Anda di halaman 1dari 30

MENSTRUASI – FERTILISASI - KEHAMILAN

1. MENSTRUASI

Menstruasi, haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau
LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini
biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia,
periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus estrus.

Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku
umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang
siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari,
kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari paling lama 15
hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit. Umumnya
darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya
dengan rata-rata 35mL per harinya.
1.1 Siklus dan Fase Menstruasi

 Fase menstruasi

Tahapan fase menstruasi yang pertama terjadi adalah fase menstruasi atau fase
pendarahan. Fase ini merupakan fase di mana para wanita sedang mengalami
haid atau menstruasi. Umumnya, fase ini terjadi dari ke-1 hingga hari ke-5.
Namun, ada juga wanita yang hanya mengalami 3 hari dan aja juga yang 7 hari
bahkan lebih lama lagi.

Fase menstruasi atau masa haid terjadi karena sel telur yang sudah matang dan
berovulasi tidak dibuahi oleh sel sperma. Hal ini biasanya terjadi pada wanita
yang belum menikah sehingga tidak berhubungan badan dan sel telurnya tidak
dibuahi oleh sel sperma lalu terjadi haid.

Pada pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan badan tetapi
memiliki kendala untuk terjadinya pembuahan juga bisa membuat perempuan
tersebut mengalami fase menstruasi ini karena kegagalan pembuahan. Akibat
dari tidak terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma maka kadar hormon
estrogen dan progesteron pun menurun.

Penurunan kadar hormon kehamilan tersebut akan meluruhkan lapisan rahim


yang telah menebal untuk mempersiapkan kehamilan tetapi tidak terjadi. Pada
fase menstruasi ini rahim meluruhkan lapisan tebal dalam jaringan lunak dan
pembuluh darah.

Lapisan dalam pada jaringan lunak dan pembuluh darah di rahim akan keluar
melalui vagina berupa darah haid. Selama mengalami fase menstruasi, darah
haid akan terus mengalir keluar vagina hingga habis dan terhentilah fase
menstruasi atau pendarahan. Darah haid tersebut merupakan kombinasi dari
darah, lendir, dan jaringan dari rahim.

Selama fase menstruasi ini, beberapa wanita merasakan kram perut atau nyeri
haid (dismenor). Nyeri haid ini terjadi karena rahim mengalami kontraksi dan
otot-otot perut bekerja untuk mengeluarkan darah haid.

Selain itu, beberapa gejala menstruasi lainnya juga biasa dialami. Gejala-gejala
haid yang lain adalah perubahan pada payudara, perubahan mood,
perubahan aroma tubuh, perut kembung, sakit kepala, otot melemah, nyeri
punggung bagian bawah, dan biasanya cepat marah.

 Fase folikular

Setelah fase menstruasi terjadi, fase selanjutnya adalah fase folikular. Fase
folikuler merupakan tahap ke-2 dari fase menstruasi. Fase folikular umumnya
terjadi dari hari pertama haid yaitu hari ke-1 sampai hari ke-13. Anda bisa lihat
sendiri bahwa ada hari-hari di mana fase menstruasi dan fase folikular terjadi
bersamaan.

Pada saat fase folikular terjadi, kelenjar pituitari akan melepaskan hormon yang
bernama hormon perangsang folikel atau follicle stimulating hormone (FSH).
Hormon perangsang folikel ini akan merangsang sel telur di dalam ovarium untuk
tumbuh dan matang.

Hormon perangsang folikel mampu menghasilkan sekitar 5 hingga 20 kantung


kecil yang disebut folikel. Di dalam setiap folikel mengandung sel-sel telur yang
masih belum matang. Setiap fase folikular biasanya akan menghasilkan satu sel
telur matang yang merupakan sel telur yang sehat.

Pada beberapa kasus, sel telur matang yang dihasilkan bisa lebih dari satu
sehingga membuat terjadi hamil kembar. Selanjutnya, folikel yang berisi sel telur
yang gagal matang akan kembali diserap oleh tubuh. Umumnya, dibutuhkan
waktu selama 13 hari untuk menunggu sel telur menjadi matang.

Selama menunggu sel telur berkembang mencapai kematangannya, hormon


FSH akan merangsang rahim untuk mengembangkan lapisan tebal yang terdiri
dari jaringan lunak dan pembuluh darah. Lapisan tebal pada rahim yang
terbentuk selama fase folikel disebut juga endometrium.

Di saat ada folikel yang matang maka akan terjadi peningkatan kadar hormon
estrogen yang membantu untuk penebalan lapisan rahim dan mengondisikan
rahim untuk menjadi lingkungan yang kaya akan nutrisi bagi embrio selama di
dalam rahim.

Sudah disebutkan bahwa fase folikular umumnya terjadi dari hari ke-1 hingga
hari ke-13 yaitu memakan waktu selama 13 hari. Akan tetapi, ada juga wanita
yang mengalami fase folikular melebihi 13 hari dan tidak dimulai pada hari ke-1
melainkan hari ke-10 atau ke-11 hingga belasan hari ke depan. Fase folikular
akan berakhir saat terjadi ovulasi.

 Fase ovulasi

Tahap ketiga dari fase menstruasi adalah fase ovulasi yang merupakan
kelanjutan dari fase folikular. Fase ovulasi normalnya terjadi pada hari ke-14
yang mengakhiri fase folikular. Pada hari ke-14 yaitu di mana sudah ada sel telur
yang matang dan terjadi peningkatan kadar hormon estrogen maka kelenjar
pituitari akan melepaskan hormon luteinizing.

Hormon luteinizing ini akan membuat ovarium melepaskan sel telur matang ke
tuba fallopi. Peristiwa pelepasan sel telur yang matang ke tuba fallopi dinamakan
ovulasi. Sel telur yang sudah berada di tuba fallopi akan terus berjalan menurun
hingga mencapai rahim.

Saat sel telur yang matang ada sudah sampai di rahim maka sel telur akan
menunggu untuk dibuahi sel sperma. Pada fase ovulasi inilah kesempatan di
mana para wanita bisa hamil apabila terjadi pembuahan oleh sel sperma.

Ada gejala-gejala tertentu pada tubuh yang akan terjadi pada saat ovulasi. Anda
akan mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh basal dan keputihan yang cukup
tebal menyerupai tekstur seperti putih telur. Anda juga bisa
menggunakan kalkulator ovulasiuntuk mengetahui fase ovulasi ini.

Fase ovulasi terjadi hanya selama 1 hari atau 24 jam. Selama 24 jam, sel telur
akan menunggu pembuahan oleh sel sperma. Apabila tidak terjadi pembuahan
pada fase ovulasi atau hari ovulasi maka sel telur yang matang tersebut akan
mati dan hancur. Namun, apabila terjadi pembuahan maka sel telur bersama sel
sperma akan membentuk zigot.

 Fase luteal

Fase menstruasi yang terakhir setelah fase ovulasi adalah fase luteal. Fase
luteal umumnya terjadi pada hari ke-15 hingga hari ke-28. Fase luteal memakan
waktu setengah dari keseluruhan fase menstruasi.

Sel telur matang yang tidak dibuahi pada saat terjadi ovulasi maka akan mati dan
hancur. Hal ini akan mengakibatkan hormon kehamilan tidak bisa
mempertahankan lapisan tebal pada rahim atau endometrium. Peristiwa ini akan
memicu terjadinya fase menstruasi pertama yaitu fase pendarahan (fase
menstruasi) yang selanjutnya.

Fase luteal ini apabila tidak terjadi pembuahan atau kehamilan biasa juga disebut
fase pra menstruasi. Ada beberapa gejala fase pra menstruasi ini yang kerap kali
dialami perempuan, yaitu seperti nyeri payudara, sulit tidur, ingin makan
makanan tertentu, perubahan modd, perut kembung, dan penambahan berat
badan.

Akan tetapi, bila sel telur mengalami pembuahan maka tubuh akan memproduksi
hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon hCG inilah yang
dimanfaatkan untuk tes kehamilan yang menjadi tanda bahwa Anda telah hamil.

1.2 Hormon yang Memengaruhi Fase-fase dalam Siklus Menstruasi

Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima
hormon di dalam tubuh. Hormon yang dimaksud antara lain:

 Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh,
terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga
berperan pada perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam
pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.

 Progesteron

Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di
ovarium dan berperan dalam penebalan dinding rahim.

 Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone-GnRh)

Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh
untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.

 Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)

Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari
hormon ini.

 Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)


Hormon ini berfungsi membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.

1.2 Tanda dan gejala

Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa
menstruasi:

 Perut terasa mulas, mual dan panas.


 Terasa nyeri saat buang air kecil.
 Tubuh tidak fit.
 Demam.
 Sakit kepala dan pusing.
 Keputihan.
 Radang pada vagina.
 Gatal-gatal pada kulit.
 Emosi meningkat.
 Nyeri dan bengkak pada payudara.
 Bau badan tidak sedap.
 Suara kurang menarik.
 Muncul Jerawat di wajah.
1.4 Penanggulangan
Saat menstruasi, rasa nyeri akibat kram menstruasi seringkali datang. Bisa hanya samar-
samar atau sangat nyeri. Kondisi ini memang sedikit menggangu saat menstruasi.
Kondisi yang dalam istilah medisnya disebut dysmenorrhea ini biasanya terjadi di perut
bagian bawah.Untuk mengurangi nyeri saat haid, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
yaitu:
 Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan cairan akan
membuat nyerinya semakin terasa. Usahakan untuk minum air hangat untuk
meningkatkan aliran darah ke daerah panggul.
 Membuat ramuan jahe. Caranya, rebus beberapa potong jahe yang telah
dimemarkan dalam air lalu minumlah air jahe dalam keadaan hangat.
 Tempatkan handuk hangat di sekitar perut bagian bawah. Ini cara yang cukup
mudah untuk menghilangkan nyeri sementara waktu.
 Hindari meminum minuman yang mengandung kafeina karena bisa memicu iritasi
pada usus halus.
 Meminum teh beraroma mint. Lebih baik jika diminum dalam keadaan hangat.
 Melakukan peregangan pada pagi hari dapat melancarkan pereedaran darah dan
sekaligus mengurangi rasa nyeri.

2. FERTILISASI

Fertilisasi (atau disebut juga pembuahan, konsepsi, singami) adalah peleburan dua
gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal
(zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma
(plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu
membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada
dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti
pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran
tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya
lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan,
hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita,
gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
 Fertilisasi eksternal: fertilisasi eksternal adalah proses pembuahan ovum oleh
sperma terjadi di luar tubuh organisme betinanya, seperti dialami oleh golongan
ikan dan katak. Organisme ini selalu mengeluarkan telur-telurnya dalam jumlah
banyak, untuk mengatasi banyak gangguan di sekelilingnya dari faktor alam
maupun binatang pemangsa.

 Fertilisasi internal: fertilisasi internal adalah proses pembuahan ovum oleh


sperma terjadi di dalam tubuh organisme betinanya, sehingga lebih aman dari
gangguan faktor luar, tersimpan di dalam rahim organisme betinanya. Hanya saja
perkembangan ovum yang telah dibuahinya dapat bermacam-macam, misalnya
ada yang mengalami ovovipar (telur menetas menjadi bayi di luar tubuh betinanya,
seperti terjadi pada golongan serangga dan burung), ovovivipar (telur menetas
menjadi bayi sewaktu akan ke luar dari tubuh betinanya, seperti terjadi pada
golongan kadal), dan vivipar (melahirkan bayi atau anak, seperti terjadi pada
golongan hewan menyusui).

2.1 Fungsi Fertilisasi


Fertilisasi yang terjadi bukanlah tanpa fungsi. Pada semua mahluk hidup termasuk
manusia, fertilisasi memiliki beberapa fungsi. Tak pelak, fungsi utama fertilisasi adalah
menghasilkan keturunan.

 Masih ada beberapa fungsi fertilisasi lainnya, :


 Mengaktivasi sel telur untuk memulai proses perkembangan
 Menurunkan materi genetik dari jantan dan betina ke anak
 Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
 Menentukan jenis kelamin anak

2.2 Hal yang di perlukan dalam proses fertilisasi


 Beberapa hal yang diperlukan di dalam proses fertilisasi adalah sel telur, sel
sperma, tuba fallopi, dan rahim. Keempat hal tersebut adalah hal yang minimal
harus ada agar bisa fertilisasi bisa terjadi.
 Anda perlu tahu bahwa sel telur dan sel sperma haruslah sel yang sehat dan tidak
memiliki kekurangan untuk membuahi dan dibuahi. Selain itu, kedua sel gamet
tersebut harus merupakan dua sel gamet dari spesis yang sama.
 Fertilisasi hanya bisa terjadi jika sel telur dan sel sperma dari spesis yang sama
bertemu. Contohnya, sel telur manusia akan dibuahi bila bertemu sel sperma
manusia. Hal yang sama berlaku pada mahluk hidup lainnya.

2.3 Proses Pembuahan

Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses pembuahan:

1. Proses pematangan sel gamet

Tahap utama dari fertilisasi adalah proses pematangan kedua sel gamet, yaitu sel telur
dan sel sperma. Anda bisa melihat penjelasannya di bawah ini:
 Proses pematangan sel telur

Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses pematangan sel
telur ada di dalam ovarium. Di dalam ovarium ada sekantung sel-sel telur yang
masih muda, yaitu folikel.

Folikel yang ada di dalam ovarium akan mengalami proses pematangan oleh
sebuah hormon yaitu FSH atau Follicle Stimulating Hormone (Hormon perangsang
folikel).Hormon FSH akan merangsang folikel agar tumbuh dan menjadi lebih
besar yaitu sekitar 20 mm.

Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya akan
hancur. Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar akan
merangsang hormon estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk tempat
tumbuhnya janin.

Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH
(luteinizing hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk mendeteksi
kehamilan melalui test pack kehamilan.

 Proses pematangan sel sperma

Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses
pembuahan. Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis.
Selama proses pematangan, sel-sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk bisa
membuahi. Akan tetapi, hanya ada satu sperma terunggul yang berhasil
membuahi sel telur.

2. Ovulasi

Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi terlebih
dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke tuba fallopi sekitar
24 hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur yang ditangkap oleh tuba fallopi
akan tetap disitu hingga muncul sel sperma dan membuahinya.
3. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim.
Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma
yang membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.

4. Meningkatnya hormon

Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang
menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang
bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga
siap sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.

5. Jika sel telur tidak dibuahi

Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim
dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh
kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai
mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.

6. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)

Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos
masuk dalam sel telur, maka terjadilah proses pembuahan. Sel telur akan mengalami
perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.

Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya
mengandung kromosom Y, maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya
berkromosomkan X, maka yang lahir nanti adalah bayi perempuan.

7. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim

Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun sebelumnya, sel
telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari.
Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat
sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya
sel telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi
atau menanamkan diri ke dinding rahim.

Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya.


Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada
saat ini, lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal.
Penutup ini akan tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti.

Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang
menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.

8. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG).


Keberadaan hormon inilah yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh
waktu 3-4 minggu dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk
terbaca oleh test pack.

Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan setelah telat haid saja.
Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa pasti tidak ada
kehamilan. Sebaliknya, tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.

2.3 Proses pemindahan sel telur yang sudah dibuahi


Proses awalnya terjadi pada ovarium yang memproduksi sel telur mengelurarkan sel
setiap bulannya. Pehatikan gambar di atas step by step berjalannya sel telur haingga
menuju Rahim.

3. KEHAMILAN

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus
kembar, atau triplet/kembar tiga).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut
primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai
gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi
tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan
janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau
janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan
didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap
hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal
dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut
primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai
gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi
tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan
janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau
janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan
didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap
hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal
dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi hidup
yang baru.
3.1 Penyebab Kehamilan
Kehamilan terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sperma lalu tertanam di dalam lapisan
rahim dan kemudian menjadi janin. Janin berkembang selama sekitar 40 minggu.
3.2 Tanda-tanda dan gejala kehamilan

1. Tanda Dugaan Kehamilan

 Amenorea (tidak timbul haid/menstruasi)

Pada wanita yang tidak hamil, proses normal pada organ reproduksinya adalah
terjadi dialam ovarium dimana terdapat pertumbuhan dan perkembangan folikel
de Graff dan pematangan sel-sel telur. Namun pada saat hamil, sel sperma yang
telah membuahi sel telur akan menghambat pembentukan folikel de Graff,
sehingga otot-otot dinding rahim yang biasanya pada wanita tidak hamil akan
luruh/lepas, pada wanita hamil, akan menetap supaya hasil konsepsi dapat
tertanam di otot dinding rahim tersebut.
 Mual dan Muntah
Mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil disebabkan oleh meningginya
produksi estrogen dan progesterone. Kedua hormone tersebut dapat merangsang
produksi asam lambung yang berlebihan, sehingga timbullah mual dan muntah.
 Ngidam

Sering pada wanita hamil didapati kondisi dimana banyaknya keinginan-keinginan


yang diutarakan oleh ibu hamil. Keinginan-keinginan terseut dinamakan dengan
ngidam
 Payudara Sakit dan Tegang
Seperti pada mual dan muntah, pengaruh hormone estrogen dan progesterone
ditambah dengan hormone somatomamotrofin dapat merangsang penimbunan
lemak, air dan garam pada payudara wanita. Hal ini menyebabkan payudara
menjadi tegang. Lalu, tegangnya payudara dapat menekan pembuluh darahnya,
sehingga menimbulkan rasa sakit
 Sering Buang Air Kecil
Hal ini dpengaruhi oleh desakan yang dibuat oleh janin yang mendorong ke depan,
sehingga mendesak kadung kemih dan seakan-akan kandung kemih cepat penuh.
Hal ini akan merangsang otak untuk segera memerintahkan kandung kemih untuk
mengeluarkan urin yang telah ditampung.
 Konstipasi

Pengaruh hormone progesterone menyebabkan terganggunya gerakan peristaltic


usus (gerakan yang menimbulkan dorongan terhadap isi usus), sehingga
menyebabkan terganggunya buang air besar.

 Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi (zat warna kulit) di sekitar pipi (cloasma gravidarum). Selain
itu, garis-garis di perut seperti striae albican, striae livide dan linia nigra semakin
menghitam. Selain itu, di sekitar areola (sekitar putting susu) juga terjadi
penghitaman.
 Epulis

Kondisi ini terjadi karena adanya hipertrofi (tingginya perkembangan sel) gusi yang
dapat terjadi pada masa kehamilan.
 Varises

Timbulnya varises (penampakan pembuluh darah vena) juga diakibatkan karena


meningginya kadar hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh, sehingga
mengakibatkan penampakan pembuluh darah vena terutama sekitar betis, sekitar
alat kelamin, sekitar kaki, dan sekitar payudara.
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

 Perut membesar
 Ditemukan hasil-hasil pemeriksaan dalam seperti :
Tanda Hegar, yaitu ketika dua jari dimasukkan dalam liang vagina, seakan-akan
dua jari dapat saling bersentuhan, karena Rahim menjadi lebih panjang dan lunak
Tanda Chadwiks, yaitu tampaknya warna kebiru-biruan pada vagina dan vulva
akibat pengaruh hormone estrogen
Tanda Piscaceks, yaitu adanya pelunakan dan pembesaran sebelah di tenpat
tertanamnya janin di Rahim
Tanda Braxton Hicks, yaitu adanya kontraksi pada rahim
 Tes kehamilan dinyatakan positif

3. Tanda Pasti Kehamilan

 Gerakan janin di dalam rahim terlihat, hal ini dapat dilihat dengan menggunakan
pemeriksaan USG
 Terlihat dan teraba bagian-bagian janin dengan menggunakan pemeriksaan
Leopold Manuver
 Terdengarnya denyut jantung janin dengan stetoskop Doppler

4. Gejala awal kehamilan yang umum yaitu:

 Periode menstruasi yang terlewatkan


 Payudara melunak, membengkak
 Mual dengan atau tanpa muntah
 Lebih sering buang air kecil
 Kelelahan

5. Gejala lain dapat terlihat selama trimester pertama, termasuk:

 Perubahan mood
 Kembung
 Bercak darah dari vagina
 Kram
 Sembelit
 Tidak nafsu makan
 Hidung tersumbat

6. Gejala lain dapat terlihat selama trimester kedua, termasuk:

 Sebagian besar gejala tidak menyenangkan yang muncul di awal kehamilan kini
mulai hilang
 Sakit punggung
 Sakit perut
 Kram kaki
 Sembelit dan nyeri ulu hati
 Merasakan pergerakan pertama bayi

7. Gejala lain dapat terlihat selama trimester ketiga, termasuk:

 Napas pendek
 Ambeien (wasir)
 Buang air kecil tidak terkendali
 Varises
 Gangguan tidur

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa
cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

3.3 Kapan harus ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda atau gejala di atas atau ingin bertanya, konsultasikan dengan
dokter. Setiap tubuh berfungsi berbeda satu sama lain. Diskusikan dengan dokter untuk
mendapatkan solusi terbaik bagi situasi Anda.

3.4 Faktor-faktor resiko

Terdapat banyak hal yang mampu meningkatkan peluang kehamilan, yaitu:

 Tidak menggunakan kontrasepsi


 Berhubungan intim di masa subur tanpa alat pelindung
 Penggunaan metode kontrasepsi efektif dengan tidak konsisten atau salah

Beberapa orang mengatakan bahwa makanan tertentu bisa meningkatkan peluang


kehamilan, tapi tidak ada bukti ilmiahnya.

3.5 Bagaimana mendiagnosis kehamilan?

Kehamilan dapat terdiagnosis melalui:

 Tes kehamilan rumahan: tes urin mendeteksi adanya human chorionic


gonadotropin (HCG).
 Tes kehamilan di kantor dokter untuk memastikan akurasi hasil tes kehamilan
rumahan.
 Tes darah digunakan untuk menentukan kehamilan ketika diagnosis kehamilan
paling awal diperlukan dalam 9-12 hari setelah pembuahan.

Ada banyak tes screening yang berguna untuk menemukan kelainan kelahiran, misalnya
alpha-fetoprotein (AFP) dan tes triple marker, amniocentesis, chorionic villus sampling
(CVS) atau ultrasound.

Terdapat serangkaian tes prenatal lainnya yang dilakukan secara rutin, yakni:

 Tes PAP
 Tes screening diabetes kehamilan di minggu 24-28
 Tes penyakit menular seksual
 Urinalysis
 Tes darah untuk anemia atau golongan darah
 Screening kekebalan terhadap beragam penyakit, misalnya campak Jerman

3.6 Tahapan perkembangan bayi tiap minggu


 Kehamilan minggu pertama

Perhitungan usia kehamilan dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir –


sebelum akhirnya menstruasi bisa dikatakan terlambat. Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa pada minggu pertama dan kedua, sebenarnya Anda belum
mengalami kehamilan. Lalu apa yang terjadi pada minggu ini? Setelah
mengalami proses pembuahan, yaitu bertemunya telur dengan sperma, maka
akan terbentuk jaringan yang terdiri dari 100 sel yang nantinya akan menjadi cikal
bakal janin. Setelah membelah dan memperbanyak sel, calon janin atau embrio
tersebut akan menempel pada rahim, yaitu tempat tumbuh kembangnya selama
kehamilan terjadi.

 Kehamilan minggu kedua

Memasuki minggu kedua, sel yang dimiliki embrio sebanyak kurang lebih 150 sel
yang membentuk tiga lapisan, yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Lapisan-lapisan yang dibentuk oleh sel inilah yang akan menjadi berbagai organ
serta bagian tubuh dari bayi, seperti otot, tulang, jantung, sistem pencernaan,
sistem reproduksi, dan sistem saraf.

 Kehamilan minggu ketiga

Embrio berhasil menempel dengan sempurna pada rahim. Pada masa ini, embrio
masih melakukan pembelahan serta perbanyakan sel, oleh karena itu belum
berbentuk seperti embrio atau bayi. Lapisan terluar dari embrio akan membentuk
plasenta atau ari-ari. Di tahap ini juga, berbagai organ tubuh mulai dibentuk,
seperti otak, tulang belakang, kelenjar tiroid, organ jantung, dan pembuluh-
pembuluh darah. Ukuran embrio pada minggu ketiga masih sangat kecil, hanya
sebesar 1,5 mm.

 Kehamilan minggu 4

Jantung sudah terbentuk dan mulai berfungsi dan pembuluh-pembuluh darah


sudah memiliki aliran darahnya sendiri. Selain itu, sudah mulai membentuk tangan
dan kaki. Pada minggu ke-4 ukuran embrionya sebesar 5 mm.

 Kehamilan minggu 5

Tangan bayi sudah mulai tumbuh, namun masih tidak berbentuk seperti tangan,
masih rata tanpa jari-jari. Struktur dasar otak dan sistem saraf pun juga sudah
terbentuk, sementara mata, telinga, dan mulut baru akan dibentuk. Ukuran pada
minggu ke-5 sebesar 7 mm.

 Kehamilan minggu 6

Masuk ke minggu ke-6, ukuran embrio sudah sebesar kacang polong atau sekitar
12 mm. Kaki sudah mulai tumbuh walaupun jari-jari kaki belum terbentuk. Sistem
pencernaan baru mulai untuk tumbuh. Sementara bibir atas dan langit-langit mulut
sudah terbentuk. Kepala dari embrio sudah mulai terlihat namun ukurannya sangat
kecil, dan terlihat bahwa telinga dan mata sedang dikembangkan.

 Kehamilan minggu 7

Ukuran embrio ketika memasuki minggu ke-7 adalah sekitar 19 mm. Pada tahap
ini, paru-paru baru akan dibentuk, jari-jari sudah mulai terlihat, dan otot serta
sistem saraf sudah berfungsi dengan baik. Oleh karena itu pada masa ini, embrio
sudah bisa menunjukkan refleksnya kepada ibunya.

 Kehamilan minggu 8

Di minggu ke-8, embrio sudah bisa disebut janin karena sudah memiliki bentuk
serta wajah seperti manusia. Kelopak mata dan hidung mulai terbentuk pada
minggu ini. Pada tahap ini, plasenta berkembang dan janin dikelilingi air ketuban
yang terbentuk dari pembuluh-pembuluh darah ibu. Air ketuban berfungsi untuk
menjaga suhu janin tetap normal, membantu janin bergerak, dan membantu dalam
perkembangan jantung janin. Ukuran janin mencapai 3 cm atau sebesar buah
plum pada minggu ke-8.

 Kehamilan minggu 9

Muka pada janin semakin jelas terbentuk. Mata lebih besar dan berwarna, sesuai
dengan pigmen yang dimiliki masing-masing janin. Janin sudah mampu untuk
membuka mulutnya serta pita suara dan kelenjar air liur mulai terbentuk. Janin
yang berusia 9 minggu berukuran sebesar jeruk limo atau sekitar 5,5 cm.

 Kehamilan minggu 10

Janin yang berusia 10 minggu berukuran 7,5 cm, memiliki kepala yang lebih besar
dibandingkan dengan ukuran badannya. Jantung sudah bekerja secara
sempurna. Jantung pada janin berdetak 180 kali per menit, dua atau tiga kali lebih
cepat dibandingkan dengan detak jantung normal pada orang dewasa. Sel tulang
pertama kali terbentuk, menggantikan tulang rawan yang sebelumnya sudah
dibentuk.

 Kehamilan minggu 11

Tulang wajah mulai terbentuk, kelopak mata masih tertutup dan tidak akan terbuka
hingga beberapa minggu ke depan. Kuku juga sudah mulai dibentuk. Pada minggu
ini, ternyata janin sudah bisa menelan dan mengeluarkan urin, yang dikeluarkan
di dalam air ketuban.

 Kehamilan minggu 12
Setelah 12 minggu dari terakhir menstruasi Anda, organ-organ dan sistem tubuh
yang ada pada orang dewasa sudah dimiliki semua pada janin. Organ, otot,
kelenjar, dan tulang, sudah sempurna terbentuk dan mulai berfungsi. Mulai dari
minggu ini, akan terjadi perkembangan dan pematangan dari berbagai organ yang
telah dibentuk sebelumnya. Tulang belakang janin yang tadinya terbentuk dari
tulang rawan, pada minggu ke-12 akan berubah menjadi tulang keras.

 Kehamilan minggu 13-17

Ketika memasuki usia minggu ke 13-17, berat janin sebesar 57-113 gram dan
panjangnya sekitar 10-13 cm. Janin mengalami mimpi pada tahap ini, ia dapat
bangun dan kemudian tidur. Selain itu, mulut janin juga sudah bisa digerakkan,
seperti dibuka atau ditutup. Pada minggu ke-16, janin sudah bisa dilihat jenis
kelaminnya, apakah ia laki-laki atau perempuan bisa dibantu lihat dengan
melakukan USG. Muncul rambut-rambut halus pada kepala, yang disebut sebagai
lanugo.

 Kehamilan minggu 18-22

Ukuran janin sudah mencapai 25 hingga 28 cm dan memiliki berat 227 sampai 454
gram. Pada tahap ini, tulang yang ada dan keras sudah menggantikan tulang-tulan
rawan pada janin. Janin mulai bisa mendengar dan memberikan respon gerakan.
Oleh karena itu, ibu bisa merasakan tendangan, pukulan dan berbagai gerakan
dari janin. Kelenjar minyak pada kulit mulai bekerja.

 Kehamilan minggu 23-26

Pankreas janin mulai bekerja secara efektif dan paru-paru semakin matang pada
tahap ini. Bayi yang lahir ketika memasuki minggu ke 23-26 memiliki lebih besar
peluang untuk bertahan hidup, dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya.
Bulu mata dan alis pun mulai terlihat.

 Kehamilan minggu 27- 31

Diperkirakan 91% janin yang lahir di minggu ke 27-31 dapat bertahan hidup
walaupun berisiko mengalami berbagai komplikasi seperti cacat lahir dan berat
badan lahir rendah. Pada dasarnya, semua organ dan sistem tubuh sudah
semakin matang pada usia ini dan akan terus berkembang hingga kelahiran
terjadi.

 Kehamilan minggu 32-36

Gerakan dan tendangan yang dilakukan oleh janin semakin kuat dan semakin
terasa. Saat ini, kulit janin berwarna pink dan sangat halus. Janin pada usia ini
memiliki berat sebesar 1,814 hingga 2,268 gram dan panjang sekitar 41-43 cm.

 Kehamilan minggu 37-40


Minggu ini merupakan minggu-minggu terakhir kehamilan. Saat ini berat badan
janin sudah mencapai 2,722 hingga 3,639 gram dan panjang badan yaitu sekitar
46 cm. Pada bayi laki-laki, testikel sudah sempurna terbentuk dan dilapisi dengan
skrotum. Ketika memasuki minggu ke-40, maka janin siap dilahirkan dan semua
organ sudah terbentuk serta berfungsi dengan baik.

3.7 Tahapan perkembangan bayi tiap bulan

 Bulan 1

Embrio akan mulai membentuk suatu lapisan yang berguna agar nanti lapisan
tersebut dapat berkembang menjadi organ-organ tubuh. Jantung janin mulai berdetak
dan tulang belakang mulai terbentuk.

 Bulan 2

Tumbuhnya bakal jari-jari tangan dan juga bentuk mata sudah mulai kelihatan. Selain
itu, bakal kaki dan kelopak mata juga berkembang, serta sel-sel saraf di otak akan
saling terhubung pada bulan ini.

 Bulan 3

Pada bulan ini, jika kita mengukur tinggi fundus uteri, maka dapat kita perkirakan
bahwasanya tinggi janin sekitar 2,4 inci. Ekor tulang belakang yang semula muncul
perlahan-lahan mulai menghilang, serta wajah bayi sudah kelihatan jelas.

 Bulan 4
Pada bulan ke-4, kelopak mata bayi akan terus berkembang sehingga dapat terbuka
dan tertutup. Kaki dan tangan janin juga makin berkembang.

 Bulan 5

Berat bayi akan menjadi sekitar 10-11 ons dan mulai tumbuh bulu-bulu halus (lanugo)
di seluruh permukaan tubuh bayi.

 Bulan 6

Semakin terlihat perkembangan dan pertumbuhan panjang dan berat bayi pada bulan
ini. Berat badan bayi bertambah menjadi sekitar 2 kg, dan juga tingginya sekitar 22
cm.

 Bulan 7

Pada umumnya pada bulan ke-7 kehamilan, bayi akan merubah posisinya yang
semula posisi kepala berada di atas perlahan-lahan bergerak ke bawah. Paru-paru
bayi juga terus berkembang.

 Bulan ke-8

Pada bulan ini, rambut-rambut halus (lanugo) yang pernah tumbuh di seluruh
permukaan tubuh bayi perlahan-lahan akan menghilang.

 Bulan ke-9

Pada bulan ini, bayi akan berkembang sehingga siap untuk dilahirkan ke dunia. Berat
bayi jika keadaannya normal akan berkisar di angka 3,5 kg serta panjang badannya
sekitar 21 inci.

3.8 Menentukan usia kehamilan

Umur kehamilan pada seseorang dapat diperkirakan dengan beberapa metode, hal ini
memudahkan ibu untuk dapat selalu menjaga dan lebih khawatir akan kondisi
kehamilannya. Metode-metode tersebut adalah :

 Gerakan Pertama Janin


Gerakan pertama janin biasanya dapat dirasakan pada saat janin berusia 16
minggu dalam kehamilan.
 Leopold Manuver

Merupakan metode untuk mengetahui bagian bagian janin, letak janin, dan posisi
janin. Metode ini dilakukan dengan menggunakan kedua tangan pemeriksa yang
dilakukan di atas perut ibu hamil.
 Rumus Naegle

Rumus ini untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL. Rumus ini dapat digunakan
ketika ibu hamilnya mengetahui kapan hari pertama haid terakhir yang dialaminya.
Rumus ini adalah hari pertama haid terakhir ditulis tanggal, bulan, dan tahunnya,
lalu dikurangi 7 pada hari, ditambah tiga pada bulan, dan ditambah satu pada
tahun.
 Tinggi Fundus Uteri
Mengukur tinggi fundus uteri dapat menggunakan pengukur atau pita ukur.
Pengukuran dimulai dari bagian atas tulang kemaluan sampai ke tempat yang
paling menonjol pada perut ibu. Jika hasilnya adalah 25 cm, maka perkiraan usia
kehamilannya adalah 25 minggu, dan begitu seterusnya.
 Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat USG yang dapat
mendeteksi pergerakan janin dan lain-lain.

3.9 Perawatan saat menjalani kehamilan

Wanita hamil harus:

 Makan makanan seimbang bergizi yang sering dalam jumlah kecil


 Minum 400 mcg asam folat selama beberapa bulan sebelum hamil
 Tidak boleh minum obat kecuali di bawah pengawasan medis

3.10 Hal-hal yang memengaruhi kehamilan

Hal-hal berikut ini mempengaruhi kehamilan, baik secara positif maupun negatif:

 Negatif: merokok, alkohol, narkoba, kafein dalam jumlah besar, pemanis buatan,
makanan berkalori tinggi, berlemak tinggi, dan bergula tinggi.
 Positif: mengikuti pola makan yang sehat, meningkatkan jumlah buah-buahan,
sayur-sayuran, dan gandum utuh dalam makanan.

4. KESIMPULAN

Kesimpulannya adalah menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan


endometrium. Fertilisasi merupakan suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel, jantan
dan betina yang membentuk zigot. Sedangkan kehamilan, ibu hamil berpendapat bahwa
kebutuhan istirahat pada masa kehamilan penting untuk dilakukan, terbukti pada temuan
hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar ibu hamil tidur malam teratur selama
6 jam setiap hari, lebih dari setengahnya melakukan berbagai macam cara untuk relaksi,
salah satunya mendengarkan musik.
MAKALAH IPA
MENSTRUASI, FERTILISASI, DAN KEHAMILAN

KELOMPOK 5 IX G
ALYA HUWAIDA IRAWAN (02)

ALYA RACHMA DITHA (04)

ANNISA NURHALIZA (05)

KEISHA AILEEN ANANDIA (18)

NAHLA NURUL AZKIYA (26)

SMP NEGERI 1 KUNINGAN


TAHUN AJARAN 2019-2020

Anda mungkin juga menyukai