Anda di halaman 1dari 9

Fisiologi Wanita Sebelum Kehamilan dan Hormon-Hormon Wanita

Fungsi reproduksi wanita dapat dibagi menjadi dua tahapan utama :


(1) Persiapan tubuh wanita untuk menerima konsepsi dan kehamilan
(2) Masa kehamilan itu sendiri
Sitasi ini akan membahas mengenai persiapan tubuh wanita untuk menerima kehami
lan dan membahas mengenai fisiologi kehamilan dan kelahiran anak

Anatomi Fisiologi Organ-Organ Kelamin W


anita
Organ-organ utama traktus reproduksi wanita, yan
g paling penting diantaranya adalah ovarium, tuba
fallopii, uterus, dan vagina. Reproduksi dimulai de
ngan perkembangan ova di dalam ovarium. Pada
pertengahan setiap siklus seksual bulanan, satu o
vum dikeluarkan dari folikel ovarium masuk ke dal
am rongga abdomen di dekat dua tuba fallopii yan
g mempunyai ujung berfimbria.
Ovum ini kemudian berjalan melewati salah satu t
uba fallopii menuju uterus; jika ovum tersebut sud
ah dibuahi oleh sperma, akan tertanam dalam uter
us, tempat ovum tersebut akan berkembang menj
adi fetus, plasenta, dan membran fetus, plasenta,
dan membran fetus-dan akhirnya menjadi seorang bayi.

Selama masa kehidupan fetus, permukaan luar ovarium ditutupi oleh epitel germ
inativum, yang secara embriologis berasal dari epitel krista germinativum. Ketika jani
n wanita berkembang, ova primordial akan berdiferensiasi dari epitel germinativum
dan bermigrasi ke dalam substansi korteks ovarium. Masing-masing ovum kemudian
berkumpul pada satu lapis sel berbentuk kumparan dari stroma ovarium (jaringan
penyokong ovarium) dan menyebabkan ovum memiliki epitel yang khusus; epitel
khusus tersebut kemudian dinamakan sel granulosa. Ovum itu sendiri dikelilingi oleh
satu lapis sel-sel granulosa yang disebut folikel primordial. Pada tahapan ini, ovum
sendiri masih belum matang, membutuhkan dua pembagian sel lagi sebelum dapat
dibuahi oleh sperma. Pada saat ini, ovum tersebut disebut sebagai oosit primer.
Selama seluruh tahun-tahun reproduksi dalam kehidupan manusia dewasa,
antara usia 13-46 tahun, 400 sampai 500 folikel primordial cukup berkembang untuk
mengeluarkan ova─satu buah setiap bulan; sisanya mengalami degenerasi (menjadi
atretik). Pada akhir kemampuan reproduksi (saat menopause), hanya tersisa sedikit
folikel primordial di dalam ovarium, dan bahkan ovarium ini kemudian akan segera
berdegenerasi sesudahnya.

Sistem Hormon Wanita


Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hierarki hormon sebagai
berikut:
1. Hormon yang dikeluarkan hipotalamus = hormon pelepas-gonadotropin (GnRH)
2. Hormon seks hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon
lutein (LH), keduanya disekresi sebagai respons terhadap pelepasan GnRH dari
hipotalamus
3. Hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron, yang disekresi oleh ovarium
sebagai respons terhadap kedua hormon seks wanita dari kelenjar hipofisis anterior.
Berbagai macam hormon ini tidak disekresikan dalam jumlah konstan sepanjang
daur seksual bulanan wanita; hormon tersebut disekresi dengan kecepatan yang
sangat berbeda selama berbagai bagian yang berbeda dari daur tersebut. Gambar
81-3 menunjukkan perkiraan perubahan konsentrasi dari hormon-hormon hipofisis
anterior, hormon FSH dan LH (dua kurva bawah), dan hormon-hormon ovarium,
estradiol (estrogen) dan progesteron (dua kurva atas).
GnRH yang dikeluarkan dari hipotalamus meningkat dan menurun jauh lebih
drastis selama siklus seksual bulanan. GnRH disekresikan dalam waktu yang singkat
rata-rata sekali setiap 90 menit, seperti yang terjadi pada pria.

Siklus Ovarium Bulanan; Fungsi Hormon-Hormon Gonadotropik


Tahun-tahun reproduksi normal wanita ditandai dengan perubahan ritmis
buahan kecepatan sekresi hormon-hormon wanita dan juga perubahan fisik pada
ovarium serta organ-organ seksual lainnya. Pola ritmis ini disebut siklus seksual
bulanan wanita (atau siklus menstruasi, walaupun kurang tepat). Durasi siklus rata-
rata 28 hari. Pada wanita yang normal, siklus juga dapat berlangsung singkat,
selama 20 hari atau sepanjang 45 hari, walaupun panjang siklus yang abnormal
kadang-kadang berkaitan dengan penurunan kesuburan.
Terdapat dua hasil yang bermakna dari siklus seksual wanita.
1. Pertama, hanya satu ovum matang yang normalnya dikeluarkan dari ovarium
setiap bulan, sehingga normalnya ada satu janin yang dapat mulai tumbuh pada satu
waktu.
2. Kedua, endometrium uterus dipersiapkan terlebih dahulu untuk implantasi
ovum yang telah dibuahi pada saat tertentu dalam bulan tersebut.

Hormon-Hormon Gonadotropik dan Pengaruhnya pada Ovarium


Perubahan ovarium yang terjadi selama siklus seksual bergantung seluruhnya
pada hormon hormon gonadotropik, FSH & LH, yang disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior. Tidak adanya hormon-hormon tersebut membuat ovarium tetap tidak aktif,
yang merupakan keadaan pada masa kank-kanak, ketika hampir tidak ada hormon-
hormon gonadotropik hipofisis yang disekresi. Pada usia 9-12 tahun, hipofisis secara
progresif mulai menyekresi lebih banyak FSH dan LH, yang menyebabkan
dimulainya siklus seksual bulanan normal yang terjadi antara usia 11-15 tahun.
Periode perubahan ini disebut pubertas, dan saat terjadinya siklus menstruasi
pertama disebut menarke. FSH & LH, keduanya merupakan glikoprotein kecil
dengan berat molekul kira-kira 30.000.
Selama setiap bulan siklus seksual wanita, terjadi kenaikan dan penurunan
jumlah FSH dan LH, seperti diperlihatkan pada bagian bawah Gambar 81-3. Variasi
siklus ini menyebabkan terjadinya perubahan siklus ovarium.
Baik FSH maupun LH merangsang sel target ovarium dengan cara bergabung
dengan reseptor FSH dan LH yang sangat spesifik pada membran sel ovarium
target. Selanjutnya, reseptor yang diaktifkan akan meningkatkan laju kecepatan
sekresi dari sel-sel ini biasanya sekaligus meningkatkan pertumbuhan dan proliferasi
sel. Hampir semua efek perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second
messenger siklus adenosin monofosfat dalam sitoplasma sel, yang menyebabkan
pembentukan dalam sitoplasma sel, yang menyebabkan pembentukan protein
kinase dan berbagai fosforilasi dari enzim-enzim kunci yang merangsang sintesis
hormon seksual.

Pertumbuhan Folikel─Fase “Folikular” Siklus Ovarium


Gambar 81-4 memperlihatkan tahap-tahap progresif pertumbuhan folikel di
ovarium. Ketika seorang anak perempuan dilahirkan, masing-masing ovum
dikelilingi oleh selapis sel-sel granulosa; ovum, dengan selubung sel granulosa
tersebut disebut folikel primordial. Sepanjang masa kanak-kanak, sel-sel
granulosa diyakini berfungsi memberi makanan untuk ovum dan untuk
menyekresi suatu faktor penghambat pematangan oosit, yang membuat ovum
tetap tertahan dalam keadaan primordial, dalam fase profase pembelahan
meiosis. Kemudian, sesudah pubertas, bila FSH dan LH dari kelenjar hipofisis
anterior mulai disekresikan dalam jumlah yang cukup, seluruh ovarium, bersama
dengan folikelnya, akan mulai tumbuh.
Tahap pertama pertumbuhan folikel berupa pembesaran sedang dari ovum
itu sendiri, yang meningkatkan diameternya menjadi 2-3x lipat. Kemudian diikuti
dengan pertumbuhan lapisan sel-sel granulosa tambahan di beberapa folikel;
folikel-folikel ini dikenal sebagai folikel primer.

Perkembangan Folikel Antral dan Vesikular


Selama beberapa hari pertama setiap siklus seksual bulanan wanita,
konsentrasi FSH dan LH disekresi dari kelenjar hipofisis anterior dari sedikit menjadi
sedang, dengan peningkatan FSH yang sedikit lebih besar daripada LH dan lebih
awal beberapa hari dari LH. Hormon-hormon ini, khususnya FSH, dapat
mempercepat pertumbuhan 6-12 folikel primer setiap bulan. Efek awalnya adalah
proliferasi sel-sel granulosa yang berlangsung cepat, menyebabkan lebih banyak
lapisan pada sel-sel tersebut. Selain itu, sel-sel berbentuk kumparan yang dihasilkan
interstisium ovarium berkumpul dalam beberapa lapisan di luar sel granulosa,
membentuk massa sel kedua sel yang disebut teka.
Teka terbagi menjadi dua lapisan. Di dalam teka interna, sel-selnya mempunyai
karakteristik epitelium yang mirip dengan sel-sel granulosa dan membentuk
kemampuan untuk menyekresi hormon steroid seks tambahan (estrogen dan
progesteron). Lapisan luar, teka eksterna, berkembang menjadi kapsul jaringan ikat
yang sangat vaskular. Kapsul ini akan menjadi kapsul dari folikel yang sedang
tumbuh.
Sesudah tahap awal proliferasi, yang berlangsung selama beberapa hari, massa
sel granulosa menyekresi cairan folikular yang mengandung estrogen dalam
konsentrasi tinggi, salah satu hormon kelamin wanita yang penting. Pengumpulan
cairan ini menyebabkan munculnya antrum di dalam massa sel granulosa, seperti
diperlihatkan pada Gambar 81-4.
Pertumbuhan awal folikel primer menjadi tahap antral dirangsang oleh FSH
sendiri. Kemudian peningkatan pertumbuhan secara besar-besaran terjadi, menuju
ke arah pembentukan folikel yang lebih besar lagi yang disebut folikel vesikular.
Peningkatan pertumbuhan ini terjadi sbb:
(1) Estrogen disekresikan ke dalam folikel dan menyebabkan sel-sel granulosa
membentuk reseptor FSH yang semakin banyak; keadaan ini menyebabkan suatu
efek umpan balik positif karena estrogen membuat sel-sel granulosa jauh lebih
sensitif terhadap FSH
(2) FSH dari hipofisis dan estrogen bergabung untuk memacu reseptor LH sel-
sel granulosa sebenarnya, sehingga terjadi rangsangan LH sebagai tambahan
terhadap rangsangan oleh FSH dan membentuk peningkatan sekresi folikular yang
lebih cepat
(3) Peningkatan jumlah estrogen dari folikel ditambah dengan peningkatan LH
dari kelenjar hipofisis anterior bersama-sama bekerja untuk menyebabkan proliferasi
sel-sel teka folikular dan juga meningkatkan sekresi folikular
Sekali folikel antral mulai tumbuh, pertumbuhan folikel-folikel tersebut terjadi
sangat cepat. Diameter ovum sendiri juga membesar 3-4x lipat lagi, menghasilkan
peningkatan diameter ovum total dari awal sampai menjadi 10x lipat, atau
peningkatan massa sebesar 1000x lipat. Ketika folikel membesar, ovum sendiri tetap
tertanam di dalam massa sel granulosa yang terletak pada sebuah kutub folikel.

Hanya Satu Folikel yang Mengalami Pematangan Penuh Setiap Bulan,


dan Sisanya Mengelami Atresia
Setelah pertumbuhan selama satu minggu atau lebih ─tetapi belum terjadi
ovulasi─salah satu dari folikel mulai tumbuh melebihi semua folikel yang lain; sisa 5-
11 folikel yang tumbuh berinvolusi (suatu proses yang disebut atresia), dan sisa
folikel ini dikatakan menjadi atretik.
Penyebab atresia masih belum diketahui, tetapi didalihkan sbb : Sejumlah
estrogen yang berasal dari folikel yang tumbuh paling cepat tsb bekerja pada
hipotalamus untuk lebih menekan kecepatan sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis
anterior, dengan cara sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior, dengan cara ini
menghambat pertumbuhan lebih jauh folikel-folikel yang kurang berkembang. Oleh
karena itu, folikel yang paling besar dapat melanjutkan pertumbuhannya karena
pengaruh umpan balik positif intrinsik yang dimilikinya, sementara semua folikel yang
lain berhenti tumbuh, dan mengalami involusi.
Proses atresia tersebut penting, karena biasanya peristiwa tersebut normalnya
hanya membuat satu folikel tumbuh sampai cukup besar untuk berovulasi setiap
bulan; hal ini mencegah lebih dari satu anak yang berkembang dalam setiap
kehamilan. Folikel tunggal tsb mencapai diameter 1-1,5 cm pada saat ovulasi dan
disebut sebagai folikel matang.

Ovulasi
Ovulasi pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari terjadi pada
14 hari sesudah menstruasi dimulai. Tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar
folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat, dan daerah kecil pada
bagian tengah kapsul folikular, yang disebut stigma akan menonjol seperti puting.
Dalam waktu 30 menit kemudian, cairan mulai mengalir dari folikel melalui stigma,
dan sekitar 2 menit kemudian, stigma akan robel cukup besar, menyebabkan cairan
yang lebih kental, yang menempati bagian tengah folikel, mengalami evaginasi
keluar. Cairan kental ini membawa ovum bersamanya, yang dikelilingi oleh massa
dari beberapa ratus sel granulosa kecil yang disebut korona radiata.

Lonjakan LH Penting dalam Ovulasi


LH diperlukan untuk pertumbuhan akhir folikel dan ovulasi. Tanpa hormon LH,
walaupun FSH tersedia dalam jumlah besar, folikel tidak akan berkembang terhadap
ovulasi.
Sekitar 2 hari sebelum ovulasi (karena alasan yang masih belum dimengerti
seluruhnya), laju kecepatan sekresi LH oleh kelenjar hipofisis anterior meningkat
dengan pesat, menjadi 6-10x lipat dan mencapai puncaknya 16 jam sebelum ovulasi.
FSH juga meningkat kira-kira 2-3x lipat pada saat bersamaan, FSH & LH akan
bekerja secara sinergistik untuk mengakibaktkan pembengkakan folikel yang
berlangsung cepat selama beberapa hari sebelum ovulasi. LH juga mempunyai efek
khusus terhadap sel granulosa dan sel teka, yang mengubah kedua jenis sel tsb
terutama menjadi sel yang bersifat mengekresikan-progesteron. Oleh karena itu,
kecepatan sekresi estrogen mulai menurun kira-kira 1 hari sebelum ovulasi,
sementara sejumlah peningkatan progesteron mulai disekresikan.
Pada lingkungan tempat terjadi :
(1) Pertumbuhan folikel yang berlangsung cepat
(2) Berkurangnya sekresi estrogen sesudah fase sekresi estrogen yang
berlangsung lama
(3) Dimulainya sekresi progesteron, terjadi ovulasi
Tanpa adanya lonjakan hormon LH praovulasi, terjadi ovulasi. Tanpa adanya
lonjakan hormon LH praovulasi, ovulasi tidak akan berlangsung.

Permulaan Ovulasi
Gambar 81-5 memperlihatkan skema permulaan ovulasi, menunjukkan peran LH
dalam jumlah besar yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. LH tersebut
menyebabkan sekresi hormon -hormon steroid folikular dengan cepat, yang
mengandung progesteron.
Dalam waktu beberapa jam akan berlangsung 2 peristiwa, keduanya dibutuhkan
untuk ovulasi:
(1) Teka eksterna (kapsul folikel) mulai melepaskan enzim proteolitik dari
lisosom dan enzim tersebut mengakibatkan pelarutan dinding kapsul folikular dan
akibatnya yaitu melemahnya dinding, menyebabkan makin membengkaknya seluruh
folikel dan degeneasi stigma.
(2) Secara bersamaan juga akan terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru
yang berlangsung cepat ke dalam dinding folikel, pada saat yang sama,
prostaglandin (hormon setempat yang mengakibatkan vasodilatasi) akan disekresi ke
dalam jaringan folikular. Kedua efek ini akan mengakibatkan transudasi plasma ke
dalam folikel, yang berperan pada pembengkakan folikel. Akhirnya kombinasi dari
pembengkakan folikel dan degenerasi stigma mengakibatkan pecahnya folikel
disertai dengan pengeluaran ovum.

Korpus Luteum─Fase “Luteal” Siklus Ovarium


Selama beberapa jam pertama sesudah ovum dikeluarkan dari folikel, sel-sel
granulosa dan teka interna yang tersisa berubah dengan cepat menjadi sel lutein.
Diameter sel ini membesar 2x atau lebih terisi dengan inklusi lipid yang memberi
tampilan kekuningan. Proses ini disebut luteinisasi, dan seluruh massa dari sel
bersama-sama disebut seagai korpus luteum, yang diperlihatkan pada Gambar 81-4.
Suplai vaskular yang berkembang dengan baik juga tumbuh ke dalam korpus luteum.
Sel-sel granulosa dalam korpus luteum mengembangkan retikulum endoplasma
halus intrasel yang luas, yang membentuk sejumlah besar hormon seks wanita
progesteron dan estrogen (lebih banyak progesteron daripada estrogen). Sel-sel teka
terutama lebih membentuk hormon androgen, androstenedoin dan testosteron
daripada hormon seks wanita. Akan tetapi sebagian besar dari hormon-hormon tsb
juga akan dikonversikan oleh sel-sel granulosa menjadi hormon-hormon wanita.
Pada wanita normal, diameter korpus luteum tumbuh menjadi + 1,5 cm. Tahap
perkembangan ini dicapai dalam waktu 7-8 hari setelah ovulasi. Kemudian korpus
luteum mulai berinvolusi dan akhirnya kehilangan fungsi sekresi juga warna
kekuningannya, dan sifat lipidnya dalam waktu + 12 hari setelah ovulasi, menjadi
korpus albikans; selama beberapa minggu, korpus albikans akan digantikan oleh
jaringan ikat dan dalam hitungan bulan akan diserap.

Fungsi Luteiniasi LH
Perubahan sel-sel granulosa dan sel teka menjadi sel lutein sangat bergantung
pada LH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada kenyataannya
fungsi inilah yang menyebabkan LH mendapat julukan “Luteinisasi,” untuk
“kekuningan”. Luteinisasi juga bergantung pada pengeluaran ovum dari folikel.
Sebuah hormon setempat yang masih belum diselidiki pada cairan folikel, yang
disebut sebagai faktor penghambat-luteinisasi, kelihatannya berfungsi menahan
proses luteinisasi sampai sesudah ovulasi.

Sekresi Korpus Luteum: Fungsi Tambahan dari LH


Korpus luteum adalah organ yang sangat sskretorik, yang menyekresi sejumlah
besar progesteron dan estrogen. Sekali LH (terutama yang disekresi selama
kebutuhan ovulasi) bekerja pada sel granulosa dan sel teka untuk menimbulkan
luteinasi, maka sel-sel lutein yang baru terbentuk kelihatannya diprogram untuk
meneruskan tahapan yang sudah diatur yaitu :
(1) Proliferasi
(2) Pembesaran
(3) Sekresi
(4) Degenerasi
Semua itu terjadi dalam waktu 12 hari. Ada hormon lain dengan sifat persis
sama dengan LH, yaitu gonadotropik korionik, yang disekresi oleh plasenta, dapat
bekerja pada korpus luteum untuk memperpanjang kelangsungan hidupnya
─biasanya dipertahankan untuk sekurang-kurangnya 2-4 bulan pertama kehamilan.

Involusi Korpus Luteum dan Timbulnya Siklus Ovarium Berikutnya


Estrogen, khususnya, dan progesteron, dalam jumlah lebih sedikit, yang
disekresi oleh korpus lueum selama tahap luteal dari siklus ovarium, mempunyai
efek umpan balik yang kuat terhadap kelenjar hipofisis anterior

Anda mungkin juga menyukai