Anda di halaman 1dari 20

RAHAS I A

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
RESOR BANGKA SELATAN

RENCANA KONTINJENSI “AMAN NUSA II- 2020”


TENTANG
MENGHADAPI KONTIJENSI BENCANA TAHUN 2020
NOMOR : R / RENKON / 01/ I /OPS.2 / 2020

I. PENDAHULUAN
1. Umum
a. posisi Indonesia pada garis tumbukan lempeng Tektonik Eurasia-
Pasifik dan Indo- Australia serta letak geografis pada lingkaran cincin
Api Gunung Vulkanik sepanjang pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTT,
NTB, Sulawesi dan Maluku, hal ini sangat berpotensi terjadinya
bencana antara lain perubahan iklim yang ekstrim, gempa bumi
Tektonik, Vulkanik dan Erupsi Gunung berapi dengan turunannya,
seperti tsunami, banjir lahar dingin, tanah longsor;
b. disamping itu bencana alam terjadi diakibatkan oleh pengelolaan
sumber daya alam oleh manusia yang kurang memperhatikan dan
memperhitungkan dampak eksploitasi sehingga mengakibatkan
terjadinya kekeringan, bencana banjir, tanah longsor, kebakaran,
pembakaran hutan dan lahan serta kabut asap, hal ini menimbulkan
kerugian yang cukup besar baik jiwa raga, harta benda dan
kerusakan lingkungan hidup;
c. dilihat dari letak geografisnya, Prov. Kep. Babel merupakan
kepulauan yang rentan terhadap potensi bencana alam abrasi, banjir,
kekeringan dan angin puting beliung. Terjadinya bencana ini telah
sangat lekat dengan masyarakat yang mana menimbulkan kerugian
materil sehingga dengan demikian perlu adanya langkah- langkah
antisipasi dan tindakan penanganan bencana/ kecelakaan pada
situasi tanggap darurat dan pasca bencana/ kecelakaan;
d. pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas memelihara
keamanan dan ketertiban, penegakkan hukum serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, pada
pasal huruf 14 ayat 1 (huruf i) menyatakan bahwa Kepolisian bertugas
melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan
lingkungan hidup dari gangguan dan atau bencana termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi
HAM, sedangkan (huruf h) menyatakan tugasnya menyelenggarakan
identifikasi kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian
untuk kepentingan tugas kepolisian;
e. sebagai langkah- langkah antisipasi dan tindakan penanganan
bencana alam/ kecelakaan pada situasi tanggap darurat dan pasca
bencana maka disusun suatu Rencana Kontinjensi “Aman Nusa II-
2020” sebagai pedoman dalam penanganan bencana/ kecelakaan.
RAHAS IA
RAHAS IA

2. Maksud dan Tujuan


a. maksud
penyusunan Rencana Kontinjensi “Aman Nusa II- 2020”,
dimaksudkan sebagai langkah- langkah yang harus dilakukan Jajaran
Polda Kep. Babel dalam penanganan bencana/ kecelakaan.

b. tujuan
1) untuk menyamakan persepsi tentang cara bertindak perbantuan
personel dan peralatan kepada BPBD dan Basarnas tentang
langkah- langkah yang harus dilakukan dalam penanganan
bencana/ kecelakaan pada tahun 2020;
2) sebagai pedoman bagi seluruh Jajaran Polda Kep. Babel dalam
penanganan bencana/ kecelakaan yang terjadi pada tahun
2020.

3. Ruang Lingkup
rencana kontinjensi bencana/ kecelakaan yang bersifat nasional ini
meliputi kegiatan pencarian/ SAR, tindakan medis dan DVI yang
dilakukan pada saat terjadinya bencana/ kecelakaan sampai dengan
selesainya penanganan kejadian tersebut.

4. Tata Urut
I. PENDAHULUAN;
II. SITUASI;
III. TUGAS POKOK;
IV. PELAKSANAAN;
V. ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN;
VI. KOMANDO DAN PENGENDALIAN;
VII. PENUTUP.

5. Dasar
a. Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
b. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
indonesia;
c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
d. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
informasi publik;
e. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1979 tentang Badan SAR Nasional;
f. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;
g. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran;

RAHAS IA
RAHAS IA

h. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional


Penanggulangan Bencana (BNPB);
i. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga asing Non Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana;
l. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2009 tentang Manajemen Penaggulangan Bencana;
m. Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2009 tentang Anggota Unsur
Pengarah Penanggulangan Bencana dari Instansi Pemerintah;
n. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol:
Kep/360/VI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang Grand Strategi Polri
2005 – 2025;
o. Perkap Kapolri No. 01 Tahun 2019 tanggal 11 April 2019 tentang
Sistem, Manajemen dan Standar Keberhasilan Operasi Kepolisian;
p. Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/ 16 / I / OPS.2 / 2020 tanggal 13
Januari 2020 tentang Kontinjensi Menghadapi Kontinjensi Bencana
Tahun 2020;
q. Kirka Intelijen Nomor: R/ Kirka- / / 2020/ Dit Intelkam tanggal
tentang Perkiraan Intelijen Kontinjensi tentang Bencana/ Kecelakaan.
(Bencana Alam, Kecelakaan Massal, Bencana Penyakit).
r. Rencana Operasi Kontinjensi “Aman Nusa II-2020” Polda Kep.
Bangka Belitung Nomor : R/RENKON/01/I/OPS.2./2020 tanggal 10
Januari 2020 tentang meghadapi kontijensi bencana tahun 2020;
s. Surat Telegram Kapolda Kep. Bangka Belitung Nomor: ST/ 76 / III /
OPS.2. / 2020 tanggal 20 Januari 2020 tentang Kontinjensi
Menghadapi Kontinjensi Bencana Tahun 2020;
6. Pengertian
a. Kontinjensi adalah keadaan dalam kehidupan atau tata kehidupan
masyarakat yang oleh suatu sebab tertentu kehidupan tersebut
sangat mungkin menjadi sumber penyebab kerawanan, krisis
sehingga perlu senantiasa diwaspadai/ diantisipasi secara dini
dengan pilihan alternatif yang diambil sesegera mungkin secara
efektif dan efisien;
b. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam, menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor nonalam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis;
c. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa

RAHAS IA
RAHAS IA

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin


topan dan tanah longsor;
d. Bencana Nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit;
e. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana;
f. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbukan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan serta pemeliharaan sarana dan prasarana;
g. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana;
h. Resiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa, terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan
masyarakat;
i. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau
dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang pasti
sebagai akibat dari dampak buruk bencana;
j. Korban adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau
meninggal dunia akibat bencana;
k. Trauma Center adalah pusat penanganan trauma akibat bencana;
l. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang;
m. Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini
terjadinya bencana alam;
n. Disaster Victim Identification (DVI) adalah prosedur identifikasi
korban bencana;
o. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UUD NKRI Tahun 1945;
p. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan walikota sebagai
unsur-unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

RAHAS IA
RAHAS IA

q. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebuah


lembaga pemerintah nondepartemen yang mempunyai tugas
membantu Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan
kedaruratan bencana secara terpadu mulai dari sebelum, pada saat
dan setelah terjadi bencana;
r. Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) adalah perangkat
daerah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi
penanggulangan bencana di daerah;
s. Badan SAR Nasional (BASARNAS) adalah sebuah lembaga
pemerintah nondepartemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan penanganan pencarian dan evakuasi
kejadian kecelakaan transportasi darat, laut dan udara, pada saat dan
setelah terjadi kecelakaan;
t. Badan SAR Daerah (BASARDA) adalah perangkat daerah yang
dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi penanganan
pencarian dan evakuasi kejadian kecelakaan transportasi darat, laut
dan udara, pada saat dan setelah terjadi kecelakaan di daerah.

II. SITUASI
1. Tinjauan Khusus
a. Geografi

1. Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten Bangka Selatan secara geografis terletak pada 03”.01.00°


LS & 106.20’’ BT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1). Di sebelah Barat dengan Selat Bangka / Prov. Sumsel


2). Di sebelah Timur dengan Selat Gelasa / Pulau Belitung
3). Di sebelah Utara dengan Kab. Bangka Tengah
4). Di sebelah Selatan dengan Laut Jawa

Wilayah Kabupaten Bangka Selatan terbagi menjadi wilayah daratan dan


wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 3.607, 08 km² atau 360.708
Ha. Wilayah Kabupaten Bangka Selatan terbagi dalam 8 kecamatan, yaitu :
Kecamatan Toboali dengan luas 1.586,34 km², Kecamatan Air Gegas dengan
luas 853,635 km² , Kecamatan Payung dengan luas 365,930 km² , Kecamatan

RAHAS IA
RAHAS IA

Simpang Rimba dengan luas 362,310 km² , Kecamatan Pulau Besar dengan
luas 169,873 km² , Kecamatan Lepar dengan luas 264,440 km² , Kecamatan
Kep. Pongok 89,560 km², Kecamatan Tukak Sadai dengan luas 126 km².

Berdasarkan letak geografis, Polres Bangka Selatan merupakan


Kepulauan yang dikelilingi oleh laut terdiri dari 5 Polsek dan 2 Polsubsektor,
yaitu :
1). Polsek sebagai berikut :
a). Polsek Toboali;
b). Polsek Air Gegas;
c). Polsek Payung;
d). Polsek Simpang Rimba;
e). Polsek Lepong.

2). Polsubsektor sebagai berikut :


a). Polsubsektor Sadai;
b). Polsubsektor Pulau Besar.

b. Keadaan iklim

Kabupaten Bangka Selatan beriklim tropis type “A” dengan variasi


curah hujan antara 137,4 hingga 471,8 mm tiap bulan. Suhu rata-rata
daerah Kabupaten Bangka Selatan bervariasi antara 23,5° celcius hingga
32,3° celcius, sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 57,8 hingga
96,4 %. Sementara intensitas penyinaran matahari rata-rata bervariasi
antara 21,0 hingga 53,8 % dan tekanan udara antara 1007,4 hingga 1011,0
mb.

c. Demografi

1) Penduduk

Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan berdasarkan Luas Wilayah


Kab. Bangka Selatan dengan perincian sebagai berikut :
Luas Wilayah Jumlah Jumlah Jumlah
No Kecamatan Ket
km² Desa Kelurahan Penduduk
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8)
1. Toboali 1.586,34 8 3 70.958
2. Air Gegas 853,635 10 - 38.745
3. Payung 365,930 9 - 19.371
Simpang 362,310 21.980
4. 7 -
Rimba
5. Lepar 264,440 6 - 7.084
6. Tukak Sadai 126 5 - 10.766
7. Pulau Besar 169,873 5 - 8.737
8. Kep. Pongok 89,560 2 - 5.204
Jumlah 50 3 182.845

2) Suku, Agama dan Bahasa


a. Islam : 73.223 Jiwa
b. Protestan : 338 Jiwa

RAHAS IA
RAHAS IA

c. Katholik : 309 Jiwa


d. Budha : 1.801 Jiwa
e. Hindu : 235 Jiwa
f. Konghucu : - Jiwa

d. Sumber Daya Alam


Sumber daya alam yang terdapat di Kabupaten Bangka Selatan yaitu:

1) Tambang : Biji Timah & Bahan Galian Berupa Pasir, Pasir Kuarsa, dll
2) Hasil Laut : Ikan Laut, Kepiting , Udang, dll
3) Pertanian : Padi, Sayur - sayuran
4) Perkebunan : Karet, Lada & Sawit
5) Hasil Hutan : Kayu Meranti, Kayu Nyato, dll

e. Politik
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 adalah
perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, era otonomi daerah memberikan
wewenang seluas-luasnya kepada Pemerintah Daerah beserta
seluruh komponen masyarakat setempat untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat di daerahnya dengan cara sendiri,
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Otonomi daerah
telah mengubah hubungan pusat daerah, tumpah tindih aturan dan
pengelolaan Sumber Daya Alam di era otonomi daerah banyak
menimbulkan dampak negatif keinginan Pemda untuk menghimpun
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan untuk kepentingan lainnya
termasuk kepentingan lainnya termasuk kepentingan politik daerah,
telah menguras sumber daya alam potensial yang ada, tanpa
mempertimbangkan dampak negatif/ kerusakan lingkungan,
eksploitasi hutan dan pertambangan dan disisi lain situasi dan kondisi
masyarakat yang sedang mengalami krisis ekonomi, di tengah-tengah
suasana euphoria kebebasan demokrasi, yang menyebabkan
dinamika penyelenggaraan otonomi daerah tidak berjalan
sebagaimana yang diharapkan masyarakat, bila hal ini terus terjadi
akan menimbulkan terjadinya bencana.

ASPEK POTENSI/AMBANG GANGGUAN UPAYA


NO
POLITIK GANGGUAN NYATA PENANGGULANGAN

RAHAS IA
RAHAS IA

1. MULTI - KONFLIK ANTAR PARPOL. - PERKELAHIAN - MENINGKATKAN


PARTAI - ADANYA VERIVIKASI - PEMALSUAN KOORDINASI ANTAR
PARPOL. DATA. DAN DENGAN PARPOL
- MEMBUAT MOU
2. PEMILU - ADANYA PERSAINGAN - MONEY POLITIC - TINDAK TEGAS PARA
LANGSUNG - PENGERAHAN MASSA - PEMALSUAN LANGGAR HUKUM
- SENGKETA PEMILU DOKUMEN - MENINGKATKAN
- ANARKIS KOORDINASI
- INTIMIDASI ANTAR/DGN PARPOL
- PENGANIAYAAN - TINGKATKAN
PENGAMANAN
3. PEMEKARAN - SENGKETA BATAS WILAYAH - PERKELAHIAN - TINGKATKAN
WILAYAH - KONFLIK ANTAR DAERAH / ANTAR DESA SILATURAHMI ANTARA
ANTAR MASYARAKAT - PENGANIAYAAN TOGA, TODAT DAN
TOMAS
- PEMBINAAN REMAJA

f. Ekonomi
Perekonomian di Kabupaten Bangka Selatan terutama oleh sektor
primer dan sektor sekunder. Sektor primer meliputi sektor pertanian dan
sektor pertambangan dan penggalian yang mempunyai kontribusi cukup
besar masing-masing sebesar. Sedangkan pada sektor sekunder yaitu
sektor industri memberikan kontribusi terbesar Kabupaten Bangka Selatan.
Untuk sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran,
angkutan dan komunikasi, lembaga keuangan dan jasa-jasa mempunyai
kontribusi.

g. Data Bencana Alam


1) Eskalasi Ancaman Bencana
Kondisi Geografis di Provinsi Kep. Bangka Belitung yang
berpotensi terjadinya bencana dan dipengaruhi oleh faktor – faktor
lain seperti ulah manusia dan perkembangan teknologi dan faktor
alam sendiri akan memicu terjadinya bencana dan berdampak
kerugian yang cukup besar, antara lain :
a) bencana alam yang sangat dimungkinkan akan terjadi seperti:
banjir, tanah longsor, angin puting beliung, tsunami, gempa
bumi dan lain – lain;
b) bencana non alam meledak dan terbakarnya jaringan
instalasi / pengolahan gas atau minyak bumi dan pabrik,
kebakaran hutan, kecelakaan moda angkutan darat, laut dan
udara, merebaknya wabah penyakit ( epidemi ) dan lain – lain;
c) bencana sosial terjadinya konflik horizontal yang berupa
konflik antar kelompok, antar agama, antar etnis dan antar
suku.

2) Jenis – Jenis Bencana


a) bencana alam, seperti:

RAHAS IA
RAHAS IA

(1) banjir;
(2) tanah longsor;
(3) angin putting beliung;
(4) tsunami;
(5) gempa bumi.
b) bencana nonalam, seperti:
(1) meledak dan terbakarnya instalasi gas dan minyak bumi
dan pabrik;
(2) kecelakaan transportasi baik darat, laut maupun udara;
(3) pembakaran hutan / lahan;
(4) wabah penyakit ( epidemi ) / kelaparan.
c) bencana sosial, seperti :
(1) konflik horizontal antar umat beragama;
(2) akibat perusakan tempat ibadah dan perilaku anarkis;
(3) akibat kejahatan separatis;
(4) akibat perkelahian antar suku / kelompok / kampong.

a) data kejadian bencana alam tahun 2019:


KETERANGAN
KABUPATEN/
NO JUMLAH JUMLAH
KOTA JENIS KEJADIAN TEWAS
KEJADIAN KORBAN
1. KAB. -
BANGKA
SELATAN NIHIL

3) Perkiraan ancaman
a) kejadian bencana alam di beberapa wilayah Kab. Basel yang
mengakibatkan rusaknya rumah warga serta fasilitas umum
lainnya, apabila hal tersebut tidak diantisipasi dengan segera
dimungkinkan pada saat terjadi bencana serupa dapat
menimbulkan korban dalam jumlah yang besar;
b) penanganan berbagai bencana Bencana Alam yang kurang
tanggap dan terkesan lambat dari pihak terkait, diperkirakan
akan dapat mengganggu situasi Kamtibmas di wilayah Prov.
Kep. Babel pada umumnya (protes dari masyarakat) dan
daerah yang terkena bencana pada khususnya.
c) potensi bencana diperkirakan terjadi di beberapa wilayah,
antara lain :
(1) Banjir

RAHAS IA
RAHAS IA

(a) Basel : Kel. Rawa Bangun Kec. Toboali;


(2) Gelombang tinggi diperkirakan terjadi di beberapa wilayah
(Jalur Pelayaran), antara lain:
(a) Utara Bangka;
(b) Selat Karimata;
(c) Selat Bangka;
(d) Selat Gelasa;
(e) Selatan Bangka.
Gelombang tinggi yang terjadi berkisar antara 0,5 s/d 4
meter yang dipicu oleh kecepatan angin antara 5 s/d 49
Km/jam. (Data BMKG Prov. Kep. Babel).
(3) Puting Beliung (Berpotensi di seluruh wilayah).
(4) Gelombang Pasang diperkirakan terjadi di beberapa
wilayah, diantaranya:
(a) Bangka Selatan (Pesisir Pantai Kec. Tukak Sadai dan
Kec. Toboali);
(5) Kebakaran
(a) Perumahan dan pasar di Ds. Sukadamai Kec. Toboali
(mayoritas terbuat dari kayu);
III. TUGAS POKOK
Polres Bangka Selatan beserta seluruh jajarannya bekerja sama dengan
BPBD, BASARNAS, TNI dan Pemerintah Daerah beserta potensi masyarakat,
melaksanakan kegiatan kontinjensi “Aman Nusa II 2020” yang dimulai pada
saat terjadinya kejadian bencana/ kecelakaan dan pascabencana/ kecelakan,
diseluruh wilayah Kab. Bangka Selatan yang tertimpa bencana/ kecelakaan,
dengan melalui langkah-langkah pencarian, pertolongan, penyelamatan,
perlindungan, pengamanan dan evakuasi korban, harta benda, Disaster Victim
Identication (DVI) dan penegakkan hukum.

IV. PELAKSANAAN
1. Tujuan dan Sasaran
a. tujuan
1) melaksanakan bantuan personel dan peralatan kepada BPBD
dan BASARNAS di lokasi terjadinya bencana/ kecelakaan;
2) bersama BPBD dan BASARNAS membentuk satuan tugas yang
terdiri dari beberapa cluster yang telah diatur dalam peraturan
Kepala BPBD dan BASARNAS untuk penyelamatan terhadap
korban bencana/ kecelakaan;
3) melakukan langkah-langkah tanggap darurat bencana/
kecelakaan dan pascabencana, bersama BPBD dan
BASARNAS;

RAHAS IA
RAHAS IA

4) sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dalam penanganan


bencana/ kecelakaan;
5) pelibatan Polri secara aktif dalam upaya membantu penanganan
bencana/ kecelakaan.

b. sasaran
1) manusia/ orang:
a) korban bencana/ kecelakaan;
b) petugas penyelamatan;
c) relawan;
d) pejabat pemerintah;
e) pelaku kejahatan.

2) tempat/ Lokasi:
a) lokasi bencana/ kecelakaan;
b) tempat penampungan:
(1) kantor pemerintah/ swasta;
(2) gedung sekolah;
(3) tempat ibadah;
(4) gedung olahraga;
(5) rumah penduduk;
(6) dan lain-lain.
c) hunian sementara:
(1) tenda darurat;
(2) pemukiman sementara.
d) rumah sakit, puskesmas, posko kesehatan;
e) fasilitas air bersih, sanitasi, penerangan dan komunikasi;
f) pemukiman penduduk yang ditinggalkan;
g) tempat penampungan logistik bantuan bencana/ kecelakaan;
h) tempat penampungan hewan ternak/ harta benda;
i) dapur umum.

3) barang/ benda:
a) barang-barang milik korban bencana/ kecelakaan;
b) logistik bantuan bencana/ kecelakaan;
c) sarana dan prasarana/ peralatan petugas bantuan bencana/
kecelakaan;
d) barang-barang yang diduga hasil kejahatan saat terjadi
bencana/ kecelakaan.

RAHAS IA
RAHAS IA

4) kegiatan:
a) kegiatan tanggap darurat;
b) kegiatan pascabencana/ rehabilitasi.

2. Daerah Penanganan Bencana/ Kecelakaan


Daerah penanganan kegiatan kontinjensi “AMAN NUSA II – 2020” adalah
seluruh wilayah Kab. Bangka Selatan yang terkena musibah bencana/
kecelakaan.

3. Cara Bertindak
a. tingkat Provinsi (Polda)
1) satgas 1 (SAR)
a) melaksanakan koordinasi dengan BPBD/ BASARNAS untuk
menentukan titik-titik lokasi daerah bencana/ kecelakaan yang
memerlukan segera kegiatan SAR;
b) melaksanakan bantuan SAR darat dititik lokasi bencana/
kecelakaan yang membutuhkan segera kegiatan SAR;
c) melaksanakan bantuan SAR laut dititik lokasi bencana/
kecelakaan yang membutuhkan segera kegiatan SAR;
d) melaksanakan kegiatan evakuasi terhadap korban
menggunakan peralatan yang disesuaikan dengan situasi
lokasi bencana/ kecelakaan;
e) melaksanakan bantuan SAR darat khususnya korban yang
tertimbun reruntuhan, tanah longsor dengan menggunakan
satwa anjing;
f) penanggung jawab lapangan melaporkan setiap
perkembangan situasi kepada kasatgasda.
2) satgas 2 (pengungsian dan perlindungan)
a) melaksanakan koordinasi dengan BPBD/ BASARNAS untuk
melengkapi bantuan logistik yang akan didistribusikan
terhadap korban bencana/ kecelakaan;
b) memberikan perlindungan terhadap korban bencana/
kecelakaan di lokasi penampungan/ pengungsian;
c) mengutamakan keselamatan jiwa, pada saat melaksanakan
tugas walaupun terpaksa harus merusak barang/ benda lain
yang menghalangi penugasan;
d) penanggung jawab lapangan melaporkan setiap
perkembangan situasi kepada kasatgasda.

3) satgas 3 (medis/ kesehatan)


a) melaksanakan koordinasi dengan BPBD/ BASARNAS, Dinkes
serta Instansi kesehatan lainnya di daerah bencana/
kecelakaan;

RAHAS IA
RAHAS IA

b) mengirimkan tim kesehatan untuk penentuan kebijakan


prioritas penanganan bencana/ kecelakaan;
c) memberikan arahan kepada personel Biddokkes yang terlibat
menjadi tim medis/DVI tentang tugas yang harus
dilaksanakan;
d) menyiapkan sarana dan prasarana Biddokkes yang akan di
mobilisasi ke daerah bencana/ kecelakaan;
e) menentukan tempat mendirikan Posko Kesehatan dan Posko
DVI serta penentuan tempat pendirian temporary mortuary
chamber;
f) bersama dengan instansi kesehatan lainnya memberikan
pelayanan kesehatan kepda masyarakat korban bencana/
kecelakaan;
g) mengidentifikasi korban meninggal, luka berat, luka ringan;
h) penanggung jawab lapangan melaporkan setiap
perkembangan situasi kepada kasatgasda.
4) satgas 4 (bantuan umum)
a) satgas bantuan udara, melaksanakan pendistribusian logistik
melalui udara di lokasi bencana yang tidak dapat dilewati jalur
darat dan laut;
b) melaksanakan pergeseran personel dititik lokasi bencana yang
terisolir dan membutuhkan bantuan segera;
c) satgas bantuan sarpras, menyiapkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan personel Polri yang akan melaksanakan
tugas dalam rangka membantu korban bencana alam;
d) satgas bantuan Humas, memberikan klarifikasi dan counter
opinion tentang pemberitaan yang tidak benar di media
massa;
e) memberikan informasi kepada masyarakat melalui media
massa (elektronik dan cetak) tentang setiap aktivitas kegiatan
penanggulangan bencana;
f) satgas bantuan TI, memberikan bantuan sarana komunikasi
bagi petugas Polri di lapangan yang melaksanakan kegiatan
penanggulangan bencana;
g) menggeser sarana komunikasi mobil di daerah yang terisolir
sehingga dapat diketahui kondisi daerah bencana alam secara
jelas dan pasti;
h) penanggung jawab lapangan melaporkan setiap
perkembangan situasi kepada kasatgasda.

b. tingkat Kabupaten/ Kota (Polres/ Ta)


1) satgas 1 (SAR)
Dipimpin oleh Kasat Samapta yang terdiri dari :

RAHAS IA
RAHAS IA

a) melaksanakan koordinasi dengan BPBD/ BASARNAS untuk


menentukan titik-titik lokasi daerah bencana/ kecelakaan yang
memerlukan segera kegiatan SAR;
b) melaksanakan bantuan SAR darat dititik lokasi bencana/
kecelakaan yang membutuhkan segera kegiatan SAR;
c) melaksanakan bantuan SAR laut dititik lokasi bencana/
kecelakaan yang membutuhkan segera kegiatan SAR;
d) melaksanakan kegiatan evakuasi terhadap korban
menggunakan peralatan yang disesuaikan dengan situasi
lokasi bencana/ kecelakaan;
e) melaksanakan bantuan SAR darat khususnya korban yang
tertimbun reruntuhan, tanah longsor dengan menggunakan
satwa anjing;
f) penanggung jawab lapangan melaporkan setiap
perkembangan situasi kepada Kasatgasres.
2) satgas 2 (pengungsian dan perlindungan)
Dipimpin oleh Kasat Binmas yang terdiri dari :
a) melaksanakan koordinasi dengan BPBD/ BASARNAS untuk
melengkapi bantuan logistik yang akan didistribusikan
terhadap korban bencana/ kecelakaan;
b) memberikan perlindungan terhadap korban bencana/
kecelakaan di lokasi penampungan/ pengungsian
c) mengutamakan keselamatan jiwa, pada saat melaksanakan
tugas walaupun terpaksa harus merusak barang/ benda lain
yang menghalangi penugasan;
d) penanggung jawab lapangan melaporkan setiap
perkembangan situasi kepada kasatgasres.
3) satgas 3 (kesehatan)
Dipimpin oleh Ps Pauk Kesehatan yang terdiri dari :
a) melaksanakan koordinasi dengan BPBD/ BASARNAS, Dinkes
serta Instansi kesehatan lainnya di daerah bencana/
kecelakaan;
b) mengirimkan tim kesehatan untuk penentuan kebijakan
prioritas penanganan bencana/ kecelakaan;
c) membantu sarana dan prasarana kesehatan yang akan
dimobilisasi ke daerah bencana/ kecelakaan;
d) bersama dengan instansi kesehatan lainnya memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat korban bencana/
kecelakaan;
e) penanggung jawab lapangan melaporkan setiap
perkembangan situasi kepada kasatgasres.

4) Satgas 5 (lidik sidik)


Dipimpin oleh Kasat reskrim, yang terdiri dari :
a) Subsatgas Sat Intelkam, dengan tugas :

RAHAS IA
RAHAS IA

(1) Melakukan monitoring, pendataan serta Inventarisir korban


jiwa dan materiil dalam rangka mendukung informasi untuk
penanggulangan bencana;
(2) Melakukan kegiatan Intelijen meliputi penyelidikan,
pengamanan dan penggalangan dalam rangka mendukung
kegiatan penanggulangan bencana.
b) Subsatgas Lidik, dengan tugas :
(1) Melaksanakan penyelidikan terhadap tindak pidana
penyalahgunaan pendistribusian bahan logistik untuk
korban bencana alam;
(2) Melaksanakan penyidikan tindak pidana yang
memanfaatkan situasi bencana alam;
(3) Melaksanakan olah TKP terhadap kasus-kasus bencana
alam yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian
manusia;
(4) Melakukan back-up penyidikan dan koordinasi dengan
Satwil dan JPU guna kelancaran proses penyidikan tindak
pidana;
(5) Mengawasi jalur distribusi logistik bantuan bencana alam
untuk menghindari penyalahgunaan yang merugikan
masyarakat tertimpa bencana.
5) satgas 4 (Ban Ops)
Dipimpin oleh Ps Paur Log Bag Sumda, yang terdiri dari :
a) Subsatgas Bidhumas, dengan tugas;
(1) memberikan klarifikasi dan counter opinion tentang
pemberitaan yang tidak benar di media massa;
(2) memberikan informasi kepada masyarakat melalui media
massa (elektronik dan cetak) tentang setiap aktivitas
kegiatan penanggulangan bencana;
(3) melakukan dokumetasi, peliputan dan publikasi terhadap
aktivitas penanggulangan bencana.
b) Subsatgas Bid TIK Polda, dengan tugas;
(1) memberikan bantuan sarana komunikasi bagi Personil di
lapangan yang melaksanakan kegiatan penanggulangan
bencana;
(2) penggeseran komunikasi mobile di daerah yang terisolir
sehingga dapat diketahui kondisi daerah bencana alam
secara jelas dan pasti.
c) Subsatgas Bid Propam Polda, dengan tugas :
melakukan pengamanan, pengawasan dan pemantauan
kepada anggota polri dalam rangka penanggulangan bencana.

d) Subsatgas Logistik Polda, dengan tugas :


(1) menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
personel Polri yang akan melaksanakan tugas dalam
rangka membantu korban bencana alam;

RAHAS IA
RAHAS IA

(2) melaksanakan koordinasi dengan BNPB untuk melengkapi


bantuan logistik yang didistribusikan kepada korban
bencana;
(3) melaksanakan pergeseran personel di titik lokasi bencana
yang terisolir dan membutuhkan bantuan segera.
e) SubsatgasPsikologi Polda, dengan tugas :
Memberikan pelayanan Trauma Healing kepada korban
bencana.
4. Penahapan penanganan bencana/ kecelakaan
a. saat tanggap darurat:
i. Pengerahan kekuatan ke lokasi bencana/ kecelakaan dengan
berpedoman pada Standard Operating Procedur (SOP) didahului
koordinasi dengan BPBD dan BASARNAS;
ii. Mendukung Satwil personel dan peralatan yang ada di Mabes
Polri seperti kapal, pesawat/ helli, Tim SAR, Satwa, Tim Medis
dan DVI serta perlengkapan lainnya yang diperlukan;
iii. Membantu dalam pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban
bencana/ kecelakaan;
iv. Memberikan bantuan jaringan telekomunikasi dan informasi;
v. Pengamanan dan pengawalan korban bencana/ kecelakaan
bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam
penanganan bencana/ kecelakaan;
vi. Pengamanan dan pengawalan dukungan logistik dan obat-obatan
serta bantuan lainnya bagi korban bencana/ kecelakaan;
vii. Pengamanan kegiatan di lokasi bencana/ kecelakaan dan tempat
pengungsian;
viii. Pendistribusian logistik dan obat-obatan serta bantuan lainnya ke
daerah yang sulit dijangkau;
ix. Melakukan penegakan hukum bila terjadi pelanggaran dan
kejahatan.

b. pascabencana/ kecelakaan:
i. Pendataan kerugian moril dan materiil;

RAHAS IA
RAHAS IA

ii. Membantu pelayanan kesehatan, pendataan korban, kegiatan


identifikasi terhadap korban meninggal dunia (Disaster Victim
Identification);
iii. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait untuk
melaksanakan kegiatan pemulihan kondisi kejiwaan korban
bencana/ kecelakaan melalui Trauma Centre;
iv. Tindakan lain pada tanggap darurat yang masih dianggap perlu
dapat dilanjutkan.
5. Penggelaran kekuatan Polri

a. Tingkat Kabupaten/ Kota (Polres/ Ta)


1) personel 337 orang, terdiri atas:
a) Penanggung Jawab : 1 orang;
Wakil Penanggung Jawab : 1 orang;
b) Kasatgasres : 1 orang;
Wakasatgasres : 1 orang;
c) Karendal Opsres : 1 orang;
Anggota : 4 orang;
d) Kawas Opsres : 1 orang;
Anggota : 1 orang;
e) Kaset Opsres : 1 orang
f) Kapusdal Opsres : 1 orang
g) Karenmin Opsres : 1 orang
h) Kaminlog Opsres : 1 orang
i) Kadata Opsres : 1 orang
j) Ka anev Opsres : 1 orang
k) Kaposko : 1 orang
Anggota : 2 orang
l) Satgas 1
Sabhara : 10 orang;
m) Satgas 2 Pengungsian & Perlindungan
(1) Binmas : 4 orang;
n) Satgas 3 Dokkes
Kesehatan : 2 orang;
o) Satgas 4 Lidik Sidik
(1) Reskrim : 4 orang
(2) Intel : 4 orang;

RAHAS IA
RAHAS IA

(3) Lalu Lintas : 3 orang;


(4) Komlek : 0 orang;
(5) Humas : 0 orang;
p) Satgas 5 Ban Ops : 4 orang
Propam : 3 orang;
2) Peralatan:
a) Ranmor R2 : 30 Unit;
b) Ranmor R4 : 4 Unit;
c) Ranmor R6 : 2 Unit;
d) Perlengkapan Medis 1 set;
e) Peralatan SAR 1 set;
f) Peralatan evakuasi 1 set;
g) Tenda Lapangan (Kompi dan Peleton) 2 set;
h) Alkom HT 30 unit;
i) Velbed 47 unit;
j) dan lain- lain, alat peralatan yang diperlukan sesuai dengan
jenis dan skala bencana/ kecelakaan yang dihadapi.

6. Struktur Organisasi (terlampir)

7. Instruksi dan koordinasi

a. Instruksi
rencana kontinjensi penanganan bencana tingkat kewilayahan agar
berpedoman kepada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2009 tentang manajemen
Penanggulangan Bencana dan Perka dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat serta Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku;

b. Koordinasi
dalam penanganan bencana Polri berkoordinasi dengan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan SAR Nasional
(BASARNAS) dan Badan SAR Daerah (BASARDA) serta Instansi lain
yang terlibat dalam penanggulangan Bencana/ kecelakaan.

V. ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN


1. Administrasi
a. menggunakan ketentuan administrasi yang berlaku di lingkungan
Polri;

RAHAS IA
RAHAS IA

b. kebutuhan personel dan peralatan, dukungan anggaran yang


mendesak di luar yang telah direncanakan dalam kegiatan kontinjensi
penanganan bencana/ kecelakaan agar diajukan kepada Kapolri
melalui Asops Kapolri untuk didukung secara prioritas sesuai
Ketentuan yang berlaku.

2. Sarana dan Prasarana


a. dukungan sarana prasarana material logistik untuk kegiatan
Kontinjensi terpusat didukung sarana prasarana dari Mabes Polri;
b. dukungan sarana prasarana material logistik untuk kegiatan
Kewilayahan menggunakan sarana prasarana dari Satwil masing-
masing;
c. dukungan sarana prasarana dari Mabes Polri dapat digunakan oleh
Satwil secara prioritas berdasarkan situasi dan kondisi terjadinya
bencana/ kecelakaan;
d. perlengkapan personel menggunakan inventaris Satuan/Satker
masing-masing, kecuali dalam kondisi tertentu dapat menggunakan
perlengkapan dari Satker/Kesatuan Polri lainnya.

3. Anggaran
a. dukungan anggaran untuk kegiatan Kontinjensi Terpusat didukung
dari anggaran kontinjensi Polri;
b. dukungan anggaran Kegiatan Kontinjensi Kewilayahan menggunakan
anggaran kontinjensi Satwil masing-masing;
c. kasatwil dapat meminta bantuan backup perkuatan personel dan
peralatan dari Mabes Polri maupun Polda lainnya dengan dukungan
anggaran Kontinjensi Polri dengan sebelumnya melaporkan kepada
Kapolri melalui Asops Kapolri;
d. kekurangan anggaran kegiatan Kontinjensi kewilayahan agar diajukan
terlebih dahulu kepada Kapolri melalui Asops Kapolri untuk didukung
secara prioritas sesuai kondisi di lokasi bencana/ kecelakaan.

VI. KOMANDO DAN PENGENDALIAN


1. Komando
a. kegiatan Kontinjensi tingkat Kabupaten/ Kota, dilaksanakan oleh
Kapolda selaku Penanggung Jawab kegiatan Kontinjensi dan sehari-
hari dilaksanakan oleh Kapolres Selaku Kaopsres.

2. Pengendalian
a. pengendalian dalam kegiatan pelaksanaan Kontinjensi “AMAN
NUSA II – 2020” tingkat Kabupaten/ Kota dilaksanakan oleh
Kapolres Selaku Kaopsres;

RAHAS IA
RAHAS IA

b. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan/ tindakan kontinjensi


menghadapi bencana/ kecelakaan kepada penanggung jawab
kegiatan;
c. asistensi oleh pimpinan dan pejabat yang ditunjuk guna menjamin
terselenggaranya kegiatan kontinjensi sesuai rencana yang telah
ditetapkan;
d. sistem pelaporan menggunakan sarana komunikasi yang ada di
Pusat Pengendalian Operasi (Biro Ops) yaitu:
1) telepon : -;
2) faximile : -;
3) email : bagopsresbasel@yahoo.co.id;
4) dalam hal berita yang sangat rahasia agar digunakan sandi;
5) pesawat ripiter, HT, HP.

VII. PENUTUP
Demikian Rencana Kontinjensi “AMAN NUSA II – 2020” ini dibuat untuk dapat
dijadikan pedoman dalam menangani kontinjensi bencana/ kecelakaan T.A.
2020 dan dijabarkan sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah.

Paraf: Toboali, Januari 2020


1. Konseptor/ Ba Bag OPS : .... KEPALA KEPOLISIAN RESOR BANGKA SELATAN

2. Kabag Ops s : ....

3. Kasium : ....
STANISLAUS FERDINAND SUWARJI, SE.
4. Wakapolres : .... AJUN KOMISARIS BESASR POLISI NRP. 76040931

RAHAS IA

Anda mungkin juga menyukai