Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RELAY

Guru Fisika:
H. Ardani, S.Pd.

Oleh:
Faurah Anandita
X Ipa 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah

ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pak H.

Ardani S.Pd. selaku guru fisika saya yang telah memberikan baik pikiran maupun materi.

Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Fisika. Saya ucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah. Dan

saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet dan buku

yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan arahan serta

bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Makalah Relay ini

sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan makalah.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………………..iii
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………... 1

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Relay……………………………………………………………………….. 2


2.2 Struktur Sederhana Relay………………………………………………………………. 2
2.3 Fungsi dan Cara Kerja Relay…………………………………………………………… 3
2.4 Jenis Jenis Relay………………………………………………………………………... 5

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………... 8
3.2 Saran……………………………………………………………………………………. 9

DAFTARPUSTAKA…………………………………………………………………………….9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendali automatik telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan

ilmu dan teknologi. Di samping sangat diperlukan pada pesawat ruangangkasa, peluru

kendali, sistem pengemudian pesawat dan sebagainya, kendali automatik.telah menjadi bagian

yang penting dan terpadu dari proses-proses dalam pabrik dan industrimodern. Misalnya,

kendali otomatis perlu sekali dalam kontrol numerik dari mesin alat-alat bantu di industri

manufaktur. Hal ini juga perlu sekali dalam operasi industri seperti pengendalian tekanan,

suhu, kelembaban, viscositas dan arus dalam proses industri. Karenakemajuan dalam teori dan

praktek kendali automatik rnemberikan kemudahan dalammendapatkan performansi dari

sistem mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi,mempertinggi jual produksi,

meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan yangharus diiakukan oleh manusia

dan sebagainya, maka sebagian besar insinyur dan ilmuwansekarang harus mempunyai

pemahaman yang baik dalam bidang kendali.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian relay?
2) Apa saja bagian bagian relay?
3) Apa fungsi dari relay dan cara kerja relay?
4) Apa saja jenis jenis relay?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian relay.


2) Untuk mengetahui bagian bagian relay.
3) Untuk mengetahui fungsi dan cara kerja relay.
4) Untuk mengetahui jenis jenis relay.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Relay

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi

medanelektromagnetis. jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar

penghantartersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik

tersebutselanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis. Logam ferromagnetis adalah

logam yangmudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan

yangmembelit logam, logam tersebut menjadi +magnet buatan+ yang sifatnya sementara.

Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada

logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus

listrik.Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan

diputuskan.

2.2 Struktur Sederhana Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :

1) Electromagnet (Coil)

2) Armature

3) Spring

4) Switch Kontak Point (saklar)

Berikut penjelasan mengenai detail bagian bagian relay.

a) Electromagnet (Coil)

2
Koil relay memainkan peran utama dalam kerja relay. Electromagnet adalah logam

yang tidak memiliki sifat magnetik tetapi dapat diubah menjadi magnet dengan bantuan

sinyal listrik. Kita tahu bahwa ketika arus melewati sebuah konduktor, ia memperoleh

sifat-sifat magnet. Jadi, ketika sebuah logam dililitkan dengan kawat tembaga dan

diberikan energi listrik oleh power supply yang cukup, logam itu dapat bertindak sebagai

magnet dan dapat menarik logam-logam dalam jangkauannya.

b) Armature

Armature adalah lempengan logam sederhana yang diseimbangkan pada poros atau

dudukan. Ini membantu dalam menyambungkan atau memutuskan koneksi dengan

kontak yang terhubung dengannya.

c) Spring

Fungsi spring pada relay adalah dapat memudahkan proses pengembalian posisi

switch kontak. Spring dapat mengembalikan posisi kontak yang tadinya tertutup menjadi

terbuka, ini berlakuk sebaliknya. Komponen penyusun relay selanjutnya tentu bentuknya

paling mudah dikenali. Hal ini karena switch kontak point merupakan bagian terluar dari

relay. Sebagai kontak output komponen relay, saklar ini umumnya hanya akan terdiri dari

dua kondisi. Keduanya yakni kontak NO (normally open) dan NC ( normally close).

Kedua kondisi tersebut bekerja sesuai dengan kondisi masing masing.

2.3 Fungsi dan Cara Kerja Relay

A. Fungsi Relay

Fungsi relay adalah untuk mengontrol arus listrik kecil menjadi arus yang lebih besar

dengan menggunakan prinsip elektromagnetik. Terdapat banyak fungsi relay yang sering

3
Kita jumpai pada kehidupan sehari – hari. Seringkali relay digunakan untuk kebutuhan

industri, pabrik, kebutuhan rumah hingga otomotif.

Dibawah ini adalah berbagai macam fungsi relay pada kehidupan sehari – hari:

1) Konversi arus listrik

2) Mengirimkan sinyal

3) Pengontrol arus listrik kendaraan

4) Pengontrol panel listrik

5) Perantara Kontakor dan PLC

6) Mencegah kerusakan klakson

B. Cara Kerja Relay

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya relay terdiri dari 4 komponen dasar

yaitu eletromagnet atau coil, armature, switch contact point (saklar), dan juga spring.

Namun perlu diketahui jika contact point relay terdiri dari 2 bagian, yaitu Normally Close

(NC). Ini merupakan kondisi awal ketika diaktifkan akan selalu berada di posisi Close.

Bagian yang kedua adalah Normally Open (NO), dimana merupakan kondisi yang

permulaan. Sebelum diaktifkan, maka akan berada di posisi Open. Prinsip kerja relay

dapat dilihat dari gambar sebuah rangkaian besi (Iron Core), terdapat sebuah lilitan

kumparan coil yang akan menjadi pengendali arus pada besi tersebut.

Jika nantinya kumparan coil dialirkan arus listrik, maka menimbulkan gaya

elektromagnet yang bisa menarik armature untuk berpindah dari kondisi sebelumnya, NC

ke NO. Hal ini akan membuat saklar mengalirkan listrik untuk ke posisi NO. Dimana

4
awalnya armature ini berada di NC untuk menjadi Open atau disebut tidak terhubung.

Nanti jika armature tidak mendapat aliran listrik, maka akan kembali ke posisi awalnya

NC. Coil yang difungsikan untuk menarik contact poit berada di posisi Close akan

membutuhkan aliran listrik yang jauh lebih kecil. Inilah fungsi relay sebagai saklar agar

menjadi perantara arus listrik.

Jadi kesimpulannya relay bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Ketika elektromagnet diterapkan dengan beberapa arus, ini dapat menginduksi medan

magnet di sekitarnya.

2.4 Jenis Jenis Relay

Klasifikasi relay berdasarkan pole dan throw dapat dibagi menjadi berbagai jenis yaitu:
1) Single pole single throw (SPST)
2) Single pole Double throw (SPDT)
3) Double pole single throw (DPST)
4) Double pole double throw (DPDT)

Dibawah ini penjelasan lebih detai mengenai jenis – jenis relay berdasarkan pole dan thrownya.
1) Relay SPST (Single pole single throw)

Relay SPST atau Relay Single Pole Single Throw adalah jenis relay yang hanya

memiliki satu input dan satu output. Relay SPST hanya menghubungkan atau

memutuskan hanya satu kontak ketika dioperasikan. Relay SPST memiliki 4 terminal, 2

terminal sebagai saklar dan 2 lagi digunakan untuk coil. Jadi relai SPST hanya dapat

mengontrol satu rangkaian listrik atau elektronik.

2) Relay SPDT (Single pole Double throw)

5
Relay SPDT atau Relay Single Pole Double Throw adalah jenis relay yang

memiliki satu input dan dua output. Relay SPDT memiliki 5 terminal dengan 3 terminal

sebagai saklar dan 2 sebagai coil. Relai SPDT tidak hanya menyediakan fungsi switching

bahkan dapat merutekan sinyal. Relai SPDT dapat mengontrol dua rangkaian listrik atau

elektronik dan beroperasi dalam dua posisi kontak.

3) Relay DPST (Double pole single throw)

Relay DPST atau Relay Double Pole Single Through adalah jenis relay yang

memiliki dua input dan dua output. Setiap input memiliki satu output yang sesuai. Relay

DPST memiliki 6 terminal dengan 4 terminal sebagai saklar yang menjadi 2 pasang

terminal dan 2 lainnya dipergunakan untuk coil. Relai DPST dapat mengontrol dua

rangkaian listrik atau elektronik yang berbeda tanpa koneksi di antara keduanya.

Misalnya input 1 hanya disambungkan atau diputus ke output 1, dan input 2 hanya

disambungkan atau diputus ke output 2. Input 1 tidak akan pernah disambungkan ke

output 2 dan input 2 tidak akan pernah disambungkan ke output 1.

4) Relay DPDT (Double pole double throw)

Relay DPDT atau Double Pole Double Throw Relay adalah jenis relay yang

memiliki dua input dan empat output. Masing-masing input memiliki dua output yang

sesuai. Termasuk terminal koil, ia memiliki total delapan terminal. Kedua input terisolasi

satu sama lain dan kedua output juga terisolasi satu sama lain. Input 1 memiliki output

yang sesuai dari 1.1 dan output 1.2 (di antara ini satu NC dan satu NO). Sama seperti

input 2 memiliki output 2.1 dan 2.2 yang sesuai (di antara yang satu ini NC dan satu NO).

Jenis – Jenis Relay Berdasarkan Prinsip Operasi

6
1) Latching relay
2) Buluh relay
3) Merkuri dibasahi relay
4) Terpolarisasi relay
5) Alat mesin relay
6) Ratchet relay
7) Relay kontaktor
8) Solid-state relay
9) Solid state relay kontaktor
10) Buchholz relay
11) Paksa dipandu kontak relay
12) Overload perlindungan relay

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Relay adalah peralatan yang dioperasikan secara elektrik yang secara mekanik akan men-

switch sirkuit elektrik. Relay merupakan bagian yang penting dalam system kontrol,

karena kegunaannya dalam kendali jarak jauh, dan mengendalikan listrik tegangan tinggi

dengan menggunakan listrik tegangan rendah.

 Cara Kerja Relay Ketika tegangan mengalir ke dalam elektromagnet pada sistem kontrol

relay, maka magnetakan menarik lengan logam pada arah magnet, dengan demikian

kontak terjadi. Relay bisamemili jenis NO atau NC ataupun duaduanya. Banyak relay

menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan mekanisme switching mekanis,

tetapi prinsip-prinsip operasi lain juga digunakan. Relay digunakan di mana perlu untuk

mengendalikan rangkaian dengan sinyal rendah daya (dengan isolasi listrik lengkap

antara kontrol dan sirkuit dikontrol), atau di mana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh

satu sinyal Relay pertama digunakan di sirkuit jarak jauh telegraf, mengulang sinyal yang

datang dari satu sirkuit dan re-transmisi ke yang lain.

 Beberapa jenis relay yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas diantaranya:

1) Latching relay

2) Buluh relay

3) Merkuri dibasahi relay

4) Terpolarisasi relay

5) Alat mesin relay

6) Ratchet relay

8
7) Relay kontaktor

8) Solid-state relay

9) Solid state relay Kontaktor

10) Buchholz relay

11) Paksa-dipandu kontak relay

12) Overload perlindungan relay

3.2 SARAN

Penulis masih menemui beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah

yang penulis buat belum sempurna dan masih perlu ada perbaikan-perbaikan dalam penyusunan

supaya dapat lebih mudah untuk dipahami oleh banyak kalangan terutama oleh

mahasiswa/mahasiswi yang mempelajari mata kuliah kontrol otomatik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelasplc.com/pengertian-relay-dan-fungsinya/

https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

Anda mungkin juga menyukai