Anda di halaman 1dari 48

Focus Group

Discussion
(FGD)
Desvanty Rahman
2006505360
Fransiska Wardiani
2006505575
Melia Roza 2006505852
Nanda Labado 2006610786
Reza Dara Pertiwi
2006560213
DEFENISI FOKUS GROUP
DISCUSSION
Holsman (2002)(FGD)
Diskusi kelompok kecil orang dengan karakteristik yang homogen dan
dilakukan dengan menggunakan pertanyaan terstruktur dan terbuka

Hollander (2004)
Interaksisosial sekelompok individu tersebut dapat saling mempengaruhi dan menghasilkan
data/informasi jika memiliki kesamaan dalam hal, antara lain memiliki kesamaan karakteristik
individu secara umum, kesamaan status sosial, kesamaan isu/permasalahan, dan kesamaan
relasi/hubungan secara sosial

Columbia dan Hening (1990)


wawancara dari sekelompok kecil yang dipimpin seorang narasumber atau moderator yang
tugas mereka salah satunya mendorong peserta untuk berani berbicara terbuka dan spontan
mengenai hal yang dianggap penting namun berhubungan dengan topik diskusi yang sedang
dibahas.
PERBEDAAN FGD &
WAWANCARA MENDALAM FGD
Interaksi memperkaya jawaban yang disampaikan
WAWANCARA MENDALAM
Interaksi tidak produktif karena percakapannya hanya
peserta, karena jawaban satu orang akan mendorong dilakukan oleh 2 orang orang saja yaitu dari
peserta lain untuk mengemukakan jawabannya juga pewawancara dan yang diwawancara

Topik yang dibahas bersifat umum dan relative Topiknya bisa sensitive (masalah prilaku seksual dan
diketahui oleh banyak orang ideologi) dan kompleks seperti mengukur
pengetahuan sasaran secara detail
Sasaran bisa dikelompokan (sesuai dengan tujuan, Sasaran sulit untuk dikumpulkan karena factor jarak,
syarat homogenitas dan jumlah sasaran mencukupi jumlah sasaran tidak mencukupi
untuk melakukan FGD)
Lebih memerlukan keragaman dan cakupan Lebih memerlukan kedalaman informasi
data/informasi yang bervariasi
Biasanya pertanyaan bersifat umum dan tidak banyak Pertanyaan relative lebih spesifik dalam dan lebih
banyak
Kelebihan Focus Group
Discussion (FGD)
steward & shamdasani (1990)
Cepat &murah Komunikasi Memperoleh data
Peneliti & peserta dapat
berinteraksi lansung, dapat non -verbal dan banyak
menanyakan kembali

Berbagi Pendapat Lentur dan Mudah & cepat


dalam kelompok bervariasi topik dimengerti
Kekurangan Focus Group
Discussion (FGD)
mark (2005)
Tidak menghasikan Fasilitator harus Mencatat hasil diskusi
frekuensi/distribusi dari terampil FGD tidak mudah
kepercayaan & prilaku di
populasi

Dibutuhkan waktu untuk Sulit dianalisis Tidak mudah mendorong


mengetahui reaksi para peserta anggota pasif
PEDOMAN ETIKA DALAM FOCUS
GROUP DISCUSSION (FGD)

01
Mengundang Peserta
Menjelaskan tujuan, izin penelitian dan pihak-
02 Hak & Kewajiban Peserta
Peserta mendapat transportasi, makanan kecil tanda
mata dan perserta wajib aktif dan juga kita tidak boleh
pihak yang terlibat dalam penelitian
memberikan janji yang tidak dapat dipenuhi atau
diluar konteks peneliti

Melindungi Kerahasiaan Peserta

03Nama asli peserta tidak boleh digunakan selama diskusi


(dengan angka atau nama samarkan) identitas mereka
akan dijaga kerahasiaannya setelah kelompok fokus
04 Dokumentasikan
Semua jawaban yang
diberikan peserta akan di catat
ditranskripsikan dan dianalisis, kode atau nomor yang
diberikan kepada peserta oleh pencatat diskusi
Komposisi
Kelompok Fokus ● Hal yang perlu diperhatikan saat
menentukan subjek yang akan menjadi
informan dalam metode FGD adalah
“HOMOGENITAS”

● Tiga faktor pertimbangan memutuskan


jumlah FGD yang dilaksanakan :

1. Berapa banyak variabel demografis


yang diinginkan?
2. Sumber daya keuangan dan
manusia apa yang dimiliki?
3. Sumber daya waktu apa yang
tersedia?
Evi Martha, 2016
Mack, 2005
Banyaknya FGD yang akan dilaksanakan
mengacu pada dua prinsip Minimal 2 kelompok untuk setiap “tipe”/
APPROPRIATENESS dan ADEQUACY. karakteristik informan.

Krueger dalam Rabiee, 2004


FGD dilakukan sampai data menjadi jenuh,
namun disarankan hanya melibatkan 3- 4
kelompok diskusi.
Jumlah peserta
dalam kelompok
diskusi
6-8 orang, namun jumlah yang
disarankan 6-10 orang (Rabiee,
2004).

8-10 orang, dengan jumlah


maksimum 12 orang (Mack,2005).
Waktu untuk
melakukan FGD
Pelaksanaan FGD biasanya
berlangsung 1-2 jam, tergantung
kompleksitas topik, jumlah
pertanyaan, dan jumlah peserta
(Rabiee, 2004).

1-2 jam dan harus menyertakan


waktu untuk peserta beristirahat
(Mack,2005).
Pertanyaan
dalam
FGD
Format yang sangat serbaguna untuk
wawancara mendalam dan kelompok fokus
dalam penelitian kesehatan perilaku terapan
adalah pendekatan semi-terstruktur.

Pewawancara biasanya menggunakan


serangkaian topik atau pertanyaan tertulis
dengan kata-kata yang fleksibel yang
membuat percakapan tetap terpandu dan pada
jalurnya tetapi tanpa memaksakan batasan
pada gaya dan ekspresi peserta.
Pola pertanyaan
kualitatif :
Pertanyaan utama,
pertanyaan lanjutan, dan
probe ( Patton, 1990;
Rubin & Rubin, 1995).
Cara melakukan Probing yang efektif :

PROBING LANGSUNG PROBING TIDAK LANGSUNG

“..Bagaimana ini bisa terjadi..?” Ungkapan verbal netral “..uh,huh,”


“Menarik..” dan “aku mengerti..”
“..Mengapa anda berpikir ibu-ibu
bayi di kampung ini akan menolak Ekspresi verbal empati , “ ..saya
diajak untuk imunisasi…?” bisa melihat mengapa anda
mengatakan bahwa hal ini sulit bagi
“…Dapatkah anda memberi saya anda..”
contoh…?”
Teknik Mirroring, atau mengulang
“…Apa yang terjadi kemudian?..” pernyataan

Bahasa tubuh seperti mengangguk

Sumber dan modifikasi : Mack,2005


Cara
mengelola
FGD
Menurut Mack, 2005
Tipe orang yang dibutuhkan dalam
FGD :
 Pihak yang merekrut
 Fasilitator
 Notulen
Memfasilitasi Diskusi Kelompok
Memberikan jeda
atau suasana diam
sebentar

Batasi partsipasi
Buka diskusi dengan
anda setelah diskusi
komentar umum
dimulai

Undang partisipan
berkomentar
Memfasilitasi Diskusi Kelompok Tinjau ulang catatan
anda bisa dengan
menambah
komentar di akhir

Memahami materi
Menulis narasi
dalam panduan dan
deskriptif dari
mendorong
singkatan dan kata-
partisipasi
kata kunci
Mengidentifikasi maksimum
pertanyaan yang
memerlukan tindak
lanjut
Tugas khusus moderator kelompok fokus adalah
untuk membuat sekelompok mitra konferensi
dan mendengarkan dengan minat yang tidak
menghakimi sambil menjaga agar diskusi tetap
fokus dan bergerak. Pewawancara atau moderator
yang responsif menunjukkan minat, rasa ingin
tahu, empati, dan dorongan tetapi juga harus
fleksibel, kreatif, dan mampu menyesuaikan
pertanyaan dan komentar dengan tanggapan
unik setiap orang.
Karakteristik Moderator yang baik
Diadaptasi dari Debus,1986 dalam Evie Martha,2016 :
• Kemampuan untuk merasa nyaman dan membuat orang lain merasa nyaman
• Kemampuan untuk membangun hubungan dan memproyeksikan rasa hormat tanpa
syarat dan penerimaan orang lain
• Kemampuan untuk menyampaikan kehangatan dan empati
• Keterampilan verbal dan interpersonal yang baik
• Keterampilan mendengarkan yang baik
• Kemampuan untuk menunjukkan antusiasme dan minat yang tulus pada orang lain
• Kesadaran akan reaksi nonverbal sendiri, menggunakan bahasa tubuh untuk
memproyeksikan respons positif
• Kemampuan untuk menafsirkan dan mengeksplorasi apa yang dikatakan orang
sehubungan dengan masalah penelitian.
• Kemampuan untuk menafsirkan dan mengeksplorasi referensi dan nuansa budaya
lokal.
Karakteristik Moderator yang baik
Mack, 2005 :
Langkah langkah
FGD
Tiga Proses dalam
Focus Group Discussion

Setelah FGD
1. Berterimakasih
Sebelum FGD Proses FGD
2. Jelaskan informasi
1. Protokol panduan 1. Perkenalan peneliti
akan digunakan
penelitian dan pencatat
3. Pemberian fee
2. Informed consent 2. Tujuan penelitan
dilakukan secara
3. Alat-bahan dan rekaman
tertutup
(besar-kecil) 3. Pastikan
4. Kumpulkan
4. Makan-minuman, pemahaman tujuan
perekam digital
Hadiah dan kerahasiaan
(Verbal) dan
5. Uji perekam 4. Jelaskan proses,
catatan tertulis
digital norma, aturan FGD
(non verbal)
6. Plotting dan 5. Kontrak durasi
5. Transkrip rekaman
mapping peserta 6. Mulai diskusi
6. Tinjau ulang
Langkah-langkah Persiapan
0FGD
1 0
Membuat Pedoman FGD
a. Pertanyaan Umum
Fasilitator Paham Tugas dan Tanggung

2
b. Pertanyaan khusus
c. Pertanyaan bersifat menggali Jawab
a. Mengenalkan topik yang akan di diskusikan
b. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri

0 Fasilitator dan Notulen


c.
peserta
Memastikan semua peserta berada di dalam
kelompok

3
Merangkum hasil diskusi yang ditulis dalam
butir-butir penting yang terangkum selama
d.
e.
f.
Memfasilitasi Diskusi antar kelompok
Mengontrol waktu dan irama diskusi
Sensitif pada komunikasi non verbal
diskusi berjalan
Cara Menangani Peserta dalam FGD

ba nyak Peserta yang rawan Peserta yang Agresif


Peserta yang Mengganggu
bicara
Meminta individu
an topik baru Mengingatkan kelompok
Memperkenalk tersebut untuk tenang
a n m e min ta k lp mambahas dengan aturan FGD
d Peserta yang Lelah
poin tersebut
Istirahat dan Minum

Peserta yang
Peserta yang Pemalu Peserta yang
Pemarah
Menangis
Menunda diskusi dan Netralisir keadaan dgn
Mengajukan pertanyaan mengatakan bahwa ini Notulen dapat
langsung memang hal sensitif mengajak peserta tsb
keluar
Teknik Untuk
Bertanya Secara
Efektif 1.
2.
Maksud Mengajukan Pertanyaan pada Satu Waktu
Upaya untuk Tetap Netral
3. Cara Memverifikasi Tanggapan yang Tidak Jelas
4. Cara Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan Terbuka.
5. Cara Menghindari Pertanyaan yang Menggiring
6. Partanyaan Tindak Lanjut dan Cara Menggunakannya.
Kesalahan Umum dalam Fokus
Group
• Membiarkan satu atau dua peserta mendominasi diskusi atau tidak memungkinkan peserta yang diam
untuk bicara
• Terlalu lama membahas suatu topik
• Menggunakan kata yang sama untuk mengulang pertanyaan
• Mengulangi pertanyaan awal daripada menyelidiki tentang apa yang baru saja dikatakan
• Menerima komentar tentang apa yang harus dilakukan orang tanpa menyelidiki apa yang sebenarnya
mereka lakukan dan mengapa ada perbedaa
• Tidak menyelidiki asumsi untuk melihat dari mana asalnya
• Membiarkan pertanyaan bagus hilang jika tidak segera dijawab
Peran pencatat Group Diskusi
Dalam kasus rekaman yang
tidak terdengar, listrik mati,
Pencatat berperan data hilang, biasanya peneliti
sebagai pencatat- akan mencatat diskusi di
pengamat kelompok kertas sebagai data mentah
fokus

Selain melakukan pencatatan,


peran pencatat juga melakukan
observasi yang akan memperkaya
transkrip dengan pesan non verbal
yang ada kaitan dengan diskusi
Hal-hal yang Dilakukan Setelah
Pelaksanaan FGD
-Mencatat informasi tambahan selama FGD berlangsung.
-Membahas masalah atau komentar yang perlu di klarifikasi.
-Membahas pertanyaan tertentu yang perlu dieksplorasi
-Mengetahui informasi yang bertentangan atau menegaskan data yang dikumpulkan di sesi sebelum
-Mendiskusikan topik baru yang muncul selama diskusi kelompok
-Mengidentifikasi informasi yang hilang
-Mengidentifikasi informasi yang perlu diteliti diluar pelaksanaan FGD
-Membahas titik masalah yang muncul selama pelaksanaan FGD
Penggunaan catatan diskusi
-Notulen menggunakan catatan diskusi untuk
merekam semua poin dan isu yang muncul
selama diskusi
- membuat dan menggunakan catatan diskusi
akan membantu untuk konsisten tentang aspek
yang ingin diteliti dalam setiap sesi diskusi
kelompok
Pemilihan tempat FGD
Tempat pelaksanaan FGD adalah ruangan yang sepi dan
nyaman, bebas dari interupsi dan bebas dari observasi pihak
lain yang tidak terlibat dalam FGD

Tempat pelaksanaan FGD juga sebaiknya jangan di tempat


yang ramai seperti dekat bengkel, mesjid ataupun kandang
ayam karena bisa mengganggu proses hasil rekaman diskusi
Membuat catatan FGD
Dalam membuat catatan hasil FGD, ada beberapa tipe catatan
-Kutipan
-Kata kunci
-Pertanyaan tambahan
-Ide/pemikiran baru selama pelaksanaan
-Faktor lain
Teknik
Pengumpu
lan Data
Terstruktur
1. Freelisting dan Pile Sorts
 Peneliti meminta partisipan untuk membuat daftar semua contoh dari beberapa
fenomena.
 Item di daftar kategori kemudian ditransfer ke kartu yang peserta sortir ke dalam
tumpukan sesuai dengan kriteria dan label masing-masing.
 Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa orang memahami dunia mereka dengan
mengelompokkan pengamatan dan pengalaman mereka dalam kelas yang dikenal
sebagai domain.

Domain Budaya adalah "sekumpulan item atau hal-hal yang semuanya


dari jenis atau kategori yang sama"
(Schensul, LeCompte, Nastasi, & Borgatti, 1999, p. 115)
Misalnya :
Persepsi umum tentang IMS,  dapat meminta peserta dalam
penelitian untuk membuat daftar semua penyakit dan gejala yang dapat
mereka pikirkan dan mengaturnya dalam kelompok sesuai dengan
karakteristik umum. Penyebut umum yang mereka gunakan dapat
memberi tahu banyak hal tentang arti yang dilampirkan orang pada
gejala IMS. Mungkin dapat ditemukan bahwa orang mengklasifikasikan
gejala menurut pengertian tradisional sebab dan akibat,
menghubungkan beberapa dengan penyebab transenden, sedangkan
yang lain mengurutkan kartu menjadi tumpukan yang mewakili
penjelasan biomedis, lingkungan, atau politik
2. Photo Elicitation

ini,
m e n g g u n a kan teknik
Saat tau moderator
a n c a ra a
pewaw n tu visual sepe
rti
k a n a la t b a
menyaji s te r dan meminta
k a ta u p o
foto-grafi ic a ra tentang apa
k b erb
peserta untu
ereka.
artinya bagi m
Misalnya:
Dalam studi kualitatif dengan pria dan wanita yang
sebelumnya tunawisma dengan penyakit mental yang
parah, peserta membawa 18 foto yang mewakili
aspek positif dan negatif dari kehidupan mereka dan
menceritakan apa arti foto tersebut selama
wawancara individu.

(Padgett, Smith, Derejko, Henwood,&


Tiderington, 2013)
3. Photovoice
Memberikan kamera kepada peserta
penelitian untuk menangkap kekuatan
dan masalah dalam komunitas dan
kemudian meminta peserta untuk
menjelaskan apa yang diwakili oleh
gambar tersebut.

“Teknik ini sangat cocok untuk


pertanyaan dari perspektif
transformatif, karena memiliki potensi
untuk menyuarakan orang yang
mungkin tidak terdengar sebaliknya”
10 langkah praktik terbaik dalam menerapkan Misalnya :
teknik ini menurut Hergenrather et al. (2009) :
Pada tahun 2010, photovoice digunakan untuk memahami
perspektif dan tantangan anak-anak di Lira, Uganda, yang
1. Identifikasi Masalah Komunitas; tinggal di jalanan, di luar perawatan keluarga. Anak-anak
2. Perekrutan Peserta; disediakan kamera untuk menangkap apa yang mereka rasa
3. Pelatihan Photovoice; penting untuk diketahui orang lain tentang kehidupan
mereka, termasuk mengapa mereka hidup di jalanan, serta
4. Distribusi Dan Instruksi Kamera; harapan dan impian mereka untuk hidup mereka.
5. Identifikasi Tugas Foto; Wawancara mendalam kemudian dilakukan agar peneliti
6. Diskusi Tugas; dapat mempelajari lebih lanjut tentang apa yang ada dalam
foto yang diambil anak-anak, dan foto-foto tersebut
7. Analisis Data; ditempatkan dalam urutan yang menceritakan sebuah
8. Identifikasi Pendukung Yang Berpengaruh; cerita (yaitu storyboard). Akhirnya, Sebuah poster
9. Penyajian Temuan Photovoice; Dan dirancang untuk setiap anak yang melakukan triangulasi
hasil photovoice, wawancara, dan storyboard. Poster-
10. Pembuatan Rencana Aksi Untuk Perubahan. poster tersebut kemudian digantung di lokasi-lokasi di
sekitar komunitas. Rekaman fotografis memberdayakan
anak-anak rentan ini untuk berkomunikasi dengan
pemangku kepentingan di komunitas tentang isu-isu yang
memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari
4. Vignettes
 Berguna untuk topik sensitif.
 Peneliti mempresentasikan vignette bisa berupa cerita tertulis, video,
atau gambar — kemudian meminta partisipan untuk bereaksi
terhadap cerita, karakternya, dan / atau situasinya, misalnya
menanyakan kepada mereka seperti apa karakter tersebut. atau harus
dilakukan dalam situasi itu dan mengapa. Ini dapat diikuti dengan
menanyakan apa yang akan dilakukan oleh peserta sendiri dan
mengapa.
 Saat mengembangkan vignette, perhatian harus diberikan untuk
memastikan bahwa jarak antara pengalaman hidup partisipan
penelitian dan karakter dalam cerita tidak terlalu besar; jika tidak,
peserta mungkin tidak dapat berhubungan dengan skenario (Hughes
& Huby, 2002).
5. Pemetaan Tubuh
 Sebagai alat penelitian untuk
mempelajari dampak kesehatan
 Teknik dimana peserta dari ketidakamanan kerja (Wilson
menggambar peta tubuh manusia. et al., 2011) dan efek bahaya
 Sering digunakan sebagai alat pekerjaan (Gastaldo, Magalhães,
terapi untuk membantu orang Carrasco, & Davy, 2012)
yang hidup dengan HIV dan orang  Berguna dalam studi tentang
yang menderita gangguan stres persepsi orang tentang anatomi
pasca-trauma untuk merefleksikan dan fisiologi reproduksi,
pengalaman mereka (Crawford, kesadaran akan kesuburan, dan
2010; Solomon, 2002). masalah kesehatan reproduksi
lainnya
Misalnya : dalam sebuah penelitian di Kanada dengan pengecoran dan
pekerja isolasi, para peneliti menggunakan pemetaan tubuh untuk
mengeksplorasi dampak kesehatan dari paparan asbes di masa lalu.
Setelah pekerja menggambar peta tempat kerja dan paparan asbes, Mereka
kemudian mendokumentasikan masalah kesehatan mereka pada peta tubuh
seukuran manusia dengan menggunakan stiker titik yang diberi kode
warna sesuai dengan jenis masalah kesehatannya. Setelah selesai, peta
tubuh menunjukkan kelompok titik yang mewakili penyakit pernapasan,
kanker, dan penyakit kardiovaskular. Temuan akhirnya digunakan sebagai
bukti dalam apa yang terbukti sebagai klaim kompensasi pekerja yang
berhasil (Keith & Brophy, 2004).
6. Analisis Jaringan Sosial
Dapat mengeksplorasi sikap, Membantu peneliti memahami apa
keyakinan, dan tindakan individu yang dilakukan dan dipikirkan
dalam konteks afiliasi kelompok orang dalam kaitannya dengan
norma dan harapan kelompok

Mengungkapkan bagaimana orang, langkah pertama dalam


serta ide dan informasi, beredar di mengembangkan intervensi yang
dalam dan di antara kelompok yang efektif untuk mengurangi perilaku
berbeda. yang membahayakan kesehatan
masyarakat.
Digunakan secara luas untuk mempelajari perilaku berisiko yang terkait
dengan berbagi alat suntik narkoba dan melakukan hubungan seks yang
tidak dilindungi dengan pasangan yang terinfeksi HIV

Misalnya, pada tahun 2009, sebuah studi jaringan pengguna


narkoba suntikan di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, berusaha
untuk menentukan kelayakan untuk mengidentifikasi jaringan
seksual yang mencakup orang yang terinfeksi akut dan
serokonversi baru-baru ini di daerah tangkapan yang ditentukan
secara geografis. Wawancara mendalam dilakukan dengan
orang-orang yang dites HIV negatif, memiliki infeksi HIV
baru-baru ini, dan memiliki infeksi yang sudah pasti untuk
mengeksplorasi bagaimana pengalaman konseling dan tes
sukarela, serta pengetahuan tentang status HIV pribadi,
memengaruhi perilaku responden. dan hubungan.
ring
Studi jaringan sosial se
kualitatif
menggabungkan teknik
desain
dan kuantitatif dalam
penelitian yang sama.

Analisis kualitatif mengambil pendekatan


yang lebih holistik untuk mengeksplorasi
makna dan konteks hubungan jaringan
dalam pengaturan alaminya.

if dan
metode kuantitat
Menggabungkan tidak
itati f ad al a h st rategi yang kuat,
kual istik
pelajari karakter
hanya untuk mem i
an te ta pi ju ga untuk memaham
jaring lam dan
an perilaku di da
penyebaran ide d
.
di antara jaringan
REFRENSI
Tolley, E. E., et al. (2016). Qualitative methods in public
health: a field guide for applied research. John Wiley & Sons.

Mack, N. (2005). Qualitative research methods: A data


collector’s field guide.

Martha, E., & Sudarti, K. (2016). Metodologi Penelitian


Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
PERTANYAAN :
1. Dalam melakukan FGD muncul banyak prespektif, gimana yg dilakukan fasilitator agar tetap
berlangsung kondusif? Teknik mengatasinya ? (Erlin)
2. Bagaimana memilih partisipan yang diambil mewakili populasi dan menghindari bias? (Faradina)
3. Apakah boleh melanjutkan pertanyaan selanjutnya jika hanya beberapa informan yg menjawab? Dan
tips agar informan terbuka ? (oktrina)
4. Misal saat melakukan FGD, Topik penggunaan KB, informan bertanya balik kepada fasilitator, apa
yang harus dilakukan? Bolehkah memberikan informasi?(Ditya)
5. Dalam suatu FGD moderator membacakan pemicu diskusi, jika ada informan yg bingung, apakah ada
teknik khusus tim/notulen untuk memberitahukan kepada fasilitator untuk menangani hal ini? (Aan)
6. Bagaimana tiba-tiba ada peserta yg keluar?cara mengatasinya? (prasita)

Anda mungkin juga menyukai