Anda di halaman 1dari 2

Nama : IAN SAPUTRA

NIM : 164201021046
Tugas Individu : Obstetrik & Ginekologi
Dosen Pengampuh : dr. Dwi Wahyuni

“Resume Mata Kuliah Obstetrik & Ginekologi Pertemuan 1-3”

A. Anatomi dan Fisiologi Alat Kandungan

a. Anatomi jalan lahir terdiri 2 bagian :


a. Bagian Tulang, terdiri :
1) pelvis mayor
2) pelvis minor, terdiri dari : pintu atas panggul/inlet, pintu tengah panggul/midpelvis
pintu bawah panggul/outlet.
b. Bagian Lunak, terdiri : segmen bawah rahim,serviks, vagina,introitus, vulva.
b. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Organ genitalia luar (eksternal), terdiri
1) Vulva, merupakan alat kelamin luar wanita yang terdiri atas mons pubis/mons veneris, labia
mayora (bibir-bibir besar), labia minora (bibir-bibir kecil) klitoris,vestibulum/serambi
dengan kelenjar-kelenjar yang bermuara didalamnya.
2) Perinium, merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit yang membentang antara
komisura posterior dan anus,panjang 4cm.
3) Mons Pubis, merupakan bagian yang menonjol bagian depan tulang kemaluan,dan terdiri
jaringan lemak.
4) Labia mayora, merupakan, lipatan kulit yang tebal subkutannya banyak mengandung lemak.
Sensitif terhadap nyeri,suhu tingi,sentuhan yang berfungsi selama rangsangan seksual.
5) Labia minora, merupakan lipatan kulit sebelah tengah labia mayora,selalu basah, dan
mengembang apa bila ada stimulasi emosional atau stimulus fisik.
6) Klistoris, merupakan suatu organ yang menonjol yang banyak mengandung urat syaraf
sensoris dan erektil.
7) Vestibulum, merupakan suatu organ berbentuk seperti perahu atau lonjong.
8) Himen, merupakan lapisanntipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina, bersifat
elastis tetapi kuat.
b. Organ genitalia dalam( internal), terletak didalam rongga panggul yang terdiri atas :
1) Vagina, merupakan suatu saluran berbentuk pipa yang melengkung kedepan, berfungsi
sebagai saluran keluar uterus,alat senggama dan jalan lahir.
2) Uterus, terbagi dari dua bagian utama yaitu serviks dan korpus.
3) Dinding rahim, terdiri dari perimetrium, myometrium, endometrium.
4) Tuba uterina, memiliki panjang 8-14 cm dengan diameter kira-kira 0,6 cm. Terdiri dari pars
intertisialis (intra murras), pars ithmica, innfundibulum.
5) Ovarium, terdiri dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian dalam (medula). Berfungsi
sebagai tempat pemasakan sel-sel germinal dan sebagai sumber produksi hormon-hormon.

B. Fertilisasi dan Kehamilan


Seorang wanita mengalami fertilisasi dan kehamilan apabila terjadi proses penyatuan antara ovum &
sel sperma di tuba fallopi.
1. Ovum /sel telur merupakan suatu sel yang dihasilkan oleh ovarium. Saat ovulasi sel telur yang
telah masak di lepaskan dari ovarium berjalan melalui infundibulum tuba kemudian sampai di
ampula tuba.Di buahi setelah 12 jam ovulasi, bila tidak di buahi dalam 24 jam akan mati.
2. Sperma, merupakan sel dari sistem reproduksi laki-laki. Saat coitus 3-5 cc semen di tumpahkan
ke forniks posterior dan sampai ampula tuba.
a. Fertilisasi, terbagi atas : penebusan korona radiata, penebusan zona pellusida, penyatuan oosit
dan membran sel sperma.
Hasil fertilisasi yaitu : kembalinya sel dengan jumlah kromosom diploid,
penurunan/pewarisan sifat spesies , penetuan jenis kelamin, permulaan pembelahan
segmetasi.
b. Nidasi
Sel telur yang telah dibuahi membelah diri membentuk blastomere/bola padat, pada hari ke
4 di dalam bola tersebut mulai membentuk rongga (blastula) dan masuk kedalam endometrium
hingga hari ke 10 sudah terbenam dalam endometrium.
c. Plasentasi, adalah proses pembentukan plasenta, yang terjadi 12-18 minggu setelah fertilisasi.
d. Plasenta merupakan lapisan yang memisahkan darah maternal dengan darah fetal, fungsi
utama plasenta yaitu alat metabolisme, alat transfer/transportasi zat, dan sekresi hormon.
e. Cairan amnion merupakan cairan yang mengisi rongga amnion, dengan komposisi 98% air
dan sisanya garam organik dan anorganik. Fungsi cairan amnion yaitu agar janin dapat
bergerak dengan bebas, menjaga temperatur, mencegah trauma langsung, mencegah
perlengketan janin dengan selaput ketuban, dan pada persalinan ikut membantu dilatasi
serviks.
f. Perkembangan Janin

C. HIV dalam Kehamilan

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menginfeksi system kekebalan tubuh
yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Virus ini menyerang
sel limfosit – CD4, makrofag dan sellangerhans.
Infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, darah, dan trsansmisi vertikal dari ibu ke anak,
faktor resiko penularan HIV adalah penggunaan napza suntik, kelompok homoseksual, dan orang
berganti-ganti pasangan seksual. Pemeriksaan penunjang untuk HIV antara lain tes enzyme
immuniassay (EIA), PCR dan test western blot.
Penularan HIV dari ibu ke anaknya disebabkan oleh faktor Obstetri misal cara persalinan,waktu
persalinan, prosedur obstetri dan lama ketuban pecah.
Transmisi vertikal dari ibu ke anak dapat dicegah apabila dilakukan deteksi dini (tes ELISA, tes
western blot, PCR,) terkendali, melakukan persalinan aman (seksio sesarea), memberian susu formula
yang memenuhi syarat, pemantauan ketat tumbuh kembang bayi dan balita dari ibu HIV positif dan
dukungan tulus serta perhatian kepada ibu, bayi dan keluarga.
Bayi yang terlahir dari ibu dengan HIV mendapat ARV profilaksis ( zidovudine) sejak umur 12
jam selama 6 minggu, di lanjutkan dengan profilaksis kotrimoksazol hingga HIV dapat singkirkan atau
usia 12 bulan.

Anda mungkin juga menyukai