Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian menstruasi

Menstruasi adalah perubahan fisiologis pada wanita yang terjadi


secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini
penting dalam hal reproduksi, biasanya terjadi dalam setiap bulan antara remaja sampai
menopouse (Joseph, 2010). Menstrurasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan
dengan psikologis-panca indra, korteks cerebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan
endrogen (uterus- indometrium dan alat seks sekunder) (Manuaba, 2008).

Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai. Pada masa ini tingkat
kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas sudah siap untuk
dibuahi dan memiliki keturunan. Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding
rahim luruh dan keluar dalam bentuk darah menstruasi.Dalam keadaan normal, masa
reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada
siklus menstruasi (Misaroh, 2009). Menstruasi adalah perubahan secara fisiologis pada wanita
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi. Periode ini penting dalam hal
reproduksi, biasanya terjadi setiap bulan antara remaja sampai menopose (Nugroho, 2010).

Menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari
dinding rahim perempuan secara periodik (Wulandari, 2011). Menstruasi merupakan bagian
dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan.
Menstruasi adalah proses alami yang datang secara berulang setiap bulan pada wanita dari masa
pubertas hingga menjelang menopause. Kedatangan menstruasi secara berulang setiap
bulannya disebut siklus menstruasi, normalnya siklus menstruasi adalah 28 hari. Namun,
ada beberapa wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur.

2. Fisiologi menstruasi

Siklus menstruasi yang beragam selain dipengaruhi faktor fisik dan kejiwaan, dipengaruhi
juga oleh hormone yang diproduksi tubuh wanita seperti Luteinizing Hormone (LH),
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen. Menstruasi merupakan proses biologis yang
terkait dengan pencapaian kematangan seks, kesuburan, ketidakhamilan, normalitas, kesehatan
tubuh, dan bahkan pembaharuan tubuh itu sendiri. Menstruasi merupakan salah satu ciri
kedewasaan perempuan. Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun tapi
1
tidak menutup kemungkinan juga menstruasi dialami perempuan lebih lambat yaitu 13-15
tahun.

Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon Luteinizing Hormon (LH) dan


Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis,
mencetuskan ovulasi dan menstimulasi ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar
payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya pembuahan (Sinaga et
al.,2017). Menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu fase folikuler (sebelum telur
dilepaskan), fase ovulasi (pelepasan telur) dan fase luteal (setelah sel telur
dilepaskan). Menstruasi sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang
memengaruhi ovulasi, jika proses ovulasi teratur maka siklus menstruasi akan
teratur.

Fase-fase yang terjadi selama siklus menstruasi:

a. Fase folikuler yang dimulai pada hari pertama periode menstruasi.

Berikut ini hal-hal yang terjadi selama fase folikuler:

 Follicle stimulating hormone (FSH) , hormon perangsang folikel) dan


luteinizing hormone (LH) dilepaskan oleh otak menuju ke ovarium untuk
merangsang perkembangan sekitar 15-20 sel telur di dalam ovarium.
Telur-telur itu berada di dalam kantungnya masing-masing yang
disebutfolikel.

 Hormon FSH dan LH juga memicu peningkatan produksi estrogen.

 Peningkatan level estrogen menghentikan produksi FSH. Keseimbangan


hormon ini membuat tubuh bisa membatasi jumlah folikel yang matang.

 Saat fase folikuler berkembang, satu buah folikel di dalam salah satu
ovarim menjadi dominan dan terus matang. Folikel dominan ini menekan
seluruh folikel lain kelompoknya sehingga yang lain berhenti tumbuh dan
mati. Folikel dominan akan terus memproduksi estrogen Fase ovulasi
biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah fase folikuler. Fase ini
adalah titik tengah dari siklus menstruasi, dengan periode menstruasi
berikutnya akan dimulai sekitar 2 minggu kemudian.

2
Peristiwa di bawah initerjadi di fase ovulasi:

 Peningkatan estrogen dari folikel dominan memicu lonjakan jumlah LH yang


diproduksi oleh otak sehingga memyebabkan folikel dominan melepaskan sel
telur dari dalam ovarium.

 Sel telur dilepaskan (proses ini disebut sebagai ovulasi) dan ditangkap oleh
ujung-ujung tuba fallopi yang mirip dengan tangan (fimbria). Fimbria
kemudian menyapu telur masuk ke dalam tuba fallopi. Sel telur akan melewati
tuba Fallopi selama 2-3 hari setelah ovulasi.

 Selama tahap ini terjadi pula peningkatan jumlah dan kekentalan lendir serviks.
Jika seorang wanita melakukan hubungan intim pada masa ini, lendir yang
kental akan menangkap sperma pria, memeliharanya, dan membantunya
bergerak ke atas menuju sel telur untuk melakukan fertilisasi.
c. Fase luteal dimulai tepat setelah ovulasi dan melibatkan proses-proses di
bawah ini:
1) Setelah sel telur dilepaskan, folikel yang kosong berkembang menjadi struktur
baru yang disebut dengan corpus luteum.
2) Corpus luteum mengeluarkan hormon progesteron. Hormon inilah yang
mempersiapkan uterus agar siap ditempati oleh embrio.
3) Jika sperma telah memfertilisasi sel telur (proses pembuahan), telur yang telah
dibuahi (embrio) akan melewati tuba fallopi kemudian turun ke uterus untuk
melakukan proses implantasi. Pada tahap ini, si wanita sudah dianggap hamil Jika
pembuahan tidak terjadi, sel telur akan melewati uterus, mengering, dan
meninggalkan tubuh sekitar 2 minggu kemudian melalui vagina. Oleh karena
dinding uterus tidak dibutuhkan untuk menopang kehamilan, maka lapisannya
rusak dan luruh. Darah dan jaringan dari dinding uterus pun (endometrium)
bergabung untuk memebentuk aliran menstruasi yang umumnya berlangsung
selama 4-7 hari (Sinaga et al., 2017).
Selama menstruasi, arteri yang memasok dinding uterus mengerut dan
kapilernya melemah. Darah mengalir dari pembuluh yang rusak, melepaskan
lapisan-lapisan dinding uterus. Pelepasan bagian-bagian ini tidak semuanya
sekaligus, tapi secara acak. Lendir endometrium dan darah turun dari uterus
berupa cairan (Sinaga et al., 2017).

3
Hormon-hormon yang memengaruhi siklus menstruasi
Ada empat hormon yang menegendalikan siklus menstruasi yakni estrogen,
progesteron, FSH, dan SH. Berikut adalah penjelasan masing-masing hormon
tersebut:
a. Estrogen adalah hormon yang secara terus menerus meningkat sepanjang dua
minggu pertama siklus menstruasi. Estrogen mendorong penebalan dinding
rahim atau endometrium. Estrogen juga menyebabkan perubahan sifat dan
jumlah lendir serviks.
b. Progensteron adalah hormon yang diproduksi selama pertengahan akhir siklus
menstruasi. Progesteron menyiapkan uterus sehingga memungkinkan telur
yang telah dibuahi untuk melekat dan berkembang. Jika kehamilan tidak
terjadi, level progesteron akan turun dan uterus akan meluruhkan dindingnya,
menyebabkan terjadinya pendarahan menstruasi. Follicle stimulating hormone (FSH) terutama
berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan folikel ovarium, sebuah kista kecil di dalam ovarium yang
mencengkram sel telur.
d. Luteinizing hormone (LH) adalah hormon yang dilepaskan oleh otak dan
bertanggung jawab atas pelepasan sel telur dari ovarium, atau ovulasi. Ovulasi
biasanya terjadi sekitar 36 jam setelah peningkatan LH. Alat prediksi-ovulasi
mengetes peningkatan level LH (Sinaga et al., 2017).

Ketidaknyamanan menstruasi

Pre-menstrual syndrome
Pre menstrual syndrome adalah sekumpulan gejala yang muncul
akibat terjadinya perubahan hormone dalam tubuh perempuan
menjelang menstruasi. Pada masa ini perempuan biasanya
menunjukkan beberapa tanda dan gejalanya seperti : rasa sesitif yang
berlebihan,pusing dan depresi.
Beberapa teori menyebutkan PMS biasanya terjadi karena ketidak
seimbangan antara hormone estrogen dan prgesteron. Sedangkan eori lainnya mengatakan
bahwa jumlah hormone estrogenyang
berlebihan juga bias menimbulkan PMS. PMS biasanya lebih mudah

4
terjadi pada erempuan yang ebbih peka terhadap perubahan
hormonal dalam siklus mentruasi atau haid

18
teori lainnya mengatakan bahwa jumlah hormone estrogenyang
berlebihan juga bias menimbulkan PMS. PMS biasanya lebih mudah
terjadi pada erempuan yang ebbih peka terhadap perubahan
hormonal dalam siklus mentruasi atau haid.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya PMS,antara lain sebagai berikut :
1) Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah
melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami
kehamilan dengan komplikasi seperti toksima)
2) Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak
mengalami PMS dibandingkan yang belum)
3) Usia (PMS semakin sering dan menganggu dengan
bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun)
4) Stress (faktor stress sangat memperberat gangguan PMS)
5) Diet ( faktor kebiasaan makan seperti gula,garam,kopi,the dan
coklat)
6) Kekurangan zat-zat gizi, seperti kekurangan Vitamin B (
terutama vitamin B6), vitamin E, vitamin C, Magnesium, Zat
besi, Seng dangan asam lemak linoeat. Kebiasaan merokok dan
minum alcohol juga dapat memperberat gejala PMS
7) Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik dapat
menyebabkan semakin beratnya PMS).
b. Kram atau nyeri perut
Gangguan fisik yang berupa nyeri atau kram perut ini dapat disebut
juga dengan istilah dysmenorrhea. Gangguan ini biasanya mulai
terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan menstruasi dan
dapat terasa selama 24-36 jam. Kram perut dapat dirasakan pada
bagian daerah perut bagian bawah menjalar hingga kepunggung atau
kepemukaan dalam paha. Pada kasus dismenorreha berat kram dapat
disertai dengan diare dan muntah.

5
Dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluhan kram yang menyakitkan dan
umumnya muncul saat sedang haid atau menstruasi. Dismenore merupakan salah satu masalah terkait haid
yang paling umum dikeluhkan.

Wanita yang mengalami dismenore primer memiliki kontraksi rahim yang tidak normal. Hal tersebut
akibat ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh. Misalnya, zat kimia prostaglandin yang mengontrol
kontraksi rahim.

Lemah dan lesu Salah satu penyebab badan lemas saat menstruasi adalah hormon. Ya,
hormon estrogen dan progesteron berada pada level terendah saat menstruasi. Hal ini dapat
menyebabkan berbagai keluhan, seperti mood swing, nyeri perut, pusing, mual, serta mudah
lelah.

- Migrain saat menstruasi sebenarnya adalah hal yang cukup umum, apalagi jika memang sebelumnya
telah memiliki riwayat penyakit ini. Seperti namanya, migrain saat menstruasi atau menstrual migrain
adalah sakit kepala sebelah yang dialami sebelum atau selama periode menstruasi. Keluhan ini dapat
berangsur menghilang seiring dengan selesainya menstruasi, atau bisa juga berlanjut, tergantung masing-
masing orang.

Beberapa cara berikut bisa dilakukan untuk mengurangi gejala migrain saat menstruasi:

 Jangan terlalu lelah, batasi aktivitas fisik yang berat selama periode menstruasi.
 Istirahat yang cukup dan atur waktu tidur yang teratur selama 7-8 jam setiap malamnya.
 Makan makanan sehat dan bergizi seimbang.
 Batasi konsumsi garam.
 Kurangi stres.
 Hindari konsumsi kafein, alkohol, dan rokok.
 Olahraga secara rutin

Perkembangan fisik remaja

Kemenkes merumuskan remaja sebagai suatu periode kehidupan manusia yang mana terjadi pertumbuhan
dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat. Ia memiliki ciri khas berupa rasa ingin
tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko dari perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan
matang, dan menyukai hal-hal berbau petualangan.

6
Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada di
rentang usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja
didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang usia 12-21
tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa. Oleh sebab itu, pola pikir akan
berubah dan berproses menuju dewasa.

Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya, remaja
merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa.
Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun.

Masa perkembangan manusia yang paling menonjol dan cukup krusial adalah masa remaja. Di masa
remaja, manusia beralih dari masa anak-anak menuju dewasa. Beragam perubahan tubuh pun mulai
terlihat. Misalnya pada perempuan mulai tumbuh payudara, menstruasi, bulu di ketiak dan vagina, pinggul
melebar, dan perubahan tubuh lainnya. Sedangkan, pada laki-laki mulai tumbuh jakun, bulu di ketiak dan
penis, suara memberat, dan perubahan fisik lainnya.

Tidak hanya perubahan fisik, cara berpikir pun ikut berubah. Mereka akan mulai mencoba-coba sesuatu
yang terlihat menarik. Dan kerap kali tidak memikirkan konsekuensi yang akan diterima dari perbuatan
yang dilakukan. Misalnya mencoba rokok, obat-obatan terlarang, seks yang tidak aman, dan lain
sebagainya.

Oleh sebab itu, remaja membutuhkan pendampingan dalam masa pertumbuhannya. Mereka harus
memahami pergaulan sehat, edukasi soal seksualitas, dan lain sebagainya. Berikut akan dibahas mengenai
pengertian remaja sampai karakteristik yang dimiliki remaja.

Pubertas adalah fase pertumbuhan di mana akhirnya anak mengalami ataupun mencapai kematangan
reproduksinya. Pada masa pubertas, sistem tubuh lain juga matang selama periode ini.

Di masa pubertas ini, otak juga akan mengalami perkembangan yang cepat. Pembentukan identitas pun
akan terjadi sehingga banyak perubahan emosional baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Menyesuaikan diri dengan pubertas bisa jadi sulit bagi orang tua dan remaja. Semestinya, dengan
komunikasi yang baik dan dukungan dari keluarga dan teman, anak remaja dapat menjalani masa
pubertasnya dengan baik.
7
Monks, dkk (1999) membagi masa remaja menjadi empat bagian, yaitu (1)
masa praremaja atau prapubertas (10-12 tahun), (2) masa remaja awal atau pubertas
(12-15 tahun), (3) masa remaja tengah (15-18 tahun), (4) masa remaja akhir (18-21
tahun). Pada masa remaja terjadi perubahan fisik, psikis dan sosial yang pesat dan
berbeda dari yang sebelumnya sehingga dimungkinkan remaja mengalami masa krisis
yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang, (Dariyo,
2007). Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik termasuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi (organ seksual) menuju kematangan. Perubahan ini dapat dilihat dari tanda-randa seks primer
dan seks sekunder.

Tanda-tanda seks primer, yakni berhubungan langsung dengan organ seks seperti haid dan mimpi basah.
Sementara tanda-tanda seks sekunder, pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun,
penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, badan berotot, tumbuhnya kumis,
cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.

Pada remaja putri ditandai dengan payudara membesar, pinggul melebar, dan tumbuhnya rambut di ketiak
dan sekitar kemaluan.

Perubahan fisik juga dapat dilihat dari perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja lebih sensitif seperti
mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa. Kemudian secara intelegensia, remaja mampu berpikir
abstrak, dan senang memberikan kritik.

Namun di antara itu semua yang penting diperhatikan adalah keingintahuan anak remaja terhadap hal yang
baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba termasuk perilaku seks pranikah.

Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks sangatlah rawan karena dapat
mengakibatkan dampak buruk yang merugikan masa depan, terutama remaja perempuan.

Akibatnya bagi remaja akan menambah risiko tertular penyakit menular seksual seperti, gonore, sifilis,
herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, dan HIV/AIDS. Remaja perempuan terancam
kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi,
anemia, kemandulan, dan kematian karena pendarahan atau keracunan kehamilan.

Tanda Pubertas pada Perempuan

Pada remaja perempuan, pubertas akan menyebabkan berbagai macam perubahan pada tubuh, seperti:

8
Payudara mulai tumbuh

Hal pertama yang umumnya dijadikan tanda bahwa remaja perempuan sudah memasuki masa pubertas
adalah payudara yang mulai tumbuh, diawali dari area sekitar puting. Ini biasanya terjadi pada saat anak
perempuan memasuki usia 8–13 tahun. Pada remaja perempuan yang baru pubertas, bentuk payudara yang
berubah mungkin bisa berbeda antara payudara yang satu dan yang lainnya, tergantung sisi mana yang
lebih dulu tumbuh. Selain terlihat besar sebelah, payudara juga akan terasa sakit atau nyeri, terutama saat
disentuh. Rasa nyeri ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.

Tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak

Sekitar 15 persen remaja perempuan mengalami perubahan ini lebih dulu sebelum payudara mulai
tumbuh. Tumbuhnya bulu halus di area kemaluan dan ketiak terkadang membuat remaja perempuan malu,
sehingga para orang tua harus mengedukasi remaja perempuannya bahwa ini merupakan bagian dari
pubertas, dan setiap remaja perempuan akan mengalaminya.

Menstruasi

Tanda pubertas pada remaja perempuan selanjutnya adalah menstruasi. Kebanyakan remaja perempuan
akan mendapatkan menstruasi pertamanya ketika usianya menginjak 12–13 tahun, diawali dengan
munculnya bercak darah dari vagina yang biasa terlihat melalui noda di celana dalam. Namun, menstruasi
pertama setiap perempuan bisa berbeda, ada yang sudah mulai menstruasi sejak berusia 9 tahun, ada pula
yang baru menstruasi ketika usianya 16 tahun. Biasanya tanda pubertas ini terjadi dalam waktu kurang
lebih 2 atau 2,5 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Remaja perempuan yang mengalami menstruasi
untuk pertama kali mungkin akan merasa takut dan panik. Oleh karena itu, orang tua perlu menenangkan
anaknya yang menstruasi untuk pertama kali dan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah normal.

Tanda Pubertas pada Laki-laki

Pada remaja laki-laki, pubertas juga membawa perubahan pada tubuh, seperti:

Ukuran testikel dan penis yang membesar

Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan bertambahnya ukuran testis dan penis. Namun, tidak ada
patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini muncul, tapi diperkirakan dapat terjadi sejak usia 9−18
tahun. Mengenai perubahan ini, orang tua harus mengedukasi anak laki-lakinya bahwa setiap laki-laki bisa
mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, ada yang muncul lebih cepat dan ada yang sedikit

9
terlambat. Oleh karena itu, anak tidak perlu memusingkan atau membandingkan ukuran penisnya dengan
penis orang lain. Selain itu, adanya sedikit perbedaan ukuran antara testis satu dengan yang lainnya juga
tak perlu dikhawatirkan karena hal ini normal. Meski demikian, tetap sarankan kepada anak laki-laki Anda
yang memasuki masa pubertas untuk memeriksa kondisi penis dan testisnya secara teratur ketika mandi.
Jika ada benjolan saat diraba, ada perubahan warna, atau terasa nyeri, jangan malu untuk memeriksanya ke
dokter.

Mengalami mimpi basah

Selama pubertas, remaja laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi yang terjadi saat
sedang tidur. Mimpi basah dapat terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon testosteron dalam
tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi basah akan berkurang.

Tumbuh rambut pada daerah kemaluan dan ketiak

Seperti juga remaja perempuan, remaja laki-laki akan mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di
sekitar kemaluan dan ketiak.

Suara menjadi lebih berat

Pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat suara remaja laki-laki
terdengar lebih berat. Kondisi ini sering dikenal sebagai pecahnya suara laki-laki. Hal ini normal terjadi
karena tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring yang baru. Suara pecah ini akan terjadi selama
beberapa bulan, dan biasanya terjadi pada rentan usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus
berkembang hingga sempurna dan biasanya menetap pada usia 17 tahun. Setelah memasuki masa pubertas,
remaja perempuan sudah bisa hamil pada masa subur dan remaja laki-laki sudah mampu membuahi. Pada
masa-masa ini pula, seorang remaja akan mengalami peningkatan hormon seksual sebagai perkembangan
alami tubuh. Penting bagi remaja dan orang tua untuk mengenali tanda-tanda pubertas. Kemudian, khusus
bagi orang tua, berikanlah pendidikan seks yang tepat pada anak remajanya agar terhindar dari bahaya
pergaulan bebas. Jika anak remaja Bunda dan Ayah tampak khawatir dengan pubertas yang dialaminya,
atau Bunda dan Ayah masih memiliki pertanyaan tentang pubertas, silakan berkonsultasi dengan dokter.

Pubertas anak, baik laki-laki dan perempuan, dinilai dengan menggunakan skala Tanner.

Nah, skala ini membantu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan atau kematangan anak
menuju ke dewasa.

10
Berikut ini tahap pubertas laki-laki berdasarkan skala Tanner:

1. Tanner Tahap 1

Tanner tahap 1 biasanya dimulai setelah ulang tahun usia 9-10 tahun. Pada tahapan ini sebenarnya belum
ada perbedaan fisik yang tampak pada anak laki-laki.

Tahap pertama pubertas pada laki-laki dimulai dengan otak yang mengirimkan sinyal pada tubuh untuk
mempersiapkan perubahan.

Bagian otak hipotalamus mulai melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GnRH). GnRH ini nantinya
akan ke kelenjar pituitari. Kelenjar ini merupakan bagian otak yang mengontrol kerja kelenjar seluruh
tubuh.

Ciri-ciri pubertas laki-laki pada fase ini, yakni testis dan kulit di sekitar buah zakar yang mulai
membesar, serta mulai munculnya rambut halus di sekitar penis.

Tanner Tahap 3

Pada Tanner tahap 3 perubahan fisik mulai terlihat. Biasanya terjadi di usia 13 tahun.

Perubahan fisik yang dapat ditunjukkan meliputi:

 Ukuran penis yang memanjang, disertai dengan ukuran testis yang membesar
 Jaringan payudara pada anak laki-laki mulai membesar sedikit
 Mulai mimpi basah
 Terjadi perubahan suara
 Otot tubuh mulai membesar
 Tinggi tubuh yang bertambah

4. Tanner Tahap 4

Pada tahap pubertas ini, perubahan fisik laki-laki hampir sempurna sepenuhnya.

Perubahan fisik yang paling menonjol, di antaranya:

 Munculnya rambut halus di ketiak


 Suara berat sudah permanen
 Mulai timbul jerawat
11
 Ukuran testis, penis, dan skrotum makin membesar

Artikel Lainnya: Pubertas Dini pada Anak, Penyebab dan Efeknya

5. Tanner Tahap 5

Tanner tahap 5 adalah tahapan terakhir dari penilaian kematangan fisik anak. Pada tahapan ini, umumnya
anak laki-laki berusia 15 tahun.

Perubahan yang terjadi meliputi:

 Ukuran penis, testis, dan skrotum yang sudah mencapai ukuran dewasa
 Rambut di sekitar kemaluan sudah menyebar hingga ke area lipat paha
 Rambut di wajah mulai tumbuh
 Pertumbuhan tinggi mulai melambat, namun otot tetap bertumbuh. Pertumbuhan tinggi ini
sepenuhnya akan lengkap di usia 18 tahun

Orang tua, khususnya yang punya anak laki-laki usia remaja, harus tahu tahap pubertas yang akan dialami
buah hati.

Dengan punya informasi cukup, orang tua bisa memberikan pengertian serta pemahaman agar pubertas
tidak menjadi perubahan yang menyeramkan bagi anak.

2
Menurut jurnal penelitian Faridah Alatas dan TA larasati yang berjudul “ Dismenore
Primer dan Faktor Resiko Dismenore Primer Pada Remaja” menyatakan bahwa pada
umumnya 90% dari perempuan di seluruh dunia mengalami masalah ganguan saat
menstruasi [4]. Pada buku manajemen kesehatan menstruasi menyebutkan hasil
penelitian (United Nations Children's Fund) unicef pada tahun 2015 bahwa di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin terdapat beberapa masalah yang dihadapi perempuan
terhadap gangguan menstruasi, seperti akses yang buruk terhadap informasi, dan
edukasi lengkap tentang menstruasi, kurangnya pengetahuan untuk mengelola darah
menstruasi dan sanitasi pada remaja putri. Hal tersebut bedampak pada resiko
kesehatan reproduksi. Menstruasi yang tidak dikelola dengan baik juga dapat
menyebabkan putus sekolah, ketidakhadiran, gangguan psikologis, masalah
kesehatan seksual dan reproduksi lainnya serta memiliki konsekuensi kesehatan dan
sosial-ekonomi dalam jangka panjang bagi remaja putri. Sampai saat ini penelitian
12
tentang (Manajemen Kesehatan Menstruasi) MKM, khususnya pada remaja putri di
Indonesia masih terbatas [3]. Gangguan menstruasi pada umumnya sering dirasakan
oleh remaja dan perempuan usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) [4].
Anamnesis merupakan kegiatan awal pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang
dokter terhadap pasien dengan cara berkomunikasi secara langsung tujuannya adalah
untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang dirasakan sehingga dapat
mendiagnosis penyakit pasien. Keluhan yang diajukan oleh pasien diambil dengan
teliti akan banyak membantu dalam penentuan diagnosis dari suatu penyakit. Banyak
macam keluhan yang diajukan oleh seorang penderita sistem organ reproduksi dan
tidak selalu keluhan-keluhan mengenai dengan kelainan menstruasi sehingganya
diperlukan suatu kesabaran dalam melakukan anamnesis terhadap seorang pasien

Data Subjektif adalah Data subjektif adalah informasi yang diucapkan klien kepada perawat
selama pengkajian keperawatan, yaitu komentar yang didengar oleh perawat. Data
subjektif dapat disebut gejala. Data subjektif atau gejala adalah fenomena yang dialami oleh
klien dan mungkin suatu permulaan kebiasaan sensasi normal klien.

Data objektif adalah informasi dimana perawat dapat melihat (Observasi) , merasakan
( palpasi ), Mendengar(auskultasi) dan perkusi.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem endokrin terdiri dari sekumpulan kelenjar dan organ yang


berfungsi untuk memproduksi dan melepaskan hormon ke dalam tubuh
manusia.Hormon merupakan bahan kimia yang mengatur berbagai fungsi tubuh.
Zat ini juga berfungsi dalam membawa pesan melalui darah menuju organ, kulit,
otot, dan jaringan lainnya. Pesan tersebut memberi tahu tubuh Anda apa yang
harus dilakukan dan kapan melakukannya. Pada dasarnya, berbagai fungsi dalam
tubuh manusia sangat bergantung pada kinerja sistem endokrin dan hormon yang
dihasilkannya. Maka dari itu, penting untuk menjaga kesehatannya agar tubuh
tetap berfungsi secara normal.

B. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

 .GLORYAMEDICA.COM/ALAT-ALAT-KEBIDANAN/
 IDOC.PUB/DOCUMENTS/MAKALAH-ALAT-ALAT-KEBIDANAN-DAN-
PEMRORESAN-ALAT-3NO7GWWWKGLD
 MERRY-CREATIONS.BLOGSPOT.COM/2012/02/PEMERIKSAAN-REFLEKS-
PATELA.HTML
 .ACADEMIA.EDU/9241195/PEMERIKSAAN_FISIK_PADA_IBU_HAMIL

15

Anda mungkin juga menyukai