Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

Sistem reproduksi wanita adalah subjek yang rumit namun menarik yang
memiliki kemampuan untuk berfungsi secara intim dengan hampir semua sistem
tubuh lainnya untuk tujuan reproduksi. Organ reproduksi wanita dapat dibagi lagi
ke dalam genitalia internal dan eksternal. Genitalia internal adalah organ-organ
yang berada di dalam panggul sejati, seperti: vagina, rahim, leher rahim, tabung
rahim (saluran telur atau saluran tuba), dan ovarium. Alat kelamin luar berada di
luar panggul sejati. Ini termasuk perineum, mons pubis, klitoris, meatus uretra
(urin), labia majora dan minora, vestibulum, kelenjar vestibular (Bartholin),
kelenjar Skene, dan daerah periurethral [1].
Fungsi dari organ reproduksi wanita antara lain sebagai fungsi seksual,
hormonal dan reproduksi. Fungsi seksual dimana alat yang berperan adalah vulva
dan vagina. Kelenjar pada vulva yang dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai
pefumas pada saat sanggama. Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai
jalan lahir. Fungsi hormonal adalah peran indung telur dan rahim fungsi reproduksi
dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel telur yang setiap bulannya
dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan masuk kedalam saluran
telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria (spermatozoa)
membentuk organisme baru yang disebut Zygote [2].
Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya terdiri dari
tulang kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal. Pada saat pubertas bagian
kulitnya ditumbuhi rambut. Lubang kemaluan ditutupi oleh selaput tipis yang
biasanya berlubang sebesar ujung jari yang disebut selaput darah (hymen). Mulut
rahim terdapat pada bagian yang disebut leher rahim (cervix). Rahim berbentuk
seperti buah pir gepeng. Otot-otot panggul dan jaringan ikat disekitarnya
menyangga alat-alat reproduksi, kandung kencing dan saluran peiepasan sehingga
alat-alat itu tetap berada pada tempatnya [3].
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Alat Resproduksi Wanita


Alat kandungan mulai terbentuk pada embryo yang berumur + 6 minggu.
Alat kandungan terjadi dari 2 saluran yang disebut saluran Muller. Kedua saluran
Muller ini bersatu di bagian bawahnya untuk membentuk bagian atas dari vagina
dan uterus, sedangkan bagian atas tetap terpisah ialah yang menjadi tuba. Kalau
penyatuan di bagian bawah dari saluran Muller kurang sempurna maka mungkin
terbentuk 2 vagina dan 2 uterus atau satu vagina dan 2 uterus atau satu uterus yang
masih mempunyai sekat di tengah dan lain-lain [4].
Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut
panggul. Secara anatomi reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
bagian yang terlihat dari luar (genitalia eksterna ) dan bagian yang berada di dalam
panggul (genitalia interna). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut
kemaluan (vulva) dan liang sanggama (vagina). Genetika interna terdiri dari rahim
(uterus), saluran telur (tuba), dan indung telur (ovarium) [1].
Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya terdiri dari
tulang kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal. Pada saat pubertas bagian
kulitnya ditumbuhi rambut. Lubang kemaluan ditutupi oleh selaput tipis yang
biasanya berlubang sebesar ujung jari yang disebut selaput darah (hymen). Di
belakang bibir vulva terdapat kelenjar yang mengeluarkan cairan. Di ujung atas
bibir terdapat bagian yang disebut clitoris, merupakan bagian yang mengandung
banyak urat-urat syaraf. Di bawah clitoris agak kedalam terdapat lubang kecil yang
merupakan lubang saluran air seni (urethra). Agak ke bawah lagi terdapat vagina

2
yang merupakan saluran dengan dinding elastis, tidak kaku seperti dinding pipa.
Saluran ini menghubungkan vulva dengan mulut rahim [3].
Mulut rahim terdapat pada bagian yang disebut leher rahim (cervix), yaitu
bagian ujung rahim yang menyempit. Rahim berbentuk seperti buah pir gepeng.
Letaknya terdapat di belakang kandung kencing dan di depan saluran pelepasan.
Dindingnya terdiri dari dua lapisan Mot yang teranyam saing melintang. Lapisan
dinding rahim yang terdalam disebut endometrium, merupakan lapisan setaput
lendir. terurai dari ujung atas kanan kiri rahim terdapat saluran telur yang ujungnya
berdekatan dengan indung telur kiri dan kanan. lndung telur berukuran 2,5x1,5x0,6
cm, mengandung sel-sel telur (ovum) yang jumlahnya lebih kurang 200.000-
400.000 butir. Otot-otot panggul dan jaringan ikat disekitarnya menyangga alat-alat
reproduksi, kandung kencing dan saluran peiepasan sehingga alat-alat itu tetap
berada pada tempatnya [3].
Fungsi dari organ reproduksi wanita antara lain sebagai fungsi seksual,
hormonal dan reproduksi. Fungsi seksual dimana alat yang berperan adalah vulva
dan vagina. Kelenjar pada vulva yang dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai
pefumas pada saat sanggama. Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai
jalan lahir. Fungsi hormonal adalah peran indung telur dan rahim fungsi reproduksi
dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel telur yang setiap bulannya
dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan masuk kedalam saluran
telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria (spermatozoa)
membentuk organisme baru yang disebut Zygote [2].

3
Gambar 1. Anatomi Dinding Abdomen Anterior [1]
2.2. Anatomi Genitalia Eksterna
Vulva yang juga dikenal sebagai pudendum, adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan organ luar yang mungkin terlihat di area perineum. Vulva
terdiri dari organ-organ berikut: mons pubis, labia minora dan majora, selaput dara,
klitoris, vestibulum, uretra, kelenjar Skene, kelenjar vestibular (Bartholin) [5].
Batas meliputi mons pubis anterior, rektum posterior, dan lipatan genitocrural
(lipatan paha) secara lateral.Vulva adalah nama yang diberikan untuk genetalia
eksterna wanita. Terdiri dari [1]:
Labia mayora: dua lipatan besar berambut yang membentang dari mons
pubis (bantalan lemak dibagian depan simfisis pubis) sampai perineum di garis
tengah bagian belakang. Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada
wanita menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.
Bertemunya labia mayor membentuk komisura posterior. Mons Veneris merupakan
daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan

4
(pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung
(pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.
Labia minora: dua bibir tipis dari kulit lunak yang berpigmen terletak di
dalam labia mayora. Homolog dengan skrotum laki-laki [4]. Membelah dibagian
depan membentuk klitoris dan bertemu dibagian belakang pada founrchette, lipatan
transversal pendek. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium
vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan) [1].
Klitoris: Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya sangat
sensitif karena banyak memiliki serabut saraf. Klitoris adalah struktur ereksi yang
ditemukan di anterior labia minora. Lebar pada betina dewasa kira-kira 1 cm,
dengan panjang rata-rata 1,5-2,0 cm. Klitoris terdiri dari 2 crura, yang menempel
pada periosteum rami ischiopubik. Struktur yang sangat sensitif, analog dengan
penis laki-laki. Ini diinervasi oleh saraf dorsal klitoris, cabang terminal nervus
pudendal [5].
Vestibulum: Antara klitoris dan introitus vagina adalah area segitiga yang
dikenal sebagai vestibulum, yang meluas ke fourchette posterior. Ruang depan
adalah tempat meatus uretra, kira-kira 1 cm di anterior lubang vagina, dan ini juga
menyebabkan pembukaan kelenjar Skene secara bilateral. Uretra tersusun dari
jaringan ikat membran dan menghubungkan kandung kemih dengan vestibulum
secara eksternal. Uretra wanita berukuran berkisar antara 3,5-5,0 cm [5].
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia
minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga
bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana
kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina juga
terdapat disini.daerah yang dibungkus oleh labia minora dan mengandung [1]:
a. Muara uretra, tepat di belakang klitoris
b. Muara vagina

5
Gambar 3. Anatomi Vulva [1]
Kelenjar bartholini: sepasang kelenjar oval penyekresi mukos yang terletak
di dalam bagian posterior labia mayora dan bermuara pada saluran di bagian
samping labia minora. Kelenjar Skene mengeluarkan pelumas pada saat pembukaan
uretra. Kelenjar vestibular (Bartholin) juga bertanggung jawab untuk
mensekresikan pelumas ke vagina, dengan bukaan di luar selaput dara secara
bilateral pada aspek posterior vagina. Setiap kelenjarnya kecil, mirip bentuknya
dengan kacang merah [5].
2.3. Anatomi Genitalia Interna
2.3.1. Vagina
Vagina memanjang dari vulva eksternal ke serviks uterus secara internal.
Vagina terletak di dalam panggul anterior ke rektum dan posterior kandung kemih.
Vagina terletak pada sudut 90º dengan rahim [5]. Vagina diikat oleh endopelvic
fascia dan ligamen. Vagina adalah tabung yang membentang dari serviks uteri
sampai vestibulum vulvae. Bentuknya lebih pendek dibagian depan daripada bagian
belakang, dinding anteriornya memiliki panjang sekitar 7,5 cm dan dinding
posterirnya sekitar 9 cm. serviks uteri menonjol dibagian atas vagina. Vagina

6
dilapisi oleh rugae, yang terletak di lipatan sepanjang. Hal ini memungkinkan
distensi dengan mudah, terutama saat melahirkan anak. Struktur vagina adalah
jaringan jaringan ikat, membran, dan ereksi [5].
Fornix anterior, lateral dan posterior merupakan bagian vagina yang
masing-masing berada dibagian depan, samping dan belakang serviks. Hymen
merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk
semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut
atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi
setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang-lubang pada
hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid [3].
Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang merupakan
kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk
ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan
posterior. Vagina berhubungan dengan kandung kemih dan uretra di anterior,
kantong peritoneum rekto-uterina (deuglasi), rectum, kanalis analis pada bagian
posterior. Fascia pelvis, ureter (dekat dengan fornix lateralis), otot levator ani di
bagian lateral. Struktur dari vagina terdiri dari membran mukosa, epitel skuamosa;
lapisan muscular, otot polos; jaringn fibrosa, menyatu dengan fascia pelvis. Vagina
tetap lembab oleh sekresi dari serviks uteri dan oleh transudasi cairan jaringan
melalui dinding vagina. Sekresi dibuat asam oleh kerja bakteri [1]. Persarafan
vagina berasal dari sistem saraf otonom. Serabut sensoris ke vagina bagian bawah
timbul dari saraf pudendal, dan serabut rasa sakit berasal dari akar saraf sakral.
Drainase limfatik pada vagina umumnya ke nodus iliaka eksternal (sepertiga bagian
atas vagina), simpul iliaka umum dan internal (sepertiga tengah), dan nodus
inguinal superfisial (sepertiga lebih rendah). Diafragma pelvis, sfingter uretra dan
otot peroneus, serta membran perineum menopang vagina. Sfingter uretra dan
peroneus melintang diinervasi oleh cabang perineum nervus pudendalserta
diinervasi oleh cabang saraf sakral S2-S4 [3].

7
Gambar 2. Anatomi Vagina [1]
Alian vaskular vagina berasal dari arteri vagina, cabang dari divisi anterior
arteri iliaka internal. Beberapa arteri ini dapat ditemukan di kedua sisi panggul [5].
Asiditas cairan vagina membantu vagina resisten terhadap infeksi. Jarang terjadi,
hymen membentang melintasi mulut vagina, mencegah keluarnya cairan
menstruasi [2]. Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina mengandung glikogen.
Glikogen ini menghasilkan asam susu oleh karena adanya basil-basil Doderlein
hingga vagina mempunyai reaksi asam dengan pH=4.5 dan ini memberi proteksi
terhadap invasi kuman-kuman [4].
2.3.2 Uterus
Rahim berbentuk bola dan biasanya terletak pada posisi anteverted, pada
sudut 90º dari vagina. Bagian atas berbentuk kubah dan disebut fundus. Biasanya
bagian yang paling berotot. Korpus rahim bertanggung jawab untuk menjaga
kehamilan, dan kontraksi dinding rahim yang kuat membantu mengeluarkan janin
selama persalinan [5]. Berat rata-rata uterus nulipara nonpregnant sekitar 40-50 g.
Rahim multipara mungkin sedikit lebih berat dengan batas atas sekitar 110 g.
Kehamilan kecil dan atrophi biasanya memiliki berat yang jauh lebih rendah [3].
8
Uterus adalah organ berdinding muscular tebal berbentuk buah pir memiliki
panjang sekitar 7,5 cm. Organ ini terletak didalam pelvis diantara kandung kemih
dibagian depan dan rectum di bagian belakang. Uterus terdiri dari [1]:
a) Fundus: ujung atas membulat, diatas perlekatan tuba uterina.
b) Corpus: membentuk sekitar dua pertiga uterus. Bersambungan dengan
serviks membentuk sudut, sehingga seluruh uterus menekuk ke depan
(anteversi). Organ ini memiliki permukaan antero inferial, yang terletak
pada kandung kemih, dan permukaan postero superior yang melekat dengan
lekukan usus halus.
c) Serviks: ujung sepertiga bawah berbantuk silinder. Ujung bawahnya
melekat dibagian belakang dan bawah dengan vagina.

Gambar 5. Anatomi Uterus secara a) anterior, b) lateral, dan c) posterior [1]


Serviks adalah bagian inferior rahim, memisahkan tubuh rahim dari vagina.
Serviks berbentuk silinder, dengan kanal endoserviks yang terletak di garis tengah,
memungkinkan masuknya air mani ke dalam rahim. Pembukaan eksternal ke dalam
vagina disebut os eksternal, dan lubang internal ke dalam rongga endometrium
disebut os internal. Bagian dalam adalah bagian leher rahim wanita yang membesar
untuk memungkinkan persalinan janin selama persalinan. Panjang rata-rata serviks
adalah 3-5 cm [5].
Perdarahan serviks oleh cabang arteri rahim, yang berjalan secara bilateral
pada jam 3 dan posisi 9 pada leher rahim. Pasokan saraf ke serviks adalah melalui
9
sistem saraf parasimpatis dengan menggunakan segmen sakral kedua sampai
keempat. Banyak serabut saraf nyeri berjalan di samping parasympathetics ini.
Drainase limfatik serviks adalah kompleks. Obturator, iliaka umum, iliaka internal,
iliaka eksternal, dan nodus parametrium viseral adalah titik drainase utama [5].
Serviks dapat diraba oleh jari yang dimasukkan ke dalam vagina atau rectum.
Seluruh uterus dapat diraba secara bimanual dengan satu jari di dalam vagina atau
rectum dan tangan yang lain pada dinding perut bagian depan. Selama kehamilan
uterus: Tampak diatas simfisis pubis pada minggu ke-12, mencapai umbilicus pada
minggu ke-24, mencapai xifisternum pada minggu ke-36 [2].
Uterus memiliki rongga dengan dinding yang berdekatan. Pada uterus yang
tidak hamil, ruang dalam korpus hanya celah sempit berbentuk segitiga. Seviks
memiliki kanalis servikalis diantara ostium internal (tempat serviks membuka ke
dalam korpus) dan ostium eksternal (tempat serviks membuka ke dalam vagina) [1].
Perlekatan uterus pada peritoneum oleh Ligamentum latum pada setiap sisi berjalan
dari batas lateral uterus menuju dinding lateral pelvis, membentuk pembatas
melintasi pelvis [4]. Pembuluh darah uterina, pembuluh limfe, dam nervus berjalan
diantara kedua lapisannya. Tuba ovari terletak pada tepi atasnya. Ligamentum
rotundum adalah pita fibrosa sempit yang berjalan dari sudut lateral uterus, melalui
ligamentum latum, dan kemudian berjalan dalam kanalis inguinalis dan berakhir di
dalam labium mayora. Kantong rekto uterina (douglasi) dibentuk oleh refreksi
peritoneum dari rectum ke uterus [1].
Suplai darah uterus pada Arteria uterina pada setiap sisi adalah cabang
areteria iliaca interna. Arteri ini berjalan diantara lapisan ligamentum latum.
Beranas-stomosis dengan arteria ovarica, yang menyuplai fundus. Arteri ini
berkelok-kelok sehingga dapat teregang selama kehamilan. Drainase vena ke dalam
vena iliaca interna. Drainase limfe dari fundus, pembuluh limfe berjalan bersama
dengan ligamentum rotundum dan berakhir pada kelenjar limfe inguinal. Dari
korpus, pembuluh limfe berjalan bersama di dalam ligamentum latum dan mencapai
kelenjar limfe aorta. Dari serviks, pembuluh limfe berjalan ke kelenjar limfe iliaca
eksterna, iliaca interna dan sacralis [1].

10
Gamabr 6. Anatomi uterus dan jaringan di sekitarnya [1]
Struktur dari uterus terdiri dari:
a) Endomertium: lapisan dalam sel epitel silinder dan kelenjar;
menunjukkan perubahan berbagai stadium siklus menstruasi.
b) Miometrium: lapisan tengah serat otot polos, tersusun didalam bundle
lebar yang saling menjalin.
c) Peritoneum: menutupi bagian luar, kecuali serviks pars vaginalis.
Fungsi uterus [1]
a) Endometrium uterus mengalami perubahan untuk mempersiapkan
uterus menerima ovum yang dibuahi.
b) Endometrium menerima ovum yang dibuahi dan uterus berkembang dan
membesar untuk menahan dan memberi makan embrio dan janin yang
sedang berkembang.
c) Selama persalinan, kontraksi miometrium mengeluarkan janin.
Fibroid atau fibromioma adalah tumar non malignan jaringan fibrosa dan
muscular yang tumbuh didalam miometrium uterus, tumor ini sering menyebabkan
perdarahan menstruasi yang berlebihan, perdarahan diantara siklus, dan abstruksi

11
mekanik terhadap struktur didalam pelvis dan abdomen. Kanker korpus dan serviks
merupakan bentuk kanker yang sering terjadi [2].
2.3.3. Tuba uterine (falopii)
Tuba uterus (juga disebut saluran telur atau saluran tuba) adalah bagian
pelengkap dari uterus yang terletak bilateral di bagian superior rongga. Fungsi
utamanya adalah mengangkut sperma menuju sel telur yang dilepaskan oleh
ovarium dan kemudian membiarkan sel telur yang dibuahi kembali ke rahim untuk
implantasi [5]. Terdapat dua tuba uterine, kanan dan kiri. Masing-masing memiliki
panjang sekitar 20 cm dan membentang dari sudut lateral uterus menuju ovarium,
terletak di dalam batas atas ligamentum latum yang bebas. Pada ujung ovarium,
tuba bermuara melalui lubang kecil dalam rongga peritonium. Lubang ini
dikelilingi oleh fimbrae, tonjolan yang bergerak seperti daun pakis [1].
Jalan keluar tuba uterina keluar dari rahim melalui area yang dikenal
sebagai cornua dan membentuk hubungan antara rongga endometrium dan
peritoneal. Tabungnya masing-masing berdiameter sekitar 10 cm dan berdiameter
1 cm dan terletak di dalam bagian ligamen luas yang disebut mesosalpinx. Bagian
distal dari tabung rahim berakhir dengan orientasi yang mengelilingi ovarium. Tuba
terdiri dari lapisan dalam sel-sel bersilia, lapisan tengah otot, dan lapisan luar
peritoneum. Ketika folikel ovarium matang, fimbrae menutupi ovarium sehingga
pada saat dikeluarkan dari ovarium, ovum berjalan langsung ke dalam tuba. Ovum
kemudian bergerak disepanjang tuba melalui kontraksi otot dinding tuba dan
dengan gerakan silia dan akhirnya masuk kedalam uterus [5].
Tabung rahim memiliki 3 bagian. Segmen pertama, yang paling dekat
dengan rahim, disebut isthmus. Segmen kedua adalah ampula, yang menjadi lebih
melebar dengan diameter dan merupakan tempat pembuahan. Segmen terakhir,
terjauh dari rahim, adalah infundibulum. Infundibulum menimbulkan fimbriae,
proyeksi yang berperan untuk menangkap telur yang dilepaskan oleh indung telur
[5]. Pasokan darah arteri berasal dari cabang arteri rahim dan ovarium, pembuluh
darah kecil yang berada di dalam mesosalpinx. Pasokan saraf ke tabung rahim
adalah melalui serat simpatis dan parasimpatis. Serabut indra berjalan dari segmen

12
toraks 11-12 dan segmen lumbal 1. Limfatik pada tabung rahim adalah melalui
nodus iliaka dan aorta [3].

Gambar 4. Anatomi dan potongan melintang dari Tuba Falopii [1]


Pasien dengan kehamilan ektopik mengalami kejadian dimana ovum
yang telah dibuahi tetap berada di dalam tuba bukan bergerak masuk ke dalam
uterus. Hal ini dapat disebabkan oleh [1]:
a) infeksi yang merusak silia dan menghentikan kerja mereka,
b) abstruksi parsial atau lekukan tuba akibat adesi.
Pada sekitar minggu ke-6 ovum yang membesar tumbuh terlalu besar
untuk tuba dan pecah melalui dinding. Hal ini disebut rupture kehamilan ektopik.

13
Hal ini menyebabkan perdarahan berat yang dapat berakibat fatal bila tuba yang
rusak tidak diangkat [3].
2.3.4. Ovarium
Ovarium adalah organ berpasangan yang terletak di kedua sisi rahim di
dalam bagian ligamen mesovarium di bawah tuba rahim. Ovarium bertanggung
jawab untuk tempat pembuatan dan melepaskan ovum atau telur yang diperlukan
untuk reproduksi. Saat lahir, seekor wanita memiliki sekitar 1-2 juta butir telur,
namun hanya 300 telur ini yang matang dan dilepaskan [5].

Gambar 4. Diagram pembuluh dan kelenjar getah bening alat kelamin wanita [4]

Terdapat dua ovarium yaitu kanan dan kiri. Masing-masing memiliki


panjang sekitar 4 cm, lebar 1,5 cm dan tebal 1 cm [4]. Ovarium dilekatkan oleh
lipatan peritoneum pada bagian belakang ligamentum latum, lipatan ganda
peritoneum yang membentang dari samping uterus ke dinding lateral pelvis. Tuba
uterina melengkung diatas ovarium dan berakhir pada ovarium. Pada wanita yang

14
belum melahirkan anak, ovarium biasanya terletak didalam fossa ovari, cekungan
peritenium dangkal pada dinding lateral pelvis. Setelah melahirkan, posisinya dapat
bermacam-macam [5]. Ovarium berbentuk kecil dan berbentuk oval, warna keabu-
abuan, dan memiliki permukaan yang tidak rata. Ukuran sebenarnya dari ovarium
tergantung pada usia wanita dan status hormonal. Indung telur berukuran sekitar 3-
5 cm selama masa subur dan menjadi jauh lebih kecil dan atrofik saat menopause
terjadi. Penampang ovarium menunjukkan banyak struktur kistik yang bervariasi
ukurannya. Struktur ini mewakili folikel ovarium pada tahap perkembangan dan
degenerasi yang berbeda [3].
Struktur ovarium sebelum pubertas dan sejak pubertas berbeda, penjelasannya
berikut ini [1]:
 Sebelum pubertas
Ovarium terdiri dari lapisan eksterna sel germinal dan folikel ovari
primer yang belum berkembang yang mengelilingi medulla di jaringan
fibrosa, serat otot polos, dan pembuluh darah di bagian tengah.
 Sejak Pubertas sampai menopause
Folikel ovary berada pada berbagai stadium perkembangan. Folikel
de graaf adalah folikel matur, terdiri dari sebuah ovum dan cairan didalam
lapisan sel-sel. Korpus luteum adalah folikel yang telah mengeluarkan
ovum. Bila wanita menjadi hamil, korpus luteum membesar sampai
diameter sekitar 5 cm, bila tidak hamil, korpus luteum akan berdegenerasi.
Bersama dengan makin banyaknya ovum yang dikeluarkan, permukaan
ovarium menjadi berkerut akibat jaringn parut korpus luteum tua.
 Setelah menopause, Folikel tidak dibentuk lagi, dan ovarium menciut.
Beberapa ligamen penopang ovarium seperti ligamen ovarim yang
menghubungkan rahim dan ovarium. Bagian posterior dari ligamen membentuk
mesovarium, yang menopang ovarium dan menampung suplai darah. Ligamentum
suspensori ovarium merupakan lipatan peritoneal yang menutupi pembuluh
ovarium yang menempel pada ovarium ke dinding samping pelvis. Suplai darah ke
ovarium melalui arteri ovarium. Arteri ovarium kanan dan kiri langsung dari aorta
yang turun pada tingkat vertebra L2. Arteri ovarium dan vena masuk dan keluar
15
dari ovarium di hilum. Vena ovarium kiri mengalir ke vena ginjal kiri, dan vena
ovarium kanan mengosongkan langsung ke vena kava inferior [1].
Persarafan ovarium beriringan dengan pembuluh darah di dalam
ligamentum suspensori ovarium, memasuki indung telur di hilum. Pasokan adalah
melalui pleksus ovarium, hipogastrik, dan aorta. Drainase limfatik ovarium
terutama ke nodus aorta lateral. Namun, nodus iliaka juga bisa dilibatkan [1].
Jaringan ikat yang tedapat antara kedua lembar ligamentum. latum
disebut parametrium. Bagian atas ligamentum latum yang mengandung tuba
disebut mesosalping dan bagian kaudalnya yang berhubungan dengan uterus
disebut mesometrium. Pada sisi depan ligamentum latum berjalan ligamentum
teres uteri, pada permukaan belakang ligamentum ovarii proprium. Mesovarium
merupakan lipat peritoneum untuk ovarium dan terdapat antara mesosalping dan
mesometrium. Ligamentum suspensorium ovarii berjalan dari ekstremitas tubaria
ovarii ke dinding panggul. Pada parametrium ini berjalan ureter, arteri dan vena
uterina. Parametrium sebelah bawah yang menyelubungi arteri dan vena uterina
lebih padat dari jaringan sekitarnya disebut ligamentum kardinale [4].
2.4. Hormon pada Wanita [6]
Pubertas berarti permulaan kehidupan seksual dewasa, dan seperti
dijelaskan pada permulaan bab ini, pubertas disebabkan oleh peningkatan
berangsur-angsur sekresi hormon gonadotropin oleh hipofisis, mulai sekitar usia
delapan tahun. Pada wanita seperti pada pria, kelenjar hipofisis dan ovarium
infantill mampu berfungsi penuh bila dirangsang dengan sesuai. Akan tetapi,
hipotalamus sangat peka terhadap efek penghambatan estrogen, yang
mempertahankan perangsangan hipofisisnya yang hampir sepenuhnya tertekan
selama masa kanak-kanak. Kemudian pada pubertas, karena alasan yang tidak
dimengerti, hipotalamus matang seperti pada pria; kepekaannya yang berlebihan
terhadap penghambaan umpan balik negatif menjadi sangat berkurang, yang
memungkinkan peningkatan pembentukan gonadotropin dan timbulnya kehidupan
seksual wanita dewasa [6].
Dua jenis hormon ovarium adalah estrogen dan progesteron. Estrogen
terutama meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spesifik pada tubuh dan
16
bertanggung jawab akan perkembangan sebagian besar sifat seksual sekunder
wanita. Sebaliknya, progesteron hampir seluruhnya berkaitan dengan persiapan
akhir uterus untuk kehamilan dan kelenjar mammae untuk laktasi [6].
a. Estrogen: pada wanita normal, estrogen disekresi terutama oleh ovarium,
walaupun dalam jumlah kecil juga disekresi oleh korteks adrenal. Pada
kehamilan, dalam jumlah besar juga disekresi oleh plasenta, tentu saja sampai
100 kali jumlah yang disekresi oleh ovarium selama siklus bulanan normal.
Fungsi utama estrogen adalah menyebabkan proliferasi dan pertumbuhan sel
jaringan organ seks dan jaringan lain yang berhubungan dengan reproduksi.
Efek pada organ seks, waktu masa kekanak-kanakan estrogen
diekskresi hanya dalam jumlah sedikit, tetapi setelah pubertas jumlah
ekstrogen yang diekskresi dibawah pengaruh hormon gonadotropin hipofisis
meningkat sampai dua puluh kali atau lebih . pada saat dewasa semua ukuran
organ seks menjadi bertambah.
Efek pada payudara, estrogen dapat menyebabkan pengendapan
lemak dalam kelenjar mammae, perkembangan jaringan stroma kelenjar
mammae, dan pertumbuhan sistem saluran yang luas. Lobulus dan alveoli
kelenjar mammae berkembang sedikit, tetapi progesteron dan prolaktin
menentukan pertumbuhan dan fungsi struktur-struktur ini.
Efek pada rangka, estrogen menyebabkan peningkatan aktivitas
osteoblastik. Sehingga pada pubertas, bila wanita memasuki masa reproduksi,
kecepatan tingginya menjadi cepat selama beberapa tahun. Tetapi, estrogen
mempunyai efek kuat lain pada pertumbuhan rangka. Estrogen menyebabkan
penyatuan epifisis yang dini denagn batang tulang panjang. Efek ini jauh lebih
kuat pada wanita dari pada efek testosteron serupa pada pria.
Efek atas pengendapan lemak, estrogen menyebabkan peningkatan
pengendapan lemak pada jaringan subkutis.
Efek pada kulit, estrogen menyebebkan kulit menjadi lebih vaskular
daripada normal; efek ini sering mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak
pada permukaan yang terpotong dari pada yang ditemukan pada pria.

17
b. Progesteron: hampir semua progesteron pada wanita yang tidak hamil
disekresi oleh korpus luteum selama separuh terakhir setiap siklus ovarium.
Akan tetapi, selama kehamilan progesteron dibentuk dalam jumlah besar sekali
oleh plasenta, sekitar sepuluh kali jumlah normal setiap bulannya, khususnya
setelah bulan keempat kehamilan.
Efek pada uterus, Sejauh ini sebagian fungsi progesteron adalah
meningkatkan perubahan sekresi pada endometrium, jadi menyiapkan uterus
untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.
Efek pada tuba falopi, Progesteron juga meningkatkan perubahan
sekresi pada mukosa yang melapisi tuba falopi. Sekresi ini penting untuk
nutrisi pada ovum yang telah dibuahi, yang sedang membelah waktu ia berjalan
dalam tuba falopi sebelum implantasi.
Efek pada kelenjar mammae, Progesteron meningkatkan
perkembangan lobulus dan alveoli kelenjar mammae, menyebabkan sel-sel
alveolar berproliferasi, membesar, dan menjadi bersifat sekretoris.
c. Siklus Endometrium Dan Menstruasi [6]
Fase proliferasi (fase estrogen) siklus endometrium. Pada permulaan
setiap siklus menstruasi, sebagian besar endomitrium mengalami deskuamasi oleh
proses menstruasi. Setelah menstruasi, hanya lapisan tipis stroma endometrium
tersisa pada basis endomitrium asli, dan satu-satunya sel epitel yang tertinggal
terletak pada bagian dalam sisa-sisa kelenjar dan kriptus endometrium. Dibawah
pengaruh estrogen yang sekresinya ditingkatkan oleh ovarium selama bagian
pertama siklus ovarium, sel-sel stroma dan sel-sel epitel dengan cepat
berproliferasi.

18
Fase sekresi (fase progesteron) siklus endometrium. Selama separuh
terakhir siklus seksual, progesteron dan estrogen disekresi dalam jumlah besar oleh
korpus luteum. Estrogen menyebabkan proliferasi sel tambahan dan progesteron
menyebabkan pembengkakan hebat dan pembentukan sekresi endometrium.
Kelenjar tambah berkelok-kelok, zat yang disekresi tertimbun dalam sel epitel
kelenjar, dan kelenjar menyekresi sedikit cairan endometrium. Sitoplasma sel
stroma juga bertambah, lipid dan glikogen banyak mengendap dalam sel stroma,
dan supali darah ke endometrium meningkat lebih lanjut sebanding dengan aktivitas
sekresi yang sedang berkembang.

19
Menstruasi Sekitar dua hari sebelum akhir siklus haid, sekresi hormon-
hormon ovarium, estrogen dan progesteron, turun dengan tajam sampai rendah.
Menstruasi disebabkan oleh pengurangan mendadak progesteron dan estrogen pada
akhir siklus haid ovarium. Selama menstruasi normal, sekitar 35 ml darah dan 35
ml cairan serosa hilang. Cairan menstruasi ini dalam keadaan normal tidak
membeku, karena fibrinolisin dikeluarkan bersama dengan endomitrium yang
nekrotik [5].
Pada usia rata-rata sekitar 40 sampai 50 tahun, kehidupan seksual biasanya
tidak teratur, dan ovulasi tidak terjadi selama beberapa siklus haid ini. Setelah
beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus berhenti sama sekali. Penghentian
siklus ini dinamakan menopause [6]. Penyebab menopause adalah “kebakaran”
ovarium. Dengan kata lain, selama kehidupan seksual wanita banyak folikel
primordial tumbuh menjadi folikel vesikuler pada setiap siklus seksual, dan
akhirnya hampir semua ovum mengalami degenerasi atau telah diovulasikan. Oleh
karena itu, pada usia sekita 45 tahun, hanya beberapa folikel primordial tetap
tertinggal untuk diransang oleh FSH dan LH, dan pembentukan estrogen oleh
ovarium berkurang bila jumlah folikel primordial mendekati nol. Bila pembentukan
estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat
pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi.
Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dalam jumlah besar
dan tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek setelah
menopause, tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir folikel primordial
menjadi atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun hampir nol [2].
2.5. Kelainan pada Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita dikaitkan dengan berbagai gangguan, termasuk
infeksi, gangguan menstruasi, nyeri, dukungan dasar panggul dengan atau tanpa
gangguan kontinuitas, trauma, hasil iatrogenik, koreksi anomali kongenital, dan
keganasan. Secara singkat, komplikasi infeksi yang terkait dengan organ reproduksi
wanita meliputi kandidiasis vagina dan vulva, lesi herpes simpleks, infeksi
Neisseria gonorrhoeae, infeksi Chlamydia trachomatis, trikomoniasis, vaginosis
bakteri, abses tuba-ovarium, dan penyakit radang panggul [3].
20
Banyak perhatian yang diarahkan pada gangguan menstruasi karena ini
mempengaruhi banyak wanita pada titik dalam hidup mereka. Kelainan tersebut
meliputi menorrhagia, metrorrhagia, oligomenore, amenore, atau hiperperin.
Gangguan pramenstruasi dan gangguan dysphoric pramenstruasi juga bermasalah
dengan siklus haid [5].
Nyeri bisa menjadi masalah utama di kalangan wanita, terutama yang
memiliki endometriosis, beberapa operasi pelvis, dan riwayat penyakit radang
panggul. Wanita dengan riwayat kehamilan ektopik (kehamilan di luar rongga
rahim) yang membutuhkan pembedahan mungkin memiliki masalah nyeri jangka
panjang. Keganasan organ reproduksi wanita sayangnya sering terjadi dan sering
mengancam jiwa. Kanker vagina, yang terkait dengan infeksi oleh human
papillomavirus (HPV), jarang terjadi. Kanker vulva, juga terkait dengan infeksi
HPV, lebih sering terjadi. Keganasan korpus uterus sering merupakan penyakit
wanita pascamenopause. Kanker rahim berhubungan langsung dengan stimulasi
estrogen yang tidak diikat pada jaringan endometrium. Kanker ovarium seringkali
tidak terdeteksi sampai telah berkembang secara signifikan, karena tes skrining
yang baik untuk penyakit ini tidak ada [5].

21
BAB 3
PENUTUP

Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut
panggul. Secara anatomi reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
bagian yang terlihat dari luar (genitalia eksterna ) dan bagian yang berada di dalam
panggul (genitalia interna). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut
kemaluan (vulva) dan liang sanggama (vagina). Genetika interna terdiri dari rahim
(uterus), saluran telur (tuba), dan indung telur (ovarium). Fungsi dari organ
reproduksi wanita antara lain sebagai fungsi seksual, hormonal dan reproduksi.

22
DAFTAR PUSTAKA

[1] Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap, L., & Wenstrom,
K. D., “Maternal Anatomy,” dalam Williams Obstetrics (24th Edition ed.), New York,
The McGraw-Hill Companies, 2014.

[2] Kushnick, G. (2012). Reproduction and adaptation: Topics in human reproductive


ecology. Human Biology, 84(1), 91-92..

[3] Katz VL, Lentz GM, Lobo RA, Gershenson DM. Comprehensive Gynecology. 6th ed.
Philadelphia: Mosby Elsevier; 2012..

[4] FK Unpad, Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 2, Jakarta: EGC.

[5] Committee on Practice Bulletins—Gynecology and the American Urogynecologic


Society. ACOG Practice Bulletin No. 155: Urinary Incontinence in Women. Obstet
Gynecol. 2015 Nov. 126 (5):66-81.

[6] Guyton, Hall., “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12,” Jakarta, EGC, 2013.

23

Anda mungkin juga menyukai