Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RELAY

Guru Fisika:
H. Ardani, S.Pd.

Oleh:
Faradillah
X Ipa 2

SMA NEGERI 6 PALU


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini

dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pak H. Ardani

S.Pd. selaku guru fisika saya yang telah memberikan baik pikiran maupun materi.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………………..iii
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………... 1

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Relay……………………………………………………………………….. 2


2.2 Struktur Sederhana Relay………………………………………………………………. 3
2.3 Fungsi dan Cara Kerja Relay…………………………………………………………… 4
2.4 Jenis Jenis Relay………………………………………………………………………... 6

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………... 9
3.2 Saran……………………………………………………………………………………. 10

DAFTARPUSTAKA……………………………………………………………………………10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendali automatik telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan

ilmu dan teknologi. Di samping sangat diperlukan pada pesawat ruangangkasa, peluru kendali,

sistem pengemudian pesawat dan sebagainya, kendali automatik.telah menjadi bagian yang

penting dan terpadu dari proses-proses dalam pabrik dan industrimodern. Misalnya, kendali

otomatis perlu sekali dalam kontrol numerik dari mesin alat-alat bantu di industri manufaktur.

Hal ini juga perlu sekali dalam operasi industri seperti pengendalian tekanan, suhu,

kelembaban, viscositas dan arus dalam proses industri. Karenakemajuan dalam teori dan

praktek kendali automatik rnemberikan kemudahan dalammendapatkan performansi dari

sistem mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi,mempertinggi jual produksi,

meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan yangharus diiakukan oleh manusia

dan sebagainya, maka sebagian besar insinyur dan ilmuwansekarang harus mempunyai

pemahaman yang baik dalam bidang kendali.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian relay?
2) Apa saja bagian bagian relay?
3) Apa fungsi dari relay dan cara kerja relay?
4) Apa saja jenis jenis relay?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian relay.


2) Untuk mengetahui bagian bagian relay.
3) Untuk mengetahui fungsi dan cara kerja relay.
4) Untuk mengetahui jenis jenis relay.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Relay

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi

medanelektromagnetis. jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar

penghantartersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik

tersebutselanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis. Logam ferromagnetis adalah logam

yangmudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan

yangmembelit logam, logam tersebut menjadi +magnet buatan+ yang sifatnya sementara.

Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada

logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus

listrik.Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan

diputuskan.

2
2.2 Struktur Sederhana Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :

1) Electromagnet (Coil)

2) Armature

3) Spring

4) Switch Kontak Point (saklar)

Berikut penjelasan mengenai detail bagian bagian relay.

a) Electromagnet (Coil)

Koil relay memainkan peran utama dalam kerja relay. Electromagnet adalah logam

yang tidak memiliki sifat magnetik tetapi dapat diubah menjadi magnet dengan bantuan

sinyal listrik. Kita tahu bahwa ketika arus melewati sebuah konduktor, ia memperoleh sifat-

sifat magnet. Jadi, ketika sebuah logam dililitkan dengan kawat tembaga dan diberikan

energi listrik oleh power supply yang cukup, logam itu dapat bertindak sebagai magnet dan

dapat menarik logam-logam dalam jangkauannya.

3
b) Armature

Armature adalah lempengan logam sederhana yang diseimbangkan pada poros atau

dudukan. Ini membantu dalam menyambungkan atau memutuskan koneksi dengan kontak

yang terhubung dengannya.

c) Spring

Fungsi spring pada relay adalah dapat memudahkan proses pengembalian posisi

switch kontak. Spring dapat mengembalikan posisi kontak yang tadinya tertutup menjadi

terbuka, ini berlakuk sebaliknya. Komponen penyusun relay selanjutnya tentu bentuknya

paling mudah dikenali. Hal ini karena switch kontak point merupakan bagian terluar dari

relay. Sebagai kontak output komponen relay, saklar ini umumnya hanya akan terdiri dari

dua kondisi. Keduanya yakni kontak NO (normally open) dan NC ( normally close). Kedua

kondisi tersebut bekerja sesuai dengan kondisi masing masing.

2.3 Fungsi dan Cara Kerja Relay

A. Fungsi Relay

Fungsi relay adalah untuk mengontrol arus listrik kecil menjadi arus yang lebih besar

dengan menggunakan prinsip elektromagnetik. Terdapat banyak fungsi relay yang sering

Kita jumpai pada kehidupan sehari – hari. Seringkali relay digunakan untuk kebutuhan

industri, pabrik, kebutuhan rumah hingga otomotif.

Dibawah ini adalah berbagai macam fungsi relay pada kehidupan sehari – hari:

1) Konversi arus listrik

2) Mengirimkan sinyal

3) Pengontrol arus listrik kendaraan

4
4) Pengontrol panel listrik

5) Perantara Kontakor dan PLC

6) Mencegah kerusakan klakson

B. Cara Kerja Relay

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu

eletromagnet atau coil, armature, switch contact point (saklar), dan juga spring. Namun

perlu diketahui jika contact point relay terdiri dari 2 bagian, yaitu Normally Close (NC).

Ini merupakan kondisi awal ketika diaktifkan akan selalu berada di posisi Close. Bagian

yang kedua adalah Normally Open (NO), dimana merupakan kondisi yang permulaan.

Sebelum diaktifkan, maka akan berada di posisi Open. Prinsip kerja relay dapat dilihat dari

gambar sebuah rangkaian besi (Iron Core), terdapat sebuah lilitan kumparan coil yang akan

menjadi pengendali arus pada besi tersebut.

Jika nantinya kumparan coil dialirkan arus listrik, maka menimbulkan gaya

elektromagnet yang bisa menarik armature untuk berpindah dari kondisi sebelumnya, NC

ke NO. Hal ini akan membuat saklar mengalirkan listrik untuk ke posisi NO. Dimana

5
awalnya armature ini berada di NC untuk menjadi Open atau disebut tidak terhubung. Nanti

jika armature tidak mendapat aliran listrik, maka akan kembali ke posisi awalnya NC. Coil

yang difungsikan untuk menarik contact poit berada di posisi Close akan membutuhkan

aliran listrik yang jauh lebih kecil. Inilah fungsi relay sebagai saklar agar menjadi perantara

arus listrik.

Jadi kesimpulannya relay bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Ketika elektromagnet diterapkan dengan beberapa arus, ini dapat menginduksi medan

magnet di sekitarnya.

2.4 Jenis Jenis Relay

Klasifikasi relay berdasarkan pole dan throw dapat dibagi menjadi berbagai jenis yaitu:
1) Single pole single throw (SPST)
2) Single pole Double throw (SPDT)
3) Double pole single throw (DPST)
4) Double pole double throw (DPDT)

6
Dibawah ini penjelasan lebih detai mengenai jenis – jenis relay berdasarkan pole dan thrownya.
1) Relay SPST (Single pole single throw)

Relay SPST atau Relay Single Pole Single Throw adalah jenis relay yang hanya

memiliki satu input dan satu output. Relay SPST hanya menghubungkan atau memutuskan

hanya satu kontak ketika dioperasikan. Relay SPST memiliki 4 terminal, 2 terminal sebagai

saklar dan 2 lagi digunakan untuk coil. Jadi relai SPST hanya dapat mengontrol satu

rangkaian listrik atau elektronik.

2) Relay SPDT (Single pole Double throw)

Relay SPDT atau Relay Single Pole Double Throw adalah jenis relay yang memiliki

satu input dan dua output. Relay SPDT memiliki 5 terminal dengan 3 terminal sebagai

saklar dan 2 sebagai coil. Relai SPDT tidak hanya menyediakan fungsi switching bahkan

dapat merutekan sinyal. Relai SPDT dapat mengontrol dua rangkaian listrik atau elektronik

dan beroperasi dalam dua posisi kontak.

3) Relay DPST (Double pole single throw)

Relay DPST atau Relay Double Pole Single Through adalah jenis relay yang

memiliki dua input dan dua output. Setiap input memiliki satu output yang sesuai. Relay

DPST memiliki 6 terminal dengan 4 terminal sebagai saklar yang menjadi 2 pasang

terminal dan 2 lainnya dipergunakan untuk coil. Relai DPST dapat mengontrol dua

rangkaian listrik atau elektronik yang berbeda tanpa koneksi di antara keduanya. Misalnya

input 1 hanya disambungkan atau diputus ke output 1, dan input 2 hanya disambungkan

atau diputus ke output 2. Input 1 tidak akan pernah disambungkan ke output 2 dan input 2

tidak akan pernah disambungkan ke output 1.

7
4) Relay DPDT (Double pole double throw)

Relay DPDT atau Double Pole Double Throw Relay adalah jenis relay yang memiliki

dua input dan empat output. Masing-masing input memiliki dua output yang sesuai.

Termasuk terminal koil, ia memiliki total delapan terminal. Kedua input terisolasi satu

sama lain dan kedua output juga terisolasi satu sama lain. Input 1 memiliki output yang

sesuai dari 1.1 dan output 1.2 (di antara ini satu NC dan satu NO). Sama seperti input 2

memiliki output 2.1 dan 2.2 yang sesuai (di antara yang satu ini NC dan satu NO).

Jenis – Jenis Relay Berdasarkan Prinsip Operasi

1) Latching relay
2) Buluh relay
3) Merkuri dibasahi relay
4) Terpolarisasi relay
5) Alat mesin relay
6) Ratchet relay
7) Relay kontaktor
8) Solid-state relay
9) Solid state relay kontaktor
10) Buchholz relay
11) Paksa dipandu kontak relay
12) Overload perlindungan relay

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Relay adalah peralatan yang dioperasikan secara elektrik yang secara mekanik akan men-

switch sirkuit elektrik. Relay merupakan bagian yang penting dalam system kontrol, karena

kegunaannya dalam kendali jarak jauh, dan mengendalikan listrik tegangan tinggi dengan

menggunakan listrik tegangan rendah.

• Cara Kerja Relay Ketika tegangan mengalir ke dalam elektromagnet pada sistem kontrol

relay, maka magnetakan menarik lengan logam pada arah magnet, dengan demikian kontak

terjadi. Relay bisamemili jenis NO atau NC ataupun duaduanya. Banyak relay

menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan mekanisme switching mekanis, tetapi

prinsip-prinsip operasi lain juga digunakan. Relay digunakan di mana perlu untuk

mengendalikan rangkaian dengan sinyal rendah daya (dengan isolasi listrik lengkap antara

kontrol dan sirkuit dikontrol), atau di mana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh satu sinyal

Relay pertama digunakan di sirkuit jarak jauh telegraf, mengulang sinyal yang datang dari

satu sirkuit dan re-transmisi ke yang lain.

• Beberapa jenis relay yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas diantaranya:

1) Latching relay

2) Buluh relay

3) Merkuri dibasahi relay

4) Terpolarisasi relay

5) Alat mesin relay

6) Ratchet relay

9
7) Relay kontaktor

8) Solid-state relay

9) Solid state relay Kontaktor

10) Buchholz relay

11) Paksa-dipandu kontak relay

12) Overload perlindungan relay

3.2 SARAN

Penulis masih menemui beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah yang

penulis buat belum sempurna dan masih perlu ada perbaikan-perbaikan dalam penyusunan supaya

dapat lebih mudah untuk dipahami oleh banyak kalangan terutama oleh mahasiswa/mahasiswi

yang mempelajari mata kuliah kontrol otomatik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelasplc.com/pengertian-relay-dan-fungsinya/

https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

10

Anda mungkin juga menyukai