Anda di halaman 1dari 225

PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
 . DASAR
a. UU RI NO. 2 / 2002
TENTANG TUGAS POKOK
POLRI.
b. PERATURAN
KABAHARKAM POLRI
NO. 02 TAHUN 2011
TANGGAL 13 DESEMBER
2011 TTG PENJAGAAN
c. KEP KALEMDIKLAT
POLRI NOMOR : KEP /
422 / V / 2010 TANGGAL
21 MEI 2010 TENTANG
HANJAR PENJAGAAN
PENJAGAAN

PERTEMUAN I

PENGERTIAN; TUGAS; FUNGSI; PERANAN; TUJUAN;


SASARAN; PERSYARATAN PETUGAS; BENTUK -
BENTUK PENJAGAAN
SABHARA merupakan singkatan dari samapta bhayangkara yang berarti
fungsi kepolisian yang harus selalu siap siaga untuk mencegah supaya
tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.Sabhara
merupakan salah satu fungsi operasional kepolisian yang di beri tugas
dan wewenang bersifat preventif.
FUNGSI TEKNIS SABHARA adalah sekelompok pekerjaan,
kegiatan, usaha yang memerlukan keahlian dan keterampilan
khusus Sabhara Polri dalam rangka menyelenggarakan tugas
pokok Polri (terutama tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya
preventif).
 PENJAGAAN adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh anggota Polri yang bersifat
preventif dengan memberikan perlindungan,
pengayoman, pelayanan dan memelihara
keselamatan jiwa dan harta benda untuk
kepentingan masyarakat dan kepentingan
negara.
 PENJAGAAN MARKAS atau perkantoran adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota
Polri untuk menjaga keamanan Markas atau
perkantoran yang menjadi tanggung jawabnya.
 PENJAGAAN TAHANAN adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota
Polri untuk memberikan perlindungan dan
pengawasan terhadap tahanan dalam
pelaksanaan proses hukum.
 PENJAGAAN OBYEK TERTENTU LAINNYA
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
anggota Polri untuk memberikan keamanan
terhadap obyek tertentu lainnya.
1. Mencegah atau menangkal segala bentuk tindak
kejahatan atau pelanggaran di daerah tanggung
jawabnya masing-masing, baik bersifat pos tetap, pos
sementara dan pos bergerak (Mobile).
2. Memberikan pelayanan, antara lain menerima laporan
atau pengaduan dari masyarakat.
3. Monitor secara aktif setiap saat segala bentuk gangguan
kamtibmas yang terjadi pada seluruh jajaran Polri di
wilayahnya.
4. Sampaikan secara cepat dan tepat setiap kejadian
segala bentuk kejadian atau gangguan kamtibmas yang
terjadi di wilayahnya kepada satuan tingkat atas guna
mendapatkan petunjuk lanjut.
FUNGSI PENJAGAAN adalah salah satu tugas pokok
Kepolisian yang bersifat preventif untuk memberikan
pengamanan, pelayanan, perlindungan serta
memelihara keselamatan orang, harta benda atas
kepentingan masyarakat dan kepentingan negara.
Sebagai pintu gerbang pertama memberikan pelayanan
Kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan dalam
bentuk:
a) Penerimaan dan penanganan pertama laporan atau
pengaduan.
b) Pelayanan permintaan bantuan atau pertolongan Kepolisian.
c) Penjagaan markas termasuk penjagaan tahanan dan
pengamanan barang bukti.
d) Penyelesaian perkara ringan atau perselisihan antar warga,
sesuai ketentuan hukum dan peraturan atau kebijakan dalam
organisasi Polri.
Menjaga keamanan terhadap kemungkinan
timbulnya kriminalitas, mencegah terjadinya
gangguan Kamtibmas, memberikan
perlindungan, pengayoman, dan rasa aman
serta rasa tenteram.
1. PENJAGAAN MARKAS.
a) Keamanan, keselamatan dan kenyamanan personel Polri dan
tamu.
b) Keamanan materiil markas.
c) Keamanan informasi.
d) Ketertiban dan kelancaran kegiatan dinas di markas.
2. PENJAGAAN TAHANAN.
a) Jumlah tahanan.
b) Keselamatan tahanan.
c) Ketertiban dan keberhasilan ruang tahanan.
d) Keamanan barang milik tahanan.
3. PENJAGAAN OBYEK TERTENTU LAINNYA.
a) Keamanan, keselamatan dan kenyamanan personel dari obyek
yang dijaga.
b) Keamanan materil obyek.
c) Ketertiban dan kelancaran kegiatan obyek yang dijaga.
 Kemampuan melayani masyarakat.
 Kemampuan menangani TPTKP.
 Kemampuan memproses Tipiring.
 Kemampuan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket).
 Kemampuan membuat laporan tertulis (verbal).
 Kemampuan melakukan tindakan represif tahap awal.
 Kemampuan bela diri Polri.
 Kemampuan menembak minimal klas II.
 Pos Tetap.
 Pos Sementara.
 Pos bergerak (mobile).
 Pos Tambahan
Penjagaan yang dilaksanakan secara terus menerus,
ditempat-tempat tertentu dalam rangka memenuhi
kebutuhan utama tentang keamanan yang dikehendaki
atas kehadiran Polri selalu ada.

 PenjagaanMarkas/Kesatrian.
 Penjagaan Tahanan.
 Penjagaan di perbatasan.
penjagaan yang diadakan dalam rangka menghadapi
beban peningkatan tugas insidentil dalam
pelaksanaan tugas jaga pada Pos Tetap (untuk jangka
waktu tertentu).
 Penjagaan Proyek Vital/Instansi, antara lain Bank Pemerintah
dan Swasta, TVRI dan RRI, Kantor Pos dan Giro.
 Penjagaan pada rumah-rumah VIP, seperti juga tempat
kediaman Kapolda atau tempat penginapan Kapolri pada
waktu kunjungan ke daerah. Inilah antara lain yang dimaksud
penjagaan pada rumah-rumah VIP.
 Penjagaan di Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api pada
waktu kegiatan penumpang akan berangkat dan tiba.
Pos polisi yang sifatnya bepindah-pindah dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan bermotor roda empat.
POS TAMBAHAN adalah penjagaan yang dilakukan
berdasarkan kepentingan daerah yang memerlukan
hadirnya Polri atau daerah yang memerlukan
pengawasan.

 Pasar-pasar.
 Jam-jam masuk dan keluar murid sekolah.
 Pertandingan-pertandingan olah raga.
 Tempat-tempat Hiburan .
 Perayaan-perayaan.
 Pesta-pesta dan sebagainya.
TRI BRATA
PENJAGAAN

PERTEMUAN II

PENGORGANISASIAN; KONFIGURASI
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN ;
ADMINISTRASI PENJAGAAN
Penjagaan Markas; ksatrian; kantor dilaksanakan di satker
tingkat Mabes sampai dengan satker kewilayahan yang
meliputi :
 Satuan jajaran mabes Polri
 Polda,
 Polres/Ta/Tabes,
 Polsek/Ta,
 Polsubsektor.
1. PERLENGKAPAN POS
a) Pos penjagaan (sesuai spesifikasi teknis).
b) Perangkat CCTV.
c) Peralatan kantor (meja, kursi, tempat tidur, komputer/laptop).
d) Sabhara Kit.
2. PERLENGKAPAN SATUAN
a) Ranmor R2 : 1 unit
b) Ranmor R4 angkut personel : 1 unit
c) Ranmor R4 angkut tahanan : 1 unit
d) Alkom berikut perangkatnya : 1 unit
e) Pesawat Telepon : 1 unit
f) Megaphone : 1 unit
g) Kamera Video : 1 unit
h) Camera digital : 1 unit
i) Pesawat televisi : 1 unit
3. PERLENGKAPAN PERORANGAN
a) Pakaian PDL Sabhara.
b) Sabuk besar Sabhara timang Tri Brata.
c) Selempang Sabhara.
d) Baret.
e) Jas Hujan.
f) Tongkat ”T”.
g) Borgor.
h) Senter.
4. PERSENJATAAN
a) Revolver (untuk Danru).
b) Senjata api laras panjang V2 Sabhara.
5. JUMLAH PERSONEL
Penjagaan menggunakan sistem 3 (tiga) giliran jaga (Ploeg/ shief) dengan kekuatan :
a) 1 orang Danru
b) 9 orang Anggota
Apabila jumlah personel tidak mencukupi, disesuaikan dengan kekuatan personel yang
ada di Satwil.
KELENGKAPAN/ALAT/FASILITAS RUANGAN PENJAGAAN
1. Papan nama piket/jaga.
2. Meja dan kursi serta mesin ketik.
3. Rak senjata api.
4. Bangku panjang (bila tidak ada ruang tunggu).
5. Kapstok topi/tempat topi.
6. Jam dinding.
7. Papan tulis gantungan/papan pengumuman.
8. Rak PPPK.
9. Cermin persegi panjang (dengan tulisan sudah rapihkah anda).
10. Teks Pancasila, Tri Brata dan Catur Prasetya (cetakan sederhana).
11. Alat pemadam kebakaran.
12. Pesawat telepon.
13. Almari tanam (untuk barang titipan, dll).
14. Papan daftar penjagaan.
15. Tempat sampah.
16. Tempat abu rokok/asbak.
17. Lampu senter.
18. Lampu penerangan.
19. Borgol (kebanyakan anggota tidak memiliki).
20. Kalender.
21. Lonceng.
BUKU-BUKU YANG ADA DIPENJAGAAN
1. Buku Jadwal dan Mutasi Penjagaan.
2. Buku Register laporan Polisi.
3. Buku Register Laporan kehilangan
4. Buku Register Surat Tanda Penerimaan Laporan.
5. Buku Register Pengiriman Berita tentang laporan Kejadian.
6. Buku Register Penerimaan, Penerusan/Pengiriman Berita .
7. Buku Register situasi umum harian GK.
8. Buku Register Tahanan.
9. Buku Mutasi Tahanan.
10. Buku Berobat Tahanan.
11. Buku barang milik/titipan Tahanan.
12. Buku Makanan Tahanan.
13. Buku Besuk Tahanan.
14. Buku Kontrol Tahanan.
15. Buku Bon/Pinjam Tahanan.
16. Buku Register permintaan Visum et Repertum (VER).
17. Buku Barang Bukti.
18. Buku Tamu.
19. Buku Supervisi. dari Pimpinan/Satuan Tingkat Atas.
20. Buku Kecelakaan lalulintas.
21. Buku barang inventaris.
22. Buku Daftar Pencarian Orang (DPO dan Daftar Pencarian barang (DPB).
23. Buku Temuan.
24. Buku Register Bencana alam/Kebakaran.
25. Buku Pengiriman/Penerimaan Telephone.
1. BUKU DAFTAR JAGA
Adalah buku yang berisi kolom :
1. nama petugas jaga,
2. pangkat, Nrp,
3. jabatan dalam tugas jaga,
4. jam tugas jaga dan
5. keterangan
2. BUKU MUTASI
adalah buku yang berisi serah terima tugas jaga dan kolom
1. nomor,
2. waktu
3. uraian kegiatan
yang ditutup dengan serah terima tugas jaga dan ditandatangani petugas jaga
lama dan petugas jaga baru yang diketahui kepala satuan
3. BUKU REGISTRASI LAPORAN POLISI
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Nomor dan tanggal laporan polisi.
3. Identitas, jenis kelamin, umur dan Alamat pelapor.
4. Uraian singkat kejadian.
5. Pasal yang dilanggar.
6. Identitas tersangka.
7. Keterangan.
MACAM-MACAM BLANKO LAPORAN POLISI:
a) Formulir Model A untuk Laporan Polisi Kejahatan dan Pelanggaran yang ditemukan.
b) Formulir Model B untuk Laporan Polisi Kejahatan/Pelanggaran yang diterima.
c) Formulir Model B-1 untuk Surat Tanda Bukti Laporan Kejahatan yang diterima.
d) Formulir Model C untuk Laporan Kehilangan Barang.
e) Formulir Model C-1 untuk Surat Tanda Bukti Laporan Kehilangan Barang.
f) Formulir Model D untuk Laporan Peristiwa Kebakaran.
g) Formulir Model E untuk Laporan Bencana Alam.
h) Formulir Model F untuk Kejadian Keadaan Khusus.
i) Formulir Blanko Visum Et Repertum untuk korban Perkosaan, Luka-luka dan kondisi
mayat.
4. BUKU REGISTRASI TAHANAN
Buku registrasi tahanan adalah buku yang berisikan
kolom-kolom :
1. Nomor.
2. Nama.
3. Umur.
4. Pasal.
5. Alamat.
6. Nomor LP.
7. Nomor SPP.
8. Nomor Surat Permintaan Perpanjangan penahanan.
9. Nomor Surat Perintah Perpanjangan Penahanan.
5. BUKU BARANG MILIK TAHANAN
Buku barang milik tahanan adalah buku yang berisikan
kolom-kolom :
1. Nomor.
2. Nama Pemilik.
3. Nama Barang.
4. Jumlah Satuan.
5. Hari/tanggal titip.
6. Petugas yang menerima.
7. diserahkan kembali kepada.
8. Hari/tanggal penyerahan.
9. Keterangan.
6. BUKU REGISTRASI BARANG BUKTI
Buku registrasi barang bukti adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Penerimaan.
a) Jenis dan Jumlah Barang Bukti.
b) Nomor dan tanggal Surat tanda penerimaan.
c) Nama tersangka.
d) Nama Penyidik.
3. Pengiriman.
a. Kepada Siapa.
b. Tanggal.
c. Oleh Siapa.
d. Tanggal.
4. Penitipan/Penyimpanan.
a) Tanggal.
b) Yang menerima Penitipan/penyimpanan.
c) dasar Penitipan/Penyimpanan.
d) yang menitipkan.
7. BUKU REGISTRASI BARANG TEMUAN
Buku register barang temuan adalah buku yang
berisikan kolom-kolom:
1. Nomor urut.
2. Nomor dan tanggal laporan polisi.
3. Tanggal dan jam penemuan barang.
4. Identitas orang yang menyerahkan.
5. Macam dan jumlah barang temuan.
6. Identitas pemilik barang yang ditemukan.
7. Keterangan.
8. BUKU REGISTRASI PENCARIAN ORANG DAN BARANG
Buku register pencarian orang atau barang adalah buku yang berisikan
kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Identitas pelapor dan nomor tanggal laporan.
3. Uraian singkat kejadian.
4. Pasal yang dilanggar.
5. Identitas orang yang dicari dan identitas barang yang dicari.
6. Keterangan.
9. BUKU PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM ( VER )
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Tanggal surat permintaan.
3. Identitas korban.
4. Nomor dan tanggal laporan polisi.
5. Uraian singkat kejadian.
6. Keterangan permintaan pemeriksaan pada luka dan mayat.
7. Keterangan.
10. BUKU KONTROL TAHANAN.
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. Nomor.
2. Hari.
3. Tanggal.
4. Jam.
5. Pejabat yang mengontrol (nama, pangkat, jabatan).
6. Keterangan/Hasil.
7. Keterangan
11. BUKU BEROBAT TAHANAN
adalah buku yang berisikan kolom-kolom :
1. No reg tahanan.
2. Nama.
3. Jenis Kelamin.
4. Umur.
5. Penyakit yang diderita.
6. Berobat (tgl, tempat berobat).
7. Keterangan.
12. BUKU TAMU
Buku tamu adalah buku yang berisi kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Tanggal dan jam kedatangan tamu.
3. Identitas tamu.
4. Jenis kelamin tamu
5. Alamat tamu.
6. Identitas orang yang dituju.
7. Kepentingan tamu.
8. Tanggal dan jam kembalinya tamu.
9. Keterangan.
13. BUKU KUNJUNGAN PEJABAT
Kunjungan pejabat adalah buku administrasi yang
berisikan data-data pribadi dan kegiatan pejabat yang
ditulis pada kolom-kolom :
1. Nomor urut.
2. Pangkat dan Nrp pejabat pengontrol.
3. Jabatan pejabat pengontrol.
4. Kesatuan pejabat pengontrol.
5. Maksud dan tujuan kunjungan pejabat pengontrol.
6. Keterangan yang berisikan perintah, pesan dan kesan
pejabat pengontrol.
7. Waktu kedatangan pejabat pengontrol
14. BUKU REGISTRASI PATROLI

Buku register patroli adalah buku yang berisikan kolom-kolom :


1. Nomor urut.
2. Hari, tanggal dan jam berangkat patroli.
3. Identitas petugas patroli.
4. Pangkat dan Nrp.
5. Route patroli yang akan ditempuh.
6. Hari, tanggal dan jam kembali melaksanakan patroli.
7. Keterangan situasi rute
15. BUKU REGISTRASI PENERIMAAN DAN
PENGIRIMAN BERITA TELEPON
Buku pengiriman dan penerimaan berita telepon adalah buku
administrasi yang berisikan data pengirim dan penerima
berita yang ditulis pada kolom-kolom sebagai berikut :
1. Nomor urut.
2. Hari, tanggal dan jam pengiriman.
3. Identitas pengirim berita.
4. Alamat identitas penerima berita.
5. Isi berita.
6. Identitas pengirim berita.
7. Identitas penerima berita.
8. Alamat delegasi penerima berita (diteruskan kepada ... )
16. BUKU REGISTRASI BENCANA ALAM DAN
KEBAKARAN
Buku register bencana alam dan kebakaran adalah buku
yang berisikan data-data yang di urai pada kolom-kolom:
1. Nomor urut.
2. Hari, tanggal dan jam kejadian.
3. Jenis bencana yang terjadi
4. Lokasi bencana.
5. Identitas yang melaporkan.
6. Identitas korban.
7. Identitas pelaku.
8. Identitas saksi.
9. Uraian singkat kegiatan
17. BUKU KECELAKAAN LALU LINTAS (untuk
tingkat sektor)
Buku kecelakaan lalu-lintas adalah buku yang
berisikan kolom-kolom:
1. Nomor urut.
2. Hari, tanggal dan jam kejadian.
3. Sumber laporan.
4. Alamat tempat kejadian.
5. Uraian singkat kejadian.
6. Identitas korban.
7. Jenis kecelakaan.
8. Alamat korban.
9. Keterangan
18. BUKU BARANG INVENTARIS
PENJAGAAN
Buku inventaris penjagaan adalah buku yang berisikan
uraian keterangan dinas pada kolom-kolom sebagai
berikut :
1. Nomor urut.
2. Nama barang.
3. Jumlah satuan barang.
4. Keterangan
19. PAPAN DAFTAR JAGA DAN PAPAN DAFTAR TAHANAN.
Papan daftar jaga adalah papan informasi yang berisikan:
1. Nama Ploeg/regu jaga.
2. Keterangan jam dinas jaga.
3. Hari dan tanggal jaga.
Dan berisikan data-data yang ditulis pada kolom-kolom sebagai berikut:
1. Nomor urut.
2. Nama petugas jaga.
3. Pangkat petugas jaga.
4. Pembagian jam dinas jaga.
5. Keterangan.
6. Keterangan jumlah tahanan.
7. Jumlah orang yang ditahan.
8. Jumlah orang yang diserahkan.
9. Jenis senjata untuk mengawal tahanan.
10. Nama, pangkat dan Nrp serta tanda tangan Ka jaga lama dan Ka jaga
baru.
11. Nama, pangkat dan Nrp serta tanda tangan yang mengetahui
(Kapolsek/Ka SPK/Pa siaga).
20. VISUM ET REVERTUM (VER)
adalah laporan tertulis yang dibuat oleh dokter berdasarkan
pemeriksaan terhadap orang atau yang diduga orang, berdasarkan
permintaan tertulis dari pihak yang berwenang, dan dibuat dengan
mengingat sumpah jabatan dan KUHP. Cara mengisi blanko formulir
Visum et Revertum (format terlampir).
Adapun cara mengisi formulir VER (Visum et Revertum):
1. Mengisi kolom no urut.
2. Mengisi tanggal surat permintaan ver (visum et revertum).
3. Mengisi identitas korban secara lengkap .
4. Mengisi nomor, tanggal laporan polisi.
5. Mengisi uraian singkat kejadian perkara.
6. Mengisi permintaan visum:
7. cidera/luka.
8. mayat.
9. Mengisi kolom keterangan.
TRI BRATA
PENJAGAAN

PERTEMUAN III

SUSUNAN / PEMBAGIAN TUGAS


JAGA
Pembagian ploeg-ploeg untuk pelaksanaan tugas jaga selama 24
jam secara terus menerus, disebut: "SUSUNAN FORMASI TUGAS
JAGA". (Ploegen Stelsel). terdiri dari:
♣ Susunan 2 Ploeg dalam 1 Bagian.
♣ Susunan 3 Ploeg dalam 2 Bagian.
♣ Susunan 4 Ploeg dalam 3 Bagian.
♣ Susunan 5 Ploeg dalam 4 Bagian.
♣ Susunan Ploeg Cadangan.
 Susunan 2 Ploeg dalam 1 Bagian
Yang dimaksud dengan 2 Regu dalam 1 Bagian, adalah bahwa
masing-masing regu melaksanakan tugas selama 24 jam (dari jam
06.00 s/d 06.00 esok harinya), sehingga masing-masing regu
beristirahat selama 24 jam. Pembagian tugas jaga seperti tersebut
di atas, jarang sekali dilakukan, kecuali jika keadaan sangat
terpaksa karena keterbatasan jumlah personel , Pos Sementara
yang jauh dari Mako, dll.
 Susunan 3 Ploeg dalam 2 Bagian
Yang dimaksud dengan 3 Regu dalam 2 Bagian, adalah bahwa
mereka yang diberi tugas jaga dibagi dalam 2 Bagian
(regu/kelompok) dan masing-masing bagian/regu melaksanakan
tugasnya selama 12 jam, sedang 1 regu/ kelompok sebagai
Cadangan.

Adapun pengaturannya, sebagai berikut:


 Tugas Jaga Siang Hari - jam 06.00 s/d 18.00.
 Tugas Jaga Malam Hari - jam 18.00 s/d 06.00.
 Regu/Kelompok Cadangan, masuk tugas jaga pagi harinya.
Demikian seterusnya, sehingga masing-masing Regu/ Kelompok
mendapatkan istirahat selama 24 jam.
 Susunan 4 Ploeg dalam 3 Bagian
Yang dimaksud dengan 4 Regu 3 Bagian, adalah bahwa mereka yang
diberi tugas jaga dibagi dalam tiga bagian/ regu/kelompok dan masing-
masing bagian/regu/kelompok melaksanakan tugasnya selama 8 jam.
Sedang satu regu /kelompok sebagai Cadangan untuk melaksanakan
kegiatan lain, misalnya perondaan, pos tambahan dan penjagaan
khusus dan sebagainya.
Contoh :
 Tugas Jaga Pagi - jam 06.00 s/d 14.00 (Regu A).
 Tugas Jaga Siang - jam 14.00 s/d 22.00 (Regu B).
 Tugas Jaga Malam - jam 22.00 s/d 06.00 esok harinya (Regu C).
 Regu Cadangan, dapat melaksanakan tugas-tugas lain menurut
kebutuhan.
Demikian seterusnya, sehingga masing-masing regu mendapat giliran
sebagai Regu Cadangan.
 Susunan 5 Ploeg dalam 4 Bagian
Yang dimaksud dengan 5 Regu dalam 4 Bagian, adalah tugas jaga
dibagi dalam 4 bagian (regu) yang masing-masing bagian (regu)
melaksanakan tugasnya selama 6 jam. Sedang regu / kelompok
sebagai Cadangan untuk melaksanakan kegiatan lain yang diperlukan
menurut kebutuhan.
Contoh :
 Tugas Jaga Pagi - jam 06.00 s/d 12.00 (Regu A).
 Tugas Jaga Siang - jam 12.00 s/d 18.00 (Regu B).
 Tugas Jaga Petang - jam 18.00 s/d 24.00 (Regu C).
 Tugas Jaga Malam - jam 24 s/d 06.00 pagi harinya (Regu D).
 Sebagai Cadangan dapat melaksanakan tugas lain menurut
kebutuhan.
Demikian seterusnya, sehingga masing-masing regu/kelompok
mendapat giliran sebagai Regu Cadangan (Istirahat).
 Susunan Ploeg Cadangan
Yang dimaksud dengan Regu Cadangan disini adalah tidak terikat
dalam pembagian tugas jaga seperti tersebut di atas, melainkan
masing-masing petugas melaksanakan tugasnya pada pos-pos tertentu
(misalnya pos lalu lintas) selama waktu yang ditentukan, yaitu paling
lama 2 jam terus menerus. Demikian seterusnya, sehingga masing-
masing regu/kelompok mendapat giliran sebagai Regu Cadangan
(dapat beristirahat). Pembagian tugas jaga ini sangat tepat
dipergunakan untuk pos-pos tambahan lalu lintas, karena tugas-tugas
tergantung pada situasi dan kondisi lalu-lintas.
Pada umumnya di kewilayahan tugas Penjagaan menggunakan sistem
Susunan 4 Regu dalam 3 Bagian, dengan kekuatan personel sbb :
1. Polsek 12 (dua belas) orang terdiri dari :
 3 orang sbg Kepala sentra pelayanan Kepolisian terpadu (Ka SPKT).
 9 orang sbg anggota.
2. Polres 18 (delapan belas) orang terdiri dari :
 3 orang sebagai Kepala sentra pelayanan Kepolisian terpadu (KaSPKT).
 15 orang sebagai anggota.
3. Polrestabes 18 (delapan belas) orang terdiri dari :
 3 orang sebagai Pa Siaga.
 5 orang sebagai anggota.
4. Polda, 63 (enampuluh tiga) orang terdiri dari :
 3 orang sebagai Kepala Unit Sabhara.
 60 orang sebagai anggota.
1. Usahakan ½ (setengah) jam sebelum serah terima penjagaan dimulai sudah harus
siap di ruang / tempat penjagaan
2. Apabila anggota regu/regu/kelompok yang akan mengganti telah lengkap, jangan
sekali-kali masuk ke dalam ruang jaga, dengan maksud agar petugas jaga lama
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tertib.
3. Kepala regu yang baru segera mengumpulkan anggotanya dan mengadakan apel
serta meneliti perlengkapan serta sikap tampang masing-masing anggotanya.
4. Penggantian pos-pos berdiri (depan dan belakang) dilakukan sebelum pelaksanaan
acara serah terima penjagaan oleh petugas jaga baru dan 1 (satu) orang petugas
jaga lama sebagai pengantar.
5. Acara pengibaran dan penurunan bendera Sang Merah Putih dilakukan petugas
jaga lama pada saat itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku , yaitu mulai jam
06.00 WIB untuk mengibarkan dan jam 18.00 WIB untuk menurunkan serta tidak
perlu menunggu acara serah terima tugas penjagaan.
6. Acara serah terima penjagaan dilakukan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
7. Acara serah terima tugas penjagaan dilakukan di depan ruang jaga dan disaksikan
oleh Komandan Kesatuan (Kapolsek/Ka SPK/Pa Siaga).
Khusus untuk penjagaan di Lemdik, acara serah terima tugas penjagaan disaksikan
oleh Instruktur yang bersangkutan atau instruktur yang ditunjuk.
1. Barang-barang Inventaris yang berada di ruang Penjagaan:
a. Persenjataan dan amunisi serta alat-alat dan perlengkapan lainnya
sebagai inventaris penjagaan.
b. Alat-alat P3K dan alat-alat pemadam kebakaran serta alat lain untuk
penanggulangan bencana alam.
c. Buku-buku Register, blanko-blanko dan formulir yang harus ada di
penjagaan sesuai dengan ketentuan.
d. Daftar pencarian orang dan barang disediakan oleh Reserse bila ada.
e. Buku tamu dan buku telephone.
f. Daftar Proyek dan instansi vital serta tempat-tempat penting lainya.
g. Alat-alat angkutan dan perhubungan.
h. Daftar alamat pejabat penting, kantor pemerintah, rumah sakit dan
Dokter.
i. Pengumuman-pengumuman dan instruksi-instruksi dari Kepala atau
Atasan.
j. Peta / sketsa daerah tugasnya, daftar pos-pos penjagaan dan daerah
perondaan.
2. Barang-barang Inventaris yang berada di luar Pos Penjagaan, sebagai
berikut : Bendera merah putih, Lonceng, Ranmor (R-2, R-4) dan Sepeda.
3. Barang titipan tahanan.
4. Barang-barang milik tahanan : HP, sabuk, jam dan lain-lain.
5. Barang bukti, Semua barang yang ada kaitannya dengan
tindak pidana sebelum diserahkan ke penyidik. Contohnya:
Ranmor, senjata tajam, senjata api, petasan, bom dll.
6. Barang inventaris penjagaan
a) Barang-barang yang termasuk inventaris penjagaan ditempatkan pada
tempat yang telah disediakan. Contoh senjata api ditempatkan di almari/rak
senjata.
b) Barang-barang yang termasuk inventaris penjagaan dibersihkan dari debu
dan karatan.
7. Barang titipan dan barang bukti
a) Barang titipan dicatat dalam buku register barang titipan dan ditempatkan
pada almari penitipan barang tahanan, dikunci dan kuncinya diserahkan ke
ka SPK dan Kepala penjagaan.
b) Barang bukti dicatat dalam buku register barang titipan dan ditempatkan
pada almari penitipan barang tahanan, dikunci dan kuncinya diserahkan ke
penyidik.
TRI BRATA
PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN

PERTEMUAN IV

PRAKTEK
SERAH TERIMA TUGAS JAGA
Ka Jaga Lama dan Baru beserta anggotanya
masing - masing membentuk barisan bersaf
dan saling berhadapan (Petugas jaga lama
membelakangi penjagaan dan Petugas Jaga
Baru menghadap penjagaan).
Setelah masing-masing ploeg / regu / kelompok disiapkan,
maka Kapolsek/ Ka SPKT mengambil tempat di sebelah
kanan agak ke tengah dari KaJaga Lama dengan
memerintahkan " Serah terima tugas jaga
dimulai, perintah diulang oleh Kas Jaga lama,
dilanjutkan memberikan aba-aba "kepada Kapolsek / Ka
SPKT :
" Hormat gerak". setelah dibalas "Tegak gerak ".
Selesai penghormatan kedua Ka Jaga maju, Ka Jaga
lama berada dikanan dan Ka jaga baru berada di kiri,
selanjutnya Ka Jaga Lama memberi aba-aba
"luruskan, ----- Lurus" kemudian melapor. : "Lapor
Serah Terima Tugas Jaga Siap Dimulai", lalu Kapolsek
/ Ka SPKT memberi perintah "Lanjutkan" dan perintah
diulangi oleh Ka Jaga lama, lalu memberi aba-aba
"balik kanan gerak" dan menuju tempat semula.
Penghormatan antar Regu Jaga:
♣ Ka Jaga Lama memberikan aba-aba:
"kepada Petugas Jaga Baru " dan
Ka Jaga Baru memberikan aba-aba:
"kepada Petugas Jaga Lama"
Hormat gerak dan tegak gerak" (diucapkan
bersama-sama oleh Ka Jaga Lama dan Baru).
Kemudian Ka Jaga Lama dan Baru hadap serong
kiri, melaksanakan serah terima penjagaan,
Ka jaga lama mengucapan "Dengan ini tugas dan
tanggung jawab jaga diserahkan kepada
petugas jaga baru dalam keadaan aman dan
tertib beserta barang inventaris lengkap "
♣ Ka Jaga Baru menjawab "Dengan ini
tugas dan tanggung jawab diterima dalam
keadaan aman dan tertib "
kemudian Ka jaga Lama dan baru kembali
hadap serong kanan.
Kemudian Ka jaga baru memberikan aba-aba :
" kepada petugas jaga lama”,
dan Ka jaga lama memberikan aba-aba :
" kepada petugas jaga baru,
“ Hormat gerak, dan tegak gerak " (diucapkan
bersama- sama oleh Ka jaga baru dan lama).
♣ Kedua Ka Jaga menghadap Ka SPKT/Kapolsek,
dengan kedudukan Ka Jaga baru disebelah
kanan,
kemudian memberi aba-aba " luruskan, -----
lurus dan melapor " Tugas jaga telah
dilaksanakan, laporan selesai
kemudian Ka SPKT/Kapolsek memberikan
perintah
" kembali ketempat ", perintah diulang,
dilanjutkan dengan aba-aba " balik kanan
gerak"
menuju ketempat semula
♣ Ka SPKT/Kapolsek memberikan
pengarahan / APP, sebelumnya
memberi aba-aba
" istirahat ditempat gerak ",
dilanjutkan APP.
♣ Ka SPKT/Kapolsek memberikan aba-aba
" APP selesai "
perintah diulang oleh Ka Jaga Baru, selanjutnya
kedua Ka jaga baru memberikan aba-aba
" siap gerak " ---- kepada Ka SPKT/ Kapolsek,
" Hormat gerak" setelah dibalas " tegak gerak "
Kedua Kajaga, mengambil posisi didepan anggotanya,
dengan memberikan aba-aba " Istirahat ditempat gerak
", dilanjutkan "siap gerak" Berdoa mulai .............
selesai , kemudian beri aba-aba " bubar jalan "
selanjutnya kedua Ka jaga mendampingi Ka SPK/Kapolsek,
menuju ruang Penjagaan chek terhadap barang
inventaris, dan lakukan tanda tangan di Buku Mutasi
jaga, daftar Inventaris serta laporan hasil pelaksanaan
tugas jaga oleh Ka Jaga lama.
CATATAN
♣ Upacara serah terima tugas jaga, apabila bersenjata api bahu,
penghormatan antar regu / Pok jaga disesuaikan.
♣ Jajar kehormatan (Jarmat) diberikan kepada Presiden/Wk
Presiden / Para Diplomat asing dan dilaksanakan oleh pasukan yang
dipimpin oleh seorang Perwira.
♣ Jajar Hormat (Jarmat) diberlakukan pada Kapolri, Pati, dan Para
Kapolda yang dilaksanakan oleh pasukan/regu yang dipimpin oleh
seorang Perwira.
♣ Waka jaga lama/baru berada diruang penjagaan dengan kegiatan
chek barang inventaris disesuaikan dengan Buku register Inventaris
Penjagaan, menerima, meminta informasi, memperhatikan petunjuk
dan perintah pimpinan.
TRI BRATA
PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN

PERTEMUAN V

PELAKSANAAN KEGIATAN PENJAGAAN


Dalam pelaksanaan kegiatan penjagaan ada tiga
pentahapan :
 Tahap Persiapan
 Tahap Pelaksanaan
 Tahap Pengakhiran
a. Setengah jam sebelum dimulai giliran tugas jaga, maka petugas
jaga baru harus sudah siap berada ditempat penjagaan.
b. Memeriksa ruangan penjagaan, lingkungan sekitarnya dan
barang-
barang inventaris penjagaan.
c. Memeriksa kerapian, meliputi sikap tampang, perlengkapan dan
persenjataan.
d. Menerima/meminta informasi dan mempelajari tugas-tugas
yang
telah dilakukan oleh petugas jaga lama, memperhatikan dan
perintah-perintah dari pimpinan.
e. Ka Jaga memberikan APP tentang penekanan tugas penjagaan
kepada anggotanya.
 membuat jadwal tugas-tugas penjagaan, mengisi buku
mutasi, melaksanakan dinas jaga sesuai jadwal tugas
penjagaan, memukul lonceng setiap jam sekali selama 24
jam, dan ditulis dalam buku mutasi penjagaan dengan tinta
warna merah,
 memperhatikan dan meneliti secara khusus kelengkapan
administrasi penjagaan, barang-barang inventarism
penjagaan, dan kebersihan Ruangan penjagaan serta
lingkungannya.
 selama pelaksanaan tugas penjagaan maupun sedang
dalam istirahat tetap memperhatikan kesiap siagaan.
 Menjaga memelihara dan mengawasi serta mengatur
keluar masuknya barang bukti, barang titipan dan barang
temuan yang menjadi tanggung jawab petugas jaga, agar
tetap utuh dan tidak rusak serta dicatat dalam buku mutasi
jaga,
 Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
memerlukan bantuan pertolongan dan informasi, serta
menyiapkan ruang tunggu tamu.
 Mencatat dalam buku mutasi jaga, setiap kejadian yang
menjadi tanggung jawabnya.
 Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh anggota jaga harus
dicatat dalam buku mutasi penjagaan.
 Melaksanakanpengawasan, pengamatan dan pengecekan
di lingkungan perkantoran, memeriksa pintu-pintu kantor
apakah sudah terkunci atau belum, terutama diluar jam
kantor atau malam hari, termasuk adanya anggota yang
lembur.
 Anggota yang mendapat giliran istirahat hendaknya
memanfaatkan waktu istirahat ditempat yang sudah
ditentukan.
 Pelaksanaan tugas jaga perkantoran, agar senantiasa
diadakan koordinasi dengan petugas jaga Instansi lain.
 Kegiatan konsolidasi dari masing-masing sasaran dalam
penjagaan perkantoran:
a. Dilaksanakan setelah kegiatan penjagaan selesai dengan
melakukan apel.
b. Memeriksa/checking kekuatan, perlengkapan anggota jaga.
c. Membuat laporan pelaksanaan penjagaan.

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan


maupun tertulis dalam buku mutasi atau blanko laporan
kepada Perwira Jaga.
Setiap mengakhiri kegiatan penjagaan, pimpinan
lapangan/pimpinan kesatuan wajib melakukan analisa dan
evaluasi hasil pelaksanaan tugas guna mengadakan koreksi
terhadap tindakan dan cara bertindak yang tidak sesuai
dengan prosedur.
Pimpinan kesatuan/pimpinan lapangan dalam
pelaksanaan tugas penjagaan dapat
melakukan koordinasi dengan satuan fungsi
kepolisian maupun instansi terkait lainnya.
Dalam pelaksanaan penjagaan, masing-masing
pimpinan melakukan koordinasi untuk
mencapai hasil yang maksimal
Hal-hal yg hrs diperhatikan :
Dalam tugas penjagaan, kendali taktis dan kendali
teknis berada pada pimpinan lapangan/pimpinan
kesatuan.
Setiap perkembangan eskalasi selama penjagaan,
wajib dilaporkan secara lisan dari petugas
penjagaan kepada atasannya.
Pimpinan tertinggi dari para petugas penjagaan
membuat laporan tertulis secara berjenjang
tentang pelaksanaan tugas penjagaan.
TRI BRATA
PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN

PERTEMUAN VI

PELAKSANAAN KEGIATAN PENJAGAAN


TAHANAN
Prinsip Penjagaan Tahanan
1. LEGALITAS, yaitu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. PROFESIONAL, yaitu dilakukan oleh anggota Polri yang
menguasai tehnik dan taktik penjagaan tahanan.
3. AKUNTABILITAS, yaitu prosedur dan kegiatan yang dilakukan
terhadap tahanan, dapat dipertanggung-jawabkan.
4. KEADILAN, yaitu tidak ada pembedaan, keberpihakan, dan
kepentingan terhadap tahanan.
5. KETERPADUAN, yaitu adanya kerja sama, koordinasi, dan sinergi
antar pihak terkait dalam penjagaan tahanan. dan
6. EFEKTIF DAN EFISIEN, yaitu penjagaan tahanan dilakukan
dengan mempertimbangkan keseimbangan yang wajar antara
hasil dengan upaya dan sarana yang digunakan
Dalam pelaksanaan kegiatan penjagaan ada tiga
pentahapan :
 Tahap Persiapan
 Tahap Pelaksanaan
 Tahap Pengakhiran
* Tahap persiapan.
a. Penjagaan tahanan dilakukan oleh anggota jaga
dengan pengaturan sesuai jadwal jaga tahanan.
b. Ka jaga memberikan APP kepada anggota jaga
tahanan.
c. Mengecek kelengkapan (senpi, senter untuk malam
hari) dan perlengkapan lain yang diperlukan.
d. Anggota jaga tahanan harus mengetahui jumlah dan
keadaan tahanan sesuai daftar tahanan yang ada
( buku reg dan papan tahanan).
e. Sebelum serah terima tugas jaga tahanan, anggota jaga tahanan
lama dan baru mengadakan pemeriksaan jumlah dan keadaan
tahanan dicocokan di daftar tahanan dan mengadakan
pemeriksaan kondisi ruangan tahanan.
a. Membuat jadwal penjagaan tahanan.
b. Penjagaan dan pengawasan tahanan disesuaikan
dengan jumlah/kekuatan personil petugas jaga .
c. Mengawasi lingkungan dalam dan luar ruangan
tahanan secara ketat dan teliti.
d. Mencatat dalam buku mutasi jaga, apabila ada
kelainan / penyimpangan tahanan dan situasi
disekitar Ruangan tahanan serta membuat laporan.
e. Melakukan tindakan yang tepat, tegas, cepat dan
benar terhadap penyimpangan - penyimpangan dari
tahanan.
f. Petugas jaga lama menyerahkan tugas jaga/pengawasan tahanan
dengan lengkap dan menginformasikan hal hal yang perlu
diperhatikan oleh petugas jaga baru.
g. Petugas jaga baru mengecek jumlah tahanan, kondisi fisik setiap
tahanan, berang-barang milik tahanan yang dititipkan, surat perintah
penahanan serta hal-hal lain sehubungan dengan penyerahan dari
petugas jaga lama.
h. Serah terima tugas jaga tahanan agar dicatat dalam buku mutasi
penjagaan.
i. Pada saat petugas jaga tahanan masuk kedalam kamar tahanan harus
waspada dari segala kemungkinan tahanan memperdaya, melemahkan
atai merampas peralatan / senpi petugas jaga tahanan, melarikan diri,
menyandera atau melakukan perbuatan yang melawan hukum.
 Petugas jaga tahanan harus dapat mengetahui tahanan mana yang perlu
diwaspadai dan memerlukan perhatian khusus.
 Petugas jaga tahanan yang memasuki ruang tahanan minimal 2 (dua) orang,
pertugas pertama yang memasuki ruang tahanan, petugas kedua mengawasi
gerak gerik tahanan dalam rangka mengamankan petugas yang masuk ke
dalam ruang tahanan.
 Jumlah/kekuatan petugas yang masuk dalam ruangan tahanan disesuaikan
dengan jumlah tahanan.
 Keluar masuknya tahanan hendaknya diatur secara bergilir sesuai
kepentingan.
 Dilarang membuka kamar tahanan pada malam hari.
 meminta uang / barang / jasa apapun dari tahanan
atau keluarganya y7ang datang menjenguk.
 Menyuruh bekerja, seperti membersihkan
kendaraan, menyapu halaman / lantai kantor.
 Melakukan ancaman, penganiayaan ataupun
menyakiti hati tahanan.
 Apabila terjadi kelalaian atau sengaja dari petugas
jaga tahanan yang mengakibatkan matinya
tahanan atau melarikan diri, maka petugas jaga
tahanan dan pimpinan dua tingkat diatasnya
dikenakan sanksi / tuntutan sesuai peraturan yang
berlaku.
♣ Tahanan harus dilindungi dan dilengkapi Surat Perintah Penahanan
(SPP) yang ditanda tangani oleh Penyidik
♣ Setiap Tahanan yang akan ditahan di ruang tahanan, agar dicek
kesehatannya dengan minta bantuan tenaga medis.
♣ Pada saat menerima tahanan adakan periksa kondisi Tahanan baik fisik
maupun psikis.
♣ Periksa perlengkapan atau benda yang dipakai oleh Tahanan,
♣ Tahanan dicatat dalam Buku register Tahanan dan di Papan daftar
Tahanan, sesuai kolom yang ada dan ditempelkan didepan Ruang
Tahanan
♣ SPP harus diperlihatkan kepada Tahanan yang bersangkutan, kemudian
setelah ditanda tangani hendaknya disimpan kedalam Kotak SPP yang
tersedia, didepan kamar Tahanan dan ditempelkan didinding.
♣ Masukkan tahanan dalam ruang tahanan dengan cara memisahkan
antara tahanan pria dan wanita, anak-anak dan dewasa.
 Ka Jaga bertanggung jawab terjadinya tahanan yang dianiaya oleh
sesama tahanan.

 Petugas jaga tahanan yang melalaikan tugasnya, atau karena


kesalahannya menyebabkan seorang tahanan melarikan diri, dapat
dikenakan hukuman menurut ketentuan hukum yang berlaku.
 izin menjenguk tahahan hanya dapat diberikan oleh perwira jaga, serta
dicatat dalam mutasi penjagaan.
 Waktu menjenguk pada hari minggu pukul 09.00 s/d 11.00 dan pada hari
lainnya pukul 14.30 s/d 15.30.
 Tempat menjenguk di tempat yang telah disediakan atau tempat di sekitar
ruang jaga disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, namun
keamanan harus terjamin.
 Memeriksa makanan dan minuman dengan cara dicicipi, disaksikan oleh
penjenguk, kemungkinan diselipkannya obat-obat terlarang, benda-benda
berbahaya, seperti obeng, pisau, kunci, korek api, gergaji besi atau alat-
alat lain yang dapat merugikan dan apabila terdapat benda tersebut, maka
penjenguk dibatalkan dan dilakukan pemeriksaan oleh petugas.
 Dilarang memberikan obat nyamuk bakar dan sejenisnya.
 Penjenguk agar dicatat secara lengkap identitasnya dalam buku tamu
tahanan termasuk status hubungan dengan tahanan.
 Pembicaraan antara penjenguk dengan tahanan harus disaksikan/ di
hadapan petugas jaga dan menggunakan bahasa Indonesia.
 Berobat jalan ke poliklinik atau rumah sakit.
 Dicatat dalam buku berobat tahanan.
 Dikawal pulang dan pergi oleh petugas bukan petugas
jaga tahanan.
 Tahanan dalam jumlah banyak perhatikan
pengamanannya dengan ketat dan siapkan pengawal
yang cukup.
 Apabila jaraknya jauh usahakan dibawa dengan kendaraan
bermotor roda empat atau kendaraan tahanan.
 Apabila ada dokter polisi, datangkan dengan seizin
pimpinan.
 Apabila tahanan perlu dirawat di rumah sakit agar
mengikuti prosedur ketentuan dirawat di rumah sakit
 Kegiatan olah raga dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
 Tempat olah raga dilaksanakan di dalam
pagar/tembok tahanan.
 Dipimpin oleh petugas jaga tahanan dan
anggota lainnya mengawasi dengan siaga.
 Apabila tahanan banyak agar digilir secara
berkelompok dan masing-masing kelompok
waktunya selama 30 menit.
 Mandi sehari dua kali, yaitu sekitar pukul 06.00 s/d
07.00 untuk pagi dan 16.00 s/d 17.00 untuk sore, diatur
secara bergiliran satu persatu dan diawasi oleh
petugas jaga.
 Ibadah keagamaan dilaksanakan sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing dan dilaksanakan di
ruang/kamar tahana masing-masing.
 Makan sehari tiga kali, peralatan makan yang
digunakan dari plastik atau dibungkus, tidak boleh
dari logam/kaca dan setelah selesai makan segera
dikeluarkan dari dalam kamar tahanan.
 Peminjaman tahanan harus dengan bukti peminjaman.
 Petugas yang berhak meminjam tahana hanya penyidik/penyidik
pembantu dengan diketahui oleh kepala jaga.
 Petugas yang berhak meminjamkan tahanan minimal kepala jaga.
 Sebelum dan sesudah tahanan dipinjam agar kondisi fisik tahanan
diperiksa dan dicatat dalam buku register tahanan serta diketahui
oleh peminjam.
 Selama dalam pemeriksaan, keamanan tahanan menjadi
tanggung jawab penyidik/penyidik pembantu yang meminjam.
 Apabila terjadi perubahan kondisi fisik tahanan agar dibuat
laporan polisi untuk dibuat proses lebih lanjut.
 Catat berapa lama tahanan dipinjam.
 Tahanan dapat dikeluarkan untuk penangguhan
penahanan berdasarkan Surat Perintah Pengeluaran
Tahanan (SPPT) atau Surat Pengalihan Jenis Tahanan
yang ditandatangani oleh Kasatwil.
 Barang titipan milik tahanan agar dikembalikan
kepada tahanan dan dicatat dalam Buku Register
Barang Titipan Tahanan.
 Identitas tahanan dalam daftar papan tahanan
dihapus, demikian pula dalam register tahanan
dicatat bahwa dengan dasar SPP tahanan telah
dikeluarkan.
 Diusahakan agar tahanan titipan dipisahkan
dengan tahanan setempat.
 Maksimal batas penitipan disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku.
 Catat identitas tahanan maupun yang
menitipkan dalam buku register penitipan
tahanan.
 Laporkan kepada Kasatwil
 Jaga dengan ketat untuk mencegah resiko
melarikan diri, agar tahana diborgol dengan
cara: 1 borgol di pergelangan kaki, 1 lagi
dihubungkan dengan tempat tidur atau
menggunakan lebih dari 1 pasang borgol.
 Usahakan dalam kamar yang rapat dan
tersendiri.
 Menjenguk pasien tahanan disesuaikan dengan
prosedur menjenguk tahanan dan/atau atas
seizin Kasatwil.
 Tahanan laki-laki, perempuan, anak-anak dan
orang dewasa dipisahkan.
 Jumlah tahanan masing-masing kamar
disesuaikan dengan kapasitas kamar.
 Kamar tahanan dipasang lampu penerangan.
 Kamar tahanan diberi nomor.
 Mentaati peraturan-peraturan tahanan yang
berlkau.
 Menjaga ketertiban dan keamanan ruang
tahanan.
 Menjaga kebersihan ruang tahanan antara
lain tidak boleh membuat tulisan ayau
gambar pada tembok/dinding tahanan yang
ada.
 Mentaati perintah-perintah dinas yang telah
ditentukan.
 Kegiatan konsolidasi dari masing-masing sasaran dalam
penjagaan tahanan :
a. Dilaksanakan setelah kegiatan penjagaan selesai dengan
melakukan apel.
b. Memeriksa/checking kekuatan, perlengkapan anggota
jaga.
c. Membuat laporan pelaksanaan penjagaan.
 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan
maupun tertulis dalam buku mutasi atau blanko laporan
kepada Perwira Jaga.
Setiap mengakhiri kegiatan penjagaan, pimpinan
lapangan/pimpinan kesatuan wajib melakukan analisa dan
evaluasi hasil pelaksanaan tugas guna mengadakan koreksi
terhadap tindakan dan cara bertindak yang tidak sesuai
dengan prosedur.
Pimpinan kesatuan/pimpinan lapangan dalam
pelaksanaan tugas penjagaan dapat
melakukan koordinasi dengan satuan fungsi
kepolisian maupun instansi terkait lainnya.
Dalam pelaksanaan penjagaan, masing-masing
pimpinan melakukan koordinasi untuk
mencapai hasil yang maksimal
Hal-hal yg hrs diperhatikan :
Dalam tugas penjagaan, kendali taktis dan kendali
teknis berada pada pimpinan lapangan/pimpinan
kesatuan.
Setiap perkembangan eskalasi selama penjagaan,
wajib dilaporkan secara lisan dari petugas
penjagaan kepada atasannya.
Pimpinan tertinggi dari para petugas penjagaan
membuat laporan tertulis secara berjenjang
tentang pelaksanaan tugas penjagaan.
TRI BRATA
PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN

PERTEMUAN VII

PELAKSANAAN KEGIATAN PENJAGAAN


OBYEK TERTENTU
Dalam pelaksanaan kegiatan penjagaan ada tiga
pentahapan :
 Tahap Persiapan
 Tahap Pelaksanaan
 Tahap Pengakhiran
 Menyiapkan Surat perintah Penugasan.
 Pa Jaga menentukan titik-titik kerawanan obyek penjagaan dengan
memperhatikan tempat yang akan di jaga dan di amankan, lamanya
kegiatan, jumlah masyarakat yang hadir dan jenis kegiatan yang akan dijaga,
tokoh/pejabat yang hdir dan jenis ancaman dari gangguan yang mungkin
timbul.
 Menyiapkan kekuatan/jumlah anggota yang akan dilibatkan, berdasarkan
kerawanan diatas dan kemampuan personel sesuai sasaran penjagaan yang
dihadapi.
 Mengecek kesiapan peralatan dan kelengkapan yang digunakan untuk
melaksanakan tugas jaga.
 Memberikan AAP / APP kepada anggota yang akan melaksanakan tugas
jaga penjagaan.
 Petugas jaga harus sudah siap di tempat/lokasi penjagaan satu jam
sebelum acara / kegiatan masyarakat dimulai.
 Menyiapkan administrasi pelaporan.
 Pembagian tugas sesuai obyek yang dijaga.
 Melakukan penjagaan pada titik-titik rawan.
 Menerima laporan/pengaduan.
 Mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan
melakukan Tindakan Pertama di Tempat
Kejadian (TPKP).
 Mengadakan koordinasi dengan makro dan unsur-
unsur pengaman lainnya yang ada di lokasi
tanggung jawabnya.
Kegiatan konsolidasi dari masing-masing sasaran dalam
penjagaan obyek tertentu:
a. Dilaksanakan setelah kegiatan penjagaan selesai dengan
melakukan apel.
b. Memeriksa/checking kekuatan, perlengkapan anggota
jaga.
c. Membuat laporan pelaksanaan penjagaan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan
maupun tertulis dalam buku mutasi atau blanko laporan
kepada Perwira Jaga.
Setiap mengakhiri kegiatan penjagaan, pimpinan
lapangan/pimpinan kesatuan wajib melakukan analisa dan
evaluasi hasil pelaksanaan tugas guna mengadakan koreksi
terhadap tindakan dan cara bertindak yang tidak sesuai
dengan prosedur.
Pimpinan kesatuan/pimpinan lapangan dalam
pelaksanaan tugas penjagaan dapat
melakukan koordinasi dengan satuan fungsi
kepolisian maupun instansi terkait lainnya.
Dalam pelaksanaan penjagaan, masing-masing
pimpinan melakukan koordinasi untuk
mencapai hasil yang maksimal
Hal-hal yg hrs diperhatikan :
 Dalam tugas penjagaan, kendali taktis dan
kendali teknis berada pada pimpinan
lapangan/pimpinan kesatuan.
 Setiap perkembangan eskalasi selama
penjagaan, wajib dilaporkan secara lisan dari
petugas penjagaan kepada atasannya.
 Pimpinan tertinggi dari para petugas penjagaan
membuat laporan tertulis secara berjenjang
tentang pelaksanaan tugas penjagaan.
TRI BRATA
PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN

PERTEMUAN VIII

PRAKTEK UPACARA SERAH TERIMA


TUGAS JAGA POS BERDIRI
♣ Ka Jaga menunjuk anggota terdiri dari ;
● Seorang petugas sebagai pengantar.
● Beberapa anggota sebagai petugas jaga Pos berdiri
● Seorang petugas sebagai pendamping
Pengantar Tugas jaga Pos berdiri, menyiapkan
anggotanya bersap didepan Ruang Penjagaan,
Ka Jaga menempatan diri didepan petugas jaga,
dengan memerintahkan " laporan " perintah
diulang, dengan beri aba " kepada Ka Jaga
Hormat gerak", setelah dibalas " tegak gerak",
dilanjutkan laporan " Lapor siap mengantarkan
petugas jaga pos berdiri" Ka Jaga perintahkan "
kerjakan" pengantar mengulang perintah,
kemudian beri aba-aba "balik kanan gerak"
dilanjutkan membawa pasukannya ke tempat
Pos Jaga yang paling jauh untuk didahulukan.
Setelah sampai di Pos Jaga berdiri, maka
petugas jaga pos berdiri yang paling depan,
keluar barisan, menghadap pengantar
" menghormat " dan laporan " Lapor siap
melaksanakan tugas jaga Pos berdiri "
pengantar perintahkan " Kerjakan " perintah
diulang langsung balik kanan menuju Pos
yang dimaksud
setelah pengantar selesai menempatkan
petugas jaga Pos Berdiri, langsung menuju
Pos Penjagaan menghadap Ka Jaga dan
laporan " Pengantaran petugas jaga Pos
berdiri telah dilaksanakan, laporan selesai,
Ka Jaga perintahkan " Bubarkan " perintah
diulang " Bubarkan, kemudian memberi aba-
aba " kepada Ka Jaga Hormat gerak, setelah
dibalas " tegak gerak " , balik kanan gerak,
dilanjutkan membubarkan anggotanya.
 Pos berdiri apabila dilaksanakan sebelum
Upacara serah terima, maka Ka jaga lama
menunjuk seorang anggota sebagai petugas
pengantar, dan Ka Jaga baru menunjuk
anggotanya sebagai petugas jaga Pos berdiri.
 Apabila Pos berdiri dilaksanakan sesudah
Upacara serah terima, maka Ka Jaga pada saat
itu, segera menunjuk anggotanya, sesuai daftar
jaga, untuk bertugas sebagai pengantar dan
petugas jaga Pos berdiri.
 Petugas pengantar dan anggotanya
membentuk saf, menghadap Ka Jaga dengan
beri aba-aba " luruskan ...... lurus " Ka jaga
memerintahkan " laporan " perintah diulang
" laporan ", kepada Ka Jaga Hormat gerak "
setelah dibalas " tegak gerak, kemudian
laporan " lapor siap mengantarklan
pergantian petugas jaga Pos Berdiri ", Ka
Jaga perintahkan "kerjakan" perintah
diulang, menuju sasaran (Pos Berdiri).
Setelah tiba di Pos Jaga berdiri, petugas jaga
Pos berdiri yang paling depan keluar barisan,
menghadap Pengantar, "menghormat" –
laporan " lapor siap melaksanakan
pergantian tugas jaga Pos Berdiri ",
Pengantar perintahkan " kerjakan" perintah
diulang, langsung balik kanan menuju Pos
Jaga dimaksud, posisi berhadapan dengan
petugas jaga Pos Berdiri Lama, jaraknya 4
(empat) langkah.
♣ Petugas Jaga Pos Berdiri lama /baru berhadapan dan
menghormat didahului petugas jaga Pos Berdiri baru,
kemudian dilanjutkan serah terima : Petugas jaga
lama " Dengan ini tugas dan tanggung jawab Jaga
Pos berdiri, saya serahkan dalam keadaan aman"
petugas jaga baru " Dengan ini tugas jaga Pos Berditi
saya terima ", kemudian kedua petugas jaga saling
bertukar tempat dengan gerakan " (1 langkah ke kiri,
4 langkah kedepan, 1 langkah kekanan balik kanan)
dan diakhiri saling menghormat didahului petugas
jaga lama, langsung balik kanan, menghadap
Pengantar.
 Petugas jaga Pos berdiri lama menghadap
Pengantar, laporan " Pergantian tugas jaga
Pos Berdiri telah dilaksanakan laporan
selesai ", Pengantar perintahkan " masuk
barisan ", perintah diulang, "menghormat"
setelah dibalas, balik kanan, menuju barisan
yang paling belakang, kemudian Pengantar
beri aba-aba " lencang depan gerak. Tegak
gerak, maju jalan " menuju Pos berikutnya
sampai selesai.
 Setelah pergantian tugas jaga Pos berdiri selesai,
Pengantar membawa pasukannya ke depan Ruang
Penjagaan, membentuk barisan bersaf menghadap
Ruang Penjagaan, dengan aba-aba " luruskan.....
lurus, Ka Jaga menempat diri didepan petugas jaga
Pos berdiri dengan sikap sempurna, petugas
Pengantar laporan " Pergantian tugas jaga Pos
berdiri telah dilaksanakan laporan selesai " Ka Jaga
perintahkan " bubarkan " perintah diulang,
membubarkan pasukannya dengan aba-aba "balik
kanan gerak, berdoa mulai..... selesai, bubar jalan "
♣ Ka jaga menunjuk 2 (dua) anggtonya sesuai daftar
jaga, yang bertugas sebagai Pengantar dan
Pendamping.
♣ Petugas Pengantar dan Pendamping menghadap Ka jaga
dengan membentuk barisan bersaf, Ka jaga
menempatkan diri didepan petugas dimaksud dengan
sikap sempurna, memerintahkan laporan, perintah
diulang oleh Pengantar, dilanjutkan aba-aba, " kepada Ka
Jaga hormat gerak ", setelah dibalas "tegak gerak"
kemudian melapor " lapor siap melaksanakan
Pencabutan petugas Jaga Pos Berdiri " Ka Jaga
perintahkan " laksanakan " perintah diulang, beri aba-aba
" balik kanan gerak " menuju Pos Jaga Berdiri.
♣ Setelah didekat Pos Berdiri, petugas jaga Pos
Berdiri menghadap Pengantar dengan jarak
4 (empat langkah) laporan " Tugas jaga Pos
Berdiri telah dilaksanakan laporan selesai "
Pengantar memerintahkan " masuk barisan "
perintah diulang, menghormat " balik kanan "
masuk barisan dibelakang pendamping
♣ Setelah pencabutan Petugas jaga Pos Berdiri selesai,
pengantar membawa pasukannya ke Penjagaan,
dengan barisan bersaf menghadap Ruang Penjagaan,
Ka Jaga mengambil posisi didepan tengah dengan
jarak 4 langkah, dg sikap sempurna, pengantar
laporan " pencabutan petugas jaga Pos berdiri telah
dilaksanakan laporan selesai " Ka Jaga beri perintah
"bubarkan", perintah diulang, lalu memberikan aba-
aba " kepada Ka Jaga Hormat gerak", setelah dibalas
" tegak gerak, balik kanan gerak, berdoa mulai .......
selesai, bubar jalan "
♣ Pada siang hari pukul 06.00 s/d 18.00 wib.
• Berdiri dengan sikap istirahat ditempat,
dengan waspada dan siap siaga (samapta).
• Apabila ada atasan lewat, maka
mengambil sikap sempurna dan menghormat
sesuai dengan kepangkatan.
• Apabila ada bawahan lewat, maka
mengambil sikap sempurna dan membalas
penghormatan sesuai dengan peraturan.
Pada malam hari pukul 18.00 s/d 06.00 wib.
• Berdiri dengan sikap siaga dan waspada (samapta).
• Dalam menyampaikan penghormatan kepada
atasan, maka mengambil sikap sempurna, kemudian
menghormat dan mengucapkan "selamat malam",
setelah dibalas kembali dengan sikap siap siaga dan
waspada (samapta).
• Dapat berjalan disekitar Pos Berdiri kurang lebih 5
meter, dan tetap dalam keadaan sikap waspada
(samapta).
• Pada saat akan Upacara serah terima tugas
penjagaan, petugas jaga Pos berdiri berada ditengah
jalan dengan sikap siaga, menutup jalan, begitu juga
saat pengibaran dan penurunan Bendera merah putih.
TRI BRATA
PENJAGAAN
PENJAGAAN

PERTEMUAN IX

PENANGANAN TERHADAP TAHANAN


 Tahanan adalah tersangka atau terdakwa yang ditempatkan pada ruang
tahanan/rumah Tahanan Polri.
 Perawatan Tahanan adalah proses pelayanan Tahanan yang dilaksanakan mulai
penerimaan sampai dengan Pengeluaran Tahanan.
 Ruang Tahanan Polri adalah suatu tempat khusus yang digunakan untuk menahan
seseorang sesuai dengan tindak pidana yang dipersangkakan kepadanya dalam
proses peradilan.
 Peminjaman atau bon tahanan adalah surat permintaan yang diajukan oleh
pejabat yang berwenang kepada penyidik untuk melaksanakan proses penyidikan.
 Pengeluaran tahanan adalah keluarnya tahanan dari ruang tahanan karena
kepentingan proses peradilan, berubah status, pindah ke tempat penahanan lain atau
kepentingan pribadi tahanan.
 Petugas Jaga Tahanan adalah anggota Polri yang ditugaskan untuk melaksanakan
penjagaan Tahanan pada Ruang Tahanan Polri.
a. Sebagai pedoman Perawatan Tahanan
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
b. Terwujudnya Perawatan Tahanan yang tertib,
aman dan memudahkan proses peradilan.
a. LEGALITAS, yaitu dalam melaksanakan Perawatan
Tahanan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
b. PROFESIONAL, yaitu dalam melaksanakan Perawatan
Tahanan sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang
dimiliki;
c. AKUNTABILITAS, yaitu dalam melaksanakan Perawatan
Tahanan dapat mempertanggungjawabkan tindakannya
secara yuridis, administratif, dan teknis;
d. PROSEDURAL, yaitu dalam melaksanakan Perawatan
Tahanan, setiap tindakan melalui mekanisme dan tata
cara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 LOKASI :
a. Markas Besar Polri (Mabes Polri);
b. Kepolisian Daerah (Polda);
c. Kepolisian Resor (Polres); dan
d. Kepolisian Sektor (Polsek).

 Ruang Tahanan Polri diperuntukkan bagi Tahanan:


a. Dalam proses Penyidikan Polri;
b. Titipan dari penegak hukum di luar polri yang
berwenang melakukan penahanan.
” Setiap penerimaan dan penempatan
tahanan yang ditempatkan pada Ruang
Tahanan Polri dan Cabang Ruang Tahanan
pada Polri wajib dilengkapi dengan surat
perintah penahanan yang ditandatangani
oleh penyidik yang berwenang melakukan
penahanan.”
a. pengecekan surat perintah penahanan dan pencatatan dalam
buku register;
b. pengecekan surat permohonan penitipan, surat perintah
penahanan dari instansi yang menitip dan Berita Acara
Penitipan;
c. pemeriksaan badan dan barang bawaan;
d. pemeriksaan kesehatan oleh petugas medis;
e. pembuatan pasfoto;
f. pengambilan sidik jari;
g. pembuatan berita acara serah terima Tahanan
h. penulisan nama Tahanan dalam papan daftar nama Tahanan
dengan penempatan di depan Ruang Tahanan Polri yang
diperbaharui setiap Tahanan masuk/keluar
 Pemeriksaan badan terhadap Tahanan wanita
dilakukan oleh Polisi Wanita (Polwan).
 Dalam hal di kantor Polisi tidak terdapat
Polwan, pemeriksaan badan dapat dilakukan
oleh PNS Polri wanita atau Bhayangkari atas
permintaan petugas jaga Tahanan
Tindakan petugas jaga terhadap barang-barang yang
didapat dari pemeriksaan badan:
a. Mencatat secara rinci dalam buku register dan
ditandatangani oleh petugas jaga dan Tahanan yang
bersangkutan serta diketahui oleh Penyidik atau pejabat yang
menitipkan Tahanan;
b. Menyimpan di tempat yang telah ditentukan;
c. Memberikan salinan catatan jumlah dan jenis barang yang
disimpan kepada Tahanan atau keluarganya; dan
d. Menyerahkan barang milik Tahanan kepada keluarganya dan
dibuatkan tanda terima.
Tahanan titipan:
a. Wajib disertai surat permohonan penitipan dan surat
perintah penahanan dari Penegak Hukum di luar Polri yang
menitip;
b. Apabila catatan medis Tahanan terdapat penyakit berbahaya
dan menular dilakukan penolakan.
c. persetujuan dari pejabat sesuai dengan kewenangannya
 tingkat Mabes Polri:
1. Kabareskrim Polri;
2. Kabaharkam Polri;
 tingkat Polda, Kapolda;
 tingkat Polres, Kapolres.
UMUR JENIS TINDAK
KHUSUS
KELAMIN PIDANA

a.Anggota Polri;
a. 12 tahun < a. LAKI-LAKI a. narkoba; b. Menderita
18 tahun b. PEREMPUA b. Terorisme penyakit
b. 18 tahun N /separatis; menular
keatas c. lalu lintas c. Kepentingan
penyidikan
berupa:
a. pembinaan kerohanian dan jasmani;
b. makanan;
c. pemeriksaan kesehatan;
d. pakaian Tahanan;
e. waktu kunjungan; dan
f. menyampaikan keluhan.
a. Ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
b. Ceramah/penyuluhan agama.
c. Kegiatan perayaan keagamaan.
d. Membaca buku agama.
e. Kegiatan olahraga.
f. Hak politik dan hak keperdataan
g. Pembinaan disiplin berupa:
1. apel untuk pengecekan setiap pagi/malam;
2. kebersihan.
 Setiap Tahanan berhak mendapatkan makanan yang telah
ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Tahanan yang sakit, hamil, menyusui dan anak-anak dapat
diberikan makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter.
 Makan Tahanan wajib memperhatikan syarat kebersihan dan
kesehatan (hygienemakanan).
 Setiap Tahanan dapat menerima makanan dan/atau minuman dari
keluarganya pada saat kunjungan, setelah mendapat izin petugas jaga.
 Makanan dan/atau minuman sebelum diserahkan kepada Tahanan, harus
diperiksa terlebih dahulu oleh petugas jaga.
 Setiap Tahanan yang berpuasa pada bulan ramadhan diberikan makanan
dan/atau minuman tambahan.
 Setiap Tahanan yang ditempatkan pada Ruang
Tahanan Polri wajib dilakukan pemeriksaan kesehatan
terlebih dahulu oleh tenaga medis Polri/umum.
 Dalam hal keadaan darurat atau Tahanan sakit keras,
petugas jaga segera menghubungi/mendatangkan
tenaga medis Polri/umum ke Ruang Tahanan Polri
atau membawa ke Poliklinik/Puskesmas/rumah sakit
Polri/umum.
 Dalam hal Tahanan sakit dan memerlukan perawatan
lebih lanjut, pelayanan kesehatan dapat dilakukan di
luar Ruang Tahanan Polri dengan penjagaan dan
pengawalan oleh anggota Polri sesuai dengan
prosedur
 Tahanan Polri yang meninggal dunia, Kepala Ruang Tahanan Polri atau Kepala
Jaga segera memberitahukan kepada:
a. Penyidik/Atasan penyidik; dan
b. keluarga Tahanan yang meninggal dunia.
 Dalam hal Tahanan titipan dari instansi lain meninggal dunia, Kepala Ruang
Tahanan Polri atau Kepala Jaga segera memberitahu kepada pejabat dari instansi
lain yang menitipkan Tahanan.
 Tahanan Polri yang meninggal dunia dimintakan visum et repertum dari dokter
yang berwenang dan segera memberitahukan kepada keluarga Tahanan yang
meninggal dunia.
 Sebelum jenazah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan, petugas
mengambil sidik jari, untuk memastikan bahwa jenazah merupakan Tahanan
yang tercantum dalam dokumen yang sah.
 Jenazah Tahanan yang tidak diambil keluarganya dalam waktu paling lama 2 x 24
(dua kali dua puluh empat) jam sejak meninggal dunia dan telah diberitahukan
kepada keluarga atau ahli warisnya, petugas jaga memberitahukan kepada
Penyidik dan pelaksanaan pemakaman dikoordinasikan dengan Dinas Sosial.
 Petugas jaga mengumpulkan barang-barang milik Tahanan yang meninggal
dunia dan segera menyerahkan kepada keluarganya, serta dibuat berita acara
penyerahan yang ditandatangani oleh keluarga Tahanan yang menerima dan
penyidik yang menyerahkan.
 Barang-barang milik Tahanan yang meninggal dunia dan tidak diambil oleh
keluarganya dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan, diserahkan kepada
negara.
 Dalam hal barang-barang diduga mengandung bibit penyakit yang berbahaya,
segera dimusnahkan setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter dan
dibuat berita acara pemusnahan.
 Tahanan wajib memakai pakaian Tahanan yang telah ditetapkan oleh Polri.
 Tahanan yang akan melaksanakan kegiatan ibadah, olah raga, peringatan hari
besar nasional dan izin khusus dapat menggunakan pakaian sendiri dengan
memperhatikan kesopanan.
 Tahanan diberi hak untuk menerima kunjungan dari:
a. keluarga dan/atau sahabat;
b. dokter pribadi;
c. rohaniwan;
d. penasihat hukum;
e. guru;
f. pengurus dan/atau anggota organisasi sosial kemasyarakatan.
 Kunjungan dilaksanakan:
a.pada jam kerja setiap hari selasa dan Kamis;
b. pada hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Galungan, Waisak, Imlek dan
Kemerdekaan RI;
c. dalam situasi tertentu dengan seizin penyidik
 Waktu kunjungan Tahanan titipan dari instansi lain, dan pengunjung Tahanan
harus mendapat izin dari instansi yang menitip.
 Pengunjung Tahanan warga negara asing, harus mendapat izin dari
kedutaan/konsulat.
 Petugas jaga wajib meneliti dan mencatat identitas pengunjung serta memeriksa
barang yang dibawanya secara manual dan/atau alat metal detector serta
pemeriksaan badan pengunjung yang dilakukan sebelum dan setelah waktu besuk
Tahanan selesai.
 Ketentuan lain kunjungan tahanan, antara lain:
a. waktu kunjungan paling lama 30 menit;
b. jumlah Pengunjung tahanan paling banyak 3 (tiga) orang;
c. kunjungan tahanan tidak dipungut biaya;
d. tahanan yang dikunjungi wajib mengenakan pakaian tahanan.
 Setiap Tahanan berhak menyampaikan keluhan tentang perlakuan pelayanan
petugas atau sesama Tahanan kepada Pejabat pengemban fungsi Tahti/Kepala
Ruang Tahanan.
 Keluhan disampaikan apabila perlakuan dirasakan dapat mengganggu dalam
mengikuti program perawatan, pelayanan, keamanan dan ketertiban.
 Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari ruang tahanan Polri untuk:
a. kepentingan penyidikan;
b. kepentingan pribadi Tahanan; dan
c. keadaan perlu dan mendesak.
 Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari ruang tahanan Polri untuk kepentingan penyidikan diberikan dalam
rangka:
a. pemeriksaan;
b. rekonstruksi;
c. pengembangan kasus; dan
d. penangguhan penahanan.
 Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan pribadi diberikan apabila Tahanan mengajukan izin untuk
keperluan:
a. berobat atau pemeriksaan kesehatan;
b. menjenguk keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia;
c. menjadi wali dalam upacara pernikahan; dan
d. pembagian warisan.
 Izin Pengeluaran Tahanan sementara diberikan berdasarkan penilaian dari penyidik/atasan penyidik.
 Pengeluaran Tahanan dalam keadaan perlu dan mendesak karena:
a. bencana alam;
b. kebakaran; dan
c. kerusuhan.
 Tahanan dapat dikeluarkan sementara untuk kepentingan penyidikan
dilakukan dengan cara peminjaman/Bon Tahanan oleh penyidik.
 Peminjaman/Bon Tahanan wajib dibuat secara tertulis oleh penyidik yang
menangani perkara dengan diketahui oleh penyidik/atasan penyidik yang
dibuat rangkap tiga, satu untuk arsip peminjam, satu diserahkan pada
Kepala Jaga Tahanan, dan satu untuk tembusan pejabat pengemban
fungsi Tahti.
 Peminjaman/Bon Tahanan diserahkan kepada petugas jaga Tahanan untuk
diketahui dan dicatat dalam buku mutasi Tahanan.
 Peminjaman/Bon Tahanan ditunjukkan kepada Tahanan dan Tahanan
dimaksud dikeluarkan dari ruang Tahanan.
 Petugas jaga Tahanan memeriksa keadaan fisik Tahanan, dan dicatat
dalam buku mutasi Tahanan serta diketahui oleh Penyidik/atasan Penyidik
selanjutnya tanggung jawab keamanan beralih kepada petugas
Penyidik/atasan Penyidik yang membawa/meminjam Tahanan, selama
masa peminjaman.
 Pengembalian Tahanan yang dibon dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Tahanan yang dibon, wajib diserahkan kembali oleh penyidik/atasan
penyidik kepada petugas jaga Tahanan dan dicatat dalam buku mutasi
Tahanan;
b. sebelum dimasukkan kedalam Ruang Tahanan, petugas jaga Tahanan
harus lebih dahulu memeriksa kondisi fisik/kesehatan Tahanan; dan
c. apabila saat menerima pengembalian Tahanan terdapat perubahan
kondisi fisik Tahanan petugas jaga harus membuat Laporan Polisi untuk
proses lebih lanjut.
 Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan berobat dilakukan dengan ketentuan:
a. Tahanan yang menderita sakit dan memerlukan perawatan segera, Kepala Jaga
menghubungi dokter kepolisian setempat untuk memberikan pengobatan;
b. dalam hal tidak terdapat dokter Kepolisian terdekat, Kepala Jaga segera membawa Tahanan
ke Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik Kesehatan atau dokter praktek terdekat;
c. Kepala Jaga paling lambat 1 x 24 jam wajib melaporkan kepada pejabat pengemban fungsi
Tahti/Kepala Ruang Tahanan, Penyidik, dan Pejabat yang menitipkan Tahanan;
d. sebelum Tahanan meninggalkan Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan berobat, Petugas
Jaga Tahanan wajib mencatat dalam buku mutasi;
e. Tahanan yang sakit selama berada di luar Ruang Tahanan Polri wajib dikawal dan dijaga oleh
anggota Polri yang dilengkapi dengan surat perintah tugas;
f. Tahanan yang keluar Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan berobat harus segera kembali
ke Ruang Tahanan Polri;
g. Petugas Jaga wajib melaporkan kepada Kepala Jaga Tahanan atau Kepala Ruang Tahanan
setelah Tahanan kembali dari pengobatan dan dicatat dalam buku mutasi.
h. Dalam hal Tahanan memerlukan rawat inap sesuai rekomendasi dokter Polri, Petugas Jaga
Tahanan wajib melaporkan kepada Penyidik atau Pejabat yang menitipkan Tahanan untuk
proses lebih lanjut
 Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari Ruang Tahanan untuk kepentingan pemeriksaan
kesehatan yang mengidap penyakit tertentu, antara lain penyakit jantung, diabetes mellitus,
ginjal, hepatitis, HIV/AIDS dilakukan dengan ketentuan:
a. untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan dokter di luar Ruang Tahanan Polri;
b. Polri diberikan izin oleh Penyidik yang diketahui dan ditandatangani atasan Penyidik
setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Polri.
 Sebelum Penyidik memberikan izin kepada Tahanan untuk kepentingan pemeriksaan
kesehatan di luar Ruang Tahanan Polri wajib memperhatikan permohonan tertulis dari:
a. Tahanan;
b. keluarga;
c. penasihat hukum; atau
d. dokter yang merawat Tahanan sebelumnya.
 Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan
pemeriksaan kesehatan wajib diketahui oleh pejabat pengemban fungsi Tahti/Kepala Ruang
Tahanan Polri.
 Tahanan dapat dikeluarkan sementara dari Ruang Tahanan Polri untuk kepentingan
menjeguk keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia,dengan ketentuan:
a. yang mengalami musibah:1. orang tua kandung/mertua; 2. istri/suami; 3. anak; 4. saudara
kandung.
b. sebelum Penyidik memberikan izin kepada Tahanan wajib memperhatikan permohonan
tertulis dari: 1. keluarga; 2. penasihat hukum.
c. permohonan tertulis wajib dilampirkan surat keterangan dokter dengan menjelaskan
kondisi keluarga yang sakit keras atau surat keterangan kematian;
d. Pengeluaran Tahanan wajib diketahui oleh Pejabat Pengemban fungsi Tahti/Kepala Ruang
Tahanan;
e. Petugas Jaga Tahanan wajib mencatat dalam buku mutasi, sebelum Tahanan meninggalkan
Ruang Tahanan Polri;
f. Tahanan selama berada di luar Ruang Tahanan Polri dikawal dan dijaga oleh anggota Polri
yang dilengkapi dengan surat perintah tugas;
g. Tahanan setelah selesai menjenguk keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia wajib
segera kembali ke Ruang Tahanan Polri;
h. Petugas Jaga Tahanan wajib melaporkan kepada Kepala Jaga setelah kembali menjenguk
keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia dan dicatat dalam buku mutasi
 Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan menjadi wali dalam acara
pernikahan, dilakukan dengan ketentuan:
a. yang akan menikah anak kandung;
b. sebelum Penyidik memberikan izin kepada Tahanan s wajib memperhatikan
permohonan tertulis dari:
1. keluarga; dan/atau
2. penasihat hukum.
c. permohonan izin wajib dilampirkan:
1. asli Kartu keluarga;
2. surat bukti pendaftaran pernikahan dari KUA atau Kantor Catatan Sipil;
3. undangan pernikahan.
 Pengeluaran Tahanan sementara untuk kepentingan pembagian warisan,
dilakukan dengan ketentuan:
a. sebelum Penyidik memberikan izin sementara keluar Ruang Tahanan Polri wajib
memperhatikan permohonan tertulis dari:
1. keluarga;
2. penasihat hukum.
b. permohonan izin wajib dilampirkan surat keterangan dari Kepala Desa dan/atau
Notaris yang menjelaskan mengenai rencana pembagian warisan yang
mewajibkan kehadiran Tahanan;
c. Pengeluaran Tahanan wajib diketahui oleh penyidik dan Pejabat Pengemban
fungsi Tahti/Kepala Ruang Tahanan;
d. Petugas Jaga Tahanan wajib mencatat dalam buku mutasi, sebelum Tahanan
meninggalkan Ruang Tahanan Polri;
e. Tahanan selama berada di luar Ruang Tahanan Polri dikawal dan dijaga oleh
anggota Polri yang dilengkapi dengan surat perintah tugas;
f. Tahanan setelah selesai menjadi wali dalam kepentingan pembagian waris wajib
segera kembali ke Ruang Tahanan Polri;
 Tahanan dikeluarkan dengan alasan bebas demi hukum, habis masa
penahanan, pengalihan jenis penahanan, dipindahkan ke Ruang Tahanan
lain atau Lapas dilakukan berdasarkan Surat Perintah Pengeluaran
Tahanan yang dikeluarkan oleh penyidik dengan ketentuan:
a. Penyidik menyampaikan Surat Perintah Pengeluaran Tahanan kepada
Kepala jaga dengan tembusan pejabat pengemban fungsi tahti/Kepala
Ruang Tahanan;
b. Kepala Jaga mencatat dalam buku mutasi Pengeluaran Tahanan;
c. Petugas Jaga sebelum mengeluarkan Tahanan wajib memeriksa
keadaan fisik Tahanan dan dicatat dalam buku mutasi yang diketahui
dan ditandatangani oleh penyidik;
d. Kepala Jaga menyerahkan barang-barang milik Tahanan yang dititipkan
dengan membuat tanda terima, ditandatangani oleh yang
menyerahkan dan menerima.
Perawatan Tahanan di lingkungan Polri dilaksanakan oleh:
a. Kabagtahti Biro Perencanaan Administrasi (Rorenmin) Badan
Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pada Rumah Tahanan
Bareskrim Polri;
b. Kabagtahti Biro Pembinaan Operasional (Robinopsnal) Badan
Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri pada Ruang Tahanan
Ditpolair Baharkam Polri;
c. Kasubbagtahti Bagian Operasional Detasemen Khusus 88 AT
(Densus 88 AT) Polri pada Cabang Rumah Tahanan Mako Brimob;
d. Dirtahti pada Ruang Tahanan Polda;
e. Kasattahti pada Ruang Tahanan Polres; dan
f. Kepala Urusan Tahanan dan Barang Bukti (Kaurtahti) pada Ruang
Tahanan Polsek.
Pejabat pengemban fungsi Tahti dalam pelaksanaan tugas
Perawatan Tahanan dibantu oleh 3 (tiga) unit petugas jaga,
masing-masing unit terdiri dari:
a. Kepala Jaga,
b. Wakil Kepala Jaga,
c. Anggota jaga, paling sedikit 2 (dua) anggota jaga atau
disesuaikandengan kebutuhan.
a. menerima, mendata, menempatkan dan mengeluarkan Tahanan;
b. memeriksa administrasi penahanan;
c. memeriksa badan dan kesehatan Tahanan yang keluar maupun masuk
Ruang Tahanan Polri;
d. memeriksa secara periodik dan insidentil paling sedikit 3 (tiga) kali seminggu
antara lain jumlah, kesehatan dan kegiatan Tahanan serta kondisi ruang
Tahanan;
e. memeriksa/menggeledah Ruang Tahanan Polri;
f. mencatat dalam kegiatan jaga Tahanan;
g. menjaga keamanan dan ketertiban pada Ruang Tahanan Polri;
h. menyimpan barang titipan milik Tahanan;
i. mencatat identitas Penyidik dan memeriksa administrasi Bon Tahanan dan
nomor telepon/HP yang sewaktu-waktu dapat dihubungi;
j. melaporkan atas setiap kejadian yang menonjol yaitu Tahanan sakit,
meninggal dunia, dan melarikan diri kepada pejabat pengemban fungsi
tahti/Kepala Ruang Tahanan;
k. melarang pengambilan gambar/liputan dalam ruang tahanan;
l. menjaga terhadap kemungkinan yang terjadi.
petugas jaga melakukan tindakan sebagai berikut:
1. segera mengumpulkan Tahanan yang masih ada dan
diperintahkan untuk masuk kamar Tahanan masingmasing
dan dikunci;
2. melapor kepada atasan untuk mengambil tindakan lebih
lanjut;
3. mengisolasi tempat larinya Tahanan agar lokasi/ruangan
tersebut tidak digunakan;
4. melaporkan kepada penyidik yang melakukan penahanan.
Dalam menjaga keamanan dan ketertiban Ruang Tahanan, petugas
jaga melarang Tahanan untuk:
a. membuat keributan;
b. membawa alat komunikasi dan elektronik;
c. memakai/membawa ikat pinggang, tali, alat atau senjata tajam
yang dapat membahayakan diri sendiri dan/atau Tahanan lain;
d. melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan;
e. memasukan, menyimpan, memakai, dan mengedarkan narkoba;
f. melakukan perbuatan cabul terhadap sesama Tahanan;
g. membawa uang;
h. bermain judi; dan
i. melakukan pelanggaran atau tindak pidana lainnya
(1) Pejabat bertanggung jawab kepada atasan
secara berjenjang.
(2) Tanggung jawab yuridis atas Tahanan berada
pada penyidik yang melakukan penahanan
sesuai dengan tingkat pemeriksaan.
(3) Tanggung jawab fisik atas Tahanan berada
pada Petugas Jaga Tahanan, Kepala Jaga
Tahanan, pejabat pengemban fungsi
Tahti/Kepala Ruang Tahanan.
a. ruang penjagaan Tahanan;
b. ruang Tahanan;
c. Mandi, Cuci, Kakus (MCK);
d. ruang kunjungan;
e. ruang makan;
f. ruang ibadah;
g. ruang olah raga;
h. tempat penyimpanan barang titipan Tahanan;
i. sarana angkutan/kendaraan Tahanan;
j. kelengkapan Ruang Tahanan.
a. buku register;
b. tongkat polisi;
c. borgol;
d. lampu senter/emergency lamp;
e. kunci gembok dan tempat penyimpanannya;
f. kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK);
g. kotak surat perintah penahanan;
h. alat komunikasi;
i. alarm/lonceng;
j. Closed Circuit Television (CCTV);
k. hydran/tabung pemadam kebakaran;
l. alat kejut listrik;
m. metal detector;
n. televisi.
Sarana angkutan/kendaraan Tahanan digunakan
mengangkut Tahanan dari satu tempat ke
tempat lain, disertai dengan petugas
pengawalan untuk:
a. pemeriksaan dalam proses Penyidikan;
b. proses penyerahan tahap II kepada Jaksa
Penuntut Umum;
c. berobat ke Rumah Sakit; dan
d. dipindahkan ke tempat penahanan lain.
 Pengawasan dan pengendalian Perawatan Tahanan pada tingkat Mabes
Polri oleh:
a. Karorenmin Bareskrim Polri, untuk Tahanan pada Ruang Tahanan
Bareskrim Polri;
b. Karobinopsnal Baharkam Polri untuk Tahanan pada Ruang Tahanan
Direktorat Polair Baharkam Polri;
c. Kabagops Densus 88 AT Polri dan Kabagops Korbrimob Polri untuk
Tahanan Densus 88 AT Polri pada Ruang Tahanan Korbrimob Polri.
 Pengawasan dan pengendalian Perawatan Tahanan berada di bawah
koordinasi Kabareskrim Polri.
 Pengawasan dan pengendalian Perawatan Tahanan dilaksanakan melalui
kegiatan:
a. supervisi;
b. monitor dan evaluasi;
c. bimbingan teknis dan arahan.
 Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan pada tingkat Polda, berada pada
Dirtahti.
 Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan dilaksanakan melalui kegiatan:
a. supervisi;
b. monitor dan evaluasi; dan
c. bimbingan teknis dan arahan.
 Dirtahti melaporkan secara berkala pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan kepada Kabareskrim Polri
 Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan Pada tingkat Polres, berada pada
Kasattahti.
 Pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan dilaksanakan melalui kegiatan:
a. supervisi;
b. monitor dan evaluasi; dan
c. bimbingan teknis dan arahan;
 Kasattahti melaporkan secara berkala
pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan kepada Dirtahti Polda.
Pada tingkat Polsek, tanggung jawab
pengawasan dan pengendalian Perawatan
Tahanan berada pada Kaur Tahti dan
melaporkan secara berkala kepada Kasattahti
Polres.
TRI BRATA
PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN

PERTEMUAN X
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN
2010
tentang
TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI
DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
 Barang Bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik untuk keperluan
pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan.
 Barang Temuan sebagai barang bukti adalah benda bergerak atau tidak
bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang ditinggalkan atau ditemukan
masyarakat atau penyidik karena tersangka belum tertangkap atau melarikan
diri dan dilakukan penyitaan oleh penyidik.
 Pengelolaan Barang Bukti adalah tata cara atau proses penerimaan,
penyimpanan, pengamanan, perawatan, pengeluaran dan pemusnahan benda
sitaan dari ruang atau tempat khusus penyimpanan barang bukti.
 Tempat Penyimpanan Barang Bukti adalah ruangan atau tempat khusus yang
disiapkan dan ditetapkan berdasarkan surat ketetapan oleh Kepala Satuan Kerja
(Kasatker) untuk menyimpan benda-benda sitaan penyidik berdasarkan sifat dan
jenisnya yang dikelola oleh pengemban fungsi pengelolaan barang bukti.
a. hasil penyidikan tindak pidana;
b. hasil penindakan pelanggaran lalu lintas.
 Barang bukti temuan yang telah disita penyidik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam
wajib diserahkan kepada Pengemban Fungsi Pengelolaan Barang Bukti.
 Pengemban Fungsi Pengelolaan Barang Bukti yang menerima
penyerahan wajib melakukan pencatatan ke dalam buku register dan
disimpan pada tempat penyimpanan barang bukti.
 Dalam hal barang bukti temuan berupa benda yang mudah rusak atau
membahayakan, sehingga tidak mungkin untuk disimpan, dapat diambil
tindakan sebagaimana diatur dalam Hukum Acara Pidana.
 Dalam hal barang bukti temuan berupa narkotika jenis tanaman, dalam
waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam wajib dimusnahkan sejak
saat ditemukan, setelah sebagian disisihkan untuk kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
a. tingkat Mabes Polri
1. Bagian Tahanan dan Barang Bukti (Bagtahti) Bareskrim Polri;
2. Bagtahti Baharkam Polri;
3. Subbagian Tahanan dan Barang Bukti (Subbagtahti) Korlantas Polri; dan
4. Subbagtahti Densus 88 AT Polri;
b. tingkat Polda oleh Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda;
c. tingkat Polres oleh Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Sattahti) Polres; dan
d. tingkat Polsek oleh Urusan Tahanan dan Barang Bukti (Urtahti) Polsek.
 diatas Rp. 5.000.000,- disimpan pada
rekening penampungan barang bukti
 dibawah Rp. 5.000.000,- disimpan pada
brankas pengemban fungsi barang bukti
 disimpan di brankas atau safety box bank;

 dapat disimpan pada rekening penampungan


barang bukti mata uang asing; dan

 pencocokan jumlah nilai uang dengan data


setiap bulan antara Pengemban Fungsi
Pengelolaan Barang Bukti dengan penyidik;
Pengeluaran barang bukti untuk dimusnahkan berupa:
 narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang,
dilakukan setelah mendapat surat penetapan dari
Kepala Kejaksaan Negeri setempat dan surat perintah
pemusnahan dari atasan Penyidik;
 benda bergerak dan tidak bergerak selain
sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilakukan
setelah mendapat surat penetapan dari Kepala
Pengadilan Negeri setempat dan surat perintah
pemusnahan dari atasan Penyidik.
pejabat pengemban fungsi pengelolaan barang bukti
melakukan tindakan sebagai berikut :
 memeriksa dan meneliti surat perintah dan penetapan
pemusnahan barang bukti;
 membuat berita acara serah terima yang tembusannya
disampaikan kepada atasan penyidik dan tersangka; dan
 mencatat pengeluaran barang bukti dalam buku register
penyerahan.
 penyisihan barang bukti untuk keperluan pembuktian dan
pemeriksaan laboratoris yang dicatat dalam buku register.
a. pemilik atau pihak yang berhak, mengajukan
permohonan kepada atasan penyidik;
b. atasan penyidik melakukan penilaian dan
pertimbangan untuk menolak atau
mengabulkan permohonan tersebut;
c. setelah permohonan dikabulkan, atasan
penyidik membuat rekomendasi kepada
Pejabat Pengemban Fungsi Pengelolaan
Barang Bukti.
a. bukti kepemilikan barang bukti yang sah;
b. kesediaan untuk merawat dan tidak
mengubah bentuk, wujud, dan warna barang
bukti;
c. kesediaan untuk menghadirkan barang bukti
bila diperlukan sewaktu-waktu; dan
d. kesediaan untuk tidak memindahtangankan
barang bukti kepada pihak lain.
 Pengawasansecara umum secara berjenjang
dilaksanakan oleh Kasatfung dan Kasatker di
bawah koordinasi Kabareskrim Polri.
 dilakukan melalui kegiatan:
a. memeriksa administrasi dan buku register
daftar barang bukti;
b. memeriksa kondisi tempat penyimpanan;
c. memeriksa kondisi fisik barang bukti.
a. supervisi
b. dihapus
a. berita acara;
b. surat tanda penerimaan barang bukti;
c. surat penerimaan barang bukti;
d. buku register daftar barang bukti;
e. buku kontrol barang bukti;
f. laporan bulanan;
g. laporan semester dan tahunan.
TINGKAT POLSEK:
1. Penyidik Polsek melaporkan secara tertulis barang bukti yang ditangani kepada
Kaurtahti;
2. Kaurtahti mencocokkan catatan barang bukti secara administrasi dan fisik barang
bukti;
3. Pencocokan administrasi dengan melihat buku register penyitaan (B.07), buku
register BB (B.13), dan buku laporan polisi B1 dan B2 serta buku register B.12A;
4. apabila terdapat barang bukti uang disimpan:
a) di dalam brankas, dicocokkan antara jumlah fisik uang yang tercatat dalam
buku register penyitaan; dan
b) di rekening penampungan, dicocokkan antara bukti transfer bank dengan saldo
akhir perbulan dan buku register penyitaan;
5. Urtahti membuat berita acara rekonsiliasi, dan ditandatangani oleh Kaurtahti dan
Kasium diketahui oleh Kapolsek;
6. Laporan dan berita acara rekonsiliasi dikirimkan kepada Kapolres;
TINGKAT POLRES:
1. Penyidik pada Polres melaporkan secara tertulis barang bukti yang ditangani
kepada Kasattahti;
2. Kasattahti mencocokkan catatan barang bukti secara administrasi dan fisik
barang bukti;
3. Pencocokan administrasi dengan melihat buku register penyitaan (B.07), buku
register BB (B.13), dan buku laporan polisi B1 dan B2 serta buku register B.12A;
4. apabila terdapat barang bukti uang disimpan:
a) di dalam brankas, dicocokkan antara jumlah fisik uang yang tercatat dalam
buku register penyitaan;
b) di rekening penampungan, dicocokkan antara bukti transfer bank dengan saldo
akhir perbulan dan buku register penyitaan;

5. Kasattahti membuat berita acara rekonsiliasi, dan ditandatangani oleh Kasattahti


dan Kasikeu diketahui oleh Kapolres;
6. Laporan dan berita acara rekonsiliasi dikirimkan kepada Kapolda;
TINGKAT POLDA:
1. Penyidik pada Polda melaporkan secara tertulis barang bukti yang ditangani
kepada Dirtahti;
2. Dirtahti mencocokkan catatan barang bukti secara administrasi dan fisik barang
bukti;
3. Pencocokan administrasi dengan melihat buku register penyitaan (B.07), buku
register BB (B.13), dan buku laporan polisi B1 dan B2 serta buku register B.12A;
4. apabila terdapat barang bukti uang disimpan:
a) di dalam brankas, dicocokkan antara jumlah fisik uang yang tercatat dalam
buku register penyitaan;
b) di rekening penampungan, dicocokkan antara bukti transfer bank dengan
saldo akhir perbulan dan buku register penyitaan;
5. Dirtahti membuat berita acara rekonsiliasi, dan ditandatangani oleh Dirtahti
dan Kabidkeu;
6. Laporan dan berita acara rekonsiliasi dikirimkan kepada Kabareskrim;
TINGKAT MABES POLRI:
1. Penyidik pada Mabes Polri melaporkan secara tertulis barang bukti yang ditangani:
a) Bareskrim Polri kepada Kabagtahti Bareskrim Polri;
b) Baharkam Polri kepada Kabagtahti Baharkam Polri;
c) Densus 88 AT Polri kepada Kasubbagtahti Densus 88 AT Polri;
2. Kabagtahti dan Kasubbagtahti mencocokkan catatan barang bukti secara administrasi dan fisik
barang bukti;
3. Pencocokan administrasi dengan melihat buku register penyitaan (B.07), buku register BB (B.13), dan
buku laporan polisi B1 dan B2 serta buku register B.12A;
4. apabila terdapat barang bukti uang disimpan:
a) di dalam brankas, dicocokkan antara jumlah fisik uang yang tercatat dalam buku register
penyitaan; dan
b) di rekening penampungan, dicocokkan antara bukti transfer bank dengan saldo akhir perbulan
dan buku register penyitaan;
5. Kabagtahti Baharkam Polri, Kasubbagtahti Korlantas Polri dan Kasubbagtahti Densus 88 AT Polri
melaporkan kepada Kabagtahti Bareskrim Polri;
6. Kabagtahti Bareskrim Polri membuat berita acara rekonsiliasi dan ditandatangani oleh:
a) Kaurkeu dan Kabagtahti Bareskrim Polri serta Kabidkeu II Mabes Polri, pada Satker Bareskrim
Polri dan melaporkan kepada Kabareskrim Polri;
b) Kabagtahti Bareskrim Polri, Kapuskeu Polri dan Kabareskrim Polri, pada tingkat Mabes Polri;
7. Laporan dan berita acara rekonsiliasi dikirimkan kepada Kapolri.
a) untuk Dittipidkor karena memiliki rekening penampungan sendiri, Berita Acara rekonsiliasi
ditandatangani oleh Direktur Tipikor dan Kapuskeu, diketahui Kabareskrim dan tembusan
dikirim ke Bagtahti Bareskrim Polri.
TRI BRATA
PENJAGAAN

OLEH
AKBP. Drs. DWIDJO SUSANTO
PENJAGAAN

PERTEMUAN XI

PELAYANAN MASYARAKAT
Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam pelayanan masyarakat :
1. Tanggap terhadap gangguan kamtibmas (segera bertindak ketika
terjadi gangguan Kabtibmas).
2. Tidak membeda-bedakan kepada siapa pelayanan diberikan (tidak
diskriminasi).
3. Cepat dan responsif terhadap keinginan masyarakat (segera datang
ke Tempat Kejadian Perkara).
4. Tidak meminta dan menerima imbalan baik barang/ uang serta
mengancam/menakut-nakuti masyarakat dengan hukuman dan
ancaman yang berat.
5. Tidak arogan, Menimbulkan rasa aman terhadap masyarakat yang
dilayani (menciptakan suasana dan cara berkomunikasi yang
mendorong masyarakat untuk berani mendatangi kantor polisi dan
berani menyampaikan keluhan serta bebas melaporkan permasalahan
yang dihadapi).
6. Memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat
(menciptakan situasi dimana masyarakat tidak diserang baik secara
fisik maupun psikis).
7. Ramah, sopan dan simpatik (rendah hati, jujur, tulus dan ikhlas).
Tata Cara Pelayanan terhadap tamu/masyarakat yang datang ke
penjagaan.
A. Menyambut tamu di penjagaan
Segera sambutlah tamu . jangan dibiarkan sambil berdiri. Salami
dengan ucapan selamat pagi, siang atau malam dengan ramah dan
sopan.
B. Melayani tamu
1. Mempersilahkan tamu duduk pada kursi yang ada.
2. Perkenalkan diri kemudian tawarkan kepada tamu dan hal
(kepentingan) apa yang dapat dibantu serta tanyakan dan catat
nama serta identitas tamu tersebut ke dalam buku mutasi
penjagaan.
3. Arahkan tamu ke tempat yang akan dituju.
4. Berikan kesan bersahabat sebelum pulang, berdiri dan salami serta
antarkan sampai ke tempat yang dituju bila memungkinkan dan
jangan lupa ucapkan terima kasih serta berikan salam.
C. Mengantar Tamu
Berikan kesan bersahabat sebelum tamu meninggalkan penjagaan,
berdiri dan salami serta antarkan sampai ke pintu dan jangan lupa
ucapkan terima kasih.
1. Apabila pesawat telephone berdering, segera angkatlah gagang telephone.
a) Berikan salam, sebutkan Nama Kesatuan, Nama dan Pangkat si
penerima.
b) Tanyakan identitas yang berbicara, tanyakan apa yang dapat dibantu.
c) Suara hendaknya jelas, berwibawa, jangan terlalu keras tetapi tidak
boleh lemah.
d) Kata-kata yang diucapkan harus sopan dan jelas diterima bagi orang
lain.
e) Berikan jawaban yang baik dalam setiap menerima telephone.
2. Catat semua pembicaraan melalui telepon, dengan memuat :
a) Dari mana.
b) Untuk siapa.
c) Isi berita.
d) Kapan diterima (tanggal dan jam).
e) Tutup pembicaran telephone dengan ucapan terima kasih dan salam
dengan meletakkan gagang telephone pada tempatnya dengan baik.
Jangan sekali-kali meletakkan gagang telephone dengan keras
Cara Pengiriman Berita atau Laporan melalui Pesawat Telephone :
a. Putar atau tekan nomor yang dituju.
b. Ucapkan selamat pagi/siang/sore/malam.
c. Beritahukan akan bicara dengan siapa, nama, pangkat.
d. Apabila penerima tidak menguasai atau kurang jelas tentang
berita yang dikirim, berikan penjelasan yang bijaksana.
e. Berikan ucapan terima kasih dan ucapkan selamat
pagi/siang/sore/malam.
f. Tutup pembicaraan telephone dengan cara meletakkan gagang
telephone pada tempatnya dengan baik. Jangan sekali-kali
meletakkan gagang telephone dengan keras.
Pelayanan berita melalui pesan sms (pesan singkat HP).
1. Baca dengan teliti isi beritanya, bila ada yang tidak jelas
telepon kembali ke pengirim untuk mengirimkan ulang
pesan sms yang dimaksud.
2. Catat hari, tanggal, waktu, No. HP dan isi pesan sms ke
dalam buku mutasi.
3. Antar pesan sms tersebut ke pimpinan atau alamat yang
dituju.
4. Segera menindaklanjuti berita atau laporan sesuai
perintah pimpinan.
1. Berita tertulis diantar langsung ke penjagaan oleh si penulis atau
Kurir.
 Segera sambut tamu . jangan dibiarkan berdiri dalam waktu yang
lama, salami dengan ucapan selamat pagi, siang atau malam
dengan ramah dan sopan.
 Mempersilahkan tamu duduk pada kursi yang ada.
 Perkenalkan diri kemudian tawarkan jasa apa yang dapat
dibantu serta tanyakan dan catat nama serta identitas secara
lengkap tamu tersebut ke dalam buku mutasi penjagaan.
 Buka dan teliti isi surat serta catat dalam buku register.
 Berikan kesan bersahabat sebelum pulang, berdiri dan salami
serta antarkan sampai ke pintu keluar penjagaan dan jangan lupa
ucapkan terima kasih serta berikan salam.
 Antar surat tersebut ke pimpinan atau alamat yang dituju.
2. Dikirim melalui jasa pos
 Segera sambut tukang pos (pengantar surat), jangan
dibiarkan berdiri dalam waktu yang cukup lama. Salami
dengan ucapan selamat pagi, siang atau malam dengan
ramah dan sopan.
 Tanyakan dengan sopan, untuk siapa surat yang di antar.
 Berikan kesan bersahabat sebelum pulang, berdiri dan
salami serta antarkan sampai ke pintu keluar penjagaan
dan jangan lupa ucapkan terima kasih serta berikan salam.
 Buka dan teliti isi surat serta catat dalam buku register.
 Antar surat tersebut ke pimpinan atau alamat yang dituju.
 Baca dengan teliti isi beritanya, bila ada
yang tidak jelas telepon kembali ke pengirim
untuk mengirimkan ulang faximile yang
tidak jelas.
 Catat ke dalam buku mutasi.
 Antar faximile tersebut ke pimpinan atau
alamat yang dituju.
TRI BRATA

Anda mungkin juga menyukai