Anda di halaman 1dari 9

Makalah Mata Kuliah Mesin Listrik II

METODE STARTING

PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA SANGKAR TUPAI


(SQUIRREL-CAGE 3 PHASE INDUCTION MOTOR)

Oktarico Susilatama PP (21060110141053)


oktaricopradana@yahoo.co.id
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Abstrak - Motor induksi tiga fasa merupakan motor Pengendali yang digunakan untuk menstart motor pada
arus bolak-balik yang paling banyak digunakan di kedua metode di atas dapat dioperasikan baik secara
perindustrian karena memiliki beberapa keuntungan manual ataupun secara magnetik. Beban yang terdapat
antara lain motor ini sederhana, murah dan mudah di dalam sistem selama motor dalam keadaan start
pemeliharaannya. Selain itu motor induksi mempunyai berpengaruh pada tegangan di sistem. Salah satu cara
efisiensi yang baik dan putaran konstan untuk setiap untuk mengurangi arus start yang besar pada motor
perubahan beban. Starting motor induksi tiga fasa tidak induksi adalah dengan menggunakan autotransformator
memiliki permasalahan yang cukup besar seperti pada pada saat start. Dengan demikian arus start dapat
motor sinkron. Pada dasarnya motor induksi daya kecil dikurangi menjadi 1,7 sampai 4 kali arus nominal
dapat distart langsung hanya dengan menghubungkan Kata kunci : autotransformer starting, squirrel-
dengan sumber tegangan. Namun untuk motor induksi cage induction motor
yang besar hal ini tidak dapat dilakukan, hal ini terjadi
karena arus start yang relatif besar yaitu 5 sampai 7 kali I PENDAHULUAN
arus nominal. Pada saat motor induksi dalam keadaan Pada motor induksi terdapat beraneka
start, frekuensi rotor dan reaktansinya tinggi yaitu
ragam macam bentuk starting. Metode starting
dengan slip 100%. Jadi dalam rangkaian rotor yang
tersebut dibagi menjadi metode starting pada
sangat reaktif, arus rotor tertinggal ggl rotor dengan
sudut yang besar. Hal ini berarti bahwa aliran arus
squirrel cage motor dan metode starting pada
maksimum terjadi dalam konduktor rotor pada suatu
wound motor, tapi yang dibahas disini hanya
waktu setelah kerapatan fluks maksimum stator melewati metode starting pada squirrel cage motor.
konduktor. Hal ini menghasilkan arus start yang tinggi Motor induksi secara umum dapat distarting
pada faktor daya rendah yang menghasilkan kopel start dengan menghubungkan motor secara
yang rendah. Jika rotor melakukan percepatan berarti langsung ke jala-jala ataupun dengan mengatur
reaktansi rotor berkurang sehingga menyebabkan kopel tegangan input pada motor tersebut. Bila motor
naik sampai ke harga maksimumnya. Jika motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan
mempercepat lebih lanjut, maka kopel turun sampai ke menarik arus yang cukup besar. Arus mula
harga yang diperlukan untuk memutar beban pada motor yang besar ini dapat mengakibatkan drop
pada kecepatan konstan. Secara umum motor induksi tegangan pada saluran sehingga akan
dapat distartkan baik dengan menghubungkan motor mengganggu peralatan lain yang dihubungkan
secara langsung ke rangkaian pencatu ataupun dengan pada saluran yang sama Salah satu cara untuk
menggunakan tegangan yang telah dikurangi ke motor mengurangi arus start yang besar pada motor
selama periode start.
induksi adalah dengan menggunakan
autotransformator pada saat start. Dengan
demikian arus start dapat dikurangi menjadi
1,7 sampai 4 kali arus nominal

1
II. MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.2 MOTOR INDUKSI 3ϕ ROTOR BELITAN
(WOUND-ROTOR 3ϕ INDUCTION MOTOR )
2.1 MOTOR INDUKSI 3ϕ SANGKAR TUPAI
(SQUIRREL-CAGE 3ϕ INDUCTION MOTOR) Motor rotor belitan ( motor cincin slip )
berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal
Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor
konstruksi yang sederhana. Inti stator pada dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan
motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan
lapisan – lapisan pelat baja beralur yang secara Υ dan masing – masing fasa ujung
didukung dalam rangka stator yang terbuat dari terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang
besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. terpasang pada poros rotor. Pada motor ini,
Lilitan – lilitan kumparan stator diletakkan cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan
dalam alur stator yang terpisah 120 derajat variabel eksternal yang berfungsi membatasi
listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam arus pengasutan dan yang bertanggung jawab
hubungan delta ( Δ ) ataupun bintang ( Υ ). terhadap pemanasan rotor.
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar
tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga
atau aluminium dalam satu lempeng pada inti
rotor. Dalam motor yang lebih besar, batang
rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke
dalam alur rotor dan kemudian dilas dengan
kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor
sangkar tupai tidak selalu ditempatkan paralel
terhadap poros motor tetapi kerapkali
dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi
yang lebih seragam dan juga mengurangi derau
dengung magnetik sewaktu motor sedang Gambar 2 Bagian-bagian rotor belitan
berputar. Pada ujung cincin penutup dilekatkan
III. METODE STARTING MOTOR INDUKSI
sirip yang berfungsi sebagai pendingin.
TIGA FASA
Rotor jenis rotor sangkar standar tidak
terisolasi, karena batangan membawa arus
Motor induksi tiga fasa tidak mengalami
yang besar pada tegangan rendah.
masalah starting seperti pada motor sinkron.
Motor induksi dapat distarting langsung hanya
dengan menghubungkan dengan sumber
tegangan. Namun kadang-kadang untuk
pertimbangan yang lebih baik hal ini tidak
dilakukan. Sebagai contoh arus start yang
dihasilkan dapat menyebabkan tegangan „dip‟
pada sistem tenaga. Untuk motor induksi rotor
belitan, starting dapat dilakukan dengan
menambahkan tahanan pada belitan rotor
Gambar 1 Bagian-bagian rotor sangkar melalui cincin slip. Penambahan tahanan ini
tidak hanya menyebabkan torsi start
meningkat tetapi juga memperkecil arus start.
Untuk motor induksi tipe rotor sangkar,
starting motor induksi dapat dilakukan dengan
banyak cara tergantung pada daya nominal
motor dan tahanan efektif rotor saat motor

2
distart. Untuk menentukan arus rotor pada saat 3.1 STARTING LANGSUNG
starting, semua rotor sangkar saat ini (DIRECT ON-LINE STARTING)
mempunyai code letter (agar tidak bingung Ini adalah cara paling sederhana, dimana stator
dengan desgn class motor) pada nameplatenya. di hubungkan langsung dengan sumber
Code letter menentukan jumlah arus pada saat tegangan. Start motor memiliki karakteristik
start. Batas ini dinyatakan sebagai fungsi daya sendiri.
kuda (hp). Tabel 1 adalah suatu tabel yang
berisi kVA/hp untuk setiap code letter. Untuk
menentukan arus start suatu motor induksi,
baca tegangan nominal daya motor (hp) dan
code letter dari nameplate. Kemudian daya
semu motor saat start dinyatakan sebagai

Sstart =(daya kuda nominal)(faktor code letter)


Dan arus start dapat ditentukan dengan rumus

Gambar 3 Skema metode starting langsung

Ketika dinyalakan, motor bertindak seperti


suatu transfomator dengan sekundernya berupa
rotor belitan dengan tahanan yang kecil
dihubung singkat.
Ada arus induksi tinggi yang mengalir pada
rotor yang menyebabkan suatu arus puncak
pada sumber tegangan yaitu:

Arus start = 5 sampai 8 arus nominal.

Torsi start rata-rata adalah:


Torsi start = 0,5 sampai 1,5 torsi nominal.

Kendati keuntungannya (peralatan yang


sederhana, torsi start tinggi, kecepatan tinggi,
biaya rendah), start langsung hanya boleh
digunakan jika:
1. Motor dengan daya kecil
Tabel 1 Tabel NEMA, kVA/hp untuk setiap 2. Mesin tidak harus mempercepat secara
code letter perlahan-lahan atau memiliki suatu alat
yang membatasi guncangan saat start.
Ada bebrapa metode starting motor induksi 3. Torsi start tinggi tidak mempengaruhi kerja
tiga fasa antara lain: mesin atau beban yang dikendalikan
1. Starting langsung (direct on-line starting).
2. Starting Wye-Delta.
3. Starting dengan tahan rotor
4. Starting dengan penambahan tahanan stator.
5. Starting dengan Autotransformator

3
3.2 STARTING DENGAN TAHANAN ROTOR Arus puncak start (SC) adalah dibagi :
Metode Starting ini hanya dapat digunakan SC = 1,5 sampai 2,6 RC (Rated Current).
pada motor dengan belitan rotor dapat
dihubungkan dengan tahanan luar melalui
cincin slip. Tipe motor tersebut tidak bisa
distart secara langsung (direct on-line) karena
arus puncak pada saat starting sangat besar.
Oleh karena itu motor distart dengan sebuah
tahanan variabel yang dihubungkan seri
dengan belitan rotor. Metode tersebut didisain
sedemikian rupa agar pada saat starting
terdapat tahanan maksimum pada rangkaian
rotor. Kemudian secara bertahap nilai tahanan
dikurangi sampai rangkaian rotor terhubung Gambar 5 Starting wye-delta
singkat. Torsi start dengan metode ini adalah
sebanding dengan arus motor. Sehingga torsi Suatu motor 380V/660V hubungan wye pada
startnya adalah 1,5 kali torsi nominal dan arus
tegangan nominal 660V menarik arus kali
start adalah 6 kali arus beban penuh.
dari hubungan delta pada 380V. Dengn
Starting dengan tahanan rotor ini, ideal untuk
hubungan wye pada tegangan 380V, arus
beban dengan kelembaman tinggi yang distart
dibagi lagi, sehingga totalnya adalah 3.
pada saat berbeban dimana arus puncak dari
sumber daya listrik dibatasi. Selanjutnya nilai Torsi Start (ST) adalah sebanding dengan
tahanan dan jumlah tahap dapat ditentukan tegangan jala-jala, ini juga dibagi oleh 3:
sesuai dengan karakteristik motor tersebut.
ST = 0,2 sampai 0,5 RT (rated current).

Kecepatan motor stabil ketika motor dan


tahanan torsi beban seimbang, umumnya pada
75-85% dari kecepatan nominal. Kemudian
belitannya adalah hubungan delta dan motor
memulihkan karakteristiknya. Perubahan dari
hubungan wye ke hubungan delta diatur oleh
Gambar 4 Starting dengan tahanan rotor pengatur waktu (timer). Kontak delta menutup
pada 30 sampai 50 millidetik setelah kontak
3.3 STARTING WYE-DELTA
wye membuka, untuk mencegah terjadinya
Sistem start ini hanya dapat digunakan pada
hubung singkat antar fasa kedua kontak tidak
motor yang kedua ujung tiga belitan statornya
boleh menutup secara bersamaan. Arus akan
terhubung pada terminal. Belitan harus dibuat
terputus ketika kontak wye membuka dan
sedemikian sehingga hubungan delta
memulihkan ketika kontak delta menutup. Ada
memenuhi tegangan jala-jala: misalnya
suatu arus transien yang besar namun singkat
tegangan tiga fasa 380 V mensuplay motor
saat perpindahan ke delta, dalam kaitannya
dengan 380V delta dan 660V belitan wye.
dengan EMF dari motor. Starting wye-delta
Prinsipnya start motor belitan dihubungkan sesuai untuk motor dengan torsi beban kecil
wye pada sumber tegangan, yang membagi atau tanpa beban saat start (misalnya mesin
tegangan jala-jala pada motor dengan pemotong kayu)
(contoh sebelumnya tegangan jala-jala pada
380V =660V / ).

4
3.4 STARTING DENGAN PENAMBAHAN IV. AUTOTRANSFORMATOR
TAHANAN STATOR
4.1 DEFINISI AUTOTRANSFORMATOR
Dengan sistem ini, motor distart dengan
menurunkan tegangan karena penambahan Autotransformator adalah suatu transformator
tahanan secara seri terhadap belitan. Ketika dimana lilitan primer dan sekundernya
kecepatan stabil tahanan dilepas dan motor dihubungkan secara listrik. Gambar 6
dihubungkan langsung dengan jala-jala. Proses menunjukkan diagram hubungan
ini biasanya diatur oleh suatu pengatur waktu autotransformator. Jika transformator ini
(timer). Metode starting ini tidak mengubah digunakan sebagai penurun tegangan, seluruh
belitan rotor, jadi kedua ujung masing-masing lilitan BC membentuk lilitan primer dan bagian
belitan tidak memerlukan keluaran pada EC membentuk lilitan sekunder. Dengan kata
terminal lain, bagian AC merupakan bagian bersama
antara primer dan sekunder.

Gambar 7 Skema Autotranformator

Untuk beberapa aplikasi yang memerlukan


banyak catu tegangan, digunakan
Gambar 6 Starting dengan penambahan autotransformator yang lilitannya ditap pada
tahanan stator beberapa titik. Hubungan dari beberapa tap
dikeluarkan keterminal atau ke alat saklar yang
Nilai arus starting dan torsi starting ditentukan sesuai sehingga dapat dipilih beberapa
oleh nilai tahanan yang digunakan. Secara tegangan. Salah satu aplikasi autotransformator
teknis, nilai arus starting adalah sekitar 4,5 kali adalah untuk starting motor induksi tiga fasa
arus nominal, dan torsi starting mencapai 0,75 yang mana tegangan yang dikenakan ke motor
kali torsi nominal. Starting dengan dikurangi selama periode starting. Starting
penambahan tahanan stator terutama lebih dengan autotransformator mempunyai dua atau
tepat digunakan untuk aplikasi, seperti kipas tiga autotransformator untuk mengurangi
angin, dimana torsi beban meningkat sesuai tegangan start. Jika digunakan dua
dengan kecepatan. Satu kerugian yang autotransformator, autotransformator
mungkin adalah arus yang sangat besar pada dihubungkan dengan hubungan open delta,
saat starting, namun hal ini dapat dikurangi sementara tiga autotransformer akan
dengan cara memperbesar nilai tahanan. menghubungkan wye (bintang).

5
4.2 METODE STARTING DENGAN
AUTOTRANSFORMATOR
Metoda starting dengan autotransformator
adalah salah satu metode yang digunakan
untuk mengurangi tegangan pada stator saat
start, yang akan membatasi arus start . Metode
starting dengan autotransformator dapat
dijalankan dengan cara open- atau close-
transition. Starting dengan Autotransformator
disebut demikian karena autotransformator
digunakan dalam rangkaian tenaga untuk
mengurangi tegangan pada saat start. Dengan Gambar 8 Autotranformator starter pengurang
mengurangi tegangan pada saat start , arus start tegangan 100 hp, 575 V, 60 Hz
akan lebih rendah dari arus beban penuh jika
motor distart pada tegangan penuh. Setelah
waktu tunda (time delay) ditetapkan,
autotransformator akan dilepas dari rangkaian,
dan motor rotor sangkar sangkar akan
dijalankan pada tegangan penuh.
Autotransformator dilengkapi dengan tap agar
dapat dilakukan pemilihan 50%, 65%, atau
80% dari tegangan saluran sebagai tegangan
start dengan pengurangan arus saluran pencatu
yang sesuai. Karena kopel start bervariasi
menurut kuadrat tegangan yang di kenakan, Gambar 9 Diagram sederhana autotranformator
maka kopel yang dihasilkan bila menggunakan starter
tap-tap ini berturut-turut menjadi 25%, 42%,
dan 64% dari harga tegangan penuhnya. Oleh Kontaktor B memiliki 3 kontak NO (Normally
sebab itu tap dapat dipilih agar sesuai dengan Open). Kontaktor B melayani ketika motor
kopel start yang diperlukan oleh motor yang sedang bekerja.
diberikan dan beban yang dikemudikan.
Autotransformer ditetapkan pada tap 65
persen. Relay time-delay RT memiliki tiga
Pada gambar 8 menunjukan starter
kontak RT1,RT2,RT3. Kontak RT1 dihubung
menggunakan dua autotransformer yang
paralel dengan start button yang menutup
dihubungkan pada open delta. Penyederhanaan
segera setelah koil RT dienergized. Dua kontak
diagram rangkaian pada starter tersebut
lainnya RT2, RT3 beroperasi setelah delay
diberikan pada gambar 9. Dia memiliki dua
yang tergantung pada pengaturan relay RT.
kontaktor A dan B. Kontaktor A memiliki lima
Kontaktor A dan B secara mekanik di
NO (Normally Open) kontak A dan satu No
interlocked untuk mencegah dari penutupan
kecil ontak Ax. Kontaktor ini hanya beroperasi
secara serentak.
selama perode yang jelas ketika motor di mulai
(strating up). Kontaktor A menutup segera setelah start
button ditekan kembali. Hal ini mengeksitasi
autotransformer dan mengurangi tegangan
yang timbul diterminal motor. Beberapa detik
kemudian, kontak RT2 yang dihubung seri
dengan kumparan A terbuka, menyebabkan

6
kontaktor A untuk membuka. Pada waktu yang
sama, kontak RT3 menyebabkan kontaktor B
menutup. Sehingga, kontaktor A keluar, diikuti
hampir seketika dengan penutupan kontaktor
B. Aksi ini menerapkan tegangan penuh pada
motor dan memutuskan secara serentak
autotransformer dari saluran.

Dalam pemindahan dari kontaktor A ke


kontaktor B, motor diputuskan dari saluran
Gambar 10 Kurva torsi-kecepatan dengan
untuk sedikit waktu. Ini menghasilkan
pengurangan tegangan (0.65 pu) dari motor
permasalahan karena ketika kontaktor B
induksi 3 fasa sangkar tupai : (2) starting
menutup, arus transien yang besar ditarik dari
resistansi; (3) starting autotransformer
saluran. Surja transien ini berpengaruh besar
pada kontak dan juga menghasilkan kejut
mekanik. Untuk alasan ini, terkadang
menerapkan rangkaian yang terperinci dimana
motor tidak pernah terputus sama sekali dari
saluran.

Gambar 10 dan 11 membandingkan torsi dan


arus saluran ketika autotransformer starting (3)
dan resistansi strating (2) digunakan. Tegangan
locked-rotor pada tiap kasus ialah 0.65 pu.
Perlu dicatat bahwa torsi locked-rotor ialah
identik, tapi arus saluran locked-rotor ialah
jauh lebih rendah menggunakan
autotransformer (2.7 terhadap 4.2 pu). Gambar 11 Kurva arus-kecepatan dengan
pengurangan tegangan (0.65 pu) dari motor
Namun, ketika rotor mencapai sekitar 90 induksi 3 fasa sangkar tupai : (2) starting
persen dari kecepatan sinkron, starting resistansi; (3) starting autotransformer
resistansi menghasilkan torsi yang lebih tinggi
karena tegangan terminal ialah sedikit lebih
tinggi daripada nilai 65 persen yang terdapat
pada saat start up. Disisi lain, arus saluran pada
semua kecepatan ialah lebih kecil ketika
menggunakan autotransformer.

Karena autotransformer beroperasi untuk tiap


periode singkat, mereka dapat di belitkan
dengan kawat yang jauh lebih sedikit. Hal ini
dapat mengurangi secara drastis ukuran,berat Tabel 2 Perbandingan metode starting motor
dan biaya dari komponen tersebut

7
VI. KESIMPULAN 5. Pada metode starting wye-delta saat
Berdasarkan materi pada makalah ini, maka posisi start, belitan terhubung
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai bintang/star, sedangkan pada posisi
berikut: running belitan terhubung delta.
1. Metode starting wye-delta memberikan Tegangan yang melewati masing-
permasalahan kualitas daya yang lebih masing fase belitan pada posisi start
kecil daripada metode starting bintang adalah 58 % atau 1/ dari
langsung (direct on-line) dan starting tegangan hubungan delta, dengan
autotransformer untuk daya motor konsekuensi arus yang mengalir
yang rendah kurang dari 3 hp atau 2,2 berkurang saat starting.
kW 6. Pada metode starting resistor seri.
2. Untuk perbandingan daya keluaran Dapat dikatakan bahwa untuk
pada motor perbandingan metode membatasi arus yang dibangkitkan,
langsung (direct on-line), resistor menambah impedans pada
autotransformer dan wye-delta tidak rangkaian AC yang sebanding dengan
selalu sesuai berdasarkan penelitian nilai induktans dan frekuensi yang
yang telah dilakukan. digunakan. Jatuh tegangan pada
3. Salah satu cara untuk mengurangi saluran mungkin bisa lebih kecil
tegangan terminal ke motor adalah karena pengasutan dengan resistor
dengan menurunkannya dengan mempunyai faktor daya yang lebih
menggunakan trafo. Kemudian, ketika baik.
motor telah mencapai percepatan yang
mendekati kecepatan maksimum,
tegangan yang telah diturunkan akan
dikembalikan lagi ke normal. Kondisi
starting motor bergantung pada posisi
tapping pada belitan trafo.
4. Starting motor induksi dapat
dihubungkan secara langsung (d.o.l.).
Ketika motor dengan kapasitas yang
sangat besar di-start dengan direct-on-
line, tegangan sistem akan terganggu
(terjadi voltage dip pada jaringan
suplai) karena adanya arus starting
yang besar. Gangguan tegangan ini
dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan elektronis yang lain yang
terhubung dengan sumber

8
DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI
Oktarico Susilatama P,
1. Chapman Stephen J, “Elektric Machinery
NIM 21060110141053,
Fundamentals” Fourth Edition Mc
lahir di kendal, 22 Oktober
Graw Hill Companies, New York,2005.
1992, menempuh
2. Fitzgerald, A.E, Charles Kingsley, Jr.,
pendidikan di SMPN 1
Stephen D. Umans, “Mesin-Mesin
Semarang, SMAN 3
Listrik”, Edisi Keempat, Erlangga,
Semarang. Dan sekarang
Jakarta,1984. sedang menempuh S1 di
3. Frank, D. Petruzella. Industrial Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
Electronics. New York: McGraw-Hill
Book Company,1984. p. 246
4. McPherson, George “An Introduction To
Electrical Mechines And
Transformers”, Jhon Wiley & sons, Inc,
Canada, 1981.
5. Proceedings of the International
MultiConference of Engineers and
Computer Scientists 2009 Vol II
IMECS 2009, March 18 - 20, 2009, Hong
Kong
6. Smeaton, Robert, W. Motor Application
and Maintenance Handbook.New York:
McGraw-Hill Book Company, 1984. p.
265
7. Theodore Wildi, Electrical Machines,
Drives andPower Systems 3rd,Prentice
Hall Inc, New Jersey,1997.
8. Theraja, B.L, ”A Text-Book Of Electrical
Technology”, Nurja Construction &
Development, New Delhi, 1989.

Anda mungkin juga menyukai