Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Fisiologi Reproduksi


Kelompok 4
Anggota :
Yusri Annisa Auliana (3415111371)
Fairus Qamila (3415111387)
Putri Emilia (3415110169)
Lenny Prastiwi (3415111396)
Nurul Syamsiah (3415111363)

PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER 2011
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTA MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014

Hasil
1. Tes Kehamilan dengan Metode Gali Mainini

Bufo sp. adalah jantan dan memproduksi spermatozoa.

Gambar 1. Spermatozoa yang diproduksi oleh Bufo sp.
2. Tes Kehamilan dengan Test Pack
Muncul dua garis pada alat test pack yang menunjukkan bahwa uji
kehamilan positif

3. Pengamatan Siklus Estrus pada Mencit
No Fase Leukosit Sel Eptel
Berinti
Sel epitel
Tidak Berinti
Sel
Squamosa
1 Proestrus + +++ - +
Tabel 1. fase siklus estrus pada mencit


Gambar 2. Fase siklus estrus pada mencit menggunakan mikroskop perbesaran
Pembahasan

1. Tes Kehamilan dengan Metode Gali Mainini
Pada percobaan kedua, kodok disuntikkan dengan urin wanita hamil.
Kodok yang digunakan untuk praktikum ini adalah kodok jantan karena akan
dilihat pengaruh hormon hCG dari urine wanita hamil terhadap pelepasan
spermatozoa pada kodok jantan. Ciri-ciri kodok jantan antara lain : pada
telapak kaki depan terdapat penebalan berwarna hitam, pada kulit leher bagian
ventral terdapat warna agak merah kekuningan, warna tubuh biasanya agak
gelap dibanding betina. Urin wanita hamil yang disuntikkan ke bagian saccus
lymphaticus dorsalis bermaksud agar zat yang disuntikkan lebih cepat
bereaksi. Setelah penyuntikan, kemudian ditunggu selama 1 jam agar dapat
bereaksi. Reaksi yang pada kodok adalah mengeluarkan urin. Setelah kodok
mengeluarkan urin, urinnya diamati di bawah mikroskop. Pada praktikum ini,
hasilnya adalah terdapat spermatozoa pada urin kodok jantan.
Urin wanita hamil yang disuntikkan mengandung hCG yang
merangsang sel-sel interstitial di testis (sel Leydig) untuk menyintesis
testosteron. Sekresi testosteron ini menyebabkan kodok jantan melepaskan
spermatozoa. hCG diproduksi di vili plasenta, hCG ada dalam urin wanita
hamil segera setelah terjadinya implantasi. Hormon ini mempunyai peran
sama dengan hormon gonadotropin hipofisis yaitu FSH dan LH.
2. Tes Kehamilan dengan Test Pack
Berdasarkan hasil praktikum tes kehamilan melalui urin ibu hamil 3
bulan, didapatkan hasil yang positif dengan tanda muncul dua garis merah
pada alat test pack. Pada alat test pack terkandung zat yang bereaksi dengan
HCG yang ada pada urin. Zat tersebut akan berubah warna jika HCG
terdeteksi.
HCG adalah glikoprotein yang dihasilkan oleh plasenta pada masa
kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk HCG dihasilkan oleh sel-
sel tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG
ini dihasilkan oleh plasenta. Produksi HCG mencapai puncaknya pada minggu
ke 14 dan menurun secara bertahap setelah minggu ke 14. Didalam tubuh
hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum, yakni jaringan di
ovarium yang menghasilkan progesteron.
Hormon progesterron berfungsi untuk memelihara atau
mempertahankan proses kehamilan. Sedangkan korpus luteum keberadaannya
ditunjang oleh HCG. Kadar HCG dapat diukur lewat darah atau urin yang
sering dikenal dengan tes kehamilan dan mengindikasikan ada atau tidaknya
embrio yang terimplantasi.
3. Pengamatan Siklus Estrus pada Mencit
Dalam siklus reproduksi pada mamalia, terdapat 2 macam, yaitu siklus
estrus pada mamalia rendah dan siklus menstruasi pada manusia. Mencit
memiliki siklus estrus yang berlangsung 4-5 hari, dengan fase yaitu proestrus,
estrus, metestrus, dan diestrus. Praktikum ini dilakukan dengan mengambil
beberapa tetes cairan lumen vagina mencit. Pada pengamatan ini dapat
diketahui mencit berada pada fase diestrus. Karena terdapat leukosit dan epitel
berinti. Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-
perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam
tubuhnya. Berikut adalah penggambaran diri mencit pada setiap tahap yang
terjadi:
1. Fase estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang
berarti kegilaan atau gairah (Campbell et al, 2004), Pada tahap ini
vagina pada mencit betina pun membengkak dan berwarna merah. Pada
fase ini, hewan betina memiliki tingkat birahi yang tinggi dan akan
menerima hewan jantan untuk mengawininya. Pada fase estrus, hormon
FSH mengalami penurunan sementara hormon LH dan estrogen
meningkat, sehingga apabila terjadi kopulasi, sudah pasti akan terjadi
kehamilan(Prasetyo, R.J., 2009). Tahap estrus pada mencit terjadi dua
tahap, yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel
sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus
maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana
terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap
estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada
tahap metesterus Pada tahap ini juga tidak terdapat leukosit disebabkan
karena pada saat ini mencit akan mengalami ovulasi sehingga mencegah
termakannya sel sperma oleh leukosit agar sperma dapat membuahi ovum.
2. Fase Metestrus
Fase metestrus merupakan fase pasca ovulasi dimana terjadi
penurunan hormone estrogen dan peningkatan hormon progesteron yang
dihasilkan oleh korpus luteum serta FSH. Pada ovarium korpus luteum
dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk
menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6
jam, dan perilaku betina Pada tahap metestrus yaitu birahi mulai berhenti,
aktivitasnya mulai tenang, dan sudah tidak reseptif pada jantan.
3. Fase Diestrus
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-
2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum
tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang
terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat
sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama
sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat
banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak
mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif,ukuran uterus kecil, dan terdapat
banyak lendir.
4. Fase Proestrus
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan
cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de
Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon
FSH dan LH siap terbentuk. Menurut Shearer (2008), fase proestrus
dicirikan dengan pertumbuhan folikel dan produksi estrogen. Peningkatan
jumlah estrogen menyebabkan pemasokan darah ke sistem reproduksi
untuk meningkatkan pembengkakan sistem dalam. Kelenjar cervix dan
vagina dirangsang untuk meningkatkan aktifitas sekretori membangun
muatan vagina yang tebal. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah
mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase
ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir fase selanjutnya adalah
fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang. Karena perubahan
sitologi endokrin mencerminkan peristiwa-peristiwa yang mendasari
siklus, mereka hampir selalu prediksi yang lebih baik dari "waktu subur"
dan kehamilan panjang daripada perilaku atau tanda-tanda fisik. Sitologi
perubahan melalui siklus estrus anjing mencerminkan perubahan dalam
konsentrasi darah estrogen. Seperti digambarkan di bawah ini, dan
digambarkan secara lebih rinci pada bagian Canine, tingkat estrogen
meningkat sebelum dan selama proestrus dan jatuh dalam hubungannya
dengan gelombang preovulatory luteinizing hormon. Meningkatnya kadar
estrogen mempengaruhi "cornification" yang menjadi ciri dari smear
diperiksa selama estrus. Ovulasi terjadi dua hari setelah lonjakan LH.
Saat dimasukkan sesuatu untuk merangsang vagina mencit, maka
hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing
hormon (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit,
gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle
stimulating hormon (FSH) sehingga terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini
lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormon
(LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami
kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih
aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian
kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif
terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan
mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan
melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara
30 kHz 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa
pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina
menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial
yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik
perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena
terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar
hidungnya.Pentingnya mengidentifikasi diestrus awal adalah sebagai
prediksi awal yang jauh lebih akurat dari saat ovulasi, dan karenanya
waktu diestrus lebih panjang daripada perilaku seksual. Anjing yang
memiliki waktu ovulasi 5-7 hari sebelum diestrus (7-9 hari setelah
preovulatory lonjakan LH). Periode perilaku estrus adalah variabel, dan
sering meluas hingga beberapa hari sebelum dan /atau setelah estrus.
Permulaan diestrus juga berkorelasi baik dengan hilangnya kesuburan, dan
breedings setelah pergeseran diestrus jarang subur.




DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. (2004). Biologi edisi kelima jilid 3.
Jakarta :Erlangga.
Praseno, Koen, dkk. 2012. Diktat Praktikum Fisiologi Hewan. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Shearer, J. K. (2008). Reproductive Anatomy and Physiology of Dairy Cattle.
Florida :University Of Florida.
Sherwood, Lauralee. (2006). Fundamentals of Physiology : a Human Perspective.
London:Thomson Learning.

Anda mungkin juga menyukai