Anda di halaman 1dari 93

HISTOLOGI VETERINER II

Sistem Reproduksi Betina


Dr. Drh. Dwi Kesuma Sari

Program Studi Kedokteran Hewan


FK Unhas
2014

Sasaran Pembelajaran Minggu ke 3


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa
dapat menjelaskan dan membandingkan histologi
organ-organ reproduksi betina dalam tubuh sebagai
dasar ilmu kedokteran hewan.

ORGAN REPRODUKSI BETINA


Ovarium (kiri dan kanan)
Tuba Falopii (Oviduktus/oviduct)
Uterus (umumnya bikornua)
Serviks
Vagina
Vestibulum
Kelenjar Kelenjar Mammary

Sistem Reproduksi Betina


1. Ovarium (alat kelamin primer)
2. Alat penyalur terdiri atas : Tuba fallopii dan fimbrie,
Uterus, Serviks dan Vagina
3. Alat kelamin luar (genitalia eksterna) : Vestibulum,
Labia-vulva dan Klitoris

Sistem Reproduksi Betina


Berperan dalam produksi, transpor ovum,
transpor spermatozoa, pembuahan,
perlekatan ovum yang sudah dibuahi
(conceptus) hingga lahir (partus)

Sapi

Sapi

Kucing

Anjing

Anjing dan Kucing

Kuda

Kuda

OVARIUM

Jumlahnya sepasang
Dalam rongga tubuh yang ditunjang oleh alat penggantung
(mesovarium)
Ukuran serta bentuk ovaria pada hewan muda dengan yang
dewasa menunjukkan perbedaan yang sangat jelas
Kelenjar ganda, yakni : Kelenjar eksokrin karena menghasilkan
ova, dan kelenjar endokrin karena pada periode tertentu
menghasilkan hormon estrogen (folikel the graaf) progesteron
(korpus luteum) dan relaksin (korpus luteum)

Struktur histologi bangun ovaria dewasa berubah-ubah tergantung


pada siklus kelamin, tetapi bangun umum pada mamalia secara garis
besarnya hampir sama, sedangkan pada kuda dan ayam agak
menyimpang. Begitu pula bangun ovaria muda dan dewasa juga
berbeda.

Struktur Histologi
Terbagi 3: kapsula, Korteks dan Medulla

Kapsula
Epithel kecambah (germinal epithelium).
Pada hewan muda bangun epithel kubis atau silindris rendah
Hewan dewasa kubis rendah.
Permukaan dibalut olehepithel kecambah, kecuali daerah hilus ovari
yang dibalut oleh peritoneum.
Pada kuda sebagian besar ovarium dibalut oleh peritoneum, hanya
sebagian kecil disebut ovulation fossa dibalut oleh epithel kecambah
Tunika albuginea, disusun atas jaringan ikat kolagen tanpa serabut
elastis dan retikuler, sedikit mengandung sel, letaknya langsung dibawah
epithel kecambah.

Korteks

Disebut juga Korteks ovarii atau Zona parenchymatosa,


dibagian perifer ovarium langsung dibawah tunika albuginea,
kecuali pada kuda terletak di sebelah bagian dalamnya. Terdapat
stroma kortikalis dan parenkhim yang terdiri dari folikel pada
berbagai stadium.
Stroma kortikalis terdiri atas jaringan ikat yang banyak
mengandung sel bebas serabut elastis (Serabut kolagen dan
retikuler). Sel stroma yang tersebar dan saling mengelompok,
diduga bukan fibroblast melainkan sel khusus disebut sel
interstitial. Sel tersebut mudah berdiferensiasi, prolifrasi dan
menyimpan bahan lemak serta zat warna. Dalam keadaan darurat
mampu berubah menjadi makrofag, ataupun menjadi sel glandula,
misal pada teka interna dan korpus luteum.
Pada hewan betina sel interstitial terlebih dahulu berdifrensiasi dan
baru bersekresi. Stroma ovarii pada kuda sering mengandung sel
berpigmen, tetapi semakin tua hewan semakin sedikit selnya.
Pada stroma kortikalis, pada hewan multipara (anjing, kucing dan
babi) follikel sering mengelompok, tetapi pada unipara (kuda, sapi
dan kerbau) tersebar secara merata.

Kuda

Folikel primordial

Folikel primordial
Pada hewan yang baru lahir folikel seluruhnya adalah folikel premordial. Folikel yang belum memasuki
siklus pada hewan dewasa sering disebut folikel premordial juga, untuk membedakan dengan folikel
primer yang telah memasuki siklus. Folikel ini terdiri dari sel telur (oogonium) membran basal yang cukup
tipis dan sel folikel (sel granulosa) berbentuk pipih selapis. Membran basal merupakan batas antara
folikel dengan stroma kortikalis. Diameter oogonium 30-50 m, inti besar, aparatus golgi, mitokhondria dan
endoplasmik retikulum yang jelas.

Folikel primer

Folikel primer
Folikel ini telah memasuki siklus, dan dibawah pengaruh hormon FSH dari hiphofisa terjadi
proses pertumbuhan. Pembesaran diameter dari seluruh komponen folikel disebabkan oleh
perubahan pada : Sel telur yang membesar karena intinya sedikit membesar akibat kromatin
bertambah, sitoplasma khususnya kuning telur (para plasma) bertambah secara bertahap sel
telur yang sedang berkembang ini disebut oosit primer.
Sel-sel follikel turut berkembang yang tadinya berbentuk pipih selapis, berubah menjadi
kubis sebaris.
Membran basal masih tetap tipis.

Folikel sekunder

Folikel Sekunder
Periode ini disebut Growing follicle dibedakan tiga stadium, yakni : per
Mulaan, pertengahan, akhir

1.Stadium permulaan
Oosit primer terus berkembang, sel folikel mulai berkembang biak
sehingga tampak dua lapis. Di luar selaput vitelin mulai terjadi
zona pelusida yang dihasilkan oleh sel folikel. Di sebelah dalam
selaput vitelin kuning telur bertambah banyak, membran basal
sedikit menebal. Penambahan diameter keseluruhan follikel,
demikian juga oosit primer.
2.Stadium pertengahan
Perkembangan oosit primer terus berjalan, dengan bertambahnya
kuning telur posisi inti yang sentris mulai bergeser agak ke
tepi. Zona pelusida agak menebal dan sel folikel berlapis
mencapai tiga sampai enam lapis. Membran basal agak menebal.
3.Stadium akhir
Perkembangan oosit primer berakhir, zona pelusida tebal. Sel
follkel yang ada ditengah mulai tampak tanda degenerasi yang
berakhir dengan hancur (lisis) sehingga terbentuk rongga sebagai
permulaan dari antrum folikuli.

Folikel Tersier

Terbagi atas 3 tahap: permulaan, pertengahan, akhir (Follikel de Graaf)

Folikel de Graaf

Setelah ovulasi

Korpus Luteum
Korpus luteum (Yellow body) mulai terbentuk setelah folikel
mengalami ovulasi, pembentukan ini berlangsung terus sampai
sempurna, apabila terjadi kebuntingan (korpus luteum
gravidiatatum).
Lutein terdapat pada korpus luteum kuda, sapi, karnivora dan
manusia.
Pada domba, kambing dan babi pigmen lutein tidak ada sehingga
warna korpus luteum jadi putih kelabu.
Korpus luteum tergolong kelenjar endokrin dan menghasilkan
hormon progesteron yang berfungsi memelihara kelangsungan
kebuntingan.

Corpora albicans

Apabila tidak terjadi pembuahan pembentukan korpus luteum terhenti,


sehingga terjadi korpus albikans atau korpus fibrosum, Korpus luteum
periodikum albikans adalah bentuk degenerasi dari korpus luteum yang
fungsional. Letaknya lebih dalam dan ukurannya besar, sehingga hilangnya
lambat.

Atretik folikel

Follikel atretis (Korpora atretika)


Selama folikel primordial berkembang menjadi folikel de graaf banyak mengalami
kematian. Kematian folikel pada berbagai stadia dimulai dengan degenerasi pada oosit
yang disusul dengan sel granulosa. Sebaliknya sel teka ber frolifrasi menyerap sisa
folikel dan selanjutnya mengisinya. Proses atresia berbeda untuk tiap jenis hewan.
Secara mikroskopis tampak adanya masa sel yang mengandung lemak diantara folikel
pada stroma ovari. Kasus atresia pada stadium muda lebih mudah lenyap dari pada
stadium lanjut yang biasa memakan waktu agak lama. Ovulasi adalah: Peristiwa
pecahnya folikel de graaf dan terlemparnya ovum dari ovarium. Oosit sekunder yang
terlempar keluar selanjutnya ditangkap oleh fimbriae dari tuba falopii, kemudian
menuju uterus.

Medula Ovari
Sering disebut : Zona vaskulosa, karena banyak mengandung
pembuluh darah.
Stroma ovari di daerah medula berubah menjadi jaringan ikat fibroelastis yang banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe
dan saraf, terdapat pula otot polos yang berhubungan dengan
muskulator dari ligamentum suspensorium.
Adanya sel interstitial pada kucing dan rodensia diduga
menghasilkan hormon ovarium.
Didaerah pertautan mesobarium dilaporkan adanya sel yang mirip
dengan sel interstitial hewan jantan yang disebut : Sel hilus yang
menghasilkan androgen.
Pada karnivora dan ruminansia dekat mesovarium sering terlihat sisa dari
rete ovari, sisa mesonefros yakni efooforon dan parooforon. Sisa mesonefros
tersebut berbentuk saluran berliku-liku dengan ujung yang buntu. Epithelnya
pipih selapis, pada epooforon silindris bersilia keduanya kadang membentuk
kista.

Alat Penyalur
Tuba Uterina (Salping, tuba falopii, oviduktus)
Pada mammalia terdapat sepasang yang berfungsi sebagai :
Menangkap oosit sekunder yang diovulasikan (oleh fimbriae),
memberi lingkungan yang baik untuk pembuahan dan
menyalurkan oosit sekunder atau embrio menuju uterus.
Secara morfologis dibagi menjadi : Infundibulum dan
fimbriae, ampulla dan istmus. Bangun umum ketiga
daerahnya hampir sama hanya berbeda dalam struktur selaput
lendirnya serta ketebalan lapisan otot.

Oviduct: infundibulum

ampula

isthmus

UTERUS
Bentuk uterus pada berbagai hewan piara tidak sama, hal ini berhubungan
dengan perkembangan embriologi. Perbedaannya terletak pada derajat
penyatuan bagian kaudal buluh Muller. Secara umum uterus dibagi dalam 4
bagian yaitu :
Uterus simplex : uterus hanya satu, ditemukan pada primata (bangsa
kera) termasuk manusia.
Uterus dupleks (uterus bipartius) : tipe ini memiliki dua uterus yang
terpisah, sehingga memiliki dua serviks yang masing-masing bermuara
kedalam uterus. Tipe ini terdapat pada rodentia seperti : kelinci dan
marmut.
Uterus Bipartius : mempunyai dua buah kornu yang panjang, yang
bersatu di daerah istmus dekat servik, kemudian bermuara pada vagina
tunggal. Tipe ini terdapat pada : karnivora dan babi.
Uterus Bikornis : Kornua uteri yang tidak begitu panjang, karena
penyatuan korpus uteri berlangsung agak jauh dari servik. Servik
hanya sebuah dan bermuara kedalam vagina. Tipe ini terdapat pada : kuda
dan ruminansia.

Struktur Histologis:
Endometrium, myometrium, caruncula

Endometrium

Istilah yang diberikan untuk mukosa dan submukosa, karena


muskularis mukosa memang tidak ada. Lamina epithelialis terdiri
atas epitel silindris sebaris, pada babi dan ruminansia sering
tampak adanya bentuk epithel silindris banyak baris.
Lamina propria terdiri atas jaringan ikat yang hanya mengandung
sel disebut Stratum selulare, dibawahnya terdapat lapis jaringan ikat
longgar dengan sedikit sel disebut : Zona spongiosa. Pada waktu
birahi (estrus) zona spongiosa mengandung banyak cairan
sehingga menggembung (edematus), sebaliknya setelah estrus
pada ruminansia besar dan anjing sering terjadi perdarahan kecil
dan berakhir pada diestrus.

Myometrium
Sebagai pengganti istilah tunika muskularis mukosa

Terdiri atas otot polos yang tersusun secara melingkar sebelah dalam
dan memanjang sebelah luar. Diantaranya terdapat stratum vaskulare.
Pada uterus yang pernah bunting stratum vaskulare ini memiliki
pembuluh darah yang besar, lebih jelas dari uterus dara.
Perimetrium (serosa), lapis luar merupakan kelanjutan dari peritoneum
(serosa) hanya saja sub serosa relatip tebal dan mengandung otot
polos membentuk alat penggantung uterus (ligamentum lata uteri).

Karunkula (carunculae)

Merupakan penonjolan endometrium


Bebas kelenjar dan banyak mengandung sel jaringan ikat dan
pembuluh darah.
Dengan pewarnaan HE daerah ini kuat mengambil zat warna
sehingga tampak jelas.
Pada uterus yang tidak bunting karunkula ini kecil, tapi pada yang
bunting sangat membesar, bahkan pada sapi dapat sebesar
ketan, jumlahnya tidak tentu, berkisar antara 60-120 buah. Pada
uterus bunting khorion melekat bahkan membenamkan vili
kedalamnya.

Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan sedikit sel jadi
jelas dapat dibedakan dengan tunika propria. Sebagian besar
kelenjar dari uterus (glandula uterina) terdapat dalam submukosa
khsusnya ujung kelenjar, sebagian alat penyalurnya terdapat pada
tunika propria. Bangun kelenjarnya adalah tubulus sederhana
dengan ujung kelenjar menggulung, keadaan kelenjar sangat
dipengaruhi oleh siklus kelamin.

Plasenta

Servik

Merupakan pintu gerbang antara uterus dan vagina.


Bangun umum hampir mirip dengan uterus, selaput lendirnya
(sesuai dengan peranannya) membentuk lipatan primer, sekunder
dan tersier.
Epithelnya silindris sebaris, tetapi bersifat sekretoris
menghasilkan lendir. Beberapa sel tampak memiliki silia.
Tunika propria terdiri atas jaringan ikat longgar, dan pada waktu
estrus bersifat odematus, pada submukosa terdapat kelenjar
(anjing dan kambing), bersifat tubulus dan mukus.
Tunika muskularis yang sirkuler tebal, bahkan berlapis-lapis
dibatasi oleh jaringan ikat, lapis lungitudinal bersatu dengan
vagina.
Serosa merupakan kelanjutan dari uterus mengandung lebih
sedikit sel otot polos tapi lebih banyak mengandung ujung saraf
perifer.

Fungsi : servik uteri tertutup rapat pada waktu hewan bunting,


disertai dengan lendir berwarna kuning yang mengental (mucusplug).
Servik terbuka pada waktu partus atau sedang birahi.

Servik

Kuda

Sapi

Babi

Batas Uterus Servik dan Vagina

Vagina
Vagina berbentuk buluh terbuka, dibagian kranial
berbatasan dengan servik uteri dan dibagian kaudal
adalah vestibulum vulva. Sebagian kecil (kranial)
vagina terdapat dalam rongga perut yang dibalut oleh
serosa, dan sisi selebihnya terdapat dalam ruang
pelvis dibalut oleh adentitia.
Sebagaimana pada saluran kelamin yang lain, vagina
pun mengikuti perubahan sesuai dengan siklus
kelamin. Perubahan mana tampak jelas pada epithel
vagina yang penting untuk identifikasi siklus kelamin
khususnya pada rodensia dan karnivora.
Fungsi vagina adalah : pada waktu kopulasi menerima penis serta
pancaran air mani setelah ejakulasi berlangsung.

Alat Kelamin Luar:


1. Vestibulum
2. Labia
3. Klitoris

Kelenjar Mammae
Kelenjar mammae adalah kelenjar eksokrin dimana sekresi
eksternal dari alveoli dialirkan melalui sistem pembuluh ke puting
yang dapat dihisap oleh anak. Kelenjar mammae adalah
perkembangan dari kelenjar keringat
Berdasarkan Lokasi :
1. Inguinal : Sapi, Domba, Kambing, Kerbau, Kuda
2. Pectoralis : Gajah & Primata
3. Abdomen : Babi, Anjing, Kucing
Terdiri dari:
1. Jar. Sekresi/Parenkhima: Sel Epitel Sekresi (ALVEOLI)
2. Jar. Pengikat (STROMA)

Mammary Gland (25x) - Slide 92: Feline Inactive Mammary Gland

Key
1. Skin
2. Lobule
3. Glands
4. Interlobular connective
tissue
5. Adipose tissue

Mammary Gland (40x) - Slide 91: Inactive Mammary Gland

Key
1. Lobule
2. Interlobular duct*
3. Intralobular duct
4. Intralobular connective tissue
5. Interlobular connective tissue
*Duct lined by bistratified cuboidal
epithelium

Mammary Gland (250x) - Slide 91: Inactive Mammary Gland

Key
1. Lumen
2. Bistratified cuboidal
epithelium
3. Lamina propria
4. Interlobular connective tissue

Ovary (10x) - Slide 85: Feline Ovary

Key
1. Cortex
2. Medulla
3. Tertiary (Graafian) follicles
4. Developing follicles

Key
1. Oocytic cytoplasm
2. Zona pellucida
3. Corona radiata
4. Multilayered follicular cells

Key
1. Tunica albuginea
2. Primordial follicles in ovarian
cortex
3. Tertiary follicle
Je3a. Oocyte
Je3b. Corona radiata
Je3c. Antrum
Je3d. Cumulus oophorus
Je3e. Membrana granulosa
Je3f. Theca interna
Je3g. Theca externa

Key
1. Corpus luteum
2. Connective tissue septum

Key
1. Corpus luteum
2. Interstitial cells

Ovary (25x) - Slide 84: Canine Corpus Luteum


Key
1. Granulosa lutein cells
2. Theca lutein cells

Oviduct (40x) - Slide 87: Mammalian Oviduct

Key
1. Lumen
2. Mucosal folds
3. Muscularis
4. Serosa

Uterus (40x) - Slide 88: Anestrus Uterus


Key
1. Lumen
2. Endometrium lined by
cuboidal
Jeepithelium
3. Lamina propria
4. Endometrial glands
5. Myometrium
6. Serosa

Uterus (40x) - Slide 88: Anestrus Uterus


Key
1. Lumen
2. Endometrium lined by
cuboidal
Jeepithelium
3. Endometrial glands
4. Lamina Propria

Uterus (25x) - Slide 89: Uterus in Estrus

Key
1. Lumen
2. Endometrium lined by cuboidal
Je epithelium
3. Endometrial glands within the
lamina
Je propria
4. Myometrium, circular section
5. Stratum vasculare
6. Myometrium, longitudinal section

Sistem Reproduksi Ayam/Unggas

fimbriae

infundibulum

magnum

isthmus

Shell gland

Kelenjar Mammae

Anda mungkin juga menyukai