Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Ety Fatmayati 88231057 6. Bernadetta Oktriana. S 88231063

2. Puji astuti 88231000 7. Siska Octaviani B P 88231065

3. Eulis acih kurniasih 88231003 8. Erna kurniasih 88231056

4. Lucia Susi S 88231064 9. Iqbal Baihaki 88231006

5. M.Soleh. S 88231030
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS) Bandung
Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)
Jalan Sekolah Internasional No. 1-2 Antapani Bandung 40282.

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Anstomi dan

fisiologi sistem reproduksi Wanita ini tepat waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada

Dosen pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Maternitas. kami

berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, dengan

rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

penyempurnaan makalah ini.

Bandung,21 Maret2024
Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap mahluk hidup tentunya menginginkan untuk meneruskan keturunannya, demikian
juga dengan manusia.
Reproduksi atau berkembang biak merupakan kemampuan suatu organism untuk
menghasilkan keturunan atau organism baru agar kelestariannya tetap terjaga.
Proses reproduksi oleh sistem reproduksi memiliki dua jenis, yaitu laki-laki dan
perempuan. Keduanya memiliki sistem reproduksi yang berlainan dan saling
membutuhkan. Manusia bereproduksi secara kawin atau seksual.
Sistem reproduksi adalah sistem tubuh yang untuk berkembang biak atau bertanggung
jawab terhadap kelansungan suatu generasi.
Secarafisiologi sistem reproduksi dapat inefektif tanpa mempengaruh isistem tubuh yang
lain. sistem reproduksi terdiri dari sistem repruduksi pria dan wanita.
Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian organ yang terletak di luar tubuh dan di
sekitar panggul yang berkontribusi terhadap proses reproduksi.
Fungsi utama langsung dari sistem reproduksi wanita adalah untuk menghasilkan ovum
dalam proses fertilisasi.
Sistem reproduksi wanita adalah suatu sistem yang tersusun dari dua bagian organ yaitu
organ interna dan organ eksterna yang dihubungkan oleh saluran vagina berfungsi
sebagai tempat terjadinya pembuahan (Paulsen &Waschke, 2018).
Organ reproduksi interna terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus, dan vagina. Sedangkan
organ reproduksi eksterna tersusun dari klitoris, labia minor, labia mayor, mons pubis,
vestibula, uretra, hymen (Pearce, E. C., &Handoyo, 2013).
Sistem reproduksi wanita memiliki fungsi memproduksi sel telur dan mengandung bayi
(Bolon dkk, 2020).
Sistem reproduksi wanita berfungsi untuk memproduksi gamet dan hormon-
hormonlainya, selain itu terdapat tugas tambahan untuk mendukung proses kehamilan,
perkembangan janin sampai persalinan. Secara umum organ genetalia eksterna berfungsi
melindungi organ interna dari infeksi mikroorganisme, sebagai organ
persetubuhan/intercourse, dan memungkinkan sperma masuk ke dalam tubuh. Sedangkan
organ interna secara umum berfungsi sebagai organ persetubuhan/intercourse, birth canal,
tempat terjadinya fertilitas, tempat pertumbuhan dan perkembangan dari embrio hingga
fetus, serta sebagai organ yang memproduksi, melepaskan ovum dan hormonhormon
(Ani dkk, 2021).
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu alat
reproduksi wanita bagian dalam dan alat reproduksi wanita bagian luar. Alat reproduksi
wanita bagian luar diantaranya Mons veneris, Bibirbesar (Labia mayora), Bibirkecil
(Labia minora), Klitoris, Vestibulum, Perinium, Kelenjar barthoolin dan selaput dara.
Sedangkan alat reproduksi wanita bagian dalam diantaranya Vagina, Uterus, Tuba Fallopi
dan Ovarium.
Sistem reproduksi wanita merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia.
Sistem reproduksi bertugas sebagai tempat keluarnya aliran darah menstruasi, jalan untuk
melahirkan anak dan juga penerima penis sewaktu hubungan seksual (Aqila, 2010)

B. Tujuan
1. Mengetahuai organ-organ reproduksi wanita
2. Mengetahui fungsi-fungsi organ reproduksi wanita
3. Mengetahui proses pembentukan dan pengeluaran ovum
4. Mengetahui kesehatan organ reproduksi wanita
5. Mengetahui hormone reproduksi wanita
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Berasal dari Bahasa Latin, yaitu: anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi (tomie)=
tomneinei= iris, potong. Fisiologi :fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) : ilmu
pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organism berbeda antara
Jantan dan betina. sistem reptoduksi pada Perempuan berpusat di ovarium.
Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak.

B. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita (Yanti, 2011)


Anatomi sistem reproduksi Wanita terbagi dua, yaitu:
1. Organ-organ Eksternal, terdiri dari:
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium, urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons Pubis
Lapisan lemak dibagian anterior symphysis os pubis. Pada masa pubertas daerah
ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia Mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kearah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayor. Dibagian bawah
perineum, labia mayoramenyatu (pada commisura posterior)
d. Labia Minora
Lipatan jaringan tipis dibalik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut.
Banyak terdapat pembuluh darah, ototpolos , dan serabut saraf.
e. Klitoris
Terdiridari caput/gland clitoridisis yang terletak dibagian superiotvula, dan
corpus clitoridis tang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog
embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada klitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung
serabut saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas klitoris, batas bawah fourchette, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat enam lubang/orificium, yaitu orificium
urethrae, externu, introitus vaginae, ductus glandulae bartholinii kanan-kiri dan
ductus skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

g. Introitus/ Orificium Vagina


Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae)
Bentuk hymen post partum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-
sisa selaput dara yang robek yang tampak pada Wanita pernah melahirkan/para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforate)
menutup total lubang vagina,dapat menyebabkan darah mentruasi terkumpul di
rongga genetalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah disekitar
cervix disebutformix, dibagi dalam empat kuadran: fornix anterior, fornix posterior,
dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal
yang elastis. Dilapisi epitels kuamosa berlapis, berubah menjadi siklus haid.
Fungsi vagina: untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untukj alan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari ductus muleri,
bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
posterior dan lateralis disekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan
titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitive terhadap
stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-ototd
iagfragma pelvis (m. levator ani, m. coccygeus) dan diafragma urogenetalis (m.
perinealis transversus profunda, constrictor urethra). Perineal body adalah
raphemedian m. levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomy) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegar rupture.

Gambar 2.1. Organ ReproduksiEksternal Wanita (Netter, 2011)


Keterangan
1) Mons pubis
2) Corpus klitoris
3) Labia mayora
4) Vestibulum vagina
5) Labia minora
6) Hymen
7) Perineum
8) Anus
9) Glands Clitoris
10) Orificium urethra externa
11) Orificium vagina
12) Vestibulum fossa
13) Frenulum labia minor

2. Organ-organ Internal, terdiridari:


a. Uterus
Suatu organ muscular berbentuk sepert ibuah pir, dilapisi perineum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada
saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi di keluarkan. Uterus terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus
dan serviks uteri.
b. Serviks Uteri
Bagian terbawah uterus, terdiridari pars vaginalis (berbatasan/menembus dinding
dalam vagina) dan pars suprava ginalis. Terdiri dari tiga komponen utama: otot polos,
jaringan-jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar didalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamo kolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,
setelah pernah/Riwayat melahirkan (primipara/multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lender getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan sebagai garam, peptide dan air.
Ketebalan mukosa dan viskositas lender serviks di pengaruhi siklus haid.
c. Corpus uteri
Terdiri dari: paling luarl apisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intra abdomen, tengah lapisan muscular/myometrium berupaotot polos
tiga lapis (dari luar kedalam arah serabu totot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intra abdomen mendatar dengan fleksike anterior, fundus uteri berada
diatas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasis elama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
Ligamen atau penyangga uterus: Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum
uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterinapropium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum
rectouterine.
Vaskularisari uterus: terutama dari arteriuterina cabang arteri hygogastrica/illiaca
interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
d. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
Panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi dari ovarium sampai cavum
uteri.
Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan: serosa, muscular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars
ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proximal/isthmus): merupakan bagian dengan lumen tersempit,
terdapat sfing terutero tuba pengendali trans gergamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula): tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah
daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga
terjadi implantasi didinding tuba bagian ini.
3) Pars intudibulum (distal): dilengkapi dengan fimbriae serta ostiumtubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
4) Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan
ovarium, dan membawanya dalam tuba.
5) Mesosalping: jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada
usus)
e. Ovarium
Ovarium adalah organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh
darah dan saraf. Ovarium terdiri dar ikorteks dan medulla. Ovarium berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal
primordial dilapi santer luar epitel ovarium dikorteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresihormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel,
progesterone oleh korpus luteum pascaovulasi).
Ovarium berhubungan dengan pars infundibulum tuba falopii melalui perletakan
fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium
terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundi bulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.

Gambar 2.2. Organ Reproduksi Internal Wanita (Netter, 2011)


Keterangan:
1. Salping/tuba falopii
2. Ligamen ovarium
3. Ovarium
4. Myometrium
5. Isthmus uterus
6. Vagina
7. Fundus
8. Corpus uterus
9. Endometrium
10. Cervix
C. Fisiologis Sistem Reproduksi Wanita (Yanti, 2011)
1. Fisiologis Sistem Reproduksi Masa Bayi dan Anak
Folikel primordial (bakaltelur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000
butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelaminluar dan dalam
sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh
estrogen dari ibunya.
Diferensiasi gonad: mingguke 4-5 gestasi. Janin Perempuan: karena tidak danya
kromosom Y dan H-Y antigen, maka ovarium dan sistem saluran Mullerian berkembang
menjadi sistem reproduksi Wanita. Diferensiasi ovarium dimulai pada mingguke 6 – 8
gestasi dengan multiplikasi sel-selmuda (gerncells). Sejak minggu ke 15 gestasi mulai
terjadi juga deplesi dan atresia sel-sel telur melalui kapsul ovarium kedalam
kavumperitonii janin.
Pada minggu ke-20, jumlah oosit mencapai sekitar 6-7 juta, kapasitas maksimal suatu
ovarium. Pada saat ini juga terjadi peningkatan berbagai hormon gonadotropin, luteinzing
hormone (LH) dan follicle stimulating hormon (FSH). Peningkatan ini menyebabkan
derajat pematangan oosit yang bervariasi. Ovarium juga mulai menghasilkan estrogen,
namun jumlahnya sangat kecil jika di bandingkan estrogen placenta.
Sampai sekitar 50 tahun kehidupan wanita itu kemudian, jumlah sel telur berkurangs
ecara bertahan dengan adanya siklus reproduksi. Masa “nadir” (habis) yaitu pada saat
menopause.
Masa kanak-kanak: pertumbuhan alat kelamin tak memperlihatkan pertumbungan berarti
sampai masa pubertas. Kadar hormon estrogen dan gonadotropin lainnya sangat rendah.
saat lahir, jumlah oosit telah berkurang sampai sekitar 2 juta.
Ukuran ovarium sekitar 1 cm diameter, dan terdapat pematangan oosit pada tingkat yang
bervariasi. Setelah lahir, hilangnya pengaruh estrogen placenta/maternal ,menyebabkan
meningkatnya gonadotropin, yang mencapai puncaknya pada usia 3 bulan kemudian
berangsur turun sampai tingkat plateau pada usia 2-4 tahun. LH dan FSH mengalami
supresi pada usiaantara 4-10 tahun (prepubertas). Pada awal masa pubertas, jumlah oosit
yang tersisa sekitar 300 ribu.
2. Fisiologi sistem Reproduksi Masa Pubertas
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pubertas
mulai dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir padasaat ovarium sudah
berfungsi mantap dan teratur. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun.
Kejadian penting pada masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul ciri-ciri
kelamin sekunder, menarche, dan perubahan fisik. Perkembangan ini terutama di
sebabkan oleh estrogen. Berbagai perubahan selama pubertas normal berjalan selama 1,5
– 6 tahun, meliputi:
a. Thelarche (perkembangan payudara)
Terjadi paling awal, kadang pada usia kurang dari 10 tahun (8-13 tahun), disebut
sebagai “the first physical sign of puberty”. Stadium perkembangan payudara
diklasifikasikan menurut Tanner 1962. Payudara matang dicapai sekitarusia 14-15
tahun (12 - 18 tahun).
b. Adenarche / Pubarche (perkembangan rambut aksila/pubis)
Mulai sekitarusia 11 tahun (10-14 tahun). Mungkin juga menjadi tanda pubertas
pertama, mendahului perkembangan payudara. Klasifikasi juga menurut Tanner
(1962). Pertumbuhan rambut pubis dewasa dicapai pada usia 14-15 tahun (12-18
tahun).
c. Pertumbuhan tinggi badan lebih cepat (maximal growth)
Biasa terjadi 2 tahun setelah thelarche atau 1 tahun sebelum menarche. Dipengaruhi
growth hormone, estradiol, dan insulin-like growth factor (IGF-I) atau somatomedin-
C. Pertumbuhan bisa mencapai 5-10 cm dalam 1 tahun.
d. Menarche (haid pertama)
Variasi normal antara usia 9-16 tahun, dengan rata-rata 12-13 tahun. Haid pertama
umumnya anovulatoir, ireguler, periodenya lama dan perdarahannya banyak. Siklus
anovulato irireguler ini dapat terjadi sampai selama 12 bulan. Dengan bertambahnya
usia, siklus haid normal makin teratur dan disertai ovulasi. Ovulasi dicetuskan
dengan adanya feedback positif estrogen terhadap hipotalamus-pituitari,
mengakibatkan terjadinyacetusan LH (LH surge) yang menstimulasi ovulasi.
e. Pubertas prekoks
Terjadinya perubahan karakteristik pubertas pada usia kurang dari 8 tahun. Umumnya
ditandai pertumbuhan tinggi badan maksimal sebagai first sign.
3. Fisiologi Sistem Reproduksi Masa Reproduksi
Merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun.
Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan. Masa
reproduksi ditandai dengan siklus menstrulasi yang disertai pematangan folikel, ovulasi
dan pembentukan corpus luteum, selama 30-40 tahun sesudah pubertas. Siklus menstruasi
normal ditandaidengan:
1. Kondinasi pelepasan gonadotropin
2. Steroidogenesis dari ovarium
3. Siklus/ fluktuasi hormonal yang teratur dan karakteristik
4. Kematangan folikel dan ovulasi
5. Perubahan histologist fisiologis jaringan endometrium uterus

Haid atau menstrulasi adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina
selama 5-7 hari dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Hormon yang berperan dalam siklus
haid adalah hormon FSH dan LH, prolactin dan hormon estrogen serta progesterone.
Siklus menstruasi terjadi setiap 28 hari (adapula setiap 21 atau 30 hari) yaitu
sebagai berikut:
1. Pada hari 1-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang
dirangsang oleh hormon FSH. Sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum haploid. Kemudian folikel berkembang menjadi folikel
graaf yang matang, yang menghasilkan hormon estrogen dan merangsang
keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar merangsang perbaikan
dinding uterus, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH. Fase
waktu disekitar terjadinya ovulasi ini disebutfase estrus.
2. LH merangsang folikel yang telah kosong berubah menjadi badan kuning
(korpus luteum) yang menghasilkan hormon progesterone yang berfungsi
mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk
mempersiapkan terbentuknya embrio. Fase ini disebut fase luteal.
Progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH,
akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang sehingga pembentukan
progesterone berhenti mengakibatkan pemberian nutrisi kepada endometrium
ikut terhenti, endometrium menjadi mengering dan akan terkelupas dan
terjadilah perdarahan pada harike 28. Fase ini disebut fase perdarahan atau
fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesterone, maka FSH mulai
terbentuk lagi dan terjadilah proses oogenesis Kembali.

4 Fisiologis Sistem Reproduksi Masa Klimakterium dan Menopause


A. Klimakterium
Masa sekitar menopause usia 40 tahun keatas Dimana aktifitas hormon estrogen mulai
menurun tidak ada respon adekuat ovarium terhadap FSH yang tinggi dari hipofisis yang juga
dipengaruhi oleh habisnya folikel. Klimakterium disebut juga sebagai masa perimenopause
yang meliputi premenopause, menopause dan post menopause.
Tanda dan gejala pada berbagai sistem terutama berhubungan dengan penurunan aktifitas
estrogen: pelvis, atrofi genitalia atau tractus urinarius, payudara, kardiovaskuler, neurologi,
musculoskeletal, endokrin.
Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6-7 tahun setelah menopause, pada masa ini
terdapat keluhan-keluhan (sindroma klimakterik) seperti mudah tersinggung, depresi,
kelelahan, semangat menurun dan susah tidur.

B. Menopause
Merupakan haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang disebabkan menurunnya
fungsi ovarium. Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun.
Menopause adalah fase alamiah yang akan dialami setiap wanita, dan merupakan akhir proses
biologis dari siklus menstrulasi. Seorang wanita dikatakan menopause bila siklus
menstuasinya telah berhenti selama kurang lebih 12 bulan.
Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan pasca menopause adalah 3-5
tahun setelah menopause, ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium dan produksi
ekstrogen yang terjadi pada usia 55 sampai 56 tahun.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bab di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anatomi fisiologis istem
reproduksi wanita merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan
suaturangkaian - rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang digunakan
untuk berkembang biak.Sistem reproduksi pada wanita terbagi menjadi dua yaitu organ-
organ eksternal dan organ- organ internal.
Menstuasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi hormone reproduksi seperti FSH, estrogen, LH dan
progesterone.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Abrori, Hernawan, A. D., &Ermulyadi. (2017). Faktor yang berhubungandengan


kejadiankeputihanpatologissiswi SMAN 1 SimpangHilirKabupaten
Kayong Utara. 6(1), 24-34.
Ahmad, M. (2020). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Bandung: Media Sains
Indonesia 1.
Andareto, O. (2015). PenyakitMenularDisekitar Anda. Jakarta: Pustaka Ilmu
Semesta.
Annisa, P., Rina, dan Elizabeth. (2013). HubunganPemakaian Panty Liner
DenganKejadian Fluor Albus Pada Siswi SMA di kota Padang
BerdasarkanWawancaraTerpimpin (Kuesioner). Artikel Penelitia
Pendidikan Dokter FakultasKedokteran Universitas Andalas. Padang.
Ardiani, H., Marsanti, A. S. (2021). Buku Ajar EpidemiologiPenyakitMenular
Seksual Dan HIV/AIDS. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Bahari, H. (2012). Cara mudahatasikeputihan. Yogyakarta: Buku Biru.
Budiastuti. (2012). Produksi Yoghurt Graviola SebagaiMakananFungsional
Sejalan denganPengembanganPotensiPertanian di Kabupaten
Karanganyar. Surakarta: FakultasPeternakan Universitas Sebelas Maret.
Budiman, R. (2013). Kapita SelektaKuisionerPengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta Salemba Medika.
Budirahayu, S., Legowo, A. M., Susanti, S. (2020). Karakteristik Uji Kesukaan,
Fisik, Dan Kimia Frozen Yoghurt DenganPenambahan Milk Cascara.
JurnalTeknologi Pangan, 4(1), 55 - 64.
Darma, M., Yusran, S., Fachlevy, A. F. (2017). HubunganPengetahuan, Vulva
Hygiene, Stres, Dan Pola Makan DenganKejadianInfeksi Flour Albus
(Keputihan) Pada RemajaSiswiSma Negeri 6 Kendari 2017. Jurnal
IlmiahMahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(6).
Daryanti, E., Marlina, L. (2021). Kesehatan Perempuan dan Perencanaan
Keluarga. Tasikmalaya: Langgam Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai