Semua perempuan akan mengalami menstruasi selama kurang lebih 35 hingga 40 tahun semasa
hidupnya. Dengan satu siklus menstruasi yang berlangsung selama sekitar lima hari setiap bulannya,
maka total menstruasi yang dialami sebagian besar perempuan dalam hidupnya adalah kira-kira lebih
dari enam setengah tahun.
Pada awalnya, indung telur (ovarium) akan melepaskan sel telur untuk kemudian menempel di
dinding rahim — menunggu untuk dibuahi oleh sperma. Sembari menunggu kedatangan
sperma, jaringan dinding rahim akan terus menebal guna mempersiapkan diri menghadapi
kehamilan. Bila ada sel sperma yang masuk, sel telur bisa dibuahi untuk kemudian berkembang
menjadi bakal janin.
Sebaliknya bila sel telur tidak kunjung dibuahi, lambat laun jaringan dinding rahim tersebut
akan mulai rontok dan luruh, yang dikeluarkan lewat vagina. Proses ini akan kembali terulang
lagi dari awal setelah menstruasi Anda selesai.
Proses terjadinya menstruasi dari awal sampai akhir ini disebut dengan siklus menstruasi. Tidak
semua wanita memiliki siklus haid yang sama: ada yang normal dan teratur, ada juga yang
kebalikannya.
Lama Siklus menstruasi
Siklus Menstruasi terjadi selama 28 hari, dihitung dari hari pertama periode haid saat ini sampai
dengan hari pertama pada periode haid selanjutnya. Meski begitu, tidak semua wanita memiliki
panjang siklus menstruasi yang sama. Siklus ini terkadang bisa datang lebih cepat atau justru
lebih lambat, tergantung kondisi masing-masing.
Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus akan berlangsung selama
± 18 hari . Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus akan
berlangsung selama ± 40 hari.
4 Siklus Menstruasi
Fase menstruasi itu ada empat, masing-masing fase memiliki keunikan tersendiri. Masing-masing fase
siklus menstruasi akan memberikan efek fisik dan emosional yang berbeda pada diri wanita.
Pada fase ini, dinding Rahim luruh dan seorang perempuan mengalami
menstruasi. Pada proses perkembangan folikel, ada beberapa folikel yang
berkembang. Namun, hanya ada satu folikel yang dapat berkembang tiap
bulannya.
fase keluarnya darah haid ini dimulai pada hari pertama menstruasi dan
berlangsung sampai hari ke-5 dari siklus menstruasi. Beberapa sumber
menyebutkan bisa berlangsung sampai hari ke-7 dan ini masih dianggap normal.
Selama pekan ini, kondisi fisik berada pada titik terendah, bahkan bisa dikatakan
memiliki energi terendah diantara fase siklus menstruasi lainnya. Oleh sebab itu,
wanita cenderung lemas dan ingin beristirahat.
Fungsi lain dari hormon esterogen adalah memicu kembali kelenjar pituitari
untuk menghasilkan hormon FSH dan LH (luteinizing hormone).
Pada saat fase folikular terjadi, kelenjar pituitari akan melepaskan hormon yang
bernama hormon perangsang folikel atau follicle stimulating hormone (FSH).
Hormon perangsang folikel ini akan merangsang sel telur di dalam ovarium untuk
tumbuh dan matang.
Pada beberapa kasus, sel telur matang yang dihasilkan bisa lebih dari satu
sehingga membuat terjadi hamil kembar. Selanjutnya, folikel yang berisi sel telur
yang gagal matang akan kembali diserap oleh tubuh. Umumnya, dibutuhkan
waktu selama 13 hari untuk menunggu sel telur menjadi matang.
Di saat ada folikel yang matang maka akan terjadi peningkatan kadar hormon
estrogen yang membantu untuk penebalan lapisan rahim dan mengondisikan
rahim untuk menjadi lingkungan yang kaya akan nutrisi bagi embrio selama di
dalam rahim.
Sudah disebutkan bahwa fase folikular umumnya terjadi dari hari ke-1 hingga hari
ke-13 yaitu memakan waktu selama 13 hari. Akan tetapi, ada juga wanita yang
mengalami fase folikular melebihi 13 hari dan tidak dimulai pada hari ke-1
melainkan hari ke-10 atau ke-11 hingga belasan hari ke depan. Fase folikular akan
berakhir saat terjadi ovulasi.
3. Fase Ovulasi
Tahap ketiga dari fase menstruasi adalah fase ovulasi yang merupakan
kelanjutan dari fase folikular.Hormon LH (luteinizing hormone) terus
diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan hormon LH ini
akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang,
proses ini disebut ovulasi.
Fase ovulasi normalnya terjadi pada hari ke-14 yang mengakhiri fase folikular. Pada
hari ke-14 yaitu di mana sudah ada sel telur yang matang dan terjadi peningkatan
kadar hormon estrogen maka kelenjar pituitari akan melepaskan hormon
luteinizing.
Hormon luteinizing ini akan membuat ovarium melepaskan sel telur matang ke
tuba fallopi. Peristiwa pelepasan sel telur yang matang ke tuba fallopi dinamakan
ovulasi. Sel telur yang sudah berada di tuba fallopi akan terus berjalan menurun
hingga mencapai rahim.
Saat sel telur yang matang ada sudah sampai di rahim maka sel telur akan
menunggu untuk dibuahi sel sperma. Pada fase ovulasi inilah kesempatan di mana
para wanita bisa hamil apabila terjadi pembuahan oleh sel sperma.
Ada gejala-gejala tertentu pada tubuh yang akan terjadi pada saat ovulasi. Anda
akan mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh basal dan keputihan yang cukup
tebal menyerupai tekstur seperti putih telur. Anda juga bisa menggunakan
kalkulator ovulasi untuk mengetahui fase ovulasi ini.
Fase ovulasi terjadi hanya selama 1 hari atau 24 jam. Selama 24 jam, sel telur akan
menunggu pembuahan oleh sel sperma. Apabila tidak terjadi pembuahan pada fase
ovulasi atau hari ovulasi maka sel telur yang matang tersebut akan mati dan hancur.
Namun, apabila terjadi pembuahan maka sel telur bersama sel sperma akan
membentuk zigot.
4. Fase Sekretori
Fase Sekresi / sekretori terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28, fase
ini biasanya terjadi 11 hari. Fase ini endometrium perkiraan tetap
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-
kelok serta mengeluarkan getah yang semakin nyata. Pada bagian dalam
sel endometrium juga terdapat glikogen dan kapur hal ini diperlukan
sebagai bahan makanan untuk telur yang akan dibuahi.
• Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium akan menjadi lebih tipis
dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
Folikel yang telah melepaskan sel telur akan berubah menjadi korpus
luteum. Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae
dan akan bergerak menuju tuba falopii. Jika pada saat itu, sel telur tidak
dibuahi oleh sperma (tidak terjadi fertilisasi), maka akan dikirimkan
sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak memproduksi hormon
esterogen dan progesterone lagi. Dengan demikian, pada fase ini jumlah
hormon esterogen dan progesteron pada perempuan menjadi rendah.
Rendahnya hormon esterogen dan progesterone menyebabkan jaringan
penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada
dinding rahim pecah, sehingga perempuan akan mengalami menstruasi.