Anda di halaman 1dari 9

KLINIK UTAMA

RAWAT INAP PANASEA


Jl. M.H Thamrin No. 2 – Tompokersan Lumajang
Telp. (0334)882319;WA.0822-4666-6322
Email : klinikpanasea18@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA RAWAT INAP PANASEA


NOMOR : 445/01.052/1235018/2023

TENTANG
PELAYANAN RUANG BERSALIN DI KLINIK UTAMA PANASEA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KLINIK UTAMA RAWAT INAP PANASEA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan


ruang bersalin di Klinik Utama Rawat Inap Panaea
secara profesional perlu adanya penyelenggaraan
pelayanan ruang bersalin yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan ruang bersalin di Klinik
Utama Panasea dapat terlaksana dengan baik, perlu
kebijakan kepala Klinik Utama Panasea sebagai
landasan bagi penyelanggaraan pelayanan ruang
bersalin di Klinik Utama Panasea;
c. bahwa untuk dapat terselenggaranya poin a dan b
pada pelayanan ruang bersalin maka perlu
ditetapkan keputusan Kepala Klinik Utama Rawat
Inap Panasea.

Mengingat : 1. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor


25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang klinik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 tahun 2017 Tentang praktik kebidanan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Standar Pelayanan
Kebidanan di ruang bersalin.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK UTAMA PANASEA


TENTANG PELAYANAN RUANG BERSALIN DI
KLINIK UTAMA RAWAT INAP PANASEA.
KESATU : Pelayanan ruang bersalin sebagaimana terlampir
tersebut dalam surat keputusan ini di Klinik Panasea.
KEDUA : Kebijakan pelayanan ruang bersalin sebagai acuan
dalam melaksanakan pelayanan diruang bersalin
Klinik Utama Panasea.
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dan atau kesalahan di dalamnya, akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Lumajang
Pada tanggal : 05 Januari 2023

Kepala Klinik Utama Rawat Inap Panasea,

dr. Edison L.M.A Aminurlah, Sp.OG


NIK. 19532308 15 11 001
Lampiran : Keputusan Kepala Klinik
Utama Rawat Inap Panasea
Tentang Pelayanan Ruang
Bersalin Di Klinik Utama Rawat
Inap Panasea
Nomor : 445/01.052/1235018/2023
Tanggal : 05 Januari 2023

1. Ruang bersalin adalah layanan yang disediakan untuk memberikan


pelayanan kepada ibu bersalin baik secara fisiologi maupun patologis
sesuai dengan standar operasional prosedur (SPO).Yang didukung oleh
fasilitas peralatan dan tenaga bidan yang profesional yang akan
memberikan pelayanan 24 jam. Pelayanana Pada ruang ini terdapat 7
buah tempat tidur dan 1 ruangan bersalin dengan 2 bed.tim yang
bertugas terbagi menjadi 3 sift jaga terdiri 2 dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi dan 8 bidan.
2. Tujuan pelayanan ruang bersalin yaitu tercapainya pelayanan kesehatan
ibu dan bayi yang bermutu pada pasien secara cepat dan tepat demi
kepuasan pasien atau keluarga pasien dengan system pelayanan yang
efektif dan efisien.
3. Fasilitas yang disediakan pada ruang bersalin meliputi bed pasien KTG,
USG, Monitor Vital Sign dan alat maupun fasilitas lainnya yang
mendukung pelayanan diruang bersalin.
4. Jenis pelayanan di ruang bersalin meliputi
1) Asuhan persalinan normal
2) Pemasangan dan pelepasan infus
3) Heacting robekan perenium
4) Amniotomi
5) Pemasangan dan pelepasan cateter wanita
6) Pemasangan oksigen
7) Episiotomi
8) Pemeriksaan DJJ
9) Pemeriksaan dalam
10) Manual plasenta
11) Induksi persalinan dengan misoprostol
12) Pendarahan postpartum
13) Vacum ekstraksi
14) Asuhan masa nifas
15) Atonia uteri
16) Persalinan sungsang/malposisi
17) Persalinan gemeli
18) Penatalaksanaan resusitasi bayi baru lahir
19) Distosia bahu
20) Rujukan SC dengan indikasi
21) Penerimaan pasien rawat inap/ ruang bersalin
22) Pemeriksaan KTG
23) Persalinan IUFD
24) Perawatan bayi baru lahir
25) Penggunaan APD
26) Pemberian Anastesi lidocain
27) Memandikan bayi

5. Kebijakan pelayanan ruang bersalin


A. Pendaftaran pasien
1) Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2) Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang
memenuhi kriteria memiliki ketrampilan komunikasi yang baik.
3) Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4) Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan cara
identifikasi sebagai berikut nama pasien, tanggal lahir pasien,
alamat/tempat tinggal dan nomor rekam medis.
5) Informasi tentang jenis pelayanan ruang bersalin dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi tarif, jenis
pelayanan, tertesediaan tempat tidur dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan ditempat pendaftaran.
6) Hak dan kewajiban pasien

B. Pengkajian keputusan dan rencana layanan


1) Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga
yang kompeten melakukan pengkajian.
2) Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan dan kajian lainnya oleh tenaga profesi kesehatan
sesuai dengan kebutuhan.
3) Proses kajian dilakukan mengacu standart profesi dan standart
asuhan.
4) Proses pengkajian dilakukan dengan memperhatikan tidak
terjadinya pengulangan yang tidak perlu
5) Informasi kajian baik medis keperawatan, kebidanan dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi
6) Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah- langkah SOP
7) Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan
dalam pelayanan
8) Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang memenuhi persyaratan.
9) Pendelegasian wewenang baik dalam kajian dalam kajian
maupun keputusan layanan harus dilakukan melalui proses
pendelegasian wewenang.
10) pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan
11) Proses kajian, perencanaan dan pelaksanan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat memadai.
12) Peralatan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas
13) Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh
prosedur klinis yang bakukan.
14) Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan
pasien dan petugas
15) Rencana layanan dan pelaksanan layanan dipandu oleh
prosedur klinis yang dibakukan
16) Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu maka kajian awal,
rencana layanan di susun secara kolaboratif dalam tim
pelayanan yang terpadu.
17) Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan
pasien
18) Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
biologis , psikologis, sosial, spritual dan memperhatikan tata
nilai budaya pasien.
19) Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas
dengan memperhatikan efisiensi sumber daya.
20) Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksaanan layanan harus
diidentifikasi.
21) Efeksamping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan
harus diinformasikan kepada pasien
22) Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
23) Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan
pasien.

C. Pelaksanaan layanan
1) Pelaksanaan layananan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis
2) Pedoman dan prosedur layanan meliputi pelayanan medis ,
keperawatan , kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan lain.
3) Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4) Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat
dalam rekam medis
5) Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis
6) Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan
pasa pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7) Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informent
consent) wajib didokumetasikan.
8) Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan
tindaklanjut.
9) Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak
lanjutan.
10) Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan
dilaksanakan pelayanan pasien gawat darurat.
11) Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan
prosedur pelayanan kasus beresiko tinggi.
12) Kasus-kasus beresiko yang perlu diwaspadaan universal
terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan
memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
13) Pemberian obat /cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan
mengikuti prosedur aseptik.
14) Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas
15) Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat
pemberian layanan
16) Keluhan pasien /keluar tidak wajib diidentifikasi ,
didokumtasikan dan ditindakan lanjuti
17) Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghidari pengulangan yang tidak perlu.
18) Pelayanan mulai dari pendaftaran , pemerksaan fisik
pemeriksaan penunjang perencanaan layanan, pelaksanaan ,
pemberian obat / tindakan sampai dengan pasien pulang atau
dirujuk harus dijamin kesinambungan.
19) Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20) Pasien berhak untuk menolak dirujuk ke sarana kesehatan lain
21) Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk
dirujuk wajib diberikan informasi tentang hak pasien untuk
membuat keputusan akibat dari keputusan tersebut.
22) Jika pasien menolak untuk pengobatan maupun rujukan
dipandu oleh prosedur baku.
23) Pendidikan /penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan
sesuai dengan rencana layanan.

D. Rencanaan Rujukan dan Pemulangan


1) Pemulangan pasien ruang bersalin dipandu oleh prosedur yang
baku.
2) Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk
melaksanakan proses pemulangan/rujukan.
3) Jika pasien tidak mungkin dirujuk klinik wajib memberikan
alternatif pelayanan.
4) Rujukan pasien harus disertai dengan resumen klinis
5) Resumen klinis meliputi nama pasien, kondisi klinis,
prosedur/tindakan yang telah dilakukan dan kebutuhan akan
tindak lanjutan.
6) Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat
rujukan.
7) Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh
petugas yang kompeten.
8) Kriteria merujuk pasien meliputi
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak
mampu diatasi
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang
medis ternyata tidak mampu diatasi dan apabila telah
diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan difasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih mampu.
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis lebih lengkap
dan pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan
d. Mencatumkan terapi sementara
e. Mencamtukan tindakan yang telah diberikan.
f. Mencamtukan alasan merujuk
g. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
h. Pasien didampingi tenaga kesehatan saat merujuk kecuali
untuk rujukan rawat jalan.
i. Menggunakan ambulans transport kecuali untuk rujukan
rawat jalan
j. Memberikan edukasi pada pasien tentang proses rujukan
k. Komunikasi dengan RS yang akan menjadi tujuan rujukan
sebelum mengirim pasien dan kasus gawat darurat KIA
l. Pasien dirujuk 1x24 jam sejak diagnosa ditegakan kecuali
untuk rujukan rawat jalan
m. Pada saat pemulangan pasien/keluarga pasen harus diberi
informasi tentang tindak lanjutan layanan.

Anda mungkin juga menyukai