Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PROJECT ALAT

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II

“RELAY BELLS”

Kelompok/Kloter : 2 (Dua)/ 2 (Dua)

Mustofa Sony Oktavandi (11150163000054)

Muhammad Eki Islami (11150163000056)

Dara Azhari (11150163000064)

Jihan Rahma Riani (11150163000066)

Intan Nur Anggraeni (11150163000078)

Nafilah Shofi (11150163000086)

Ayu Wandira (11150163000088)

Kelas : Pendidikan Fisika 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYRIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan penuh keyakinan dan baik, serta
mudah-mudahan hasil dari pembuatan proposal ini dapat bermanfaat bagi kami, teman-
teman, dan seluruh mahasiswa yang membutuhkan informasi mengenai proposal yang kami
buat.

Tujuan dan pembuatan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas serta melengkapi
proyek pembuatan rangkaian pada praktikum Elektronika 2. Kami ucapkan terima kasih
kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini khususnya
teman-teman kami yang membantu kami atas segala kerja samanya. Kami sadar akan segala
kekurangan dari penulisan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan dari pembaca,
khususnya dosen dan asisten Praktikum Elektronika , dan pihak-pihak yang telah membantu
laporan praktikum ini, demi sempurnanya proposal dan proyek yang akan datang dan untuk
itu kami ucapkan terima kasih.

Tangerang Selatan, 16 Juni 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Hipotesis ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori .................................................................................................................. 3
2.2 Spesifikasi Alat dan Bahan ......................................................................................... 4
BAB III RANCANGAN ALAT
3.1 Gambar Skematik Rangkaian .................................................................................... 15
3.2 Daftar Komponen Elektronika .................................................................................. 16
3.3 Prinsip Kerja.............................................................................................................. 16
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan ciri dari


perkembangan zaman. Dewasa ini banyak sekali teknologi-teknologi yang dapat
dikatakan terbarukan, tidak hanya karena tampilan atau bahan penyusun yang mendukung
teknologi tersebut namun fungsi dan peran teknologi itu juga sangat diperhatikan di
zaman yang maju ini.
Begitu pula di bidang elektronika, efek dari perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi sangatlah dirasakan, karena bidang elektronika adalah salah satu bidang yang
sangat mencolok dalam mengikuti perkembangan zaman ini. Elektronika Digital
merupakan sebuah cabang dari bidang elektronika yang sangat rajin membuat terobosan-
terobosan baru selaras dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini.

Elektronika Digital dapat diaplikasikan dalam berbagai macam bidang kehidupan


sehari-hari, ataupun pada suatu hal lainnya. Sebut saja bell cerdas-cermat yang
merupakan salah satu aplikasi dari prinsip kerja Relay. Dalam suatu perlombaan, bell
cerdas cermat fungsinya membantu dewan juri menentukan peserta atau group yang
berhak menjawab terlebih dulu. Dalam suatu perlombaan terdiri dari beberapa group atau
lebih dari satu peserta, saat juri telah memberikan soal, maka setiap peserta/group
berlomba menekan tombol masing-masing. Peserta/group yang bellnya berbunyi dan
lampu indikatornya menyala, group tersebut yang berhak menjawab.
Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai alat yang bernama “Bell Cerdas Cermat”
ini, akan dibahas lebih lanjut pada proposal ini.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah aplikasi relay dalam kehidupan nyata ?
2) Bagaimanalah prinsip kerja relay ?
3) Apa fungsi relay pada bel cerdas cermat ?
1.3 Tujuan
1) Mengaplikasikan Relay dalam sebuah alat yang nyata.
2) Memberikan pemahaman lebih untuk mengetahui prinsip Kerja Relay.
3) Memenuhi tugas akhir semester pada Praktikum Elektronika II.
1.4 Hipotesis
1) Ketika beberapa bel ditekan dalam selang waktu t maka arus hanya akan munuju ke
salah satu bel saja dikarenakan diputus oleh relay
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan
elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar
penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus
listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.
Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis.
Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi
"magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat
magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama
pada kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya
akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan. (Hari Santoso :
www.elangsakti.com)
Salah satu dari jenis relay yang sering digunakan untuk pengaturan adalah relay
elektromagnetik. Relay elektromagnetik adalah sebuah alat elektromagnetik yang dapat
mengubah kontak-kontak sakelar sewaktu alat ini menerima sinyal listrik. Relay ini
tersusun dari sebuah kumparan kawat beserta sebuah inti besi lunak.
Kontak pada relay bekerja karena pengaruh sistem kemagnetan pada kumparan.
Medan magnet dalam kumparan yang akan menarik pelat besi yang ada diatas kumparan
jangkar. Karena jangkar tersebut tertarik dengan pengungkit sakelar, maka pada saat
jangkar bekerja pengungkit saklar pun ikut bergerak. Pada relai input setiap saklar akan
mengeluarkan dua output yaitu kondisi NO dan kondisi NC. Dengan demikian pada saat
relay-relay tidak bekerja terminal output NC terhubung dengan terminal input dan
terminal NO terbuka. Dan sebaliknya apabila relay bekerja maka kondisi tersebut diatas
akan berbalik keadaannya. (Priyo Jatmiko, 2015)
Rangkaian Bel Cerdas Cermat sederhana yang dirancang dengan komponen utama
Relay dan Saklar. Relay inilah yang berada di bagian Control Switch untuk mengatur
lampu mana yang harus menyala dan lampu mana yang harus padam. Pada skema di
bawah, jika regu A lebih dulu menekan tombol, maka tombol di regu A akan mengirim
sinyal ke Control Switch untuk segera menonaktifkan semua tombol di regu B, regu C,
dan regu D sehingga mereka tidak bisa menyalakan lampu. Demikian juga dengan regu
yang lain, siapa yang lebih dulu menekan tombol, maka regu tersebut yang lebih dulu
meminta Control Switch untuk menonaktifkan tombol regu lain, akibatnya hanya satu
lampu yang menyala.
Bel ini dapat memberitahu juri, regu mana yang lebih dahulu menekan tombol.
Dengan Bel Cerdas Cermat ini jika regu A lebih dulu menekan tombol, maka lampu di
meja A akan menyala dan bel berbunyi, sedangkan regu lain yang kemudian menekan
tombol, lampu di meja mereka tidak akan menyala karena regu A-lah yang lebih dulu
dan berhak menjawab soal yang diberikan. Berikut ini saya buat skema diagram dan
rangkaian Bel Cerdas Cermat sederhana yang dirancang dengan komponen utama Relay
dan Saklar.

Relay inilah yang berada di bagian Control Switch untuk mengatur lampu mana yang
harus menyala dan lampu mana yang harus padam. Pada skema di bawah, jika regu A
lebih dulu menekan tombol, maka tombol di regu A akan mengirim sinyal ke Control
Switch untuk segera menonaktifkan semua tombol di regu B, dan regu C sehingga
mereka tidak bisa menyalakan lampu.

2.2 Spesifikasi Alat dan Bahan


a. Relay
Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yaitu Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak saklar/switch).
Relay menggunakan prinsip Elektromagetik untuk menggerakkan kontak saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakkan Armature Relay (yang
berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan symbol Relay yang sering ditemukan
di rangkaian Elektronika.
Pada dasarnya relay terdiri dari 4 komponen dasar, yaitu:
1. Electromagnet (coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut adalah gambar dari bagian-bagian Relay:

Kontak poin Relay terdiri dari 2 jenis, yaitu:


 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada diposisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada diposisi OPEN (terbuka).
b. LED
LED (Light Emitting Dioda)
adalah dioda yang dapat
memancarkan cahaya pada saat
mendapat arus bias maju
(forward bias). LED (Light
Emitting Dioda) dapat
memancarkan cahaya karena
menggunakan dopping galium,
arsenic dan phosporus. Jenis
doping yang berbeda diata dapat menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda.
LED (Light Emitting Dioda) merupakann salah satu jenis dioda, sehingga hanya
akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan memancarkan cahaya
apabil diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda dengan
dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED (Light Emitting
Dioda) cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED (Light Emitting
Dioda) dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada
rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai pembatas arus. Simbol dan bentuk
fisik dari LED (Light Emitting Dioda) dapat dilihat pada gambar berikut.

LED Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2
buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas
kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru,
kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian
body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light
Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar diatas. Pemasangan LED (Light
Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bias
maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan
negatif ke kaki katoda.

c. Buzzer
Pengertian Piezoelectric Buzzer dan Cara Kerjanya
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal
listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah
perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada
Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan
bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah
Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric
memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih
mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer
yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.
Efek Piezoelectric (Piezoelectric Effect) pertama kali ditemukan oleh dua orang
fisikawan Perancis yang bernama Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun
1880. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan
Jepang menjadi Piezo Electric Buzzer dan mulai populer digunakan sejak 1970-
an.

Cara Kerja Piezoelectric Buzzer

Seperti namanya, Piezoelectric Buzzer adalah jenis Buzzer yang menggunakan


efek Piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik
yang diberikan ke bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis,
gerakan tersebut kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar
oleh telinga manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator.
Berikut ini adalah gambar bentuk dan struktur dasar dari sebuah Piezoelectric
Buzzer.

Jika dibandingkan dengan Speaker, Piezo Buzzer relatif lebih mudah untuk
digerakan. Sebagai contoh, Piezo Buzzer dapat digerakan hanya dengan
menggunakan output langsung dari sebuah IC TTL, hal ini sangat berbeda dengan
Speaker yang harus menggunakan penguat khusus untuk menggerakan Speaker
agar mendapatkan intensitas suara yang dapat didengar oleh manusia.

Piezo Buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi di kisaran
1 – 5 kHz hingga 100 kHz untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan Operasional
Piezoelectric Buzzer yang umum biasanya berkisar diantara 3Volt hingga 12
Volt. (http://teknikelektronika.com/)

d. Konektor

Pengertian Konektor (Connector) dan Jenis-jenisnya

Konektor (Connector) dalam Teknik Elektronika adalah suatu komponen


Elektro-Mekanikal yang berfungsi untuk menghubungkan satu rangkaian
elektronika ke rangkaian elektronika lainnya ataupun untuk menghubungkan
suatu perangkat dengan perangkat lainnya. Pada umumnya, Konektor terdiri
Konektor Plug (male) dan Konektor Socket (female).

Saat ini, terdapat banyak sekali jenis-jenis konektor dengan nama yang
berbeda-beda dan untuk keperluan yang berbeda-beda juga. Selain konektor
standar yang sering kita temui seperti konektor USB, Konektor BNC dan
Konektor Koaksial, terdapat juga konektor yang dirancang khusus untuk
dipasangkan di PCB untuk menghubungkan satu rangkaian PCB dengan
rangkaian PCB lainnya. Konektor ini sering disebut dengan Konektor PCB (PCB
Connector). Terdapat banyak Bentuk dan jumlah Pin (kaki) Konektor PCB
tergantung pada keperluan rangkaian PCB yang bersangkutan.
Jenis-jenis Konektor Standar

Konektor-konektor standar yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari


kita maupun dalam Industri diantaranya adalah Konektor USB, Konektor BNC,
Konektor Koaksial, Konektor DC Power Supply, Konektor Banana, Konektor D,
Konektor RJ45 dan masih banyak lagi. (http://teknikelektronika.com/)

1. Banana Connector (Konektor Banana) dan Socket

2. USB Connector (Konektor USB) dan Socket

3. Coaxial Connector (Konektor Koaksial) dan Socket

4. BNC Connector (Konektor BNC) dan Socket

5. RCA Connector (Konektor RCA) dan Socket

6. D Connector (Konektor D) dan Socket

7. Phone Connector (Konektor Phone) dan Socket

8. DC Connector (Konektor arus DC) dan Socket

9. Modular Connector
e. Mini jack stereo 3.5 mm

Fungsinya sama dengan Jack DC bedanya disini ada 3 terminal sebagai outputnya
(stereo). Penghubungnya menggunakan mini plung stereo 3.5 mm.
(http://elektrokita.com/)

f. Kabel
Penggunaan kabel dalam teknik elektronika mempunyai peranan yang sangat
penting, kita tidak disarankan menggunakan kabel sembarangan sebelum kita
mengetahui kontruksi dan karakteristik kabel yang akan kita gunakan, dengan
memperhatikan tersebut diharapkan kita akan mendapatkan hasil maksimal dari
usaha kita.

Kabel berdasarkan fungsinya digunakan untuk:

 Penghantar arus listrik tenaga (Power Cable)


 Penghantar arus listrik data dan informasi

Ada tiga hal penting yang ada pada kabel diantaranya :

1. Penghantar (Konduktor): media untuk menghantarkan arus listrik


2. Isolator: bahan dielektrik untuk mengisolasi dari penghantar yang satu
terhadap yang lain dan juga terhadap lingkungan lingkungannya.
3. Pelindung luar: yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan
mekanis, pengaruh bahan- bahan kimia elektrolysis, api atau pengaruh
pengaruh luar lainnya yang merugikan.

Kabel sebagai Penghantar arus listrik tenaga (Power Cable)

Jenis kabel ini sering digunakan untuk instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga arus kuat diantaranya adalah NYA, NYAF, NYM, NYMHY, NYY, dan
NYFGBY.

Kabel NYA: yaitu kabel yang berinti penghantar/tembaga tunggal, berlapis


atau terselubung bahan isolasi PVC.

Kabel NYM: merupakan kabel jenis standar dengan tembaga sebagai


penghantar berisolasi PVC dan berselubung PVC (isolasi berlapis).Kabel
NYM berinti 1, 2, 3 bahkan lebih.

Kabel NYAF : merupakan jenis kabel serabut fleksibel dan berisolasi PVC
dengan penghantar tenbaga berjenis serabut dimaksud untuk mempermudah
bergerak (fleksibel). Kabel jenis NYAF digunakan untuk instalasi panel-panel
yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi.

Kabel NYAF
Kabel NYMHY : adalah jenis kabel dengan tembaga serabut sebagai
penghantar dan fleksibel, berisolasi PVC dan terselubung PVC. Kabel jenis ini
digunakan untuk instalasi yang bergerak seperti peralatan listrik tangan (Bor,
Solder dan lain-lain).

Kabel NYY : Merupakan kabel standar dengan tembaga sebagai penghantar


berselubung PVC dan berisolasi PVC.

(http://www.dien-elcom.com/)

g. Solder

Solder merupakan perkakas elektronika yang sangat penting, solder


merupakan alat yang berfungsi untuk menyambungkan berbagai rangkaian
dalam sebuah komponen. Solder mampu menghasilkan panas yang mampu
melelehkan bahan tambahan, seperti timah. Timah tersebut digunakan sebagai
bahan tambahan pada proses penyambungan komponen. Adapun prinsip kerja
solder sama dengan prinsip kerja las.
Terdapat beberapa jenis solder yang dijual bebas di pasaran,
diantaranya adalah Solder Jenis Biasa seperti gambar berikut:
Ini merupakan jenis solder yang paling sering ditemui dipasaran,
harga jual solder jenis ini relatif lebih murah. Solder ini sangat mudah untuk
digunakan tanpa memerlukan kemampuan khusus. Meskipun dengan harga
yang murah solder ini juga mampu dalam menyambungkan berbagai
komponen. (http://teknikmesin.org/)
BAB III
RANCANGAN ALAT

3.1 Gambar Skematik Rangkaian


3.2Daftar Komponen Elektronika
Berikut adalah tabel dari komponen Elektronika yang digunakan dalam
membuat alat tersebut diatas:

No Komponen Jumlah
Relay 14 pin 220 vac +
1 4 buah
kedudukannya
2 Konektor 4 pin 8 pcs
3 Lampu 5w + kedudukannya 4 set
4 Bell (buzzer) 4 pcs
5 Kabel 5 meter
6 Solder 1 buah
7 Jack 1 buah
8 Papan alas/akrilik 4 buah

3.3 Prinsip Kerja


Bell cerdas cermat pada umumnya digunakan pada saat kegiatan perlombaan,
dimana fungsinya membantu dewan juri menentukan peserta atau group yang
berhak menjawab terlebih dulu. Dalam suatu perlombaan terdiri dari beberapa
group atau lebih dari satu peserta, saat juri telah memberikan soal, maka setiap
peserta/group berlomba menekan tombol masing-masing. Peserta/group yang
bellnya berbunyi dan lampu indikatornya menyala, group tersebut yang berhak
menjawab.
Pada dasarnya rangkaian bell cerdas cermat berikut ini terdiri dari beberapa
bagian yaitu sinyal input yang berasal dari tombol peserta/group yang berjumlah 4
buah, sebuah control bell system menggunakan relay, dan sinyal output untuk
mengaktifkan 4 buah buzzer bell dan 4 buah lampu indikator peserta lomba.
Berikut merupakan Blok diagram bell cerdas-cermat:

Prinsip kerja kontrol bell sistem menggunakan relay. Bagian utama rangkaian bell
cerdas cermat ini adalah kontrol bell sistem menggunakan relay, bagian ini yang
berfungsi menerima sinyal input dari tombol peserta, kemudian mengaktifkan
buzzer dan lampu indikator peserta yang menekan tombol.
Ketika salah satu tombol bell ditekan maka system akan mengunci tombol yang
lain sehingga buzzer dan lampu indikator yang lainnya tidak berfungsi. Tegangan
yang digunakan untuk mengaktifkan system adalah tegangan AC (langsung dari
PLN) dan output tegangan control adalah tegangan AC 220V.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Rangkaian Bel Cerdas Cermat sederhana yang dirancang dengan komponen utama
Relay dan Saklar. Bagian utama rangkaian bell cerdas cermat ini adalah kontrol bell
sistem menggunakan relay, bagian ini yang berfungsi menerima sinyal input dari tombol
peserta, kemudian mengaktifkan buzzer dan lampu indikator peserta yang menekan
tombol. Relay inilah yang berada di bagian Control Switch untuk mengatur lampu mana
yang harus menyala dan lampu mana yang harus padam. Pada skema di bawah, jika regu
A lebih dulu menekan tombol, maka tombol di regu A akan mengirim sinyal ke Control
Switch untuk segera menonaktifkan semua tombol di regu B, dan regu C sehingga
mereka tidak bisa menyalakan lampu.
DAFTAR PUSTAKA

Jatmiko, Priyo. 2015. Training Basic TLC. Jakarta : Kartanagari


http://elektrokita.com/mengenal-jenis-jenis-konektor/

http://teknikelektronika.com/pengertian-konektor-connector-dan-jenis-jenisnya/

http://teknikelektronika.com/pengertian-piezoelectric-buzzer-cara-kerja-buzzer/

http://teknikmesin.org/bermacam-macam-jenis-jenis-solder/

http://www.dien-elcom.com/2012/11/jenis-jenis-kabel-dan-penggunaannya.html

Anda mungkin juga menyukai