Anda di halaman 1dari 10

PAPER HEMATOLOGI

MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

OLEH:

KELOMPOK I (GENAP)
ANGGOTA:

1. NI NYOMAN MELINDAWATI

(P07134013 002)

2. NI MADE INKI ARIANTI

(P07134013 004)

3. NI KADEK SUCAHYANINGSIH

(P07134013 006)

4. I KADEK BUDI ASTAWAN

(P07134013 008)

5. NI WAYAN NIA ARISKA PURWANTI

(P07134013 010)

6. NINGSIH ASRIAH

(P07134013 012)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014

Pemeriksaan Hitung Eritrosit dengan Metode Hayem


I.

Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui cara menghitung jumlah eritrosit dengan menggunakan
kamar hitung
b. Tujuan Khusus
- Untuk dapat menghitung jumlah eritrosit dengan menggunakan kamar hitung.
- Untuk dapat mengetahui jumlah eritrosit pada sampel darah yang diperiksa.

II.

Metode
Metode yang digunakan dalam penentuan jumlah eritrosit adalah metode manual yaitu
dengan kamar hitung Improved Neubauer dengan menggunakan larutan hayem.

III. Prinsip
Darah diencerkan serta diwarnai dengan larutan hayem, lalu sel-sel darah di hitung
dalam kamar hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran objektif 40x.

IV. Dasar teori


Darah merupakan bagian penting dari sistem transport, darah merupakan jaringan
yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar yaitu plasma darah
(merupakan bagian cair dalam tubuh) dan bagian korpuskuli yakni benda benda darah
yang terdiri dari sel darah putih atau leukosit, sel darah merah atau eritrosit dan sel
pembekuan darah atau trombosit. (Depkes, 1989)
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis. Salah satu pemeriksaan
laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan darah. Darah mempunyai
peran penting dalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan darah secara tidak langsung
dapat memantau keadaan dalam tubuh. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan
hematologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan hematologi
rutin dan hematologi lengkap (Brown,1993).
Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin, hematokrit, hitung jumlah
eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, hitung jumlah trombosit dan
nilai-nilai rata-rata eritrosit. Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count)

terdiri dari pemeriksaan darah rutin ditambah pemeriksaan morfologi sel (ukuran,
kandungan hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi). Pemeriksaan
hematologi lengkap penting untuk mengetahui morfologi dan fungsi dari berbagai sel
yang ada di dalam darah, contohnya sel darah putih yang berperan dalam imunitas
tubuh dan sel darah merah yang berperan dalam oksigenasi tubuh (Brown, 1993,
Perkins 2003; Adamson, Longo, 2005).
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di
dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam
darah. Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi,
berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu
eritrosit sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui
keadaan eritrosit, secara tidak langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh
seseorang (Perkins, 2003).

Pembentukan eritrosit (Eritropoisis)


Pematangan eritrosit dalam sumsum tulang berlangsung sekitar 7 hari. Dalam
peredaran darah perifer inti umumnya sudah hilang. Retikulosit adalah sel termuda
dalam darah perifer. Kira kira 10% dari eritrosit dalam darah perifer adalah
retikulosit. Hal ini berarti hanya 1% dari jumlah jangka hidup eritrosit adalah
retikulosit. Sedangkan panjang masa hidup eritrosit setelah pelepasan dari sumsum
tulang kurang lebih 120 hari sampai mengalami penuaan dan destruksi.
Eritroblast
Normoblast basofil
Sumsum tulang

Normoblast polikhromatik

Normoblast asidofil
Rintangan(barrier)
Retikulosit
Darah perifer

Eritrosit

Penghancuran Eritrosit
Proses penghancuran eritrosit terjadi karena proses penuaan (senescence) dan
proses patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi pada eritrosit akan mengakibatkan
terurainya komponen komponen hemoglobin menjadi dua komponen sebagai berikut.

a. Komponen protein, yaitu globin yang akan dikembangkan ke pool protein dan
dapat digunakan kembali.
b. Komponen hame akan dipecah menjadi dua, yaitu:
1. Besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang;
2. Bilirubin yang akan diekskresikan melalui hati dan empedu.

Peningkatan dan Penurunan Eritrosit

Jumlah eritrosit menurun pada keadaan :


1. Gangguan eritropoisis disumsum tulang (gangguan SIH/prekursor, kekurangan
bahan-2, gangguan/kerusakan jaringan sumsum tulang)
2. Destruksi eritrosit (hemolisis): intravaskular/ekstravaskular, intrakorpuskular
/ekstrakorpuskular
3. Perdarahan (blood loss) kronis / akut

Dan jumlah eritrosit meningkat pada keadaan :


1. Polisitemia Vera
2. Polisitemia absolut sekunder
3. Polisitemia relatif (dehidrasi)
Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari fungsi

dan struktur eritrosit di dalam tubuh antara lain hitung eritrosit, hemoglobin dan
hematokrit. Hitung eritrosit atau redblood cell count(RBC) adalah menghitung jumlah
total eritrosit dalam darah. Dengan menggunakan unit Internasional (SI), jumlah
eritrosit dinyatakan sebagai jumlah eritrosit per liter darah. Jadi jumlah eritrosit
5juta/mm3 dinyatakan dalam SI adalah 5 x 1012 /L.
Laki laki

: 4,5-5,5 (juta sel/l darah)

Perempuan

: 4,0-5,0 (juta sel/l darah)

Bayi (matur, darah tali pusat)

: 4,0-6,0 (juta sel/l darah)

Bayi 3 bulan

: 3,2-4,8 (juta sel/l darah)

Anak-anak 1 tahun

: 3,6-5,2 (juta sel/l darah)

Anak-anak 3-6 tahun

: 4,1-5,5 (juta sel/l darah)

Anak-Anak 10-12 tahun

: 4,0-5,4 (juta sel/l darah)

Cara menghitung eritrosit dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan
menggunakan alat khusus.

A. Cara manual (Hemositometer)


Hemositometer adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri
dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet. Dengan cara manual, hitung
eritrosit dilakukan dengan menggunakan kamar hitung.

Beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pehitungan jumlah eritrosit menggunakan kamar hitung adalah :

1. Kamar hitung.
Kamar hitung yang sebaiknya dipakai ialah yang memakai garis bagi
improved Neubauer. Luas seluruh bidang yang dibagi adalah 9 mm2 dan bidang
ini dibagi menjadi sembilan bidang besar yang luasnya masing - masing 1 mm2.
Bidang besar dibagi lagi menjadi 16 bidang sedang yang luasnya masing-masing
x mm2. Bidang besar yang letaknya di tengah - tengah berlainan pembaginya:
ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang itu dibagi lagi menjadi 16 bidang
kecil. Dengan demikian jumlah bidang kecil itu seluruhnya 400 buah, masingmasing luasnya 1/20 x 1/20 mm2. Tinggi kamar hitung, yaitu jarak antara
permukaan yang bergaris - garis dan kaca penutup yang berpasangan adalah 1/10
mm. Maka volume diatas tiap - tiap bidang menjadi sbb;
1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x1/10 =1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3

2. Kaca penutup.
Hendaknya memakai kaca penutup yang khusus diperuntukkan bagi kamar
hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang biasa, sedangkan ia dibuat dengan
sangat datar. Hanya dalam keadaan darurat kaca penutup biasa boleh dipakai. Kaca
penutup untuk menghitung jumlah trombosit dengan tehnik fasekontrast lebih tipis
daripada yang dipakai untuk mikroskop biasa.

3. Pipet.
Pipet Thoma untuk pengenceran eritrosit (pipet eritrosit) terdiri dari sebuah
pipa kapiler yang bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung menjadi bola.
Dalam bola itu terdapat sebutir kaca merah. Pada pertengahan pipa kapiler itu ada
garis bertanda angka 0,5 dan ada bagian atasnya, yaitu dekat bola, terdapat garis

bertanda 1,0. Di atas bola ada angka


lain lagi, yaitu pada garis tanda 101.
Perhatikan bahwa angka angka itu
bukanlah menandakan satu volume
yang mutlak melainkan perbandingan
volume.

Yang

penting

dan

menentukan ialah pengenceran darah


yang

terjadi

dalam

pipet

itu.

Seandainya lebih dulu diisap darah sampai garis - tanda 0,5 kemudian cairan
pengencer sampai garis- tanda 101, maka darah dalam bola pipet itu diencerkan
200 kali.(Gandasoebrata R., 2007).

4. Perhitungan jumlah eritrosit


Eritrosit dihitung dalam 5 bidang sedang yang terletak dibidang besar paling
tengah. 5 bidang tersebut terdiri dari 4 bidang dipinggir dan 1 bidang ditengah
(bertanda R) tiap-tiap bidang ini dibagi lagi menjadi 16 petak-petak kecil yang
masing- masing luasnya adalah 1/400 mm2. Dengan demikian eritrosit dihitung
dalam 80 petak - petak kecil, luas keseluruhan ialah 80 x 1/400 mm2 = 1/5mm2.
(Depkes RI., 1989).

Keterangan:
W : ruang hitung untuk leukosit
R : ruang hitung untuk eritrosit
Kamar Hitung
(Improved Neubauer)
Cara Hitung Eritrosit pada Kamar Hitung
Cara menghitung eritrosit didalam kamar hitung improved Neubaur dapat
dilihat pada gambar. Mulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian
turun ke bawah dan dari kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan mulai lagi dari
kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada 5 bidang sedang tersebut. Semua sel
yang menyentuh garis batas sebelah atas dan kiri, dianggap masuk ke dalam ruangan
dan dihitung. Sedangkan sel yang menyentuh garis batas sebalah kanan dan bawah
dianggap tidak masuk dan tidak dihitung. (Depkes RI, 1989).

Keterangan :
: tidak di hitung
: di hitung

Hitung jumlah eritrosit dapat diperoleh dari perhitungan:


Panjang 1 kotak eritrosit

= 0,2 mm

Lebar 1 kotak eritrosit

= 0,2 mm

Tebal kaca penutup

= 0,1 mm.

1 Volume kotak R

= p x l x tebal
0,2 mm x 0,2 mm x 0,1 mm = 0,004 mm3

5 Volume kotak R

= 5 x 0,004 = 0,02 mm3

Untuk menentukan jumlah eritrosit per mm3,


= 1 mm3/0,02 mm3 x pengenceran x jumlah sel
= 1 mm3/0,02 mm3 x 200 kali x jumlah sel
= 10.000 x jumlah sel
Singkatnya, jumlah eritrosit (eritrosit per mm3)
= 10.000/l darah x jumlah sel terhitung
= 104/l darah x N

-Kelebihan cara manual


a. Cara cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar
hitung tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium klinik. (Gandasoebrata R.,
2007)
b. Didalam kamar hitung sel yang dihitung benar benar sel eritrosit karena
pengenceran menggunakan larutan hayem yang membuatbentuk bentuk eritrosit
terlihat jelas sedangkan lekosit dan trombosit tidak tampak.
- Kekurangan cara manual
a. Menghitung jumlah eritrosit dalam volume yang kecil dan pengenceran tinggi
memakan waktu dan tidak teliti.(Widmann F.K., 1989)
b. Tindakan menghitung eritrosit dengan kamar hitung jauh lebih sukar daripada
menghitung leukosit, ketelitian untuk orang yang cermat bekerja dan yang telah
mahir ialah 15%. (Gandasoebrata R, 2007)

Sumber kesalahan :
a) Jumlah darah/larutan Hayem yang diisap kedalam pipet tidak tepat.
b) Memakai pipet yang basah
c) Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang
melekat pada bagian luar ujung pipet.
d) Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah/larutan
pengencer.
e) Adanya bekuan darah
f) Darah tidak homogen
g) Kamar hitung/kaca penutup kotor
h) Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung
i) Letak kaca penutup tidak tepat
j) Meja mikroskop tidak datar
k) Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar
l) Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop
m) Larutan pengencer kotor
n) Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang teliti.

V.

Alat dan Bahan


a. Alat
1. pipet thoma eritrosit (skala 0,5-101)
2. mikroskop
3. kamar hitung (improved neubaure)
4. cover glass
6. counter tally
b. Bahan

Larutan hayem dengan komposisi:


- HgCl2

0,25 ml

- NaCl

0,50 ml

- NaSO4

2,50 ml

- aquadest

100 ml

Darah EDTA

Tissue

Aquadest

VI. Cara Kerja


1. Kamar hitung improved neubauer disiapkan di bawah mikroskop dan di tutup
dengan cover glass
2. Dihisap sampel darah dengan pipet pengencer thoma hingga tanda 0,5. Kemudian
disusul dengan larutan pengencer hayem hingga tanda 101
3. Dikocok pipet pengencer dengan memebentuk angka delapan.
4. Tiga tetes pertama dibuang kemudian kamar hitung diisi dengan tetesan berikutnya
secukupnya
5. Dibiarkan beberapa menit agar sel darah mengendap
6. Dilakukan perhitungan sel dalam kamar hitung pada kotak persegi tengah dengan
kode ABCDE
7. Dihitung jumlah eritrosit ( JE = 10.000 N/cmm)

VII. Nilai Rujukan


NILAI NORMAL HITUNG ERITROSIT
Bayi

3,8 - 6,1 juta sel/mm3

Anak

3,6 - 4,8 juta sel/mm3

Wanita Dewasa

4,0 5,5 juta sel/mm3

Pria Dewasa

4,5 6,2 juta sel/mm3


(Chernecky CC & Berger BJ : 2008)

DAFTAR PUSTAKA
Brown B. 1993. Hematology: Principles and Procedures, 6th ed. America: Lea & Febiger.
119-20, 350-55.
Chernecky CC & Berger BJ.2008. Laboratory Test and Diagnostic Procedures 5th Edition.
Saunder: Elsevier

Depkes RI. 1989. Hematologi. Pusdiknes Depkes RI: Jakarta

Gandasoebrata. 2007. Hematologi. Penuntun Laboratorium Klinik.J akarta: Dian Rakyat.


21-33.

Perkins S.L. 2003. Anemia: Examination of the Blood and Bone Marrow. In Greer,P.J.,
Foerster J., Lukens N.J., Rodgers M.G., Paraskevas F., Glader B. Editors:Wintrobes
Clinical

Hematology.

Volume

1A.

11th

ed.

Philadelphia:

Lippincott

Williams&Wilkins. P: 3-21

Widmann, FK. 1989. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi ke-9,
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai