Uji Sahli
Dasar Pemeriksaan :
Hb dicampur dengan larutan HCl 0,1 M dan diubah menjadi Asam Hematin.
Perubahan warna dibandingkan secara visual dengan kolom warna
Metode Kerja :
Alat : Bahan :
o Pipet Serologi 0.5 ml. o Darah Kapiler / K2/K3
o Tabung ukuran 75 x 12 EDTA
mm o Larutan TURK
o Kamar hitung improved
Neubauer
o Pipet Pasteur
o Mikroskop Cahaya
o Parafilm.
Cara Intrepetasi
o Jumlah sel leukosit ( bintik ) yang terlihat di kuadran dan garis sisi kiri
dan bawah dihitung. Lakukan pada keempat kuadrannya.
o Jumlah total 4 kuadran dikalikan 50.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝐵𝐶 = ∑(𝑊𝐵𝐶 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 1 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 4) × 50
o N.b : Bila dalam sediaan apus banyak terdapat eritrosit berinti, maka
harus dikoreksi jumlah leukosit hasil perhitungan diatas dengan rumus :
∑ 𝐿𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑇𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 × 100
𝐿𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑆𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖 =
∑( 𝐸𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑖 𝑝𝑒𝑟 100 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 + 100
o RBC Indeks :
MCV : Mean Corpuscular Volume
Volume rata rata RBC didalam blood sample
Nilai Normal = 80-100 fl.
𝐻𝑒𝑚𝑎𝑡𝑜𝑘𝑟𝑖𝑡 (%) × 10
𝑀𝐶𝑉 =
𝑅𝐵𝐶 𝐶𝑜𝑢𝑛𝑡
Untuk menentukan penyebab anemia ( Mikro, Makro,
Normositik )
o WBC Number :
Kadar leukosit didalam darah.
Nilai normal :
o Dewasa : 5.000-10.800
o Anak-anak—2 tahun : 6200-17.000
Tujuan : Pemeriksaan penunjang Infeksi, Inflamasi, Alergi,
Keganasan, Immunosupresi.
Naik Jika : Infeksi, Infark Miokard Akut, Sirosis Hepatis, Luka
Bakar, Leukemia, Obat-obat, Leukemoid pada Sepsis
Turun Jika : Gangguan Hematopoeisis (aplastik),
Hipersplenism, Infeksi Virus, Alkoholism, Obat, Kemoterapi,
Radiasi
o Iron Studies :
Iron Transport :
Si ( Serum Iron )
Nilai Normal : Laki-laki 75-175, Perempuan 65-165.
TiBC ( total Iron binding capacity )
Nilai Normal : 15-45
Iron Stores :
Serum Feritin :
Nilai Normal : Laki-laki 15-250, Perempuan 11-125;
Postmenopause 12-250.
Serum Transferin Receptor.
Nilai Normal : 1.0-3.7
Marrow Iron Stain,
Eosinofil
Granula sitoplasma berwarna merah jingga / eosinofilik
Neutrofil Batang
Granula berwarna biru / ungu, kadang kemerahan. Menyebar
merata tidak menutupi inti.
Inti sel melekuk, diameter inti lbh pendek dari jari-jari panjang
inti.
Inti belum terputus / belum membentuk benang filamen.
Neutrofil Segmen
Seperti N. Batang, tetapi inti sel telah terbagi 2-4 lobus.
Kadang sampai lima lobus yang dihubungi benang filamen.
Limfosit
Ukuran sel bervariasi 7µm-30µm.
Monosit
Ukuran sel relative besar ( 14-20 µm)
Sitoplasma berwarna biru kelabu, didalam sitoplasma terdapat
VAKUOLA / terlihat berlubang.
Sitoplasma banyak, tanpa granul spesifik
Kadang ada benda benda yang dia fagosit, sitoplasma kadang
punya pseudopodia.
Terdapat granula halus yang tersebar merata berwarna
kemerahan.
Inti sel kemerahan dengan struktur kromatin seperti Gyrus Otak.
Bentuk inti sel bulat seperti tapal kuda, ginjal, berlobus,
berlekuk.
Kromatin tidak terlalu padat ( tampak lebih pucat dibanding
limfosit )
Trombosit
Berkelompok diantara eritrosit
Tidak berinti karena bukan sel
Ada bagian pusat dan bagian tepi
Semua sel Prekursor, Progenitor bahkan Stem Cell kalau ada didalam
apusan darah tepi = Itu adalah PATOLOGIS. Disebut sebagai Sel BLAST.
Patologi pada Lini Eritropoiesis
Retikulosit
Sideroblastic Anemia
Eritroleukemia
Chronic Megakarioblastik
Leukemia / CMKL
GASTROENTEROLOGI-HEPATOLOGI
Pemeriksaan Hepatologi :
Fungsi Hepar :
Semua Penilaian Hepar itu dari fungsi ini semua!!! Tapi semuanya untuk supporting Dx.
Perhatiin juga anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien.
Basa Basi :
4. Fungsi Ekskretori.
Mengecek pengeluaran zat hepar :
a. Bilirubin Terdiri dari bilirubin total, direct, indirect.
b. GGT & ALP
c. Ichterus Index :
5. Fungsi Detoksifikasi
a. Blood NH3 NH3 naik sebabkan koma.
Protein, dimetabolisme tubuh jadi Amonia, Amonia diproses jadi Ureum di
liver dan dibuang di ginjal. Jadi... kalo Amoniak naik, livernya rusak.
7. Koagulation Test :
1) PT Protrombin Time Cek Produksi Faktor Koagulasi Darah.
2) INR ( International Normalized Ratio )
a. INR 2-3 : Normal Tx Range.
b. INR 3-4 : Hati hati tromboembolism, Hipercoagulatife State
c. INR 1 : Normal & Aman.
Pemeriksaan Feses :
Basa Basi :
Terdiri dari :
o Physical Examination
Pemeriksaan Fisik Feses : gak mungkin auskultasi, karena stetoskop ga boleh ketemu sama feses, jorok!
o Macroscopic Examination
Warna :
Konsistensi :
1. Normal formable
2. Bristol Scale
Pemeriksaan Lainnya :
o Tripsin : Cek Pancreas Insuffisiensi
o Darah: Coloscreen, penjelasan dbawah
o APT Test: Membedakan darah dari melena neonatorum atau darah dari
mama.
Colo-Screen :
Indikasi :
1. Setiap wanita dan pria >50 tahun, setiap 5 tahun
2. Colonoscopy setiap 10 tahun
3. Harus lebih sering kalau ada Family History
Etiologi ada Darah :
1. Anal Fissure 7. Diverticulosis
2. Colorectal Cancer 8. Upper GI Bleed
3. Chrons Disease 9. Peptic Ulcer
4. Ulcerative Collitis 10. Varises Oesophageal
5. Internal hemorroid 11. Gastric Ca
6. Inflamatory 12. Sembelit
Enteritis
Langkah Kerja : Pakai Coloscreen Slide
1. Tulis semua info pasien di Slidenya Coloscreen
2. Buka Lipatan Depan
3. Ambil satu sisi feses, Oleskan smear sedikit pada lipatan depannya,
pada Box A.
4. Ambil sisi lain dari feses, Oleskan smear sedikit pada Box B
5. Biarkan spesimen kering dan tutup lipatan depannya
6. Buka lipatan belakang, lalu Teteskan larutan coloscreen developer
pada Box A dan Box B.
7. Tunggu 30s, lihat hasilnya dibawah 2 menit.
8. Hasil dicatat, Bila Positif berarti ada OCCULT BLOOD.
GENITO-UROLOGI
Urine Examination :
Pengambilan sampel.
Umumnya sampel didapat dari urine yang langsung di tampung di penampung urine
yang steril.
o Sebelum urinalisis, hindari kegiatan yang bisa sebabkan ada sedikit hematuri
dalam pipis.
o Sebelum diambil sampel STERILISASI SEMUA AREA, biar ga ada kontaminan
o Ataupun konsumsi obat tertentu yang mempengaruhi urinalisis ( Nitrodurantoin,
Phenazopiridin, Rifampisin )
o Sebaiknya gunakan first morning urine ( plg pekat ).
o Pada cewek, urinalisis ga boleh saat mens atau keputihan.
o Pada cowok yang belum sunat, preputiumnya buka dulu lalu sterilkan.
o Harus diperiksa dibawah 2 jam. Jika mau ditunda, simpan dalam kulkas 2-8oC
dalam waktu 24 h, jika tidak sedimen rusak dan pH turun, ga akurat.
Aroma urine :
Kejernihan Urine :
o Normal Urine : Transparant
o Turbid ( Cloudy ) urine bisa karena hal normal atau abnormal
o Keruh : Berkristal,Mukus / Lendir, Vaginal Discharge, Leukosit dan Jamur
Volume Urine :
o Orang dewasa 1-2 liter/hr
o Dipengaruhi hidrasi, aktivitas, suhu, kelembapan, kesehatan.
Eritrosit :
Bulat tanpa struktur,
Lihat Isotonisnya Bila urine pekat krenasi, Bila urine encer
Bengkak s.d Hemolisis.
Normal : 0-2 / Lapang pandang besar
Jumlah meningkat bila ada :
o Kerusakan grumeolus
o Tumor tractus urinarius
o Trauma
o Nefrolitiasis
o Infark Ginjel
o ATN
o UTI
o Nefrotoxic
o Stress fisik
o Kontaminasi akibat mens
o Trauma pasca cateter.
Leukosit :
Bulat, berbulir halus, inti lebih jelas bila diberi asetat 10%, dapat
diwarnai dengan larutan Sternheimer Malbine.
Pyuria : Leukosit > 5 Lapang pandang besar
Tanda : UTI, GN Akut, Inveksi vagina serfiks, Inveksi uretra.
Silinder / Cast :
Dibentuk di TKD atau TK. Karena TKP dan Henle bukan tempat
dibentuknya cast.
Pembentukan silinder dimulai dari pembentukan mucoprotein
Tamm Horsfall dari sekret sel tubulus. Protein ini membentuk
hialinisasi di TK.
Bentuk-bentuk cast :
o Silinder Hialin : Sisinya pararel, Ujungnya membulat, tanpa
struktur/homogen, tak berwarna, sulit ditemuin karena
cepet lisis.
Bacteria :
Sering kali berasal dari kontaminan.
Bakteri uria tanpa adanya pyuria harus diwaspadai kontaminated.
Kecuali pada DM dan Cushing Syndroma.
Jika dijumpai bersama leukosit yg meningkat, curiga ada infeksi.
( Perlu diwanai gram atau dibiakin udh identifikasi ) Tapi hati hati
kadang kontaminasi.
Dalam keadaan normal, urine bersifat steril karenanya dalam
menampung urine untuk pemeriksaan bakteriologi harus bener.
Kuman yang sering infeksi Tractus urinarius :
o E. Coli
o Aerubacter aerogenes
o Staphylo dan Strepto
o S. Typosa
o P. Vulgaris
o P. Aeruginosa
o M. Tb
o N. Gonore
Yang seperti basil dan gerak-gerak, Ada Eritrosit ( Bulat, kecil, sito
gelap ) dan Leukosit ( Besar, bergranul, sito tak gelap )
Parasite
Spora
Benang Lendir : tanda iritasi saluran kemih.
Spermatozoa : Kadang ada di urine pria
Hyphae :
Yeast dan Fungus biasanya karena kontaminan,
immunocompremise, obstruksi saluran urine, pasca konsumsi
antibio dalam waktu yang lama.
Yeast bisa juga jadi true infection. Sukit untuk dibedakan antara
RBC dengan Kristal yang tak berbentuk. Tetapi bisa dilihat dari
bentuk tunasnya. Bisa berkolonisasi di bladder, uretra, vagina.
o Anorganik :
Bahan Amorf :
Urat dalam urine asam dan posphat dalam urine basa.
Kristal dalam urine normal :
Kristal Fisiologis : Urat, Kalsium Oksalat, Triple Posphate, CaCO3.
Yang kayak oval, Urat. Yang kayak Kotak, itu Kalsium Oxalat
Kristal Leusin
Dalam urine asam : Asam urat, Natrium urat dan jarang sekali ca
sulfate. Kristal urat biasanya warnanya kuning
Dalam Urine asam atau netral atau agak basa, Ca oksalat dan
kadang asam Hipurat.
Dalam urine lindi atau dalam urine yg netral, Amnonium dan
Magnesium fosfat ( tripel phosphate) dan Dikalsium fosfat.
Dalam urine iindi : CaCO3, Amonium Biurat dan Ca Posphate.
Kristal bisa juga dari macam obat sulfonamide.
Bahan lemak : Diwarnai dengan sudan III atau diperiksa dgn
mikrosop polarisasi.
Clinical Application :
Pemeriksaan Clinical Application
2. Hasil Intrepetasi :
b. Hematuria :
i. Makro hematuria : terlihat dalam makroskopis
ii. Mikro hematuria : Test Strip atau Mikroskop. ( HARUS 2-2nya
baru valid )
iii. Disebabkan hematuria pada Tractus urinarius ( Batu, Radang,
Infeksi ) dan extra renal hematuria ( Bleeding, HT, HF, Trombosis )
iv. Bisa jadi karena Hb atau Mioglobin.
v. Spesific for Gromeular disease : Hematuria Spontaneous with
Proteinuria.
vi. Post Renal Bleeding : In microscope phase contrast sedimen :
Many eritrosit.
c. Leucosituria :
i. Tanda ada UTI dan Inflam di Ginjal
ii. Pada wanita, hati hati kontaminasi dari vaginal sekret.
iii. Tanda awal Acute dan Chronic Pyelonefritis. Dimana akut diikuti
demam, sakit ginjal, peroteinuria dan eritrosituria.
iv. > 20 Leukosit dalam 1 ul urine : Ga bener.
v. 10-20 leukosit dalam 1 ul urine : Suspek.
d. Bakteriuria :
i. Usia meningkat, Wanita hamil.
ii. Cowo dengan BPH
iii. HT dan DM, Kateter, Batu, Analgesic abuse, Congenital urological
disease.
iv. Mikrobial : <10.000, 10.000-100.000, > 100.000.
1. Urinary Investigation :
Test Strip Exam : Use test strip with high sensitif and spesific exam.
Mikroskopic Exam : sedimen urine
Exam Alpha-1-Mikroglobulin : Cek tubulo intersstisial nephropathies at early
stage.
Total Protein Urine : Untuk Bence Jones Proteinuria, MM, Waldenstroms
Macroglobulinemia.
2. Anamnesa, Dip-Stick, Mikroskopik + Urine Culture , Tx. Case History, Cinical
Finding, Blood Exam, Urinalisis, Imaging.
3. Investigation :
Creatine
Urea / Ureum.
4. More Spesific Investigation :
Histological Investigation + Immunofluorescence Investigation
ANA
ANCA
Antibodies to grumerular basement membranes.
Elevated Antistreptolysin titres and antistreptococci DNAse.
EMERGENCY EXAMINATION
Hemoglobin, Leukosit, Trombosit : Penjelasan sudah diatas,
hapalin ini untuk daftar pemeriksaan di Emergency aja.
Ureum :
Kreatinin :
GFR :
Dihitung menggunakan Cockcroft-Gault dan Modification of Diet in
Renal Disease / MDRD. MDRD lebih akurat
e-GFR / estimated GFR Memperkirakan fungsi Grumerular Filtration
Rate dari Creatinin Clearance.
Berdasarkan umur, kelamin dan ras.
Cara Hapal : Lihat Polanya, Stadium 5-4 kelipatan 15, tapi begitu lewat
stadium 3, Stadium 2-1 kelipatan 30
Glukosa Darah :
Glukosa Darah
Bahannya : Darah dengan antikoagulan NaF, Darah tanpa anti koagulan, Darah
Kapiler.
Kadar Glukosa Normal : Lihat penjelasan dibawah
Untuk Diabetes :
o Seorang dikatakan diabet JIKA :
Glukosa puasa >126 mg.dl-1 atau
Prosedur :
o Pasien diambil gula darah terlebih dahulu menjadi gula darah baseline.
o Lalu pasien diberikan minum air glukosa dengan cepat-cepat ( dalam waktu
5 menit )
DOSIS : 1,75 gr Glukosa / kg.bb (untuk anak-anak)
75 gram glukosa untuk dewasa yang memenuhi kriteria diatas.
50 gram glukosa untuk ibu hamil ( gestational diabetes )
o Darah diukur dengan interval 1 jam, 2 jam hingga 3 jam sesuai kebutuhan.
o Beberapa pemeriksaan juga dapat dilakukan mengikuti pemeriksaan darah,
seperti kadar insuline dan glucose urine.
Intrepetasi Hasil :
o Setelah puasa : Normal Blood Glucose rate is 60-100 mg/dl.
o Setelah minum glucosa 2 jam:
Normal : Kadar glukosa dibawah 140 mg/dl.
Impaired Glucose Tolerance / IGT/Pre-Diabet : Kadar glukosanya 140-
200 mg/dl.
Diabetes : Kadar glukosa lebih besar dari 200 mg/dl.
HBA1c
HBA1c adalah pemeriksaan laboratorium yang menunjukan rerata gula darah
selama 3 bulan terakhir.
Tujuan : Menunjukan outcome dari kontrol diabetes.
Hasil : ( tergantung laboratorium dan alatnya )
o Normal ( No Diabetes ) : < 5,7%
o Pre-Diabetes : 5,7-6,4%
o Diabetes : >6,5%
Syarat Diagnosis :
o Harus ada riwayat gula darah tinggi selama > 3 bulan
o If HBA1c >6.5% dan belum pernah diabet Bisa didiagnosa sebagai Diabet
o Kalo udah diabates, HBA1c >7% berarti Diabetes Tak Terkontrol
Kontrol Diabetes : Target pengobatan jaga supaya levelnya <7%.
Diagnosis Banding :
o Anemia
o Kidney Disease
o Blood Disorder ( Thalasemia )
Jika HBA1c tinggi resiko komplikasi : “Cara Hapal SEHKiN”
o Stroke
o Eye Disease
o Heart Disease
o Kidney Disease
o Nerve Disease
Resiko memburuk kalo HBA1c lebih tinggi lagi dan lebih lama.
Troponin :
Dilakukan Jika :
1. Ada Gejala Angina Pectoris
2. Angina Pectoris yang semakin parah
3. Mengenali dan Mengevaluasi penyebab trauma jantung Contoh : Luka
batin sama pembimbing skripsi, hingga luka batin karena gebetan ditikung.
Peningkatan troponin menandakan adanya kerusakan di jantung
Bila troponin naik sangat tinggi, maka tanda sedang serangan jantung
Hampir semua orang yang sedang serangan jantung, Troponinnya naik
dalam 6 jam
Nilai troponin tetap tinggi hingga 1-2 minggu pasca serangan Contoh : Sehingga
memudahkan Visum et Repertum pada pasien luka batin.
Detail tentang Troponin :
1. Ada 2 parameter dalam pemeriksaan Troponin, yaitu Troponin t
atau Troponin i. Dikeluarkan kalo ada kerusakan pada otot jantung.
Makin banyak yang rusak, makin tinggi kadarnya.
2. Indikasi dilakukan jika :
ada Chest pain, atau tanda serangan jantung
Ada Tanda Serangan jantung
Deteksi dan Evaluasi heart Injury
3. Troponin Test :
Increased troponin level didalam 6 jam, setelah 12 jam hasil
akan naik.
Troponin akan tetap tinggi 1-2 week setelah serangan jantung
Diulangi 2X pada 6 dan 24 jam selanjutnya.
Jika dalam 12 jam troponin normal bukan serangan jantung
Hasil Naik Jika : Aritmia, Pulmonary Hipertension, Pulmonary
Embolus, CHF, CAD, Miokarditis, Cardiomiopathy, Trauma,
Prolonged Exercise, CKD.
Enzim lain untuk periksa Enzim jantung :
Amilase :
Lipase :
Bleeding Time:
Tujuan :
Metode Kuno :
Metode Duke :
o Alat dan bahan :
Tabung Kapiler Panjang 10 mm, Diameter 1-2mm dikikir dengan
masing-masing jarak 1cm agar dapat dipatahkan
Lanset dan jarum
o Langkah Kerja
Buat tusukan pada ujung jari atau daun telinga sehingga darah
mengalir keluar
Nyalakan stopwatch bersamaan saat darah mengalir
Dua tetes darah pertama dihapus, tetesan ketiga dan seterusnya
dihisap kedalam tabung kapiler.
Setiap 30 detik, tabung kapiler dipatahkan pada goresan.
o Hasil :
Masa pembekuan ialah saat terlihat benang fibrin pada
pematahan kapiler, terhitung mulai stopwatch dinyalakan
Nilai Normal Duke : 2-6 menit
o Catatan : Ulangi pemeriksaan secara dua kali ( Duplo )
Metode Modifikasi Lee & White :
o Alat dan bahan
Rak berisi 4 tabung berdiameter 7-8 mm
Suntikan 5 atau 10 ml.
o Langkah Kerja :
OTHER EXAMINATION
FBC
ABG
Elektrolit
AST
ALT
Albumin
NS-1
IgG
IgM
Bleed Time
Ureum
Kreatinin
RBG
APTT
Fibrinogen
D-dimer ( CROSSCHECK BUKU )
CK dan CKMB
Troponin I dan Troponin T
SGOT / AST
LDH
HBDH / α-hidroksibutirik dehidrogenase
Mioglobin
BNP