METODE OPERASI
SUMBING
DENGAN FOTO DAN ILUSTRASI
DITULIS OLEH:
DITERBITKAN OLEH:
PENULIS :
GENTUR SUDJATMIKO
NANDITA MELATI PUTRI
FORY FORTUNA
M. RACHADIAN RAMADAN
ISI DARI BUKU INI ADALAH MILIK DAN HAK CIPTA DARI PENERBIT YAYASAN LINGKAR
STUDI BEDAH PLASTIK/LINGKAR STUDI BEDAH PLASTIK PRESS DAN DILINDUNGI OLEH
UNDANG-UNDANG. DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGCOPY SEBAGIAN ATAU
SELURUH ISI DARI BUKU INI TANPA IZIN TERTULIS DARI PENERBIT.
DICETAK DI INDONESIA
ISBN: 978-602-17811-8-0
Daftar Isi
PDF Compressor Free Version
Pendahuluan
Pendahulu iii
Bab 1 - Manajemen
Man bibir dan langit-langit sumbing 1
sesuai umur
um
umu
Bab 2 - Bibir
Bib Sumbing 5
Bab 3 - Langit-langit
Lan Sumbing 49
Semi-open rhinoplasty
Sem 80
Nose retainer
Nos 86
Bab 6 - Manajem
Manajemen pasca bedah 87
Bab 8 - Daftar P
Pustaka 92
Pendahuluan
PDF Compressor Free Version
Bismillahir rohmanir rohim
Assalamualaikum. Wr. Wb
Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan dilimpahkan pada anda
semua.
Spesialis bedah plastik berusaha menolong pasien sumbing dengan meningkatkan jumlah
spesialis maupun aktivitas, bahkan pembuatan yayasan, serta buku pedoman yang praktis
yang diharapkan dapat mempermudah tercapainya hasil operasi jangka panjang yang terus
membaik.
Penulis mengajak para pengelola anak-anak sumbing untuk terus mengembangkan metode
yang paling cocok dengan kebutuhan masyarakat yang terkait (relevan), sehingga dapat
ditemukan cara-cara yang cocok dengan kondisi Indonesia, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Paling baik dan alami dalam menyiapkan pasien adalah yang
diubah dengan perlahan dan dijaga agar sesuai dengan perkembangan anak, misalnya
dengan NAM lalu dilanjutkan dengan nose retainer. Namun pada kenyataannya hal ini
masih sulit dicapai untuk seluruh masyarakat kita. Penulis dan kawan-kawan telah
menemukan satu metode yang agaknya lebih sesuai dan cepat penyembuhannya, yaitu
pada palatoplasti dengan tidak mengangkat seluruh periosteum kemudian menggunakan
tampon yang berisi madu untuk mempercepat epitelisasi hingga 3 x lebih cepat daripada
metode konvensional.
Edisi Bahasa Indonesia ini dimaksudkan untuk melengkapi edisi Bahasa Inggris yang telah
terbit 2 tahun sebelumnya, sekaligus memperbaiki beberapa tulisan yang telah
dikembangkan kemudian khususnya untuk cheiloplasty dengan celah lebar.
Semoga pedoman ringkas ini bermanfaat bagi para pengguna maupun pasien yang
menerima pelayanan.
GENTUR SUDJATMIKO
iii
PDF Compressor Free Version
iv
BAB 1
PDF Compressor Free Version
Idealnya, pasien di terapi oleh tim multidisiplin yang terdiri atas bedah plastik,
dokter gigi, ortodontis, THT, psikolog dan terapis bicara. Demikian pula dibutuhkan
perhatian dan dukungan dari keluarga semenjak lahir hingga pasien melewati umur
pertumbuhan wajahnya, yaitu 16 tahun. Pasien yang diterapi dengan baik dapat
memperoleh hasil yang baik layaknya orang normal, bentuk, penampakannya,
fungsi serta pertumbuhan wajahnya.
1
UMURPDF Compressor
TATALAKSANA
Free Version TUJUAN SPESIALIS
Mengatasi masalah
Multidisiplin:
nutrisi, sehingga
BAYI BARU Bedah Plastik,
Diagnosis dan konseling pasien siap untuk
LAHIR THT, Anak dan
operasi pertama pada
spesialis lain
umur 3 bulan atau 10
terkait
minggu.
MINGGU
Membentuk kurva
PERTAMA Bisa menggunakan plester untuk dr.Keluarga,
alveolar dan
HINGGA mendekatkan celah, bahkan: nam Bedah Plastik,
mereduksi jarak
MENJELANG (nasoalveolar molding) Pedodontist,
sumbing diantara
OPERASI Orthodontist
bibir.
Cheiloplasty:
- Umur > 10 minggu/3 bulan
- Hb > 8-10 g/dl
- Berat Badan > 5 kg
3 BULAN - (Oksigenasi jaringan yang Mengoperasi cacat Bedah Plastik
dioperasi memadai, jaringan bibir dan hidung.
cukup besar, gizi memadai,
daya tahan sudah dapat
diproduksi)
2
PDF Compressor
UMUR Free Version
TATALAKSANA TUJUAN SPESIALIS
3
PDF Compressor Free Version
Anak (tumbuh
USIA Jika terdapat masalah Mengatasi masalah
kembang) dan
SEKOLAH psikologis menetap, psikologis pada usia
Psikolog
konsultasi psikolog. perkembangan.
- Menyatukan dan
Alveolar bone graft menutup celah
Bila kaninus siap erupsi, alveolar sebagai
UMUR 7-9 Bedah Plastik
yang nampak pada foto tempat pertumbuhan
dan Pedodontis
rontgen gigi. gigi permanen.
- Perawatan gigi dan
oral hygiene.
Orthodontist
Mengatur gigi untuk oklusi,
UMUR 9 – 16 Terapi Orthodontic dan permanen, pemakaian Prosthodontist
Prosthodontic gigi palsu bila untuk
diperlukan. gigi palsu
Bedah Plastik
Mengatasi struktur
yang
USIA 16 - Bedah Orthognatic (contoh: wajah pada bagian
mendalami
DEWASA Osteotomi Le fort I) tengah dan hipoplasi
kraniofasial
maksilla.
4
BAB 2
PDF Compressor Free Version
Gambar 2.1 Beberapa tipe bibir sumbing: (kiri atas) unilateral kiri
inkomplit, (kanan atas) unilateral kiri komplit, (bawah) bilateral komplit
5
BAGIAN I
6
BAGIAN 2
1 cc Syringe
! Cairan Antiseptik
Kassa Steril
Mosquito Clamp
Iris Scissor !
Thread Scissor
Gambar 2.3
7
BAGIAN 3
Unilateral
5
3
4 1
2
3
2 1
Gambar 2.4. Ilustrasi sumbing bibir unilateral komplit (kiri) dan foto pasien
(kanan).
Masalah Umum :
1. Ada celah/gap
2. Point/titik 3 harus dibuat (berada di arah kranial white line) sehingga harus
disimetriskan dengan titik 2 (sisi sehat) dengan cara merotasi ke kaudal.
8
URUTAN DISAIN TITIK DAN GARIS OPERASI BIBIR SUMBING KOMPLIT UNILATERAL
8 .. 5
8’
C
EBS
D
9
PDF Compressor Free Version
membentuk dasar
hidung baru.
Kasus pada Gambar 2.6 ini menunjukkan celah dengan mudah dapat ditutup.
Sehingga titik 5’ tidak perlu diletakkan terlalu kebawah ke arah komisura. Pada celah
lebar yang tidak sempat didekatkan dengan plester atau NKM, diperlukan strategi
mengatasi kurangnya jaringan donor hidung sisi cleft dengan melebarkan titik 5’ +- 5
mm ke arah komisura labialis.
10
PDF Compressor Free Version
Gambar 2.7 Disain operasi pada pasien sumbing bibir tanpa persiapan NAM.
TIPS
Disain eksisi bulan sabit (EBS) dibuat agar posisi alar based tidak tertarik
terlalu banyak ke medial, saat menautkan titik 5’ ke 5. Hal ini untuk mengatasi
problem jauhnya gap.
11
PDF Compressor Free Version
12
PRINSIP FLAP SEGITIGA
PDF Compressor Free Version
Garis proyeksi interkantus digunakan untuk mengukur perbedaan level titik 2 dan
titik 3. Tapi garis insisi untuk 3-4 dibuat sejajar garis 1-2.
Kegunaan flap segitiga adalah untuk menurunkan titik 3 sehingga selevel dengan
titik 2, agar dicapai bentuk cupid bow yang simetris.
Manuver ini dibuat karena flap rotasi saja sering tidak cukup untuk menurunkan
titik 3.
Flap rotasional
Titik insisi yang akan
Garis biru putus-putus dibuat sejajar dibuat menuju titik 4
dengan garis interkantus untuk mengukur
perbedaan level titik 2 dan titik 3.
3
Rotasi ke bawah
satu level
13
Insisi dan Diseksi Yang
PDF Compressor Free Version
Presisi
Gunakan vasokonstriktor!
Infiltrasi obat anestesi + vasokonstriktor pada titik-titik disain dapat membuat
membentuk tatoo. Tunggu 3 - 5 menit hingga jaringan tampak pucat,
TIPS
Untuk menghindari
disorientasi jaringan, obat
anestesi diinjeksikan sedikit
saja,memakai spuit insulin 1 cc
Infiltrasi obat anestesi dan vasokonstriktor pada area insisi, berguna untuk
mengurangi perdarahan dan menandai titik yang penting agar tidak mudah
terhapus.
14
1. Memulai Insisi
PDF Compressor Free Version
TIPS
Mulai insisi dengan blade no.15 dari kulit hingga otot, tapi jangan terlalu dalam hingga
lapisan mukosa. Jaringan mukosa yang berlebih dibuang belakangan untuk
mengantisipasi insufisiensi jaringan.
Insisi dimulai dari sisi medial untuk menentukan bentuk flap (yang akan diisi flap)
celah dari sisi lateral. Dalam menyayat flap segitiga, harus sampai dengan mukosanya
agar vermillion tidak terlipat ke dalam.
15
2. Diseksi Otot Secara Tajam
PDF Compressor Free Version
alar
TIPS facial
groove
ke titik 5’
diinsisi
Saat hemostasis, hingga
gunakan kauter subkutis
kekuatan kecil
saja
(15-20) untuk
menghindari
k e r u s a k a n
Otot orbicularis oris dilakukan diseksi dan dipisahkan secara tajam dari kulit dan sisi
lateral flap. Alat hemostasis digunakan hanya bila terdapat perdarahan yang
memancur.
16
3. Memasang Jahitan Kendali
PDF Compressor Free Version
Pasang jahitan kendali pada otot dan bagian dari dermis pada white-skin roll
menggunakan benang nylon 5.0. Metode ini dilakukan untuk menentukan apakah
insisi cukup adekuat untuk merotasi titik 3 selevel dengan titik 2 dan membantu
untuk mencari pasangan jaringan saat menjahit otot dan mukosa.
17
4. Menjahit Mukosa
PDF Compressor Free Version
Menjahit mukosa dimulai dari sisi nasal ke oral, kemudian dilanjutkan dengan
menjahit flap C dengan dasar Ala Nasi untuk membentuk dasar hidung. Jahitan
pada dasar hidung mengatur ukuran nostril dan menghindari flap B yang kelak
bergeser lagi ke lateral sebelum maturasi tercapai.
18
5. Jahit Flap Dasar Hidung D dengan Flap C
PDF Compressor Free Version
D
C
3. Ujung flap dasar hidung dijahit dengan simpul dalam pada sisi nasal flap C.
19
6. Menjahit Otot
PDF Compressor Free Version Teknik Menjahit Otot:
1. Traksi jahitan kendali dengan
hati-hati ke arah kaudal ketika
menjahit otot. (Gambar 2.16)
20
6. Menjahit Otot
PDF Compressor Free Version
Gambar 2.17. Diseksi lateral alae secara tajam dengan pisau dan gunting
21
6. Menjahit Otot
PDF Compressor Free Version
Gambar 2.19 Menjahit otot pada flap C dengan otot pada flap B.
Sedemikian rupa sehingga tepi kulit sudah saling menempel
sebelum kulit dijahit.
Dengan traksi yang gentle ke arah kaudal, jahit kulit dari nasal ke oral
menggunakan benang nylon 6.0. Hal ini akan membentuk jahitan yang lebih
baik. Jahitan intradermal dibuat antara Flap B dan C, untuk menghindari
cekungan pada area tersebut dikemudian hari, sebagaimana tampak pada
Gambar 2.19.
22
PDF Compressor Free Version
Gambar 2.20 Sketsa Pasca Operasi. (Untuk hasil jangka panjang, lihat hal
24)
23
PDF Compressor Free Version
Gambar 2.21 Hasil follow up setelah 20 bulan pasca operasi sumbing bibir dan
langit-langit kiri komplit.. Pasien berumur 2 tahun.
24
BAGIAN 4
Tujuan Pembedahan:
1. Pada bibir : menurunkan cupid bow dan menutup celah dengan parut yang samar
2. Pada hidung: diperlukan pengaturan alar cartilage, nostril dan kulit penutup cuping
3. Mengatur titik 3 selevel titik 2 dan kemudian memajukan sisi lateral ke medial untuk
menutup celah dan mencapai posisi simetris.
25
DISAIN TITIK DAN GARIS OPERASI BIBIR SUMBING INKOMPLIT UNILATERAL
Gambar 2.5 Ilustrasi disain operasi bibir sumbing inkomplit unilateral kiri
26
PDF Compressor Free Version
27
PDF Compressor Free Version
Jahitan Kendali
28
PDF Compressor Free Version
29
PDF Compressor Free Version
30
BAGIAN 5
31
DISAIN OPERASI SUMBING BIBIR BILATERAL KOMPLIT
PDF Compressor Free Version
C
D
32
PDF Compressor Free Version
33
PDF Compressor Free Version
35
PDF Compressor Free Version
36
DISAIN OPERASI SUMBING BIBIR BILATERAL INKOMPLIT
PDF Compressor Free Version
bagian yang
dibuang sesuai
kebutuhan
A
. . . .
B
. . . . . .. .
. 4’’ 4 5 5’’
.
6 6’
.
2
1’ 4’ 1 3 5’ 1’’
2’
3’
. 8 8’
.
Gambar 2.39 Gambar disain cheiloplasty untuk sumbing bibir
bilateral inkomplit
Catatan penting:
Mulai design dari sisi
Buatlah titik sbb :
dengan celah paling lebar.
1! : Titik terendah cupid bow. Ukuran sisi kontralateral
2 ! : Titik tertinggi cupid bow kanan, 2-3 mm dari titik 1. disesuaikan dengan sisi
3 ! : Titik tertinggi cupid bow kiri, 2-3 mm dari titik 1. tersebut.
(jarak 1-2 = 1-3)
4 & 5! : Titik lateral kolumella
1’& 1”!: Proyeksi titik 1 ke lateral, pada kedua sisi sumbing.
(1’-2‘=2-1=1-3=1”-3’) merupakan whiteline baru.
2‘! : Proyeksi titik 2 pada sisi sumbing. (2-4 = 2’-4’)
3‘ ! : Proyeksi titik 3 pada sisi sumbing. (3-5=3’-5’)
4’! : Proyeksi titik 4 pada sisi sumbing yang akan dipertemukan dengan 4”.
5’! : Proyeksi titik 5 pada sisi sumbing (6’-5”|5=6-4’’|4)
! 6-4’=6’-5’
6&6’! : batas lateral alar based
8’& 8”!: Tebal vermillion, diukur vertikal dari titik 1’ dan 1’’.
A&B : Sisi lateral alar cartilage (titik singgung paling luar dari cuping hidung)
Flap C tidak dibuat.
37
PDF Compressor Free Version
38
PDF Compressor Free Version
39
PDF Compressor Free Version
40
PDF Compressor Free Version
Jahit mukosa semua flap, jadi tidak ada raw surface tersisa pada area mukosa.
41
PDF Compressor Free Version
42
PDF Compressor Free Version
43
PDF Compressor Free Version
44
DISAIN OPERASI SUMBING BIBIR BILATERAL ASIMETRIS
PDF Compressor Free Version
.
.. .
4’’
4 5
.
. ...
6
4’ 2 1 3 . 6’
. .
5’
1’’ 1’
3’
2’
.
9
7
7’
..
9’
45
PDF Compressor Free Version
Gambar 2.50 Disain pada pasien seperti digambarkan pada skema sebelumnya
Perhatikan disain flap B tidak mengambil garis batas kulit berambut dalam
hidung, karena :
1. Memilih whiteline baru untuk dibawa ke medial
2. Mencari vermilion yang cukup tebalnya untuk dibawa ke medial menjadi
tuberkel
3. Menyediakan jaringan pengisi dasar hidung pada gap yang lebar
46
PDF Compressor Free Version
Otot dijahit minimal 3 jahitan dengan nylon 5.0, disimpul mengarah ke bawah.
Pada sisi sumbing komplit, tampak dibutuhkan flap C untuk membentuk dasar
hidung, yang kemudian diatur simetris.
47
PDF Compressor Free Version
48
BAGIAN 6
Gambar 2.53 Bakal fistel benang Gambar 2.54 Infeksi dan Dehisen
Disain pembedahan tidak diikuti dengan
Akibat benang non-absorbable
elevasi otot yang adekuat dan penjahitan
terlalu superfisial pada jahitan
yang baik, akan menyebabkan ketegangan
intradermal
yang tidak teratasi dengan baik.
49
BAB 4
PDF Compressor Free Version
Sumbing Langit-Langit
(Palatoschizis)
50
BAGIAN 1
Anatomi Sumbing
Langit-Langit
Keterangan
1. Tendon tensor palatini
2. Aponeurosis palatina
3. Hamulus pterygoid
4. M. Palatopharyngeus
5. M. Levator palatini (Upward Position)
6. M. Palatoglossus
7. M. Palatothyroideus
8. M. Superior pharyngeal constrictor
9. Foramen palatina major
51
BAGIAN 2
Instrumen Pembedahan
untuk Sumbing
Gap Mouth Retractor Sterile Gauze Ink (Gentian Violet) Antiseptic Solution Thread Scissor
Measurer
Tooth Pick
Needle Holder
Long Blade
3 cc Syringe (2%
Long Mosquito
Lidocaine mixed with 1 :
Clamp
200.000 Epinephrine)
Anatomical Pinset Tissue Scissors
52
BAGIAN 3
Gambar 3.4 Palatoschizis komplit kiri (kiri) dan gambar klinis pasien (kanan)
Tujuan Pembedahan:
1. Menutup celah
2. Mengatur ulang arah otot.
3. Mengatur panjang palatum agar dapat menutup faring saat berbicara.
53
PDF Compressor Free Version
Gambar 3.5 Disain Two Flap Palatoplasty Normal. Perhatikan defek yang lebar
Two-flap palatoplasty yang dijelaskan oleh Janusz Bardach, merupakan modifikasi dan
pemanjangan dari teknik sebelumnya yang menggunakan flap nasal dan
mukoperiosteal, seperti yang telah dijelaskan Veau untuk tercapainya penutupan
celah palatum. Prinsip two-flap palatoplasty adalah untuk membentuk sling fungsional
dengan cara diseksi, retroposisi, dan repair otot-otot velum, karena tidak hanya
panjangnya tapi juga sling fungsional yang memunginkan untuk fungsi bicara yang
baik. Teknik ini telah terbukti berguna untuk memperpanjang palatum pada celah
langit-langit yang lebar dan penutupan jaringan yang lebih baik untuk palatum
yang denuded.
54
BAGIAN 4
Two-Flap Palatoplasty
oleh Penulis
55
PDF Compressor Free Version
Tujuan infiltrasi ini adalah untuk menghindari perdarahan dan membantu elevasi
flap mucoperiosteal agar mudah terangkat. Pada area palatum mole, dibuat
infiltrasi cukup pada beberapa titik saja di garis insisi.
56
PDF Compressor Free Version
Gambar 3.9 IIlustrasi insisi flap medial dimulai dari uvula untuk menghindari
tertutupnya desain oleh darah bila kita mulai insisi di bagian yang lebih tinggi.
Insisi dimulai dari uvula ke anterior melalui garis tengah membagi mukosa nasal
dan mukosa oral. Pada palatum durum, insisi dibuat sampai garis periosteum.
57
PDF Compressor Free Version
Periosteum
Palatal bone
58
PDF Compressor Free Version
No periost
Denuded Bone
59
PDF Compressor Free Version
“Lazy S” diinsisi
hingga mukosa saja
60
PDF Compressor Free Version
62
PDF Compressor Free Version
Jaringan
perivaskuler telah
dibebaskan dari
pembuluh
63
PDF Compressor Free Version
64
PENJAHITAN FLAP MUKOPERIOSTEAL PALATUM
PDF Compressor Free Version
65
PDF Compressor Free Version
Gambar 3.18 Jahit mukosa nasal
Setelah seluruh flap diposisikan di medial dan di jahit, ujung dari flap
mukoperiosteal juga dijahit ke sisa soft tissue dekat gap alveolus. Gap pada alveolus
diharapkan akan mendekat dengan bertambahnya umur dan di usia 8-9 tahun
daerah ini ditutup saat alveolar bone graft (ABG).
66
PDF Compressor Free Version
Gambar 3.19 (Atas) Beri satu atau dua
jahitan pada defek yang telah ditutup
tampon madu untuk fiksasi (cellulose
oxydized impregnated with honey).
(Kanan) Tampon selulosa + madu
berwarna kuning.
Fungsi dari tampon + madu: mengisi
defek lateral, memproteksi raw surface
dari bakteri kontaminasi/bakteri,
menghilangkan bau, mempercepat
epitelisasi serta mempercepat
penyembuhan, telah di pergunakan
sejak tahun 2011 dengan hasil
kecepatan epitelisasi defek bagian
lateral yang hanya perlu sekitar 1
minggu.
67
BAGIAN 5
Palatoplasty pada
Palatoschizis Inkomplit
68
PDF Compressor Free Version
✖ ✔
Fistula sering terjadi pada bagian pertemuan segitiga dan garis insisi di garis tengah.
Untuk mengindari ini insisi dibuat 2 mm diatas celah dibagian tengah.
69
PDF Compressor Free Version
70
PDF Compressor Free Version
71
PALATOPLASTI PADA CELAH LANGIT-LANGIT BILATERAL KOMPLIT
72
PDF Compressor Free Version
Periost
Gambar 3.26. (Atas) Diseksi
mukoperiosteum pada septum.
(Kanan) Ilustrasi.
No Periost
73
PDF Compressor Free Version
Periost
74
PDF Compressor Free Version
75
BAGIAN 7
Komplikasi dan
Mengatasi Penyebabnya
Gambar 3.29. Fistula pada area yang Gambar 3.31 Infeksi dan dehisensi. Mungkin
paling tension (akibat limitasi oleh datang dari karies dentis ataupun sisa
pedikel dan tidak dilakukan makanan yang menempel.
pembebasan yang memadai).
Gambar 3.30 Simpul jahitan anterior Gambar 3.32 Nekrosis sisi kiri flap karena
flap lepas karena simpul kurang cedera pada pembuluh darah (traumatis
banyak dan kurang kencang atau karena kauter).
76
BAB 4
PDF Compressor Free Version
Hasil Cheiloplasty
77
PDF Compressor Free Version
Gambar 4.2 (kiri ke kanan) Pre operasi, immediate pasca operasi, dan 6 bulan
pasca operasi labioplasti bilateral, lihat tuberkel vermillion yang berhasil dibentuk.
Gambar 4.3 (kiri ke kanan) Pre-operasi, immediate pasca operasi dan 7 hari pasca
operasi, perhatikan dalam tujuh haripun vermilion sudah mulai menyesuaikan
bentuknya.
78
PDF Compressor Free Version
79
BAB 5
PDF Compressor Free Version
Rhinoplasty pada Sumbing
Pasien dengan sumbing bibir unilateral biasanya memiliki hidung yang asimetris
pasca operasi (Cleft Lip Nose = hidung pada pasien sumbing bibir). Rhinoplasty
primer dapat dilakukan saat cheiloplasti, untuk efisiensi waktu operasi dengan
hasil bentuk hidung yang lebih baik di kemudian hari.
Penulis juga mengevaluasi intervensi dini yang sederhana pada area nasal (area
diseksi dibatasi) tidak akan mempengaruhi bentuk hidung dikemudian hari. Untuk
mempertahankan dan membentuk nostril pasca rhinoplasty, usahakanlah memakai
nose retainer pada keluarga yang mampu dan sabar menggunakannya.
80
BAGIAN 1
Gambar 5.2 Marking pada insisi alar rim dengan mengatur nostril pada bagian
sumbing sehingga sama tinggi dan ukurannya dengan sisi normal dengan
bantuan hook/pengait.
81
PDF Compressor Free Version
Gambar 5.5 Jahitan fiksasi pada kartilago alar dibentuk sesuai akses dari insisi
lengkung alar. Gunakan jarum untuk menembuskan benang non absorbable ke
arah yang telah ditandai sebelumnya. Arah jahitan disesuaikan dengan bentuk
lubang hidung agar simetris dengan yang sehat. Bila perlu dapat dilakukan
pada 2 titik.
82
PDF Compressor Free Version
Gambar 5.6 Tampak dimple pada nasal dome yang menghilang 2 - 3 bulan.
Anchor jahitan pada lapisan dermis seperti yang terlihat pada gambar di atas,
tidak perlu dijumpai bila operator dapat menjahit dengan bantuan jarum
suntik, seperti nampak pada gambar sebelumnya.
83
PDF Compressor Free Version
Gambar 5.7 (Atas) Ilustrasi pasca bedah. Lihat hasil immediate setelah
cheiloplasty dan rhinoplasty satu tahap. (pada hal. 83)
84
BAGIAN 2
Nose Retainer
85
BAB 6
PDF Compressor Free Version
Manajemen Pasca
Bedah
Manajemen pasca bedah menentukan hasil akhir operasi, karena proses
penyembuhan membutuhkan waktu dan anak sedang dalam masa
perkembangan. Hasil akhir akan optimal dan komplikasi seperti dehisen, infeksi
dan skar yang kurang baik dapat dicegah; bila manajemen pasca bedah tidak
hanya oleh tim medis (dokter, perawat, dll) yang terkait tapi juga peran aktif
orang tua pasien.
86
INSTRUKSI PASCA CHEILOPLASTY UNTUK ORANGTUA
PDF Compressor Free Version
1. Pasien dapat mulai dengan diet cair menggunakan dot seperti biasa/menyusu
langsung ke ibu. (Diperlukan penyesuaian oleh bayi karena daya hisapnya
lebih efektif setelah celah bibir ditutup, sehingga orangtua harus mengetahui
hal ini)
2. Bersihkan luka dari krusta dan darah, dengan menggunakan cotton bud yang
dibubuhi salep antibiotik (gunakan salep antibiotik yang berbeda dari sediaan
sistemiknya untuk mencegah resistensi)
3. Cegah kotoran seperti susu lengket di luka operasi.
4. Analgetik dan antibiotik dapat diberikan secara oral dan jelaskan pada
keluarga mengenai cara aplikasinya.
5. Pasien dapat rawat jalan pasca bedah bila tidak terdapat komplikasi selama
pembedahan.
6. Follow up untuk assessment luka dapat dilakukan pada hari ke-4 dan ke-7, dan
selanjutnya tergantung kebutuhan
7. Dapat digunakan adhesive hypoallergenic (micropore) atau produk silikon untuk
hasil skar optimal sejak 1 minggu setelah angkat jahitan sampai sekitar 2 bulan
atau lebih
87
CONTOH INSTRUKSI PASCA-PALATOPLASTI
PDF Compressor Free Version
1. Monitor keadaan umum, tanda vital (ABC dst): airway dan perdarahan
dalam mulut, merupakan hal yang perlu diperhatikan hari pertama pasca
operasi.
2. Posisikan tengkurap atau posisi miring untuk menghindari aspirasi.
3. Minum air yang sedikit tapi sering, menggunakan sendok, untuk kebutuhan
harian dan mengganti cairan akibat drooling. Infus 500 cc ditambah intake oral
500 cc untuk kebutuhan 24 jam pasien usia 1 thn.
4. Pasien dapat mulai minum air putih biasa pada 6 jam pertama pasca operasi.
Lanjutkan dengan susu.
5. Tidak boleh minum dengan dot atau sedotan, untuk menghindari terjadinya
fistula.
6. Analgetik dan antipiretik intravena 1 hari pasca operasi, setelah itu ganti oral.
7. Diet cair 2 hari, lanjutkan bubur cair 3-4 hari,kemudian bubur biasa 4-7 hari.
Selanjutnya diet lunak hingga 3 minggu.
8. Bilas air putih setiap selesai makan, dan bersihkan gigi bila sudah ada yang
tumbuh.
9. Beri madu 5x5 cc oral, kulum seperti permen. Jangan beri air putih setelah
itu.
10.Bila terdapat perdarahan, pasien harus dimiringkan. Bila perlu tekan flap
palatum dengan 1 jari yang dibungkus kasa steril.
Catatan:
Pasien dirawat minimal 1 hari pasca operasi. Bila keadaan umum baik, serta
suhu tubuh dalam batas normal pasien dapat rawat jalan.
Follow up di hari ke 7-10-14 atau sesuai kebutuhan.
88
PDF Compressor Free Version
89
BAB 7
PDF Compressor Free Version
Tips Penulis
Untuk memajukan kompetensi kita sehingga mampu mengembangkan teknik
operasi yang baik :
a. Kembangkan rasa empati pada pasien dan keluarganya
- Mereka kebanyakan berada pada golongan menengah ke bawah
- Mereka hanya memiliki kesempatan bertemu operator pada saat bakti sosial,
sehingga tidak ada kesempatan persiapan yang ideal
- Bahkan pasca bedah saat bakti sosial sering tidak bertemu operatornya,
apalagi untuk pengamatan jangka panjang. Sehingga operator tidak mampu
mengukur diri atau memajukan teknik berdasarkan hasil pekerjaannya.
b. Cari metode untuk bisa mengamati jangka panjang misal saat palatoplasti kita
dapat mengamati hasil labioplasti. Berikanlah nomor telpon pribadi saat bakti
sosial kepada orang tua pasien. Pengamatan foto melalui metode telpon
genggam saat ini sangat membantu menerobos jarak dan waktu bagi kedua
belah pihak.
c. Masing-masing kita sebagai penolong hendaknya mencari manajemen
maupun teknik operasi yang dapat disejajarkan dengan mereka yang
mempunyai reputasi internasional.
d. Sebagai manusia yang yakin adanya Sang Pencipta dan yang memberikan
kemampuan penginderaan dan hati nurani hendaklah kita selalu mensyukuri
keberhasilan yang telah dicapainya. QS 23 :78
90
BAB 8
PDF Compressor Free Version
Daftar Pustaka
1. Janusz Bardach. Two-Flap Palatoplasty : Bardach’s Technique. Operative Technique in
Plastic and Reconstructive Surgery, Vol. 2, No 4 (November), 1995; pp 211-214
2. Lo Lun-Jou, Leow Aik-Ming. Palatoplasty : Evolution and Controversies. Chang Gung
Med J 2008;31:335-4
3. Hopper RA, Cutting C and Grayson B. Chapter 23 Cleft lip and palate. In: Thorne CH,
Beasley RW, Aston SJ, et al., editors. Grabb and Smith’s Plastic Surgery. 6th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.p. 201-314
4. Sudjatmiko G. Madu untuk Obat Luka Kronis. Yayasan Khasanan Kebajikan. 2011
5. Kreshanti P, Bangun K, Sudjatmiko G. The Effect of Honey Given As Oral Drops in
Precipitating Lateral Defect Closure Post Two-Flap Palatoplasty. Paper presented at:
15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Plastic Surgeons; May 9 ,
2011; Semarang, Indonesia.
6. Irwansyah D, Bangun K, Sudjatmiko G. The Non Denuded Mucoperosteal
Palatoplasty Technique in Precipitating Lateral Defect Closure. Paper presented at:
15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Plastic Surgeons; May 9 ,
2011; Semarang, Indonesia
7. Soendoro Triono. Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008
8. THorne CH., Galiano R, Mustoe TA. Principles, techniques and basic science in Plastic
Surgery. In Grabb and Smith’s Plastic Surgery 6th Ed 2007 p7,14. p23-32.
9. Sudjatmiko G. Petunjuk praktis Ilmu BEdah Plastik Rekonstruksi. Yayasan Kahasanah
Kebajikan Edisi 3, 2011.
10.Mahandaru D., Bangun K., Sudjatmiko G. Modified Two-Flap Palatoplasty leaving
lateral periosteum and honey tampon versus conventional two-flap
palatoplasty.Preented at: 16th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of
Plastic Surgeon: May 9, 2012.
91