ANATOMI PISCES
OLEH :
NO BP : 1710423024
KELOMPOK :V
3. JULITA 1710423022
ASISTEN : NURSYUHADA
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 LatarBelakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................4
3.3 Cara Kerja....................................................................................................................4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................5
4.1 Morfologi Oreochromis niloticus ...............................................................................5
4.2 Anatomi Oreochromis niloticus..................................................................................7
4.3 Sistem Uroginetal Oreochromis niloticus ..................................................................7
4.4 Sitem Otot Oreochromis niloticus ..............................................................................7
4.4 Sitem Rangka Oreochromis niloticus .........................................................................7
BAB V. PENUTUP...........................................................................................................9
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
5.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
DAFTAR GAMBAR
Adapun tujuan dari praktikum kali ini agar praktikan mampu memahami,
menjelaskan tentang anatomi dan morfologi pisces.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup
manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa
abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung gizi utama berupa
protein,lemak,vitamin, dan mineral. Kandungan lemak tidak jenuhnya dapat
meningkatkan kecerdasan dan mencegah kolesterol. Ikan juga merupakan bahan
makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino esensial
yang diperlukan oleh tubuh, di samping itu nilai biologisnya mencapai 90% dengan
jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna dan harganya juga jauh lebih
murah dibandingkan dengan sumber protein lain. Disamping itu, ikan juga dijadikan
sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan lainnya (Adawyah, 2008).
Kegiatan budidaya ikan merupakan jenis usaha perikanan yang hampir semua
proses produksinya dapat ditargetkan sesuai dengan keinginan, sejauh manusia dapat
memenuhi persyaratan pokok dan pendukung kehidupan serta pertumbuhan ikan
yang optimal. Usaha ini pernah menunjukkan hasil yang memuaskan hingga
Indonesia menjadi produsen ikan papan atas di dunia yaitu pada tahun 1994 mampu
mencapai angka produksi > 300.000 ton/tahun (produksi dari tambak intensif sekitar
60 %, tambak sederhana mencapai 20% dan tambak semi-intensif sekitar 10%).
Secara garis besar, polutan dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
Pertanian, industri, dan pemukiman. Pada saluran kawasan pertambakan yang tidak
terpelihara, tentu akan merupakan perangkap yang baik bagi polutan tersebut,
sehingga gagal dalam usaha pemeliharaan ikan semakin besar. Untuk itu
perencanaan dan pemeliharaan saluran harus diperhitungkan dengan baik sehingga
dapat mengurangi beban polutan tersebut .Pada praktikum kali ini menggunakan
objek Ikan nila (Oreochromis niloticus), yang mana bahwa Ikan nila (Oreochromis
niloticus) merupakan genus ikan yang dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang
memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air yang rendah, sering kali ditemukan
hidup normal.Ikan nila mempunyai mulut yang letaknya terminal, garis rusuk
terputus menjadi 2 bagian dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada, bentuk
sisik stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garis tegak lurus. Mempunyai
jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah.Sebagian besar tubuh ikan ditutupi oleh lapisan
kulit dermis yang memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti genteng rumah, bagian
muka sisik menutupi oleh sisik yang lain (Santoso, 1996).
Ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan
ikan nila betina. Laju pertumbuhan ikan nila jantan rata-rata 2,1 gram/hari,
sedangkan laju pertumbuhan ikan nila betina rata-rata 1,8 gram/hari (Ghufran, 2009).
Pada waktu pemeliharaan 3-4 bulan, dapat diperoleh ikan nila berukuran rata-rata
250 gram dari berat awal ikan nila 30-50 gram (Cholik, 2005).
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini berasal dari Afrika,
tepatnya afrika bagian timur pada tahun 1969 dan kini menjadi ikan peliharaan yang
populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan
danau Indonesia. Ikan nila mempunyai nama ilmiah Oreochromis niloticus dan
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Ikan nila bukanlah ikan asli
perairan Indonesia, melainkan ikan introduksi (ikan yang berasal dari luar Indonesia,
tetapi sudah dibudidayakan di Indonesia). Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia
secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969 dari Taiwan
ke Bogor. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini
disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia (Wiryanta dan dkk 2010).
Menurut Djuanda (1989), sistem anatomi ikan nila memiliki fungsi masing-
masing, yaitu: Sistem pelindung, Sistem otot, Sistem rangka, Sistem pernafasan,
Sistem peredaran darah, Sistem pencernaan, sistem saraf, sistem hormone, sistem
Reproduksi. Struktur anatomi ikan sangat berperan penting dalam tubuh
ikan.Contohny adalah ginjal. Semua ginjal vertebrata termasuk ikan nil terdiri atas
unit-unit nephrons yang berfungsi sebagai berikut :Filtrasi glomerulus terhadap air
dan molekul yang diperlukan ke dalam darah, Penyerapan kembali air dan molekul
yang diperlukan ke dalam darah pada bagian mulut, Mensekresi ion dan produk
limbah dari kapiler ke dalam tubulus dista.
Ikan nila tergolong ikan pemakan segala (omnivora) seperti plankton, alga,
crustacean, insect dan organisme benthos. Ikan nila memiliki sifat-sifat unggul antara
lain efisien dalam pemanfaatan pakan, pertumbuhannya cepat,bergizi tinggi dan
dagingnya mirip dengan kakap merah. Ikan nila hidup di perairan yang dalam dan
luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal seperti sungai, waduk, rawa, dan
tambak air payau (Suyanto, 2009).
Saluran pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal makanan masuk ke
mulut adalah sebagai berikut : mulut-faring-esofagus-lambung-pilorus-usus-anus.
Dalam beberapa hal ditemukan adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan
kebiasaan makanannya. Pada ikan dengan saluran pencernaan ini, pencernaan dan
makananannya dibantu dengan lengkapnya hati dan pankreas (Effendie,2002).
Sistem urogenitalia merupakan gabungan dari sistem urinaria atau ekskresi
dan sistem genitalis merupakan sistem yang berbeda dalam fungsinya.Namun secara
anatomi kedua sistem tersebut memiliki hubungan yang erat karena ada lubang
pembuluh dan lubang pelepasan yang digunakan secara bersama-sama.Gonad ikan
betina (ovarium) terletak internal longitudinal, tersusun berpasangan, sering bersatu
dan memendek. Sedangkan gonad ikan jantan (testes) terletak internal longitudinal
dan berpasangan. Hal ini didukung oleh Rahadjo, 1980 yang menyatakan bahwa jika
testes masak, saluran air spermateka akan membesar dan melebar. Ukuran dan warna
gonad, baik jantan maupun betina bervariasi tergantung pada tingkat kematangan
gonad (TKG).
Ginjal ikan nila terdiri atas unit-unit nephrons yang berfungsi sebagai berikut
filtrasi glomerulus terhadap air dan molekul yang diperlukan ke dalam darah,
penyerapan kembali air dan molekul yang diperlukan ke dalam darah pada bagian
mulut, mensekresi ion dan produk limbah dari kapiler ke dalam tubulus dista (Jacob,
S. 2008)
Sedangkan sistem otot pada ikan secara umum urat daging berfungsi untuk
menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan hingga ikan mampu berenang.
Ikan bisa berenang karena otot-otot yang berkontraksi dari sisi ke sisi, depan
belakang. Tubuh ikan akan menekan tekanan air dan bergerak ke depan. Sistem otot
ikan dibagi atas tiga macam, yaitu: otot halus (smooth muscle), otot bergaris (striated
muscle) dan otot jantung (cardiac muscle) ( Huisman. 1992).
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan ialah gunting bedah, pisau cutter ,
pinset, kertas reject, tisu gulung , plastik, buku gambar, dan alat tulis. Sedangkan
untuk bahan yaitu sepasang (Oreochromis niloticus).
Disiapkan alat dan bahan lalu diambil sepasang ikan nila kemudian diletakkan di atas
wadah dan diphoto terlebih dahulu, setelah itu kemudian dipukulkan di bagian garis
lateral pada ikan tersebut ke tembok sampai mati dan mulai dibedah tubuh ikan
tersebut dibagian bawah, kemudian dilanjutkan hingga terlihat semua isi dalam tubuh
ika., setelah itu dikeluarkan secara perlahan lalu disusun di atas kertas putih, lalu
catat bagian-bagian organ tubuh yang telah dikeluarkan tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
d
c
b
f
a
e
a
a
b
a
c
a
a
a
Gambar 3. Sistem digestivus pada ikan Gambar 4. Literatur Sistem digestivus pada ikan
(Dokumentasi pribadi) a a a
(sumber: www.igfa.org/Learn/Fish-Dissection.aspx)
Keterangan : (a)hepar (b)ventriculus (c)pancreas (d)intestinum tenue (e)intestinum
crassum
a
d
c
(Dokumentasi pribadi) (sumber:www.pusatkoi.com)
Gambar 5. Sistem
Keterangan urogenital
: (a)testis ikan(c)insang
(b)ovary nila Gambar 6. Gambar referensi
(d)ginjal
Berdasarkan pembedahan yang dilakuaka, didapatkan telur ikan yang masih kecil,
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Suyanto (2003) bahwa seperti ikan nila yang
jelas ta,pak lain, ikan nila kecil belum memiliki jenis kelamin yang jelas dan masih
kecil. pada kelamin jantan terdapat testis. Sistem ekskresi pada ikan nila yang
didapatkan yaitu ginjal yang memanjang. organ berupa ren(ginjal) yang terdiri dari
suatu lubang urogenital untuk tempat bermuaranya saluran ginjal.
b
a
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan diperoleh saran yaitu agar lebih cekatan
dan hati-hati saat membedah objek praktikum agar organ yang akan diamati dapat
dipelajari dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adrim, M dan Fahmi. 2010. Panduan Untuk Penelitian Ikan Laut. Jakarta: Pusat
Penelitian Oseanografi LIPI.
Amri, K dan Khairuman. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Bickley, L.S,and Szilagyi, P.G. 2006. Physical Examination and History Taking 9th.
Kordi, K Ghufron dan Andi Baso Tancung.2009. Pengelolaan Kualitas Air dalam
Budidaya Perairan . Jakarta: Rineka Cipta.
Layli, N, 2006. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Teleostei yang Tertangkap Nelayan di
Wilayah Perairan Pesisir Kota Semarang, Skripsi: Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang.
Sugiarto. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Edisi I. C.V. Simplex
Jakarta. 1-7 ; 15-19.
Wiryanta, B.T.W., Sunaryo., Astuti., Kurniawan, M.B. 2010. Buku Pintar dan Bisnis
Ikan Nila. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.