Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum innalhamdalillah wa syukurillah wa sholatuwassalamu rasulillahi


saulallah ‘alaihi wassalam ,allahummasholli ‘ala syaidina Muhammad ,alhamdulillah saya
ucapkan atas tersusunnya makala ini yang di mana untuk memenuhi mata kuliah elektronika

Dan sangat jelas makala ini jauh dri kata kesempurnaan dan pastinya masik banyak
kesalahan tapi alhamdulillah selesai dengan rahmat Allah SWT

Dalam makala cjr ini membahas mengenai tentang relay yang di manfaat kan dan di
gunakan untuk sistem ke amanan dan bagaimana cara menggunakannya

Dan jangan lupa kritik dan saran agar membangun dan menciptakan suatu karya yang lebih
sempurna lagi , dan sayta ucapkan terimakasi wassalamualaikum

Medan,minggu 12-5-2019

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
C. Manfaat cjr
D. Identitas jurnal

BAB II ISI

1. Jurnal utama
2. Jurnal pembanding

BAB III PEMBASAN DAN ANALISIS

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada zaman ini banyak terjadi nya tindak kejahatan di lingkungan masyarakat.
Salah satunya adalah tindak kejahatan pecurian di dalam rumah. Dimana tindak
kejahatan ini banyak meresahkan masyarakat. Hal ini adalah wajar karena rumah adalah
tempat untuk menyimpan barang-barang berharga dan mungkin sangat pribadi buat
pemilik rumah.Oleh sebab itu banyak usaha yang dilakukan masyarakat agar rumah nya
terhindar dari usaha pencurian. Usaha tersebut di antara lain, melakukan ronda setiap
malam di lingkungan rumah masyarakat, menaruh hewan peliharaan buas seperti anjing
di halaman rumah, memberikan gembok pada pagar rumah.

Usaha tersebut ternyata masih kurang maksimal.Untuk itu dibutuhkan suatu sistem
keamanan sederhana yang dapat memperingati pemilik rumah apabila ada pencuri yang
masuk ke dalam rumah. Agar pemilik rumah dapat lebih tanggap menghadapi usaha
pencurian tersebut.

Contoh pengamanan yang dilakukan adalah dengan menggunakan rele proteksi.


Semakin lama waktu pemakaian dari sebuah rele dapat mempengaruhi kepekaan,
keandalan, selektifitas dan kecepatan kerja rele. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengujian dan pemeliharaan pada rele. Diantaranya dengan melakukan pengujian dan
pengaturan ulang pada rele tersebut.

B. Tujuan penulisan CJR

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah

1. Melatih mahasiswa menyusun critical journal dalam upaya lebih


meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
2. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan
khususnya tentang dasar elektronika.

C. Manfaat CJR
1. Menjadikan mahasiswa untuk lebih rajin dalam membaca dan memahami
jurnal.
2. Untuk memperluas pengetahuan mahasiswa.
D. Identitas Jurnal

Jurnal Utama

Judul Jurnal : rancang bangun sistem ke amanan menggunakan relay


Edisi terbit : 3 september 2017
Pengarang : Muhammad saleh
ISSN : 2086-9479
Alamat : file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/2182-4662-1-PB.pdf

Jurnal Pembanding

Judul Jurnal : Pengujian relay arus lebih woodward tipe XI1-I di


laboratorium jurusan teknik elektro
Edisi terbit : Juni 2016
Pengarang : Said Abubakar
ISSN : 2502-3624
Alamat : file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/202-529-1-PB.pdf
BAB II

Ringkasan isi artikel

Jurnal utama ;

A. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan
Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan
listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Gambar 1. Bentuk Relay dan Simbol Relay


Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :

1. Electromagnet (Coil)

2. Armature

3. Switch Contact Point (Saklar)

4. Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :


Gambar 2. Struktur Sederhana Relay

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu


:

 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE
(tertutup)

 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN
(terbuka)

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam
Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :

 Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay

 Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :

 Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar
dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar
dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

 Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal
yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan
2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.

 Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal,
diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single)
Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua).
Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat
gambar dibawah ini :

Gambar 3. Jenis Relay Berdasarkan Pole dan Throw


Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)

2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)

3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal
Tegangan rendah.
Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan
Tegangan ataupun hubung singkat (Short).

B. Limit Switch
Limit switch adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada
suatu rangkaian, berdasarkan struktur mekanik dari limit switch itu
sendiri. Limit switch memiliki tiga buah terminal, yaitu: central terminal, normally close (NC) terminal, dan
normally open (NO) terminal. Sesuai dengan namanya, limit switch digunakan untuk membatasi kerja dari
suatu alat yang sedang beroperasi. Terminal NC, NO, dan central dapat digunakan untuk memutuskan aliran
listrik pada suatu rangkaian atau sebaliknya.

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol.
Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya
ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan.
Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik
saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi
suatu benda (objek) yang bergerak.

Gambar 4. Simbol dan Bentuk Limit Switch

Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada batas/daerah yang telah
ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut.
Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah
satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti
gambar di bawah.

Gambar 5. Konstruksi Limit Switch Limit switch umumnya digunakan untuk :


 Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau benda lain.

 Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.

C. MCB
MCB merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker. Biasanya MCB digunakan untuk membatasi
arus
sekaligus sebagai pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat
(konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera
memutuskan arus apabila arus yang melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada
MCB tersebut. Arus nominal yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A
dan lain sebagainya.

Gambar 6. Bentuk MCB

D. Kabel
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari kabel sering digunakan untuk instalasi rumah dan lain-lainnya.
tetapi yang umumnya masyarakat ketahui dari kabel hanya fungsinya saja yaitu sebagai penghantar arus
listrik. Tetapi terkadang masyarakat tidak mengetahui jenis-jenis dari kabel itu sendiri. Disini akan
dijelaskan beberapa jenis-jenis kabel, karena dengan mengetahui jenis-jenis dari kabel dan ukuran
kapasitasnya lebih memudahkan masyarakat dalam penggunaanya dan juga tidak membahayakan.

Dalam sistem instalasi listrik rumah, kabel listrik adalah salah satu komponen vital yang berfungsi
sebagai penghantar arus listrik dari sumber listrik PLN menuju peralatan listrik. Kabel ini seperti pembuluh
darah dalam tubuh manusia, dimana bila saluran pembuluh darah ada yang bermasalah tentu tubuh tidak
akan bekerja dengan baik. Kabel listrik pun demikian, bila ada saluran yang bermasalah maka akan
berpotensi mengganggu sistem instalasi listrik rumah.

I. PERANCANGAN

A. Blok Diagram Perancangan


Untuk dapat lebih mudah memahami prinsip perancangan sistem keamanan rumah menggunakan relay
ini, maka dibuatlah blog diagram yang berfungsi mempermudah dalam
memahami rangkaian sistem ini. Dengan demikian dalam tahap perancangan sistem maka dibuat blk
diagram rangkaian yang mana tiap blok rangkaian memiliki fungsi masing- masing dan berhubungan satu
sama lain. Adapun blok diagram dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini.

Gambar 7 Blok Diagram Rancangan

Prinsip kerja sistem keamanan rumah menggunakan relay ini adalah ketika push button ON di tekan
maka relay akan bekerja dan arus akan mengalir ke limit switch. Pada saat limit switch tidak tertekan maka
arus akan mengalir ke lampu- lampu rumah dan alarm.

B. Rangkaian Kelistrikan Sistem


Rangkaian kelistrikan sistem ini berfungsi untuk menjalankan sistem keamanan rumah menggunakan
relay yang telah diintegrasikan dengan instalasi kelistrikan rumah. Adapun rangkaian kelistrikan sistem yang
digunakan ditunjukan pada gambar 8 dibawah ini.

Gambar 8 Rangkaian Kelistrikan Sistem


Pada rangkaian ini relay yang digunakan adalah relay 220 VAC. Relay ini mendapatkan sumber tegangan
dari MCB AC 220V 6A yang dikontrol melalui push button. Pada rangkaian ini dibutuhkan interlock agar
pada saat push button ON ditekan lalu dilepas, maka sistem akan terus bekerja. Interlock digunakan pada
kontak relay nomor 5 dan 9. Pada rangkaian ini dilengkapi lampu indikator berwarna hijau untuk sistem ON
dan lampu indikator berwarna merah untuk sistem OFF. Gambar 9 dibawah ini merupakan flowchart sistem
keamanan rumah menggunakan relay.

Gambar 9 Flowchart Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Relay

II.PENGUJIAN DAN PENGUKURAN


Di bawah ini merupakan Tabel uji coba dari relay.
Tabel 1. Hasil Uji Relay 1
Kontak Relay Relay Off Relay On
5 ke 9 (NO) 0 1
6 ke 10 (NO) 0 1
7 ke 11 (NO) 0 1
8 ke 12 (NO) 0 1
1 ke 9 (NC) 1 0
2 ke 10 (NC) 1 0
3 ke 11 (NC) 1 0
4 ke 12 (NC) 1 0

Tabel 2. Hasil Uji Relay 2


Kontak Relay Relay Off Relay On
5 ke 9 (NO) 0 1
6 ke 10 (NO) 0 1
7 ke 11 (NO) 0 1
8 ke 12 (NO) 0 1
1 ke 9 (NC) 1 0
2 ke 10 (NC) 1 0
3 ke 11 (NC) 1 0
4 ke 12 (NC) 1 0

Di bawah ini merupakan tabel pengujian Limit Switch.

Tabel 3. Hasil Uji Limit Switch 1


Kontak Limit Limit Switch Limit
Switch Tidak Switc
Ditekan h
Ditekan
C ke NO 0 1
C ke NC 1 0

Tabel 4. Hasil Uji Limit Switch 2


Kontak Limit Switch Limit
Lim Tidak Tertekan Switc
it Switch h Tertekan
C ke NO 0 1
C ke NC 1 0

Tabel 5. Hasil Uji Limit Switch 3


Kontak Limit Limit Switch Limit
Switch Tidak Switc
Tertekan h
Tertekan
C ke NO 0 1
C ke NC 1 0

Tabel 6. Hasil Uji Limit Switch 4


Kontak Limit Limit Switch Limit
Switch Tidak Switc
Tertekan h
Tertekan
C ke NO 0 1
C ke NC 1 0

Tabel 7. Hasil Uji Limit Switch 5


Kontak Limit Limit Switch Limit
Switch Tidak Switc
Tertekan h
Tertekan
C ke NO 0 1
C ke NC 1 0
Tabel 8. Hasil Uji Limit Switch 6
Kontak Limit Limit Switch Limit
Switch Tidak Switc
Tertekan h
Tertekan
C ke NO 0 1
C ke NC 1 0

Dari pengamatan dan pengujian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
perancangan sistem keamanan rumah menggunakan relay ini berfungsi dengan baik sesuai
dengan perancangannya. Hasil dari Uji sistem ini dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini.

Tabel 9. Hasil Uji Sistem


Pintu AL L L L L LR5
Ter A R R R R
buk R
a M 1 2 3 4
5 derajat 1 1 0 0 0 0
10 1 1 1 0 0 0
derajat
15 1 1 1 1 0 0
derajat
20 1 1 1 1 1 0
derajat
25 1 1 1 1 1 1
derajat
30 1 1 1 1 1 1
derajat
35 1 1 1 1 1 1
derajat
40 1 1 1 1 1 1
derajat

Dari hasil pengamatan dan pengujian, di ketahui bahwa semua lampu rumah dan alarm
akan menyala pada saat pintu terbuka 25 - 90 derajat.

.
Jurnal pembanding :

Konstruksi Relai Arus Lebih Woodward XI1-I Relay arus lebih Woodward XI1-I memiliki
konstruksi seperti Gambar 1.

Gambar 1. Konstruksi Relay Arus Lebih Woodward XI1-I

Spesifikasi dari alat tersebut adalah sebagai berikut:

Tegangan Input : 19-390V dc


Frekuensi Input : 50/60 Hz As setting karakteristik inverse : 0,5 – 2 x
In Arus setting karakteristik definite : 1 – 15 x In Waktu tunda karakteristik inverse : 0 – 1
s Waktu tunda karakteristik definite : 0 – 2,5 s
Gambar 2. Hubungan-hubungan yang terdapat dalam relay Woodward XI1-I

Input sinyal analog dihubungkan ke alat proteksi melalui terminal-terminal:

1S1 - 1S2, 2S1 - 2S2 dan 3S1 - 3S2. Unit Relay


Woodward XI1-I membutuhkan tegangan suplai bantu yang terpisah dari alat tersebut. Oleh
karena itu tegangan DC atau AC harus digunakan. Range tegangan yang dapat diaplikasikan
pada sambungan terminal A1 dan A2 mulai dari 19 – 390 V DC atau 36 – 275 V AC.

Gambar 3. Anak kontak output Relay Woodward XI1-I

Dalam pengaplikasiannya anak kontak I> dan I>> adalah input yang menyebabkan
pemutusan pada PMT. Oleh karena itu kedua anak kontak tersebut harus saling berhubungan.

Gambar 4. Tampilan depan relay


woodward XI1-I
Lampu led ON berfungsi untuk menandakan tegangan bantu telah mensuplai relay.
Lampu led I> dan led I>> berfungsi untuk menandakan sinyal pickup (pancaran) atau
pemutusan (cahaya konstan). Saklar tekan digunakan untuk tes pemutusan dari unit
relay.

Gambar 5. Blok DIP-switch

Blok dip switch pada plate depan XI1-I berfungsi untuk menyesuaikan nilai nominal dan
setting dari fungsi parameter.

Karakteristik definite disetting dengan menggeser dip-switch 1, 2, dan 3 ke posisi OFF.


Karakteristik normal inverse disetting dengan menggeser dip- switch 1 ke posisi ON
sedangkan 2 dan 3 di posisi OFF. Karakteristik very inverse disetting dengan menggeser
dip-switch 2 ke posisi ON, dip-switch 1 dan 3 di posisi OFF. Karakteristik extremely
inverse disetting dengan menggeser dip- switch 3 ke posisi ON sedangkan dip-switch 1
dan 2 di posisi OFF. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.

DEFT ON NINV ON VINV ON EINV ON

Gambar 6. Setting karakteristik pemutusan

Cara menyesuaikan arus seting relay XI1- I ini adalah dengan memutar salah satu
atau kedua potensiometer. Misalnya arus seting yang akan diset adalah sebesar 0,5 x In
maka hanya potensionmeter I> yang diputar ke angka 0,5. Jika arus seting yang akan diset
adalah sebesar 1,35 x In maka kedua potensiometer harus diputar.

A. Peralatan Pendukung Pengujian

Adapter XRS1
Relay XI1-I dilengkapi dengan Adapter XRS1 yang berfungsi sebagai penghubung relay
XI1-I ke kabel RS485 yang selanjutnya dihubungkan ke PC.
Gambar 7. Penyambungan adapter XRS1 pada relay

RS232-RS485 Converter
RS232-RS485 Converter merupakan suatu alat pengubah level tegangan dua arah antara
RS232/TTL dan RS485. Modul ini dapat difungsikan sebagai jalur komunikasi antara
computer atau mikrokontroler berantarmuka UART RS232 dengan modul atau jaringan
berantarmuka UART RS485.

Software HTL-PL Soft4


Pada pengujian ini Software HTL-PL Soft4 hanya digunakan untuk melihat nilai settingan
pada relay woodward XI1-I. Software dan adapter XRS1 pada relai arus lebih woodard XI1-I
dihubungkan dengan konverter RS485- RS232.

Cara mengoperasikan software HTL-PL Soft4 ini adalah melalui langkah-langkah berikut:
1. Mengklik icon Soft4 pada PC.
2. Setelah itu akan muncul tampilan awal soft 4 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Tampilan awal ftware HTL-PL Soft4 Kemudian mengklik Com-port dan

kemudian
mengklik SEG 04, maka akan muncul tampilan seperti Gambar 9.
Gambar 8. Tampilan software HTL-PL Soft4

Injection Current

Gambar 9. Konstruksi Injection current Sverker

Pada pengujian ini injection current berfungsi sebagai input tegangan ke rangkaian
pengujian relay arus lebih woodward XI1-I.

Gambar 10. Tampilan depan injection current sverker 650


Cara menyesuaikan simulasi arus gangguan adalah terlebih dahulu memutar saklar
utama ke posisi On kemudian memutar potensiometer untuk mendapatkan arus yang
disesuaikan. Sedangkan cara mengukur waktu pemutusannya adalah dengan cara memutar
saklar utama ke posisi On time.

B. Peralatan-Peralatan dan Bahan Pngujian

Sebelum melakukan pengujian secara sistematis, penulis menyiapkan peralatan dan bahan
pengujian yaitu sebagai berikut:
a. Relay arus lebih woodward tipe XI1-I
b. Multimeter tiga phasa c. Modul PMT
d. Beban
e. Injection current unit
f. PC
g. Software HTL-PL Soft4 h. RS485-RS232
converter

i. Jumper

C.Rangkaian Pengujian
Rangkaian pengujian individual relay arus lebih woodward tipe XI1-I adalah seperti
Gambar 11.
Gambar 11. Blok diagram rangkaian pengujian individual relay
arus lebih Woodward XI1-I dengan karakteristik
NINV.
D. Karakteristik Waktu Kerja
Relay arus lebih Woodward XI1-I ini mempunyai dua karakteristik yaitu karakteristik
waktu inverse dan karakteristik waktu definite. Karakteristik inverse dibagi dalam tiga
macam karakteristik yaitu karakteristik waktu inverse normal, karakteristik waktu very
inverse, dan karakteristik waktu extremely inverse. Pada pengujian ini penulis melakukan
semua pengujian terhadap karakteristik waktu pada relay arus lebih woodward XI1-I.

E. Pengujian Karakteristik Waktu Inverse


Relay arus lebih dengan karakteristik waktu inverse adalah jika waktu mulai relay
arus pick up sampai relay tersebut memerintahkan CB untuk memutuskan rangkaian
diperpanjang dengan besarnya nilai yang berbanding terbalik dengan arus yang
menggerakkannya.

Waktu Inverse Normal


Relay arus lebih yang disetting dengan karakteristik ini dapat juga menghitung waktu
pemutusannya berdasarkan standar IEC.

Bentuk grafik karakteristik ini dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Karakteristik waktu inverse normal (Sumber: Woodward, 2007)

Keterangan:
I : Arus gangguan
Is : Arus setting
t[s] : waktu pemutusan
tI> : waktu tunda pemutusan

Cara pengujian untuk mendapatkan karakteristik inverse normal yaitu:

a. Meng-onkan fungsi inverse normal pada relay dengan memindahkan dip-switch 1 ke


posisi ON.
b. Menetukan arus setting relay yaitu dengan range 0,5 – 2 x In, pada pengujian ini penulis
menentukan setting arus 0,55A
yaitu dengan memutar potensiometer setting I> pada 0,5 dan memutar potensiometer
setting I>/In pada 0,05.
c. Menentukan waktu tunda kerja relay dengan range 0-1 s dengan memutar
potensiometer setting tl>. Pada pengujian ini penulis menentukan waktu tunda 0,02 s.
Potensiometer tl> diputar ke 0,2 dan memindahkan dip-switch 7 ke posisi ON yaitu
untuk faktor pengali waktu trip x10.
d. Merangkai rangkaian simulasi untuk mensimulasikan arus gangguan seperti Gambar
3.11.
e. Membuka software HTL-PL-Soft4. Pengaturan settingan arus dan waktu tunda dapat
dilihat pada software agar settingan tepat pada nilai yang diinginkan dan karakteristik
waktu yang diseting dapat diketahui pada tampilan soft4 (NINV Active).
f. Menaikkan arus secara bertahap pada nilai yang telah ditentukan seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
g. Mencatat waktu pemutusan masing-masing tahap arus gangguan. Tabel 1.

Tabel 1. Data hasil pengujian NINV dengan waktu tunda 0,2 detik
I(A) Is(A) Td (s) Waktu
trip
1, 0,55 0,20 4,90
0 0,55 0,20 2,88
1, 0,55 0,20 2,22
5 0,55 0,20 1,88
2, 0,55 0,20 1,69
0 0,55 0,20 1,52
2, 0,55 0,20 1,42
5 0,55 0,20 1,34
3,
0
3,
5
4,
0
4,
5

Dari data hasil pengujian pada Tabel 1 penulis menuangkannya dalam bentuk grafik
seperti Gambar 13.
Waktu Very Inverse
Sama seperti karakteristik waktu inverse normal. B entuk grafik karakteristik ini dapat
dilihat pada Gambar 14.
Hasil pengujian karakteristik relay NINV dapat dilihat pada Tabel 2. dan karakteristik
grafik time dial NINV pada Gambar 15. Waktu trip relay berbanding terbalik dengan arus
gangguan. Semakin besar arus gangguan, waktu trip relay dengan karakteristik NINV
semakin cepat. Dengan setting arus 0,55A dan waktu tunda 0,2 s, saat arus gangguan
sebesar 1 A, waktu pemutusannya adalah 4,9 s. Saat arus gangguan yang disimulasikan
sebesar 2 A, waktu tripnya semakin cepat yaitu 2,22 s, saat arus simulasi gangguan
dinaikkan menjadi 3 A, waktu tripnya menjadi 1,69 s, dan saat arus simulasi gangguan
dinaikkan menjadi 4,5 A, waktu tripnya semakin cepat yaitu 1,34 s.
BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Jurnal Utama

Pada zaman ini banyak terjadi nya tindak kejahatan di lingkungan masyarakat. Salah satunya
adalah tindak kejahatan pecurian di dalam rumah. Dimana tindak kejahatan ini banyak
meresahkan masyarakat. Hal ini adalah wajar karena rumah adalah tempat untuk menyimpan
barang- barang berharga dan mungkin sangat pribadi buat pemilik rumah.Oleh sebab itu
banyak usaha yang dilakukan masyarakat agar rumah nya terhindar dari usaha pencurian.
Usaha tersebut di antara lain, melakukan ronda setiap malam di lingkungan rumah
masyarakat, menaruh hewan peliharaan buas seperti anjing di halaman rumah, memberikan
gembok pada pagar rumah. Usaha tersebut ternyata masih kurang maksimal, Maka dibuatlah
sistem keamanan rumah menggunakan relay. Dimana sistem akan dijadikan sebagai sumber
peringatan kepada pemilik rumah apabila ada seseorang yang masuk ke dalam rumah tanpa
seizin pemilik rumah. Dengan sistem keamanan rumah menggunakan relay ini, pemilik
rumah akan mendapatkan peringatan dari lampu rumah dan suara alarm. Karena apabila
sistem keamanan di hidupkan dengan cara menekan push button hijau, maka relay akan aktif.
Dan apabila pintu rumah terbuka sebesar 25 – 90 derajat, maka semua lampu rumah dan
alarm akan berubah ke posisi 1 atau aktif.

Jurnal pembanding

Relay woodward tipe XI1-I yang ada di laboratorium sistem proteksi dan distribusi
jurusan teknik elektro politeknik negeri Lhokseumawe merupakan peralatan sistem
proteksi jenis baru yang belum dioperasikan sebagai bahan ataupun modul praktikum.
Tujuan dari penelitian bagaimana cara mengoperasikan relay ini sebagai alat proteksi
beban lebih dan hubung singkat, dan bagaimana mengoperasikan software dari relay yaitu
HTL-PL-Soft4. Salah satu gangguan pada sistem tenaga listrik adalah over current (arus
lebih). Kondisi yang menyebabkan adanya arus lebih yaitu beban lebih (over load) dan
hubung singkat) (short circuit). Pengujian yang dilakukan menguji waktu pemutusan relay
dengan karakteristik waktu normal inverse, very inverse, extremely inverse dan defenite
serta mengoperasikan software HTL- PL-Soft4. Hasil pengujian NINV dengan setting arus
0,55 Ampere dan waktu tunda 0,2 detik, saat arus gangguan sebesar 3 Ampere, waktu
pemutusannya adalah 1,69 detik. Hasil pengujian VINV dengan seting dan arus gangguan
yang sama, waktu pemutusannya adalah 1,19 detik dan hasil pengujian EINV dengan
seting dan arus gangguan yang sama, waktu pemutusannya adalah 0,75 detik.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem keamanan rumah menggunakan relay ini bekerja efektif sebagai alat
peringatan usaha pencurian, dimana apabila sistem pada posisi 1 dan ada jendela atau
pintu yang dibuka yang mengakibatkan limit switch dalam posisi 1 maka semua lampu
rumah akan menyala dan alarm akan menyala yang menjadikan semuanya sumber
peringatan kepada pemilik rumah.
Pada saat relay dalam kondisi 0, maka lampu indikator off sistem akan tetap
menyala karena kontak relay nomor 1 ke 9 dalam kondisi 1. Dan pada saat relay dalam
kondisi 1, maka lampu indikator off sistem tidak menyala karena kontak relay nomor 1
ke 9 dalam kondisi 0.
Pada saat relay dalam kondisi 0, maka lampu indikator on sistem tidak menyala
karena kontak relay nomor 6 ke 10 dalam kondisi 0. Dan pada saat relay dalam kondisi 1,
maka lampu indikator on sistem akan menyala karena kontak relay nomor 6 ke 10 dalam
kondisi 1.
Semua Lampu rumah dan alarm akan menyala jika pintu rumah terbuka dari 25 – 90
derajat.

Relay arus lebih Woodward tipe XI1-I dapat dioperasikan sebagai proteksi beban
lebih dan hubung singkat dengan karakteristik waktu inverse normal, very inverse,
extremely inverse dan waktu definite. Hasil pengujian NINV dengan setting arus 0,55
Ampere dan waktu tunda 0,2 detik, saat arus gangguan sebesar 3 Ampere, waktu
pemutusannya adalah 1,69 detik. Hasil pengujian VINV dengan seting dan arus
gangguan yang sama, waktu pemutusannya adalah 1.19 detik dan hasil pengujian
EINV dengan seting dan arus gangguan yang sama, waktu pemutusannya adalah
0.75 detik.
Software HTL-PL Soft4 hanya digunakan untuk melihat nilai settingan pada relay
arus lebih Woodward tipe XI1-I.

B. Saran

Untuk kedua jurnal di atas di harapkan kepada dosen pengampun agar mengingatkan dari
kesalhan penulisan tugas CJR yang di mana untuk memenuhi tugas mahasiswa , dan
tulisan ini jelas jauh dari kata sempurna dan dekat dengan kekeurangan , terimakasi
DAFTAR PUSTAKA

[1] Arsana, Duwi. “Momenklatur Kabel Menurut SPLN”. 12 Agustus 2016.


duwiarsana.com/momenklatur-kabel-menurut-spln/
[2] Astriantoro, Deni. 2009. Laporan Pemuatan Rangkaian Pengendali Dasar. Jakarta.
Aufa, Jazaul. “7 Tanda Rumah Yang Akan Diincar Pencuri”. 4 Maret 2016.
m.liputan6.com/lifestyle/read/2257496//7-tanda-rumah-yang- akan-diincar-pencuri.
[3] cctvman. “9 Cara Mencegah Pencuri Membobol Rumah Anda”. 14 Agustus 2016.
cctvman.co.id/9-cara-mencegah-pencuri-membobol- rumah-anda/
[4] Delia, Putri, Rara. 2009. “Analisis Determinan Penyebab Timbulnya Fear Of Crime
Pada Kasus Pencurian Di Kalangan Ibu Rumah Tangga”. Jurnal Kriminologi
Indonesia. Volume 5. 17 Agustus 2016.
[5] Dhykta, Dhymalk. “Dasar Tentang Limit Switch”. 4 Maret 2016. Teknik-
instrumentasi.blogspot.com/2011/04/dasar-tentang-limit- switch.html?m=1
[6] Lubis, Dipo M Syahputra. 2013. “Perbandingan Tindak Pidana Pencurian Menurut
Hukum Pidana Nasional dan Hukum Pidana Islam”. 17 Agustus 2016.
[7] Panitia Revisi Puil 1987. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional.
[8] Rambe, Samsir. 2000. Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika. Bandung:
Angkasa.
[9] Royen, Abi. “Pengertian, Tujuan Pemakaian dan Jenis Relay”. 26 Februari 2016.
[10] Toha, M.”Sistem Alarm Anti Maling dan Anti Kebakaran Untuk Pengaman
Gedung”. 17 Agustus 2016.
[11] PLN, 1984, Relay Pengaman
[12] PLN, 2001, Pelatihan Wiring Penyulang 20 kV
[13] Ravindranath, 1997, Power System Protection And Switcht Gear.
[14] Sutrisno, 2000, Sistem Proteksi Tenaga Listrik. Bandung: Institut Teknologi
Bandung Press.
[15] S.L. Uppal, 1980, Electrical Power, Titarenko, M dan Dukelsky
Noskov, Protectiv Relaying In Electrical System

Anda mungkin juga menyukai