Oleh :
Stefania Marlina Cono
PEMBIMBING :
D R . H E X A N T O M U H A RT O M O, S P S ( K ) . , M K E S 112017154
DEFENISI
• Cedera kepala ( trauma capitis ) adalah cedera mekanik yang secara
langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan
luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak dan
kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan
neurologis.
• Menurut Brain Injury Assosiation of America ( 2006 ), cedera kepala
merupakan kerusakan yang disebabkan oleh serangan ataupun
benturan fisik dari luar, yang dapat mengubah kesadaran yang dapat
menimbulkan kerusakan fungsi kognitif maupun fungsi fisik. Cedera
ANATOMI
Anatomi kepala yang dapat terlibat dalam trauma kapitis yaitu :
1. Kulit Kepala
2. Tulang Tengkorak
3. Meningen
4. Otak
5. Cairan Serebrospinnal
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia saat ini, frekuensi melainkan cenderung meningkat.
• Cedera kepala merupakan penyebab hampir setengah dari seluruh
kematian akibat trauma.
• Distribusi kasus cedera kepala lebih banyak melibatkan kelompok
usia produktif, yaitu antara 15 sampai 44 tahun ( dengan usia rata
– rata sekitar tiga puluh tahun ) dan lebih didominasi oleh kaum
laki – laki.
• Adapun penyebab yang tersering adalah kecelakaan lalu lintas
( 49% )
PATOFISIOLOGI
• Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap
yaitu cedera primer dan cedera sekunder.
• Lesi otak yang terjadi pada cedera kepala primer dapat berupa lesi
neurologis fokal maupun difus. Lesi fokal dapat diakibatkan benda
tajam yang memiliki daya tembus sehingga mengakibatkan
laserasi parenkim otak.
• lesi fokal yang diakibatkan benda tumpul misalnya benturan saat
kecelakaan akan menyebabkan gaya akselerasi dan deselerasi
(gaya percepatan linear), dan rotasional.
• Gaya percepatan ini dimungkinkan karena adanya perbedaan
densitas antara tulang tengkorak (substansi padat) dan otak
(substansi semi padat) sehingga sesungguhnya tengkorak bergerak
lebih cepat dari muatan intrakranialnya.
• Gaya akselerasi, deselerasi, dan rotasional ini akan mengakibatkan
lesi fokal berupa umumnya kontusio coup, counter coup, dan lesi
PATOFISIOLOGI
• Lesi kontusio ‘coup’ adalah lesi kontusio yang ada tepat di bawah
area benturan
• Lesi kontusio ‘counter coup’ terletak di seberang area benturan
sesuai arah gaya trauma yang terjadi.
• Lesi intermediet adalah lesi jaringan otak yang ada di tengah gaya
yang terjadi antara coup dan counter coup
• Kerusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus
pembengkakan dan iskemia otak yang menyebabkan timbulnya efek
kaskade, yang efeknya akan merusak otak. Cedera sekunder dapat
terjadi dari beberapa menit hingga beberapa jam setelah cedera awal.
ETIOLOGI
Progesivitas
Sekunder
nya
Secondary
Klasifikasi Brain Insult
Cedera
Kepala Fraktur
Tengkorak
Trauma
Letak Kapitis
Trauma Ekstra
Aksial
Trauma
Kapitis Intra
Aksial
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
1. Perdarahan
1. Kontusio Serebri
Subarakhnoid
2. Konkusio/komosio
2. Hematoma Epidural
Serebri
3. Hematoma Subdural
3.Hematoma
Akut
Intraparenkim
4. Hematoma Subdural
4. Diffuse Axial Injury
Kronk
TRAUMA KAPITIS EKSTRA AKSIAL
Kontusio • Kontusio pada dasarnya adalah lebam pada jaringan otak, yang
Serebri terdiri dari perdarahan, infark jaringan, dan nekrosis.
Motori
Eye Verbal
• Secara spontan 4 • Orientasi baik 5
k
• Kemampuan
• Atas perintah 3 • Jawaban kacau 4 menurut perintah
• Rangsangan nyeri 2 • Kata-kata tidak 6
• Tidak bereaksi 1 berarti 3 • Reaksi setempat 5
• Mengerang 2 • Menghindar 4
• Tidak bersuara 1 • Fleksi abnormal 3
• Ekstensi 2
• Tidak bereaksi 1
Berdasarkan nilai GCS maka pembagian tingkat keparahan cedera
kepala sebagai berikut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pencitraan
• Electroencephalography
(EEG)
PENATALAKSANAAN AWAL
1. Penilaian awal
Airway, breathing, circulation, disability dan exposure
2. Menilai kembali ABC
3. Medikasi pada kejadian akut
Terapi lini pertama : Diazepam
Terapi lini kedua : Fenitoin, Fenobarbital, Midazolam
PROGNOSIS
Kejang dapat dirawat dengan obat-obatan. Sehingga dapat
mencegah kerusakan neurologis lebih lanjut. Maka akan semakin
baik bila terdapat riwayat kejang kontrol kepoli saraf untuk
mendapat perawatan agar menurunkan kejadian kejang tersebut
KESIMPULAN
Cedera kepala ( trauma capitis ) adalah cedera mekanik yang
secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang
mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak,
robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta
mengakibatkan gangguan neurologis. Salah satu komplikasi dari
cedera kepala adalah kejang. Kejang yang terjadi dapat berupa
kejang post traumatika dini, kejang post traumatika awal, kejang
post traumatika lanjut dan post traumatika epilepsi. Kejang adalah
perubahan aktivitas motorik abnormal yang tanpa atau disertai
dengan perubahan perilaku yang sifatnya sementara yang
disebabkan akibat pelepasan aktivitas listrik berlebihan di otak.