Anda di halaman 1dari 5

Nama : Faza Hasna Fauziah

Kelas : 1B

No. Absen : 15

NIM : P20631222055

Mata Kuliah : Anatomi Fisiologi

Seorang wanita dewasa yang sehat dan normal akan mengalami 4 tahapan siklus menstruasi
setiap periodenya yang sering disebut sebagai masa haid. Empat tahapan siklus menstruasi
meliputi fase pendarahan/menstruasi, folikuler (pra ovulasi), ovulasi, dan luteal (pasca
ovulasi). Siklus haid yang normal  berkisar antara 28 – 29 hari, namun masa haid/menstruasi
bervariasi bagi setiap wanita. Hampir 90% wanita memiliki siklus haid 25-35 hari, sekitar
10% – 15% yang memiliki siklus haid 28 hari, dan beberapa wanita memiliki siklus yang
tidak teratur. Umumnya, lama masa menstruasi berlangsung selama 3-7 hari.
Menstruasi merupakan proses pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-
kelenjar, dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan.
Proses menstruasi adalah peluruhan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
terjadinya perdarahan.

Tahapan siklus menstruasi ditandai dengan perubahan keadaan folikel, dinding endometrium,
dan tingkat hormon. Folikel adalah kantung cairan yang berisi oosit matang yang dapat
berkembang menjadi ovum (sel telur). Ovum dihasilkan oleh alat reproduksi wanita yang
disebut ovarium.

Pada bagian sistem reproduksi wanita juga terdapat endometrium yaitu lapisan terdalam pada
rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang siap dibuahi. Jika ovum tidak dibuahi maka
akan luruh menjadi darah atau yang biasa disebut dalam masa menstruasi. Jika ovum berhasil
dibuahi oleh sel sperma maka akan terjadi kehamilan dan masa menstruasi tidak terjadi.

Selain kondisi folikel dan keadaan dinding endometrium, tahapan siklus menstruasi juga
ditandai dari tingkat hormon dalam tubuh. Ada beberapa hormon yang mempengaruhi
terjadinya tahapan siklus menstruasi antara lain :

1) Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)


Hormon ini berfungsi untuk mematangkan sel telur di dalam ovarium hingga siap
untuk dilepaskan. Hormon FSH diproduksi di kelenjar pituitari yang terletak di
bagian bawah otak.
2) Hormon Estrogen
Hormon yang diproduksi di ovarium ini memiliki peran yang begitu penting, terutama
dalam proses ovulasi. Tak hanya itu, hormon estrogen juga berperan dalam perubahan
tubuh remaja pada masa pubertas dan terlibat dalam pembentukan kembali lapisan
rahim setelah periode menstruasi.
3) Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Serupa dengan hormon FSH, hormon pelutein ini juga diproduksi di kelenjar pituitari
yang berfungsi untuk merangsang ovarium dalam proses pelepasan sel telur.
4) Hormon Progesteron
Hormon progesteron bekerja sama dengan estrogen berperan dalam menjaga siklus
reproduksi dan menjaga kehamilan. Hormon ini juga diproduksi di ovarium dan
berperan dalam penebalan dinding rahim.
5) Hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)
Hormon pelepas gonadotropin merupakan hormon yang diproduksi di otak. Hormon
ini berperan penting dalam memberikan rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan
hormon perangsang folikel dan hormon pelutein yang memengaruhi proses
pematangan dan pelepasan sel telur.

Tahapan Siklus Menstruasi

1. Fase Menstruasi/Pendarahan
Hari pertama pada fase menstruasi menjadi patokan hari ke–1 dari siklus menstruasi.
Pada umumnya, fase menstruasi rata-rata berlangsung selama 7 hari, ada yang
mengalami kurang dari 7 hari dan ada pula yang mengalami lebih dari 7 hari (tetapi
kurang dari 15 hari).

Fase menstruasi terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sel sperma. Keadaan yang
terjadi pada fase menstruasi adalah produksi hormon estrogen dan progesteron
terhenti yang menyebabkan peluruhan dinding endometrium sehingga terjadi
pendarahan atau yang kita sering kita kenal sebagai masa menstruasi. Jadi, darah yang
didapati wanita dewasa pada saat menstruasi terjadi akibat peluruhan dinding
endometrium.

Saat terjadi peluruhan dinding endometrium, ada sebuah lapisan dasar di balik lapisan
yang terkikis. Kemudian akan membentuk lagi sebuah lapisan dinding baru di dalam
rahim dan menebalkan dinding tersebut selama bulan berikutnya.
Kondisi folikel pada masa menstruasi berupa folikel primer yang akan berkembang
dan masuk ke siklus selanjutnya. Proses ini akan diulang terus setiap bulannya di
dalam rahim hingga masa menopause dan jika tidak terjadi kehamilan.
2. Fase Pra Ovulasi (Folikuler)
Pada fase pra ovulasi/folikuler terjadi proses sekresi hormon FSH oleh kelenjar
hipofisis anterior. Pada saat fase folikuler ini, produksi FSH mengalami proses
kenaikan. Di mana peran dari hormon FSH adalah mengubah folikel primer yang
terbentuk pada tahapan sebelumnya menjadi folikel sekunder. Folikel sekunder yang
terbentuk menyebabkan produksi hormon estrogen dan kemudian akan terjadi
penebalan dinding endometrium.

3. Fase Ovulasi
Fase berikutnya dalam 4 tahapan siklus menstruasi adalah fase ovulasi. Pada fase
ovulasi, hormon estrogen akan mempengaruhi hipofisis anterior untuk sekresi hormon
LH yang berperan dalam memicu ovulasi untuk melepas oosit sekunder. Fase ovulasi
merupakan tahapan di mana ovum (sel telur) siap dibuahi oleh sel sperma.
Kondisi yang terjadi pada fase ovulasi adalah sebagai berikut:

1) Folikel mencapai kematangan.


2) Sekresi hormon estrogen meningkat.
3) Sekresi hormon FSH dan LH meningkat.
4) Sel telur keluar dari folikel.
4. Pasca Ovulasi (Luteal)
Tahapan yang terakhir adalah fase pasca ovulasi, pada fase ini terjadi pembentukan
korpus luteum yang akan menghasilkan hormon progesteron. Hormon ini berperan
dalam penebalan dinding endometrium, sehingga dapat membuat dinding
endometrium akan semakin menebal.

Jika terjadi pembuahan, dinding endometrium akan dipertahankan dan semakin


menebal dan fase menstruasi tidak terjadi. Namun, jika ovum tidak dibuahi maka akan
terjadi peluruhan dinding endometrium dan terjadi mmenstruasi

Anda mungkin juga menyukai