Anda di halaman 1dari 22

SISTEM REPRODUKSI WANITA

ANNA FITRIYANA
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
2013
Learning Objective
1. Struktur anatomi sistem reproduksi wanita
2. Siklus ovarium dan Oogenesis
3. Siklus Menstruasi
4. Kontrol hormonal terhadap ovarium dan
uterus
5. Efek fisiologis estrogen dan progesteron
terhadap uterus
LO 1. Anatomi
Eksternal
Internal
LO. 2 Siklus Ovarium & Oogenesis
• SIKLUS OVARIUM
Fase Folikuler  Dengan berlanjutnya fase folikuler,
 FSH dan LH dilepaskan dari hipofisis & satu diantara sejumlah folikel yang
menuju ke ovarium melalui aliran darah tumbuh dan berkembang akan
mengalami pertumbuhan dan
 FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang dominan
perkembangan 15 – 20 sel folikel primer sampai tahap matur. Pertumbuhan
dalam ovarium folikel yang dominan ini akan
menekan pertumbuhan dan
 FSH & LH berperan pula dalam memicu perkembangan folikel lainnya
pelepasan estrogen dari ovarium sehingga berhenti dan mati. Sel
telur dominan ini akan terus
 Dengan peningkatan kadar estrogen dalam memproduksi estrogen.
darah maka produksi FSH akan menurun,
mekanisme ini berfungsi untuk membatasi  Pada saat ini, endometrium akan
agar tidak terjadi pertumbuhan dan tumbuh dan disebut stadium
perkembangan folikel primer lebih lanjut. proliferasi
Fase Ovulasi

Dalam siklus menstruasi 28 hari, fase ovulasi atau ovulasi terjadi 14 hari setelah
awal fase folikuler. Fase ovulasi kurang lebih berada pada pertengahan siklus
menstruasi dan fase menstruasi akan terjadi sekitar 14 hari pasca ovulasi.

3. Setelah ovulasi, sel telur akan


1. Meningkatnya estrogen dari
ditangkap oleh fimbriae dan dibawa
folikel yang dominan
kedalam tuba falopii
merupakan pemicu keluarnya
sejumlah hormon LH
4. Pada fase ini, lendir servik
semakin banyak dan kental yang
2. Hormon LH akan
berguna untuk menangkap sperma
menyebabkan terjadinya
dan memberi makan sperma
ovulasi
sehingga mampu bergerak kedepan
agar terjadi fertilisasi
Fase Luteal

 Setelah melepaskan sel telur, folikel kosong akan menjadi struktur


baru yang disebut corpus luteum

 Corpus luteum akan menghasilkan progesteron yang berperan lebih


lanjut dalam mempersiapkan uterus agar hasil fertilisasi dapat
mengalami proses implantasi

 Pada stadium ini, endometrium akan terus tumbuh dan disebut stadium
sekresi

 Bila terjadi fertilisasi sperma atas sel telur maka embrio akan
berjalan dalam tuba falopii menuju ke uterus dan mengadakan
implantasi

 Bila tidak terjadi fertilsasi, sel telur akan terus berjalan menuju
uterus. Oleh karena tidak diperlukan untuk mendukung kehamilan
maka endometrium akan luruh dan terjadilah haid.
• Oogenesis
Jumlah
kromosom
Oogonia 46
Kehidupan Mitosis
fetus Differensiasi
Oosit primer 46

Lahir
Meiosis 1st
(dimulai
Anak-anak diuterus, lengkap
sesaat sbl
ovulasi
Pubertas

Oosit 23
sekunder Meiosis 2nd
Kehidupan
(lengkap
reproduksi
setelah
dewasa
fertilisasi)
Ovum 23, ditambah 23
(matang) dari sperma
LO.3 Siklus Menstruasi
SIKLUS
ENDOMETRIUM

FASE PROLIFERASI

FASE SEKRETORIK

FASE MENSTRUASI
LO. 4 Kontrol hormonal terhadap ovarium
dan uteris
• Hormon yang dikeluarkan hipotalamus, hormon pelepas
gonadotropin (GnRH)
• Hormon seks hipofisis anterior, hormon perangsang
Folikel (FSH) dan hormon lutein (LH), keduanya
disekresikan sebagai respon terhadap pelepasan GnRH
dari hipotalamus
• Hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron,
yang disekresikan oleh ovarium sebagai respon terhadap
kedua hormon seks wanita dari kelenjar hipofisis anterior.
Regulasi GnRH Fungsi GnRH
• Aktivasi saraf yang menyebabkan
• Memacu pelepasan
pelepasan GnRH dengan cara pulsatil
hormon-hormon
terjadi dalam hipotalamus mediobasal,
khususnya di nekleus arkuatus. Oleh hipofisis anterior,
sebab itu, diyakini bahwa nukleus yaitu FSH dan LH
arkuatus mengatur sebagian besar
aktifitas seksual wanita, walaupun
saraf-saraf yang yang terletak di daerah
preoptik hipotalamus anterior juga
menyekresikan GnRH dalam jumlah
yang cukup.
Regulasi Estrogen
• Sekresi estrogen meningkat sebagai respons
terhadap pengeluaran FSH dari kelenjar
hipofisis anterior.
• Di nukleus arkuatus hipotalamus dan di
gonadotrof kelenjar hipofisis anterior,
peningkatan kadar estradiol serum menekan
pengeluaran GnRH dan FSH melalui efek
umpan balik-negatif.
Regulasi Progesteron
Pada wanita, terjadi pengeluaran
progesteron (suatu progestin) oleh ovarium
terutama dari korpus luteum selama fase luteal
(paruh kedua dari siklus haid). Pembentukan
dan sekresinya dari korpus luteum dirangsang
oleh LH melalui sistem efektor adenilat siklase-
cAMP.
LO. 5 Efek fisiologis estrogen dan progesteron terhadap uterus
Pengaruh Hormon terhadap Pubertas
Pada payudara
Progesteron merangsang pertumbuhan lobulus dan alveolus,
mengakibatkan sel-sel alveolar berpoliferasi, membesar, dan menjadi
bersifat sekretorik. Progesteron juga menyebabkan payudara
membengkak, sebagaian karena perkembangan sekretorik dari
lobulus dan alveoli, tetapi sebagian lagi karena peningkatan cairan di
dalam jaringan subkutan.

Pada uterus
Fungsinya adalah untuk meningkatkan perubahan sekretorik
pada endometrium uterus selama separuh terakhir siklus seksual
bulanan wanita, sehingga menyiapkan uterus menerima ovum yang
telah dibuahi. Selain itu juga, mengurangi frekuensi dan inensitas
kontraksi uterus sehingga mencegah terlepasnya ovum yang sudah
berimplantasi.
Pada tuba fallopi
Efeknya adalah meningkatkan sekresi pada mukosa yang
membataasi tuba fallopi. Sekresi ini perlu untuk nutrisi ovum yang
telah dibuahi, sedang membelah, dan sewaktu ovum bergerak dalam
tuba fallopi sebelum berimplantasi.
Fungsi Estrogen untuk Sistem Reproduksi
-Pada payudara -Pada jaringan adiposa
-Pada tulang -Pada distribusi rambut
-Pada kulit -Pada deposisi protein
-Pada keseimbangan elektrolit

Pada Payudara
Esterogen menyebabkan pertumbuhan duktus pada payudara dan
terutama berperan dalam pembesaran payudara selama pubertas pada
gadis. Esterogen juga berperan pada pertumbuhan karakteristik dan
penampilan luar payudara wanita dewasa.

Pada jaringan adiposa


Mendorong penimbunan lemak dalam jaringan subkutan di lokasi-
lokasi strategis, misalnya payudara, bokong, dan paha, sehingga
terbentuk sosok-sosok melekuk khas wanita. Esterogen juga
meningkatkan berat badan pada wanita tepat sebelum haid, karena
estrogen menyebabkan retensi garam dan air.
Pada Keseimbangan Elektrolit
Estrogen dapat menyebabkan terjadinya retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal. Efek estrogen ini normalnya ringan dan jarang
bermakna , kecuali pada masa kehamilan, pembentukan estrogen
dalam jumlah besar menyebabkan retensi cairan tubuh.

Pada Deposisi Protein


Estrogen menyebabkan sedikit peningkatan total protein tubuh,
yang terbukti dari adanya keseimbangan nitrogen yang sedikit
positif apabila diberikan estrogen. Keadaan ini dihasilkan dari efek
pemacu pertumbuhan dari estrogen pada organ kelamin , tulang,
dan beberapa jaringan tubuh yang lain.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai