Anda di halaman 1dari 60

HEMATOLOGI

Uji Sahli
Dasar Pemeriksaan :

Hb dicampur dengan larutan HCl 0,1 M dan diubah menjadi Asam Hematin.
Perubahan warna dibandingkan secara visual dengan kolom warna

Metode Kerja :

1. Masukan 5 tetes HCl 0,1 M kedalam tabung pe gencer yang tersedia


pada alat
2. Isap darah sampel ( kapiler atau darah EDTA atau darah Oxalat )
dengan pipet Hb sebanyak 20 ul ( tepat )
3. Alirkan darah dalam pipet Hb kedalam dasar tabung pengencer yang
sudah berisi 5 tetes HCl 0,1 M diatas.
4. Bilas dengan HCl 0,1 M pipet Hb yang berisi sisa darah yang tertinggal.
5. Campur isi tabung agar darah dan asam bersenyawa.
6. Tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan batang
kaca dan selalu dibandingkan dengan kolom warna yang ada pada alat
sehingga warna cairan sama dengan warna kolom warna pada alat
7. Pemeriksaan tidak boleh > 5 menit
8. Hasil dilihat secara paralel pada skala bergaris ditabung gelas dan
dilaporkan hasilnya dalam g dl-1.

Pemeriksaan Kuadran Leukosit


Basa Basi
o Definisi : Menghitung ∑ WBC per mm3 atau µl darah
o Leukosit = Tentara ( Pertahanan Tubuh ). => Jumlah Leukosit =
Indikator ada perang / inflam.
o Bayi baru lahir WBC = 10.000-30.000/µl
o Bayi 12 jam lahir 13.000-38.000/µl
o Leukosit kemudian menurun bertahap hingga 5.000-10.000/µl.
o Jumlah leukosit naik setelah aktivitas fisik sedang, tapi tidak lebih dari
11.000/µl.
o Leukosit naik = Leukositosis; Leukosit turun = Leukopenia
o 2 pemeriksaan hitung leukosit = Hematology Analyzer dan Matameter.
Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :
o Pipet Serologi 0.5 ml. o Darah Kapiler / K2/K3
o Tabung ukuran 75 x 12 EDTA
mm o Larutan TURK
o Kamar hitung improved
Neubauer
o Pipet Pasteur
o Mikroskop Cahaya
o Parafilm.

Cara Periksa Kuadran Leukosit


1. Masukan larutan TURK sebanyak 0.38ml kedalam tabung reaksi
menggunakan pipet serologik 0,5 ml.
Larutan TURK akan menghancurkan eritrosit dan trombosit, tapi tak
menghancurkan leukosit dan retikulosit.
2. Masukan 20 uL darah K EDTA dengan menggunakan pipet penghisap
20 uL kedalam tabung tersebut.
3. Darah yang masih tertinggal pada pipet dibilas menggunakan
campuran darah dan larutan TURK yang sudah tercampur ditabung.
4. Tabung tersebut ditutup dengan para film dan dicampur hingga
homogen. Pencampuran dilakukan selama 2 menit.
5. Kamar hitung yang sudah bersih dan kering ditutup dengan kaca
penutup yang menggunakan bagian dari kamar hitung tersebut.
6. Isi kamar hitung tersebut dengan darah yang sudah diencerkan dengan
menggunakan pipet pasteur. Posisi kamar hitung harus benar benar
horizontal, dan pengisian harus benar sehingga semua kamar tabung
terisi dan tidak ada gelembung udara dalam kamar hitung.
7. Biarkan selama 2 menit sehingga leukosit mengendap.
8. Letakan kamar hitung pada mikroskop. Atur mikroskop agar cahata
dikurangi, kondensor turun dan diafragma tidak terlalu besar.
9. Dengan perbesaran kecil 10X10 cari kamar hitung yang akan
dipergunakan untuk menghitung dan mulai menghitung titik” yang
merupakan leukosit.
10. Hitung Leukosit yang berada di kamar W ( Kuadran 4X4) dan leukosit
yang berada sisi atas dan kanan TIDAK Dihitung ( garis merah )
Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Cara Intrepetasi
o Jumlah sel leukosit ( bintik ) yang terlihat di kuadran dan garis sisi kiri
dan bawah dihitung. Lakukan pada keempat kuadrannya.
o Jumlah total 4 kuadran dikalikan 50.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝐵𝐶 = ∑(𝑊𝐵𝐶 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 1 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 4) × 50
o N.b : Bila dalam sediaan apus banyak terdapat eritrosit berinti, maka
harus dikoreksi jumlah leukosit hasil perhitungan diatas dengan rumus :
∑ 𝐿𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑇𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 × 100
𝐿𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑆𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖 =
∑( 𝐸𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑖 𝑝𝑒𝑟 100 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 + 100

Pemeriksaan Darah dan Nilai Normalnya.


Complete Blood Count :
o RBC Number :
 Hemoglobin :
 Pigmen yang mengandung zat besi (6% Heme, 94%
globin) yang berfungsi untuk bawa oksigen.
 Nilai Normal : Laki-laki 14-18 gr.dl-1, Perempuan 12-
15 gr.dl-1
 Nilai Kritis : <6 gr.dl-1 atau >20 gr.dl-1
 Note : Hb lebih akurat dari HT karena cell aglutinasi
sebabkan MCV naik dan false positif HT.
 Jika Turun : Anemia
 Kurang Bahan : Defisiensi Besi, Defisiensi
Sianokobalamin, Defisiensi Asam Folat
 Pabrik Jelek : Aplastik Anemia, Mielofibrosis,
Leukemia Carcinoma, Pengaruh obat ex :
Chloramphenicol
 Produk Jelek : Hemolitik Anemia, Thalasemia

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Bocor : Pendarahan, Metrorrhagia

Encer : Hamil, Infus Kebanyakan, Salah lokasi
ambil sampel dari sisi infus
 Jika Naik :Polisi-temia, Hemokonsentrasi, Luka Bakar
Berat
 Hematokrit :
Proporsi Blood Cell didalam Whole Blood. Dinyatakan dalam
persentase.
Nilai Normal : Laki-laki 42-51; Perempuan 36-46
 RBC Count
Jumlah eritrosit dalam blood sampel.
Nilai Normal : Laki-laki 4.5-6.0, Perempuan 4.1-5.1

o RBC Indeks :
 MCV : Mean Corpuscular Volume
Volume rata rata RBC didalam blood sample
Nilai Normal = 80-100 fl.

𝐻𝑒𝑚𝑎𝑡𝑜𝑘𝑟𝑖𝑡 (%) × 10
𝑀𝐶𝑉 =
𝑅𝐵𝐶 𝐶𝑜𝑢𝑛𝑡
Untuk menentukan penyebab anemia ( Mikro, Makro,
Normositik )

 MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin


Nilai Kandungan hemoglobin rata rata dalam RBC.
Nilai normal : 26-34 pg
𝐻𝑒𝑚𝑜𝑔𝑙𝑜𝑏𝑖𝑛 × 10
𝑀𝐶𝐻 =
𝑅𝐵𝐶 𝐶𝑜𝑢𝑛𝑡
 MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
Nilai konsentrasi hemoglobin pada rerata sel darah merah.
Nilai normal : 31-36 g.dl-1
𝐻𝑒𝑚𝑜𝑔𝑙𝑜𝑏𝑖𝑛 𝑋 100
𝑀𝐶𝐻𝐶 =
𝐻𝑒𝑚𝑎𝑡𝑜𝑘𝑟𝑖𝑡
o Platelet Count
 Kadar Trombosit didalam darah
 Nilai Normal : 150.000-450.000
 Naik Jika : Polisitemia Vera, Fraktur, Post-splenectomy, M7
(Acute Megakarioblastik Leukemia)
 Turun Jika : ITP, Multiple Myeloma, Thalasemia, Leukemia,
Sirosis Hepatis, DHF/DBD, SLE, DIC, Obat-obatan

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Dipengaruhi Oleh :
o Cara Periksanya :
 EDTA kurang  Plateletnya ngumpul, jadi ga
keitung ( mikroaglutinasi )
 Ngambilnya tersendat-sendat  Mikroaglutinasi
juga.
 Bila Trombosit terhitung <50.000 konfirm
dengan hitung manual dari Apusan darah tepi.

o WBC Number :
 Kadar leukosit didalam darah.
 Nilai normal :
o Dewasa : 5.000-10.800
o Anak-anak—2 tahun : 6200-17.000
 Tujuan : Pemeriksaan penunjang Infeksi, Inflamasi, Alergi,
Keganasan, Immunosupresi.
 Naik Jika : Infeksi, Infark Miokard Akut, Sirosis Hepatis, Luka
Bakar, Leukemia, Obat-obat, Leukemoid pada Sepsis
 Turun Jika : Gangguan Hematopoeisis (aplastik),
Hipersplenism, Infeksi Virus, Alkoholism, Obat, Kemoterapi,
Radiasi

o WBC Diff Count : Explained Below

o Iron Studies :
 Iron Transport :
 Si ( Serum Iron )
Nilai Normal : Laki-laki 75-175, Perempuan 65-165.
 TiBC ( total Iron binding capacity )
Nilai Normal : 15-45
 Iron Stores :
 Serum Feritin :
Nilai Normal : Laki-laki 15-250, Perempuan 11-125;
Postmenopause 12-250.
 Serum Transferin Receptor.
Nilai Normal : 1.0-3.7
 Marrow Iron Stain,

Blood Film Morfology

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Retikulosit Count
o Pengukuran Quantitatif produksi of new RBC
o Mengukur kompensasi produksi retikulosit dalam suatu anemia.
o Nilai normal : 0.5-1.5
Marrow Examination
o Bone Marrow Aspiration
o Bone Marrow Biopsy.

Pemeriksaan Hitung Jenis

Histologi Sel Darah

 Leukosit terbagi menjadi :


o Granulosit : “Cara Hapal : BEN is Ganteng  Basofil Eosinofil
and Neutrofil is Granulosit”
o Agranulosit “Cara Hapal : Mobile Legend  Monosit Limfosit is
Agranulosit”
 Basofil
 Granula kasar, tersebar menutupi inti sel

 Eosinofil
 Granula sitoplasma berwarna merah jingga / eosinofilik

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Granula tidak menutupi inti sel.
 Granul sama besar
 Inti Bilobus ( tidak terhubung filamen ) berbentuk seperti
kacamata atau bra.

 Neutrofil Batang
 Granula berwarna biru / ungu, kadang kemerahan. Menyebar
merata tidak menutupi inti.
 Inti sel melekuk, diameter inti lbh pendek dari jari-jari panjang
inti.
 Inti belum terputus / belum membentuk benang filamen.

 Neutrofil Segmen
 Seperti N. Batang, tetapi inti sel telah terbagi 2-4 lobus.
 Kadang sampai lima lobus yang dihubungi benang filamen.

 Limfosit
 Ukuran sel bervariasi 7µm-30µm.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Bentuk sel bulat, memanjang.
 Sitoplasma biru dengan granula azurofil / biru, berukuran tak
sama besar.
 Inti bulat, kadang inti sedikit melekuk dengan kromatin inti yang
kasar dan padat.
 Sitoplasma sedikit, tanpa granul spesifik

 Monosit
 Ukuran sel relative besar ( 14-20 µm)
 Sitoplasma berwarna biru kelabu, didalam sitoplasma terdapat
VAKUOLA / terlihat berlubang.
 Sitoplasma banyak, tanpa granul spesifik
 Kadang ada benda benda yang dia fagosit, sitoplasma kadang
punya pseudopodia.
 Terdapat granula halus yang tersebar merata berwarna
kemerahan.
 Inti sel kemerahan dengan struktur kromatin seperti Gyrus Otak.
 Bentuk inti sel bulat seperti tapal kuda, ginjal, berlobus,
berlekuk.
 Kromatin tidak terlalu padat ( tampak lebih pucat dibanding
limfosit )

 Trombosit
 Berkelompok diantara eritrosit
 Tidak berinti karena bukan sel
 Ada bagian pusat dan bagian tepi

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Jenis Leukosit, Nilai Normalnya dan Clinical Applicationnya :


Cara Hapal : “B E Ben is S Li M Banget”
Jenis Leukosit Nilai Clinical Application
Normal
Basofil 0-1 Jika Naik : Basophilia
(Antigen Toxic Berkaitan dengan Reaksi Alergi ( Pruritus,
Producer) berkaitan dengan Histamin )
 Alergi Inflamasi : Juvenil RA, Ulse
Fungsinya untuk Colitis
Reaksi Allergi.  Endokrinopati : Hipotiroid, DM, Est Tx,
Sama kayak Myxedema
Eosinofil  Infeksi Virus, TBC
 Iron Deficiency
 Radiasi
 Blood Malignancy
 Neoplasia
Jika Turun: Basophenia
Berkaitan dengan ovulasi
 Genetik
 Glukokortikoid tinggi
 Hipertiroid
 Hipersensitifitas
 Leukositosis.

Eosinofil 1-3 Jika Naik : Eosinophilia


(Thermite for Human Berkaitan dengan Reaksi Alergi, Infeksi
Antigen) Parasit dan Peradangan Kulit dan Respi
PANAC Dalam :
Parasit, Allergi, Neoplasm, Asma, Collagen
Fungsinya untuk Vascular Disease, Drugs
Reaksi Allergi, Jika Turun : Eosinopenia
sama kayak Basofil  Acute Stress : Adrenocorticoid &
epinefrin secretion
 Acute Inflam  Karena tentaranya
maju ke daerah ada perangnya
 Cushing Syndrome

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Administrasi Kortison
Neutrofil Batang 2-6 NEUTROFIL  Untuk Fagosit Bakteri
(Tentara masih Kalo infeksi bakteri : Banyak dibentuk maka
sekolah) batangnya jadi banyak.

Jika Naik : Shift To The Left


 Fase Radang Akut daripada suatu
Inflamasi.
 Kalau Negara kecil tiba tiba diserang,
maka tentara yang masih sekolah
( alias imatur ) juga diikutsertakan
dalam berperang.
Neutrofil Segment 50-70 Jika Naik : Shift To The Right
(Tentara Udah Lulus) Berkaitan dengan kerusakan pabrik HSC di
sumsum tulang.
 Anemia Pernisiosa
 Radiation Sickness
Ini bukan karena produksi N.Segmen naik,
tapi karena jumlah neutrofil imatur menurun,
sehingga sel matur keliatan lbh dominan,
harus bekerja ekstra bahkan hingga jadi
neutrofil raksasa.

N.Batang dan Segmen Jika Turun :


Neutropenia.
Berkaitan dengan penurunan produksi,
kerusakan sumsum tulang, peningkatan
penghancuran dan pemakaian.
 Penurunan Produksi ( Obat, Radiasi,
Virus, Congenital, Cyclic Neutrofenia
tiap 21 hari )
 Produksi Cacar : Myelodisplasia,
Anemia Megaloblastic
 Penghancuran Banyak : Infeksi Berat,
Anemia Megaloblastik
 Increase Margination
 Infeksi hingga Sepsis ( Tentaranya
udah mulai kalah )

N.Batang dan Segmen Jika Naik :


( Neutrofilia)
Infeksi, Neoplasm, Hemorhage, Herediter
Immuno-Inflam  RA, Vasculitis
Drug : Glukokortikoid, CSF, Li+ drug.
Metabolic Disease  Asidosis, Uremia, GA

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Nekrotic Tissue  Infark, Burn
Limfosit 20-40 Jika Naik : Limfositosis
(Senjata Pamungkas) Adult > 40
Child > 70
Limfosit dibagi 2 Baby > 90
jadi Sel T dan Sel B. Berkaitan dengan Infeksi Akut Berat,
lymphoma.
Sel T  Cellular  Infeksi Akut Berat : Mononucleosis
Immunology Infectiosa, Acute Infectious
Terdiri dari : Lymphositosis
T Killer (sitotoxic),  Infeksi Chronic : TBC, Brucellosis
T-Helper  Lymphoploriferative diseasse :
(coordination), Plasmacytosis, MM, Viral Infection
T-supressor Jika Turun : Limfositopenia
(immunosupresor Adult <15
cell) Child < 30
 Produksi Turun : AIDS, Hodkin
Sel B  Bikin Lymphoma
Antibody  Destruksi Naik : Obat, Radiasi, AIDS
Terdiri dari :  Lymfosit Hilang : Collagen Vascular
B-plasma (antibody Disease, Lymph Hilang, Central
production), Venous Pressure naik.
B-memori
(secondary
immunity),
B-pembelah
(immunity
enhancer)
Monosit ( Makrofag, 2-8 Jika Naik : Monositosis
Human Vacuum Berkaitan dengan Infeksi Kronik!!
Cleaner )  Infeksi Kronik : Bacterial Endocarditis,
Malaria, TBC ( Hingga Monosit
membentuk Datia Langhan Cell )
 Collagen Vascular Disease
 Recovery Phase of Acute Infection
 Obesity
 Idiopathic : Sarcoidosis, Lipid Storage
Disease.
Jika Turun : Monocytopenia
 Acute Infection
 Stress
 Tx Glucocorticoid
 Anemia Aplastik
 Hairy Cell Leukemia
 Myelotoxic drug

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Genetik
Blast 0 Jika ada, tanda ada keganasan dalam
hematopoiesis.
(THIS IS MASTER CAUTION ALARM
WARNING SIGN IN BLOOD SMEAR!!!)

Patologi Sel Darah

Semua sel Prekursor, Progenitor bahkan Stem Cell kalau ada didalam
apusan darah tepi = Itu adalah PATOLOGIS. Disebut sebagai Sel BLAST.
 Patologi pada Lini Eritropoiesis

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

 Retikulosit

 Sideroblastic Anemia

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

 Patologi pada Lini Leukopoiesis

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

CLL, Lihat ada


Smudge Cell

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

CML ( Bentuk Sel Blastnya seperti Pasar Malam )

 Eritroleukemia

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Patologi pada Lini Trombopoiesis.

 Acute Megakarioblastik Leukemia / AMKL

 Chronic Megakarioblastik
Leukemia / CMKL

Screening Test Untuk Bleeding Disorder :


Platelet Count
o Pendarahan Spontan beresiko kalo Platelet < 20.000
o Resiko pendarahan operasi bahaya klo platelet 40.000-70.000
o Kalau turun salah satu diagnosanya DIC.
Bleeding Time
o Naik jika disorder mikrovascular system : Scurvy
o Ehler Danlos Syndrome / Inherited Collagen Disorder
Protrombin Time / PTT: Naik Jika ....
o Faktor V, VII, X turun <50%,
o Protrombin Level < 30% dari normal.
o Fibrinogen < 100mg/dl
o Severe Hepato Cellular Disease
o DIC
o Vit K Defisiensi
o Excess Warfarin Tx
Activated Partial Tromboplastin Time / aPTT : untuk periksa intrinsik
pathway.
o Naik jika ada kerusakan pada Intrinsik Pathway atau Common
Pathway
Clotting Time : PTT + aPTT

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Fibrinogen Level
o Naik kalau ada DIC dan Severe Liver Disease
Torniqet Test / Rumpel Leede Test / Hess Test
o Naik jika ada Poor Platelet f(x), Bleeding Diathesis atau
Trombositopenia, Scurvy, Dengue Fever.
Trombin Time (TT) / Trombine Clotting Time (TCT)

GASTROENTEROLOGI-HEPATOLOGI
Pemeriksaan Hepatologi :

Fungsi Hepar :

1. Produksi Bilirubin  Mengemulsi lemak


2. Metabolisme Karbo  Glukogenolisis, Glukoneogenesis, Glikogenesis
3. Detoksifikasi Racun  NH3
4. Breakdown Hormone  dari degradasi sisa Insuline
5. Lipid  membentuk kolesterol
6. Koagulasi Darah  Produksi Fibrinogen, Protrombin, V, VII, IX, X dan XI, Protein C,
Protein S dan Antitrombin  Konfirm lebih lanjut dengan periksa PT.
7. Penghancuran Hb tua
8. Gudang ( Vit B12, Fe, Cu, Glikogen)
9. Immunoglobulin
10. (extras) Pada Trimester Pertama Janin, produksi RBC disini sampai usia 32 minggu
gestasi.

Semua Penilaian Hepar itu dari fungsi ini semua!!! Tapi semuanya untuk supporting Dx.
Perhatiin juga anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien.

Basa Basi :

Indikasi Pemeriksaan Hepar :


o Suspek adanya penyakit di hepar
o Memakai obat yang potentially hepatotoxic
o Ada gejala kerusakan liver dan bile system ( Abdominal pain, nausea, vomiting,
jaundice )
o Memonitor aktivitas dan derajat kerusakan liver
o Peminum alkohol berat

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Medical Cek Up
1. Pemeriksaan keadaan umum hepar ( kerusakan hepar / liver function test )
a. Pemeriksaaan kerusakan sitoplasma, permeabilitas sel naik = AST/SGOT,
ALT/SGPT, LDH-5. (enzim sitoplasma)
b. Pemeriksaan kerusakan mitokondria, kerusakan total sel, nekrosis sel hepar =
AST/SGOT, GLDH. (enzim mitokondria)
Perhatikan SGOT. Saat kerusakan liver masih di sitoplasma AST dan ALT tinggi.
Tetapi bila kerusakan liver sudah sampai di mitokondria, AST akan naik melebihi
ALT.
ALT = Alanin Transaminase AST = Aspartat Transaminase

Indikator penting AST:ALT ( Ritis Ratio )


c. Jika AST : ALT > 1  Complete Cell Distruction.
d. Tetapi perhatikan nilai >1-nya ini. Kalo cuman ASTnya yang ga normal, Bisa
jadi kerusakan dari yang lain ( jantung & otot sklet )
e. Tapi kalo kerusakannya hepar, ALTnya juga harus ga normal.

2. Test Cholectasis / Aliran empedu intrahepatis dan ekstrahepatis. Bila ada


penyumbatan, menyebabkan backflow dan peningkatan kadar didalam darah.
Indikator :
a. ALP—Alkaline Phosphatase. ( Sumbernya dari tulang ). False positif karena
anak remaja ALPnya meningkat saat puber
b. GGT / Gamma Glutamyl Transpeptidase
c. 5-NT / 5 Nucleotidase.

3. Liver Sintesis Function Test.


a. Konsentrasi Albumin.
Liver produksi albumin. Jika albumin turun berarti fungsi liver sintesis rusak.
Lebih nyata kalau sudah kronik. Hati-hati dengan fungsi ginjal
b. Protein Electrophoresis.
Protein dipecah jadi fragmen tertentu, Contoh pada Multiple Mieloma
c. Cholinesterase Enzyme Activity
Periksa, Pada kerusakan hepatocellular lining (cth : hepatitis, liver sirosis,
drug related liver, organophosphate). Serum or Plasma Cholinesterase akan
Menurun
d. Coagulation Faktor = Protrombin Time. Kalo liver rusak, PT naik.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

4. Fungsi Ekskretori.
Mengecek pengeluaran zat hepar :
a. Bilirubin  Terdiri dari bilirubin total, direct, indirect.
b. GGT & ALP
c. Ichterus Index :

5. Fungsi Detoksifikasi
a. Blood NH3 NH3 naik sebabkan koma.
Protein, dimetabolisme tubuh jadi Amonia, Amonia diproses jadi Ureum di
liver dan dibuang di ginjal. Jadi... kalo Amoniak naik, livernya rusak.

6. Cek Penyebab kerusakan hati :


Autoimun :
a. AMA  In primary billiary cirrhosis
b. SMA  Acute Hepatitis
c. ANA  Chronic acute hepatitis.

Infeksi Virus Hepatitis :

a. HAV HAV, Anti-HAV, IgM-Anti-HAV


b. HBV HBV, HbsAg, HbeAg, HbcAg, Anti HbsAg, Anti Hbeag, Anti Hbcag,
IgM Anti-HBCAg.
c. HCVEIA, RIBA ( Recombinant Immunoblot Assay ), HCV-RNA
d. HDV Anti-PCV, ALT
e. HEVIgG Anti HEV, IgM Anti HEV, ALT

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

7. Koagulation Test :
1) PT Protrombin Time  Cek Produksi Faktor Koagulasi Darah.
2) INR ( International Normalized Ratio )
a. INR 2-3 : Normal Tx Range.
b. INR 3-4 : Hati hati tromboembolism, Hipercoagulatife State
c. INR 1 : Normal & Aman.

Pemeriksaan PK Untuk Hepatitis :

1) Hepatitis A : Cek Anti HAV IgM.


a. Anti HAV naik ( IgM—acute ; IgG—chronic/vaccination)
b. HAV RNA Stool Positif (PCR)
c. HAV RNA Serum Positif (PCR)

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
2) Hepatitis B :
a. HbsAg, HbeAg, HbcAg.
b. Ritis <0.6.

c. ALT baru naik saat mggu ke-6


d. HbeAg (6-18) periode paling banyak.
e. Setelah sudah kronik HbsAg akan tetep terdeteksi setelah 6 bulan
f. Chronic Presistent : Ritis Ratio <0.1, Meningkat gak begitu tinggi
g. Chronic Progressive : Moderate GGT Naik, Kalo tinggi lebih kearah sirosis
h. Anti HBS +, Anti HBc + = Prev HBV
i. Anti HBc IGM +, HbsAg - = Udah Sembuh.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
3) Hepatitis C :
a. Chronic HCV 80% jadi kronik.
b. Cek HCV RNA +, After 6 Bln infection.
c. Anti HCV + Pernah terinfeksi  HCV Infection
d. Periksa HCV +  Viral Load.

4) False Positif : Imunisasi


5) False Negatif : Sedang dalam masa inkubasi.

Pemeriksaan Feses :

Basa Basi :

Terdiri dari :
o Physical Examination

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Chemical Examination
o Other

Indikasi Untuk Analisis Feses :


o Diare dan Konstipasi
o Ikterus
o Infeksi Parasit, Bakteri, Viral
o GI tract abnormality
o Anemia

Cara menyimpan sediaan feses :


o Disimpan dalam wadah bersih yang ada penutup
o Tidak boleh tercampur urine
o Sebaiknya Fesesnya hasil defekasi alami, Sampel diambil sedikit jumlah
sampel kedalam wadah.
o Jika tidak mungkin, ambil sampelnya dari sisa glove dalam DRE, yang segera
dioles ke kaca obyek.
o Sebaiknya segera diperiksa, secepatnya.

Pemeriksaan Fisik Feses : gak mungkin auskultasi, karena stetoskop ga boleh ketemu sama feses, jorok!
o Macroscopic Examination
 Warna :

1. Putih  Antasid, Barium, Alcoholic—bilirubin hancur oleh


alkohol.
2. Abu-abu  Steatorrhea ( pancreatic insufficiency )
3. Yellow Greenish  Bilirubin, Biliverdin, Meconeum
4. Green  Makan Sayur, Rich Diet, Diare, Habis makan laxatif
jenis calomel

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

5. Light Brown / Clay Colour  Anthraquinon


6. Oranye  azo dye
7. Red  Bleeding Lower GI tract, Beets.
8. Black  Disebut melena, Besi, Charcoal, Bismuth Cheeries,
Bleeding, upper GI tract.

 Aroma : maaf ga ada contohnya, nanti rangkumannya bau feses!

1. Normal : Indol & Skatol


2. High Protein : Bau Busuk
3. Gangren : Bau Bangke / Putrefaction
4. Undigested Acid, Lactose Intolerance : Bau Asem

 Konsistensi :
1. Normal formable
2. Bristol Scale

3. Watery Stool : Diare, Malabsorpsi, Infeksi, Laxatif, Irritable


Colon Syndrome
4. Narrow Ribbon Like Stool : Spastic Bowel or Rectal Stricture
5. Mushy, Foul Smelling Gray Stool, Ngampung di air 
Steattorea
 Lendir : Adenoma Colon, Infection, Colitis

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Nanah / Pus : Ulserative Colitis, Infeksi, Fistula,
o Microscopic Examination
 Langkah Kerja :
1. Teteskan lugol di kaca obyek
2. Ambil sedikit feses dengan tusuk gigi, dan aduk dengan
lugolnya
3. Tutup dengan obyek glass, dengan sudut 45o, sampai satu sisi
kena basah baru jatuhin untuk cegah gelembung
4. Lihat dengan mikroskop, cari Telur atau larva Parasit dan
Massa Amilum
5. Untuk mencari sel sel darah RBC dan WBC, sebelum ditutup,
teteskan satu tetes larutan Eosin.
 Cari Parasit : Ciri-ciri tergantung parasitnya
 WBC : Naik kalo ada Inflamasi Infeksi, Dihitung 200 sel dan
tentukan berapa banyak PMN dan MN untuk bedain acute or chronic
 RBC : Lower GI Tract Bleeding, Kalo Upper GI udh hemolisis, Ada
patokan kalo 2-3 hari melena terus = 1 liter darah sudah hilang.
 Epitel : Bisa dilihat dengan NaCl 0.9%, Naik kalo ada inflam atau
infeksi
 Makrofag
 Partikel Makanan : Serat, Lemak, Karbo

Pemeriksaan Kimia Feses :


o pH  Neutral or Weekly Alkalin normalnya. Ini terjadi gara gara fermentasi
flora normalnya. pH dibawah 5,5 menunjukan disakarida deficiency atau
pasien dalam Tx Antibio
o Gula
 Gula Spesifik : Chromatography untuk cari Gula tertentu
 Gula Non Spesifik : Pakai Benedict, Fehling, untuk menentukan ada
Gula Disakarida.

Pemeriksaan Lainnya :
o Tripsin : Cek Pancreas Insuffisiensi
o Darah: Coloscreen, penjelasan dbawah
o APT Test: Membedakan darah dari melena neonatorum atau darah dari
mama.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Crystal : Normal Triple Phospate, Calsium Oksalat, Acid Crystal. Abnormal :
Charcoat Leyden, Hematoidin Crystal
o Kultur : Kultur Feses

Colo-Screen :

Indikasi :
1. Setiap wanita dan pria >50 tahun, setiap 5 tahun
2. Colonoscopy setiap 10 tahun
3. Harus lebih sering kalau ada Family History
Etiologi ada Darah :
1. Anal Fissure 7. Diverticulosis
2. Colorectal Cancer 8. Upper GI Bleed
3. Chrons Disease 9. Peptic Ulcer
4. Ulcerative Collitis 10. Varises Oesophageal
5. Internal hemorroid 11. Gastric Ca
6. Inflamatory 12. Sembelit
Enteritis
Langkah Kerja : Pakai Coloscreen Slide
1. Tulis semua info pasien di Slidenya Coloscreen
2. Buka Lipatan Depan
3. Ambil satu sisi feses, Oleskan smear sedikit pada lipatan depannya,
pada Box A.
4. Ambil sisi lain dari feses, Oleskan smear sedikit pada Box B
5. Biarkan spesimen kering dan tutup lipatan depannya
6. Buka lipatan belakang, lalu Teteskan larutan coloscreen developer
pada Box A dan Box B.
7. Tunggu 30s, lihat hasilnya dibawah 2 menit.
8. Hasil dicatat, Bila Positif berarti ada OCCULT BLOOD.

GENITO-UROLOGI
Urine Examination :

Tujuan pemeriksaan urine :


1. General eval

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
2. Diagnosis penyakit ( metabolik, sistemik, endokrin, ginjal, saluran pipis, diabetes monitor)
3. Cek Kehamilan
4. Cek pake NAPZA

Berbagai jenis sampel urine dan tujuan pemeriksaannya :


1. Urine Pagi / First Morning  Skrining rutin, tes hamil, protein ortostatik
2. Puasa  monitor gula darah puasa
3. 2 Jam post-prandial / pp  monitor glukosa 2 jam pp
4. Glucose Tolerance Test  Monitor glukosa sesuai GLU TO Test.
5. Urine 24 jam ( untuk periksa creatinin clearance )  Kuantitatif kimia urine
6. Urine Kateter  Kultur bakteri
7. Mid Stream Clean Cateter  Skrining rutin kultur bakteri
8. Suprapubic aspiration  Bladder urine for bacterial culture ( khususnya unaerob )
cytology
9. Three Glass Colection  Infeksi Prostate.

Pengambilan sampel.
Umumnya sampel didapat dari urine yang langsung di tampung di penampung urine
yang steril.
o Sebelum urinalisis, hindari kegiatan yang bisa sebabkan ada sedikit hematuri
dalam pipis.
o Sebelum diambil sampel STERILISASI SEMUA AREA, biar ga ada kontaminan
o Ataupun konsumsi obat tertentu yang mempengaruhi urinalisis ( Nitrodurantoin,
Phenazopiridin, Rifampisin )
o Sebaiknya gunakan first morning urine ( plg pekat ).
o Pada cewek, urinalisis ga boleh saat mens atau keputihan.
o Pada cowok yang belum sunat, preputiumnya buka dulu lalu sterilkan.
o Harus diperiksa dibawah 2 jam. Jika mau ditunda, simpan dalam kulkas 2-8oC
dalam waktu 24 h, jika tidak sedimen rusak dan pH turun, ga akurat.

Pemeriksaan urine terbagi menjadi :


 Makroskopis
 Mikroskopis
 Kimia

Pemeriksaan makroskopis melihat :


 Warna urine :
o Normal ( kuning jernih, kuning pucat s.d kuning tua )
o Merah  hematuria, mioglobin, sisa obat (e.g Rifampisin & Phenazopyridine),
habis makan buah merah seperti bit dan red dragonfruit.
o Kuning pekat  jaundice, dehidrasi.
o Kuning muda  viy\tamin B yang diekskresi
o Coklat kemerahan  Hepatitis dan Rhabdomiolisis
o Bening seperti air  Overhidrasi
o Hitam  Melanuria, akibat Melanoma
o Flurescent Yellow / Greenish urine  kebanyakan vit B, dan asparagus.

 Aroma urine :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Dipegaruhi makanan yg dimakan
o Bau Pesing : asam jengkolat
o Bay lebih menyengat : Asam asparagausic.

 Kejernihan Urine :
o Normal Urine : Transparant
o Turbid ( Cloudy ) urine bisa karena hal normal atau abnormal
o Keruh : Berkristal,Mukus / Lendir, Vaginal Discharge, Leukosit dan Jamur

 Volume Urine :
o Orang dewasa 1-2 liter/hr
o Dipengaruhi hidrasi, aktivitas, suhu, kelembapan, kesehatan.

Pemeriksaan mikroskopis urine :


 Prosedurenya :
o Urine 7-8 cc dimasukan kedalam tabung sentrifuge besar.
o Diputar 5 menit dgn kecepatan 1500-2000 rpm.
o Supernatan dibuang dan 0,5 cc sedimen disisakan.
o Resuspensi sedimen
o 1-2 tetes sedimen diambil, ditetes objek glas dan tutup dengan kaca penutup
kemudian diamati :
 Perbesaran 10X : Kristal, epitel, silinder  hasil dilapor per lapang
pandang kecil
 Perbesaran 40X : eritrosit, leukosit, jamur, hifa, bakteri, parasit, spora 
hasil dilapor per lapang pandang besar
 Unsur dalam sedimen :
o Organik :
 Epitel :
 Berinti satu / lebih besar dari leukosit, bentuk beda menurut
asalnya.
 Epitel Gepeng : lebih banyak dalam urine wanita, berasal dari
epitel vulva dan epitel uretra distal, bentuk dan besar bervariasi/
 Epitel Transisional : dari buli, bentuk tonjolan
 Epitel Tubular : lebih ke kuboid, kecil dan bulat.
 Oval Fat Bodies : Sel epitel yang mengalami degenerasi lemak,
bentuk membulat. Lemak mungkin tersusun bertumpuk-tumpuk.
Jelas dalam pewanaan SUDAN III.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Sel epitelium tubular di dalam sedimen urine

Oval fat bodies in urine

Sel Epitel Gepeng dan Sel Epitel transisional

 Eritrosit :
 Bulat tanpa struktur,
 Lihat Isotonisnya Bila urine pekat  krenasi, Bila urine encer 
Bengkak s.d Hemolisis.
 Normal : 0-2 / Lapang pandang besar
 Jumlah meningkat bila ada :
o Kerusakan grumeolus
o Tumor tractus urinarius
o Trauma
o Nefrolitiasis
o Infark Ginjel
o ATN
o UTI
o Nefrotoxic
o Stress fisik
o Kontaminasi akibat mens
o Trauma pasca cateter.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

 Leukosit :
 Bulat, berbulir halus, inti lebih jelas bila diberi asetat 10%, dapat
diwarnai dengan larutan Sternheimer Malbine.
 Pyuria : Leukosit > 5 Lapang pandang besar
 Tanda : UTI, GN Akut, Inveksi vagina serfiks, Inveksi uretra.

 Silinder / Cast :
 Dibentuk di TKD atau TK. Karena TKP dan Henle bukan tempat
dibentuknya cast.
 Pembentukan silinder dimulai dari pembentukan mucoprotein
Tamm Horsfall dari sekret sel tubulus. Protein ini membentuk
hialinisasi di TK.
 Bentuk-bentuk cast :
o Silinder Hialin : Sisinya pararel, Ujungnya membulat, tanpa
struktur/homogen, tak berwarna, sulit ditemuin karena
cepet lisis.

Silinder Hilain : Spesimen Urine Benedictus


o Silinder Berbutir :
 Butir Halus : Ciri seperti silinder hialin, tapi kalo
dizoom ada sedikit serbukannya
 Butir Kasar : Bentuk lebih pendek dan tebal.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

o Silinder Lilin / Waxy Cast : Tidak berwarna, berkilau seperti


lilin, pinggir tak rata, ada lekukan dan ujungnya bersudut.
Tanda keadaan berat seperti amyloidosis atau nefritis
lanjut.

o Silinder Eritrosit : Kumpulan eritrosit. Merupakan indikasi


GN, atau kerusakan tubulus yg berat sampai kena vasa
recta.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Silinder Leukosit : Tanda ada inflamasi di ginjal, Ciri
keadaan Pyelonefritis acute dan GN.

o Silinder Seluler : Silinder epitel, kadang ada silinder


eritrosit, leukosit. tanda adanya kerusakan epitel ginjal,
intrarenal bleeding, bacterial pyelonefrtis.
o Silindroid : materi yang menyerupai silinder.Tanda adanya
radang ringan

 Bacteria :
 Sering kali berasal dari kontaminan.
 Bakteri uria tanpa adanya pyuria harus diwaspadai kontaminated.
Kecuali pada DM dan Cushing Syndroma.
 Jika dijumpai bersama leukosit yg meningkat, curiga ada infeksi.
( Perlu diwanai gram atau dibiakin udh identifikasi ) Tapi hati hati
kadang kontaminasi.
 Dalam keadaan normal, urine bersifat steril karenanya dalam
menampung urine untuk pemeriksaan bakteriologi harus bener.
 Kuman yang sering infeksi Tractus urinarius :
o E. Coli
o Aerubacter aerogenes
o Staphylo dan Strepto
o S. Typosa
o P. Vulgaris
o P. Aeruginosa
o M. Tb
o N. Gonore

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Jika curiga, ya warnai urinenya dan dibiakan. Hubungkan dengan
symptomnya.

Yang seperti basil dan gerak-gerak, Ada Eritrosit ( Bulat, kecil, sito
gelap ) dan Leukosit ( Besar, bergranul, sito tak gelap )

 Parasite
 Spora
 Benang Lendir : tanda iritasi saluran kemih.
 Spermatozoa : Kadang ada di urine pria

 Hyphae :
 Yeast dan Fungus biasanya karena kontaminan,
immunocompremise, obstruksi saluran urine, pasca konsumsi
antibio dalam waktu yang lama.
 Yeast bisa juga jadi true infection. Sukit untuk dibedakan antara
RBC dengan Kristal yang tak berbentuk. Tetapi bisa dilihat dari
bentuk tunasnya. Bisa berkolonisasi di bladder, uretra, vagina.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

o Anorganik :
 Bahan Amorf :
 Urat dalam urine asam dan posphat dalam urine basa.
 Kristal dalam urine normal :
 Kristal Fisiologis : Urat, Kalsium Oksalat, Triple Posphate, CaCO3.

Yang kayak oval, Urat. Yang kayak Kotak, itu Kalsium Oxalat

Ini Kristal Amorf.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

Kristal Tripel Phosphate / Magnesium Phosphate

 Kristal Patologis : Leu, Sis, Tyr, Kolesterol, Bile

Kristal Leusin

Kristal Tyrosin ( Seperti bulu babi )

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

 Dalam urine asam : Asam urat, Natrium urat dan jarang sekali ca
sulfate. Kristal urat biasanya warnanya kuning
 Dalam Urine asam atau netral atau agak basa, Ca oksalat dan
kadang asam Hipurat.
 Dalam urine lindi atau dalam urine yg netral, Amnonium dan
Magnesium fosfat ( tripel phosphate) dan Dikalsium fosfat.
 Dalam urine iindi : CaCO3, Amonium Biurat dan Ca Posphate.
 Kristal bisa juga dari macam obat sulfonamide.
 Bahan lemak : Diwarnai dengan sudan III atau diperiksa dgn
mikrosop polarisasi.

Pemeriksaan kimia urine :


1. Dengan Test Stripe Method / Dipstick :
Pemeriksaan cepat untuk cek :
 Leukosit Esterase
 Nitrit
 Urobilinogenuria
 Proteinuria
 pH urine
 Blood/ Hematuria or Mioglobinuria :
 Spesific Gravity
 Ketouria
 Bilirubinuria
 Glucosuria.

Clinical Application :
Pemeriksaan Clinical Application

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Leukosit Esterase ISK, Cystitis, Pyelonefritis
Nitrit Cystitis, Pyelonefritis
Urobilinogenuria Kerusakan hati, Hemolisis,
Porphirinuria
Proteinuria Kerusakan membran gromerular, defek
readsorpsi tubular, Bence Jones
protein, Nefropathy Diabet, Transien
karena Demam, Latihan Fisik,
Dehidrasi, Fase Akut, Hamil,
Proteinuria Orthostatik
pH Urine Kemampuan ginjal ekskresi asam,
disfungsi tubular distal, pH rendah
pada asidosis, tinggi pada alkalosis,
ISK
Blood Pendarahan trauma iritasi, ISK, GN,
Pielonefritis, Luka bakar, Tumor,
Kontak bahan kimia, Reaksi Transfusi,
Menstruasi, Mioglobin
Spesific Gravity DI, Isosthenuria ( kehilangan
kemampuan adsorpsi tubular)
Ketonuria DM, Diet, Kelaparan
Bilirubinuria Kerusakan Hati, Obstruksi Saluran
Empedu
Glucosuria DM, Hamil, Defek Reabsorpsi Tubular

2. Hasil Intrepetasi :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1

3. Abnormalitas Hasil Intrepetasi :


a. Proteinuria :
i. Has no s&s in the early stages.
ii. Kalau advantage stage : Oedema
iii. Tanda kerusakan ginjal.
iv. Early detection renal disease.
v. Bisa dari Prerenal, Gromerular, Tubular dan Post Renal.
vi. Normal albuminuria <20 mg.L-1
vii. Protein normaly retained by Glomerular Basement Membrane :
1. Small Protein ( Mr < 40.000 ) pass thorugh filter.
2. Large Protein ( Mr > 200.000) completely retain by
glomerular filter.
3. Medium size molecule : Filtration dependent upon yhe
charge on protein. Semakin negative, permeabiktas
menurun. Cth : Albumin
Pre renal Proteinuria.
1. Karena ekskresi small protein melebihi kapasitas
reabsorpsi tubulus.
2. Terjadi pada : Heart Failure, MI, Apoplexy, Craniocerebral
Trauma, Serangan Epilepsi, Kolik, Febril, Pasca Operasi
3. Batas proteinuria fisiologik : <100 mg.L-1
4. Proteinuria Fisiologis :
Akibat physical execise ( seperti habis lari
marathon ), vasokons drug dan hamil, kadang
sebelum usia 30 tahun orang sehat bisa juga.
5. Mikroalbuminaria :
a. Terjadi pada diabetes insipidus, hipertensi
mediated nefropathy in early stage.
b. Butuh tes khusus.
Renal Proteinuria terjadi pada :
 Glomerular Proteinuria
o Most common form of diagnostically relevant
proteinuria.
o Decrease efficiency filtering out of medium size
molecule protein
o Tanda : Primary Glomerulopathy ( GN ) dan
Secondary Glomerulopathy ( DM, HT, thikening of
glomerular basement membrane )
o Determination of albumin in urine serves as Dx
marker for Nefropathy diabetic.
 Tubular Proteinuria

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Increase ekskresi low molecular protein yang
disebabkan reduced reapsorpsi with normal GFR.
o Disease : Chronic Interstisial Nefropathy, Analgesic
Abuse, ATN dan CTN.
 Tubulo-Glomurural Proteinuria
o Found in primary and secondary renal disease.
o Overburdening of tubule apparatus.
o Severe glomerular proteinuria
 Tubulo Interstisial Nefropathy :
o Exposure of Heavy Metal
o Side effect of Nefrotoxic drug ( Aminoglikosida,
Sitotoxic Agent, NSAID, Analgesik )
o Bisa diggunakanj marker Mikroprotein Alpha-1
mikroglobulin, dan Betha-N-Asetil Glucosaminidase
untuk cek kerusakan tubulus.
 Post-Renal proteinuria :
o Ekskresi of All Plasma Protein ( Mr>500.000).
biasanya eritrosit.

b. Hematuria :
i. Makro hematuria : terlihat dalam makroskopis
ii. Mikro hematuria : Test Strip atau Mikroskop. ( HARUS 2-2nya
baru valid )
iii. Disebabkan hematuria pada Tractus urinarius ( Batu, Radang,
Infeksi ) dan extra renal hematuria ( Bleeding, HT, HF, Trombosis )
iv. Bisa jadi karena Hb atau Mioglobin.
v. Spesific for Gromeular disease : Hematuria Spontaneous with
Proteinuria.
vi. Post Renal Bleeding : In microscope phase contrast sedimen :
Many eritrosit.
c. Leucosituria :
i. Tanda ada UTI dan Inflam di Ginjal
ii. Pada wanita, hati hati kontaminasi dari vaginal sekret.
iii. Tanda awal Acute dan Chronic Pyelonefritis. Dimana akut diikuti
demam, sakit ginjal, peroteinuria dan eritrosituria.
iv. > 20 Leukosit dalam 1 ul urine : Ga bener.
v. 10-20 leukosit dalam 1 ul urine : Suspek.
d. Bakteriuria :
i. Usia meningkat, Wanita hamil.
ii. Cowo dengan BPH
iii. HT dan DM, Kateter, Batu, Analgesic abuse, Congenital urological
disease.
iv. Mikrobial : <10.000, 10.000-100.000, > 100.000.

Pemeriksaan SEDIMEN urine :


1. Sampel : Terbaik Urine Pagi ( karena pekat ), Harus diperiksa dalam 2 jam atau kalo
mau ditunda, simpen disuhu 2-8oC. Jika terlalu lama ditunda, akan merusak sedimen
karena pHnya turun.
2. Prosedur :
a. 7-8 cc urine dimasukan kedalam tabung sentrifuge besar.
b. Sampel diputar selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 RPM

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
c. Supernatan dibuang dan menyisakan 0,5 cc sedimen
d. Sedimen diresuspensi / dihomogenkan.
e. 1 tetes sedimen diambil menggunakamn pipet, dan diteteskan ke kaca objek
bersih, lalu ditutup dengan kaca penutup.
f. Kondensor mikroskop diturunkan dan diafragma dikecilkan.
g. Dalam perbesaran 10 X : Cari Epitel, Silinder dan dilaporkan per LPK.
h. Dalam Perbesaran 40 X : untuk lihat erit, leuko, jamur, hipa bakteri, parasit,
spora dan dilaporkan per LPB.
3. Unsur dalam Sedimen :
a. Organik : Epitel, Leuko, Erit, Silinder, Bakteri, parasit, Spora, Hipa
b. An Organik :
i. Kristal Normal : Urat, Kalsium Oksalat, Tripel Pospat, CaCO3,
ii. Kristal Abnormal : Leusin, Sistin, Tirosin, Kolesterol, Bilirubin

SCREENING RENAL DISEASE

1. Urinary Investigation :
 Test Strip Exam : Use test strip with high sensitif and spesific exam.
 Mikroskopic Exam : sedimen urine
 Exam Alpha-1-Mikroglobulin : Cek tubulo intersstisial nephropathies at early
stage.
 Total Protein Urine : Untuk Bence Jones Proteinuria, MM, Waldenstroms
Macroglobulinemia.
2. Anamnesa, Dip-Stick, Mikroskopik + Urine Culture , Tx. Case History, Cinical
Finding, Blood Exam, Urinalisis, Imaging.
3. Investigation :
 Creatine
 Urea / Ureum.
4. More Spesific Investigation :
 Histological Investigation + Immunofluorescence Investigation
 ANA
 ANCA
 Antibodies to grumerular basement membranes.
 Elevated Antistreptolysin titres and antistreptococci DNAse.

EMERGENCY EXAMINATION
Hemoglobin, Leukosit, Trombosit : Penjelasan sudah diatas,
hapalin ini untuk daftar pemeriksaan di Emergency aja.

Ureum :

Hasil katabolisme protein dalam liver, Asam Amino Amonia Ureum


(Siklus Ornitin, Sitrulin, Arginin)

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Kadar Ureum menentukan gambaran Hasil Metabolisme Liver dan
Clerance / Fungsi Ekskresi Ginjal
Harus ditemani dengan kreatinin, banyak faktornya  “Pacarnya gitu
lohh....”
Nilai Normal : 20-40 mg.dl-1
Butuh bahan Darah tanpa Anti Koagulan.
Konversi Nilai Ureum ke BUN  BUN = Kadar Ureum ÷ 2.15
Meningkat : PIKIRKAN
o Pre-Renal  Syok, Dehidrasi, CHF, Peningkatan Katabolisme
Protein contohnya Bleeding
o Renal  GN, Pyelonefritis, ATN
o Post-Renal  Obstruksi GUT oleh Batu, BPH dll
Menurun : PIKIRKAN
o Hati Rusak
o Ginjal Rusak
o Kurang Bahan
o Encer

Kreatinin :

Kreatinin adalah hasil katabolisme kreatinin phosphate di otot lurik yang


dibuang via ginjal. => Kalo ginjalnya bagus, kreatininnya bagus.
Kadar kreatinin menentukan Hasil Metabolisme Otot dan Fungsi
Ekskresi Ginjal.
Nilai Normal : 0,5-1,5 mg.dl-1
Butuh sampel darah tanpa antikoagulan
Jika Naik : Ginjal Rusak, Otot Rusak Rhabdomiolisis, Ototnya banyak
produksi banyak = Acromegali, Gigantism.
Jika Turun : Ototnya lemes Delibitation, Ototnya dikit produksi dikit
= Muscular Dystrofi, Miastenia Gravis
Dipengaruhi oleh : Massa otot, Kreatinin lebih peka dari ureum,
Pemberian sepalosporin makanya kalo mau periksa tunda obat 2 jam dulu.

GFR :
Dihitung menggunakan Cockcroft-Gault dan Modification of Diet in
Renal Disease / MDRD.  MDRD lebih akurat
e-GFR / estimated GFR  Memperkirakan fungsi Grumerular Filtration
Rate dari Creatinin Clearance.
Berdasarkan umur, kelamin dan ras.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Nilai Normal : 100 mls/min/1.73m2
RIFLE and AKIN Kriteria

Kidney Failure Staging

Cara Hapal : Lihat Polanya, Stadium 5-4 kelipatan 15, tapi begitu lewat
stadium 3, Stadium 2-1 kelipatan 30

Glukosa Darah :

Glukosa Darah
Bahannya : Darah dengan antikoagulan NaF, Darah tanpa anti koagulan, Darah
Kapiler.
Kadar Glukosa Normal : Lihat penjelasan dibawah
Untuk Diabetes :
o Seorang dikatakan diabet JIKA :
 Glukosa puasa >126 mg.dl-1 atau

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Glukosa 2 Jam PP > 200 mg.dl-1 atau
 GDS > 200 mg.dl-1
 Dan hasil berulang pada 2 pemeriksaan yang beda
o Evaluasi / Follow up pasien DM :
 Glukosa Puasa
 Glukosa 2 Jam PP
 Kadar HbA1c ( Gambaran metabolisme Glukosa 12 wk terakhir)
Perlu diperhatikan jika nilai :
o < 40 mg.dl-1
o > 500 mg.dl-1
Hati hati kalo Bedsite dan Darah beku. Darah beku 1 jam hasil bisa turun 5-7
mg.dl-1

Cek Gula Darah Sederhana


Usahakan tusuk 3 jari ( Telunjuk, Tengah dan manis ) dan kalau bisa jangan
tusuk diujung jari, kasian kalo dia mau ngetik.
Alat dan bahan :
o Alcohol Swab
o Strip glucose
o Jarum sekali pakai dan Pistolnya ( lancing device )
o Glucometer
o Tangan Orang.
Prosedur Pemeriksaan :
o Semua alat harus dalam keadaan siap
o Pastikan tangan pasien bersih ( tidak kotor, basah keringat, habis pegang lemak,
sirup atau apapun karena hasilnya jadi bias )
o Bersihkan jari pasien dengan alcohol swab dan biarkan hingga KERING ( ga
boleh ada lembab sedikitpun, hasilnya bias )
o Tusuk jari pasien dengan lanset ( biasanya kedalamannya antara level 3-4 saja )
o Remas jari pasien untuk membantu pengeluaran darah. ( Pastikan tanganmu
steril juga, dan usahakan hangat sehingga darahnya tidak cepat berhenti )
o Jarum segera diisolasi dan dibuang.
o Ambil darah pasien dengan strip glukosa, dan tunggu hasilnya dalam 20s
( tergantung alat yg dipakai )
Notes :
o Edukasikan pasien diabetes untuk :
1. Cek Gula Darah tiap hari.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
2. Lalu catat hasilnya, sehingga pasien tahu perkembangannya, sehingga
pasien bisa kontrol gulanya dan motivasi diet dan olahraga.
o Sebelum menggunakan alat baru, kalibrasi dulu glucometernya dengan stripnya.
o Kadar Gula Darah pasien berubah-ubah tiap waktu.
o Jika Gula darah sewaktu > 200 mg.dl dan diikuti dengan 3P : Poliuria, Polidipsia,
Polifagia itu Diabetes.
Jenis-jenis pemeriksaan kadar gula :
o RBS Random Blood Sugar / GDS Gula Darah Sewaktu
1. < 200 mg/dl Normal
2. >200 mg/dl Hiperglikemia / Diabet
o Glukosa 2 PP ( 2 jam post prandial / pasca makan )
1. Normal 70-120 mg/dl
2. Pre-diabet 121-199 mg/dl
3. Diabet >200 mg/dl
o Gula darah Puasa
1. Normal 75-110 mg/dl
2. Pre Diabet / Tolerance Glucose terganggu 111-125 mg/dl
3. Diabet >125 mg/dl

Glucose Tolerance Test (GTT)


 Pemeriksaan GTT adalah pemeriksaan klinis untuk mengetahui seberapa cepat glukosa
dibersihkan dalam darah.
 Diggunakan untuk pemeriksaan diabetes, insuline resistence, reactive hipoglikemia dan
gangguan metabolisme karbohidrat lainnya.

Standard OGTT / Oral Glucose Tolerance Test.


Metode Pemeriksaan GTT yang paling sering dilakukan adalah OGTT.
Konsep sederhana : Pasien diberikan glukosa dengan kadar tertentu, lalu
setelah beberapa saat dilakukan pemeriksaan kadar gula darah untuk menentukan
seberapa cepat glukosanya hilang.
Persiapan pasien :
o Beberapa hari sebelum pemeriksaan, pasien tidak boleh membatasi
karbohidrate ( jangan puasa, biasa-biasa aja )
o 8-12 jam sebelum test ( gampangnya 10 jam ) pasien diminta Puasa
makan, ( minum air putih saja yang boleh )
o Paling bagus dilakukan pagi hari.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Kontraindikasi
o Tidak boleh saat sakit  Karena kalo lagi sakit metabolisme glukosanya
tidak sesuai dengan metabolisme saat dia sehat.
o Berat badan <43 kg TIDAK boleh full dose.  Daya Buang Glukosanya ga
sanggup bersihin dosis glukosa yang dimasukan, sehingga jadinya false
positif.
Indikasi.
o Gejala Klasik Diabetes 3P
o Orang hamil dengan gestational diabetes
o Baru melahirkan bayi dengan berat diatas 4.1 kg.
o Wanita dengan umur <25 tahun dan Overweight yang mau merencanakan
kehamilan.
Diagnosis Banding : “Cara Hapal : CI Emot Pacarnya HG”
o Cushing Syndrome (Kortisolnya tinggi)
o Inherited Disease : Hemochromatosis
o Efek obat Kortikosteroid, Niacin, Phenytoin ( Dilantin), Diuretik tertentu,
Atau obat-obatan hipertensi;HIV/AIDS.
o Phenochromocytoma
o Hipertiroidism
o Gestational Diabetes

Prosedur :
o Pasien diambil gula darah terlebih dahulu  menjadi gula darah baseline.
o Lalu pasien diberikan minum air glukosa dengan cepat-cepat ( dalam waktu
5 menit )
 DOSIS : 1,75 gr Glukosa / kg.bb (untuk anak-anak)
 75 gram glukosa untuk dewasa yang memenuhi kriteria diatas.
 50 gram glukosa untuk ibu hamil ( gestational diabetes )
o Darah diukur dengan interval 1 jam, 2 jam hingga 3 jam sesuai kebutuhan.
o Beberapa pemeriksaan juga dapat dilakukan mengikuti pemeriksaan darah,
seperti kadar insuline dan glucose urine.
Intrepetasi Hasil :
o Setelah puasa : Normal Blood Glucose rate is 60-100 mg/dl.
o Setelah minum glucosa 2 jam:
 Normal : Kadar glukosa dibawah 140 mg/dl.
 Impaired Glucose Tolerance / IGT/Pre-Diabet : Kadar glukosanya 140-
200 mg/dl.
 Diabetes : Kadar glukosa lebih besar dari 200 mg/dl.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Notes :
o Standard 2 jam OGTT sudah cukup untuk mendiagnosa Diabetes.
o Tapi untuk kasus pertama ( yg belum pernah didiagnosa Diabetes )
dibutuhkan pemeriksaan yang lebih lama dan kalo perlu pemeriksaan lain
(misalnya insuline). Soalnya bisa ada kelainan lain ( misalnya Reactive
Hipoglikemi, Hipothalamic Obesity, )
o OGTT tidak bisa terlalu dipakai untuk diagnosis reactive hipoglikemia
karena :
 Normal level belum tentu bisa singkirkan diagnosisnya
 Nilai abnormal tidak bisa membuktikan kalo dia bener bener sakit.
 Banyak orang yang reactive hipoglikemia, udah parah, baru turun
glukosanya.

HBA1c
HBA1c adalah pemeriksaan laboratorium yang menunjukan rerata gula darah
selama 3 bulan terakhir.
Tujuan : Menunjukan outcome dari kontrol diabetes.
Hasil : ( tergantung laboratorium dan alatnya )
o Normal ( No Diabetes ) : < 5,7%
o Pre-Diabetes : 5,7-6,4%
o Diabetes : >6,5%
Syarat Diagnosis :
o Harus ada riwayat gula darah tinggi selama > 3 bulan
o If HBA1c >6.5% dan belum pernah diabet  Bisa didiagnosa sebagai Diabet
o Kalo udah diabates, HBA1c >7% berarti Diabetes Tak Terkontrol
Kontrol Diabetes : Target pengobatan jaga supaya levelnya <7%.
Diagnosis Banding :
o Anemia
o Kidney Disease
o Blood Disorder ( Thalasemia )
Jika HBA1c tinggi resiko komplikasi : “Cara Hapal SEHKiN”
o Stroke
o Eye Disease
o Heart Disease
o Kidney Disease
o Nerve Disease
Resiko memburuk kalo HBA1c lebih tinggi lagi dan lebih lama.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
CK-CKMB :

Bahan : Darah tanpa antikoagulan


CK / CPK adalah enzim yang dihasilkan oleh otot rangka, jantung dan otak.
Bila ada obstruksi pembuluh darah  Hipoxia  Iskemia  Infark /
Cellular Damage  Celullar conteant appear in circulation  Hasilkan CK,
CKMB, AST, LDH, Troponin naik.
Indikasi Periksa Enzim Jantung :
o Gejala Unstable Angina  Chest Pain, Sob, Nausea, Sweating,
Aritmia
o Kontrol Pasca Operasi Bypass Surgery
o Kontrol PCI / Percutaneus Coronary Intervention
o Menilai efek pengobatan Trombolitik
Ada 3 jenis isoenzim :
o CK-MM  Otot Rangka
o CK-MB  Otot Jantung
o CK-BB  Otak
Nilai Normal CKMB : < 10µL
CKMB mulai naik : 4-6 jam pertama, Puncak 12-24 jam, menurun setelah
24 jam.
CK dan CKMB ini pacaran, CKMB juga ada di otot rangka makanya
harus selalu bareng untuk rasio.
Jangan biarkan mereka terpisah, Nanti mereka Jomblo Ngenes dan
Luka Batin.
CK dan CKMB : Pemeriksaan penunjang diagnosa acute miokard infark.
Karena EKG ga selalu bisa diagnosa.
CK dan CKMB : 48 jam sensifisitas dan spesifisitas masih tinggi. d
Jika CKMB : CK Total >6% => Curiga Acute Miocard Infark.
Pemeriksaan selalu dipantau dan difollow up pada 6 jam, 12 jam, 24 jam,
48 jam dan ekstra plus 2 hari dari masuk R.S
Details about Serum CK Level :
o Naik 4-6 jam pasca AMI
o Puncak 12-24 jam
o Kembali ke Baseline dalam 3 hari
o Dapat diganti dengan Cardiac Troponin dan CK-MB
o Diperiksa saat :
1. Datang ke R.S
2. 6 jam setelah datang ke R.S
3. 12 jam setelah datang ke R.S
Details about Serum CK Level :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Untuk Early Diagnostic of AMI, Untuk cek Re-Infarction
o harus ditemani dengan CK
o Naik 4-6 pasca serangan Iskemik,
o Puncak 12-24 jam
o Kembali ke Baseline dalam 2-3 hari
o Dapat diganti dengan Cardiac Troponin dan CK-MB
o Diperiksa saat :
1. Datang ke R.S
2. Diulangi setiap 8 jam

Troponin :

Dilakukan Jika :
1. Ada Gejala Angina Pectoris
2. Angina Pectoris yang semakin parah
3. Mengenali dan Mengevaluasi penyebab trauma jantung Contoh : Luka
batin sama pembimbing skripsi, hingga luka batin karena gebetan ditikung.
Peningkatan troponin menandakan adanya kerusakan di jantung
Bila troponin naik sangat tinggi, maka tanda sedang serangan jantung
Hampir semua orang yang sedang serangan jantung, Troponinnya naik
dalam 6 jam
Nilai troponin tetap tinggi hingga 1-2 minggu pasca serangan Contoh : Sehingga
memudahkan Visum et Repertum pada pasien luka batin.
Detail tentang Troponin :
1. Ada 2 parameter dalam pemeriksaan Troponin, yaitu Troponin t
atau Troponin i. Dikeluarkan kalo ada kerusakan pada otot jantung.
Makin banyak yang rusak, makin tinggi kadarnya.
2. Indikasi dilakukan jika :
 ada Chest pain, atau tanda serangan jantung
 Ada Tanda Serangan jantung
 Deteksi dan Evaluasi heart Injury
3. Troponin Test :
 Increased troponin level didalam 6 jam, setelah 12 jam hasil
akan naik.
 Troponin akan tetap tinggi 1-2 week setelah serangan jantung
 Diulangi 2X pada 6 dan 24 jam selanjutnya.
 Jika dalam 12 jam troponin normal  bukan serangan jantung
 Hasil Naik Jika : Aritmia, Pulmonary Hipertension, Pulmonary
Embolus, CHF, CAD, Miokarditis, Cardiomiopathy, Trauma,
Prolonged Exercise, CKD.
 Enzim lain untuk periksa Enzim jantung :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 SGOT/AST  Naik dalam 3-8 jam pasca serangan
jantung
 LDH :
o Naik 12-24 jam pasca serangan, puncak pada
hari ke-3, jadi normal saat hari ke 8-9
o LDH1 dan LDH2 : Miokard Infark LDH1>LDH2
dan sangat jelas dalam 24 jam. Harus diperiksa
ulang dalam 8-12 jam
 CRP : Naik kalau ada tanda dan inflam
 HBDH : Alpha Hidroksibutiric Dehidrogenase. Lebih efektif
dari LDH.
Protokol pemeriksaan troponin :
1. Periksa EKG dulu. Tentukan kalo ada kelainan, Bila tidak ada...
2. Periksa Troponin dalam 0 jam, 8 jam dan 16 jam. Sebagai
cardiac marker primer spesifik untuk kenali kalau ada serangan,
Tetapi tidak spesifik untuk mengenali apakah serangannya masih
berlanjut atau udah nggak. Karena levelnya tetep tinggi sampai 2
minggu
3. Periksa CK-MB dan CK saat 0 jam, 8 jam dan 16 jam. Ini untuk
mengenali apakah serangannya masih berlanjut atau nggak,
Tetapi tidak spesifik untuk mengenali ada atau tidaknya serangan.
4. Paling bagus pada uji di 8 jam, karena sensitivitynya bagus >98%
dan spesifisitynya bagus 80-95%

Amilase :

Bahan : Darah tanpa antikoagulan


Naik pada Acute Pancreatitis
2-6 jam mulai naik, puncak 20-30 jam, bertahan sampai 72 jam.

Lipase :

Indikasi : Acute Pancreatitis, gagal ginjal, obstruksi, infark usus—slightly


increase
Naik pada Acute Pancreatitis
Kalo pancreatitis naik 4-10X lipat normal, 24/48 jam mulai naik dan
bertahan sampai 5-7 hari lebih lama dari amilase.

Bleeding Time:
Tujuan :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
o Menilai faktor hemostasis ekstravaskuler.
Dipengaruhi oleh keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit.
o Menilai kemampuan vaskuler dan trombosit untuk menghentikan
pendarahan.
Metode Ivy
o Langkah Kerja :
1. Voler lengan bawah dibersihkan dengan alkohol 70% dan
dibiarkan kering
2. Tensimeter dipasang pada lengan atas dan dipertahankan pada
posisi 40mmHg.
3. Kulit lengan bawah ditegangkan dan ditusuk dengan lanset pada
3 jari dibawah lipat siku dengan kedalaman 3 mm ( tusukan
harus cukup dalam sehingga bercak darah harus > 5 mm
4. Saat darah mulai keluar, nyalakan stopwatch.
5. Setiap 30 detik, tempelkan kertas saring pada darah yang keluar,
tanpa menekan kulit dibawah tetesan tersebut
6. Hentikan stopwatch pada saat darah tidak dapat diisap lagi.
7. Hitung jumlah tetesan darah pada kertas saring.
Metode Duke
o Indikasi :
Hanya dilakukan pada Bayi atau Anak Kecil. ( Mereka susah dipasangin
tensi )
o Langkah Kerja :
 Bersihkan daun telinga anak dengan alkohol 70% dan dibiarkan
kering.
 Tusuk pinggir daun telinga anak dengan lanset sedalam 2 mm.
 Nyalakan stopwatch saat darahnya keluar
 Setiap 30 detik, tempelkan kertas saring pada darah yang keluar,
tanpa menekan kulit dibawahnya.
 Hentikan stopwatch pada saat darah tidak dapat diisap lagi.
 Hitung jumlah tetesan darah pada kertas saring.
Hasil :
o Rumus :
𝐵𝑙𝑒𝑒𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑟𝑎ℎ × 30 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
o Nilai Normal :
o Pada Metode Ivy :
1-6 menit. Bila lebih dari 10 menit, hentikan percobaan dan
laporkan.
o Pada Metode Duke :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
1-3 menit. Bila lebih dari 10 menit, hentikan percobaan dan
laporkan.

Clotting Time, PT APTT:


Tujuan :
o Mengukur lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku.
o Ukuran aktifitas faktor-faktor koagulasi darah
Metode Modern :
o PT / Protrombin Time : Menilai jalur ekstrinsik pembekuan darah dan
jalur bersama ( Faktor pembekuan VII, X, V, II (Protrombin) dan I
(Fibrinogen)
o aPTT / Activated Partial Tromboplastin : Menilai jalur intrinsik dan
common pathway ( Faktor Pembekuan XII, Pre Kallikrein, Kininogen, Xi,
IX, VIII, X, V, II dan I )

Metode Kuno :

Metode Duke :
o Alat dan bahan :
 Tabung Kapiler Panjang 10 mm, Diameter 1-2mm dikikir dengan
masing-masing jarak 1cm agar dapat dipatahkan
 Lanset dan jarum
o Langkah Kerja
 Buat tusukan pada ujung jari atau daun telinga sehingga darah
mengalir keluar
 Nyalakan stopwatch bersamaan saat darah mengalir
 Dua tetes darah pertama dihapus, tetesan ketiga dan seterusnya
dihisap kedalam tabung kapiler.
 Setiap 30 detik, tabung kapiler dipatahkan pada goresan.
o Hasil :
 Masa pembekuan ialah saat terlihat benang fibrin pada
pematahan kapiler, terhitung mulai stopwatch dinyalakan
 Nilai Normal Duke : 2-6 menit
o Catatan : Ulangi pemeriksaan secara dua kali ( Duplo )
Metode Modifikasi Lee & White :
o Alat dan bahan
 Rak berisi 4 tabung berdiameter 7-8 mm
 Suntikan 5 atau 10 ml.
o Langkah Kerja :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 Lakukan pungsi vena dengan suntikan 5 atau 10cc. Pada saat
darah masuk kedalam semprit, jalankan stopwatch dan isaplah 5
ml darah.
 Lepaskan suntikan dan alirkan perlahan-lahan 1 ml darah
kedalam tiap tabung yang dimiringkan waktu diisi dengan darah.
 Setiap 30 detik, tabung pertama diangkat dari rak, dan
dimiringkan untuk menilai pembekuan darah.
 Tabung lain tidak ikut digoyang!
 Setelah tabung pertama darahnya beku, periksa tabung kedua
setiap 30 detik untuk menilai pembekuan
 Lakukan hal yang sama pada tabung ketiga dan keempat, dan
nilai waktunya.
o Hasil :
 Lama masa pembekuan adalah rerata masa pembekuan dari
tabung kedua, tiga dan empat.
 Pelaporan dengan dibulatkan setengah menit.
 Nilai Normal 9-15 menit.
 Kalau lebih dari 20 menit dianggap memanjang / abnormal.

Analisa Gas Darah:

OTHER EXAMINATION

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
Test Untuk Suspek Hepatitis A :

Anti HAV IgM


Anti HAV IgG
AST
ALT
FBC / Ferum Binding Capacity
Albumin
Bilirubin Total
PT-INR
RBG
HbsAg
Urinalisis Komplit (CROSSCHECK BUKU)

Test Untuk Suspek DBD :

FBC
ABG
Elektrolit
AST
ALT
Albumin
NS-1
IgG
IgM
Bleed Time
Ureum
Kreatinin
RBG
APTT
Fibrinogen
D-dimer ( CROSSCHECK BUKU )

Test Untuk Oedema Kaki :

First Step : Periksa Urinalisis (Dipstik dan Sedimen Mikroskopis)


Second Step :
 Serum Albumin
 Serum Creatinin (BUN, eGFR)
 24 hr Urine

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD


Rangkuman Patologi Klinik Blok Introduction to Clinical Medicine-
1
 BNP
 ALT, AST, Albumin, Globulin
 DVT ( D-dimer, jika Unilateral Oedemanya )

Test Miokard Injury :

CK dan CKMB
Troponin I dan Troponin T
SGOT / AST
LDH
HBDH / α-hidroksibutirik dehidrogenase
Mioglobin
BNP

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.PD

Anda mungkin juga menyukai