107
berubah.
Setiap
orang
akan
menganggap sesuatu itu baik sesuai
dengan pandangannya pada saat itu.
Oleh sebab itu, sistem nilai yang dimiliki seseorang itu bisa dibina dan
diarahkan.
Apabila
seseorang
menganggap nilai agama adalah di
atas segalanya, maka nilai-nilai
yang lain akan bergantung pada nilai
agama itu. Dengan demikian, sikap
seseorang sangat tergantung pada
sistem nilai yang dianggapnya paling
benar, dan kemudian sikap itu yang
akan mengendalikan perilaku orang
tersebut.
Tantangan saat ini dan masa
yang akan datang, bagaimana kita
mampu menempatkan pendidikan
karakter sebagai sesuatu kekuatan
bangsa. Oleh karena itu, kebijakan
dan implementasi pendidikan yang
berbasis karakter di sekolah menjadi
sangat penting dan strategis dalam
rangka membangun bangsa ini.
Kearifan lokal dapat berfungsi
sebagai salah satu sumber nilai-nilai
yang luhur. Dengan kata lain, kearifan
lokal bisa menjadi sumur yang tak
kunjung kering di musim kemarau
panjang, nilai-nilai kebijaksanaan
bagi perwujudan cita-cita bangsa
yang seimbang, baik secara lahiriah
maupun batiniah. Di samping
berfungsi sebagai penyaring bagi
nilai-nilai berasal dari luar, kearifan
lokal dapat juga digunakan untuk
meredam
gejolak-gejolak
yang
bersifat intern. Misalnya konflik
masyarakat yang sesuku atau antar
suku. Upaya promosi nilai-nilai luhur
108
Pembahasan
A. Model Pendidikan Karakter
Komitmen Nasional tentang
perlunya pendidikan karakter, secara
imperatif tertuang dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Pasal 3 UU tersebut
dinyatakan
bahwa
Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak
serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Jika dicermati 5
(lima) dari 8 (delapan) potensi
peserta
didik
yang
ingin
dikembangkan sangat terkait erat
dengan karakter.
Urgensi dari pelaksanaan
komitmen
nasional
pendidikan
karakter, telah dinyatakan pada
Sarasehan
Nasional
Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa sebagai
Kesepakatan Nasional Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa yang menyatakan bahwa:
(a). Pendidikan budaya dan karakter
bangsa merupakan bagian integral yg
tak terpisahkan dari pendidikan
nasional secara utuh; (b). Pendidikan
budaya dan karakter bangsa harus
dikembangkan secara komprehensif
sebagai
proses
pembudayaan.
(c). Pendidikan budaya dan karakter
bangsa merupakan tanggung jawab
bersama
antara
pemerintah,
masyarakat, sekolah dan orang tua.
Grand Design Pendidikan
Karakter menjadi rujukan konseptual
109
Teori
Pendidikan,
Psikologi,
Nilai, Sosial
Budaya
Nilai-nilai
Luhur
Pengalaman terbaik
(best practices)dan
praktik nyata
SATUAN
KELUARGA
MASYARAKAT
PENDIDIKAN
Perilaku
Berkarakter
HABITUASI
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
110
111
112
113
114
BUDAYA SEKOLAH:
(KEGIATAN/KEHIDUPAN
KESEHARIAN DI
SATUAN PENDIDIKAN)
KEGIATAN
EKSTRA
KURIKULER
KEGIATAN
KESEHARIAN
DI RUMAH
Penerapan pembiasaan
kehidupan keseharian di
rumah yang sama dengan
5
di satuan pendidikan
115
116
2.
5.
3.
4.
5.
117
mengarahkan
opini
seseorang.
Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat,
pesan-pesan sugestif akan memberi
dasar afektif dalam menilai sesuatu
hat sehingga terbentuklah arah sikap
tertentu.
e. Lembaga
Pendidikan
dan
Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta
lembaga agama sebagai sesuatu
sistem mempunyai pengaruh dalam
pembentukan sikap dikarenakan
keduanya
meletakkan
dasar
pengertian dan konsep moral dalam
diri individu.
f. Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang
didasari oleh emosi, yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk.
Penutup
Kearifan lokal merupakan
modal utama masyarakat dalam
membangun dirinya tanpa merusak
tatanan sosial yang adaptif dengan
lingkungan alam sekitarnya. Kearifan
lokal dibangun dari nilai-nilai sosial
yang dijunjung dalam struktur sosial
masyarakat sendiri dan memiliki
fungsi sebagai pedoman, pengontrol,
dan rambu-rambu untuk berperilaku
dalam berbagai dimensi kehidupan
Pengembangan kemampuan sikap
baik melalui proses pembiasaan
maupun modeling bukan hanya
ditentukan
oleh
guru,
tetapi
118
Negeri.
2007.
Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor
39 Tahun 2007 tentang
Pedoman Fasilitasi Organisasi
Kemasyarakatan
Bidang
Kebudayaan, Keraton, dan
Lembaga
Adat
dalam
Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Daerah.
http://pangasuhbumi.com/article/20582 /
pemulihan lingkungan dengan
kearifan lokal. html.
http://tal4mbur4ng.blogspot.com/2010/0
7/
kearifan
lokal
guna
pemecahan masalah. html.
Jonassen, D.H, 1994, Developing a
Learning
Strategy
Using
Pattern Notes : A New
Technology,
Programmed
Learning and Educational
Technology, Halaman 163-175.
Kartodirdjo,
Sartono.
1994a.
Kebudayaan
Pembangunan
dalam Perspektif Sejarah.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Kartodirdjo,
Sartono.
1994b.
Pembangunan Bangsa tentang
Nasionalisme, Kesadaran dan
Kebudayaan
Nasional.
Yogyakarta: Aditya Media.
Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan
Mentalitas
dan
Pembangunan. Cetakan ke-11.
Jakarta : Gramedia.
Koentjaraningrat, 1986. Pengantar
Ilmu Antropologi. Cetakan ke6. Jakarta : Aksara Baru.
Nuraini Asriati, 2010, Membangun
dan
Mengembangkan
119
Mendongkrak
Kualitas
Pendidikan,
Yokyakarta:
Pelangi Publishing.