Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1


BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................2
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita ...................................................................2
2.1.1. Anatomi Genetalia Eksterna............................................................................2
2.1.2. Anatomi Genetalia Interna .............................................................................. 4
BAB III PENUTUP...................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Genetalia Eksterna Wanita......................................................4


Gambar 2.2 Anatomi Uterus......................................................................................8
Gambar 2.3 Anatomi Genetalia Interna Wanita .......................................................10
Gambar 2.4 Vaskularisasi Genetalia Interna ............................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem reproduksi adalah sistem dalam tubuh manusia yang berfungsi


untuk berkembangbiak atau mempunyai keturunan. Organ reproduksi adalah
sekelompok organ yang terlibat dalam sistem reproduksi. Organ reproduksi
manusia secara garis besar dibagi atas dua yaitu organ reproduksi pria dan organ
reproduksi wanita. Organ reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran
kelamin, kelenjar kelamin. Sedangkan organ reproduksi wanita secara anatomi
dibagi menjadi organ reproduksi eksternal (genetalia eksterna) dan organ
reproduksi internal (genetalia interna).
Genetalia eksterna terdiri dari vulva,mons veneris, labia mayora, labia
minora, klitoris, vestibulum, dan perineum. Sedangkan genetalia interna terdiri dari
vagina, uterus, tuba fallopi, dan ovarium. Masing-masing organ reproduksi tersebut
memiliki fungsi spesifik dalam sistem reproduksi. Organ-organ ini dimiliki wanita
sejak lahir, namun kemampuan reproduksinya baru akan dimulai setelah masa
pubertas.
Anatomi dari sistem reproduksi wanita perlu dipelajari lebih lanjut bagi
tenaga kesehatan terutama yang praktiknya terkait erat dengan kesehatan
reproduksi, maka dari itu makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai
anatomi sistem reproduksi wanita beserta vaskularisasinya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna
dan organ genitalia interna. Organ genitalia eksterna terletak di
perineum dan berfungsi untuk sanggama, sedangkan organ genitalia
terletak di dalam rongga pelvis dan berfungsi untuk ovulasi, tempat
pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh
kembang janin.

2.1.1. Anatomi Genetalia Eksterna


Organ genetalia eksterna terdiri dari:
 Vulva atau pudenda
Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat
mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora
dan labia minora, klitoris, selaput darah (hymen), vestibulum, muara
uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular.
 Mons veneris (mons pubis)
Mons veneris (mons pubis) adalah bagian yang menonjol di atas
simfisis yang terdiri dari jaringan lemak, jaringan ikat, dan kelenjar
sebasea yang berfungsi sebagai bantalan pada saat berhubungan seks.
Pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada
perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas
simfisis, sedangkan ke bawah sampai sekitar anus dan paha.
 Labia mayora
Labia mayora (bibir-bibir besar) merupakan kelanjutan dari
mons veneris yang terdiri atas bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong
dengan ujung bawah meruncing, berukuran panjang 7 – 8 cm, lebar 2 –
3 cm, dan terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di
mons veneris.
Labia mayora miliki dua permukaan yaitu bagian luar yang
tertutup oleh rambut – merupakan kelanjutan dari rambut pada mons

2
veneris, dan bagian dalam yang merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (tanpa rambut). Ke bawah dan ke belakang kedua labia
mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior. Labia mayora
analog dengan skrotum pada pria.
 Labia minora (nymphae)
Labia minora (nymphae) adalah suatu lipatan tipis dari kulit
sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu yang
diatas klitoris membentuk preputium klitoridis dan yang di bawah
klitoris membentuk frenulum klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil
juga bersatu dan membentuk fossa navikulare. Kulit yang meliputi labia
minora mengandung banyak glandula sebasea dan juga ujung-ujung
saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensitif.
 Klitoris
Klitoris merupakan bagian penting dari genetalia eksterna yang
terletak pada ujung superior vulva dan bersifat erektil. Klitoris
berukuran kira-kira sebesar biji kacang ijo, tertutup oleh preputium
klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura
yang menggantungkan klitoris ke os pubis.
Glans klitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan ujung
saraf sensoris sehingga saat sensitif (analog dengan penis pada laki-
laki). Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan
ketegangang seksual.
 Vestibulum
Vestibulum berbentuk lonjong yang memanjang dari depan ke
belakang dan dibatasi oleh klitoris pada bagian depan, labia minor pada
sisi kanan dan kiri, dan perineum (fourchette) pada bagian belakang.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina, dan
kelenjar paravagina.
 Introitus Vagina
Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-
beda. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (himen). Himen
merupakan jaringan yang bersifat rapuh dan mudah robek.
 Perineum

3
Perineum merupakan daerah fibromuskular yang ditutupi kulit
dan terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan
yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan
diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan
otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua otot ini.
Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di
daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma
urogenitalis meliputi muskulus transverses perinea profunda, otot
konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal yang
menutupinya.

Gambar 2.1. Anatomi Genitalia Eksterna Wanita


Dikutip dari: Netter, f.h., 2010. Atlas of Human Anatomy fifth edition.
USA; Saunders Elsevier.

2.1.2. Anatomi Genetalia Interna


Organ genitalia interna terdiri dari:
 Vagina (Liang Sanggama)
Vagina merupakan penghubung antara introitus vagina dan
uterus, berupa suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
meregang secara luas. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan

4
satu sama lain, masing- masing panjangnya berkisar antara 6-8 cm dan
7-10 cm.
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang yang
disebut rugae. Di tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras
disebut kolumna rugarum. Lipatan ini memungkinkan vagina dalam
persalinan melebar sesuai dengan fungsinya sebagai bagian lunak
jalan-lahir. Sel dinding vagina banyak mengandung glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4.5. Keasaman vagina ini
memberikan proteksi terhadap infeksi.
Pada puncak vagina menonjol serviks pada bagian uterus.
Bagian serviks yang menonjol kedalam vagina disebut portio. Portio
uteri membagi puncak vagina menjadi empat, yaitu fornik anterior,
fornik posterior, fornik dekstra, dan fornik sinistra.
Vagina dapat darah dari (1) arteri uterine, yang melalui
cabangnya ke serviks dan vagina memberikan darah ke vagina bagian
tengah 1/3 atas; (2) arteria vesikalis inferior, yang melalui cabangnya
memberikan darah ke vagina bagian 1/3 tengah; (3) arteria
hemoroidalis mediana dan arteria pedundus interna yang memberikan
darah ke bagian 1/3 bawah. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran
untuk mengeluarkan lender uterus dan darah menstruasi, alat hubungan
seks dan jalan lahir saat persalinan.

 Uterus
Uterus atau rahim adalah organ berongga, berbentuk advokat
atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan belakang yang terletak
dalam rongga panggul di belakang kandung kemih dan di depan usus
besar. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri dari otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah
7-7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm.
Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks
ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri
ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri
atas (1) fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas
kedua pangkal tuba fallopi; (2) korpus uteri merupakan bagian utama

5
yang mengelilingi kavum uteri, berbentuk segitiga, berfungsi sebagai
tempat berkembangnya janin; (3) serviks uteri yang berbetuk silinder.
Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut portio. Hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. Peritoneum
a. Menutupi dinding rahim bagian luar
b. Menutupi bagian luar uterus
c. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat, pembuluh
darah, limfe, dan persarafan  terdapat ligamentum yang
mempertahankan posisi uterus
d. Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2. Miometrium/ lapisan otot
a. Lapisan luar – seperti “kap” yang melengkung dari fundus
uteri menuju ligamentum
b. Lapisan dalam – berasal dari ostium tuba uteri sampai
ostium uteri internum
c. Lapisan tengah – terletak diantara lapisan luar dan dalam.
Lapisan ini membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot
rahim yang ditembus oleh pembuluh darah.
3. Endometrium
a. Terdiri dari sel epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh
darah. Endometrium memegang peranan penting dalam
siklus menstruasi. Pada kehamilan, endometrium akan
menebal dan vaskularisasi akan meningkat untuk memasok
nutrisi ke janin.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus
otot-otot rahim, otot dasar panggul, dan ligamentum yang menyangga
uterus. Ligamentum yang menyangga uterus antara lain adalah:
a. Ligamentum latum
 Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas
sampai ke dinding panggul
 Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan
mengandung pembuluh darah limfe dan ureter

6
 Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi
b. Ligamentum rotundum
 Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis
dan mencapai labia mayus
 Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
 Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
c. Ligamentum infundibulo pelvikum (suspensorium ovarii)
 Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding
panggul
 Menggantung uterus ke dinding panggul
 Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
proprium
d. Ligamentum kardinale machenrod
 Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul
 Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
 Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
e. Ligamentum sacro uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinae machenrod
menuju os sacrum.
f. Ligamentum uterinum
 Dari uterus menuju ke kandung kemih
 Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan
Vaskularisasi uterus terdiri dari arteri uterina dan arteri ovarika. Arteri
uterine asenden yang merupakan cabang dari arteri hipogastrika/ iliaka interna
akan berjalan menuju korpus uteri di sepanjang dinding lateral dan
memberikan cabangnya menuju uterus dan didasar endomentrium membentuk
arteri spinalis uteri. Arteri ovarika yang merupakan cabang aorta abdominalis
akan memperdarahi tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan
ramus ovarika.

7
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf
simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalus fronkenhouser yang
terletak pada pertemuan ligamentum sacro uterinum.

Gambar 2.2. Anatomi Uterus


Dikutip dari: Paulsen, F. & Waschke, J. 2010. Sobotta. Munchen: Elsevier.

 Tuba Fallopi
Tuba Fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara
kornu uterine hingga dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. Panjang tuba fallopi 12 cm dengan diameter 3
– 8 cm. tuba fallopi terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang
terdapat di dinding uterus (2) pars istmikia/ ismus, merupakan bagian
medial tuba yang paling sempit; (3) pars ampularis, yaitu bagian yang
paling luas dimana konsepsi terjadi; dan (4) infundibulum, yaitu bagian
ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunya fimbriae.
Fimbriae berfungsi untuk “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi
dari permukaan ovarium dan membawanya ke tuba fallopi.
Fungsi tuba fallopi:
 Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
 Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
 Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
 Tempat terjadinya konsepsi.

8
 Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
 Ovarium (indung telur)
Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur yang
terletak di kanan dan kiri rahim, dilapisi mesovarium dan tergantung di
belakang ligamentum latum. Ovarium berbentuk oval seperti buah
almond, berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran
panjang kira-kira 2.5 – 5 cm, lebar dan tebal kira-kira 0.6 – 1 cm.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum, ovulasi, sintesis dan sekresi hormone-hormon steroid.
Ovarium terdiri dari di bagian, yaitu:
a. Korteks ovarii
o Mengandung folikel primordial
o Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
o Terdapat corpus luteum dan albikantes
b. Medula ovarii
o Terdapat pembuluh darah dan limfe
o Terdapat serat saraf
o Terdapat otot polos
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvium dan jaringan mesovarium. Ovarium diperdarahi oleh
cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

9
Gambar 2.3. Anatomi Genitalia Interna Wanita

10
Gambar 2.4. Vaskularisasi Organ Genetalia Interna

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem reproduksi wanita secara anatomi dibagi menjadi genetalia eksterna dan
genetalia interna. Genetalia eksterna terdiri dari vulva, mon pubis, vestibulum, labia
mayora, labia minora, klitorus, dan perineum. Genetalia interna terletak dalam rongga
panggul dan terdiri dari vagina, uterus, tuba fallopi, dan ovarium. Masing-masing organ
reproduksi memiliki fungsi dan peranannnya masing-masing dalam sistem reproduksi.

3.2 Saran

Pengetahuan mengenai anatomi sistem reproduksi wanita hendaknya dimiliki


oleh semua orang terutama tenaga kesehatan yang terkait langsung dengan kesehatan
reproduksi. Harapan penulis kedepannya pengetahuan mengenai anatomi sistem
reproduksi wanita dapat terus disebarluaskan dengan metode yang mudah dipahami dan
juga tepat sasaran.
Penulis juga menyadari bahwa referat ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik pembaca sangat penulis harapkan agar dapat menjadi
pembelajaran bagi penulis. Terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Syaifuddin, H. (2010). Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan edisi 4.


Jakarta: EGC
2. Sarwono, Prawiroharjo. 2011. Ilmu Kebidanan. Edisi III. Jakarta : PT Bina Pustaka
3. Sherwood, L. 2011. Sistem Reproduksi. Dalam: Fisiologi Reproduksi Wanita. Ed. 6.
Jakarta: EGC
4. Speroff L, Fritz M.A. 2011. Clinical Gynegologic Endocrinology and Infertility. Edisi
8. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
5. Paulsen, F. & Waschke, J. 2010. Sobotta. Munchen: Elsevier
6. Netter, f.h., 2010. Atlas of Human Anatomy fifth edition. USA; Saunder
Elsevier.

13
14

Anda mungkin juga menyukai