Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN

ANATOMI PISCES

OLEH :

NAMA : DINDA ZAHRA SASKIA

NO BP : 1710423024

KELOMPOK :V

ANGGOTA : 1. ZAKIATIL FITRI 1710421008

2. MUHAMMAD RONALDO 1710422026

3. JULITA 1710423022

ASISTEN : NURSYUHADA

LABORATORIUM PENDIDIKAN II

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 LatarBelakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................4
3.3 Cara Kerja....................................................................................................................4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................5
4.1 Morfologi Oreochromis niloticus ...............................................................................5
4.2 Anatomi Oreochromis niloticus..................................................................................7
4.3 Sistem Uroginetal Oreochromis niloticus ..................................................................7
4.4 Sitem Otot Oreochromis niloticus ..............................................................................7
4.4 Sitem Rangka Oreochromis niloticus .........................................................................7
BAB V. PENUTUP...........................................................................................................9
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
5.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. MorfologiOreochromis niloticus············································································· 5


Gambar 2. Oreochromis niloticus...............................................................................................5
Gambar 3. Anatomi Oreochromis niloticus................................................................................7
Gambar 4. Sistem digestivus Morfologi Oreochromis niloticus................................................8
Gambar 5. Sistem eroginetal Oreochromis niloticus
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki keberagaman spesies yang sangat tinggi. Jumlah hutan dan lautan
yang dimiliki Indonesia sangatlah luas. Indonesia sendiri merupakan negara maritim
yang sangat dikenal oleh dunia. Keragaman hayati yang dimiliki oleh indonesia
dapat dimanfaatkan ke berbagai sektor ekonomi, terlebih pemanfaatan sumber daya
laut. Sumber daya laut yang juga salah satu menjadi faktor pendorong ekonomi di
Indonesia. Dengan banyaknya jumlah nelayan di Indonesia bisa menjadi salah satu
buktinya. Nelayan sendiri bisa menangkap maupun melakukan budidaya ikan, dan
hasilnya itulah yang akan dijual dipasaran. Indonesia adalah negara yang sangat
strategis dibidang perikanan (Bickley, 2006).
Menurut Adrim dan Fahmi (2010) ikan merupakan hewan bertulang belakang
( invertebrata) yang hidup didalam air dan memiliki insang dan sirip yang digunakan
untuk berenang. Tubuh ikan diselimuti oleh kulit dan sisik .Ciri-ciri umum ikan
adalah mempunya kerangka sejati dan bertulang rawan, memiliki sirip tunggal atau
berpasangan dan mempunya oprculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir, serta
memiliki bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan dan ekor. (Siagian, 2009).
Ikan dibedakan berdasarkan karakter-karakter umum yang dapat membedakan
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Adapun karakter-karakter
yang biasa digunakan dalam identifikasi ikan antara lain, yaitu: bentuk umum tubuh,
bentuk dan jumlah sirip, bentuk mulut, bentuk ekor, dan perbandingan dan posisi
anggota tubuh (Adrim, 2010). Klasifikasi ialah menetapkan definisi dari kelompok
atau kategori menurut skala hierarki. Tiap-tiap ketegori ini meliputi satu atau
beberapa kelompok rendah yang terdekat, yang merupakan kategori lebih rendah
berikutnya (Saanin, 1968).
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini terintroduksi dari
Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi kan
peliharaan yang populer dikolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya
adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Nile
Tilapia ( Sucipto, 2002). Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh
pemerintah melalui Direktur Jendral Perikanan. Sesuai dengan nama latinya O.
Niloticus.
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis
(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta
tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya.Ikan memiliki kemampuan
di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh
arah angin. Ikan termasuk hewan bertulang belakang ( vertebrata ), bernafas dengan
insang, habitat berada pada perairan. Ikan bergerak dan menjaga keseimbangan
tubuhnya dengan menggunakan sirip. Morfologi dasar ikan adalah terdiri dari badan,
kepala, dan juga ekor (Nontji,A. 1993)
Ikan nila ( Oreochromis sp) merupakan salah satu kelompok komoditas air tawar
yang memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah
perikan dunia, terutama berkaitan dengan usaha penikatan gizi masyarakatdi negara-
negara yang sedang berkembang ( Khairuman dan Amri, 2008). Oleh sebab itu
pemerintah mengajurkan para nelayan atau penjual ikan untuk mengembang biakkan
ikan ini kerena memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran.
1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini agar praktikan mampu memahami,
menjelaskan tentang anatomi dan morfologi pisces.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup
manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa
abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung gizi utama berupa
protein,lemak,vitamin, dan mineral. Kandungan lemak tidak jenuhnya dapat
meningkatkan kecerdasan dan mencegah kolesterol. Ikan juga merupakan bahan
makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino esensial
yang diperlukan oleh tubuh, di samping itu nilai biologisnya mencapai 90% dengan
jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna dan harganya juga jauh lebih
murah dibandingkan dengan sumber protein lain. Disamping itu, ikan juga dijadikan
sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan lainnya (Adawyah, 2008).
Kegiatan budidaya ikan merupakan jenis usaha perikanan yang hampir semua
proses produksinya dapat ditargetkan sesuai dengan keinginan, sejauh manusia dapat
memenuhi persyaratan pokok dan pendukung kehidupan serta pertumbuhan ikan
yang optimal. Usaha ini pernah menunjukkan hasil yang memuaskan hingga
Indonesia menjadi produsen ikan papan atas di dunia yaitu pada tahun 1994 mampu
mencapai angka produksi > 300.000 ton/tahun (produksi dari tambak intensif sekitar
60 %, tambak sederhana mencapai 20% dan tambak semi-intensif sekitar 10%).
Secara garis besar, polutan dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
Pertanian, industri, dan pemukiman. Pada saluran kawasan pertambakan yang tidak
terpelihara, tentu akan merupakan perangkap yang baik bagi polutan tersebut,
sehingga gagal dalam usaha pemeliharaan ikan semakin besar. Untuk itu
perencanaan dan pemeliharaan saluran harus diperhitungkan dengan baik sehingga
dapat mengurangi beban polutan tersebut .Pada praktikum kali ini menggunakan
objek Ikan nila (Oreochromis niloticus), yang mana bahwa Ikan nila (Oreochromis
niloticus) merupakan genus ikan yang dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang
memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air yang rendah, sering kali ditemukan
hidup normal.Ikan nila mempunyai mulut yang letaknya terminal, garis rusuk
terputus menjadi 2 bagian dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada, bentuk
sisik stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garis tegak lurus. Mempunyai
jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah.Sebagian besar tubuh ikan ditutupi oleh lapisan
kulit dermis yang memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti genteng rumah, bagian
muka sisik menutupi oleh sisik yang lain (Santoso, 1996).
Ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan
ikan nila betina. Laju pertumbuhan ikan nila jantan rata-rata 2,1 gram/hari,
sedangkan laju pertumbuhan ikan nila betina rata-rata 1,8 gram/hari (Ghufran, 2009).
Pada waktu pemeliharaan 3-4 bulan, dapat diperoleh ikan nila berukuran rata-rata
250 gram dari berat awal ikan nila 30-50 gram (Cholik, 2005).
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini berasal dari Afrika,
tepatnya afrika bagian timur pada tahun 1969 dan kini menjadi ikan peliharaan yang
populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan
danau Indonesia. Ikan nila mempunyai nama ilmiah Oreochromis niloticus dan
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Ikan nila bukanlah ikan asli
perairan Indonesia, melainkan ikan introduksi (ikan yang berasal dari luar Indonesia,
tetapi sudah dibudidayakan di Indonesia). Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia
secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969 dari Taiwan
ke Bogor. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini
disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia (Wiryanta dan dkk 2010).
Menurut Djuanda (1989), sistem anatomi ikan nila memiliki fungsi masing-
masing, yaitu: Sistem pelindung, Sistem otot, Sistem rangka, Sistem pernafasan,
Sistem peredaran darah, Sistem pencernaan, sistem saraf, sistem hormone, sistem
Reproduksi. Struktur anatomi ikan sangat berperan penting dalam tubuh
ikan.Contohny adalah ginjal. Semua ginjal vertebrata termasuk ikan nil terdiri atas
unit-unit nephrons yang berfungsi sebagai berikut :Filtrasi glomerulus terhadap air
dan molekul yang diperlukan ke dalam darah, Penyerapan kembali air dan molekul
yang diperlukan ke dalam darah pada bagian mulut, Mensekresi ion dan produk
limbah dari kapiler ke dalam tubulus dista.
Ikan nila tergolong ikan pemakan segala (omnivora) seperti plankton, alga,
crustacean, insect dan organisme benthos. Ikan nila memiliki sifat-sifat unggul antara
lain efisien dalam pemanfaatan pakan, pertumbuhannya cepat,bergizi tinggi dan
dagingnya mirip dengan kakap merah. Ikan nila hidup di perairan yang dalam dan
luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal seperti sungai, waduk, rawa, dan
tambak air payau (Suyanto, 2009).
Saluran pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal makanan masuk ke
mulut adalah sebagai berikut : mulut-faring-esofagus-lambung-pilorus-usus-anus.
Dalam beberapa hal ditemukan adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan
kebiasaan makanannya. Pada ikan dengan saluran pencernaan ini, pencernaan dan
makananannya dibantu dengan lengkapnya hati dan pankreas (Effendie,2002).
Sistem urogenitalia merupakan gabungan dari sistem urinaria atau ekskresi
dan sistem genitalis merupakan sistem yang berbeda dalam fungsinya.Namun secara
anatomi kedua sistem tersebut memiliki hubungan yang erat karena ada lubang
pembuluh dan lubang pelepasan yang digunakan secara bersama-sama.Gonad ikan
betina (ovarium) terletak internal longitudinal, tersusun berpasangan, sering bersatu
dan memendek. Sedangkan gonad ikan jantan (testes) terletak internal longitudinal
dan berpasangan. Hal ini didukung oleh Rahadjo, 1980 yang menyatakan bahwa jika
testes masak, saluran air spermateka akan membesar dan melebar. Ukuran dan warna
gonad, baik jantan maupun betina bervariasi tergantung pada tingkat kematangan
gonad (TKG).
Ginjal ikan nila terdiri atas unit-unit nephrons yang berfungsi sebagai berikut
filtrasi glomerulus terhadap air dan molekul yang diperlukan ke dalam darah, 
penyerapan kembali air dan molekul yang diperlukan ke dalam darah pada bagian
mulut, mensekresi ion dan produk limbah dari kapiler ke dalam tubulus dista (Jacob,
S. 2008)
Sedangkan sistem otot pada ikan secara umum urat daging berfungsi untuk
menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan hingga ikan mampu berenang.
Ikan bisa berenang karena otot-otot yang berkontraksi dari sisi ke sisi, depan
belakang. Tubuh ikan akan menekan tekanan air dan bergerak ke depan. Sistem otot
ikan dibagi atas tiga macam, yaitu: otot halus (smooth muscle), otot bergaris (striated
muscle) dan otot jantung (cardiac muscle) ( Huisman. 1992).
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Struktur Anatomi Pisces dilaksanakan pada Kamis, 6 September 2018


pukul 10.43-13.15 WIB, di Laboratorium Pendidikan II, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.

3.2 Alat dan Bahan

Pada praktikum kali ini alat yang digunakan ialah gunting bedah, pisau cutter ,
pinset, kertas reject, tisu gulung , plastik, buku gambar, dan alat tulis. Sedangkan
untuk bahan yaitu sepasang (Oreochromis niloticus).

3.3 Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan lalu diambil sepasang ikan nila kemudian diletakkan di atas
wadah dan diphoto terlebih dahulu, setelah itu kemudian dipukulkan di bagian garis
lateral pada ikan tersebut ke tembok sampai mati dan mulai dibedah tubuh ikan
tersebut dibagian bawah, kemudian dilanjutkan hingga terlihat semua isi dalam tubuh
ika., setelah itu dikeluarkan secara perlahan lalu disusun di atas kertas putih, lalu
catat bagian-bagian organ tubuh yang telah dikeluarkan tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Morfologi Oreochromis niloticus

d
c
b

f
a
e

Gambar 1. Morfologi Oreochromis niloticus Gambar 2. Literatur morfologi pada


Oreochromis niloticus

(Dokumentasi pribadi) (http://ffish.asia)


Keterangan gambar: (a)cavum oris (b)operculum (c)pinae dorsalis (d)pinae caudalis
(e)pinae analis (f) pinae pectoralis
Berdasarkan hasil dari praktikum yang dilakukan, didapatkan bahwa ikan nila jantan
dan betina berbeda secara morfologi. Ikan nila jantan memilki warna lebih gelap dari
ikan betina, saat memijah, bagian tepi sirip punggung dan ekor berwarna merah
cerah da pada alat kelamin berupa tonjolan (papila) di belakang lubang anus, tulang
rahang melebar ke belakang dan bila waktu memijah tiba, sperma ikan nila berwarna
putih saat distripping. Sedangkan tanda-tanda ikan nila betina adalah alat kelamin
berupa tonjolan di belakang anus, dimana terdapat 2 lubang, lubang yang di depan
untuk mengeluarkan telur, sedang yang di belakang untuk mengeluarkan air seni dan
bila telah mengandung telur yang masak, perutnya tampak membesar.hal ini sesuai
dengan pernyataan Hasni (2008) yang mengatakan bahwa untuk membedakan antara
jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk dan alat kelamin yang ada pada bagian
tubuh ikan.
Untuk karakter morfologi yang lain, ikan memiliki 3 bagian yaitu: caput,
truncus dan cauda. Pertama pada bagian kepala (caput) memiliki 4 bagian lagi yaitu:
Rima oris(celah mulut) ,terdapat pada ujung rostrum(moncong). Fovea nasalis,yaitu
sepasang cekung hidung didorsal mulut. Organon visus yang merupakan alat
penglihatan pada pisces dan yang terakhir ada yang kita kenal dengan yang namanya
apparatus opercularis atau yang lebih dikenal dengan tutup insang,apparatus
opercularis ini terdapat sepasang dan terletak dikiri dan kanan bagian belakang caput
serta dengan bentuk setengah bulatan dan berfungsi untuk melindungi insang yang
berfungsi sebagai alat pernafasan. hal ini sesuai dengan Litle (2005), yang
menyatakan bahwa insang apparatus opercularis berperan dalam system respirasi.

4.2 Anatomi Oreochromis niloticus

a
a

b
a

c
a

a
a

Gambar 3. Sistem digestivus pada ikan Gambar 4. Literatur Sistem digestivus pada ikan
(Dokumentasi pribadi) a a a
(sumber: www.igfa.org/Learn/Fish-Dissection.aspx)
Keterangan : (a)hepar (b)ventriculus (c)pancreas (d)intestinum tenue (e)intestinum
crassum

Berdasalkan gambar yang diperoleh selama praktikum didapatkan hasil bahwa


Oreochromis niloticus memiliki system pencernaan yang tersusun dari organ yang
meliputi cavum oris, osophagus, faring, ventriculus, intestinum tenue, intestinum
crissum dan kloaka, sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hepar, pancreas dan
vesika urinaria. Hal ini juga didukung oleh Effendie (2002) yang menyatakan bahwa
Saluran pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut
adalah sebagai berikut: mulut-faring-esofagus-lambung-pilorus-usus-anus.
Pencernaan secara fisik dimulai dai bagian rongga mulut dan gigi dalam
proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernan secara mekanik juga
berlangsung dalam segmen lambung dan usus, yaitu melalui gerakan kontraksi otot
dan segmen selanjutnya adalah pencernaan secara mekanik di lambung dan usus
terjadi lebih efektif karena adannya peranan cairan digestif (Jacob, S. 2008)
4.3 Sistem urogenitalia Oreochromis niloticus

a
d

c
(Dokumentasi pribadi) (sumber:www.pusatkoi.com)

Gambar 5. Sistem
Keterangan urogenital
: (a)testis ikan(c)insang
(b)ovary nila Gambar 6. Gambar referensi
(d)ginjal

Berdasarkan pembedahan yang dilakuaka, didapatkan telur ikan yang masih kecil,
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Suyanto (2003) bahwa seperti ikan nila yang
jelas ta,pak lain, ikan nila kecil belum memiliki jenis kelamin yang jelas dan masih
kecil. pada kelamin jantan terdapat testis. Sistem ekskresi pada ikan nila yang
didapatkan yaitu ginjal yang memanjang. organ berupa ren(ginjal) yang terdiri dari
suatu lubang urogenital untuk tempat bermuaranya saluran ginjal.

4.4 Otot Oreochromis niloticus

Gambar 7. Sistem otot padaOreochromis niloticus

(Dokumentasi pribadi) (sumber : SlidePlayer.info)


Keterangan: (a)eaksial (b)heaksial
Berdasarkan praktikum yang dilakuakn, didapatkan bahwa ikan tersusun atas otot-
otot yang berbentuk melingkari vertebrae. otot terdapat pada dua bagian tubuh ikan
yaitu bagian dorsal(epaxial) dan bagian ventral(hepaksial). Dari pengamatan pada
otot ikan juga terdapat perbedaan antara white muscle dan red muscle.yang mana
white muscle lebih cepat lelah, cepat berkontraksi, tidak mampu beroksidasi dan
mempunyai diameter besar. Sedangkan red muscle tidak cepat lelah, lambar
berkontraksi, mampu beroksidasi dan berdiameter kecil.Hal ini sesuai dengan Kordi
(2009) yang menyatakan bahwa ikan memilki system otot unik yang terdiri atas
white muscle dan red muscle yang memilki fungsi berbeda dan struktur yang
berbeda.
Dari pengamatan pada otot ikan nila, juga terdapat perbedaan antara white
muscle dan red muscle yang mana white muscle lebih cepat lelah, cepat berkontraksi,
tidak mampu beroksidasi dan mempunyai diameter besar. Sedangkan red muscle
tidak cepat lelah, lambar berkontraksi, mampu beroksidasi dan berdiameter kecil. Hal
ini sesuai dengan Kordi (2009) yang menyatakan bahwa ikan memilki sistem otot
unik yang terdiri atas white muscle yang mengalami kontraksi yang lambat dan red
muscle yang beroksidasi cepat.

4.5 Tulang Oreochromis niloticus

b
a

Gambar 9. Sistem otot padaOreochromis niloticus

(Dokumentasi Pribadi) (Sumber: ANZOC.com)

Keterangan : (a)aksial (b)visceral (c)apendikular


Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan bahwa ikan tersusun atas tulang yang
memberikan bentuk secara keseluruhan pada ikan.Tulang pada ikan pada umumnya
meyambung dari vertebrae dan membentang dari bagian caput hingga caudal.tulang
terdiri atas tulang sejati dan tulang rawan. Hal ini didukung oleh Satyani (2001) yang
menyatakan bahwa. Tulang sejati dilapisi periosteum yang tersusun atas osteocytes
dan matrix tulang. Tergantung kepada spesies, ada ikan yang tulang tulangnya berisi
osteocytes (tulang seluler/cellular bone) misalkan ikan mas dan sidat atau tanpa
osteocytes (tulang seluler).
Tulang pada ikan terdiri atas tulang sejati dan tulang rawan.Tulang sejati
dilapisi periosteum yang tersusun atas osteocytes dan matrix tulang. Tergantung
kepada spesies, ada ikan yang tulang tulangnya berisi osteocytes (tulang
seluler/cellular bone) misalkan ikan mas dan sidat atau tanpa osteocytes (tulang
seluler). Sedangkan tulang tulang rawan tersusun dari sel sel rawan (chondrocytes)
dan matrix rawan dan dilapisi oleh membran yang dinamakan perichondrium
(Sumandinata, K. 1983).
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu:

1. Morfologi ikan Oreochromis niloticus terdiri atas caput (kepala), Truncus


(badan), Caudal (ekor).
2. Organ pencernaan pada ikan yaitu Cavum oris (rongga mulut), Pharynx,
Oesophagus, Ventriculus, Intestinum tenue (usus halus), Intestinum Crassum
(usus besar) dan Kloaka yang termasuk dalam Tractus Digestivus. Sementara
itu Hepar, Vesika Velea (kantong empedu) dan Pankreas adalah Glandula
digestoria.
3. Organ reproduksi pada ikan betina yaitu ovary yang menhasilkan sel telur dan
pada ikan jantan berupa testis yang menghasilkan sperma.
4. Otot pada Oreochromis niloticusdibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi
otot epaksial yaitu otot yang terletak diatas sekat horizontal dan otot
hepaksial yaitu otot yang terletak dibawah sekat horizontal.
5. Tulang-tulang penyusun rangka pada Oreochromis niloticus terbagi menjadi
tiga bagian yaitu rangka aksial yang terdiri dari tengkorang, tulang punggung
dan tulang rusu. Rangka visceral yang terdiri dari seluruh tulang lengkung
insang dan derivat-derivatnya, serta rangka apendikular terdiri dari sirip dan
perekat-perekatnya.

5.2 Saran

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan diperoleh saran yaitu agar lebih cekatan
dan hati-hati saat membedah objek praktikum agar organ yang akan diamati dapat
dipelajari dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Adrim, M dan Fahmi. 2010. Panduan Untuk Penelitian Ikan Laut. Jakarta: Pusat
Penelitian Oseanografi LIPI.

Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Amri, K dan Khairuman. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta :
Agromedia Pustaka.

Bickley, L.S,and Szilagyi, P.G. 2006. Physical Examination and History Taking 9th.

Cholik, F. et al. 2005. Akuakultur. Masyarakat Perikanan Nusantara. Jakarta : Taman


Akuarium Air Tawar.

Effendie, 2002. Biologi Dasar. Jakarta : Media Press


Hasni, 2008. Biologi Umum. Surabaya : Gramedia.

Jacob, S. 2008. Animal Anatomy: A Clinically-Orientated Approach. New York:


Lighten.

Kordi, K Ghufron dan Andi Baso Tancung.2009. Pengelolaan Kualitas Air dalam
Budidaya Perairan . Jakarta: Rineka Cipta.
Layli, N, 2006. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Teleostei yang Tertangkap Nelayan di
Wilayah Perairan Pesisir Kota Semarang, Skripsi: Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang.

Trijoko dan S, Pranoto, 2006. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Aliran


Sungai Opak Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. Proseding Seminar
Nasional Ikan IV: Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.


Nybakken, J. W, 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis, (Alih Bahasa oleh:
H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomo, S. Sukardjo), Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Saanin, H, 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor: Binatjipta.

Santoso. B. 1996. Budidaya Ikan Nila. Yogyakarta: Kanisius.


Siagian, C. 2009. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan Serta Keterkaitannya
Dengan Kualitas Perairan di Danau Toba Balige Sumatera Utara. (Tesis yang
dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara, 2009).
Satyani, D.L. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta, Penebar
Swadaya.

Sucipto, A. 2002. Budidaya ikan nila (Oreochromis sp.). Makalah disampaikan


pada Workshop Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Himpunan
Mahasiswa Akuakultur IPB, di Bogor tanggal 20, 21 dan 28 April 2002. Balai
Budidaya Air Tawar Sukabumi. 9 hal.
Sucipto, A dan Prihartono. 2005. Pembesaran Nila Merah Bangkok. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Sugiarto. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Edisi I. C.V. Simplex
Jakarta. 1-7 ; 15-19.

Sumantadinata, Komar, 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia, ,


Bogor: Sastra Hudaya.

Suyanto, S.R. 2003. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suyanto, SR. 2009. Nila. Jakarta: Swadaya

Wiryanta, B.T.W., Sunaryo., Astuti., Kurniawan, M.B. 2010. Buku Pintar dan Bisnis
Ikan Nila. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai