Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN EMBRIO MENCIT (Mus musculus)

(Laporan Embriologi Hewan)

Oleh
Henny Indah Pertiwi
1217021029

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup selalu tumbuh dan berkembang dengan memperbanyak diri
yakni dengan beeproduksi. Baik secara vegetatif ataupuun secara generatif.
Manusia selau ingin mempunyai keturunan untuk melestarikan generasinya.
Bnyak hal yang dipelajari baik tentang alat reproduksinya, perkembangan embrio
maupun ertilisasi dan sebagainya. Manusia merupakan kelas mamalia dari
phyllum chorBeratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio. Namun
dalam mempelajari tentang perkembangan embrio kita melihat perkembangan
pada hewan mencit yang merupkan hewan percobaan yang merupakan hewan
kelas dari mamalia juga.

Memperhatikan perkembangan mencit dari mulai aklimatisasi, perkawinansampai


kehamilan mencit hari ke-18. Sebelum mencit lahir maka dibedah terlebih dahulu
untuk mengukur parameter yang telah ditentukan dan apakah ada malformasi
bentuk embrio.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yakni:

1. Mengetahui perkembangan embrio mencit (Mus musculus) dari awal


perkawinan sampai hari ke-18.
2. Melihat perkembangan mencit di hari ke-18 dan mengukur berdasarkan
parameter yang ada.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Reproduksi adalah suatu proses biologis dimana individu organisme baru


diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan, setiap individu organisme ada sebagai hasil dari
suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.
Organ Reproduksi Betina teridiri dari :

1. Organ Reproduksi Primer.

Ovarium merupakan alat kelamin yang bertanggung jawab atas diferensiasi dan
pelepasan oosit matang untuk fertilisasi dan perkembangbiakkan spesies. Ovarium
berfungsi ganda, yaitu sebagai eksokrin dan endokrin. Eksokrin karena
menghasilkan ovum atau sel telur, sebagai endokrin karena menghasilkan hormon
esterogen dan progesteron.Ovarium berjumlah sepasang di kanan dan kiri dengan
penggantungnya mesovarium. Jaringan dasar ovarium disebut stroma, dimana
dalam stroma kortek banyak terdapat folikel, yaitu :
-Folikel muda : berada di pinggir kortek.
-Folikel tumbuh : berada dalam kedalaman kortek, yaitu primer, sekunder dan
tersier.
-Folikel matang : foliker tersier yang mengalami pematangan atau disebut folikel
de graff.

Ovarium pada hewan muda berbeda dengan ovarium hewan dewasa kelamin.
Pada hewan yang belum dewasa kelamin, ovariumnya belum mempunyai sel telur
yang sudah matang atau siap untuk dibuahi, sedangkan pada hewan yang dewasa
kelamin, ovariumnya mempunyai sel-sel telur yang belum matang juga
mengandung sel-sel telur yang matang atau dalam proses pematangan. Pada
hewan menyusui, ovariumnya sepasanng, terdapat dekat ginjal dimana gonad
berasal. Besar ovarium hewan yang sering beranak dapat 2 kali besar ovarium
hewan yang remaja.

Pada hewan besar, pengetahuan tentang makroskopis dan mikroskopis sangat


penting guna menentukan diagnosa terhadap kelainan kelenjar di ovarium melalui
hormon-hormon yang dihasilkan.Bentuk ovarium juga berbeda-beda karena
bedanya species hewan tersebut. Dua komponen dalam ovarium, yaitu folikel dan
korpus luteum.

Folikel pada ovarium bersal dari epitel benih yang melapisi permukaan ovarium,
yang dibagi menjadi 4 tahap pertumbuhan. Tahap pertama, didapatkan pada
hewan yang baru dilahirkan memiliki folikel primer, sel yang akan menjadi ovum
dikelilingi sel epitel benih yang membelah. Sel ovum tersebut dilapisi oleh sel
tebal yang disebut sel granulosa. Perkembangan ovarium mengahsilkan folikel
sekunder yang lebih banyak terletak agak jauh dari permukaan ovarium. Ovum
tersebut terbungkus membrane vitelline.
Tahap kedua, pertumbuhan folikel primer menjadi folikel sekunder terjadi pada
saat proses pendewasaan tubuh betina.
Tahap ketiga, perkembangan folikel sekunder menjadi foliker tertier, yaitu folikel
sekunder yang telah tumbuh menjadi lebih dewasa, dimana sel granulosanya lebih
banyak hingga folikel makin besar.
Tahap keempat, perkembangan dari folikel tertier menuju folikel de graff atau
tahap pemasakan folikel. Folikel de graff adalah bentuk folikel terakhir dan
terbesar pada ovarium.
Sel granulosa dan sel theca berperan dalam terbentuknya korpus luteum. Bila
hewan betina tidak mengalami birahi, maka akan terbentuknya korpus luteum
yang akan semakain membesar. Setelah fase ovulasi akan mengalami pengecilan
sehingga menurunnya produksi hormon progesteron. Pengecilannya diiringi
dengan warna pucat atau coklat putih yang disebut korpus albicans.
Ovarium pada sapi berbentuk oval, besarnya kira-kira sebesar biji kacang tanah
sampai sebesar buah pala. Ovarium kanan umumnya lebih besar dari ovarium kiri
karena fisiologik ovarium kanan lebih aktif dari ovarium kiri.
2. Organ Reproduksi Sekunder.

a.Oviduk.

Oviduk dengan nama lain tuba fallopi, salpinx dan tuba uterina. Oviduk
merupakan organ yang berperan penting dalam kopulasi. Oviduk terdiri dari
sepasang di kanan dan kiri dan merupakan saluran kecil. Oviduk terdiri dari :
-Infundibulum, pada pangkalnya terdapat jumbaian yang disebut fimbriae yang
fungsinya untuk menangkap sperma.
-Ampula, merupakan tempat fertilisasi spermatozoa. Ampula dan isthmus dibatasi
oleh ampulari ismic junction.
-Isthmus, merupakan saluran yang akan mengantarkan ovum menuju tanduk
uterus. Batas antara isthmus dan uterus disebut uteri tubal junction (Staf
Pengajar,2013).

Oviduk digantung oleh mesosalpinx. Oviduk mempunyai fungsi sebagai tempat


penampungan sperma, penyaluran sel telur masuk ke dalam uterus, tempat
pembuahan, tempat kapasitasi spermatozoa dan pembelahan awal dari zigot.
Dinding oviduk terdiri dari 3 lapisan, yaitu :

·Tunika mukosa : berlipat-lipat dan bercabang sehingga terbentuk lumen.


·Tunika muskularis : terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar,
memanjang dan miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki
mukosa. Pada infundubulum dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan
tersusun oleh lapis dalam melingkar (Staf Pengajar 2010 ).

Tunika serosa : ada yang terdiri dari jaringan mengandung pembuluh darah dan
saraf.
Mukosa dinding lumen oviduk berlipat-lipat. Lipatannya menjulur ke dalam
lumen, epitel mukosanya berbentuk simple kolumnar dan bersilia. Silia ini
bergetar ke arah menjauhi ovarium hingga menuju uterus.

b. Uterus (Rahim).
Merupakan organ yang berfungsi sebagai tempat perkembangan spermatozoa.
Penggantung dari uterus disebut ligamentum lata uteri. Bentuknya berurat, buluh
dengan cincin. Uterus terdiri dari :
-Cornua uteri : berbentuk tanduk dengan simpangannya dinamakan bifocartio
cornua uteri.
-Corpus uteri (badan) : fungsinya sebagai transpor spermatozoa, memberi makan
blastosis, pembentukan plasenta dan berperan saat proses melahirkan.
-Servik uteri : urat daging sphincter yang terletak diantara uterus dan vagina, jadi
servik dapat dikatakan pintu masuk ke uterus karena dapat terbuka dan tertutup
yang tergantung pada siklus birahi hewan.
Dinding uterus terdiri dari :

Endometrium : terdiri dari dua daerah yang berbeda dalam bangun dan fungsinya.
Lapis superfisial disebut zona fungsional dapat mengalami degenerasi sebagian
atau seluruhnya selama masa reproduksi estrus. Suatu lapis tipis, zona basalis
tetap bertahan sepanjang daur zona fungsionalis. Epitel permukaannya berbentuk
silinder sebaris pada kuda dan anjing. Bagian superfisial terdiri dari jaringan ikat
longgar yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat
seperti fibroblas, makrofag dan sel mast.

Miometrium : terdiri dari lapis otot dalam tebal yang umumnya tersusun
melingkar dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos yang dapat
meningkatkan jumlah serta ukuran selama kebuntingan. Diantara kedua lapis
tersebut terdapat lapis vaskular yang mengandung arteria besar, vena serta
pembuluh limfe. Pembuluh tersebut dapat memberikan darah pada endometrium.

Perimetrium : terdiri dari jaringan ikat longgar yang dibalut oleh mesotel atau
peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh
darah, pembuluh limfe dan saraf pada lapisan.
Berdasarkan bentuknya, uterus terbagi menjadi :
-Uterus simplek : satu uterus, satu servik, tidak ada koruna. Contoh : pada
primata.
-Uterus duplek : dua uterus, satu servik, tidak ada korpus. Contoh : pada rodensia.
-Uterus bipartitus : satu servik, dua kornua yang panjang dekat servik. Contoh :
pada karnivora dan babi.
-Uterus bikornus : satu servik dan dua koruna yang agak jauh dari servik. Contoh :
pada ruminansia, kuda dan tapir.
Uterus juga berfungsi untuk menerima ovarium saat ovulasi. Selain itu, uterus
juga tempat dibesarkannya embrio.
c.Vagina.
Merupakan saluran yang terdiri dari dua bagian, yaitu luar disebut vestibulum dan
dalam yaitu portio vaginalis cervicis. Diantara keduanya dibatasi oleh orifisium
uretra eksternum dan memiliki lapisan mukosa berbentuk bulan, epitelnya banyak
lapis disebuthymen, karena tipisnya hymen dapat robek dan hilang pada hewan
dewasa, kadang tidak robek karena tebal.Pada vagina tidak ada kelenjar tetapi
pada vestibulum terdapat kelenjar, yaitu kelenjar bartholi yang berfungsi sebagai
pelumas. Vagina berfungsi sebagai tempat penumpahan semen ketika kopulasi.
Vagina merupakan perpanjangan servik sampai uretra dengan dinding tipis.
Letaknya antara uterus dan vulva yang berperan dalam menerima penis hewan
jantan saat kopulasi (Partidihardjo,1987).

3. Organ Reproduksi Luar.

Terdiri dari vulva dan klitoris. Pada vulva terbagi menjadi labia mayor yang
merupakan lipatan kulit yang mengandung lemak, serabut elastis dan sedikit otot
polos, permukaan luar berambut sedangkan labia minor lebih kecil dari labia
mayor.Klitoris homolog dengan glan penis pada jantan. Pada klitoris mengandung
jaringan erektil, epitel pipih banyak berlapis dan banyak syaraf sensori
III. METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Tanggal 21 Oktober -17 November 2014 di


Laboratorium Zoologi FMIPA Unila.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum ini yakni kandang mencit,
wdah pakan, botol minum, gunting, parafin, silet, botol selai, milimeter blok,
neraca, dan jarum pentul. Sedangkan bahan yang digunakan yakni mencit jantan
1 ekor dan betina 2 ekor, air, sekam padi, pakan mencit, kloroform, tissue, dan
alkohol 90 %.

C. Cara Kerja

Adapaun cara kerja praktikum ini yakni:

1. Mempersiapkan alat dan bahan.


2. Mengaklimatisasi mencit di kandang yang berbeda antara jantan dan
betina.
3. Merawat mencit dengan pembersihan kandang pemberian makanan dan
minuman setiap harinya.
4. Setelah itu mengawinkan untuk 1 ekor mencit jantan dengan 2 ekor mencit
betina di satu kandang
5. Keesokan harinya melihat vagina plug pada pukul 6.00 pagi, jika telah ada
vagina plug maka hari tersebut terhitung hari ke-0.
6. Setelah itu, memisahkan antar jantan dan betina di kandang yang berbeda.
7. Pada hari ke-18 maka dilakukan pembedahan mencit betina, sebelumya
ditimbang terlebiih dahulu.
8. Kemudian embedah mencit tersebut di meja parafin dengan silet dan
gunting.
9. Kemudian mengeluarkan embrio mencit dan melihat serta mengukur
embrio mencit berdasarkan parameter yang telah ditentukan.
10. Memasukkan Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio
kedalam tabel.
IV. HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan tentang perkembangan embrio mencit (Mus musculus) dapat


dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 1. Berat mencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari
Kelompok 1A
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 1,915 gr 4,9 cm
2 1,911 gr 4,8 cm
3 33,696 gr 23,600 gr 5 2,012 gr 5 cm
4 1,841 gr 4,7 cm
5 2,033 gr 5,1 cm

Tabel 2. Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari


Kelompok 2A
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 24,081 gr - 0 - -

Tabel 3. Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari


Kelompok 3A
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 27,891 gr - 0 - -

Tabel 4. Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari


Kelompok 4A
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 22,100 gr - 0 - -

Tabel 5. Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari


Kelompok 1B
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 0,55 gr 4,2 cm
2 0,55 gr 3,9 cm
3 0,55 gr 3,7 cm
4 0,55 gr 3,8 cm
5 36,403 gr 26,400 gr 9 0,55 gr 4,1 cm
6 0,55 gr 4,1 cm
7 0,55 gr 4,1 cm
8 0,55 gr 4,0 cm
9 0,55 gr 3,4 cm

Tabel 6. Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari


Kelompok 2B
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 1,412 gr 1,4 cm
2 1,375 gr 1,4 cm
3 1,476 gr 1,4 cm
4 40,513 gr 30,556 gr 7 1,282 gr 1,4 cm
5 1,296 gr 1,4 cm
6 1,230 gr 1,4 cm
7 1,219 gr 1,4 cm

Tabel 7. Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari


Kelompok 3B
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 26,640 gr - 0 - -

Tabel 8. Beratmencit betina , Jumlah , Berat serta Panjang Embrio dari


Kelompok 4B
Berat Mencit Betina (gr) Berat Panjang
Jumlah
No. Sebelum Sesudah Embrio Embrio
Embrio
Dibedah Dibedah (gr) (cm)
1 32,825 gr - 0 - -
B. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa mencit yang


menghasilakn embrio maupun sudah dilahirkan semuanya tidajk mengalami
malformasi ataupun kelaianan pada anggota tubuhnya. Artinya, embrio yang
dihasilkan oleh mencit betina ini berasal dari betina yang sehat, gizinya terpenuhi
dengan baik maka embrio dapat berkembang dengan baik pula.

Menurut Smith dan Mangkoewidjoyo (1988) dalam Nurcahyani (2014), mencit


laboratorium dapat bertahan hidup selama 1-2 tahun. Lama reproduksi adalah 9
bulan, lama bunting 19-21 hari, dewasa umur 35 hari. Mencit siap kawin pada
umur 8 minggu. Siklus estrus atau birahi 4-5 hari dengan lama estrus 12-14 jam,
fase estrus mulai antara jam 4 sore & 10 malam, biasanya kawin dalam 3 jam
pertama periode estrus.

Estrus adalah fase penerimaan seksual betina. Disini betina akan lebihselektivitas
terhadap pasangan dan daya tarik meningkat. Fase estrus umum
terjadi pada seluruh spesies mamalia, termasuk primata, dan tampaknya
fungsional yang dirancang untuk memperoleh indukan dari superior genetik yang
berkualitas. Namun,konvensional kebijaksanaan menyatakan bahwa estrus
perempuan manusia menjadihal yang unik dari waktu ke waktu, mungkin untuk
lebih menarik para pejantan dalamhubungan jangka panjang. Bertentangan dengan
pandangan tadi, baru-baru inilaboratorium berbasis studi menunjukkan bahwa
perempuan yang paling dekat titiksubur dari siklus mereka (sebelum ovulasi)
lebih menarik bagi pejantan, seperti aroma pada betina akan lebih menarik ketika
siklus estrus

Estrus merupakan merupakan masa subur untuk menghasilkan keturunan bagi


mencit.Siklus Estrus terjadi pada 4 fase yakni:
1. Proestrus,
2. Estrus
3. Metestrus
4. Diestrus
Proestrus dan estrus adalah masa subur untuk menghasilkan keturunan bagi
mencit, sedangkan fase metestrus dan diestrus adalah masa tidak subur
(Partodihardjo, 1980). Maka, pada fase proestrus pada betina maka betina
tersebut siap dikawinkan dan menghasilkan sumbat vagina (vagina plug). Saat
munculnya vagina plug maka hari tersebut merupakan hari ke-0.

Mencit jantan yang kami gunakan dalam percobaan ini hanya 1 ekor untuk satu
kandang yang berisi 2 ekor mencit betina. Mencit jantan yang digunakan harus
mencit yang siap kawin, yang sehat, bulunya bersih, dan pergerakannya lincah
karena stamina menunnjukkan kualitas gennya. Organ reproduksi pada mencit
jantan yakni:
1. Organ kelamin primer (testis) sebagai penghasil sperma dan hormon
kelamin
2. Saluran kelamin berupa vas deferens, uretra.
3. Kelenjar kelamin berupa kelenjar prostat, cowper dan kelenjar vesica
seminalis.
4. Organ kelamin luar berupa penis.

Berdasarkan data terlihat bahwa kebanyakan kelompok tidak menghsilkan embrio


kemungkinan karena sebenarnya belum terjadi perkawinan sudah dipisah ddan
dianggap hari ke-0. Dapat juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal yang menyebabkan tidak menghasilkan embrio.

Faktor internal yang mempengaruhi tidak dihasilkannya embrio yakni:

1. Organ wanita yang tidak dapat menghasilkan sel telur. Wanita yang tidak
dapat menghasilkan sel telur untuk bisa dibuahi oleh sperma disebabkan
karena faktor-faktor tertentu. Kasus ini biasa diistilahkan dengan gagal
matang sel telur (ovum).
2. Gagal bertemunya sel telur dan sperma dalam rahim wanita. Pada kasus
ini wanita dapat menghasilkan sel telur akan tetapi beberapa organ tidak
bisa mendukung untuk proses selanjutnya. Tersumbat atau tidak
lancarnya saluran telur dapat menghambat pertemuan antara sel telur dan
sperma sehingga tidak mengakibatkan terjadinya pembuahan. Saluran
telur ini memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembuahan.
3. Adanya berbagai penyakit pada organ seperti endometriosis, kelainan
lender rahim, kelainan rongga dan mulut rahim, kelebihan dan
kekurangan hormon, tumor, menopause dini, kelainan kelenjar tiroid dan
anatomi bawaan, adesi, keputihan dan lain sebagainya yang menjadi
faktor tidak terjadinya pembuahan.
4. Usia yang sudah senja dapat menjadi faktor ketidaksuburan pada wanita,
umumnya ketidaksuburan wanita terjadi saat berusia 40 – 45 tahun.
5. Masalah berat badan. Wanita yang memiliki berat badan berlebih juga
merupakan salah satu faktor penyebab ketidaksuburan.
6. Ketidaksuburan juga dapat disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh (Anonim, 2014).

Sedangkan faktor eksterrnal yakni:


1. Lingkungan yang ramai menyebabkan stress
2. Pakan yang kurang bergizi

Ada kelompok yang lahir terlebih dahulu sebelum hari ke-18 kemungkinan
disebabkan oleh salah perhitungan hari ke-0 saat sumbat vagina terlihat sehingga
pada saat kelompok tersebut merasa itu hari ke-18 padahal hari tersebut sudah
lebih dari hari ke-18. Dapat juga disebabkan oleh:
1. Antroprometris
Bila postur ibunya kerdil (short stature) dapat mempengaruhi janin di
rahimnya, yaitu tak bisa mengembang dengan sempurna.
2. Masalah Gizi
Semisal kurang gizi atau anemia pada ibu sehingga menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat. Pertumbuhan janin terhambat dalam waktu
lama akan mempengaruhi kelahiran bayi sebelum waktunya
3. Kondisi Servik Uteri
Yaitu leher rahim yang lemah. Misal, setiap bayinya berkembang besar,
servik uteri ibunya ingin membuka terus, sehingga bayi terpaksa lahir.
4. Infeksi
Semisal infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterial. Bakteri ini akan
naik ke atas menyebabkan ketuban mudah pecah. Akibatnya, bayi lahir
cepat. Selain itu, harus diwaspadai juga infeksi TORCH (Toxoplasma,
Others Hepatitis B, HIV/AIDS, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes).
Infeksi TORCH, selain dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan
kelahiran prematur, juga berdampak terhadap tumbuh kembang anak di
kemudian hari.
5. Penyakit
Semisal pre-eklampsia.
6. Persalinan Spontan
Atau disebut spontaneous preterm labor . Persalinan prematur spontan ini
tak dapat diduga sebelumnya, tapi biasanya berhubungan dengan latar
belakang ibunya, yaitu umur ibu (terlalu tua atau terlalu muda), anak
pertama (nuliparitas) atau banyak anak (multiparitas), adanya riwayat
kelahiran prematur atau riwayat abortus, perdarahan pada kehamilan
muda, ketuban pecah dini, kenaikan berat badan ibu selama hamil tak
sesuai, kehamilan ganda, ibu perokok berat, faktor pekerjaan, dan ibu yang
mengalami stres berat.

Parameter yang diukur adalah melihat adanya abnormalitas atau malformasi pada
embrio yaitu panjang kranium, panjang ekor dan panjang ruas-ruas tubuh embrio
yang meliputi panjang metakarpus, panjang metatarsus, dan panjang sternum
dengan menggunakan jangka sorong atau menggunakan milimeter blok. Pada
praktikum ini yang dilihat yakni jumlah embrio, berat embrio dan panjang embrio.
 Parameter Panjang Ruas-ruas Tubuh :

a. Panjang Kranium
b. Panjang sternum
c. Panjang Ekor
d. Panjang Metacarpus
e. Panjang Matatarsus

 Parameter Kelainan/ Malformasi Tubuh


V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yakni:

1. Mencit betina yang siap untuk melakukan perkawinan yang memasuki


fase proestrus.
2. Kesalahan dalam melihat vagina plug menyebabkan kesalahan perhitungn
hari ke-0 nya.
3. Penyebab tidak menghasilkan embrio pada beberapa mencit betina
disebabkan baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.
4. Faktor eksternal yang sangat mempengaruhi yakni fakttor lingkungan yang
ramai menyebabkan stres mencit dan tidak terjadii kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.http://www.doktercewek.com/penyebab-terjadinya-infertilitas-
pada-wanita/. Diakses pada Tanggal 30 November 2014 Pukul 08.45 WIB.

Staf Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. FKH UNSYIAH..Aceh

Staf Pengajar. 2010. Buku Ajar Embriologi. FKH UNSYIAH.Aceh

Partidihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber


Widya.Jakarta
LAMPIRAN
Gambar 1. Embrio mencit dari Kelompok 1B

Anda mungkin juga menyukai