Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM UROGENITAL

Fasilitator :

drg. Catur Septommy, MDSc

Disusun oleh :
1. Caesar Asrul Rizki Priambodo (10619024)
2. Achmad Khoiruzzadit Taqwa (10620001)
3. Ade Nokia Rechita Vebriany (10620002)
4. Adit Choerul Ummam (10620003)
5. Aladhim Wahyu Pangestu (10620004)
6. Alanjung Herfian Paramardika (10620005)
7. Alvina Damayanti (10620006)
8. Andika Zakaria (10620007)
9. Andre Geromiko Himang (10620008)
10. Anisatul Aini (10620009)
11. Wahyu Andrianti Permata Sari (10620081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karuniaNya lah makalah
ini dapat terselesaikan tepat waktu. Di tunjang pula dengan kerja keras dan berbagai
sumber acuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam terlimpah pada junjungan kita Nabi agung Muhammad
SAW. Nabi yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang
benderang. Dan semoga kita mendapat syafaatnya di akhirat kelak. Aamiin allahumma
aamiin.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun.

Kediri, 9 juni 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 5

2.1 Definisi Sistem Urogenital ........................................................................................... 5

2.2 Histolog Sistem Urogenital ........................................................................................... 5-6

2.3 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Urogenital...................................................................... 6-9

2.4 Mekanisme Kerja Sistem Urogenital ............................................................................ 9-10

2.5 Penyakit pada Sistem Urogenital .................................................................................. 10-11

2.6 Patofisiologi Sistem Urogenital .................................................................................... 11-12

BAB III KERANGKA TEORI KONSEP ....................................................................... 13

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................. 14

BAB V PENUTUP............................................................................................................. 15

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15

5.2 Saran ............................................................................................................................. 15


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dipandang dari sudut fisiologis, system urogenital dapat dibagi dalam 2unsur yang
sangat berbeda sifatnya : system urinarius dan system genitalia. Akantetapi dipandang
dari sudut embriologi dan anatomi, kedua system ini salingbertautan. Keduanya berasal
dari rigi mesoderm yang sama disepanjang dindingbelakang rongga perut, dan saluran
pembuangan kedua system ini pada mulanyabermuara kerongga yang sama, yaitu
kloaka.Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dansistem
genitalia. Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagianatas dan
bagian bawah. Traktus urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvisrenalis dan ureter,
sedangkan traktus urinarius bagian bawah terdiri dari vesikaurinaria dan uretra. Untuk
sistem genitalia eksterna pada pria dan wanita berbeda,pada pria terdiri dari penis, testis
dan skrotum; sedangkan wanita berupa vagina,uterus dan ovarium.

Pada perkemmbangan selanjutnya, tumpang tindih kedua system initerutama nyata


sekali pada pria. Duktus ekstretorius primitive mula-mulaberfungsi sebagai duktus
urinarius, tetapi kemudian berubah menjadi duktusgenitalis utama. Selain itu, pada orang
dewasa, alat kemih maupun kelamin inimenyalurkan air kemih dan semen melalui
sebuah saluran yang sama, uretrapenis.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah gangguan pada urogenital dapat mempengaruhi cara kerja organ tubuh manusia?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami dan menjelaskan struktur anatomi dan histologi dari sistem urogenital.
2. Untuk memahami dan menjelaskan dasar-dasar fisiologi sistem urogenital.
3. Untuk memahami dan menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh pada sistem urogenital.
4. Untuk memahami dan menjelaskan penyakit-penyakit sistem urogenital dengan ilmu
Kedokteran dasar.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sistem Uroenital

Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan sistem
genitalia.Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian atas dan bagian bawah.
Traktus urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan traktus
urinarius bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Untuk sistem genitalia eksterna
pada pria dan wanita berbeda, pada pria terdiri dari penis, testis dan skrotum; sedangkan wanita
berupa vagina, uterus dan ovarium

Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan sistem genitalia.
Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian atas dan bagian bawah.
(Citrawathi,2014)

2.2 Histologi Sistem Urogenital

1. Sistem Urinaria (Nuari,2017)

a. Ginjal
Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan sistem genitalia.
Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian atas dan bagian bawah. Traktus
urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan traktus urinarius
bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Untuk sistem genitalia eksterna pada pria
dan wanita berbeda, pada pria terdiri dari penis, testis dan skrotum; sedangkan wanita berupa
vagina, uterus dan ovarium.

b. Ureter
Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia. Lapisan mukosa
terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina propria. Epitel transisional ini terdiri
atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung
kemih kosong atau tidak teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan
penuh/teregang). Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada lumen dan
dapat berinti dua. Sel-sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria terdiri atas
jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. Lumen pada potongan melintang
tampak berbentuk bintang yang disebabkan adanya lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan
ini terjadi akibat longgarnya lapis luar lamina propria, adanya jaringan elastin dan muskularis.
Lipatan ini akan menghilang bila ureter diregangkan.

c. Kandung Kemih
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Mukosanya
dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel)
dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika
muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang
arahnya tampak tak membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan
ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik.

d. Uretra
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada bagian lain berubah
menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng berlapis pada ujung
uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa navikularis. Terdapat sedikit sel goblet
penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis

5
longgar.

2. Sistem Genitalia (Andrews,2009)

a.Vagina
Dinding vagina mengandung lapisan-lapisan yang sama seperti organ visera lainnya (misalnya
mukosa, submukosa, muskularis, dan adventisia). Kecuali di daerah cul-de-sac, tidak memiliki
lapisan serosa. Lapisan mukosanya adalah tipe nonkeratinized stratified squamous dan terletak
pada suatu daerah 12 yang tebal, seperti dermis submukosa. Kesamaan lapisan dermis dan
epidermis ini menyebabkan mereka disebut kulit
vagina

b. Ovarium
Ovarium terdiri dari tiga bagian yaitu: bagian luar disebut kortek, medulla dibagian tengah, dan
rete ovarium atau hilum. Hilum adalah suatu tempat dimana ovarium melekat ke mesovarium.
Terdiri dari saraf, pembuluh darah, dan sel hilus, yang mana berpotensi menjadi aktif pada saat
steroidogenesis atau menjadi membentuk tumor. Sel ini serupa dengan sel Leydig yang
memproduksi testoteron pada testis. Bagian paling luar dari kortek disebut tunika albuginea,
bagian atasnya ditutupi satu lapis epitel kuboid, serupa seperti epitel permukaan ovarium atau
mesotelium dari ovarium. Oosit, tertutup disuatu kompleks yang disebut folikel, berada di bagian
dalam dari kortek, tertanam di jaringan stromal. Jaringan stromal terdiri dari jaringan ikat dan sel
interstisial, yang berasal dari sel mesenkimal, mempunyai kemampuan berespon terhadap
luteinizing hormone (LH) atau human chorionic gonadotropin (hCG) dengan produksi androgen.
22 Daerah medulla sentral dari ovarium berasal sebagian besar dari sel mesonephrik

c. Uterus
Terdiri atas 3 lapisan dari luar kedalam yaitu perimetrium terdiri dari serosa dan adventisia,
myometrium merupakan otot dan endometrium yang dibagi menjadi 2 lapisan yaitu stratum
fungsional bagian superfisial dan statum bansal di myometrium

d. Tuba fallopi
Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia

e. Serviks
Saat lahir, leher rahim biasanya ditutupi oleh epitel skuamosa atau epitel berlapis gepeng.
Namun seiring berjalannya waktu, karena faktor hormon steroid ovarium maka akan
menyebabkan terjadinya penambahan, pematangan, dan pelepasan sel epitel tersebut secara terus
menerus yang menyebabkan terbentuknya epitel baru.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Sistem Urogenital

1. Ginjal
Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5 cm,
terletak di ruang belakang selaput perut tubuh (retroperitonium) sebelah atas. Ginjal
kananterletak lebih ke bawah dibandingkan ginjal kiri. Ginjal (Gb-2) dibungkus oleh simpai
jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial terdapat cekungan, dikenal sebagai hilus, yang
merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah dan keluarnya ureter. Bagian ureter atas
melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai piala ginjal (pelvis renalis). Pelvis renalis akan
terbagi lagi menjadi mangkuk besar dan kecil yang disebut kaliks mayor (2 buah) dan kaliks
minor (8-12 buah). Setiap kaliks minor meliputi tonjolan jaringan ginjal berbentuk kerucut yang
disebut papila ginjal. Pada potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila merupakan puncak
daerah pyramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila ini bermuara 10-25
buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian korteks yang melingkupinya dianggap sebagai
satu lobus ginjal.Fungsi ginjal sebagai berikut :
1) Menyaring dan membuang zat sisa metabolisme dan toxin dalam darah.
2) Pengatur keseimbangan ion kalsium dan vitamin dalam tubuh.
6
3) Organ untuk mengatur kadar air dalam tubuh

2. Ureter
Ureter merupakan salah satu organ dari sistem urinaria yang ada. Ureter memiliki
panjang ± 25-30 cm dan diameter 3-4 mm. Ureter membentang dari peritoneum, kedepan psoas,
melewati posterior inferior sakral wing, dan berakhir pada. Ureter memiliki fungsi sebagai jalur
sekresi dari ginjal menuju kandung kemih, ureter juga memiliki gerak peristaltik meski tidak
sebesar gerak peristaltik pada kerongkongan. Pada ureterovesical junction merupakan bagian ters
empit dari ureter. Batu ginjal yang turun ke dalam ureter sering tersangkut pada bagian ini.

3. Kandung Kemih
Bentuk, ukuran, dan posisi kandung kemih (Vesica Urinaria) tiap orang berbeda- beda.
Bentuk tersebut dipengaruhi umur dan urine di dalam vesica urinaria tersebut. Pada orang
dewasa kandung kemih (vesica urinaria) saat kosong berbentuk agak bundar dan keseluruhannya
terletak dalam rongga pelvis. Bila terisi penuh posisi
kandung kemih dapat setinggi umbilicus

4. Uretra
Uretra merupakan sebuah saluran yang berfungsi sebagai saluran keluaran urine yang
tertampung dari vesika urinaria. Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua bagian, yaitu uretra
posterior dan uretra anterior. Pada pria, saluran ini berfungsi juga dalam menyalurkan air mani.
Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan vesika urinaria
dan uretra, serta terdapat sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra posterior
dan anterior. Sfingter uretra interna tersusun atas otot polos yang dipersyarafi oleh sistem
simpatik sehingga saat vesika urinaria penuh, sfingter ini akan membuka. Sfingter eksterna
tersusun atas otot bergaris yang dipersyarafi oleh sistem syaraf somatik.

5. Reproduksi pria
Dalam bahasa yunani testis disebut orchis. Testis secara anatomi
merupakan bagian pars genitalies masculina interna. Testis berfungsi untuk menghasilkan
spermatozoa dan juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen yang
berguna untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder. Testis bersama tunica vaginalis
propria terletak dalam cavum scroti, letak testis normal sebelah kiri lebih rendah jika
dibandingkan dengansebelah kanan. 5 Stuktur anatomi testes jika dipotong dari margo anterior
ke margo posterior maka akan terlihat tunica albuginea.
Tunica albuginea ini memberi lanjutan-lanjutan ke dalam parenchim testis, yang disebut
septula testis. Septula testis ini membagi testis menjadi beberapa lobus testis. Pada daerah dekat
margo posterior yang tidak dicapai oleh septula testis, tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang
memadat yang disebut mediastinum testis. Parenkim testis yang terletak dalam lobulus testis
terdiri atas tubulus seminiferus contortus, ini merupakan daerah yang nampak seperti benang-
benang halus yang berkelok-kelok.
Tubulus seminiferus yang mendekati mediastinum testis bergabung membentuk tubukus
seminiferi recti Beberapa tubulus seminiferi recti memasuki mediastinum dan berhubungan satu
sama lain, sehingga membentuk anyaman yang disebut rete testis. Dari rete testis dibentuk
saluran-saluran yang memasuki caput epididimis yang
disebut ductus efferen testis
(Citrawathi, 2014)

6. Reproduksi wanita (Andrews,2009)

a. Mons veneris / Mons pubis Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di
bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup
oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea
(minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.

b. Bibir besar (Labia mayora)


7
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar
2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu
membentuk perineum, permukaan terdiri dari:
1) Bagian luar Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons veneris.
2) Bagian dalam Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak).

c. bibir kecil (labia minora)


Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam bibir besar (labia mayora)
tanpa rambut yang memanjang kea rah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara
bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.

d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan letaknya dekat ujung
superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual.

e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak di
antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar
parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.

f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perinium
membentuk dasar badan perinium.

g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah robek. Pada saat
hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.

h. Himen (Selaput dara)


Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah robek, himen ini
berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang di keluarkan uterus dan darah saat
menstruasi.

i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung
bawah labia mayoradanlabia minora. Di garis tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu
cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.

j. Vagina Vagina
adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas karena
tonjolan serviks ke bagian atas vagina.Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm,
sedangkan panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih. Vagina merupakan saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim
dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan. Pada dinding vagina terdapat lipatan-
lipatan melintang
disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada
bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri
membagi puncak vagina menjadi empat
yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina
8
mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina
memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk
mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu
persalinan.

k. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan tampak
seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak dipelvis minor di antara kandung kemih dan
rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas
kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri
dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding
depan dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan
kandung
kemih.

l. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat
dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas
ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim.

m. Ovarium Ovarium
berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan
sekresi hormon – hormon steroid.

n. Parametrium Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua


lembar ligamentum latum

2.4 Mekanisme Kerja Sistem Urogenital

1).Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Dalam ginjal, zat sisa
metabolisme akan dipilah- pilah kembali. Hasil pemilahan tersebut berupa zat yang sudah tidak
berguna dan zat yang masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna tersebut akan
dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat- zat yang masih dapat dipergunakan lagi akan
dikembalikan ke sirkulasi Ginjal menjalankan tugas tersebut dengan cara menyaring darah
secara bertahap. Setiap menit sejumlah 1.100 mililiter darah mengalir ke kedua ginjal orang
dewasa sehat. Setiap kali melalui ginjal, darah akan melewati sistem filtrasi kompleks yang
disebut dengan nefron. Satu ginjal manusia memiliki sekitar 1 juta nefron yang tidak akan
mengalami regenerasi bila mengalami kerusakan. Nefron terdiri atas seperangkat glomerulus dan
tubulus. Glomerulus mempunyai fungsi filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai fungsi sekresi
dan reabsorbsi. Setidaknya salah satu dari tiga proses berikut akan dialami suatu zat ketika
diangkut melalui darah kesistem filtrasi kompleks ginjal, yaitu filtrasi glomerular, sekresi tubular
dan reabsorbsi tubular.

Filtrat glomerulus memiliki zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh, sehingga filtrat
akan berpindah dari dalam tubulus ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan ini disebut
sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat yang direabsorpsi tidak keluar sebagai urin, tetapi akan
diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kembali ke jantung untuk diedarkan. Zat-
zat yang akan diserap kembali adalah glukosa, sodium, klorida fosfat, dan beberapa ion
bikarbonat yang terjadi secara pasif di tubulus proksimal. Jika tubuh masih membutuhkan
sodium dan ion bikarbonat maka terjadi penyerapan kembali secara aktif pada tubulus distal
(reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan ke papilla renalis.

Tubulus proksimal berfungsi menahan ion-ion (K+, Na+, Cl-, HCO3-), reabsorbsi
glukosa dan asam amino, serta mengeliminasi ureum dan kreatinin. Ansa Henle berperan dalam
pembentukan tekanan osmotik. Setelah zat yang masih dibutuhkan tubuh diserap kembali, proses
9
selanjutnya adalah sekresi tubulus yaitu perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler
peritubulus ke lumen tubulus. Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal
dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar tubuh dalam bentuk urin

2). Pembentukan urine


a. Proses filtrasi
Proses filtrasi terjadi di glomerulus. Proses ini terjadi karena permukaan aferenent lebih besar
dari permukaan afferent maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yan tersaring ditampung oleh sampai bowman
yang terdiri dari glukosa, air , sodium, klorida sulfat, bikarbonat, dll, diteruskan keseluruh ginjal.

b. Proses rabsopsi
Proses reasopsi merupakan proses penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa , sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi yang terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus bawah, apabila
diperlukan akan terjadi kembali penyerapan sodium dan ion karbonat. Penyerapannya terjadi
secara aktif yang dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pulpa.

c. Augmentasi ( pengumpulan )
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+ , Cl- dan urea sehingga terbentuklah urine
sesungguhnya . dan tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis di bawah ke ureter.
Dan ureter, urine dia alirkan menuju vesika urinana ( kandung kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan urine sementar. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari
tubuhmelalui uretra Berdasarkan urine yang dihasilkan memiliki ciri ciri normal sebagai berikut :
1. Rata- rata dalam sehari 1:2 liter , tapi berbeda beda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk
2. Warnanya bening orange tanpa ada endapan
3. Baunya tajam
4. Reaksi sedikit asam terhadap lakmus dengan ph rata rata 6
Dari sekitar 1200 ml darah yang melalui glemetulus, setiap harinya dapat
terbentuk 150-180 liter fltrat.( cairan yang telah melewati celah filtrasi ). Setiap harinya dapat
terbentuk 150-180 liter filtrate. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 l) yang akhirnya
keluar sebagai, kemih, dan sebagian diserap kembali ( putu putra,2016 ).

2.5 Penyakit pada Sistem Urogenital

1). 1. Agenesis ginjal


Agenesis ginjal adalah keadaan tidak ditemukan jaringan ginjal pada satu sisi atau
keduanya.

2. Hipoplasia ginjal
Hipoplasia ginjal adalah istilah yang digunakan untuk ginjal berukuran kecil yang terjadi akibat
defisiensi perkembangan jumlah atau ukuran nefron. Ginjal kecil dangan parenkim normal
(ginjal “kerdil”) sering unilateral dan sering kali ditemukan bersama kelainan kongenital lain.

3. Hidronefrosis
Hidronefrosis biasanya mungkin terdapat pada janin dengan obstruksi aliran keluar, terdiri dari
hidronefrosis unilateral dan bilateral. Hidronefrosis unilateral atau bilateral dapat berupa
parenkim ginjal yang dapat normal atau mengalami kelainan atau displastik, dilatasi ureter
dan/atau kandung kemih, serta berkurangnya atau tidak adanya volume cairan amnion

4. Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan kongenital yang meatusnya mempunyai posisi abnormal di sebelah
proksimal ujung glans. Meatus dapat terletak di setiap titik sepanjang uretra dan digolongkan
sebagai koronal, subkoronal, penis, penoskrotal atau perineal. Kulit depan dorsal tebal/banyak
10
dan terdapat sedikit kulit depan ventral, yang menyebabkan apa yang dikenal sebagai kerudung
prepusial dorsal.

5. Hidrokel
Hidrokel adalah akumulasi cairan di dalam tunika vaginalis dan tunika albuginea yang
membungkus testis.18 Apabila jumlah cairan berubah sesuai dengan waktu, akan ada hubungan
dengan rongga peritoneum. Hidrokel kecil dapat menghilang pada umur 1 tahun, tetapi hidrokel
yang lebih besar seringkali menetap dan memerlukan pengobatan bedah. Hidrokel yang
mempunyai hubungan harus diobati seperti hernia inguinalis indirek.

2). 1. Infeksi saluran kemih


Adalah infeksi yang terjadi pada bagian system urinana, yaitu dari ginjal hingga saluran kemih

2. Batu saluran kemih


dalam istilah medis disebut liolithis adalah proses pembentukan batu di system urinaria, seperti
ada batu ginjal , kandung kemih, atau uretra

3. Inkontirensia urine
Kondisi dimana control dalam berkemih mengalami penurunan. Keadaan ini bisa di system
urinaria, seperti pada batu ginjal, kandung kemih atau uretra.

4. Urethritis
Peradangan pada uretra , namun berbeda dengan isk. Keadaan ini biasanya menyebabkan rasa
sakitsaat buang air kevcil dan adanya dorongan yang meningkat untuk buang air
kecil. Penyebab utamanya infeksi bakteri

5. Sifilis
Disebabkan oleh bakteri treponema palladium dan ditularkan terutama melalui hubungan
seksual. Pada stadium lanjut, sifilis tidak hanya menyerang organ reproduksi , tetapi juga
menyerang hati , susunan saraf , dan otak

6. Prostatis
Gejala dimana prostat meradang, penyebabnya adalah bakteri escheridhia colia

7. Mandul / infertilitas
Bisa disbkan oleh penyakit maupungangguan

8. Hipogonadisme
Dimana terjadi penurunan fungsi testis pada pria dan disebabkan oleh adanyagangguan hormone
androgen dan estrogen

9. Aids
Sindrom hilangnya kekebalan karena bentukan. Penyakit ini disebabkanoleh virus HIV

10. Mola hidalidosa


Dikenal dengan hail anggur, dimana wanita mengalami kehamilan namun taka da janin yang
tumbuh dirahim melaikan hanya gelembung bernama mola juga darah yang
membeku.
( Dhany Nugraha,2015 ).

2.6 Patofisiologi Sistem Urogenital

1. Kelainan pada tubulus dan interstisium


2. Kelainan pada pembuluh darah
3. Obstruksi saluran kemih
4. Infeksi bakteri, virus dan jamur
11
5. Kondisi linkungan sekitar genital yang tidak bersih
(Sukandar,2009)

12
BAB III
KERANGKA TEORI KONSEP

13
BAB IV
PEMBAHASAN

Sistem urogenital atau sistem genitourinari adalah sistem organ dari sistem
reproduksi dan sistem kemih. Keduanya dikelompokkan bersama karena kedekatannya
satu sama lain, memiliki asal embriologis yang sama dan penggunaan jalur umum
seperti uretra pria. Juga, karena kedekatannya, sistem kadang-kadang dicitrakan
bersama. Sistem perkemihan adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung
kemih, dua otot sphincter, dan uretra, sedangkan sistem reproduksi atau sistem
genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja sama untuk
tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon,
dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi.
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ genetalia dalam (interna) yang terletak
didalam rongga panggul, dan organ genetalia luar (eksterna). Organ-organ wanita ini
berkembang dan matang (matur) akibat rangsangan hormon estrogen dan progesteron.
Seiring peningkatan usia atau bila produksi hormon ovarium menurun, struktur
reproduksi ini akan mengalami atropi (ukuran mengecil). Organ genetalia eksterna terdiri
atas Vulva dan Perineum, sedangkan organ genetalia dalam ini terdiri atas vagina/liang
sanggama, uterus, tuba uterina dan ovarium. Seperti halnya organ genetalia wanita,
organ reproduksi priajuga terdiri atas organ genetalia dalam (interna) dan organ genetalia
luar (eksterna). Organ genetalia eksterna ini terdiri atas penis dan skrotum (kantung
zakar), sedangkan organ genetalia interna pria terdiri atas testis, saluran reproduksi dan
kelenjar kelamin.
Dalam menjalankan fungsinya, organ-organ perkemihan maupun reprodksi juga
akan mengalami peningkatan ataupun penurunan yang akan menyebabkan penyakit-
penyakit pada manusia, seperti gagal ginjal kronik, sistitis, epididimitis, endometriosis,
dll. Dari penyakit-penyakit dapat mempengaruhi turunnya kesehatan tubuh manusia,
maka diperlukan penatalaksanaan atau tindak lanjut seperti merujuk pasien kepada
dokter spesialis urologi.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan terdiri dari: dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, dua ureter yang
membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), satu vesika urinaria (VU)
sebagai tempat urin dikumpulkan, dan satu urethra sebagai urin dikeluarkan dari vesika
urinaria

5.2 Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya.
Kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua pihak yang
sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan

15
DAFTAR PUSTAKA

Andrews,2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: ECG

Citrawathi.2014. Sistem Reproduksi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Marsaoly.2015. Respon Imunitas Sistem Traktus Genetalia Manusia Terhadap Infeksi


Human Papillomavirus. Denpasar: FK UNUD

Nian.2017. Gangguan pada Sistem Perkemihan dan Penatalaksanaan Keperawatan.


Yogyakarta: DEEPUBLISH

Nuari.2017. Sistem Perkemihan dan Penetalaksanaan Keperawatan. Sleman: Budi Utama

Sukandar.2009. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: FKUI
Allert Banedicto. 2017. Testes. MedicineNet.Medical Definition of reproduksi system

Campbell, et all. 2003. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Dhany Nugraha, dkk.2015. Diagnosis gangguan sistem urinaria. IPB, Fakultas


kedokteran hewan.

Kirnarono dan maryana,2012. Anatomi fisiologi Yogyakarta: pustaka baru press

Putu putra,W.2016. ginjal dan urine. Bali : Fakultas perternakan universitas udayana.

Siregar, Harris, dkk.1995. Sistem Urogenitalia fisiologi ginjal. Edisi ketiga. Bagian ilmu
fisiologi fakultas kedokteran Universitas Hasanudin, Makasar.

16

Anda mungkin juga menyukai