
Speaker yang harus menggunakan penguat khusus untuk menggerakan Speaker
agar mendapatkan intensitas suara yang dapat didengar oleh manusia.
Piezo Buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi di kisaran
1 – 5 kHz hingga 100 kHz untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan Operasional
Piezoelectric Buzzer yang umum biasanya berkisar diantara 3Volt hingga 12
Volt. (http://teknikelektronika.com/)
d. Konektor
Saat ini, terdapat banyak sekali jenis-jenis konektor dengan nama yang
berbeda-beda dan untuk keperluan yang berbeda-beda juga. Selain konektor
standar yang sering kita temui seperti konektor USB, Konektor BNC dan
Konektor Koaksial, terdapat juga konektor yang dirancang khusus untuk
dipasangkan di PCB untuk menghubungkan satu rangkaian PCB dengan
rangkaian PCB lainnya. Konektor ini sering disebut dengan Konektor PCB (PCB
Connector). Terdapat banyak Bentuk dan jumlah Pin (kaki) Konektor PCB
tergantung pada keperluan rangkaian PCB yang bersangkutan.
Jenis-jenis Konektor Standar
9. Modular Connector
e. Mini jack stereo 3.5 mm
Fungsinya sama dengan Jack DC bedanya disini ada 3 terminal sebagai outputnya
(stereo). Penghubungnya menggunakan mini plung stereo 3.5 mm.
(http://elektrokita.com/)
f. Kabel
Penggunaan kabel dalam teknik elektronika mempunyai peranan yang sangat
penting, kita tidak disarankan menggunakan kabel sembarangan sebelum kita
mengetahui kontruksi dan karakteristik kabel yang akan kita gunakan, dengan
memperhatikan tersebut diharapkan kita akan mendapatkan hasil maksimal dari
usaha kita.
Jenis kabel ini sering digunakan untuk instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga arus kuat diantaranya adalah NYA, NYAF, NYM, NYMHY, NYY, dan
NYFGBY.
Kabel NYAF : merupakan jenis kabel serabut fleksibel dan berisolasi PVC
dengan penghantar tenbaga berjenis serabut dimaksud untuk mempermudah
bergerak (fleksibel). Kabel jenis NYAF digunakan untuk instalasi panel-panel
yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi.
Kabel NYAF
Kabel NYMHY : adalah jenis kabel dengan tembaga serabut sebagai
penghantar dan fleksibel, berisolasi PVC dan terselubung PVC. Kabel jenis ini
digunakan untuk instalasi yang bergerak seperti peralatan listrik tangan (Bor,
Solder dan lain-lain).
(http://www.dien-elcom.com/)
g. Solder
No Komponen Jumlah
Relay 14 pin 220 vac +
1 4 buah
kedudukannya
2 Konektor 4 pin 8 pcs
3 Lampu 5w + kedudukannya 4 set
4 Bell (buzzer) 4 pcs
5 Kabel 5 meter
6 Solder 1 buah
7 Jack 1 buah
8 Papan alas/akrilik 4 buah
Prinsip kerja kontrol bell sistem menggunakan relay. Bagian utama rangkaian bell
cerdas cermat ini adalah kontrol bell sistem menggunakan relay, bagian ini yang
berfungsi menerima sinyal input dari tombol peserta, kemudian mengaktifkan
buzzer dan lampu indikator peserta yang menekan tombol.
Ketika salah satu tombol bell ditekan maka system akan mengunci tombol yang
lain sehingga buzzer dan lampu indikator yang lainnya tidak berfungsi. Tegangan
yang digunakan untuk mengaktifkan system adalah tegangan AC (langsung dari
PLN) dan output tegangan control adalah tegangan AC 220V.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Rangkaian Bel Cerdas Cermat sederhana yang dirancang dengan komponen utama
Relay dan Saklar. Bagian utama rangkaian bell cerdas cermat ini adalah kontrol bell
sistem menggunakan relay, bagian ini yang berfungsi menerima sinyal input dari tombol
peserta, kemudian mengaktifkan buzzer dan lampu indikator peserta yang menekan
tombol. Relay inilah yang berada di bagian Control Switch untuk mengatur lampu mana
yang harus menyala dan lampu mana yang harus padam. Pada skema di bawah, jika regu
A lebih dulu menekan tombol, maka tombol di regu A akan mengirim sinyal ke Control
Switch untuk segera menonaktifkan semua tombol di regu B, dan regu C sehingga
mereka tidak bisa menyalakan lampu.
DAFTAR PUSTAKA
http://teknikelektronika.com/pengertian-konektor-connector-dan-jenis-jenisnya/
http://teknikelektronika.com/pengertian-piezoelectric-buzzer-cara-kerja-buzzer/
http://teknikmesin.org/bermacam-macam-jenis-jenis-solder/
http://www.dien-elcom.com/2012/11/jenis-jenis-kabel-dan-penggunaannya.html