NO BP : 1710423024
KELOMPOK :V
3. JULITA 1710423022
ASISTEN : NURSYUHADA
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... .3
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM.................................................... .6
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan..............................................................................................6
3.2 Cara Kerja......................................................................................................6
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 7
4.1 Histologi Hyalin Cartilago............................................................................7
4.2Histologi Tulang Rawan Elastis.................................................................... 8
4.3 Histologi Otot Lurik.......................................................................................9
4.4 Histologi Otot Polos ....................................................................................10
4.5Histologi Otot Jantung...................................................................................11
4.6 Histologi Kulit Tipis.....................................................................................12
BAB V. PENUTUP........................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan...................................................................................................14
5.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15
DAFTAR GAMBAR
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui, mengamati,
mengidentifikasi dan memahami struktur histologi dari sistem tulang, rangka, otot
dan integumen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Rangka atau skeleton merupakan alat gerak pada vertebrata. Sisem rangka itu
tersusun dari tulang-tulang yang bersatau membentuk suatu fungsi yaitu alat gerak.
Pada vertebrata sistem rangka terdiri dari dua bagian yaitu rangka sumbu (axial) dan
rangka apendikular. Rangka axial terdiri dari tulang tengkorak (cranium), tulang
belakang (columna vertebralis), tulang dada (sternum), dan rusuk (costae). Rangka
apendikular terdiri dari tulang gelang bahu (pectora), dan tulang gelang panggul
(pelvik). Pada tulang gelang bahu terdapat tulang-tulang eksermitas depan dan pada
tulang panggul terdapat tulang-tulang ekstrimitas belakang.
Skeleton adalah istilah untuk rangka tubuh hewan pada vertebrata. Skeleton
tersusun atas kartilago, tulang dan kombinasi keduanya. Skeleton merupakan
endoskleleton yang berasal dari mesodermal jaringan. Jaringan skeletal dapat
dibedakan menjadi jaringan ikat, kartilago dan tulang. Sistem rangka dibagi menjadi
skeleton axial dan skeleton apendikular (Gardner, 1995). Tulang tengkorak
merupakan tulang yang termasuk kedalam rangka axial. Tulang tengkorak termasuk
endoskelet yang terdapat di daerah kepala. Tersusun oleh bagian-bagian tulang yang
bersatu menjadi kesatuan yang kompleks. Pada tengkorak terdapat neurocranium,
splanchnocranium, dan dematocranium. Neurocranium adalah tulang tempat otak
disimpan. Splanchnocranium adalah seluruh skelet yang melindungi mulut, faring,
dan insang. Dermatocranium adalah seluruh skelet kranium yang berasal dari
penulangan dermal (Syamsuri, 2004).
Tulang merupakan jaringan luar biasa karena ia terus-menerus dibentuk
kembali dan di organisasi dalam proses pelaksanaan fungsi penumpu dan pengaturan
kalsium. Dari awal permulaannya, tulang itu berperan sebagai jaringan yang luar
biasa dinamisnya, hal ini karena tulang itu memiliki struktur yang terus menerus
berubah-ubah. Tulang terdiri dari bahan intersel yang mengalami kalsifikasi, matriks
tulang dan berbagai jenis sel osteosit yang ditemukan dalam rongga (lacuna), di
dalam matriks, osteoblas yang mensintesa komponen organik matriks tersebut.
Osteoblas yang merupakan sel raksasa yang berinti banyak dan diperlukan dalam
resorpsi dan perubahan bentuk jaringan tulang karena tidak terjadi difusi melalui
matriks tulang yang mengalami kalsifikasi (Tambayong, 1995).
Dalam jaringan penunjang seperti tulang rawan, sifat matriks nya bervariasi.
Dalam tulang rawan, bahan dasarnya setengah rapuh dan mengandung suatu
kompleks protein-karbohidrat yang di kenal sebagai kondromukoid. Pada hidrolisis
parsial kondromukoid itu menghasilkan asam sulfat kondrotin. Kondromukoid
berwarna biru secara metakromatis dengan toluidin, karena ia mengandung
kondroitin sulfat sebagai proteoglikan yang terkemuka dalam bahan dasar (Widarto,
1997).
Praktikum struktur hewan Histologi Sistem Tulang, Rangka, Otot dan Integumen
dilaksanakan pada Kamis, tanggal 22 November 2018, di Laboratorium Pendidikan
II, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, mikroskop cahaya dan
kamera. Bahan yang digunakan pada praktikum adalah 6 macam preparat permanen,
yaitu kulit tipis, hyalin cartilago, otot jantung, tulang rawan elastis, otot lurik lingua
dan otot polos.
Pada praktikum histologi Sistem Tulang, Rangka Otot dan Integumen, pertama
diambil mikroskop setelah itu diletakkan mikroskop di tempat yang datar. Setelah itu
diletakkan preparat permanen pada meja mikroskop, digunakan lensa dengan
perbesaran terkecil setelah itu diperbesar, ganti dengan preparat yang lain.
Selanjutnya diamati dan digambar beserta keterangannya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a
b
d
(A) (B)
Gambar 1. Histologi Struktur Hyalin Cartilago(A) Hasil Pengamatan Perbesaran
400x (B) Junquiera`s Basic Histology (Keterangan: (a) perikondrium
luar, (b) perikondrium dalam, (c) kondrosit, (d) matriks).
b
d
(A) (B)
Gambar 2. Histologi Struktur Tulang Rawan Elastis(A) Hasil Pengamatan
Perbesaran 400x (B) Junquiera`s Basic Histology (Keterangan: (a)
perikondrium, (b) matriks, (c) kondrosit, (d) elastic fiber).
Rawan elastik adalah sejenis tulang rawan berwarna kuning karena banyak
mengandung serat elastic. Pada tulang ini terdapat serat kolagen yang lebih kenyal
daripada tulang rawan jenis lain. Tulang rawan elastik contohnya terdapat pada
telinga luar (daun telinga), katup napas, saluran eustachius dan beberapa keping
tulang rawan yang membentuk jakun dan cabang tenggorok (Kamus Lengkap
Biologi, 2004).
Matriks rawan elastik mengandung serat elastin, dan sedikit sekali serabut
kolagen. Seperti halnya rawan hyaline, rawan elastin juga mampunyai periondrium.
Pada rawan elastin jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan garam-garam
kapur) seperti sering terjadi pada rawan hyalin (Suripto, 1994).
4.3 Histologi Otot Lurik Lingua
(A) (B)
Gambar 3. Histologi Struktur Tulang Rawan Elastis(A) Hasil Pengamatan
Perbesaran 100x (B) Junquiera`s Basic Histology (Keterangan: (a) serat-
serat otot lurik).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terlihatadanya inti sel otot dan
gelondong sel otot. Inti pada otot lurik terletak di tepi. Otot lurik terlihat seperti
gelendong yang lurus, susunannya rapat, dan tidak memiliki cabang.
Menurut Bevelander (1989), pada otot lurik terdapat aktin dan myosin, otot
lurik secara umum berwarna merah muda yang disebabkan oleh pigmen mioglobin
dalam serat otot dan vaskularisasi di dalam otot itu sendiri. Inti pada otot lurik
terdapat di tepi dengan jumlah lebih dari satu atau memiliki bentuk serat melintang.
Ciri khas otot lurik yaitu terdiri atas sel-sel yang panjang diameter 10-100 mm,
serabut panjang, berwarna dengan garis terang dan gelap. Serabut otot rangka
berbentuk silindris panjang dan berinti banyak dengan ujung serat otot meruncing
atau agak membulat pada ujung otot. Kekuatan kontraksi otot ini dipengaruhi oleh
banyak serat otot bukan oleh panjangnya serat otot. Tiap gelendong otot dibungkus
oleh jaringan ikat yaitu epimisium yang tampak sebagai selubung putih di sekitar
otot. Di dalamnya terdapat serat-serat otot yang tersusun dalam fasikulus. Setiap
fasikulus dikelilingi oleh jaringan ikat sama yaitu perimisium. Di dalam fasikulus
setiap serat otot dibungkus oleh jaringan ikat bernama endomisium. Struktur
tambahan berupa arteri, vena dan neuron menyelinap diantara jaringan ikat pada otot.
Terdiri dari multinukleus karena berasal dari fusi beberapa nukleus dari mioblas.
4.4 Histologi Otot Polos
(A) (B)
Gambar 4. Histologi Struktur Otot Polos(A) Hasil Pengamatan Perbesaran 400x (B)
Lesson, 1991 (Keterangan: (a) Serabut otot, (b) inti sel).
Otot polos bila dilihat di bawah mikroskop cahaya tidak
m e n u n j u k k a n adanya garis"garis melintang. Otot polos pada vertebrata
termasuk manusia dapat d i j u m p a i p a d a d i n d i n g d a n o r g a n - o r g a n
d a l a m d a n p e m b u l u h d a r a h : s a l u r a n pencernaan makanan, uterus,
kandung kencing, ureter, arteri, arteriol, dan sebagainya.(di samping itu otot
polos dapat dijumpai pada iris mata dan otot penggerak rambut (Soewolo,
2003).
Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada saluran alat-alat di
dalamt u b u h m a n u s i a s e p e r t i m a n u s i a s e p e r t i y a n g t e r d a p a t p a d a
saluran pencernaan,d i n d i n g pembuluh darah, dinding
pembuluh darah, dinding rahim, s a l u r a n pernapasan, dan
saluran kelamin. Otot polos dapat disebut juga sebagai otot tak sadar k a r e n a c a r a
bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus diperintah
o t a k . Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu saraf simpatetik dan
saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik merupakan saraf yang berujung di pangkal
sumsumtulang belakang ataumedulla spinalis yang terdapat di daerah dada dan
pinggang. Saraf tersebut berfungsi sebagai pemacu yang dapat membuat
kerja organ-organ tubuhmenjadi cepat. A d a p u n c i r i - c i r i o t o t p o l o s
adalah bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya meruncing,
Mempunyai satu inti sel di tengahnya, Bekerja di luar kesadaran, gerakan
lambat, ritmis dan tidak mudah lelah lambat (Ambardini, 2002).
(A) (B)
Gambar 5. Histologi Struktur Otot Jantung(A) Hasil Pengamatan Perbesaran 400x
(B) Lesson, 1991 (Keterangan: (a)Inti sel, (b) serabut otot,
(c)interelated disk).
Otot jantung berwarna merah dan berbentuk seperti gelendong yang bercabang-
cabang. Strukturnya lebih kasar dan lebih kokoh, karena berfungsi sebagai otot
penggerak jantung. Otot jantung berbeda dengan otot lurik dan otot polos. Otot
jantung lebih besar, intinya terletak di tengah di setiap gelendong dengan ukuran
yang lebih besar, cabangnya tidak banyak seperti otot lurik, dan tidak serapat
susunan otot lurik dan otot polos, serta gelendongnya bercabang-cabang.
Hal ini sesuai dengan pendapat Eroschenko (2003) yang menyatakan bahwa
struktur histologi otot jantung terdiri atas gelondong otot yang berbentuk seperti
tabung bercabang dengan inti sel berada di tengah. Selain itu juga terdapat banyak
pembuluh darah yang terdapat di jantung. Otot jantung itu hanya terdapat pada
jantung dan tidak terdapat pada organ manapun, hal ini lah yang menjadi ciri khas
daripada jantung tersebut.
(A) (B)
c
d
(C) (D)
Gambar 6. Histologi Struktur Tulang Rawan Elastis(A) Hasil Pengamatan
Perbesaran 40x (B)Hasil Pengamatan Perbesaran 100x(C) Hasil
Pengamatan Perbesaran 400x (D) Junquiera`s Basic Histology
(Keterangan: (a) kelenjar sebasea, (b) kelenjar keringat, (c) stratum
corneum, (d) stratum granulosum, (e) spinosum, (e)stratum basal).
Histologi kulit tipis terdiri atas Stratum corneum, Stratum granulosum, dan stratum
geminativum. Histologi kulit tipis tampak sangat lembut dan tipis. Histologi kulit
tipis terlihat seperti beberapa lapisan yang sangat halus dan tipis, dan dibatasi oleh
dinding yang sedikit tebal (Stratum korneum).
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum ini adalah sebagai berikur:
1. Histologi tulang rawan hyalin cartilago terdiri atas matriks, lapisan
kondrogenik, dan perikondrium.
2. Histologi tulang rawan elastin terdapat elastic fiber.
3. Histologi otot lurik terdiri atas inti sel dan gelondong otot.
4. Histologi otot polosmemiliki nukleus dengan ujung yang tumpul.
5. Hisologi otot jantung hampir mirip dengan otot lurik yaitu terdiri atas inti,
dan gelondong sel.
6. Kulit tipis Macaca sp. terdiri atas stratum corneum, granulosum, dan
germinativum serta memiliki stratum corneum yang sangat tipis dan glanula
sudoriferayang sedikit jumlahnya.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar
praktikan lebih teliti dalam melihat objek yang di amati dan tepat dalam mengguna-
kan mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA