Anda di halaman 1dari 23

FRAKTUR

DEFENISI
• Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis
• Fraktur adalah diskontinuitas tulang yang disebabkan oleh gaya yang melebihi elastisitas tulang.
ETIOLOGI

TRAUMA LANGSUNG TRAUMA TIDAK LANGSUNG

• Trauma langsung menyebabkan • Trauma dihantarkan ke daerah yang


tekanan langsung pada tulang lebih jauh dari daerah fraktur
• Fraktur yang terjadi biasanya • Pada keadaan ini biasanya jaringan
bersifat komunitif lunak tetap utuh.
ETIOLOGI
Tekanan pada tulang dapat berupa :
• Tekanan berputar
• Tekanan membengkok
• Tekanan sepanjang aksis tulang
• Kompresi vertikal
• Trauma langsung disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu
• Fraktur oleh karena remuk
• Trauma karena tarikan pada ligamen atau tendo akan menarik sebagian tulang.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

BERDASARKAN
BERDASARKAN HUBUNGAN DENGAN BERDASARKAN BENTUK
PENYEBAB TERJADINYA JARINGAN IKAT
SEKITARNYA
• FRAKTUR TRAUMATIK • FRAKTUR TERTUTUP • FRAKTUR KOMPLIT
• FRAKTUR FATIGUE • FRAKTUR TERBUKA • FRAKTUR INKOMPLIT
• FRAKTUR PATOLOGIS
KLASIFIKASI
BERDASARKAN BENTUK
GARIS PATAH DAN BERDASARKAN JUMLAH BERDASARKANPERGESERAN
HUBUNGAN DENGAN GARIS PATAH FRAGMEN TULANG
MEKANISME TRAUMA
• FRAKTUR TRANSVERSAL • FRAKTUR KOMUNITIF • FRAKTUR UNDISPLACED
• FRAKTUR OBLIK • FRAKTUR SEGMENTAL • FRAKTUR DISPLACED
• FRAKTUR SPIRAL • FRAKTUR MULTIPLE
• FRAKTUR KOMPRESI
• FRAKTUR AVULSI

BERDASARKAN POSISS
FRAKTUR

• 1/3 Proksimal
• 1/3 Medial
• 1/3 Distal
FRAKTUR FEMUR
DEFENISI
ANATOMI
• Femur pada ujung bagian atasnya memiliki
caput, collum, trochanter major dan minor.
• Pada pusat caput terdapat lekukan kecil
yang disebut fovea capitis.
• Yang menghubungkan dua trochanter ini
adalah linea intertrochanterica dan crista
intertrochanterica.
•Bagian batang femur terdapat linea aspera
•Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai
crista supracondylaris .
•Tepian lateral menyatu ke bawah dengan
crista supracondylaris lateralis.
•Pada permukaan postertior batang femur, di
bawah trochanter major terdapat
tuberositas glutealis
•Ujung bawah femur memilki condylus
medialis dan lateralis.
•Di atas condylus terdapat epicondylus
lateralis dan medialis.
VASKULARISASI FEMUR
• Vaskularisasi femur berasal dari arteri iliaka komunis kanan dan kiri.
• Arteri femoralis kanan dan kiri akan bercabang menjadi arteri profunda femoris,
ramiarteria sirkumfleksia femoris lateralis asenden, rami arteria sirkumfleksia femoris
lateralis desenden, arteri sirkumfleksia femoris medialis dan arteria perforantes.
KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR
BERDASARKAN LOKASI BERDASARKAN LOKASI
ANATOMI FRAKTUR

• SUBCAPITAL • FRAKTUR PROKSIMAL


• TRANSCERVICAL FEMUR
• BASICERVICAL • FRAKTUR COLLUM FEMUR
• FRAKTUR PADA POROS
ATAU BATANG FEMUR
• FRAKTUR DISTAL FEMUR
KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR
FRAKTUR PROKSIMAL FEMUR FRAKTUR COLLUM FEMUR
1. INTRASCAPULAR FRAKTUR 1. INTRACAPSULAR
2. ENTRASCAPULAR FRAKTUR 2. EKSTRACAPSULAR

FRAKTUR PADA POROS FRAKTUR DISTAL FEMUR


ATAU BATANG FEMUR
1. SUPRACONDYLAR
1. TIPE SPIRAL
2. CONDYLAR
2. COMMUNITED
3. INTERCONDYLAR
3. TERBUKA
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan untuk
• Mencari riwayat mekanisme trauma (posisi kejadian) dan kejadian-kejadian yang
berhubungan dengan trauma tersebut.
• Menanyakan ada keluhan seperti nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota
gerak, kelainan gerak, maupun krepitasi
•Perlu juga ditanyakan riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat sosial ekonomi,
pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat alergi dan riwayat
osteoporosis serta penyakit lain.
PEMERIKSAAN FISIK
LOOK FEEL MOVE PEMERIKSAAN
TRAUMA
• Bandingkan • Nyeri tekan • Pergerakan • Kepala
dengan anggota • Krepitasi; dapat dengan meminta • Thoraks
gerak yang sehat diketahui dengan penderita • Abdomen
• Posisi anggota perabaan dan menggerakan • Pelvis
gerak harus dilakukan secara aktif dan
• Keadaan umum secara hati-hati pasif sendi
penderita • Pemeriksaan proksimal dan
• Ekspresi wajah vaskuler pada distal dari daerah
daerah distal yang mengalami
• Luka pada kulit trauma.
dan jaringan • Refilling
• Ekstravasasi (pengisian) arteri
darah subkutan pada kuku, warna
• Ada tidaknya kulit pada bagian
deformitas distal daerah
trauma,
temperatur kulit.
• Pengukuran
tungkai
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. Hal yang
harus dibaca pada pemeriksaan radiologis yaitu :
• Bayangan jaringan lunak.
• Tipis tebalnya
• Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
• Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
Pemeriksaan radiologis lainnya yang bisa dilakukan yaitu :
• Tomografi
• CT-Scan
• MRI
• Myelografi
• Arthrografi
• Computed Tomografi-Scanning
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas
• Biopsi tulang dan otot
• Elektromyografi
• Arthroscopy
• Indium Imaging


PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan awal
Sebelum dilakukan pengobatan definitif pada satu fraktur, maka diperlukan :
• Pertolongan pertama
• Penilaian klinis
• Resusitasi

Prinsip umum tatalaksanan fraktur adalah


• First, do no harm
• Tatalaksana dasar berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat
• Pemilihan tatalaksana dengan tujuan yang spesifik
•Untuk memelihara posisi yang baik dari fragmen fraktur
•Untuk mengusahakan terjadinya penyatuan tulang (union)
•Untuk mengembalikan fungsi secara optimal
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan pada fraktur
1. Recognition
2. Reduction
3. Retention
4. Rehabilition

Tujuan pengobatan fraktur yaitu :


1. Reposisi
2. Imobilisasi/Fiksasi
KOMPLIKASI
Komplikasi dini yang dapat terjadi adalah berupa :
• Syok, emboli lemak, trauma pembuluh darah besar,csindroma kompartemen trauma
saraf, thromboemboli, penurunan kadar hemoglobin/anemia dan infeksi.

Komplikasi lanjut yang dapat terjadi


• Delayed union
• Non union
• Malunion
• Kaku sendi lutut
PROGNOSIS
Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan. Tidak
seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa
jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada
penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan
apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai smapai terjadi konsolidasi. Faktor
mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting
dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang
sangat esensial dalam penyembuhan fraktur

Anda mungkin juga menyukai