Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Survey kesehatan rumah tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab
kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah pendarahan 28%, eklmasia 24%, infeksi 11%,
partus macet/lama 8%, dan aborsi 5% sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir yang
terbanyak adalah karena BBLR (29%), asfiksia (27%) infeksi dan tetanus (15%), masalah
pemberian minum 10% gangguan hermatologi 6%, lain-lain 13%.

Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana angka
kematian karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun
1986, adalah 42,3% dan kematian bayi pada usia 0-1 bulan. Mengingat kematian bayi
khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana AKI masih
tinggi. Dari sekilas gambaran tersebut diatas, dapat diketahui betapa pentingnya pelayanan
maternal dan perinatal sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk terus ditingkatkan
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.

Hal-hal yang melatar belakangi kematian ibu yang menderita komplikasi obstetri
dalam bentuk “3 Terlambat” yaitu :
1. Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan ditingkat keluarga.
2. Terlambat mencapai tempat pelayanan.
3. Terlambat mendapat pertolongan medis yang memadai.

II. TUJUAN PEDOMAN


a. Umum
Meningkatkan pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Rumah Sakit.

b. Khusus
1. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspil
administrasi dan manajemen kompetensi SDm, fasilitas dan sarana serta prosedur
pelayanan Rumah Sakit.

1
2. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal
3. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di Rumah Sakit.

III. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan Maternal dan perinatal di rumah sakit meliputi perawatan dan
penanganan ibu hamil, melahirkan dan nifas serta bayi baru lahir sampai usia 7 hari
di poliklinik, Gawat darurat, runang bersalin, rawat gabung dan ruang perinatologi
rumah sakit.

IV. BATASAN OPERASIONAL


1. Tenaga medis seperti dokter spesialis anak dan dokter spesialis obstetri dan
ginekology yang memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman
dalam bidangnya.
2. Tenaga keperawatan seperti perawat/bidan yang memiliki pendidikan ,
pelatihan dan pengalaman mengenai perawatan maternal dan perinatal
3. Tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi, farmasi sesuai dengan kompetensinya.

V. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antar Pemerintah.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/ 2007
tentang Izin Praktek Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/Per/
SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keptusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/ 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 603/Menkes/SK/ 2008
tentang Pemberlakuan Pedoman Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi.

2
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari pelayanan maternal dan
perinatal, pimpinan bertanggung jawab dalam menetapkan tim pokja peristi dengan
mengeluarkan surat keputusan. mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan
program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan pelayanan.
Pendidikan berkelanjutan harus dikembangkan untuk tenaga dari unit /bagian
tersebut,sehingga staf dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya untuk melaksanakan tindakan.

B. Distribusi Ketenagaan
Kualifikasi ketenagaan yang harus ada pada pelayanan maternal dan perinatal
terdiri dari :
1. Tenaga medis seperti dokter spesialis anak dan dokterspesialis obstetri dan
ginekology yang memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman
dalam bidangnya.
2. Tenaga keperawatan seperti perawat/bidan yang memiliki pendidikan ,
pelatihan dan pengalaman mengenai perawatan maternal dan perinatal
3. Tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi, farmasi sesuai dengan kompetensinya.

C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga melengkapi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai
dengan tingkat pelayanan dan merumuskan pembagian SDM yang mampu bekerja
cepat, tepat, cermat dalam memberikan pelayanan sejak pasien masuk rumah
sakit.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

Kelas RUANG SENAM RUANG BAYI


III HAMIL
IGD
SEHAT

Kelas II

K.9 K.10 NURSE STATION POJOK


ASI

RUANG
BERSALIN

( VK)

Pav.I Pav. II inter RUANG ADM


RUANG
medi KANGGURU
ate RUANG RUANG
KONSELING KANGGURU

OK RUANG
PERAWATAN
RUANG ISOLASI BAYI RESIKO
ICU
TINGGI

LABORATORIUM

4
B. Standar Fasilitas
Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan untuk
pertolongan maternal dan perinatal antara lain : alat-alat listrik, gas medis (O2), AC, saluran
udara (Ventilasi), peralatan anastesi, alat-alat gawat darurat dan alat-alat resusitasi. Daerah
pengaman listrik paling sedikit diperiksa 2 bulan sekali dan catatan daerah-daerah yang
diperiksa, prosedur yang diikuti dan hasilnya harus disimpan dengan baik-baik. Alat-alat ini
harus dipelihara oleh tekhnisi yang terlatih. Bila mungkin pemeliharaan oleh ahli
tekhnik/konsultan dari luar rumah sakit.
Persyaratan minimal prasarana
Prasarana yang ada dalam pelayanan maternal :Adanya ruang poliklinik, kamar
bersalin, ruang perawatan nifas+kamar mandi, ruang linen, ruang pantry perawat+kamar mandi,
ruang dokter+kamar mandi, ruang tunggu, ruang persiapan+kamar mandi, ruang peralatan dan
obat-obatan, runag observasi, kamar operasi ruang pulih, ruang cuci.
Prasarana yang ada dalam pelayanan Perinatal :Adanya ruang tindakan, ruang isolasi,
ruang rawat non infeksi dan ruang rawat infeksi.
Persyaratan minimal obat
Obat yang harus dipunyai rumah sakit seperti : Vitamin K, Adrenalin, Dopamin, Sulfas
atropin, ATS, Heparin, Ca glukonas, Mgso4, Luminal, Dilantin, Diazepam, Ampicilin,
Gentamicin, Nacl 0,9 %, Nacl 3%, Bicnat, Dextrose 5%, Dextrose 10%, Larutan 1:4, Larutan
Kaen 4B, Larutan Kaen 3B, Aminosteril, Lipid, Alkohol 70 %, Alkohol qt, Betadin.
Persyaratan minimal alat
Ruang poliklinik : Sphygmomanometer, Stateskop, Body Weigh scale, Dopler, Gynaecological
table,Examination lamp, USG, Instrumen For Obsgyn
Kamar Bersalin : Partus Set, Examination Lamp, Dopler, Cardiotocograph, Stetoskop,
Sphyngomanometer, infusion standar, infant weighing scale, Oxygen set
+ Flowmeter, Emergency Ligh, Resuscitation for adult, USG, sterilisator,
Delivery instrumen set, minir surgery instrumen set, forceps naegele,
Vacum Extractor, infus set.
Ruang nifas : Kit resusitasi, Unit pompa ASI, Unit meja Resusitasi, Stetoskop,
Sphygmomanometer Mobile, Infusion Set, Hospital Set, Termometer.
Ruang perinatal : Baby inkubator, Infant Warmer, Suctin Pum, Blue light, Respirator, Suction
pum, Tempat tidur baby, Baby scale, Timbangan Bayi, infant stetoscope,
Tremometer, fals Ligh, Apatel tongue, Baby Resusitation set, Infusion
pum, Intubation set for infant, Baby examination table, Examination lamp.

5
BAB IV

TATA LAKSANA

Tata laksana yang diberikan sesuai dengan standar profesi ,standar pelayanan RS dan Standar
Posedur Operasional. Prosedur pelayanan maternal dan perinatal adalah :

1. Melakukan identifikasi pasien


Pasien baru :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri
b. Dilakukan anamnesa penyakit dan pengisian rekam medik yang baru secara
lengkap
2. Tindakan pertama dilakukan setelah pemeriksaan oleh tenaga medis (dokter).
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik
3. Setelah Itu kolaborasi dengan tenaga keperawatan lainnya sesuai kewenangan
masing-masing
4. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan (teknik, lokasi, dll)
setelah setuju maka keluarga menandatangani informed konsen.
5. Pada kasus-kasus dengan resiko tinggi sebelum diberikan informasi, pasien harus
ditangani terlebih dahulu.
6. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP)
7. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya.
8. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
9. Pulang dan kunjungan kontrol
- Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter
- Pada saat pulang ibu diberikan catatan mengenai kesehatan ibu dan bayi
menggunakan buku KIA atau sejenisnya

6
- Kunjungan kontrol dapat dilakukan ditempat pemberi layanan (RS) atau fasilitas
kesehatan diliuar RS (puskesmas, Klinik, Dokter atau Bidan swasta) apabila
pasien sebelumnya merupakan kiriman atau rujukan dari sarana pelayanan
kesehatan tersebut.

7
BAB V
LOGISTIK

Rancangan bangunan dari ruang tindakan maternal dan perinatal maupun rawat inapnya
harus sedemikian rupa sehingga :
 Mudah dicapai oleh pasien
 Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan pelayanan
 Lalu lintas yang teratur
 Adanyan perbatasan yang jelas antara pelayanan umum dan khusus
 Kamar yang tenang
 Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan linen
 Adanya pengadaan obat-obatan yang mendukung sarana dan prasarana dalam
pelayanan maternal dan perinatal
 Adanya pengadaan peratan penunjang dalam pelayanan maternal dan perinatal

8
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Keselamatan Pasien (Patien Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.

B. Tujuan
- Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- Mengingkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
- Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak di harapkan

C. Standar Pasien Mutu


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan Maternal dan Perinatal adalah:
1. Hak pasien
Pasien/keluarga pasien mempunyai hak mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil
pelayanan terhadap kemungkinan kejadiannnya KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam
asuhan perawatan atau asuhan kebidanan. Untuk keluarga pasien dianjurkan cara
mengurangi resiko terjadinya infeksi nasokomial seperti mencuci tangan.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antara
tenaga (dokter, bidan Perawat, gizi, dll) dan antar unit pelayanan terkait
4. Peningkatan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
Rumah sakit harus terus memperbaik pelayanan, memonitor dan mengevaluasi
kinerja melalui pengumpulan data, menganalisi secara intensif KTD dan melakukan
perubahan untuk memingkatkan kinerja dan keselamatan pasien.
9
5. Peran pimpinan RS dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program pasien safety melalui
penerapan tujuh standar pasien safety
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan sesui standar
pelayanan RS dan standar prosedur operasional untuk meningkatkan kompetensi
staf dalam pelayanan maternal dan perinatal
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Komunikasi antara tenaga kesehatan dan keluarga pasien selama melaksakan
pelayanan dapat mencegah kemungkinan terjadinya KTD

10
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. PROGRAM PENGAMANAN FASILITAS DAN PERALATAN


Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua
peralatanuntuk pertolongan maternal dan perinatal antara lain : alat-alat listrik, gas
medis (O2), AC, saluran udara (Ventilasi), peralatan anastesi, alat-alat gawat
darurat dan alat-alat resusitasi. Daerah pengaman listrik paling sedikit diperiksa 2
bulan sekali dan catatan daerah-daerah yang diperiksa, prosedur yang diikuti dan
hasilnya harus disimpan dengan baik-baik. Alat-alat ini harus dipelihara oleh
tekhnisi yang terlatih. Bila mungkin pemeliharaan oleh ahli tekhnik/konsultan dari
luar rumah sakit.

B. PROGRAM PENGAMANAN INFEKSI NASOKOMIAL


Harus ada sistem yang digunakan untuk mengurangi resiko terjadinya
infeksi nasokomial. Sistem ini harus merupakan bagian integral dari pengendalian
infeksi (PPI) di rumah sakit.

11
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Untuk menilai penampilan kerja staf dan mutu pelayanan maternal dan
perinatal.Dalam hal ini pengelolah bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi pelayanan
tersebut.
Evaluasi terbagi atas:
1. Evaluasi Internal
a. Melakuan evaluasi dan melaporkan prestasi kerja staf.Staf perlu dilibatkan
dalam penilaian prestasi kerjanya dan yang bersangkutan menerima salinan
hasil penilaian tersebut.
b. Menyelidiki dan melaporkan utilisasi dari kamar tindakan dan perawatan
maternal dan perinatal.
c. Menyelidiki dan melaporkan keluhan atau kekurangan dalam pelayanan,bila
perlu memperbaikinya.
d. Menyelidiki dan melaporkan kecelakaan yang terjadi di kamar tindakan.Di
laporkan ke pokja Manajemen Resiko Klinik yang bertugas mendata kasus
bermasalah dan mencatat serta membuat rapat rutin dengan
Tujuan ;
- Melaporkan kepada komite medik
- Membuat rekomendasi untuk perbaikan baik segi medik maupun non
medik.
- Menindaklanjuti keputusan dan pelaksanaan perbaikan mutu.
- Membuat laporan kematian perinatal dalam waktu 1 minggu.
e. Rumah sakit harus merumuskan pembagian SDM yang mampu bekerja
cepat,tepat,cermat dalam memberikan pelayanan sejak pasien masuk Rumah Sakit.
2. Evaluasi Eksternal
Evaluasi Eksternal dapat dilakukan oleh Komisi Akreditasi RS (KARS).

12
BAB IX
DOKUMENTASI

Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan pengenalan tentang sayang ibu di


rumah sakit bhayangkara tk.III polda jambi khususnya di ruang kebidanan, dan
perinatologi, maka perlu diadakan program sayang ibu untuk semua ibu-ibu yang
mengikuti KB, ANC, senam hamil, persalinan dan nifas yang dirawat ataupun rawat
jalan di ruang kebidanan.

13
BAB X

PENUTUP

Pada dasarnya pelayanan maternal dan perinatal merupakan bagian dari program
kesehatan secara luas yang dapat berdampak besar pada Angka kesakitan dan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Bayi (AKB).Salah satu upaya untuk mempercepat penurunan AKI dan
AKB di Rumah Sakit adalah melalui kesiapan Rumah Sakit rujukan dalam pemantapan
pelaksaanan pelayanan 24 jam khususnya kegawat daruratan maternal dan neonatal.
Di Rumah Sakit pelayanan Maternal dan Perinatal tidak saja membutuhkan
keterampilan tenis medis ataupun asuhan keperawatan saja,tetapi unsur
pengelolaan/manajemen pelayanan juga sangat mempengaruhi keberhasilan pelayanan ini
sesuai kriteria yang telah di tetapkan.
Selain itu kurang jelasnya tanggung jawab dan kewenangan masing-masing unit
terkait di berbagai tingkat pelayanan,terbatasnya kemampuan teknis untuk melakukan tindakan
kedaruratan maternal & perinatal dan masih rendahnya cakupan pelayanan yang berkualitas
bagi ibu hamil dapat menghambat pelayanan maternal dan perinatal yang berkualitas.

14
DATA PERSALINAN JANUARI- DESEMBER 2014

JANUARI Sectio cesarea : 32 orang

Total persalinan : 42 orang MEI

Partus spontan : 6 orang Total persalinan : 42 orang

Induksin :- Partus spontan : 9 0rang

Sectio cesarea : 36 orang Induksin : orang

Sectio cesarea : 33 orang

FEBRUARI

Total persalinan : 33 orang JUNI

Partus spontan : 13 0rang Total persalinan : 46 orang

Induksin : orang Partus spontan : 12 0rang

Sectio cesarea : 20 orang Induksin : orang

Sectio cesarea : 34 orang

MARET

Total persalinan : 28 orang JULI

Partus spontan : 9 0rang Total persalinan : 36 orang

Induksin :- Partus spontan : 9 0rang

Sectio cesarea : 19 orang Induksin : orang

APRIL Sectio cesarean : 27 orang

Total persalinan : 49 orang AGUSTUS

Partus spontan : 17 0rang Total persalinan : 66 orang

Induksin : orang Partus spontan : 44 0rang


15
Induksin : orang Induksin : orang

Sectio cesarean : 22 orang Sectio cesarean : 18 orang

SEPTEMBER

Total persalinan : 43 orang

Partus spontan : 30 0rang

Induksin : orang

Sectio cesarean : 9 orang

OKTOBER

Total persalinan : 36 orang

Partus spontan : 17 0rang

Induksin : orang

Sectio cesarean : 17 orang

NOVEMBER

Total persalinan : 59 orang

Partus spontan : 34 0rang

Induksin : orang

Sectio cesarean : 25 orang

DESEMBER

Total persalinan : 43 orang

Partus spontan : 26 0rang


16
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAMBI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. III

MATERNAL DAN NEONATAL

Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III


Polda Jambi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I

LATAR BELAKANG ..............................................................................................

TUJUAN PEDOMAN.............................................................................................

RUANG LINGKUP PELAYANAN ........................................................................

BATASAN OPERASIONAL .................................................................................

LANDASAN HUKUM ..........................................................................................

BAB II

KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA ...........................................................

DISTRIBUSI KETENAGAAN ..............................................................................

PENGATUR JAGA ...............................................................................................


BAB III
STANDAR FASILITAS .........................................................................................
DENAH RUANGAN ............................................................................................
BAB IV
KONSEP PELAYANAN RSSIB ............................................................................
KEGIATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RSSIB ........................................
SISTEM RUJUKAN ..............................................................................................
BAB V
DAFTAR INVENTARIS RSSIB .............................................................................
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN ....................................................................................
BAB VII
KESELAMATAN KERJA ......................................................................................
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU .....................................................................................
BAB IX
PENUTUP ......................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai