Selama masa kehidupan fetus, permukaan luar ovarium ditutupi oleh epitel germ
inativum, yang secara embriologis berasal dari epitel krista germinativum. Ketika jani
n wanita berkembang, ova primordial akan berdiferensiasi dari epitel germinativum
dan bermigrasi ke dalam substansi korteks ovarium. Masing-masing ovum kemudian
berkumpul pada satu lapis sel berbentuk kumparan dari stroma ovarium (jaringan
penyokong ovarium) dan menyebabkan ovum memiliki epitel yang khusus; epitel
khusus tersebut kemudian dinamakan sel granulosa. Ovum itu sendiri dikelilingi oleh
satu lapis sel-sel granulosa yang disebut folikel primordial. Pada tahapan ini, ovum
sendiri masih belum matang, membutuhkan dua pembagian sel lagi sebelum dapat
dibuahi oleh sperma. Pada saat ini, ovum tersebut disebut sebagai oosit primer.
Selama seluruh tahun-tahun reproduksi dalam kehidupan manusia dewasa,
antara usia 13-46 tahun, 400 sampai 500 folikel primordial cukup berkembang untuk
mengeluarkan ova─satu buah setiap bulan; sisanya mengalami degenerasi (menjadi
atretik). Pada akhir kemampuan reproduksi (saat menopause), hanya tersisa sedikit
folikel primordial di dalam ovarium, dan bahkan ovarium ini kemudian akan segera
berdegenerasi sesudahnya.
Ovulasi
Ovulasi pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari terjadi pada
14 hari sesudah menstruasi dimulai. Tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar
folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat, dan daerah kecil pada
bagian tengah kapsul folikular, yang disebut stigma akan menonjol seperti puting.
Dalam waktu 30 menit kemudian, cairan mulai mengalir dari folikel melalui stigma,
dan sekitar 2 menit kemudian, stigma akan robel cukup besar, menyebabkan cairan
yang lebih kental, yang menempati bagian tengah folikel, mengalami evaginasi
keluar. Cairan kental ini membawa ovum bersamanya, yang dikelilingi oleh massa
dari beberapa ratus sel granulosa kecil yang disebut korona radiata.
Permulaan Ovulasi
Gambar 81-5 memperlihatkan skema permulaan ovulasi, menunjukkan peran LH
dalam jumlah besar yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. LH tersebut
menyebabkan sekresi hormon -hormon steroid folikular dengan cepat, yang
mengandung progesteron.
Dalam waktu beberapa jam akan berlangsung 2 peristiwa, keduanya dibutuhkan
untuk ovulasi:
(1) Teka eksterna (kapsul folikel) mulai melepaskan enzim proteolitik dari
lisosom dan enzim tersebut mengakibatkan pelarutan dinding kapsul folikular dan
akibatnya yaitu melemahnya dinding, menyebabkan makin membengkaknya seluruh
folikel dan degeneasi stigma.
(2) Secara bersamaan juga akan terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru
yang berlangsung cepat ke dalam dinding folikel, pada saat yang sama,
prostaglandin (hormon setempat yang mengakibatkan vasodilatasi) akan disekresi ke
dalam jaringan folikular. Kedua efek ini akan mengakibatkan transudasi plasma ke
dalam folikel, yang berperan pada pembengkakan folikel. Akhirnya kombinasi dari
pembengkakan folikel dan degenerasi stigma mengakibatkan pecahnya folikel
disertai dengan pengeluaran ovum.
Fungsi Luteiniasi LH
Perubahan sel-sel granulosa dan sel teka menjadi sel lutein sangat bergantung
pada LH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada kenyataannya
fungsi inilah yang menyebabkan LH mendapat julukan “Luteinisasi,” untuk
“kekuningan”. Luteinisasi juga bergantung pada pengeluaran ovum dari folikel.
Sebuah hormon setempat yang masih belum diselidiki pada cairan folikel, yang
disebut sebagai faktor penghambat-luteinisasi, kelihatannya berfungsi menahan
proses luteinisasi sampai sesudah ovulasi.