Anda di halaman 1dari 16

BUKU KERJA PRAKTIKUM GENETIKA

OLEH :

KELOMPOK :

ANGGOTA : 1. NADIA KHAIRATI 1710421028

2. YUNI ZAHARA 1710421030

3. ROMY KELVINDO 1710423002

ASISTEN :

LABORATORIUM PENDIDIKAN IV

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2018

1
Hewan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang
punggung. Tubuh hewan vertebrata telah memiliki sistem kerja yang sempurna, baik
itu sistem pernapasan, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, maupun sistem
reproduksi. Hewan vertebrata dibedakan menjadi hewan berdarah panas
(hoikiloterm) dan hewan berdarah dingin (poikiloterm). Aves dan mamalia tergolong
kedalam hewan berdarah panas, sedangkan hewan berdarah dingin adalah pisces,
reptil, dan amphibi (Affandi, 1992).
Ampibia merupakan salah satu kelas dari sub-fitum vertebrata. Ampibia berasal
dari bahasa yunani, yaitu amphi yang berarti rangkap dan bios yang berarti hidup.
Amphibia merupakan kelompok hewan yang mempunyai fase kehidupan di air dan
di darat. Amphibia terdiri dari empat ordo yaitu ordo uredela, ordo apoda, ordo
anura, dan ordo proanura. Tapi sekarang ini ordo proanura sudah dinyatakan punah
(Kusrini, 2007).
Menurut Iskandar (1998) amphibi merupakan hewan bertulang belakang yang
dapat hidup di dua lingkungan berbeda, yaitu dapat hidup di air dan di darat.
Amphibi berasal dari bahasa Yunani Amphi yang artinya dua, dan bio yang berarti
makhluk hidup. Amfibi bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang
lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air
bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk
(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di
tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Di Indonesia terdapat sepuluh famili dari Ordo Anura yang ada di dunia.
Famili-famili tersebut adalah Bombinatoridae (Discoglossidae), Megophryidae
(Pelobatidae), Bufonidae, Lymnodynastidae, Myobatrachidae, Microhylidae,
Pelodryadidae, Ranidae, Rhacophoridae dan Pipidae. Salah satu spesies anggota ordo
anura adalah Fejervarya sp. yang merupakan anggota famili Ranidae (Iskandar
1998).

2
Fejervarya sp. dapat ditemukan di tempat-tempat lembab seperti persawahan,
sehingga dikenal sebagai katak sawah. Kurniati (2003) menyebutkan Fejervarya sp.
jantan dewasa berukuran ± 67-69 mm, sedangkan betina dewasa berukuran ± 51-75
mm. Fejervarya sp. memiliki dua pasang extremitas (anggota badan), yaitu
Extremitas Anterior yang lebih pendek dari Extremitas Posterior. Extremitas
digunakan untuk melompat dan berenang. Pada Fejervarya sp. jantan terdapat
bantalan kawin (Nuptial Pad) yang digunakan untuk menempel pada betina saat
kawin.
Tubuh amphibia khususnya katak, terdiri dari kepala, badan, dan leher yang
belum tampak jelas. Kulit katak terlepas dari otot yang ada di dalamnya, sehingga
bagian dalam tubuh katak berupa rongga-rongga yang berisi cairan limfa subkutan.
Kulit ini hampir selalu basah karena adanya sekresi kelenjar-kelenjar mucus yang
banyak terdapat didalamnya. Selain itu, kulit katak juga banyak mengandung kapiler-
kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan arteri kutanea (Djuhanda,
1982).
Katak sawah digunakan sebagai preparat dalam praktikum kali ini untuk
mewakili kelompok Amphibia. Katak sawah dipilih karena aman dari bahaya racun
dan morfologi dan anatominya mudah diamati. Praktikum anatomi amphibi ini
dirasa sangat perlu dilakukan karena kurangnya pengetahuan praktikan tentang
morfologi, anatomi dan mekanisme berbagai sistem dalam tubuh amphibi, serta cara
membedakan amphibi jantan dengan amphibi betina.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum mengenai Amphibiini adalah agar praktikan mampu
memahami, menjelaskan tentang morfologi, anatomi dan isstem yang bekerja pada
amfibi terutama Anura.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

Amphibi merupakan kelompok hewan dengan fase daur hidup yang berlangsung di
air dan di darat. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar, berjari
4-5 atau lebih sedikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat
digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat berada
dalam air. Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat diulurkan. Pada saat masih
kecil (berudu) bernafas dengan insang. Setelah dewasa bernafas dengan
menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan keadaan
lingkungan. Reproduksi amphibi berlangsung dengan perkawinan eksternal.
Tubuhnya mempunyai sistem urogenial artinya saluran kelamin dan saluran eksresi
bergabung satu dalam kloaka. Amphibi dibagi menjadi 3 ordo, Stegoephalia,
memiliki tulang tengkorak dan tulang pipi. Kebanyakan sudah punah dan menjadi
fosil. Stegoephalia yang masih hidup sampai sekarang yaitu Ichtyopsis (bentuk
seperti cacing tanpa kaki).Caudata, tubuhnya dapat dibedakan antara kepala leher
dan ekor.Tubuh terdiri atas kepala dan leher yang menyatu. Sering tidak berleher,
tidak berekor. Kaki belakang lebih besar dibandingkan dengan kaki depan (Amin,
1990).
Dalam mempelajari ciri-ciri amphibi, dapat dibedakan menjadi 3 yaitu caput
(kepala), truncus (badan) dan extremitas (anggota gerak).Caput atau kepala
berbentuk segitiga dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih
kurang seperti bulan sabit.Rahang bawah tidak bergerigi sedangkan rahang atas
kadang ada yang bergerigi atau tidak bergerigi.Didalam mulut terdapat lidah yang
melekat pada dasar bawah bagian anterior.Lubang hidung satu pasang terletak dekat
ujung moncong mata besar dan mata atas yang tebal berdaging dan kelopak mata
bawah yang lebih tipis.Disebelah ventro caudal mata terdapat selaput pendengar
yang lebar dan jelas dapat pula tertutup kulit sehingga bentuknya tidak jelas yang
disebut membran timpani (Hasni, 2008).
Pada bagian caput terdapat rima oris (celah mulut), cavum oris (rongga
mulut) yang terdiri dari maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah), palatum
dan lingua, nares anterior (lubang kecil disebelah dorsal rima oris), organon visus
(alat penglihatan) yang terdiri dari palbebra superior (pelupuk mata atas), palbebra

4
inferior (pelupuk mata bawah), membran nictitans (selaput bening pada mata),
bulbus oculi (bola mata) dan membran timpani (alat pendengaran) (Khaw, 2004).
Truncus atau badan terdapat disebelah caudal caput.Pada betina mempunyai
ukuran yang relatif lebih besar daripada yang jantan. Extremitas atau anggota gerak
terbagi menjadi 2 yaitu extremitas anterior (anggota gerak depan) terdiri dari
branchium (lengan atas), antebranchium (lengan bawah), manus (tangan) dan digiti
(jari-jari). Extremitas posterior (anggota gerak belakang) terdiri dari femur (paha),
crus (tungkai bawah), pedes (kaki), digiti (jari-jari) dan selaput renang untuk
berenang yang merupakan kulit tipis diantara digiti (Yaasin, 1984).
Menurut Jasin (1992), alat pencernaan pada katak tediri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus, dan kloaka. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui
kerongkongan. Lambung memanjang dan berbelok ke samping kiri dan berotot. Di
dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke dalam usus. Di dalam usus
makanan diserap, sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Sistem pencernaan
makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak
berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada
katak meliputi rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang
mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, esofagus berupa saluran pendek,
ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.
lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan
intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi: duodenum. jejenum, dan` ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, kloaka
merupakan muara  bersama antara saluran pencernaan makanan,  saluran reproduksi,
dan urine.
Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis.
Mekanisme pernafasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya
dengan mulut tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan.
Mekanisme pernafasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang saling
berhubungan satu sama lain. Paru-paru divertilasi dengan pompatekan. Kelenjar
paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar. Amphibia menambah respirasi

5
paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan basah. Sebagian
besar dikeluarkan melalui kulit laju vertilasi paru-paru tidak cukup untuk membawa
keluar, sejumlah air juga diperlukan dan ditukarkan melalui kulit. Hal inilah yang
mungkin menyebabkan amphibia tidak dapat di darat sepenuhnya (Prawiro, 1999).
Kulit katak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin.
Warna kulit katakdapat berubah ssuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh
untuk dapat berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa.
Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas (Saktiono, 1989).
Ren (ginjal) adalah alat ekskresi utama pada katak adalah yang terdapat
sepasang dikanan kiri tulang belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang
kebelakang. Sistem ekskresi pada katak disebut sistem gabungan karena masing-
masing sistem masih bergabung pada cloaka sebagai muara bersama baik untuk
sistem sekresi maupun sistem reproduksi. Sistem ekskresi sebagai sistem
pembuangan zat-zat yang tidak berguna yang dilakukan oleh kulit mensekresikan
keringat, paru-paru mensekresikan karbondioksida dan hati mensekresikan secret
berupa empedu (Satyani, 2001). 

Katak memiliki empat kaki dan tubuh yang jongkok. Katak berjalan dengan
melompat, tidak memiliki ekor dan leher yang jelas. Kaki belakang katak lebih
panjang yang berfungsi untuk mencari mangsa. Mata katak sangat besar dan pupil
mata vertikal dan juga horizontal. Jari katak berbentuk silindris dan pipih serta kadag
memiliki lipatan kulit lateral yang lebar. Kulit katak beracam-macam, ada yang halus
dan ada yang kasar. Sisi tubuh beberapa katak terdapat lipatan kulit lateral lebar dan
kelenjar mulai dari belakang mata sampai di atas pangkal paha yang disebut lipatan
dorsal lateral. Terdapat juga lipatan serupa yang disebut lipatan suprasimponik
dimulai dari belakang mata memanjang di atas gendang telingan dan berakhir dekat
pangkal lengan (Iskandar, 1998). 

6
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Struktur Anatomi Hewan Amphibia mengenai Anatomi amphibia


dilaksanakan pada hari Kamis, 13 September 2018, pukul 10.45-13.15 WIB, di
Laboratorium Pendidikan II,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas, Padang 2018.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah gunting bedah, bak
bedah, pinset, jarum pentul, tisu, plastik, dan alat tulis. Adapun bahan adalah
sepasang Fejervarya cancivara.

3.3 Cara Kerja

Fejervarya sp. dimatikan dengan cara dibius menggunakan killing bottle yang telah
diberi kapas dan Chloroform. Biarkan beberapa saat hingga hewan pingsan.
Kemudian diletakkan di atas bak bedah dan diamati morfologi dari hewan tersebut.
Lalu dibedah bagian abdomennya dan dikeluarkan seluruh organ yang terdapat pada
abdomen dengan hati-hati dan direntangkan di atas kertas. Pisahkan masing-masing
organ berdasarkan sistemnya. Kemudian ambil bagian otot dan tulang untuk diamati.
Amati organ-organ yang ada beserta bagian otot dan tulang. Catat dan gambarkan
beserta keterangan semua bagian-bagian tubuh yang diamati pada buku kerja dan
buku gambar.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Morfologi Ular

A
B

E
Gambar 1. Morfologi katak F( Sumber : Amphibi kimstebrata)
( A. Rima oris B. Caput C. Truncus D. Kloaka E. Crus F. Digit)
Hal ini sesuai dengan pernyataan pujaningsih (2007)Truncus pendek dan
kompak, memipih pada bagian distal yaitu daerah yang menempati vertebrae
sacrales. Lubang cloaca terletak terminal. Extremitas anterior pendek tetapi bagian-
bagian dapat dikenal, karena adanya 4 buah jari disetiap bagiannya. Extremitas
posterior lebih panjang  dengan 5 buah jari yang disela-selanya terdapat selaput
renang (web) yang membantu katak berenang. Extremitas posterior terdiri dari
femur, crus, dan pes. Kulit katak dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan lendir pada epidermis dan salurannya bermuara dipermukaan kulit.
Katak sawah memiliki mekanisme pertahanan diri dalam melawan berbagai
mikroorganisme patogen tersebut yaitu dengan sekresi lendir pada permukaan
kulitnya. Ekstrak lendir kulit katak mengandung substansi antifungi yang mampu
menghambat pertumbuhan Candida albicans, Mycosporum gypseum dan
Trychophyton mentagrophytes. Pemanfaatan bakteri indigenous katak sawah lokal
sebagai biofungisida merupakan inovasi baru karenabelum secara maksimal dikaji.
Pemanfaatan katak hanya untuk dikonsumsi karena dagingnya kaya protein
(Susilawati, 2013).

8
4.2 Sistem Anatomi Fajervarya cancrivora

D G
A
A

B
E

Gambar 3. Sistem digestoria Sumber :Info pendidikan dan biologi


F
(A. Cor B. Hepar C. Anus D. Pankreas E. Usus halus F. Usus besar G. Lidah)
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan terlihat struktur system
pencernaan dengan jelas.Saluran pencernaan terdiri atas mulut, merupakan tempat
makanan masuk pertama kali. Faring merupakan organ yang pendek dan sempit serta
lanjutan dari organ mulut. Esophagus disebut sebagai usus pelan. Lambung
mempunysi dinding tebal yang merupakan organ penampung makanan. Bagian
anterior disebut cardis, bagian tengah fundus dan bagian pasterior agak menyempit
disebut pilarus.
Usus halus (Intestinum), merupakan organ pilarus berliku-liku. Sebagai
anterior setelah pilarus disebut duodenum. Usus halus digantung oleh selaput tipis
yang disebut mesentrium. Pada duodenum terdapat muara saluran pernafasan dari
hati. Usus besar, merupakan lanjutan dari usus halus dan tempat sisa metabolisme
dari makanan yang bermuara di kloaka.

4.2 Sistem Urogenital

9
A
B

Gambar 2. Sistem urogenital Sumber : biologimu


(A. Ovary B. Testis C. Ureter)

Setelah dilaksanaknnya praktikum anatomi amphibi, dapat dilihat ovary dan testis
yang merupakan sistem urogenital dari Fejervaryasp.Sistem urogenital terdiri dari
sistem eksresi dan reproduksi. Organ yang terdapat dalam sistem urogenital yaitu
ovarium, testis, dan ureter.
Sistem reproduksi katak sawah jantan berupa sepasang testis yang berfungsi
menghasilkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis dikeluarkan melalui
saluran sperma dan bersama urine keluar melalui cloaca.  Cloaca merupakan suatu
muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran kelamin (reproduksi), dan
pengeluaran (ekskresi). Katak sawah jantan memiliki sistem reproduksi yaitu
berupabadan lemak, testis, vas aferen, uterus, kantong sperma, kantong kemih, ginjal,
dan cloaca (Soepomo, 1997).
Sistem reproduksi katak sawah betina yaitu berupa sel telur, ovarium, ginjal,
uterus, ureter, kantong kemih, oviduct, dan cloaca. Ovarium pada katak betina
berfungsi menghasilkan sel telur (ovum), sel telur tersebut dikeluarkan menuju
oviduct dan selanjutnya keluar melalui cloaca. Ketika melakukan reproduksi di
dalam air, katak betina yang memiliki ukuran lebih besar dirangkul oleh pejantan
(Amin,1990).
Katak sawah betina memiliki sepasang ovarium yang mengeluarkan telur.
Apabila telur sudah masak, katak betina menuju ke air kemudian katak jantan datang
dan menaiki punggung katak betina.  Katak betina mengeluarkan telur ke dalam air
dan bersamaan dengan itu katak jantan mengeluarkan spermanya.Telur yang sudah
dibuahi menyerap air sehingga membesar kemudian berkembang menjadi

10
embrio.  Embrio mendapat makanan dari kuning telur, kurang lebih seminggu setelah
pembuahan embrio berkembang menjadi berudu. Perkembangan katak secara terus
menerus disebut dengan metamorfosis (Soepomo, 1997).

4.4 Sistem otot

A
E
B E
F
C
G
D
H

Gambar.4 sistem otot pada amphibi Sumber : biologi edukasi


( A. M datoid B. Rectus abdominalis C. Tricer femoralis D. Gracilis major E. M
pactoralis F. External oblique G. Gracilis major H. Adductor magnus)
Sistem otot ventral dari hasil pegamatan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pada
caput, pectoral, dan abdominal. Otot pada caput terdiri atas musculus
submandibularis, musculus subhyoideus. Otot dada katak sawah terdapat musculus
deltoideus yang dibagi lagi menjadi musculus pars episternalis dan musculus pars
scapularis, kemudian terdapat musculus perctoralis ada musculus pars epicoracoidea,
musculus pars sternalis, dan musculus pars abdominalis. Otot pada perut terdiri dari
musculus rectus abdominis, inscriptio tendinae, linea alba, musculus obliqus externus
dan internus. Otot pada extrimitas posterior terdiri dari otot pada bagian femur dan
crus. Menurut Hildebrand (1995), sistem otot sumbu amfibi merupakan bentuk
perantara dari ikan dan reptilia. Lapisan otot-ototnya berurutan dari luar ke dalam
yaitu otot obliqus eksternus, oliqus internus, dan transverses. Otot-otot epaxial,
secara bersama sekarang dinamakan trunkus dorsalis.
Kelompok otot ekstrimitas posterior adalah kelompok otot-otot dorsomedial
yang bekerja untuk menarik anggota ke belakang menjauhi sumbu tengah tubuh dan
merentangkan ruas-ruas anggota dan terbagi menjadi dua juga, proksimal dan distal.
Kelompok ventral dari otot-otot proksimal anggota belakang yaitu, musculus

11
Sartorius terletak pada permukaan femur,musculus gracillis major yang terletak lebih
medial dari musculus sartorius, musculus gracillis minor yang terdapat medial agak
ke dorsal dari gracillis major, musculus adductor magnus yang terletak sebelah
dorsal dari sartorius, musculus adductor longus berada di sebelah dorsal dari
sartorius dan musculus trisep femoris terletak lateral di bagian paha.
Kelompok ventral otot-otot distal anggota belakang tediri dari musculus tibialis
yang berupa tiga buah otot di daerah tibio fibula yang bekerja untuk menekuk dan
memutar tumit. Musculus subhyoideus yang terlentang antara rahang bawah kiri dan
kanan, musculus submaxilaris yang melintang antara kedua rami rahang bawah di
depan musculus subhyoideus, musculus rectus abdominis yang terletak medio ventral
pada tubuh dan di tengah-tengah otot ini terdapat suatu urat yang disebut linea alba
dan selanjutnya musculus obliqus externus yang terdapat pada dinding lateral
abdomen (Djuhanda, 1974).

4.5 Sistem Rangka


G

C
D
E

Gambar. 6 Sistem rangka Sumber : rama cahyati


(A. Premaxila B. Maxila C. Illium D. Ischium E. Tibia F. Metataxal G. Mandibula)
Berdasarkan praktikum anatomi amphibi, katak memiliki rangka yang menjadi
tempat melekatnya otot.Rangka berfungsi sebagai penopang tubuh dan memberikan
bentuk tubuh pada makhluk hidup.
Hal ini sesuai degan pendapat Susatyo (2016) bahwa rangka atau skeleton
katak tersusun dari endoskeleton yang pada umumnya disokong oleh bagian-bagian
yang lunak. Skeleton atau rangka mempunyai fungsi melindungi bagian-bagian
tubuh sebelah dalam tempat melekatnya otot-otot. Endoskeleton pada pokoknya
adalah cranium atau tulang tempurung kepala, skeleton trunci yang terdiri dari

12
vertebrae dan sternum dan skeleton appendiculare yang meliputi extremitas anterior
maupun posterior.
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian
yang lunak.Pada fase berudu tulang-tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada
fase dewasa. Pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan
permukaan yang licin. Skeleton pada amphibian terdiri dari Skeleton axiale
tempurung kepala, vertebrae, dan sternum. Skeleton appendiculare, kaki. Tempurung
kepala yang besar dan pipih terdiri atas cranium yang sempit, beberapa pasang
kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengaran dan kapsula yang besar untuk
mata, tulang-tulang rahang , os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skeleton viseral),
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional. Tengkorak
amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal, frontal, parietal, dan
skuamosa.Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi bervariasi dan 10
ruas pada Salientia sampai 200 pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan
tulang tengkuk, jumlah vertebrata kaudalnya bervariasi (Yaasin, 1984).
Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai sternum
(tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna.Tulang iga hanya pendek
dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang
terjadi pada reptile, burung, atau mamal. Sebagian besar amfibi mempunyai dua
pasang tungkai dengan 4 jari kaki pada kaki depan dan 5 jari pada jari belakang.
Jumlah jari mungkin ada yang berkurang 2 buah.Tungkai belakang berkurang seperti
pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia.Tungkai biasanya
tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya. Tulang
punggung bersambung dengan kepala dan ekstrimitas berfungsi menyokong tubuh
dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-
masing vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksible.Tiap-tiap vertebrae
terdiri dari centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis)
sebagai tempat semsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat sepasang
processus articularis yang membuat vertebrae sedikit bergerak.Tulang tempurung
kepala bersenyawa.Tulang-tulang bersenyawa tidak dapat digerak-gerakkan.Pada
tulang yang panjang dibedakan atas bagian central yang disebut diaphyse sedang
kedua ujungnya disebut epiphyse (Prawiro, 1999).

13
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

      Dari praktikumyang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Morfologi katak terbagi menjadi empat yaitucaput atau kepala (yang terdiri
dari organun visus, nares dan membran timpani), truncus atau badan (terdiri
dari membran timpani sampai kloaka), extremitas atau anggota gerak (terdiri
dari extremitas anterior dan extremitas posterior).
2. Saluran digestoria pada amphibi berturut-turut meliputi rongga mulut (cavum
oris), pharynx, oesophagus, ventrikulus, intestenum tenue, intestenum
crassum dan kloaka.
3. Sistem sirkulasi pada amphibi adalah peredaran darah tertutup dan ganda
artinya darah beredar dan mengalir dalam pembuluh dan dua kali melewati
jantung.
4. Sistem otot pada amphibi berpusat pada gerakan tubuh ke lateral. Selanjutnya
otot hipaksial terbagi – bagi dalam lapisan – lapisan, kemudian membentuk
otot – otot oblique eksternal, oblique internal dan otot transersus, sedangkan
otot dermal sangat kurang. Otot pada amphibi terbagi tiga yaitu otot polos,
otot lurik, dan otot jantung.
5. Rangka atau skeleton katak tersusun dari endoskeleton yang pada umumnya
disokong oleh bagian-bagian yang lunak. Skeleton atau rangka mempunyai
fungsi melindungi bagian-bagian tubuh sebelah dalam tempat melekatnya
otot-otot. Endoskeleton pada pokoknya adalah cranium atau tulang
tempurung kepala, skeleton trunci yang terdiri dari vertebrae dan sternum dan
skeleton appendiculare yang meliputi extremitas anterior maupun posterior.

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dan
berhati-hati dalam membedah hewan yang di praktikum kan agar hewan tidak rusak
dan lebih bisa mengatur waktu kerja agar lebih efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Amin, M. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan. Balai Pustaka. JakartaCogger G,
Zweifel. 2003. Encyclopedia of reptiles & amphibians California: Lirshner
publisher
Djuhanda, T. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.
Djuhanda, T. 1982. Analisis Struktur Vertebrata 1. Armico. Bandung.
Duellman, W.E. and L.Trueb. 1986.Biology of Amphibians. McGraw – Hill Book
Company, New York.
Hasni. 2008. Biologi Umum. Gramedia.Surabaya.
Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure. Fiurth Edition. John Wiley
and Sons. Canada.
Iskandar, D.T. 1998. Amphibi Jawa dan Bali, Seri Panduan Lapangan. Puslitbang
Biologi-LIPI.
Khaw, P. T., Shah, P., & Elkingkton, A. R. 2004. Fundamental of Fish
Anatomy. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
Kimball, J.W. 1991. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Kurniati, Hellen. 2003. Amphibians & Reptiles of Gunung Halimun National Park,
West Java, Indonesia (Frogs, Lizards and Snakes). Research Center for
Biology-LIPI. Cibinong.
Kusrini, M. D. 2007. Konservasi Amphibia Di Indonesia: Masalah Global Dan
Tantangan. Jurnal media konservasi. Vol XII. Hlm. 89-95.

Pujaningsih, R. I. 2007. Kodok Lembu. Yogyakarta: Kanisius. 


Prawiro, A. 1999.Biologi 1.Semarang:Kareng Asem.
Saktiono. 1989.  Biologi Umum.  Erlangga. Jakarta.
Soepomo, 1997.  Zoologi.  Erlangga. Jakarta.
Susatyo S. dan Sugiharto. 2016. Struktur Hewan. Universitas Terbuka. Tanggerang
Selatan.

15
Susilawati, Lela. 2013. Keragaman karakter morfologi bakteri indigenous yang
diisolasi dari lendir katak sawah ( F. cancrivora) lokal pada bagian dorsal dan
ventral. UIN Sunan Kalijaga, 2, pp. 24
Yaasin, M.1984. Zoologi Vertebrata. Surabaya:Sinar Wijaya.
Yatim, W.1987. Biologi .Bandung:Tarsito.

16

Anda mungkin juga menyukai