Mutiara Agustina
XI MIPA 4/21
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus haid setiap bulannya. Fase ini
dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium dari siklus sebelumnya tidak
dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen dan progesteron turun.
Lapisan rahim yang menebal dan sudah dipersiapkan untuk mendukung kehamilan pun
tak lagi dibutuhkan.
Akhirnya lapisan rahim ini luruh dan keluar dalam bentuk darah yang disebut dengan
menstruasi. Selain darah, vagina juga akan mengeluarkan lendir dan jaringan rahim.
Pada fase ini, Anda juga akan mengalami berbagai gejala yang dapat dirasakan
berbeda oleh tiap orang, seperti:
Kram perut
Payudara terasa kencang dan nyeri
Perut kembung
Mood atau suasana hati mudah berubah
Menjadi mudah marah
Sakit kepala
Merasa lelah dan lemas
Sakit pinggang
Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama 3-7 hari. Namun, sebagian
wanita juga bisa mengalami haid lebih dari 7 hari.
Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama Anda haid,
di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.
Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan
melepas zat kimia yang disebut dengan hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim.
Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi bagi
embrio (bakal janin) untuk tumbuh.
Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan Anda. Namun
umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.
3. Fase ovulasi
Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar
pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi dimulai.
Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih
sebelum mulai menstruasi.
Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur ini
kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup
sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.
Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna
bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.
Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam
keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius.
Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.
Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau anus.
Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu
yang sama selama 5 menit.
Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan
sebelum mulai beraktivitas apa pun.
Saat folikel malfeasant telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus
luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-
empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan
telur yang telah dibuahi.
Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin
(hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan rahim
tetap tebal seterusnya.
Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh lapisan
rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun, membuat
lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.
Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut
dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:
Perut kembung
Payudara membengkak dan sakit
Suasana hati mudah berubah
Sakit kepala
Berat badan bertambah
Merasa ingin terus makan
Sulit tidur
Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata wanita
mengalaminya selama 14 hari.