OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
. DASAR
a. UU RI NO. 2 / 2002
TENTANG TUGAS POKOK
POLRI.
b. PERATURAN
KABAHARKAM POLRI
NO. 02 TAHUN 2011
TANGGAL 13 DESEMBER
2011 TTG PENJAGAAN
c. KEP KALEMDIKLAT
POLRI NOMOR : KEP /
422 / V / 2010 TANGGAL
21 MEI 2010 TENTANG
HANJAR PENJAGAAN
PENJAGAAN
PERTEMUAN I
PenjagaanMarkas/Kesatrian.
Penjagaan Tahanan.
Penjagaan di perbatasan.
penjagaan yang diadakan dalam rangka menghadapi
beban peningkatan tugas insidentil dalam
pelaksanaan tugas jaga pada Pos Tetap (untuk jangka
waktu tertentu).
Penjagaan Proyek Vital/Instansi, antara lain Bank Pemerintah
dan Swasta, TVRI dan RRI, Kantor Pos dan Giro.
Penjagaan pada rumah-rumah VIP, seperti juga tempat
kediaman Kapolda atau tempat penginapan Kapolri pada
waktu kunjungan ke daerah. Inilah antara lain yang dimaksud
penjagaan pada rumah-rumah VIP.
Penjagaan di Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api pada
waktu kegiatan penumpang akan berangkat dan tiba.
Pos polisi yang sifatnya bepindah-pindah dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan bermotor roda empat.
POS TAMBAHAN adalah penjagaan yang dilakukan
berdasarkan kepentingan daerah yang memerlukan
hadirnya Polri atau daerah yang memerlukan
pengawasan.
Pasar-pasar.
Jam-jam masuk dan keluar murid sekolah.
Pertandingan-pertandingan olah raga.
Tempat-tempat Hiburan .
Perayaan-perayaan.
Pesta-pesta dan sebagainya.
TRI BRATA
PENJAGAAN
PERTEMUAN II
PENGORGANISASIAN; KONFIGURASI
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN ;
ADMINISTRASI PENJAGAAN
Penjagaan Markas; ksatrian; kantor dilaksanakan di satker
tingkat Mabes sampai dengan satker kewilayahan yang
meliputi :
Satuan jajaran mabes Polri
Polda,
Polres/Ta/Tabes,
Polsek/Ta,
Polsubsektor.
1. PERLENGKAPAN POS
a) Pos penjagaan (sesuai spesifikasi teknis).
b) Perangkat CCTV.
c) Peralatan kantor (meja, kursi, tempat tidur, komputer/laptop).
d) Sabhara Kit.
2. PERLENGKAPAN SATUAN
a) Ranmor R2 : 1 unit
b) Ranmor R4 angkut personel : 1 unit
c) Ranmor R4 angkut tahanan : 1 unit
d) Alkom berikut perangkatnya : 1 unit
e) Pesawat Telepon : 1 unit
f) Megaphone : 1 unit
g) Kamera Video : 1 unit
h) Camera digital : 1 unit
i) Pesawat televisi : 1 unit
3. PERLENGKAPAN PERORANGAN
a) Pakaian PDL Sabhara.
b) Sabuk besar Sabhara timang Tri Brata.
c) Selempang Sabhara.
d) Baret.
e) Jas Hujan.
f) Tongkat ”T”.
g) Borgor.
h) Senter.
4. PERSENJATAAN
a) Revolver (untuk Danru).
b) Senjata api laras panjang V2 Sabhara.
5. JUMLAH PERSONEL
Penjagaan menggunakan sistem 3 (tiga) giliran jaga (Ploeg/ shief) dengan kekuatan :
a) 1 orang Danru
b) 9 orang Anggota
Apabila jumlah personel tidak mencukupi, disesuaikan dengan kekuatan personel yang
ada di Satwil.
KELENGKAPAN/ALAT/FASILITAS RUANGAN PENJAGAAN
1. Papan nama piket/jaga.
2. Meja dan kursi serta mesin ketik.
3. Rak senjata api.
4. Bangku panjang (bila tidak ada ruang tunggu).
5. Kapstok topi/tempat topi.
6. Jam dinding.
7. Papan tulis gantungan/papan pengumuman.
8. Rak PPPK.
9. Cermin persegi panjang (dengan tulisan sudah rapihkah anda).
10. Teks Pancasila, Tri Brata dan Catur Prasetya (cetakan sederhana).
11. Alat pemadam kebakaran.
12. Pesawat telepon.
13. Almari tanam (untuk barang titipan, dll).
14. Papan daftar penjagaan.
15. Tempat sampah.
16. Tempat abu rokok/asbak.
17. Lampu senter.
18. Lampu penerangan.
19. Borgol (kebanyakan anggota tidak memiliki).
20. Kalender.
21. Lonceng.
BUKU-BUKU YANG ADA DIPENJAGAAN
1. Buku Jadwal dan Mutasi Penjagaan.
2. Buku Register laporan Polisi.
3. Buku Register Laporan kehilangan
4. Buku Register Surat Tanda Penerimaan Laporan.
5. Buku Register Pengiriman Berita tentang laporan Kejadian.
6. Buku Register Penerimaan, Penerusan/Pengiriman Berita .
7. Buku Register situasi umum harian GK.
8. Buku Register Tahanan.
9. Buku Mutasi Tahanan.
10. Buku Berobat Tahanan.
11. Buku barang milik/titipan Tahanan.
12. Buku Makanan Tahanan.
13. Buku Besuk Tahanan.
14. Buku Kontrol Tahanan.
15. Buku Bon/Pinjam Tahanan.
16. Buku Register permintaan Visum et Repertum (VER).
17. Buku Barang Bukti.
18. Buku Tamu.
19. Buku Supervisi. dari Pimpinan/Satuan Tingkat Atas.
20. Buku Kecelakaan lalulintas.
21. Buku barang inventaris.
22. Buku Daftar Pencarian Orang (DPO dan Daftar Pencarian barang (DPB).
23. Buku Temuan.
24. Buku Register Bencana alam/Kebakaran.
25. Buku Pengiriman/Penerimaan Telephone.
1. BUKU DAFTAR JAGA
Adalah buku yang berisi kolom :
1. nama petugas jaga,
2. pangkat, Nrp,
3. jabatan dalam tugas jaga,
4. jam tugas jaga dan
5. keterangan
2. BUKU MUTASI
adalah buku yang berisi serah terima tugas jaga dan kolom
1. nomor,
2. waktu
3. uraian kegiatan
yang ditutup dengan serah terima tugas jaga dan ditandatangani petugas jaga
lama dan petugas jaga baru yang diketahui kepala satuan
3. BUKU REGISTRASI LAPORAN POLISI
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Nomor dan tanggal laporan polisi.
3. Identitas, jenis kelamin, umur dan Alamat pelapor.
4. Uraian singkat kejadian.
5. Pasal yang dilanggar.
6. Identitas tersangka.
7. Keterangan.
MACAM-MACAM BLANKO LAPORAN POLISI:
a) Formulir Model A untuk Laporan Polisi Kejahatan dan Pelanggaran yang ditemukan.
b) Formulir Model B untuk Laporan Polisi Kejahatan/Pelanggaran yang diterima.
c) Formulir Model B-1 untuk Surat Tanda Bukti Laporan Kejahatan yang diterima.
d) Formulir Model C untuk Laporan Kehilangan Barang.
e) Formulir Model C-1 untuk Surat Tanda Bukti Laporan Kehilangan Barang.
f) Formulir Model D untuk Laporan Peristiwa Kebakaran.
g) Formulir Model E untuk Laporan Bencana Alam.
h) Formulir Model F untuk Kejadian Keadaan Khusus.
i) Formulir Blanko Visum Et Repertum untuk korban Perkosaan, Luka-luka dan kondisi
mayat.
4. BUKU REGISTRASI TAHANAN
Buku registrasi tahanan adalah buku yang berisikan
kolom-kolom :
1. Nomor.
2. Nama.
3. Umur.
4. Pasal.
5. Alamat.
6. Nomor LP.
7. Nomor SPP.
8. Nomor Surat Permintaan Perpanjangan penahanan.
9. Nomor Surat Perintah Perpanjangan Penahanan.
5. BUKU BARANG MILIK TAHANAN
Buku barang milik tahanan adalah buku yang berisikan
kolom-kolom :
1. Nomor.
2. Nama Pemilik.
3. Nama Barang.
4. Jumlah Satuan.
5. Hari/tanggal titip.
6. Petugas yang menerima.
7. diserahkan kembali kepada.
8. Hari/tanggal penyerahan.
9. Keterangan.
6. BUKU REGISTRASI BARANG BUKTI
Buku registrasi barang bukti adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Penerimaan.
a) Jenis dan Jumlah Barang Bukti.
b) Nomor dan tanggal Surat tanda penerimaan.
c) Nama tersangka.
d) Nama Penyidik.
3. Pengiriman.
a. Kepada Siapa.
b. Tanggal.
c. Oleh Siapa.
d. Tanggal.
4. Penitipan/Penyimpanan.
a) Tanggal.
b) Yang menerima Penitipan/penyimpanan.
c) dasar Penitipan/Penyimpanan.
d) yang menitipkan.
7. BUKU REGISTRASI BARANG TEMUAN
Buku register barang temuan adalah buku yang
berisikan kolom-kolom:
1. Nomor urut.
2. Nomor dan tanggal laporan polisi.
3. Tanggal dan jam penemuan barang.
4. Identitas orang yang menyerahkan.
5. Macam dan jumlah barang temuan.
6. Identitas pemilik barang yang ditemukan.
7. Keterangan.
8. BUKU REGISTRASI PENCARIAN ORANG DAN BARANG
Buku register pencarian orang atau barang adalah buku yang berisikan
kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Identitas pelapor dan nomor tanggal laporan.
3. Uraian singkat kejadian.
4. Pasal yang dilanggar.
5. Identitas orang yang dicari dan identitas barang yang dicari.
6. Keterangan.
9. BUKU PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM ( VER )
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Tanggal surat permintaan.
3. Identitas korban.
4. Nomor dan tanggal laporan polisi.
5. Uraian singkat kejadian.
6. Keterangan permintaan pemeriksaan pada luka dan mayat.
7. Keterangan.
10. BUKU KONTROL TAHANAN.
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor.
2. Hari.
3. Tanggal.
4. Jam.
5. Pejabat yang mengontrol (nama, pangkat, jabatan).
6. Keterangan/Hasil.
7. Keterangan
11. BUKU BEROBAT TAHANAN
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. No reg tahanan.
2. Nama.
3. Jenis Kelamin.
4. Umur.
5. Penyakit yang diderita.
6. Berobat (tgl, tempat berobat).
7. Keterangan.
12. BUKU TAMU
Buku tamu adalah buku yang berisi kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Tanggal dan jam kedatangan tamu.
3. Identitas tamu.
4. Jenis kelamin tamu
5. Alamat tamu.
6. Identitas orang yang dituju.
7. Kepentingan tamu.
8. Tanggal dan jam kembalinya tamu.
9. Keterangan.
13. BUKU KUNJUNGAN PEJABAT
Kunjungan pejabat adalah buku administrasi yang
berisikan data-data pribadi dan kegiatan pejabat yang
ditulis pada kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Pangkat dan Nrp pejabat pengontrol.
3. Jabatan pejabat pengontrol.
4. Kesatuan pejabat pengontrol.
5. Maksud dan tujuan kunjungan pejabat pengontrol.
6. Keterangan yang berisikan perintah, pesan dan kesan
pejabat pengontrol.
7. Waktu kedatangan pejabat pengontrol
14. BUKU REGISTRASI PATROLI
PERTEMUAN III
OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN
PERTEMUAN IV
PRAKTEK
SERAH TERIMA TUGAS JAGA
Ka Jaga Lama dan Baru beserta anggotanya
masing - masing membentuk barisan bersaf
dan saling berhadapan (Petugas jaga lama
membelakangi penjagaan dan Petugas Jaga
Baru menghadap penjagaan).
Setelah masing-masing ploeg / regu / kelompok disiapkan,
maka Kapolsek/ Ka SPKT mengambil tempat di sebelah
kanan agak ke tengah dari KaJaga Lama dengan
memerintahkan " Serah terima tugas jaga
dimulai, perintah diulang oleh Kas Jaga lama,
dilanjutkan memberikan aba-aba "kepada Kapolsek / Ka
SPKT :
" Hormat gerak". setelah dibalas "Tegak gerak ".
Selesai penghormatan kedua Ka Jaga maju, Ka Jaga
lama berada dikanan dan Ka jaga baru berada di kiri,
selanjutnya Ka Jaga Lama memberi aba-aba
"luruskan, ----- Lurus" kemudian melapor. : "Lapor
Serah Terima Tugas Jaga Siap Dimulai", lalu Kapolsek
/ Ka SPKT memberi perintah "Lanjutkan" dan perintah
diulangi oleh Ka Jaga lama, lalu memberi aba-aba
"balik kanan gerak" dan menuju tempat semula.
Penghormatan antar Regu Jaga:
♣ Ka Jaga Lama memberikan aba-aba:
"kepada Petugas Jaga Baru " dan
Ka Jaga Baru memberikan aba-aba:
"kepada Petugas Jaga Lama"
Hormat gerak dan tegak gerak" (diucapkan
bersama-sama oleh Ka Jaga Lama dan Baru).
Kemudian Ka Jaga Lama dan Baru hadap serong
kiri, melaksanakan serah terima penjagaan,
Ka jaga lama mengucapan "Dengan ini tugas dan
tanggung jawab jaga diserahkan kepada
petugas jaga baru dalam keadaan aman dan
tertib beserta barang inventaris lengkap "
♣ Ka Jaga Baru menjawab "Dengan ini
tugas dan tanggung jawab diterima dalam
keadaan aman dan tertib "
kemudian Ka jaga Lama dan baru kembali
hadap serong kanan.
Kemudian Ka jaga baru memberikan aba-aba :
" kepada petugas jaga lama”,
dan Ka jaga lama memberikan aba-aba :
" kepada petugas jaga baru,
“ Hormat gerak, dan tegak gerak " (diucapkan
bersama- sama oleh Ka jaga baru dan lama).
♣ Kedua Ka Jaga menghadap Ka SPKT/Kapolsek,
dengan kedudukan Ka Jaga baru disebelah
kanan,
kemudian memberi aba-aba " luruskan, -----
lurus dan melapor " Tugas jaga telah
dilaksanakan, laporan selesai
kemudian Ka SPKT/Kapolsek memberikan
perintah
" kembali ketempat ", perintah diulang,
dilanjutkan dengan aba-aba " balik kanan
gerak"
menuju ketempat semula
♣ Ka SPKT/Kapolsek memberikan
pengarahan / APP, sebelumnya
memberi aba-aba
" istirahat ditempat gerak ",
dilanjutkan APP.
♣ Ka SPKT/Kapolsek memberikan aba-aba
" APP selesai "
perintah diulang oleh Ka Jaga Baru, selanjutnya
kedua Ka jaga baru memberikan aba-aba
" siap gerak " ---- kepada Ka SPKT/ Kapolsek,
" Hormat gerak" setelah dibalas " tegak gerak "
Kedua Kajaga, mengambil posisi didepan anggotanya,
dengan memberikan aba-aba " Istirahat ditempat gerak
", dilanjutkan "siap gerak" Berdoa mulai .............
selesai , kemudian beri aba-aba " bubar jalan "
selanjutnya kedua Ka jaga mendampingi Ka SPK/Kapolsek,
menuju ruang Penjagaan chek terhadap barang
inventaris, dan lakukan tanda tangan di Buku Mutasi
jaga, daftar Inventaris serta laporan hasil pelaksanaan
tugas jaga oleh Ka Jaga lama.
CATATAN
♣ Upacara serah terima tugas jaga, apabila bersenjata api bahu,
penghormatan antar regu / Pok jaga disesuaikan.
♣ Jajar kehormatan (Jarmat) diberikan kepada Presiden/Wk
Presiden / Para Diplomat asing dan dilaksanakan oleh pasukan yang
dipimpin oleh seorang Perwira.
♣ Jajar Hormat (Jarmat) diberlakukan pada Kapolri, Pati, dan Para
Kapolda yang dilaksanakan oleh pasukan/regu yang dipimpin oleh
seorang Perwira.
♣ Waka jaga lama/baru berada diruang penjagaan dengan kegiatan
chek barang inventaris disesuaikan dengan Buku register Inventaris
Penjagaan, menerima, meminta informasi, memperhatikan petunjuk
dan perintah pimpinan.
TRI BRATA
PENJAGAAN
OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN
PERTEMUAN V
OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN
PERTEMUAN VI
OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN
PERTEMUAN VII
OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN
PERTEMUAN VIII
PERTEMUAN IX
a.Anggota Polri;
a. 12 tahun < a. LAKI-LAKI a. narkoba; b. Menderita
18 tahun b. PEREMPUA b. Terorisme penyakit
b. 18 tahun N /separatis; menular
keatas c. lalu lintas c. Kepentingan
penyidikan
berupa:
a. pembinaan kerohanian dan jasmani;
b. makanan;
c. pemeriksaan kesehatan;
d. pakaian Tahanan;
e. waktu kunjungan; dan
f. menyampaikan keluhan.
a. Ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
b. Ceramah/penyuluhan agama.
c. Kegiatan perayaan keagamaan.
d. Membaca buku agama.
e. Kegiatan olahraga.
f. Hak politik dan hak keperdataan
g. Pembinaan disiplin berupa:
1. apel untuk pengecekan setiap pagi/malam;
2. kebersihan.
Setiap Tahanan berhak mendapatkan makanan yang telah
ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Tahanan yang sakit, hamil, menyusui dan anak-anak dapat
diberikan makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter.
Makan Tahanan wajib memperhatikan syarat kebersihan dan
kesehatan (hygienemakanan).
Setiap Tahanan dapat menerima makanan dan/atau minuman dari
keluarganya pada saat kunjungan, setelah mendapat izin petugas jaga.
Makanan dan/atau minuman sebelum diserahkan kepada Tahanan, harus
diperiksa terlebih dahulu oleh petugas jaga.
Setiap Tahanan yang berpuasa pada bulan ramadhan diberikan makanan
dan/atau minuman tambahan.
Setiap Tahanan yang ditempatkan pada Ruang
Tahanan Polri wajib dilakukan pemeriksaan kesehatan
terlebih dahulu oleh tenaga medis Polri/umum.
Dalam hal keadaan darurat atau Tahanan sakit keras,
petugas jaga segera menghubungi/mendatangkan
tenaga medis Polri/umum ke Ruang Tahanan Polri
atau membawa ke Poliklinik/Puskesmas/rumah sakit
Polri/umum.
Dalam hal Tahanan sakit dan memerlukan perawatan
lebih lanjut, pelayanan kesehatan dapat dilakukan di
luar Ruang Tahanan Polri dengan penjagaan dan
pengawalan oleh anggota Polri sesuai dengan
prosedur
Tahanan Polri yang meninggal dunia, Kepala Ruang Tahanan Polri atau Kepala
Jaga segera memberitahukan kepada:
a. Penyidik/Atasan penyidik; dan
b. keluarga Tahanan yang meninggal dunia.
Dalam hal Tahanan titipan dari instansi lain meninggal dunia, Kepala Ruang
Tahanan Polri atau Kepala Jaga segera memberitahu kepada pejabat dari instansi
lain yang menitipkan Tahanan.
Tahanan Polri yang meninggal dunia dimintakan visum et repertum dari dokter
yang berwenang dan segera memberitahukan kepada keluarga Tahanan yang
meninggal dunia.
Sebelum jenazah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan, petugas
mengambil sidik jari, untuk memastikan bahwa jenazah merupakan Tahanan
yang tercantum dalam dokumen yang sah.
Jenazah Tahanan yang tidak diambil keluarganya dalam waktu paling lama 2 x 24
(dua kali dua puluh empat) jam sejak meninggal dunia dan telah diberitahukan
kepada keluarga atau ahli warisnya, petugas jaga memberitahukan kepada
Penyidik dan pelaksanaan pemakaman dikoordinasikan dengan Dinas Sosial.
Petugas jaga mengumpulkan barang-barang milik Tahanan yang meninggal
dunia dan segera menyerahkan kepada keluarganya, serta dibuat berita acara
penyerahan yang ditandatangani oleh keluarga Tahanan yang menerima dan
penyidik yang menyerahkan.
Barang-barang milik Tahanan yang meninggal dunia dan tidak diambil oleh
keluarganya dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan, diserahkan kepada
negara.
Dalam hal barang-barang diduga mengandung bibit penyakit yang berbahaya,
segera dimusnahkan setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter dan
dibuat berita acara pemusnahan.
Tahanan wajib memakai pakaian Tahanan yang telah ditetapkan oleh Polri.
Tahanan yang akan melaksanakan kegiatan ibadah, olah raga, peringatan hari
besar nasional dan izin khusus dapat menggunakan pakaian sendiri dengan
memperhatikan kesopanan.
Tahanan diberi hak untuk menerima kunjungan dari:
a. keluarga dan/atau sahabat;
b. dokter pribadi;
c. rohaniwan;
d. penasihat hukum;
e. guru;
f. pengurus dan/atau anggota organisasi sosial kemasyarakatan.
Kunjungan dilaksanakan:
a.pada jam kerja setiap hari selasa dan Kamis;
b. pada hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Galungan, Waisak, Imlek dan
Kemerdekaan RI;
c. dalam situasi tertentu dengan seizin penyidik
Waktu kunjungan Tahanan titipan dari instansi lain, dan pengunjung Tahanan
harus mendapat izin dari instansi yang menitip.
Pengunjung Tahanan warga negara asing, harus mendapat izin dari
kedutaan/konsulat.
Petugas jaga wajib meneliti dan mencatat identitas pengunjung serta memeriksa
barang yang dibawanya secara manual dan/atau alat metal detector serta
pemeriksaan badan pengunjung yang dilakukan sebelum dan setelah waktu besuk
Tahanan selesai.
Ketentuan lain kunjungan tahanan, antara lain:
a. waktu kunjungan paling lama 30 menit;
b. jumlah Pengunjung tahanan paling banyak 3 (tiga) orang;
c. kunjungan tahanan tidak dipungut biaya;
d. tahanan yang dikunjungi wajib mengenakan pakaian tahanan.
Setiap Tahanan berhak menyampaikan keluhan tentang perlakuan pelayanan
petugas atau sesama Tahanan kepada Pejabat pengemban fungsi Tahti/Kepala
Ruang Tahanan.
Keluhan disampaikan apabila perlakuan dirasakan dapat mengganggu dalam
mengikuti program perawatan, pelayanan, keamanan dan ketertiban.
Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari ruang tahanan Polri untuk:
a. kepentingan penyidikan;
b. kepentingan pribadi Tahanan; dan
c. keadaan perlu dan mendesak.
Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari ruang tahanan Polri untuk kepentingan penyidikan diberikan dalam
rangka:
a. pemeriksaan;
b. rekonstruksi;
c. pengembangan kasus; dan
d. penangguhan penahanan.
Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan pribadi diberikan apabila Tahanan mengajukan izin untuk
keperluan:
a. berobat atau pemeriksaan kesehatan;
b. menjenguk keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia;
c. menjadi wali dalam upacara pernikahan; dan
d. pembagian warisan.
Izin Pengeluaran Tahanan sementara diberikan berdasarkan penilaian dari penyidik/atasan penyidik.
Pengeluaran Tahanan dalam keadaan perlu dan mendesak karena:
a. bencana alam;
b. kebakaran; dan
c. kerusuhan.
Tahanan dapat dikeluarkan sementara untuk kepentingan penyidikan
dilakukan dengan cara peminjaman/Bon Tahanan oleh penyidik.
Peminjaman/Bon Tahanan wajib dibuat secara tertulis oleh penyidik yang
menangani perkara dengan diketahui oleh penyidik/atasan penyidik yang
dibuat rangkap tiga, satu untuk arsip peminjam, satu diserahkan pada
Kepala Jaga Tahanan, dan satu untuk tembusan pejabat pengemban
fungsi Tahti.
Peminjaman/Bon Tahanan diserahkan kepada petugas jaga Tahanan untuk
diketahui dan dicatat dalam buku mutasi Tahanan.
Peminjaman/Bon Tahanan ditunjukkan kepada Tahanan dan Tahanan
dimaksud dikeluarkan dari ruang Tahanan.
Petugas jaga Tahanan memeriksa keadaan fisik Tahanan, dan dicatat
dalam buku mutasi Tahanan serta diketahui oleh Penyidik/atasan Penyidik
selanjutnya tanggung jawab keamanan beralih kepada petugas
Penyidik/atasan Penyidik yang membawa/meminjam Tahanan, selama
masa peminjaman.
Pengembalian Tahanan yang dibon dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Tahanan yang dibon, wajib diserahkan kembali oleh penyidik/atasan
penyidik kepada petugas jaga Tahanan dan dicatat dalam buku mutasi
Tahanan;
b. sebelum dimasukkan kedalam Ruang Tahanan, petugas jaga Tahanan
harus lebih dahulu memeriksa kondisi fisik/kesehatan Tahanan; dan
c. apabila saat menerima pengembalian Tahanan terdapat perubahan
kondisi fisik Tahanan petugas jaga harus membuat Laporan Polisi untuk
proses lebih lanjut.
Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan berobat dilakukan dengan ketentuan:
a. Tahanan yang menderita sakit dan memerlukan perawatan segera, Kepala Jaga
menghubungi dokter kepolisian setempat untuk memberikan pengobatan;
b. dalam hal tidak terdapat dokter Kepolisian terdekat, Kepala Jaga segera membawa Tahanan
ke Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik Kesehatan atau dokter praktek terdekat;
c. Kepala Jaga paling lambat 1 x 24 jam wajib melaporkan kepada pejabat pengemban fungsi
Tahti/Kepala Ruang Tahanan, Penyidik, dan Pejabat yang menitipkan Tahanan;
d. sebelum Tahanan meninggalkan Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan berobat, Petugas
Jaga Tahanan wajib mencatat dalam buku mutasi;
e. Tahanan yang sakit selama berada di luar Ruang Tahanan Polri wajib dikawal dan dijaga oleh
anggota Polri yang dilengkapi dengan surat perintah tugas;
f. Tahanan yang keluar Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan berobat harus segera kembali
ke Ruang Tahanan Polri;
g. Petugas Jaga wajib melaporkan kepada Kepala Jaga Tahanan atau Kepala Ruang Tahanan
setelah Tahanan kembali dari pengobatan dan dicatat dalam buku mutasi.
h. Dalam hal Tahanan memerlukan rawat inap sesuai rekomendasi dokter Polri, Petugas Jaga
Tahanan wajib melaporkan kepada Penyidik atau Pejabat yang menitipkan Tahanan untuk
proses lebih lanjut
Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari Ruang Tahanan untuk kepentingan pemeriksaan
kesehatan yang mengidap penyakit tertentu, antara lain penyakit jantung, diabetes mellitus,
ginjal, hepatitis, HIV/AIDS dilakukan dengan ketentuan:
a. untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan dokter di luar Ruang Tahanan Polri;
b. Polri diberikan izin oleh Penyidik yang diketahui dan ditandatangani atasan Penyidik
setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Polri.
Sebelum Penyidik memberikan izin kepada Tahanan untuk kepentingan pemeriksaan
kesehatan di luar Ruang Tahanan Polri wajib memperhatikan permohonan tertulis dari:
a. Tahanan;
b. keluarga;
c. penasihat hukum; atau
d. dokter yang merawat Tahanan sebelumnya.
Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan
pemeriksaan kesehatan wajib diketahui oleh pejabat pengemban fungsi Tahti/Kepala Ruang
Tahanan Polri.
Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan
menjeguk keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia,dengan ketentuan:
a. yang mengalami musibah:1. orang tua kandung/mertua; 2. istri/suami; 3. anak; 4. saudara
kandung.
b. sebelum Penyidik memberikan izin kepada Tahanan wajib memperhatikan permohonan
tertulis dari: 1. keluarga; 2. penasihat hukum.
c. permohonan tertulis wajib dilampirkan surat keterangan dokter dengan menjelaskan
kondisi keluarga yang sakit keras atau surat keterangan kematian;
d. Pengeluaran Tahanan wajib diketahui oleh Pejabat Pengemban fungsi Tahti/Kepala Ruang
Tahanan;
e. Petugas Jaga Tahanan wajib mencatat dalam buku mutasi, sebelum Tahanan meninggalkan
Ruang Tahanan Polri;
f. Tahanan selama berada di luar Ruang Tahanan Polri dikawal dan dijaga oleh anggota Polri
yang dilengkapi dengan surat perintah tugas;
g. Tahanan setelah selesai menjenguk keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia wajib
segera kembali ke Ruang Tahanan Polri;
h. Petugas Jaga Tahanan wajib melaporkan kepada Kepala Jaga setelah kembali menjenguk
keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia dan dicatat dalam buku mutasi
Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan menjadi wali dalam acara
pernikahan, dilakukan dengan ketentuan:
a. yang akan menikah anak kandung;
b. sebelum Penyidik memberikan izin kepada Tahanan s wajib memperhatikan
permohonan tertulis dari:
1. keluarga; dan/atau
2. penasihat hukum.
c. permohonan izin wajib dilampirkan:
1. asli Kartu keluarga;
2. surat bukti pendaftaran pernikahan dari KUA atau Kantor Catatan Sipil;
3. undangan pernikahan.
Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan pembagian warisan,
dilakukan dengan ketentuan:
a. sebelum Penyidik memberikan izin sementara keluar Ruang Tahanan Polri wajib
memperhatikan permohonan tertulis dari:
1. keluarga;
2. penasihat hukum.
b. permohonan izin wajib dilampirkan surat keterangan dari Kepala Desa dan/atau
Notaris yang menjelaskan mengenai rencana pembagian warisan yang
mewajibkan kehadiran Tahanan;
c. Pengeluaran Tahanan wajib diketahui oleh penyidik dan Pejabat Pengemban
fungsi Tahti/Kepala Ruang Tahanan;
d. Petugas Jaga Tahanan wajib mencatat dalam buku mutasi, sebelum Tahanan
meninggalkan Ruang Tahanan Polri;
e. Tahanan selama berada di luar Ruang Tahanan Polri dikawal dan dijaga oleh
anggota Polri yang dilengkapi dengan surat perintah tugas;
f. Tahanan setelah selesai menjadi wali dalam kepentingan pembagian waris wajib
segera kembali ke Ruang Tahanan Polri;
Tahanan dikeluarkan dengan alasan bebas demi hukum, habis masa
penahanan, pengalihan jenis penahanan, dipindahkan ke Ruang Tahanan
lain atau Lapas dilakukan berdasarkan Surat Perintah Pengeluaran
Tahanan yang dikeluarkan oleh penyidik dengan ketentuan:
a. Penyidik menyampaikan Surat Perintah Pengeluaran Tahanan kepada
Kepala jaga dengan tembusan pejabat pengemban fungsi tahti/Kepala
Ruang Tahanan;
b. Kepala Jaga mencatat dalam buku mutasi Pengeluaran Tahanan;
c. Petugas Jaga sebelum mengeluarkan Tahanan wajib memeriksa
keadaan fisik Tahanan dan dicatat dalam buku mutasi yang diketahui
dan ditandatangani oleh penyidik;
d. Kepala Jaga menyerahkan barang-barang milik Tahanan yang dititipkan
dengan membuat tanda terima, ditandatangani oleh yang
menyerahkan dan menerima.
Perawatan Tahanan di lingkungan Polri dilaksanakan oleh:
a. Kabagtahti Biro Perencanaan Administrasi (Rorenmin) Badan
Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pada Rumah Tahanan
Bareskrim Polri;
b. Kabagtahti Biro Pembinaan Operasional (Robinopsnal) Badan
Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri pada Ruang Tahanan
Ditpolair Baharkam Polri;
c. Kasubbagtahti Bagian Operasional Detasemen Khusus 88 AT
(Densus 88 AT) Polri pada Cabang Rumah Tahanan Mako Brimob;
d. Dirtahti pada Ruang Tahanan Polda;
e. Kasattahti pada Ruang Tahanan Polres; dan
f. Kepala Urusan Tahanan dan Barang Bukti (Kaurtahti) pada Ruang
Tahanan Polsek.
Pejabat pengemban fungsi Tahti dalam pelaksanaan tugas
Perawatan Tahanan dibantu oleh 3 (tiga) unit petugas jaga,
masing-masing unit terdiri dari:
a. Kepala Jaga,
b. Wakil Kepala Jaga,
c. Anggota jaga, paling sedikit 2 (dua) anggota jaga atau
disesuaikandengan kebutuhan.
a. menerima, mendata, menempatkan dan mengeluarkan Tahanan;
b. memeriksa administrasi penahanan;
c. memeriksa badan dan kesehatan Tahanan yang keluar maupun masuk
Ruang Tahanan Polri;
d. memeriksa secara periodik dan insidentil paling sedikit 3 (tiga) kali seminggu
antara lain jumlah, kesehatan dan kegiatan Tahanan serta kondisi ruang
Tahanan;
e. memeriksa/menggeledah Ruang Tahanan Polri;
f. mencatat dalam kegiatan jaga Tahanan;
g. menjaga keamanan dan ketertiban pada Ruang Tahanan Polri;
h. menyimpan barang titipan milik Tahanan;
i. mencatat identitas Penyidik dan memeriksa administrasi Bon Tahanan dan
nomor telepon/HP yang sewaktu-waktu dapat dihubungi;
j. melaporkan atas setiap kejadian yang menonjol yaitu Tahanan sakit,
meninggal dunia, dan melarikan diri kepada pejabat pengemban fungsi
tahti/Kepala Ruang Tahanan;
k. melarang pengambilan gambar/liputan dalam ruang tahanan;
l. menjaga terhadap kemungkinan yang terjadi.
petugas jaga melakukan tindakan sebagai berikut:
1. segera mengumpulkan Tahanan yang masih ada dan
diperintahkan untuk masuk kamar Tahanan masingmasing
dan dikunci;
2. melapor kepada atasan untuk mengambil tindakan lebih
lanjut;
3. mengisolasi tempat larinya Tahanan agar lokasi/ruangan
tersebut tidak digunakan;
4. melaporkan kepada penyidik yang melakukan penahanan.
Dalam menjaga keamanan dan ketertiban Ruang Tahanan, petugas
jaga melarang Tahanan untuk:
a. membuat keributan;
b. membawa alat komunikasi dan elektronik;
c. memakai/membawa ikat pinggang, tali, alat atau senjata tajam
yang dapat membahayakan diri sendiri dan/atau Tahanan lain;
d. melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan;
e. memasukan, menyimpan, memakai, dan mengedarkan narkoba;
f. melakukan perbuatan cabul terhadap sesama Tahanan;
g. membawa uang;
h. bermain judi; dan
i. melakukan pelanggaran atau tindak pidana lainnya
(1) Pejabat bertanggung jawab kepada atasan
secara berjenjang.
(2) Tanggung jawab yuridis atas Tahanan berada
pada penyidik yang melakukan penahanan
sesuai dengan tingkat pemeriksaan.
(3) Tanggung jawab fisik atas Tahanan berada
pada Petugas Jaga Tahanan, Kepala Jaga
Tahanan, pejabat pengemban fungsi
Tahti/Kepala Ruang Tahanan.
a. ruang penjagaan Tahanan;
b. ruang Tahanan;
c. Mandi, Cuci, Kakus (MCK);
d. ruang kunjungan;
e. ruang makan;
f. ruang ibadah;
g. ruang olah raga;
h. tempat penyimpanan barang titipan Tahanan;
i. sarana angkutan/kendaraan Tahanan;
j. kelengkapan Ruang Tahanan.
a. buku register;
b. tongkat polisi;
c. borgol;
d. lampu senter/emergency lamp;
e. kunci gembok dan tempat penyimpanannya;
f. kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK);
g. kotak surat perintah penahanan;
h. alat komunikasi;
i. alarm/lonceng;
j. Closed Circuit Television (CCTV);
k. hydran/tabung pemadam kebakaran;
l. alat kejut listrik;
m. metal detector;
n. televisi.
Sarana angkutan/kendaraan Tahanan digunakan
mengangkut Tahanan dari satu tempat ke
tempat lain, disertai dengan petugas
pengawalan untuk:
a. pemeriksaan dalam proses Penyidikan;
b. proses penyerahan tahap II kepada Jaksa
Penuntut Umum;
c. berobat ke Rumah Sakit; dan
d. dipindahkan ke tempat penahanan lain.
Pengawasan dan pengendalian Perawatan Tahanan pada tingkat Mabes
Polri oleh:
a. Karorenmin Bareskrim Polri, untuk Tahanan pada Ruang Tahanan
Bareskrim Polri;
b. Karobinopsnal Baharkam Polri untuk Tahanan pada Ruang Tahanan
Direktorat Polair Baharkam Polri;
c. Kabagops Densus 88 AT Polri dan Kabagops Korbrimob Polri untuk
Tahanan Densus 88 AT Polri pada Ruang Tahanan Korbrimob Polri.
Pengawasan dan pengendalian Perawatan Tahanan berada di bawah
koordinasi Kabareskrim Polri.
Pengawasan dan pengendalian Perawatan Tahanan dilaksanakan melalui
kegiatan:
a. supervisi;
b. monitor dan evaluasi;
c. bimbingan teknis dan arahan.
Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan pada tingkat Polda, berada pada
Dirtahti.
Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan dilaksanakan melalui kegiatan:
a. supervisi;
b. monitor dan evaluasi; dan
c. bimbingan teknis dan arahan.
Dirtahti melaporkan secara berkala pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan kepada Kabareskrim Polri
Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan Pada tingkat Polres, berada pada
Kasattahti.
Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan dilaksanakan melalui kegiatan:
a. supervisi;
b. monitor dan evaluasi; dan
c. bimbingan teknis dan arahan;
Kasattahti melaporkan secara berkala
pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan kepada Dirtahti Polda.
Pada tingkat Polsek, tanggung jawab
pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan berada pada Kaur Tahti dan
melaporkan secara berkala kepada Kasattahti
Polres.
TRI BRATA
PENJAGAAN
OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN
PERTEMUAN X
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN
2010
tentang
TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI
DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Barang Bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik untuk keperluan
pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan.
Barang Temuan sebagai barang bukti adalah benda bergerak atau tidak
bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang ditinggalkan atau ditemukan
masyarakat atau penyidik karena tersangka belum tertangkap atau melarikan
diri dan dilakukan penyitaan oleh penyidik.
Pengelolaan Barang Bukti adalah tata cara atau proses penerimaan,
penyimpanan, pengamanan, perawatan, pengeluaran dan pemusnahan benda
sitaan dari ruang atau tempat khusus penyimpanan barang bukti.
Tempat Penyimpanan Barang Bukti adalah ruangan atau tempat khusus yang
disiapkan dan ditetapkan berdasarkan surat ketetapan oleh Kepala Satuan Kerja
(Kasatker) untuk menyimpan benda-benda sitaan penyidik berdasarkan sifat dan
jenisnya yang dikelola oleh pengemban fungsi pengelolaan barang bukti.
a. hasil penyidikan tindak pidana;
b. hasil penindakan pelanggaran lalu lintas.
Barang bukti temuan yang telah disita penyidik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam
wajib diserahkan kepada Pengemban Fungsi Pengelolaan Barang Bukti.
Pengemban Fungsi Pengelolaan Barang Bukti yang menerima
penyerahan wajib melakukan pencatatan ke dalam buku register dan
disimpan pada tempat penyimpanan barang bukti.
Dalam hal barang bukti temuan berupa benda yang mudah rusak atau
membahayakan, sehingga tidak mungkin untuk disimpan, dapat diambil
tindakan sebagaimana diatur dalam Hukum Acara Pidana.
Dalam hal barang bukti temuan berupa narkotika jenis tanaman, dalam
waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam wajib dimusnahkan sejak
saat ditemukan, setelah sebagian disisihkan untuk kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
a. tingkat Mabes Polri
1. Bagian Tahanan dan Barang Bukti (Bagtahti) Bareskrim Polri;
2. Bagtahti Baharkam Polri;
3. Subbagian Tahanan dan Barang Bukti (Subbagtahti) Korlantas Polri; dan
4. Subbagtahti Densus 88 AT Polri;
b. tingkat Polda oleh Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda;
c. tingkat Polres oleh Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Sattahti) Polres; dan
d. tingkat Polsek oleh Urusan Tahanan dan Barang Bukti (Urtahti) Polsek.
diatas Rp. 5.000.000,- disimpan pada
rekening penampungan barang bukti
dibawah Rp. 5.000.000,- disimpan pada
brankas pengemban fungsi barang bukti
disimpan di brankas atau safety box bank;
OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN
PERTEMUAN XI
PELAYANAN MASYARAKAT
Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam pelayanan masyarakat :
1. Tanggap terhadap gangguan kamtibmas (segera bertindak ketika
terjadi gangguan Kabtibmas).
2. Tidak membeda-bedakan kepada siapa pelayanan diberikan (tidak
diskriminasi).
3. Cepat dan responsif terhadap keinginan masyarakat (segera datang
ke Tempat Kejadian Perkara).
4. Tidak meminta dan menerima imbalan baik barang/ uang serta
mengancam/menakut-nakuti masyarakat dengan hukuman dan
ancaman yang berat.
5. Tidak arogan, Menimbulkan rasa aman terhadap masyarakat yang
dilayani (menciptakan suasana dan cara berkomunikasi yang
mendorong masyarakat untuk berani mendatangi kantor polisi dan
berani menyampaikan keluhan serta bebas melaporkan permasalahan
yang dihadapi).
6. Memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat
(menciptakan situasi dimana masyarakat tidak diserang baik secara
fisik maupun psikis).
7. Ramah, sopan dan simpatik (rendah hati, jujur, tulus dan ikhlas).
Tata Cara Pelayanan terhadap tamu/masyarakat yang datang ke
penjagaan.
A. Menyambut tamu di penjagaan
Segera sambutlah tamu . jangan dibiarkan sambil berdiri. Salami
dengan ucapan selamat pagi, siang atau malam dengan ramah dan
sopan.
B. Melayani tamu
1. Mempersilahkan tamu duduk pada kursi yang ada.
2. Perkenalkan diri kemudian tawarkan kepada tamu dan hal
(kepentingan) apa yang dapat dibantu serta tanyakan dan catat
nama serta identitas tamu tersebut ke dalam buku mutasi
penjagaan.
3. Arahkan tamu ke tempat yang akan dituju.
4. Berikan kesan bersahabat sebelum pulang, berdiri dan salami serta
antarkan sampai ke tempat yang dituju bila memungkinkan dan
jangan lupa ucapkan terima kasih serta berikan salam.
C. Mengantar Tamu
Berikan kesan bersahabat sebelum tamu meninggalkan penjagaan,
berdiri dan salami serta antarkan sampai ke pintu dan jangan lupa
ucapkan terima kasih.
1. Apabila pesawat telephone berdering, segera angkatlah gagang telephone.
a) Berikan salam, sebutkan Nama Kesatuan, Nama dan Pangkat si
penerima.
b) Tanyakan identitas yang berbicara, tanyakan apa yang dapat dibantu.
c) Suara hendaknya jelas, berwibawa, jangan terlalu keras tetapi tidak
boleh lemah.
d) Kata-kata yang diucapkan harus sopan dan jelas diterima bagi orang
lain.
e) Berikan jawaban yang baik dalam setiap menerima telephone.
2. Catat semua pembicaraan melalui telepon, dengan memuat :
a) Dari mana.
b) Untuk siapa.
c) Isi berita.
d) Kapan diterima (tanggal dan jam).
e) Tutup pembicaran telephone dengan ucapan terima kasih dan salam
dengan meletakkan gagang telephone pada tempatnya dengan baik.
Jangan sekali-kali meletakkan gagang telephone dengan keras
Cara Pengiriman Berita atau Laporan melalui Pesawat Telephone :
a. Putar atau tekan nomor yang dituju.
b. Ucapkan selamat pagi/siang/sore/malam.
c. Beritahukan akan bicara dengan siapa, nama, pangkat.
d. Apabila penerima tidak menguasai atau kurang jelas tentang
berita yang dikirim, berikan penjelasan yang bijaksana.
e. Berikan ucapan terima kasih dan ucapkan selamat
pagi/siang/sore/malam.
f. Tutup pembicaraan telephone dengan cara meletakkan gagang
telephone pada tempatnya dengan baik. Jangan sekali-kali
meletakkan gagang telephone dengan keras.
Pelayanan berita melalui pesan sms (pesan singkat HP).
1. Baca dengan teliti isi beritanya, bila ada yang tidak jelas
telepon kembali ke pengirim untuk mengirimkan ulang
pesan sms yang dimaksud.
2. Catat hari, tanggal, waktu, No. HP dan isi pesan sms ke
dalam buku mutasi.
3. Antar pesan sms tersebut ke pimpinan atau alamat yang
dituju.
4. Segera menindaklanjuti berita atau laporan sesuai
perintah pimpinan.
1. Berita tertulis diantar langsung ke penjagaan oleh si penulis atau
Kurir.
Segera sambut tamu . jangan dibiarkan berdiri dalam waktu yang
lama, salami dengan ucapan selamat pagi, siang atau malam
dengan ramah dan sopan.
Mempersilahkan tamu duduk pada kursi yang ada.
Perkenalkan diri kemudian tawarkan jasa apa yang dapat
dibantu serta tanyakan dan catat nama serta identitas secara
lengkap tamu tersebut ke dalam buku mutasi penjagaan.
Buka dan teliti isi surat serta catat dalam buku register.
Berikan kesan bersahabat sebelum pulang, berdiri dan salami
serta antarkan sampai ke pintu keluar penjagaan dan jangan lupa
ucapkan terima kasih serta berikan salam.
Antar surat tersebut ke pimpinan atau alamat yang dituju.
2. Dikirim melalui jasa pos
Segera sambut tukang pos (pengantar surat), jangan
dibiarkan berdiri dalam waktu yang cukup lama. Salami
dengan ucapan selamat pagi, siang atau malam dengan
ramah dan sopan.
Tanyakan dengan sopan, untuk siapa surat yang di antar.
Berikan kesan bersahabat sebelum pulang, berdiri dan
salami serta antarkan sampai ke pintu keluar penjagaan
dan jangan lupa ucapkan terima kasih serta berikan salam.
Buka dan teliti isi surat serta catat dalam buku register.
Antar surat tersebut ke pimpinan atau alamat yang dituju.
Baca dengan teliti isi beritanya, bila ada
yang tidak jelas telepon kembali ke pengirim
untuk mengirimkan ulang faximile yang
tidak jelas.
Catat ke dalam buku mutasi.
Antar faximile tersebut ke pimpinan atau
alamat yang dituju.
TRI BRATA