Anda di halaman 1dari 6

KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR

Berdasarkan Lokasi anatomi

 Subcapital (paling sering)


 Transcervical
 Basicervical

Berdasarkan Lokasi Fraktur

1. Fraktur Proksimal Femur


 Intracapsular fraktur termasuk femoral head dan collum femur
 Capital
 Subcapital
 Transcervical
 Basicervical
 Entracapsular fraktur termasuk trochanters Intertrochanteric
 Intertrochanteric
 Subtrochanteric

2. Fraktur Collum Femur


Tingkat kejadian yang tinngi karena faktor usia yang merupakan akibat dari
berkurangnya kepadatan tulang. Fraktur Collum femur dibagi atas intracapsular (rusaknya
suplai darah ke head femur) dan ekstracapsular (suplai darah intak). Diklasifikasikan
berdasarkan anatominya. Intracapsular dibagi kedalam subcapital, transcervical dan
basicervical. Extracapsular tergantung dari fraktur pertrochanteric
Biasanya pada wanita dewasa; dibawah usia 60 tahun, laki-laki lebih sering terkena
(biasanya extrakapsular fraktur). Sering ditemukan pada pasien yang mengkonsumsi
berbagai macam obat seperti corticosteroids, thyroxine, phenytoin and frusemide.
Kebanyakan hanya berkaitan dengan trauma kecil. Fraktur collum femur disebabkan oleh
trauma yang biasanya terjadi karena kecelakaan, jatuh dari ketinggian atau jatuh dari
sepeda dan biasanya disertai trauma pada tempat lain.Jatuh pada daerah trokanter baik
karena kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi seperti
terpeleset di kamar mandi di mana panggul dalam keadaan fleksi dan rotasi dapat
menyebabkan fraktur collum femur. 2

Berikut ini adalah klasifikasi fraktur collum femur berdasarkan Garden8,9

 Stadium I adalah fraktur yang tak sepenuhnya terimpaksi.


 Stadium II adalah fraktur lengkap tetapi tidak bergeser.
 Stadium III adalah fraktur lengkap dengan pergeseran sedang.
 Stadium IV adalah fraktur yang bergeser secara hebat.

Gambar 4.1 Klasifikasi fraktur collum femur menurut Garden2

A. Stadium I C. Stadium III


B. Stadium II D. Stadium IV
Fraktur collum femur harus ditatalaksana dengan cepat dan tepat sekalipun
merupakan fraktur collum femur stadium I. jika tidak, maka akan berkembang dengan
cepat menjadi fraktur collum femur stadium IV8Selain Garden, Pauwel juga membuat
klasifikasi berdasarkan atas sudut inklinasi collum femur seperti yang tertera pada gambar
4.2, yaitu sebagai berikut: 2

 Tipe I, yaitu fraktur dengan garis fraktur 30.


 Tipe II, yaitu fraktur dengan garis fraktur 50.
 Tipe III, yaitu fraktur dengan garis fraktur 70.

A B C

Gambar 4.2 Klasifikasi fraktur collum femur menurut Pauwel2

A. Tipe I B. Tipe II C. Tipe III


Anamnesis biasanya menunjukkan adanya riwayat jatuh dari ketinggian disertai
nyeri panggul terutama daerah inguinal depan. Tungkai pasien dalam posisi rotasi lateral
dan anggota gerak bawah tampak pendek. Pada foto polos penting dinilai pergeseran
melalui bentuk bayangan yang tulang yang abnormal dan tingkat ketidakcocokan garis
trabekular pada kaput femoris dan ujung collum femur. Penilaian ini penting karena fraktur
yang terimpaksi atau tak bergeser (stadium I dan stadium II berdasarkan Garden) dapat
membaik setelah fiksasi internal, sementara fraktur yang bergeser sering mengalami non-
union dan nekrosis avaskular.8 Pengobatan fraktur collum femur dapat berupa konservatif
dengan indikasi yang sangat terbatas dan terapi operatif. Pengobatan operatif hampir selalu
dilakukan baik pada orang dewasa muda ataupun pada orang tua karena perlu reduksi yang
akurat dan stabil dan diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah
komplikasi. Jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu pemasangan pin, pemasangan plate
dan screw, dan artroplasti yang dilakukan pada penderita umur di atas 55 tahun, berupa:
eksisi artroplasti, herniartroplasti, dan artroplasti total. 2-

3. Fraktur pada poros atau batang femur


Fraktur poros femoral didefinisikan sebagai fraktur diafisis yang terjadi antara 5 cm
distal ke trokanter yang lebih rendah dan 5 cm proksimal ke tuberkulum adduktor. Pada
patah tulang diafisis femur biasanya pendarahan dalam cukup luas dan besar sehingga
dapat menimbulkan syok. Secara klinis penderita tidak dapat bangun, bukan saja karena
nyeri, tetapi juga karena ketidakstabilan fraktur. Biasanya seluruh tungkai bawah terotasi
ke luar, terlihat lebih pendek, dan bengkak pada bagian proksimal sebagai akibat
pendarahan ke dalam jaringan lunak. Fraktur batang femur merupakan fraktur yang sering
terjadi pada orang dewasa muda. Jika terjadi pada pasien manula, fraktur ini harus dianggap
patologik sebelum terbukti sebaliknya. Keany (2013) menjelaskan 3 jenis fraktur poros
femur sebagai berikut:
 Tipe I - Spiral atau melintang (paling umum)
 Tipe II - Comminuted
 Tipe III - Terbuka
Fraktur spiral biasanya disebabkan oleh jatuh dengan mekanisme terpuntir/ twisting
injury. Fraktur transverse dan oblik biasanya akibat angulasi atau benturan langsung, oleh
karena itu sering ditemukan pada kecelakaan sepeda motor. Pada benturan keras, fraktur
mungkin bersifat kominutif atau tulang dapat patah lebih dari satu tempat. Pertautan
biasanya diperoleh dengan penanganan secara tertutup, dan normalnya memerlukan waktu
20 minggu atau lebih.
4. Fraktur Distal Femur
Dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Supracondylar
Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal kondilus femur dan
batas metafisis dengan diafisis femur. Fraktur terjadi karena tekanan varus atau
valgus disertai kekuatan aksial dan putaran. biasanya fraktur supracondylar ini
disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya
axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.Klasifikasi fraktur
suprakondiler femur terbagi atas:
 Tidak bergeser
 Impaksi
 Bergeser
 Komunitif

Gambar 4.3 Klasifikasi fraktur suprakondiler2

2) Condylar
3) Intercondylar
Fraktur intercondylar femur, adalah fraktur dimana, garis fraktur diantara
condylus medialis dan lateralis, umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.
Mekanisme terjadinya fraktur femur dapat disebabkan oleh trauma langsung atau
tidak langsung. Menurut Swiontkowski dan Stovitz, trauma langsung, gaya atau
energi trauma akan mengenai sepanjang shaft femur atau di regio trokhanter,
sedangkan trauma tidak langsung oleh karena tarikan otot illiopsoas di trochanter
minor dan otot adductor di trochanter mayor.

Anda mungkin juga menyukai